16
332I Wayan Gustawan dkk: Pneumonia PneumosistisSari Pediatri, Vol. 9, No. 5, Februari 2008Tata
laksanaTata laksana kasus PNP sama dengan tata laksanapenyakit lain, terdiri dari tata laksana umum
danspesifik.16,19 Penyakit ringan dapat menjalani rawatjalan, diberikan terapi oral dan dilakukan
observasi.Pasien yang mengalami hipoksemia signifikan harusrawat inap untuk mendapat terapi
intravena dan bilamemburuk dengan gejala gagal napas diindikasikanuntuk dirawat ruang terapi
intensif.9Tata laksana umum berupa pemberian terapisuportif seperti pemberian oksigen dan
makanan.Oksigen diberikan untuk menjaga tekanan oksigenarteri (PaO2) di atas 70 mmHg. Ventilator
diperlukanbila PaO2 kurang dari 60 mmHg. Pemberianbronkodilator dapat dicoba walaupun tidak
banyakmembantu. Pasien harus dirawat dalam kamarterisolasi.16,19Penanganan spesifik adalah
pemberian obat-obatanseperti tampak pada Tabel 2.9 Trimetoprim-sulfa-metoksasol merupakan terapi
yang paling efektif untukPNP. Cara kerja trimetoprim belum diketahui secarapasti, sedangkan
sulfametoksasol dapat menghambatsintesis folat pada pembentukan enzim dihydropteroatesynthase
(DHPS).10 Dosis pemberian 15-20 mg/kg/hariuntuk trimetoprim dan 75-100 mg/kg/hari
untuksulfametoksasol, terbagi dalam 4 dosis, secara oral.Lama pengobatan 3 minggu untuk kasus AIDS
dan 2minggu untuk kasus bukan AIDS.1,19Pemberian kortikosteroid sebagai tambahan terapidipercaya
dapat meningkatkan harapan hidup padapasien dengan PNP derajat sedang dan berat.Kortikosteroid
bermanfaat untuk pasien PNP denganHIV yang mengalami hipoksemia (PaO2 arteri <70mmHg atau
gradien alveolar-arteri >35). Pada keadaanini, pasien harus diberikan prednison 60 mg/hari 2kali sehari
selama 5 hari, selanjutnya 40 mg/hari padahari ke-6 sampai hari ke-11, lalu 20 mg/hari pada harike-13
sampai hari ke-21. Pada pasien tanpa AIDS,namun dengan PNP yang berat, pemberian prednison60
mg/lebih per hari memberikan hasil lebih baikdibandingkan pemberian dosis rendah.1,9,13,22-
24ProfilaksisProfilaksis primer pada orang dewasa yang terinfeksiHIV, termasuk pada wanita hamil dan
pasien yangmendapat terapi anti retrovirus aktif, harus dimulaijika jumlah sel T CD4+ <200/mm3 atau
jika adariwayat kandidiasis orofaringeal.9 Anak yang dilahirkandari ibu HIV harus diberikan profilaksis
dengantrimetoprim-sulfametoksasol dimulai pada umur 4-6minggu. Profilaksis pada anak dihentikan bila
padapemeriksaan selanjutnya tidak terbukti terinfeksi HIV.Anak yang menderita HIV dan anak dengan
statusinfeksi belum jelas, profilaksis harus terus diberikanuntuk 1 tahun pertama hidupnya.25,26 Tabel
3memperlihatkan indikasi pemberian profilaksis padaanak.Pasien HIV yang sebelumnya pernah
menderitaPNP harus mendapat profilaksis sekunder jangkapanjang, kecuali telah terjadi rekonstitusi
dari sistemimun sebagai hasil pemberian terapi anti retrovirusaktif, yaitu dengan jumlah sel CD4+ >
200/mm3.Profilaksis diberikan kembali jika jumlah sel CD4+kembali menurun di bawah
200/mm3.9,25,27Profilaksis juga diberikan pada kasus sindromdefisiensi imun berat, mendapat
transplantasi organ,atau mendapat terapi imunosupresif untuk penyakitkanker. Dalam suatu studi
retrospektif, pemberiankortikosteroid yang setara dengan 16 mg prednisonatau lebih selama periode 8
bulan pada kasus tanpaAIDS memiliki risiko signifikan mendapat PNP.Tabel 2. Daftar dan dosis obat
untuk Pneumonia pneumosistis9Nam