Anda di halaman 1dari 15

Malpraktik Keperawatan

dalam perspektif Tindak


Ahmad Efendi Kasim,S.Kep.,Ns.,SH.,MH.,CLA
Pidana Kesehatan
Pengertian Konsep

Mal-praktik Keperawatan Tindak Pidana Kesehatan

Mala = Salah, tidak


semestinya
Pelayanan yang Tindak Pidana yang dilakukan
Suatu Jenis Kelalaian diselenggarakan oleh oleh subjek tertentu dalam hal
Profesional yang Perawat dalam bentuk ini orang perseorangan dan
menyebabkan seseorang
menderita
Asuhan Keperawatan. korporasi
Kelalaian/Kesalahan dalam teori
hukum kesehatan

“kelalaian” ini berkembang secara teori dalam hukum kesehatan sebagaimana Sampurno
(2005), menyampaikan bahwa suatu perbuatan atau sikap tenaga kesehatan dianggap lalai,
bila memenuhi 4 unsur, yaitu :

1. Duty atau kewajiban tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan atau untuk tidak
melakukan tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan kondisi tertentu.
2. Dereliction of the duty atau penyimpangan kewajiban.
3. Damage atau kerugian, yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai kerugian
akibat dari layanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan.
4. Direct cause relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata, dalam hal ini harus
terdapat hubungan sebab akibat antara penyimpangan kewajiban dengan kerugian yang
setidaknya menurunkan “Proximate cause”
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang – Undang No.36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan
3. Undang – Undang No.44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit
L A N D A S A N 4. Undang – Undang No.38 Tahun
H U K U M 2014 Tentang Keperawatan
5. Undang – Undang No. 36 Tahun
2014 Tentang Tenaga Kesehatan
6. PMK No.26 Tahun 2019 Tentang
Peraturan Pelaksana Undang -
Undang No.38 Tentang
Keperawatan
Dugaan Pasal Tindak Pidana Kesehatan

Pasal yang sering menjerat kasus


malpraktik perawat
Pasal 84

Pasal 84 ayat (1), (1) Setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan


ayat (2) kelalaian berat yang mengakibatkan
UndangUndang Penerima Pelayanan Kesehatan luka berat
No. 36 Tahun 2014 dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun.
Tentang Tenaga
Kesehatan (2) Jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mengakibatkan kematian,
setiap Tenaga Kesehatan dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
No Kelompok Tenaga Kesehatan
1 Tenaga Medis
2 Tenaga Psikologi Klinik
3 Tenaga Keperawatan
4 Tenaga Kebidanan
5 Tenaga Kefarmasian
6 Tenaga Kesehatan Masyarakat
7 Tenaga Kesehatan Lingkungan
8 Tenaga Gizi
9 Tenaga Keterapian Fisik
10 Tenaga Keteknisian Medis
11 Tenaga Teknik Biomedik
Subjek 12 Tenaga Kesehatan Tradisional
13 Tenaga Kesehatan Lain
Pasal 66
(1) Setiap Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik
berkewajiban untuk mematuhi Standar Profesi, Standar
Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur Operasional.
(2) Standar Profesi dan Standar Pelayanan Profesi
3 Standar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk masingmasing
jenis Tenaga Kesehatan ditetapkan oleh organisasi profesi
bidang kesehatan dan disahkan oleh Menteri. Standar Prosedur
(3) Standar Pelayanan Profesi yang berlaku universal
ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Operasional
(4) Standar Prosedur Operasional sebagaimana dimaksud pada Suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang
ayat (1) ditetapkan oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan. dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan Standar Profesi, tertentu dengan memberikan langkah yang benar dan
Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur Operasional terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk
diatur dengan Peraturan Menteri. melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan
yang dibuat oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan
berdasarkan Standar Profesi.
Standar Profesi
Batasan kemampuan
minimal berupa Standar Pelayanan Profesi
pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku profesional yang
harus dikuasai dan dimiliki
oleh seorang individu untuk Pedoman yang diikuti oleh Tenaga
dapat melakukan kegiatan Kesehatan dalam melakukan pelayanan
profesionalnya pada kesehatan.
masyarakat secara mandiri
yang dibuat oleh organisasi
profesi bidang kesehatan.
Dasar Standard

Pasal 37 huruf (a) (b)


Pasal 36 Huruf (a) (Kewajiban Perawat)
a. Melengkapi sarana dan prasarana
(Hak Perawat)
Pelayanan Keperawatan sesuai;
Memperoleh pelindungan hukum sepanjang
b. Memberikan Pelayanan Keperawatan
melaksanakan tugas sesuai dengan standar
sesuai dengan kode etik, standar
pelayanan, standar profesi, standar prosedur
Pelayanan Keperawatan, standar
operasional, dan ketentuan Peraturan
profesi, standar prosedur
Perundangundangan.
Pasal operasional, dan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan

Pasal 28 ayat (3)


Praktik Keperawatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus didasarkan
pada kode etik, standar pelayanan,
standar profesi, dan standar prosedur
operasional.
Kasus Praperadilan
Perawat J
Aksi Solidaritas Kasus

Aksi Solidaritas Rekan-Rekan Perawat di


Pembelaan Perawat J di Lampung Bandar Lampung dalam Kasus Perawat F
Utara korban Penganiayaan di Ruang IGD
Pola Dugaan Malpraktik Keperawatan Dalam Tindak Pidana
Kesehatan
Proses Pembelaan Perawat Dugaan Kesalahan/Kelalaian Praktik
Keperawatan
Berasal dari penerima jasa pelayanan kesehatan

Perawat Sbg Terdakwa Praktik yang tidak berstandar


Proses Peradilan Standar Profesi, Standar Pelayanan,
Standar Operasional

Sebelum
Proses
Proses
Perawat sbg Tersangka hukum
hukum Perawat yg tdk memiliki izin
Proses Penyidikan praktik
Izin praktik di tingkat pelayanan & izin
praktik mandiri
Perawat sbg Terlapor
Proses Penyelidikan
Tantangan dalam Proses Pembelaan Perawat

Dalam Proses Dalam Proses Penegakan


Penegakan Hukum Etika Keperawatan

Minimnya Pendekatan peraturan khusus Mendorong Majelis Etik Keperawatan


dalam menangani dugaan tindak pidana Indonesia untuk lebih intens menegakan
kesehatan terhadap perawat etika keperawatan
Praktik Profesional Keperawatan yang baik
Harus didukung oleh perlindungan hukum yang baik !
Thank you!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai