Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN


“DIABETES MELLITUS”

Disusun oleh:

1. Mevilia Binka. A (40901800055)


2. Mohammad Arifin (40901800057)
3. Windi Maulana (4090180100)
4. Yuli Artha Prihat Safitriani (40901800103)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2020/2021
POKOK BAHASAN : Diabetes Mellitus
SUB POKOK BAHASAN : 1. Pengertian Diabetes Mellitus

2. Etiologi Diabetes Mellitus

3. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus

4. Komplikasi Diabetes Mellitus

5. Penanganan Diabetes Mellitus

6. Pengelolaan pada Penderita Diabetes Mellitus

HARI TGL/WAKTU : Rabu, 17 Februaru 2021

TEMPAT : Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

SASARAN : Pasien dengan penyakit Diabetes Mellitus

A. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Pasien dengan penderita DM mampu mengetahui pencegahan dari DM setelah
dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan dengan pencapaian 80%
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
 Pasien dengan penderita DM mampu menjelaskan definisi DM
 Pasien dengan penderita DM mampu menjelaskan etiologi DM
 Pasien dengan penderita DM mampu menjelaskan manifistasi klinis DM
 Pasien dengan penderita DM mampu mengetahui komplikasi DM
 Pasien dengan penderita DM mampu mengetahui cara penanganan DM
 Pasien dengan penderita DM mampu mengetahui pengelolaan pada DM

B. SASARAN DAN TARGET


Pasien dengan penyakit Diabetes Mellitus
C. SUSUNAN ACARA

No TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA


1 Pembukaan 10.00-10.05  Salam pembuka -
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum

2 Pelaksanaan 10.05-10.15  Menjelaskan materi Leaflet


 Diskusi dan Tanya jawab
3 Penutup 10.15-10.20  Menyimpulkan hasil -
pendidikan kesehatan
 Salam penutup

D. METODE
Ceramah dan tanya jawab.

E. EVALUASI
1. Standar Persiapan:
a. Klien peserta promosi kesehatan hadir di klien
b. Penyelenggara promosi kesehatan dirumah klien
c. Pelaksanaan promosi kesehatan sudah dikonsulkan dengan pembimbing
d. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana
e. Tempat dan alat prosedur sesuai dengan rencana

2. Standar Proses :
a. Peserta antusias terhadap materi yang diberikan
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
c. Peserta berperan aktif selama promosi kesehatan
d. Peserta menjawab pretes dan post test
e. Penyaji menguasai materi yang akan disampaikan kepada peserta
f. Pelaksanaan kegiataan sesuai dengan waktu yang sudah direncanakan.
3. Standar Hasil:
a. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x60 menit. Sudah 80%
peserta dapat menjelaskan kembali pengertian,faktor resiko,tanda dan
gejala,pencegahan dan komplikasi dari diabetes.

TINJAUAN MATERI

A. Pengertian

Diabetes Melitus (DM) atau sering di sebut sebagai penyakit kencing


manis merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak bisa menghasilkan hormon
insulin sesuai kebutuhan atau tubuh tidak bisa memanfaatkan secara optimal insulin
yang dihasilkan, sehingga terjadi kelonjakan kadar gula dalam darah melebihi
normal. Diabetes melitus bisa juga terjadi karena hormone insulin yang di hasilkan
oleh tubuh tidak dapat bekerja dengan baik (Yitno & Riawan Wahyu, 2017).

B. Etiologi

Etiologi Pada penderita diabetes mellitus pangaturan sistem kadar guladarar


terganggu , insulin tidak cukup mengatasi dan akibatnya kadargula dalam darah
bertambah tinggi. peningkatan kadar glukosa darahakan menyumbat seluruh sistem
energi dan tubuh berusaha kuatmengeluarkannya melalui ginjal. Kelebihan gula
dikeluarkan didalam air kemih ketika makan makanan yang banyak kadar
gulanya.Peningkatan kadar gula dalam darah sangat cepat pula karena insulin tidak
mencukupi jika ini terjadi maka terjadilah diabetes mellitus.(Tjokroprawiro, 2006 ).
Insulin berfungsi untuk mengatur kadar gula dalam darah guna menjamin
kecukupan gula yang disediakan setiap saat bagi seluruh jaringan dan organ,
sehingga proses-proses kehidupan utama bisa berkesinambungan. Pelepasan insulin
dihambat oleh adanya hormon –hormon tertentu lainnya, terutama adrenalin dan
nonadrenalin, yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar adrenal, yang juga dikenal
sebagai katekolamin, dan somatostatin.(Bogdan Mc Wright, MD. 2008).
Kombinasi antara faktor genetik, faktor lingkungan, resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin merupakan penyebab DM tipe 2. Faktor lingkungan yang
berpengaruh seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, stres, dan pertambahan
umur(KAKU, 2010).Faktor risiko juga berpengaruh terhadap terjadinya DM tipe 2.
Beberapa faktor risiko diabetes melitus tipe 2 antara lain berusia ≥ 40 tahun,
memiliki riwayat prediabetes ( A1C 6,0 % -6,4 % ), memiliki riwayat diabetes
melitus gestasional, memiliki riwayat penyakit vaskuler, timbulnya kerusakan
organ karena adanya komplikasi, penggunaan obat seperti glukokortikoid, dan
dipicu oleh penyakit seperti HIVserta populasi yang berisiko tinggiterkena diabetes
melitus seperti penduduk Aborigin, Afrika, dan Asia (Ekoe et al., 2013).
Klasifikasi etiologi diabetes melitus adalah sebagai berikut(Perkeni, 2011):
a. Tipe 1 (destruksi sel β).
b. Tipe 2 (dominan resistensi insulin, defisiensi insulin relatif, dan disertai
resistensi insulin).
c. Diabetes tipe lain,yaitu:
 Defek genetik fungsi sel β.
 Defek genetik kerja insulin.
 Penyakit eksokrin pankreas.
 Endokrinopati.
 Pengaruh obat.
 Infeksi.
 Imunologi.
 Sindrom genetik lain seperti sindrom down.
d. Diabetes melitus gestasional.

C. Patofisiologi
Patofisiologi meliputi berupa peneurunan sekresi insulin akibat autoantibodi yang
merusak sel-sel pulau Langerhans pada pancreas. Kerusakan sel pulau Langerhans pancreas
akibat mekanisme autoimun
Kerusakan sel pulau langernhans pancreas pada diabetes mellitus tipe 1 terjadi akiat
terbentuknya autoantibodi. Mekanisme autoimun ini masih tidak diketahui penyebabnya, tetapi
diduga berhubungan dengan factor genetik dan paparan factor lingkungan.

D. Manifestasi Klinis

Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM diantaranya :


a. Pengeluaran urin (Poliuria)
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam meningkat
melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala DM dikarenakan kadar
gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak sanggup untuk
mengurainya dan berusaha untuk mengeluarkannya melalui urin. Gejala
pengeluaran urin ini lebih sering terjadi pada malam hari dan urin yang
dikeluarkan mengandung glukosa.
E. Timbul rasa haus (Polidipsia)
F. Poidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa
terbawa oleh urin sehingga tubuh merespon untuk meningkatkan asupan cairan.
G. Timbul rasa lapar (Polifagia)
H. Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan karena
glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan kadar glukosa dalam darah
cukup tinggi.
I. Peyusutan berat badan
J. Penyusutan berat badan pada pasien DM disebabkan karena tubuh terpaksa
mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi.

E. Komplikasi
a) Komplikasi akut
 Hipoglikemi adalah kadar glukosa darah seseorang dibawah nilai normal (<
50 mg/dl)
 Hiperglikemi yaitu apabila kadar glukosa meningkat secara tiba tiba ,dapat
berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya antara lain
ketoasidosis diabetik,koma hiperosmoler non ketotik, dan kemolakto asidosis.
(Bhatt et al., 2016)
b) Komplikasi kronis
 Komplikasi makrovaskuler

 Penyakit jantung koroner


 Penyakit pembuluh darah otak
 Penyakit pembuluh darah perifer

 Komplikasi mikrovaskuler

 Retinopati adalah terganggunya retina mata sehingga twrjadi kebutaan


secara parsial maupun permanen.
 Neftropati diabetik adalah komplikasi yang terjadi pada penderita dm
pada ginjal yang merupakan resiko akhir sebagai gagal ginjal
 Neuropati adalah komplikasi yang terjadi pada syaraf. (Lathifah, 2017)
F. Penanganan
1) Edukasi
Diabetes Tipe 2 biasa terjadi pada usia dewasa, suatu periode dimana telah
terbentuk kokoh pola gaya hidup dan perilaku. Pengelolaan mandiri diabetes secara
optimal membutuhkan partisipasi aktif pasien dalam merubah perilaku yang tidak
sehat.Tim kesehatan harus mendampingi pasien dalam perubahan perilaku tersebut,
yang berlangsung seumur hidup. Keberhasilan dalam mencapai perubahan perilaku,
membutuhkan edukasi, pengembangan keterampilan (skill), dan motivasi yang
berkenaan dengan:
 Makan makanan sehat
 Kegiatan jasmani secara teratur
 Menggunakan obat diabete secara aman dan teratur
 Melakukan pemantauan glukosa darah mandiri dan memanfaatkan berbagai
informasi yang ada
 Melakukan perawatan kaki secara berkala
 Mengelola diabetes dengan tepat
 Mengembangkan sistem pendukung dan mengajarkan ketrampilan
 Dapat mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.
Edukasi (penyuluhan) secara individual dan pendekatan berdasarkan penyelesaian
masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil. Perubahan perilaku
hampir sama dengan proses edukasi dan memerlukan penilaian, perencanaan,
implementasi, dokumentasi, dan evaluasi.

2) Perencanaan makanan
Perencanaan makan harus disesuaikan menurut masing-masing individu.Pada
saat ini yang dimaksud dengan karbohidrat adalah gula, tepung dan serat, sedang
istilah gula sederhana, karbohidrat kompleks dan karbohidrat kerja cepat tidak
digunakan lagi. Penelitian pada orang sehat maupun mereka dengan risiko diabetes
mendukung akan perlunya dimasukannya makanan yang mengandung karbohidrat
terutama yang berasal dari padi-padian, buah-buahan, dan susu rendah lemak dalam
menu makanan orang dengan diabetes. Banyak faktor yang berpengaruh pada respons
glikemik makanan, termasuk didalamnya adalah macam gula: (glukosa, fruktosa,
sukrosa, laktosa), bentuk tepung (amilose, amilopektin dan tepung resisten), cara
memasak, proses penyiapan makanan, dan bentuk makanan serta komponen makanan
lainnya (lemak, protein). Pada diabetes tipe 1 dan tipe 2, pemberian makanan yang
berasal dari berbagai bentuk tepung atau sukrosa, baik langsung maupun 6 minggu
kemudian ternyata tidak mengalami perbedaan repons glikemik, bila jumlah
karbohidratnya sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah total kalori dari
makanan lebih penting daripada sumber atau macam makanannya. Standar yang
dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat,
protein, dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut: Karbohidrat
60-70% Protein 10-15% Lemak 20-25% Jumlah kalori disesuaikan dengan
pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal. Untuk penentuan status gizi, dipakai Body Mass
Index (BMI) = Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT = BB(kg)/TB(m2 ).

3) Latihan jasmani
Latihan jasmani dapat memperbaiki sensitifitas insulin, sehingga akan
memperbaiki kendali glukosa dan selain itu dapat pula menurunkan berat badan. Di
samping kegiatan jasmani sehari-hari, dianjurkan juga melakukan latihan jasmani
secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit.Kegiatan yang dapat
dilakukan adalah jalan atau bersepeda santai, bermain golf atau berkebun. Bila
hendak mencapai tingkat yang lebih baik dapat dilakukan kegiatan seperti, dansa,
jogging, berenang, bersepeda menanjak atau mencangkul tanah di kebun, atau dengan
cara melakukan kegiatan sebelumnya dengan waktu yang lebih panjang. Latihan
jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur, kondisi sosial ekonomi, budaya dan
status kesegaran jasmaninya.

4) Obat-obatan
Jika pasien telah menerapkan pengaturan makan dan latihan jasmani yang teratur
namun sasaran kadar glukosa darah belum tercapai dipertimbangkan penggunaan
obat-obat anti diabetes oral sesuai indikasi dan dosis menurut petunjuk dokter. Untuk
dapat mencegah terjadinya komplikasi kronik, diperlukan pengendalian DM yang
baik. Diabetes mellitus terkendali baik tidak berarti hanya kadar glukosa darahnya
saja yang baik, tetapi harus secara menyeluruh kadar glukosa darah, status gizi,
tekanan darah, kadar lipid/ lemak dan A1c.
G. Pengelolaan Diabetes Mellitus
Pengaturan diet diabetes mencakup 3 unsur 3J, yaitu jam/jadwal makan,jumlah dan
jenis makanan. Jenis makanan yang dikonsumsi bagi penderita diabetes millitus adalah
makanan yang seimbang terutama mengonsumsi lemak dan karbohidrat cukup,
meningkatkan konsumsi serat, melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
Jumlah makanan yang dikonsumsi bagi penderita diabetes millitus diatur dengan standar
porsi dan menggolongkan berdasarkan perhitungan kebutuhan pasien. Penderita diabetes
millitus dalam pengaturan pola makan sehari-hari harus dipahami dengan baik. Jadwal
makan dibagi atas 3 kali makan utama dan 3 kali makanan selingan dengan jarak antar
waktu makan 3 jam.
a) Perencanaan Diet
1. Tujuan pengaturan diet
 Mempertahankan kadar gula darah mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat dan olahraga.
 Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
 Memberi energi cukup dan mempertahankan berat badan normal.
 Menghindari komplikasi akut.

2. Pengaturan Diabetes Millitus


Jadwal : 25% - 10% - 25% - 10% - 20% - 10%
Jumlah : sesuai porsi ( ingat makanan penukar)
Jenis : sesuai kebutuhan

3. Pola makan Diabetes millitus


1) 07-00-08.00 : Makan Pagi
2) 10.00 : Makan Selingan
3) 12.00-13.00 : Makan Siang
4) 15.00-15.30 : Makan Selingan
5) 18.00-18.30 : Makan Malam
6) 19.00 : Makan Selingan

4. Pedoman makan yang sehat


 Pilih makanan sehat
 Hati-hati memilih makanan pengganti bila lapar
 Variasikan makanan
 Gunakan piring kecil
 Kunyah perlahan
 Pilih makanan rendah lemak
 Tingkatkan konsumsi makanan berserat
 Kurangi garam dan batasi gula

b) Melakukan Olahraga
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30
menit, yang sifatnya sesuai CRIPE ( continous, rhythemical,interval, progressive,
ndurance ).
Adapun manfaat dari latihan jasmani ( olahraga ) adalah :
 Menurunkan kosentrasi gula darah, selama dan sesudah latihan.
 Menurunkan kosentrasi indulin basal dan post prandial.
 Memperbaiki sensitifitas insulin.
 Memperbaiki hipertensi ringan sampai sedang.
 Memelihara kardiovaskuler.
 Meningkatkan kekuatan fleksibelitas otot.
 Meningkatkan sanse of well-being dan kualitas hidup.

c) Meminum Obat Secara Teratur


Jika pasien lebih menerapkan pengaturan makan dan kegiatan jasmani yang teratur
namun pengendalian kadar glukosa darahnya belum tercapai, dipertimbangkan
pemakaian obat-obatan berkhasiat hipoglikemik ( oral- insulin ).
1. Obat hipoglikemia oral ( OHO )
a. Sulfoniurea .
Golongan obat ini mempunyai efek utama :
 Mengurangi produksi glukosa hati.
 Memperbaiki ambilan glukosa perifer.

b. Insulin
Indikasi penggunaan pada DM tipe 2 :
 Koma hiperosomolar.
 Asidosis laktat.
 Ketoasidosis
 Stress berat ( infeksi sistemik, operasi berat )
 Kehamilan / DM gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan.
 Tidak berhasil dikelola dengan dosis maksimal atau ada
kontraindikasi OHO.

d) Pemeriksaan Gula Darah


e) Berkonsultasi dengan Dokter

DAFTAR PUSTAKA

Bhatt, H., Saklani, S., & Upadhayay, K. (2016). Anti-oxidant and anti-diabetic
activities of ethanolic extract of Primula Denticulata Flowers. Indonesian Journal of
Pharmacy, 27(2), 74–79. https://doi.org/10.14499/indonesianjpharm27iss2pp74

Lathifah, N. L. (2017). The Relationship Between Duration Disease and Glucose


Blood Related to Subjective Compliance in Diabetes Mellitus. Jurnal Berkala
Epidemiologi, 5(2), 218. https://doi.org/10.20473/jbe.v5i22017.218-230

Yitno, & Riawan Wahyu, A. (2017).PENGARUH JALAN KAKI RINGAN 30


MENIT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA LANSIA
PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 di Desa Dukuh Kecamatan Gondang
Kabupaten Tulungagung. STRADA Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 6(2), 8–15.

BUKU PENCEGAHAN DAN PENANGANAN DIABETES MELLITUS


Pendekatan Medis, Farmakologis, dan Psikologis

Anda mungkin juga menyukai