Disusun oleh:
A. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Pasien dengan penderita DM mampu mengetahui pencegahan dari DM setelah
dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan dengan pencapaian 80%
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Pasien dengan penderita DM mampu menjelaskan definisi DM
Pasien dengan penderita DM mampu menjelaskan etiologi DM
Pasien dengan penderita DM mampu menjelaskan manifistasi klinis DM
Pasien dengan penderita DM mampu mengetahui komplikasi DM
Pasien dengan penderita DM mampu mengetahui cara penanganan DM
Pasien dengan penderita DM mampu mengetahui pengelolaan pada DM
D. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
E. EVALUASI
1. Standar Persiapan:
a. Klien peserta promosi kesehatan hadir di klien
b. Penyelenggara promosi kesehatan dirumah klien
c. Pelaksanaan promosi kesehatan sudah dikonsulkan dengan pembimbing
d. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana
e. Tempat dan alat prosedur sesuai dengan rencana
2. Standar Proses :
a. Peserta antusias terhadap materi yang diberikan
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
c. Peserta berperan aktif selama promosi kesehatan
d. Peserta menjawab pretes dan post test
e. Penyaji menguasai materi yang akan disampaikan kepada peserta
f. Pelaksanaan kegiataan sesuai dengan waktu yang sudah direncanakan.
3. Standar Hasil:
a. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x60 menit. Sudah 80%
peserta dapat menjelaskan kembali pengertian,faktor resiko,tanda dan
gejala,pencegahan dan komplikasi dari diabetes.
TINJAUAN MATERI
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Patofisiologi meliputi berupa peneurunan sekresi insulin akibat autoantibodi yang
merusak sel-sel pulau Langerhans pada pancreas. Kerusakan sel pulau Langerhans pancreas
akibat mekanisme autoimun
Kerusakan sel pulau langernhans pancreas pada diabetes mellitus tipe 1 terjadi akiat
terbentuknya autoantibodi. Mekanisme autoimun ini masih tidak diketahui penyebabnya, tetapi
diduga berhubungan dengan factor genetik dan paparan factor lingkungan.
D. Manifestasi Klinis
E. Komplikasi
a) Komplikasi akut
Hipoglikemi adalah kadar glukosa darah seseorang dibawah nilai normal (<
50 mg/dl)
Hiperglikemi yaitu apabila kadar glukosa meningkat secara tiba tiba ,dapat
berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya antara lain
ketoasidosis diabetik,koma hiperosmoler non ketotik, dan kemolakto asidosis.
(Bhatt et al., 2016)
b) Komplikasi kronis
Komplikasi makrovaskuler
Komplikasi mikrovaskuler
2) Perencanaan makanan
Perencanaan makan harus disesuaikan menurut masing-masing individu.Pada
saat ini yang dimaksud dengan karbohidrat adalah gula, tepung dan serat, sedang
istilah gula sederhana, karbohidrat kompleks dan karbohidrat kerja cepat tidak
digunakan lagi. Penelitian pada orang sehat maupun mereka dengan risiko diabetes
mendukung akan perlunya dimasukannya makanan yang mengandung karbohidrat
terutama yang berasal dari padi-padian, buah-buahan, dan susu rendah lemak dalam
menu makanan orang dengan diabetes. Banyak faktor yang berpengaruh pada respons
glikemik makanan, termasuk didalamnya adalah macam gula: (glukosa, fruktosa,
sukrosa, laktosa), bentuk tepung (amilose, amilopektin dan tepung resisten), cara
memasak, proses penyiapan makanan, dan bentuk makanan serta komponen makanan
lainnya (lemak, protein). Pada diabetes tipe 1 dan tipe 2, pemberian makanan yang
berasal dari berbagai bentuk tepung atau sukrosa, baik langsung maupun 6 minggu
kemudian ternyata tidak mengalami perbedaan repons glikemik, bila jumlah
karbohidratnya sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah total kalori dari
makanan lebih penting daripada sumber atau macam makanannya. Standar yang
dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat,
protein, dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut: Karbohidrat
60-70% Protein 10-15% Lemak 20-25% Jumlah kalori disesuaikan dengan
pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal. Untuk penentuan status gizi, dipakai Body Mass
Index (BMI) = Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT = BB(kg)/TB(m2 ).
3) Latihan jasmani
Latihan jasmani dapat memperbaiki sensitifitas insulin, sehingga akan
memperbaiki kendali glukosa dan selain itu dapat pula menurunkan berat badan. Di
samping kegiatan jasmani sehari-hari, dianjurkan juga melakukan latihan jasmani
secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit.Kegiatan yang dapat
dilakukan adalah jalan atau bersepeda santai, bermain golf atau berkebun. Bila
hendak mencapai tingkat yang lebih baik dapat dilakukan kegiatan seperti, dansa,
jogging, berenang, bersepeda menanjak atau mencangkul tanah di kebun, atau dengan
cara melakukan kegiatan sebelumnya dengan waktu yang lebih panjang. Latihan
jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur, kondisi sosial ekonomi, budaya dan
status kesegaran jasmaninya.
4) Obat-obatan
Jika pasien telah menerapkan pengaturan makan dan latihan jasmani yang teratur
namun sasaran kadar glukosa darah belum tercapai dipertimbangkan penggunaan
obat-obat anti diabetes oral sesuai indikasi dan dosis menurut petunjuk dokter. Untuk
dapat mencegah terjadinya komplikasi kronik, diperlukan pengendalian DM yang
baik. Diabetes mellitus terkendali baik tidak berarti hanya kadar glukosa darahnya
saja yang baik, tetapi harus secara menyeluruh kadar glukosa darah, status gizi,
tekanan darah, kadar lipid/ lemak dan A1c.
G. Pengelolaan Diabetes Mellitus
Pengaturan diet diabetes mencakup 3 unsur 3J, yaitu jam/jadwal makan,jumlah dan
jenis makanan. Jenis makanan yang dikonsumsi bagi penderita diabetes millitus adalah
makanan yang seimbang terutama mengonsumsi lemak dan karbohidrat cukup,
meningkatkan konsumsi serat, melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
Jumlah makanan yang dikonsumsi bagi penderita diabetes millitus diatur dengan standar
porsi dan menggolongkan berdasarkan perhitungan kebutuhan pasien. Penderita diabetes
millitus dalam pengaturan pola makan sehari-hari harus dipahami dengan baik. Jadwal
makan dibagi atas 3 kali makan utama dan 3 kali makanan selingan dengan jarak antar
waktu makan 3 jam.
a) Perencanaan Diet
1. Tujuan pengaturan diet
Mempertahankan kadar gula darah mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat dan olahraga.
Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
Memberi energi cukup dan mempertahankan berat badan normal.
Menghindari komplikasi akut.
b) Melakukan Olahraga
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30
menit, yang sifatnya sesuai CRIPE ( continous, rhythemical,interval, progressive,
ndurance ).
Adapun manfaat dari latihan jasmani ( olahraga ) adalah :
Menurunkan kosentrasi gula darah, selama dan sesudah latihan.
Menurunkan kosentrasi indulin basal dan post prandial.
Memperbaiki sensitifitas insulin.
Memperbaiki hipertensi ringan sampai sedang.
Memelihara kardiovaskuler.
Meningkatkan kekuatan fleksibelitas otot.
Meningkatkan sanse of well-being dan kualitas hidup.
b. Insulin
Indikasi penggunaan pada DM tipe 2 :
Koma hiperosomolar.
Asidosis laktat.
Ketoasidosis
Stress berat ( infeksi sistemik, operasi berat )
Kehamilan / DM gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan.
Tidak berhasil dikelola dengan dosis maksimal atau ada
kontraindikasi OHO.
DAFTAR PUSTAKA
Bhatt, H., Saklani, S., & Upadhayay, K. (2016). Anti-oxidant and anti-diabetic
activities of ethanolic extract of Primula Denticulata Flowers. Indonesian Journal of
Pharmacy, 27(2), 74–79. https://doi.org/10.14499/indonesianjpharm27iss2pp74