Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat di Indonesia umumnya menganggap merokok merupakan suatu


hal yang wajar. Bahkan, merokok dianggap sebagai bagian dari kehidupan sosial
dan gaya hidup, tanpa memahani resiko dan bahaya kesehatan terhadap dirinya dan
orang lain disekitarnya (Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2012).
Merokok merupakan salah satu kekhawatiran terbesar yang dihadapi di dunia
kesehatan karena menyebabkan hampir 6 juta orang meninggal setiap tahun. Lebih
dari 5 juta orang meninggal karena menghisap langsung rokok, sedangkan 600 ribu
orang meninggal karena terpapar asap rokok (WHO, 2013). Data dari Global Adult
Tobacco Survey (GATS) tahun 2011 menyebutkan bahwa Indonesia merupakan
negara ketiga dunia dengan jumlah perokok tertinggi setelah China dan India
dengan prevalensi perokok sebanyak 36,1%.
Tingginya peningkatan penggunaan tembakau berkontribusi terhadap
peningkatan angka kematian akibat rokok di negara berkembang hampir 4 kali
lipat. Penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke, setiap tahunnya
membunuh 17,7 juta orang di dunia. Sekitar 31% dari jumlah kematian global. Hal
ini memberi makna bahwa masalah rokok telah menjadi semakin serius, mengingat
merokok menyebabkan resiko timbulnya berbagai penyakit atau gangguan
kesehatan seperti penyakit tidak menular (PTM) yang dapat terjadi, baik pada
perokok itu sendiri maupun orang lain disekitarnya yang tidak merokok (perokok
pasif) (WHO, 2012).
Di provinsi NTB proporsi penduduk diatas 10 tahun yang merokok setiap hari
di NTB rerata 25,2%, rerata jumlah batang rokok per hari paling banyak terdapat
pada kabupaten dompu yaitu lebih dari 11 batang perhari. Rerata jumlah batang
rokok yang dihisap adalah1-12 batang. Persentase tertinggi usia mulai merokok

1
setiap hari pada kelompok umur remaja 15-19 tahun (39,8%). Penduduk yang
merokok di rumah sebesar (84,9%) yang akan mepengaruhi anggota keluarga lain
menjadi perokok pasif. Jenis rokok kretek dengan filter lebih banyak dipilih di
provinsi NTB (RISKESDAS Nusa Tenggara Barat 2007).
Perokok aktif mempunyai resiko 2-4 kali lipat untuk terkena penyakit jantung
coroner dan memliki resiko lebih tinggi untuk kematian mendadak, sedangkan
perokok pasif memiliki resiko terkena penyakit kanker 30% lebih besar
dibandingkan perokok aktif itu sendiri (PP RI No. 19 Tahun 2003), dan pengaruh
asap rokok pada perokok pasif 3 kali lebih buruk daripada debu atau batu bara
(Imawat,2007).
Merokok tembakau sangat berbahaya bagi kesehatan dikarenakan rokok itu
sendiri memiliki kandungan yang dipercayai memiliki efek langsung terhadap
peningkatan tekanan darah (Kaplan et al., 2015). Sama halnya dengan Fitzgerald
(2013), yang mengatakan bahwa nikotin yang terkandung pada rokok dapat
meningkatkan tekanan darah secara akut. Hal ini dapat terjadi karena nikotin
memiliki efek dapat meningkatkan aktivitas simpatis yang berujung pada kejadian
vasokonstriksi pembuluh darah (Papathanasiou et al, 2014). Menurut Gumus et al
(2013), efek jangka panjang dari merokok adalah peningkatan tekanan darah karena
adanya peningkatan zat inflamasi, disfungsi endotel, pembentukan plak, dan
kerusakan vaskular. Penelitian tersebut diperkuat oleh penelitian Jeganathan dan
Chowta (2012), yang menunjukkan adanya hubungan merokok dengan peningkatan
tekanan darah pada laki-laki dengan normotensi. Hasil penelitian tersebut
memperlihatkan adanya peningkatan tekanan darah pada perokok berat dibandingan
dengan perokok ringan dan bukan perokok. Sebaliknya, beberapa penelitian
mengatakan, bahwa seseorang yang didiagnosis dengan hipertensi tidak
berhubungan dengan status mereka sebagai perokok aktif (Kim dan Andrade, 2018).
Begitu juga dengan penelitian Sohn (2018), tidak ditemukannya hubungan antara
merokok dengan peningkatan tekanan darah pada negara berkembang.

2
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk
memberi perhatian khusus terhadap ketimpangan dari berbagai penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya dengan meneliti pengaruh merokok terhadap tekanan darah
pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Islam Al-Azhar Mataram Tahun 2019.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada pengaruh merokok terhadap tekanan darah
pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Islam Al-Azhar Mataram Tahun
2019?”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh merokok terhadap tekanan darah pada mahasiswa
Fakultas Teknik Universitas Islam Al-Azhar Mataram Tahun 2019.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengukur rerata tekanan darah mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Islam
Al-Azhar tahun 2019 pada kelompok perokok aktif.
2. Mengukur rerata perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah merokok pada
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Islam Al-Azhar tahun 2019.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Bagi Pengembangan Ilmu
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kepustakaan serta pembelajaran
guna perkembangan ilmu kesehatan. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan referensi untuk penelitian di bidang kedokteran berikutnya khususnya
di bidang penyakit dalam dan kardiovaskular.
1.4.2 Manfaat Pemecahan Masalah Praktis
1.4.2.1. Bagi Masyarakat

3
Sebagai informasi mengenai adanya pengaruh merokok terhadap tekanan
darah yang merupakan salah satu indikator penting untuk menilai tingkat kesehatan
individu dan agar masyarakat tetap menghindari rokok.

1.4.2.2. Bagi Petugas Kesehatan


Hasil penelitian ini dapat memberikan data dan masukan untuk perkembangan
ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.

Anda mungkin juga menyukai