Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PEMILIHAN MATERI PELAJARAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN


(MODUL 11)

Disusun sebagai syarat memenuhi tugas


Mata Kuliah “Perkembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD”

OLEH

KELOMPOK 5

1. Ardwina Khoirun Nisak (858695759)


2. Ayu Kumida Ningsih (858696013)
3. Endah Sulistyowati (858695842)

Tutor: Ismail, S.Pd., M.Pd

UPBJJ UT SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................................2
D. Manfaat.....................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
KB 1. Perkembangan Kurikulum Sekolah Dasar Sampai dengan Tahun 1975..........................3
A. Profil Kurikulum SD Sebelum Tahun 1968........................................................................3
B. Profil Kurikulum SD Tahun 1968.......................................................................................7
C. Profil Kurikulum SD Tahun 1975.......................................................................................9
KB 2 Kurikulum Sekolah Dasar Tahun 1984 Sampai dengan Tahun 2004...............................14
A. Kurikulum SD Tahun 1984................................................................................................14
B. Profil Kurikulum SD Tahun 1994.....................................................................................15
C. Profil Kurikulum SD Tahun 2004.....................................................................................16
BAB III................................................................................................................................................19
PENUTUP...........................................................................................................................................19
A. Kesimpulan.............................................................................................................................19
B. Saran dan Rekomendasi.........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................20

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyusun makalah tentang "Profil Kurikulum Sekolah Dasar (Modul 5)"
dengan baik dan lancar.

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perkembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD yang diampu oleh Bapak Ismail, S.Pd,
M.Pd, serta guna menambah ilmu dan wawasan para mahasiswa.

Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini hingga selesai tepat
pada waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang berlimpah.

Meskipun kami telah menyusun makalah ini dengan baik dan maksimal, tidak
menutup kemungkinan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian. Semoga, dengan
adanya makalah ini dapat menambah referensi keilmuan para pembaca.

Tuban, 21 Mei 2021

Kelompok 5

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum tingkat sekolah dasar secara nasional akan terus berkembang dan
tidak dapat dipisahkan dari perkembangan pendidikan yang ada di Indonesia dari
dahulu sampai sekarang. Lembaga pendidikan yang ada di Indonesia sudah ada sejak
zaman Belanda. Yang mana pendidikan formal sudah ada sejak dulu dan tentunya
sudah ada kurikulum yang dijadikan sebagai patokan atau pedoman untuk
melaksanakan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di zaman penjajahan tentunya
didasari oleh beberapa kepentingan-kepentingan baik untuk mendapatkan keuntungan
yang besar maupun dimanfaatkan untuk membantu para penjajah dalam perang.

Pada masa orde lama (1959 – 1965), sistem pendidikan terus berkembang
seiring dengan perkembangan pembangunan kala itu, termasuk perkembangan
kurikulum yang ada. Dari tahun 1965 sampai saat ini, dalam melaksanakan
pembangunan di Indonesia termasuk sangat cepat, tentunya juga termasuk
perkembangan di dunia pendidikan. Berbagai upaya inovatif dan kreatif sudah banyak
dilaksanakan agar pendidikan di Indonesia semakin meningkat. Program pendidikan
yang ada dimanfaatkan untuk menanggulangi permasalahan yang besar, misalnya
kesempatan dalam mendapatkan pendidikan yang layak, kualitas dari hasil pendidikan,
relevansi pendidikan dengan pembangunan dan kebutuhan hidup masyarakat dan lain
sebagainya.

Oleh karena itu, penyusunan makalah tentang profil kurikulum sekolah dasar ini
perlu agar kita dapat mengetahui perkembangan kurikulum pendidikan dari zaman
dahulu sampai sekarang yang ada di Indonesia lebih spesifik atau lebih rinci. Yang
mana dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengembangkan kurikulum di
tingkat pendidikan tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil sekolah dasar di Indonesia sebelum tahun 1968 sampai dengan
1975?
2. Bagaimana profil sekolah dasar di Indonesia sejak tahun 1984 sampai dengan
2004?

1
2

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, antara lain :

1. Ingin menjelaskan profil sekolah dasar di Indonesia sebelum tahun 1968 sampai
dengan 1975.
2. Ingin menjelaskan profil sekolah dasar di Indonesia sejak tahun 1984 sampai
dengan 2004.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dengan menyusun makalah tentang profil
kurikulum sekolah dasar ini, antara lain :

1. Dapat mengetahui profil sekolah dasar di Indonesia sebelum tahun 1968 sampai
dengan 1975.
2. Dapat mengetahui profil sekolah dasar di Indonesia sejak tahun 1984 sampai dengan
2004.
BAB II
PEMBAHASAN

KB 1. Perkembangan Kurikulum Sekolah Dasar Sampai dengan Tahun 1975


A. Profil Kurikulum SD Sebelum Tahun 1968
Pada masa sebelum datangnya orang-orang Eropa ke Indonesia (Portugis dan
Belanda), sebenarnya sudah ada lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan oleh
lembaga-lembaga keagamaan (terutama Hindu dan Budha). Tentu saja mata pelajaran
yang diajarkan lebih berorientasi kepada pengembangan agama. Setelah agama Islam
masuk ke Indonesia, berdirilah pesantren-pesantren yang memberikan pelajaran agama
islam secara lebih teratur dan mendalam. Pendidikan yang teratur dan sistematis muncul
pada saat kedatangan orang-orang Eropa di Indonesia. Pada abad ke XVII mulailah
berdiri lembaga-lembaga pendidikan yang bertujuan menyebarluaskan agama Kristen.
Pada awal abad ke XX muncul revolusi sosial dan industri di Eropa yang
berpengaruh terhadap perluasan sekolah bagi putra-putri Indonesia. Mulailah berdiri
Sekolah Desa yang lamanya tiga tahun dan diperluas lagi dengan lanjutan Sekolah Desa
selama dua tahun. Sesuai dengan adanya undang-undang Hindia Belanda yang
menggolongkan penduduk di Indonesia menjadi tiga kelas, yaitu Eropa, Timur Asing,
dan bumiputra maka dibuka pula tiga jenis sekolah rendah bagi ketiga kelas penduduk
tersebut. Ketiga jenis sekolah tersebut, yaitu ELS (Eropesche Lagere School) untuk orang
Eropa, juga orang Tionghoa dan Indonesia yang menurut undang-undang haknya
disamakan dengan bangsa Eropa; HCS (Hollands Chinesche School) untuk golongan
Tionghoa; dan HIS (Hollands Inlandshe School) untuk rakyat bumiputra kalangan atas.
Kurikulum pada ELS terdiri atas mata palajaran membaca, menulis, berhitung,
bahasa Belanda, sejarah, ilmu bumi, dan mata pelajaran lain. Agama, yang semula
dijadikan alasan utama untuk mendirikan sekolah, ditiadakan. Menurut peraturan,
kurikulum bisa diperluas dengan mata pelajaran yang lebih tinggi, seperti ilmu alam,
dasar-dasar bahasa Perancis, bahasa Inggris dan Jerman, sejarah umum atau sejarah
dunia, matematika, pertanian, menggambar tangan, pendidikan jasmani, pekerjaan tangan
dan menjahit bagi anak perempuan. Bahasa Melayu tidak dijadikan mata pelajaran sebab
tujuan sekolah ini ialah menanamkan kesadaran nsional Belanda dan mengabaikan
kebudayaan sekitarnya. Geografi dan sejarah Belanda lebih dikenal daripada Indonesia,
begitu pula lagu-lagu Belanda. ELS bisa dipandang sebagai alat politik yang sepenuhnya
dikuasai dan diawasi oleh pemerintah. Pengajaran bahasa Belanda memegang peranan
utama sebab penguasaan tersebut akan menjadi kunci untuk menjadi pegawai.
3
4

Kurikulum pada HCS pada dasarnya sama dengan ELS, yaitu memberikan
pendidikan Belanda yang murni kepada anak-anak Cina. Bahasa Belanda diajarkan
dengan maksud agar dapat mengalahkan dorongan mempelajari bahasa dan kebudayaan
Cina. Bahasa Inggris dan Perancis untuk kepentingan perdagangan. Kebanyakan HCS
memiliki kelas persiapan untuk anak-anak berusia lima tahun agar lebih mudah mengikuti
pelajaran di kelas satu. Fasilitas seperti itu tidak pernah disediakan bagi anak-anak
Indonesia. Pengajaran bahasa Cina tidak diperkenankan oleh pemerintah, begitu pula
pengajaran bahasa Melayu.
Kurikulum pada HIS meliputi semua mata pelajaran ELS dan diajarkan pula
membaca dan menulis bahasa daerah dalam aksara Latin dan bahasa Melayu dalam
tulisan Arab dan Latin. Kurikulum tidak menyertakan pelajaran sejarah, bernyanyi dan
pendidikan jasmani. Membaca di kelas satu bertujuan untuk menguasai keterampilan
membaca, sedangkan Ilmu Bumi diajarkan sejak kelas tiga. Bahasa yang diajarkan, yaitu
bahasa daerah, Melayu, dan Belanda. Bahasa Belanda  sangat dipentingkan dan
menguasai hamper setengah waktu (sekitar 66,4%).
Pada masa penjajahan Jepang, semua jenis sekolah rendah yang bermacam-macam
tingkatannya dihapus sama sekali. Pelajaran yang berbau Belanda ditiadakan. Dengan
demikian, tinggallah sekolah rendah untuk bangsa Indonesia yaitu sekolah rakyat,yang
disebut “Kokumin Gako” yang lama belajarnya selama enam tahun. Isi pendidikan
kurang mendapat perhatian, yang terpenting ialah bahwa semua negara jajahan harus
membantu Jepang dalam situasi perang pada saat itu. Akibatnya, anak- anak sekolah
diharuskan mengikuti latihan kemiliteran. Pelajaran olahraga mendapat kedudukan
penting, murid-murid diharuskan mengumpulkan batu, kerikil, dan pasir untuk
kepentingan pertahanan. Kemudian, setiap anak disuruh menanam pohon jarak untuk
membuat minyak bagi kepentingan perang. Bahasa Indonesia mulai dipergunakan
sebagai bahasa pengantar.
Pada masa kemerdekaan, Undang-Undang Dasar 1945 dijadikan pedoman dalam
penyelenggaraan pendidikan. Sejak saat itu pendidikan di Indonesia mulai mengalami
perbaikan dan penyempurnaan. Tujuan pendidikan dan pengajaran diarahkan untuk
membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab bagi kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Pada tahun 1952,
Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan
menerbitkan buku pedoman kurikulum SD yang diberi nama Rencana Pelajaran Terurai
yang berfungsi membimbing para guru dalam kegiatan mengajar di sekolah dasar. Di
5

dalamnya tercantum jenis-jenis pelajaran yang harus menjadi kegiatan murid dalam
belajar di sekolah, seperti pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitung, Ilmu
Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, dan Sejarah. Pelajaran Bahasa Indonesia baru diberikan di
kelas tiga dan terbagi atas bercakap-cakap, membaca, bahasa, dan mengarang. Dalam
pelajaran Bahasa Daerah diberikan pelajaran membaca dalam huruf daerah seperti huruf
Jawa bagi murid di Jawa yang dimulai di kelas dua tengah tahun kedua. Pelajaran
Berhitung terbagi atas hitung angka, hitung soal, ilmu bangun, dan mencongkak,
sedangkan pelajaran Ilmu Hayat terbagi atas Ilmu Tubuh Manusia, Ilmu Tumbuh-
tumbuhan, Ilmu Hewan.
Sebagai langkah perbaikan dari kurikulum yang berlaku sejak tahun 1952,
Direktorat Pendidikan Dasar/Persekolah Departemen PP dan K pada tahun 1964
menerbitkan buku pedoman kurikulum baru yang diberi nama Rencana Pendidikan yang
mencakup empat unsur pokok:
1. Dasar, tujuan, dan sistem pendidikan dasar.
2. Struktur program kurikulum.
3. Garis-garis besar program pengajaran tiap wardhana.
4. Pedoman pelaksanaan hari krida di SD.
Dasar pendidikan adalah Pancasila dan Manipol/Usdek dengan tujuan pendidikan
membentuk manusia Pancasila dengan sifat-sifat seperti yang ditetapkan dalam Ketetapan
MPRS Nomor II tahun 1960. Adapun sistem rencana pendidikan sekolah dasar pada saat
itu dikenal dengan Sistem Pancawardana atau lima aspek perkembangan, yaitu:
1. Perkembangn moral, meliputi pelajaran: Pendidikan Kemasyarakatan dan Pendidikan
Agama/Budi Pekerti.
2. Perkembangan inteligensi (kecerdasan), meliputi pelajaran: Bahasa Indonesia,
Bahasa Daerah, Berhitung, dan Pengetahuan Alamiah.
3. Perkembangan emosional artistik, meliputi pelajaran: Seni Suara/Musik, Seni
Lukis/Rupa, Seni Tari, dan Seni Sastra/Drama.
4. Perkembangan keprigelan, meliputi pelajaran: Pertanian/Peternakan, Industri
Kecil/Pekerjaan Tangan, Koperasi/Tabungan, dan keprigelan lainnya.
5. Perkembangan jasmaniah, meliputi pelajaran: Pendidikan Jasmaniah dan Pendidikan
Kesehatan.
Rencana Pendidikan SD tahun 1964 membedakan duam macam struktur program,
yaitu (1) untuk sekolah-sekolah yang bahasa pengantarnya bahasa daerah dari kelas I
6

sampai dengan kelas III; dan (2) untuk sekolah-sekolah yang bahasa pengantarnya
Bahasa Indonesia dari kelas I.
Tabel 5.1
Struktur Program Rencana Pendidikan SD 1964
(Bagi Sekolah yang Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Daerah
di Kelas I s.d Kelas III)
Kelas Keterangan
Wardhana/Bidang Studi I II III IV V VI
I PERKEMBANGAN MORAL
Pendidikan Kemasyarakatan 1 2 3 3 3 3
Pendidikan Agama/Budi Pekerti 1 2 2 2 2 2
II PERKEMBANGAN
KECERDASAN
Bahasa Daerah 9 8 5 3 3 3 Kelas I dan
Bahasa Indonesia - - 6 8 8 8 II, satu jam
Berhitung 6 6 6 6 6 6 pelajaran =
Pengetahuan Alamiah 1 1 2 2 2 2 30 menit;
III PERKEMBANGAN Kelas III s.d
EMOSIONAL-ARTISTIK: VI satu jam
Pendidikan Kesenian 2 2 4 4 4 4 pelajaran =
IV PERKEMBANGAN 40 menit
KEPRIGELAN
Pendidikan Keprigelan 2 2 4 4 4 4
V PERKEMBANGAN JASMANI:
Pendidikan Jasmani/Kesehatan 3 3 4 4 4 4
25 26 36 36 36 36

Tabel 5.2
Struktur Program Rencana Pendidikan SD 1964
(Bagi Sekolah yang Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia dari Kelas I)
Kelas Keterangan
Wardhana/Bidang Studi I II III IV V VI
I PERKEMBANGAN MORAL Kelas I dan
Pendidikan Kemasyarakatan 1 1 4 4 4 4 II, satu jam
Pendidikan Agama/Budi Pekerti 1 2 2 2 2 2 pelajaran =
II PERKEMBANGAN 30 menit;
KECERDASAN Kelas III s.d
Bahasa Indonesia 9 8 9 9 9 9 VI satu jam
Berhitung 6 6 6 6 6 6 pelajaran =
Pengetahuan Alamiah 1 1 2 2 2 2 40 menit

III PERKEMBANGAN
EMOSIONAL-ARTISTIK:
Pendidikan Kesenian 2 2 4 4 4 4
7

IV PERKEMBANGAN
KEPRIGELAN
Pendidikan Keprigelan 2 2 5 5 5 5
V PERKEMBANGAN JASMANI:
Pendidikan Jasmani/Kesehatan 3 3 4 4 4 4
25 25 36 36 36 36

Selain pelajaran-pelajaran tersebut terdapat pula kegiatan lain yang disebut


“Krida” atau hari untuk berlatih yang khusus disediakan bagi para peserta didik untuk
melakukan kegiatan yang dipilihnya sendiri sesuai dengan minta dan bakatnya. Kegiatan
krida ini meliputi kegiatan kebudayaan, kesenian, olahraga, dan permainan-permainan
(dalam istilah sekarang disebut kegiatan ekstrakurikuler).

B. Profil Kurikulum SD Tahun 1968


Pada tahun 1965 terjadi peristiwa Gerakan 30 September (G-30-S) yang menandai
berakhirnya pemerintahan orde lama (orla). Peristiwa tersebut banyak berpengaruh
terhadap tatanan politik, ekonomi, dan sosial pada saat itu, termasuk juga dunia
pendidikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1968 segera melakukan
perbaikan-perbaikan, misalnya dengan menerbitkan buku pedoman kurikulum sekolah
dasar yang diberi nama Kurikulum SD sebagai pengganti Rencana Pendidikan TK dan
SD. Unsur pokok yang terdapat dalam kurikulum SD 1968, yaitu:
1. Dasar, tujuan dan asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional Pancasila di SD.
2. Struktur program atau kerangka kurikulum SD.
3. Bahan pendidikan atau garis-garis-garis besar program pengajaran.
4. Pedoman evaluasi atau pengisian dan penggunaan buku rapor murid SD.
Perubahan pokok terdapat dalam rumusan tujuan pendidikan yang didasarkan pada
falsafah negara Pancasila (Ketetapan MPRS No.XXVII/MPRS/1966 Bab II  Pasal 2).
Tujuan Pendidikan Nasional ialah membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan
ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 dan isi Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mencapai dasar dan tujuan pendidikan
tersebut maka isi pendidikn diarahkan untuk:
1. Mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama.
2. Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan.
3. Membina/mempertimbangkan fisik yang kuat dan sehat.
8

Penerbitan Kurikulum Sekolah Dasar 1968 merupakan suatu peralihan menuju


integritas kurikulum mulai dari tingkat kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi.
Kurikulum SD 1968 tersebut terbagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu:
1. Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila, meliputi pelajaran:
a. Pendidikan Agama
b. Pendidikan Kewargaan Negara
c. Pendidikan Bahasa Indonesia
d. Bahasa Daerah
e. Olahraga
2. Kelompok Pembinaan Pengetahuan Dasar, meliputi pelajaran:
a. Berhitung
b. Ilmu Pengetahuan Alam
c. Pendidikan Kesenian
d. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, termasuk ilmu kesehatan
3. Kelompok Pembinaan Kecakapan Khusus, meliputi pelajaran;
a. Kejuruan Agraria (pertanian, peternakan, perikanan)
b. Kejuruan Teknik (pekerjaan tangan dan perbengkelan)
c. Kejuruan Ketatalaksanaan atau Jasa (koperasi, tabungan)
Struktur kurikulum SD tahun 1968 masih mempertahankan dua macam struktur
program, yaitu (1) untuk sekolah-sekolah yang bahasa pengantarnya bahasa daerah dari
kelas I sampai dengan kelas III; dan (2) untuk sekolah-sekolah yang bahasa pengantarnya
Bahasa Indonesia dari kelas I.
Tabel 5.3
Kerangka Kurikulum SD 1968
(Bagi Sekolah yang Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Daerah
di Kelas I s.d Kelas III)
Kelas Keterangan
Kelompok/Segi Pendidikan I II III IV V VI
I PEMBINAAN JIWA PANCASILA Kelas I dan
Pendidikan Agama 2 2 3 4 4 4 II, satu jam
Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 4 4 4 4 pelajaran =
Pendidikan Bahasa Indonesia - - 6 6 6 6 30 menit;
Bahasa Daerah 8 8 2 2 2 2 Kelas III s.d
Pendidikan Olahraga 2 2 3 3 3 3 VI satu jam
II PEMBINAAN PENGETAHUAN pelajaran =
DASAR 40 menit
Berhitung 7 7 7 6 6 6
9

Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 4 4 4 4


Pendidikan Kesenian 2 2 4 4 4 4
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga 1 1 2 2 2 2
III PEMBINAAN KECAKAPAN
KHUSUS
Pendidikan Kejuruan 2 2 5 5 5 5
Jumlah 28 28 40 40 40 40

Tabel 5.4
Kerangka Kurikulum SD 1968
(Bagi Sekolah yang Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia dari Kelas I)
Kelas Keterangan
Kelompok/Segi Pendidikan I II III IV V VI
I PEMBINAAN JIWA PANCASILA
Pendidikan Agama 2 2 3 4 4 4
Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 4 4 4 4
Pendidikan Bahasa Indonesia 8 8 8 8 8 8
Pendidikan Olahraga 2 2 3 3 3 3 Kelas I dan
II, satu jam
II PEMBINAAN PENGETAHUAN
pelajaran =
DASAR
30 menit;
Berhitung 7 7 7 6 6 6
Kelas III s.d
Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 4 4 4 4
VI satu jam
Pendidikan Kesenian 2 2 4 4 4 4 pelajaran =
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga 1 1 2 2 2 2 40 menit
III PEMBINAAN KECAKAPAN
KHUSUS
Pendidikan Kejuruan 2 2 5 5 5 5
Jumlah 28 28 40 40 40 40

C. Profil Kurikulum SD Tahun 1975


Kurikulum tahun 1968 yang telah dilaksanakan di berbagai sekolah ternyata
dipandang kurang sesuai lagi dengan kondisi masyarakat pada masa pembangunan lima
tahun tahap kedua (Pelita Kedua). Terdapat sejumlah fenomena yang mempengaruhi
perlu adanya perubahan kurikulum, diantaranya pembaharuan pendidikan selama Pelita I
yang dimulai tahun 1969 telah melahirkan gagasan-gagasan baru dalam pelaksanaan
sistem pendidikan nasional, hasil analisis dan penilaian mendorong peninjauan kembali
terhadap kebijaksanaan pendidikan nasional, masuknya berbagai inovasi dalam sistem
belajar-mengajar yang lebih efisien dan efektif, serta banyaknya keluhan masyarakat
terhadap mutu lulusan pendidikan sekolah dasar yang menuntut adanya peninjauan
kembali sistem pendidikan yang sedang dilaksanakan.
10

Selain fenomena tersebut, kebijakan pemerintah di bidang pendidikan nasional


yang digariskan dalam ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1973 tentang GBHN
menuntut adanya perubahan. Dalam GBHN tersebut dinyatakan bahwa dasar Pendidikan
Nasional ialah falsafah negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan umum
pendidikan nasional adalah membentuk manusia pembangunan yang berpancasila dan
membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat
menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan
mencintai sesama manusia sebagai ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang
Dasar 1945. Seluruh program pendidikan, terutama program pendidikan umum, harus
berisikan pendidikan moral Pancasila dan unsur-unsur yang cukup untuk meneruskan
jiwa dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda.
Perubahan kurikulum tahun 1968 menjadi kurikulum tahun 1975 dimaksudkan
untuk mencapai keselarasan antara kurikulum dengan kebijakan baru bidang pendidikan,
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengajaran, meningkatkan mutu lulusan
pendidikan dan meningkatkan relevansi pendidikan dengan tuntutan masyarakat yang
sedang membangun.
Kurikulum SD 1975 dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah
dasar yang secara umum mengharapkan lulusannya:
1. Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga negara yang baik,
2. Sehat jasmani dan rohani, dan
3. Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dasar yang diperlukan untuk:
a. Melanjutkan pelajaran,
b. Bekerja di masyarakat, dan
c. Mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.
Secara lebih khusus, tujuan pendidikan sekolah dasar adalah agar lulusannya
memiliki kemampuan berikut.
1. Di bidang pengetahuan
a. Memiliki pengetahuan dasar yang fungsional tentang:
1) Dasar-dasar kewargaan negara dan pemerintah sesuai dengan Pancasila dan
UUD 1945,
2) Agama yang dianut,
3) Bahasa Indonesia dan penggunannya sebagai alat komunikasi,
11

4) Prinsip-prinsip dasar matematika


5) Gejala dan peristiwa yang terjadi disekitarnaya, serta
6) Gejala dan peristiwa sosial, baik masa lampau maupun masa sekarang.
b. Memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai unsur kebudayaan dan tradisi
nasional.
c. Memiliki pengetahuan dasar tentang kesejahteraan keluarga, kependudukan, dan
kesehatan.
d. Memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai bidang pekerjaan yang terjadi di
masyarakat sekitarnya.
2. Di bidang keterampilan
a. Menguasai cara-cara belajar yang baik.
b. Terampil menggunakan bahasa Indonesia lisan dan tulisan.
c. Mampu memecahkan masalah sederhana secara sistematis dengan menggunakan
prinsip ilmu pengetahuan yang telah diketahuinya.
d. Mampu bekerja sama dengan orang lain dan berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan masyarakat.
e. Memiliki keterampilan berolahraga.
f. Terampil sekurang-kurangnya dalam satu cabang kesenian.
g. Memiliki keterampilan dasar dalam segi kesejahteraan keluarga dalam usaha
pembinaan kesehatan.
h. Menguasai sekurang-kurangnya satu jenis keterampilan khusus sesuai dengna
minat dan kebutuhan lingkungannya sebagai bekal untuk mencari nafkah.
3. Di bidang nilai dan sikap
a. Menerima dan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945.
b. Menerima dan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa yang dianutnya, serta menghormati ajaran agama dan
kepercayaan terhadap tuhan YME yang dianut orang lain.
c. Mencintai sesama manusia, bangsa dan lingkungan sekitarnya.
d. Memiliki sikap demokratis dan tenggang rasa.
e. Memiliki rasa tanggung jawab.
f. Dapat menghargai kebudayaan dan tradisi nasional termasuk bahasa Indonesia.
g. Percaya pada diri sendiri dan bersikap makarya.
h. Memiliki minat dan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan.
12

i. Memiliki kesadaran akan disiplin dan patuh kepada peraturan yang berlaku,
bebas dan jujur.
j. Memiliki inisiatif, daya kreatif, sikap kritis, rasional dan objektif dalam
memecahkan persoalan.
k. Memiliki sikap hemat dan produktif.
l. Memiliki minat dan sikap yang positif dan konstruktif tentang olahraga dan
hidup sehat.
m. Menghargai setiap jenis pekerjaan dan prestasi kerja di masyarakat tanpa
memandang tinggi rendahnya nilai sosial/ekonomi masing-masing jenis
pekerjaan tersebut da berjiwa pengabdian kepada masyarakat.
n. Memiliki kesadaran menghargai waktu.
Kurikulum SD tahun 1975 menganut pendekatan yang berorientasi kepada tujuan,
pendekatan integratif, pendekatan sistem, dan pendekatan ekosistem. Berorientasi kepada
tujuan maksudnya bahwa semua komponen kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan,
yaitu tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional (tujuan SD), tujuan kurikuler
(tujuan bidang studi), dan instruksional( umum dan khusus). Pendekatan integratif
menekankan kepada adanya keterpaduan atau kesatuan dari keseluruhan sistem
pengajaran. Pendekatan sistem dimaksudkan bahwa kurikulum itu merupakan suatu
totalitas yang memiliki berbagai komponen, di mana antara komponen yang satu dengan
komponen yang lainya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan. Sedangkan pendekatan ekosistem maksudnya bahwa kurikulum senantiasa
berorientasi atau didasarkan kepada tuntutan kehidupan dalam masyarakat yang sedang
membangun. Selain pendekatan-pendekatan tersebut, kurikulum SD tahun 1975
menganut prinsip relevansi atau kesesuaian dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat;
prinsip efisiensi-efektivitas terutama dalam hal penggunaan dana, daya dan waktu;
prinsip fleksibilitas (keluwesan program) dikaitkan dengan ketersediaan fasilitas; prinsip
kontinuitas (kesinambungan) dengan lembaga pendidikan yang ada diatasnya; dan prinsip
pendidikan seumur hidup.
Struktur kurikulum SD 1975 terdiri atas program pendidikan umum, program
pendidikan akademis, dan program pendidikan keterampilan.  Program pendidikan umum
berisi program pendidikan yang wajib diikuti oleh semua siswa dan berfungsi bagi
pembinaan warga negara yang baik. Program pendidikan akademis ialah program
pendidikan yang diperlukan sebagai dasar untuk melanjutkan studi ke tingkat pendidikan
yang diperlukan sebagai dasar untuk melanjutkan studi ke tingkat pendidikan selanjutnya.
13

Program pendidikan keterampilan adalah program pendidikan yang dapat dipiih siswa
dan berfungsi mengembangkan keterampilan/pekerjaan tangan sebagai bekal untuk
bekerja di masyarakat. Selanjutnya, program pendidikan di sekolah dasar diwujudkan
dalam bidang studi dengan alokasi waktu sebagai mana tertera pada tabel 5.5
Tabel 5.5
Struktur Program Kurikulum SD Tahun 1975

Kelas
No Bidang Studi I II III IV V VI
1 Agama 2 2 2 3 3 3
2 Pendidikan Moral Pancasila 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 8 8 8 8 8 8
4 Ilmu Pengetahuan Sosial - - 2 2 2 2
5 Matematika 6 6 6 6 6 6
6 Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 3 4 4 4
7 Olahraga dan Kesehatan 2 2 3 3 3 3
8 Kesenian 2 2 3 4 4 4
9 Ketrampilan Khusus 2 2 4 4 4 4
Jumlah 26 26 33 36 36 36
14

KB 2 Kurikulum Sekolah Dasar Tahun 1984 Sampai dengan Tahun 2004


A. Kurikulum SD Tahun 1984
Bersamaan dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan nomor 0461/U/1983 tentang Perbaikan Kurikulum Pendidikan dasar dan
Menengah dalam lingkungan Departemen Pendidikan maka untuk Sekolah Dasar
diberlakukan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tahun 1984. Pengembangan kurikulum
1984 berorientasi pada landasan teori, yaitu: pendekatan proses belajar-mengajar yang
diarahkan agar murid memiliki kemampuan untuk memproses perolehannya.
Kurikulum SD 1984 mengacu kepada tiga aspek perkembangan murid, yaitu: ranah
kognitif yang berisi kemampuan berpikir, ranah afektif yang mengungkapkan
pengembangan sikap dan ranah psikomotor yang berisi kemampuan bertindak.
Kegiatan yang berhubungan dengan program pendidikan (kegiatan kurikuler) yang
dilaksanakan dalam kurikulum sekolah dasar tahun 1984 meliputi kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Pada GBHN 1983 dinyatakan bahwa
pendidikan berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi
pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta
tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan
bangsa. Tujuan pendidikan nasional menjadi acuhan dari tujuan pendidikan sekolah
dasar dan kurikulum 1984 ini, yaitu:

1. Mendidik murid agar menjadi manusia yang seutuhnya berdasarkan pancasila yang
mampu membangun dirinya sendiri dan ikut bertanggungjawab terhadap
pembangunan bangsa.
2. Memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi murid untuk melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Memberikan kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan
diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya.

Pengembangan kurikulum sekolah dasar 1984 berorientasi pendekatan proses


belajar mengajar yang diarahkan agar murid memiliki kemampuan untuk proses
perolehan. Untuk itu, kurikulum sekolah dasar 1984 mengacu pada 3 aspek
perkembangan murid yaitu ranah kignitif,rnah afektif dan ranah psikomotorik.
Perubahan kurikulum juga mencangkup hal-hal sebagai berikut:
15

1. Pelaksanaan pendidikan sejarah perjuangan bangsa sebagai mata pelajaran


tersendiri
2. Penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum
3. Pemilihan kemampuan dasarserta keterpaduan dan keserasian antara ranah
kignitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
4. Pelaksanaan pengajaran yang mengarah pada ketuntasan belajar dan disesuaikan
dengan kecepatan belajar masing- masing anak didik.

B. Profil Kurikulum SD Tahun 1994


Didalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 telah dirumuskan tujuan
Pendidikan Nasional ialahmencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME,
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk
memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984.
Dan Kurikulum 1994 disusun dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Di
dalam Kurikulum SD 1994 menggunakan sistem caturwulan yang membagi waktu
belajar satu tahun ajaran menjadi tiga bagian waktu. Isi kurikulum SD tahun 1994,
sesuai dengan UU no.2/1989 dan PP No.28/1990, sekurang-kurangnya memuat bahan
kajian tentang pendidikan pancasila, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan,
bahasa Indonesia, membaca dan menulis, matematika, pengantar sains dan teknologi,
ilmu bumi, sejarah nasional dan sejarah umum, ketajian tangan dan kesenian,
pendidikan jasmani dan kesehatan, menggambar serta bahasa inggris. Bahkan kajian
tersebut bukan merupakan nama mata pelajaran melainkan satuan yang mengacu pada
pmbentukan kepribadian dan unsur-unsur kemampuan yang diajarkan melalui
Pendidikan Dasar. Mata pelajaran yang diberlakukan dalam kurikulum SD 1994 yaitu

1. Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan


2. Pendidikan agama
3. Bahasa indonesia
4. Matematika
5. Ipa
6. Ips
16

7. Kerajian tangan dan kesenian


8. Pendidikan jasmani dan kesehatan
9. Muatan lokal

C. Profil Kurikulum SD Tahun 2004


Munculnya kurikulum tahun 2004 dilandasi dengan adana perkembangan dan
perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat ,berbangasa dan bernegara di
Indonesia yang dipengaruhi oleh perubahan global, perkembnagan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta seni dan budaya. Perkembangan dan perubahan tersebut menuntut
adanya perbaikam sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum
untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri
menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut. Sesuai dengan tuntutan tersebut
maka penyempurnaan dari kurikulum tahun 1994 menjadi kurikulum tahun 2004 lebih
difokuskan kepada penyempurnaan kurikulum yang berbasis pada kompetensi peserta
didik.

Kurikulum tahun 2004 dikembnagkan atas 2 prinsip yaitu prinsip


pengembangan dan pelaksanaan. Prinsip pengembangan berkaitan dengan 9 prinsip
berikut :

1. Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur dan penghayatan nilia-nilai budaya


2. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestika
3. Penguatan intregitas nasional
4. Pengembangan pengetahuan dan teknologi informasi
5. Pengembangan kecakapan hidup
6. Pilar pendidikan
7. Komprehensif dan kesinambungan
8. Belajar sepanjang hayat dan
9. Diversifikasi kurikulum

Sementara itu ,prinsip pelaksanaan berkaitan dengan 4 prinsip berikut :

1. Kesamaan memperoleh kesempatan


2. Berpusat pada anak
3. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan
4. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan
17

Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa penyelenggaraan


pendidikan dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa
kepada tuhan YME, berakhlak mulia, mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan demokratis serta
mengikuti pendidikan lebih lanjut. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional
diwujudkan kedalam standar nasional dan kurikulum. Standar nasional meliputi
standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana prasarana,
pengelolaan, pembiayaan serta penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara
berencana dan berkala. Pengembangan kurikulum meliputi pengembangan kerangka
dasar dan struktur kurikulum seperangkat bahan kajian, mata pelajaran, pedoman,
silabus, dan bahan ajar.

Kerangka dasar dan struktur kurikulum merupakan kerangka keijakan


untuk pelaksanaan kurikulum 2004 yang memuatlandasan, fungsi, tujuan, prinsip,
struktur dan sistem persekolahan standar kompetensi lulusan, struktur kurikulum,
pelaksnanaan kurikulum, serta penilaian dan pengembangan kurikulum selnjutnya.
Bahan kajian merupakan penjabaran dari standar isi yang mencangkup kajian yang
dibakukan dalam bnetuk kompetensi. Mata pelajaran merupakan seperangkat
kompetens dasar yang dibakukan dan subtansi mata pelajaran tertentu di SD
perkelas selama masa persekolahan. Mata peljaran memuat sejumlah kompetensi
dasar yang harus dicapai oleh siswa perkelas sesuai dengan tingkatan pencapaian
hasil belajarnya. Tolak ukur kompetensi di kemukakan dalam indikator. Pedoman
merupakan acuan bagi pengembangan, permasyarakatan, pelaksanaan, pemntauan
dan penilaian kurikulum. Pedoman meliputi pedoman pembelajaran, pedoman
penilaian kelas, pedoman penyusuann silabus, pedoman penggunaan sarana belajar,
pedoman pengelolaan kurikulum. Silabus merupakan penjabaran kompetensi dan
tujuan dalam kedalam rincian kegiatan dan strategi pembelajaran kegiatan dan
strategi penilaian serta alokasi waktu per mata pelajaran dan per kelas. Bahan ajar
merupakan bahan ajar yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi
fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik.

Dalam Kurikulum Tahun 2004 ada yang disebut dengan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL). SKL yang harus dicapai pada satuan pendidikan SD adalah sebagai
berikut:
18

1. Mengenali dan membiasakan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang


diyakini.
2. Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli
terhadap lingkungan.
3. Berfikir secara logis, kritis, dan kreatif serta berkonikasi melalui berbagai
media.
4. Menyenangi keindahan.
5. Membiasakan hidup bersi, bugar dan sehat.
6. Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum sekolah dasar tahun 1968 adalah kurikulum transisi antara orde lama
dengan orde baru. Adapun perubahan yang terjadi, antara lain isi kurikulum (pembinaan
jiwa pancasila, pembinaan pengetahuan dasar, dan pembinaan kecakapan khusus) dan
struktur kurikulum. Sedangkan kurikulum sekolah dasar tahun 1975 adalah tonggak dari
pembaharuan yang nyata pada sistem pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini lebih
ditujukan untuk mencapai keselarasan dengan kebijakan baru, efisiensi dan efektivitas,
peningkatan mutu dari lulusan, dan lain – lain.

Kurikulum sekolah dasar 1994 dibuat dalam rangka untuk mencapai tujuan dari
pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan ilmu dan teknologi
serta perkembangan nasional. Sedangkan kurikulum 2004 difokuskan pada
penyempurnaan kurikulum yang berdasar dari kompetensi siswa dan dikembangkan dari
prinsip pembangunan dan prinsip pelaksanaan.

B. Saran dan Rekomendasi


Untuk memahami kurikulum, kita setidaknya harus mendalami pengetahuan
tentang beberapa konsep penting yang sebagai dasar dari pengembangan kurikulum.
Agar pemahaman tentang kurikulum benar – benar baik, kita harus membaca berbagai
literatur yang berhubungan dengan perkembangan kurikulum. Diharapkan makalah ini
dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar bagi pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Depdikbud. (1984). Kurikulum Sekolah Dasar: Landasan Program dan


Pembangunan. Jakarta.
Hamalik, Oemar. (1990). Pengembangan Kurikulum: Dasar-dasar dan Pengembangannya.
Bandung: Mandar Maju.

Jasin, Anwar. (1987). Pembaharuan Kurikulum Sekolah Dasar Sejak Proklamasi


Kemerdekaan. Jakarta: Balai Pustaka.

Sudirman, dkk. (1987). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya.

20

Anda mungkin juga menyukai