Anda di halaman 1dari 5

SOAL TUGAS TUTORIAL I

Nama Mata : Perspektif Pendidikan SD Sumber Materi :


Kuliah BMPPDGK 4104
Pokok Bahasan : 1. Landasan filosofis, psikologis-pedagogis, Modul 1, 2 dan 3
sosiologis-antropologis, historisdan yuridis
pendidikan sekolah dasar
2. Fungsi, tujuan, dan ciri-ciri sekolah dasarserta
tatanan organisasi dan bentuk penyelenggaraan
pendidikan sekolah dasar
3. Perkembangan pendidikan SD Orde Baru dan era
reformasi

Pengembang Soal : Sumaryono,S.Pd,M.Pd


Masa Tutorial : 2021.2
Jumlah Soal : 3 (tiga)
Skor Maksimal : 25
Jenis Tugas : Penguasaan Konsep
Waktu : 90 menit

Kompetensi Khusus:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan landasan pendidikan sekolah dasar
2. Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik pendidikan sekolah dasar
3. Mahasiswa mampu mendeskripsikan perkembangan sekolah dasar

Tugas
Landasan filosofis, psikologis-pedagogis, dan sosiologis-antropologis berhubungan dengan
karakteristik pendidikan sekolah dasar yakni bagaimana pendidikan sekolah dasar dikembangkan
berdasarkan karakteristik peserta didik serta bagaimana peran pendidikan sekolah dasar memainkan
fungsi sosialisasi dan enkulturasi. Landasan historis,idiologis, dan yuridis berkaitan dengan
perkembangan sekolah dasar yakni kontinuitias dan perubahan pendidikan sekolah dasar serta
pengaruh idiologis dan yuridis terhadap kesinambungan dan perubahan tersebut.
Soal No. 1
a. Mengapa pengembangan pendidikan sekolah dasar memerlukan landasan filosofis,
psikologis-pedagogis, dan sosiologis-antropologis ?

b. Apa fungsi landasan historis, idiologis, dan yuridis bagi pengembangan pendidikan
sekolah dasar ?

Soal No. 2
a. Jelaskan karakteristik umum pendidikan sekolah dasar !

b. Jelaskan karakteristik khusus pendidikan sekolah dasar !

Soal No. 3
Lakukan analisis komparasi antara pendidikan sekolah dasar di jaman orde baru dan era reformasi
berdasarkan ketentuan UU yang berlaku, kebijakan strategis, isi dan proses pendidikan

Tutor,

Sumaryono,S.Pd,M.Pd
Soal no. 1
a. Pada dasarnya landasan filosofis dalam perkembangan pendidikan ini bermaksut untuk melihat
cara memandan pendidikan dasar dari hakikat pendidikan dalam kehidupan manusia. Sedangkan
psikologis-pedagogis ini merupakan cara memandang pendidikan dasar dari fungsi proses
pendidikan dasar dalam pengembangan potensi individu yang sesuai dengan karakteristik
psikologis anak/ peserta didik.
Dengan kata lain landasan filosofis dan psikologis-pedagogis ini mewakili cara pandang
pakar dalam bidag filsafat, psikologis, dan pedagogic mendidik terhadap keniscayaan proses
pendidikan untuk anak usia sekolah 6-13 tahun.
Terdapat 3 argumen tentang keniscayaan pendidikan yang dimaksut di atas, antara lain
(1) pelembagaan proses pendidikan untuk usia pada system pendidikan persekolahan sangat tepat
dilakukan untuk mempengaruhi, mengondisikan dan mengarahkan perkembangan mental, fisik
dan social anak untuk tercapaikan proses pendewasaan peserta didik yang sistematik dan
sistemik, (2) proses pendewasaan tersebut lebih efektif dan bermakna yang berarti lebih
menghasilkan hal yang lebih baik dan menguntungkan daripada proses pendewasaan yang
dilepas secara alam dan kontekstual melalui proses sosialisasi dalam keluarga, masyarakat dan
pembudayaan interaktif, (3) beberapa teori psikologi terutama teori belajar yang menjadi dasar
konseptual teori pembelajaran, seperti teori behavioisme, kognitifisme, humanism dan social.
Ketiga teori tersebut sangatlah relevan pada perkembangan pendidikan yang berlandaskan
filosofis dan psikologis-pedagogis.
Pada teori kognitifme ini menunjukkan bahwa pengetahuan itu sebagai kontruksi pkiran
yang terbentuk, karena secara biologis adanya interaksi antar organisme dengan lingkungan dan
secara kognitif terdapat interaksi antara pikiran dengan objek. Dalam teori ini juga melatih
beberapa tahap perkembangan seperti sensorimotorik, praoperasional, operasi konkret, dan
operasi formal. Dengan menggunakan teori tersebut kita mampu melihat bahwa anak usia
sekolah dasar atu MI berada dalam tahap perkembangan kognitif praoperasional – konkret. Pada
usia tersebut siswa sangat membutuhkan bimbigan sistematik dan sistemik untuk membangun
pengetahuannya. Maka dari itu, peran pendidikan Sekolah Dasar/ MI sangat strateis untuk
pengembangan kecerdasan dan kepribadian anak. Sedangkan untuk teori historis kultural dalam
perkembangan pendidikan diperlukan sebagai proses pertumbuhan kemampuan dalam diri
individu sebagai suatu produk interaksi antara kemampuan instrumental dan intermental individu
pada konteks social kultural. Selanjutnya teori humanistic dalam perkembangan pendidikan ini
digunakan untuk membentuk kurikulum yang bermuatan humanistic dan struktur sekolah/
kelompok yang humanistic. Padapendidikan humanistic ini mencakup pilihan/ pengendalian oleh
siswa, kepedulia yang dirasakan, keterampilan hidup, evaluasi diri, dan peran guru sebagai
fasilitator. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa memang landasan filosofis dan psikologis-
pedagogis sangatlah memerlukan dalam perkembangan pendidikan Sekolah Dasar/ MI.
Sedangkan landasan sosiologis-antropologis merupakan cara memndang pendidikan
dasar dari fungsi proses pendidikan dasar pada proses sosialisasi/ pendewasaan siswa dalam
konteks kehidupa bermasyarakat dan proses enklturasi dari generasi tua ke peserta didik yang
sedang mendewasakan diri dalam konteks pembudayaan. Dalam sudut pandang sosiologis-
antropoogis masyarakat Indonesia sangatlah heterogen dalam segala aspeknya, berkaitan dengan
hal itu system pendidikan nasional menerapkan prinsip pendidikan yang demokratis, berkeadilan
dan tidak diskriminatif, pendidikan terbuka dan multimakna, pendidikan sebagai proses
pembudayaan dan pemberdayaan sepanjang hayat dan pendidikan dengan pembudayaan dan
pemberdayaan semua komponen masyarakat. Dari semua prinsip tersebut adalah wahana
programatk yang dapat memungkinkan system pendidikan nasional mampu mengakomodasikan
keberagaman social dan budaya.
b. Pada dasarnya fungsi landasan pendidikan, yaitu sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek
pendidikan dan atau studi pendidikan. Fungsi landasan historis bagi pengembangan pendidikan,
adalah sebagai wahana transformasi, transmisi, dan sosialisasi nilai-nilai yang ada, tradisi, ilmu
penetahuan serta teknologi dan seni dari masyarakat yang berlangsung melalui jalur pendidikan
sekolah dan jalur pedidikan luar sekolah.
Sedangkan fungsi dari landasan ideologis dan yuridis yaitu sebagai dasar atau fondasi
pendidikan nasional yang mana pendidikan SD ini mengemban dua fungsi, yaitu fungsi
mengembangkan potensi peserta didik secara psikologis dan memberikan landasan ataudasar
yang kuat untuk pendidikan SMP dan seterusnya, serta untuk mewujudkan komitmen politik
Negara Republik Indonesia dalam berbagai ketentuan normative konstitusional yang
mencerminkan bagaimana system pendidikan nasional dibangun dan diselenggarakan.
Soal no. 2
a. Pendidikan sekolah dasar memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dari pendidikan
yang lain. Secara umum, terdapat empat karakteristik pendidikan SD (ditjen Dikti, 2006), antara
lain:
1) Kemelekwacanaan (literacy).
Arah pendidikan sekolah dasar yaitu pada pembentukan kemelekwacanaan, bukan pada
pembentukan kemampan akademik. Tujuan dari kemelekwacanaan yaitu merujuk pada
pemahaman siswa tentang berbagai fenomena/ gagasan yang ada di lingkungannya dalam
rangka penyesuaian terhadap perilaku dengan kehidupan. Karakteristik di atas tentunya
akan berbeda dengan pendidikan SMP dan SMA yang mana lebih menekankan
pembentukan kemampuan akademik.
2) Kemampuan berkomunikasi
Pendidikan sekolah dasar diarahkan untuk pembentukan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi tersebut, antara lain mampu
mengomunikasikan sesuatu, baik buah pikiran sendiri ataupun informasi yang didapatkan
dari berbagai sumber, kepada orang lain dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Informasi yang dikomunikasikan tersebut mungkin juga diperoleh dari mendengarkan
seseorang, membacanya dari koran/ majalah, atau bahkan menyaksikan sendiri secara
langsung mapun dari tayangan televisi.
3) Kemampuan memecahkan masalah
Kemampuan problem solving ini mencakup merasakan keberadaan masalah,
mengidentifikasi masalah, mencari pemecahanmasalah, mengeksplorasi alternative dan
memilih alternative yang paling layak.
4) Kemampuan bernalar (reasoning)
Yang dimaksut dari kemampuan bernalar adalah kemmpuan dalam menggunakan logika
dan bukti-bukti secara sistematis dan konsisten untuk sampai pada kesimpulan. Pada
pendidikan sekolah dasar diarahkan untuk pengembangan kemampuan peserta didik
dalam berpikir logis sehingga kemampuan bernalarya dapat berkembang.
b. Karakteristik khusus pendidikan sekolah dasar akan meliputi beberapa komponen, antara lain
siswa, guru, kurikulum, pembelajaran, gedung dan fasilitas.
1) Siswa sekolah dasar berada pada tahap perkembangan pra operasional dan operasi
konkret (usia 6-12 tahun), yang ditandai dengan pandangannya yang bersifat holisti.
2) Guru sekolah dasar merupakan guru kelas yang wajib mengajarkan lima mata pelajaran
sekolah dasar, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKN. Kalau sekarang
pada K13 adalah Tematik.
3) Kurikulum sekolah dasar dikembangkan berdasarkan dari standar nasional oleh satuan
pendidikan bersama komite sekolah, di bawah koordinasi Dinas Kabupaten/Kota.
Pendidikan SD ini berlangsung selama enam tahun yang dibagi menjadi tingkat kelas
rendah dan kelas atas.
4) Pembelajaran di sekolah dasar menekankan padaketerpaduan yang bersifat holistic,
pengalaman langsung dan menggunakan contoh-contoh konkret sesuai dengan
karakteristik siswa sekolah dasar dan tujuan pendidikan dasar.
5) Fasilitas dan gedung di sekolah dasar bervariasi dari yang paling sederhana sampai yang
cukup mewah. Secara umum, terdapat enm ruang kelas dan ruang kepala sekolah, tanpa
ruang guru dan juga tanpa ruang tata usaha.
Soal no. 3
Orde Baru Reformasi
Ketentuan UU Semua ketentuan perundang- Ketentuan Perundang-undangan yaitu
yang berlaku undangan berdasar pada pasal 31 Pasal 31 UUD 1945, yang terjabar atas:
UUD 1945, jadi Pendidikan a) UU No. 2 Tahun 1989 tentang
Nasional merupakan produk SISDIKNAS
sejarahdalam pemikiran bangsa b) UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Indonesia untuk mewujudkan SISDIKNAS
salah satu tujuan pemerintahan c) PPRI No. 19 Tahun 2005 tentang
negara Indonesia, seperti yang Standar Nasional Pendidikan
tertuang dalam Pembukaan UUD d) PP No. 32 Tahun 2013 tentang SNP
1945 alenia keempat. Selain itu, penerapa Paradigma
desentralisasi pendidikan yang ditekankan
pada otonomi daerah, melalui peran
pemerintah daerah.
Kebijakan Kebijakan Strategis yang Pembaharuan sistem pendidikan meliputi
strategis ditentukan yaitu dengan penghapusan diskriminasi antara
pelaksanaan Pembangunan pendidikan yang dikelola pemerintah dan
Jangka Panjang I, dengan jangka pendidikan yang dikelola masyarakat, sera
waktu 25 tahun mulai Repelita I pembedaan antara pendidikan agama dan
hingga Repelita V. hal ini pendidikan umum.
diarahkan pada perwujudan Ditandai dengan lahirnya Standar Nasional
komitmen nasional terhadap Pendidikan, yang terdiri atas:
Pancasila dan UUD 1945 sebagai a) Standar isi
landasan dan tujuan akhir b) Standar Proses
pendidikan. c) Standar Kelulusan
d) Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik
e) Standar Sarana dan Prasarana
f) Standar Pengelolaan
g) Standar Pembiayaan
h) Standar Penilaian
Selain itu berkembangnya tahapan
atau golongan pendidikan, yaitu:
a) In formal, seperti pendidikan didalam
keluarga
b) Formal, seperti pendidikan di sekolah
c) Non Formal, seperti pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat,
contohnya kursus.
Isi Kurikulum dan perangkat Menggunakan kurikulum KTSP, dengan
pendidikan. Isi pendidikan dasar ketentuan sebagai berikut:
diterapkan sekurang-kurangnya a. Menggunakan pendekatan tematik
13 bidang kajian, yaitu; untuk kelas I,II dan III, dan
Pendidikan Pancasila, Agama, pendekatan mata pelajaran untuk
Kewarganegaraan, bahasa kelas IV,V dan VI
Indonesia, Membaca dan b. Silabus dan RPP dikembangkan
Menulis, Matematika,Pengantar oleh lembaga sekolah atau guru
Sains dan Teknologi, Ilmu Bumi, disesuaikan dengan kondisi tingkat
SNSU, KTK, PenJaskes, satuan pendidikan.
Menggambar, dan Bahasa c. Mewajibkan ekstra kurikuler
Inggris. pramuka
d. Stuktur kurkulum terdiri atas:
 Mata pelajaran, yaitu:
Pendidikan Agama, PKN,
Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS,
SBK, PENJASKES.
 Muatan Lokal, Yaitu
Bahasa Daerah, Bahasa
Inggris
 Pengembangan Diri
e. Terdapat jam mengajar pada
masing-masing kelas rendah –
kelas tinggi yang mana banyaknya
jumlah jam mengajar tiap kelas
berbeda.
Proses Dengan melaksanakan program Pengelolaan pendidikan, pengembangan
pendidikan perluasan dan pemerataan dan penerapan MBS diterapkan secara
kesempatan belajar yang kita bertahap untuk mewadahi konsep si
kenal Wajib Belajar SD ,yaitu : otonomi pendidkan pada tingkat satuan
a. Untuk daerah terpencil, pendidikan.
dikembangkan SD Kecil
dengan
menerapkanpembelajaran
kelas rangkap.
b. Untuk daerah penduduk
padat,dengan
pembangunan 6 ruangan
untuk 6 kelas.
c. Untuk daerah normal,
melalui SD Tradisional
atau konvensional SD
Pamong, Program Kejar
Paket A, SLB, SDLB,
Sekolah Terpadu.

Anda mungkin juga menyukai