i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan CBR..................................................................................................1
C. Manfaat CBR.................................................................................................................1
D. Identitas Buku yang Direview.......................................................................................2
BAB IV PENUTUP............................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sosial peserta didik adalah tingkatan jalinan interaksi anak dengan
orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat secara
luas.Dalam dunia pendidikan setiap perubahan-perubahan peserta didik merupakan dari
proses perkembangan. Dalam proses perubahan ini tidak terlepas dari empat aspek
perkembangan peserta didik, yaitu aspek perkembanganfisik, (motorik), emosi, kognitif dan
psikososial.
Objek tingkah laku psikologi khusus yaitu tingkah laku yang khusus itu biasanya
terjadi pada orang – orang yang mempunyai kondisi atau berada pada situasi tertentu, dimana
tingkah laku yang dimaksud adalah tingkah laku seseorang dalam situasi belajar/pendidikan.
Sedangkan tingkah laku khusus yang terjadi karena orang tersebut mempunyai kondisi
tertentu, dimana tingkah laku orang yang kondisinya abnormal.
C. Manfaat CBR
1. Menambah wawasan pengetahuan tentang perkembangan peserta didik.
2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi
dengan ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku
tersebut.
3. Melatih mahasiswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku-
buku yang dianalisis tersebut.
1
D. Identitas Buku yang Direview
2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Individu adalah manusia yang berkedudukan sebagai pribadi utuh, pilah, tunggal, dan
khas. Ia sebagai subjek yang merupakan satu kesatuan psiko-fisik dengan berbagai
kemampuanya untuk berhubungan dengan lingkungan, dengan sesama, dan dengan tuhan
yang menciptakannya. Manusia terus menerus mengalami pertumbuhan fisik dan
perkembangan psikis. Pertumbuhan perkembangan tersebut dialami semenjak manusia masih
dalam kandungan.
Kelahiran merupakan satu fase pertumbuhan fisik secara lengkap, yang ditandai setiap
organ atau bagian tubuh telah mampu berfungsi. Pertumbuhan dan perkembangan manusia
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain keturunan, sosial ekonomi, sosial kulturasi,
kesehatan, dan latar belakang kehidupan keluarga.
Pertumbuhan fisik lebih lanjut berlangsung sejak bayi lahir, dan masing-masing organ
mencapai tingkat kematangan dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Kematangan
pertumbuhan fisik yang ditandai oleh berfungsinya masing-masing organ, berpengaruh
terhadap perkembangan non fisik, seperti berfikir, bahasa, sosial, emosi, dan pengelaman
terhadap nilai, norma dan moral.
3
Proses pertumbuhan di tandai oleh perubahan menuju kesempurnaan struktur dan
bentuk tubuh secara ideal. Perubahan-perubahan yang dimaksud dapat berbentuk perubahan
ukuran dan perbandingan, penggantian hal-hal yang lama dan memperoleh yang baru untuk
lebih dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Secara keseluruhan akan menentukan
perbandingan ideal tentang struktur tubuh manusia.
Proses pertumbuhan pada saatnya akan mencapai tingkat kematangan dan dengan
demikian akan berpengaruh terhadap perkembangan sosio-psikologis, seperti kemampuan
berfikir, kemampuan berbahasa, kemampuan bersosialisasi, dan kemampuan mengendalikan
emosi. Semua proses pertumbuhan dan perkembanagn akan berjalan dengan irama dan ritme
yang teratur, sehingga dapat diidentifikasi menurut dan mengikuti hukum-hukum
pertumbuhan dan perkembangan yang dapat dipercaya (moton).
Hukum pertumbuhan antara lain adalah hukum ceppholocoudal yang artinya
pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki dan hukumProximodistal yang artinya
pertumbuhan fisikberpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Hukum perkembangan
menyatakan bahwa perkembanagan ke maupuan sosio-psikologi berawal dari hal-hal yang
umum menuju ke hal-hal yang khusus. Perkembangan secara keseluruhan mengikuti
periodisasi yang teratur, yang dari masa pre-natal, masa bayi, masa anak-anak, masa anak
sekolah, remaja, dewasa, dan masa tua. Penahapan perkembangan ini mengikuti tahap
perkembangan kemampuan kemampuan fungsi fisik.
Masa remaja dalah masa yang khusus, penuh gejolak karena pada pertumbuhan fisik
terjadi ketidak seimbangan. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan berfikir, bahasa,
emosi, dan sosial anak. Gejala onani atau masturbasi timbul karena rangsangan kematangan
seksual dan dorongan untuk mendapatkan kepuasan, yang di lain pihak merupakan tindakan
untuk menghindari larangan norma sosial dan hukum.
Makna remaja banyak diartikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik hukum,
ahli psikologi, maupun pandangan masyarakat yang mengaitkan dengan sistem budayanya.
Secara umum anak dikaitkan mencapai masa remaja ditandai oleh kematangan fungsi seksual
(pada wanita setiap bulan mengeluarkan sel telur dari indung telurnya dan bagi para pria
setiap kali mimpi/mengeluarkan air mani) dan muncul tanda-tanda kelamin sekunder.
Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Menurut
Freud, dorongan yang paling menetukan munculnya kebutuhan adalah dorongan seksual,
sehingga setiap dorongan untuk bertingkah laku senantiasa ada kaitannya dengan upaya
untuk mencapai kenikmatan atau kepuasan seksual. Menurut Erickson dorongan primer itu
pada dasarnya berkaitan dengan kepentingan bersosialisasi pandangan Erickson ini sejalan
4
dengan pandangan Rogers. Kebutuhan normatif adalah sejenis kebutuhan yang berkaitan
dengan kebutuhan mengembangkan diri yang disesuaikan dengan kondisi kehidupan
sekarang dan dimasa depan.
Perilaku manusia disebabkan oleh dorong-dorong atau motif. Motif inilah yang
mendorong individu sehingga muncul berbagai kebutuhan mislanya kebutuhan untuk
mempertahankan diri dan kebutuhan untuk mengembangkan diri. Kebutuhan untuk
berfasilitas dengan sesama dan kebutuhan untuk berpartisipasi merupakan kebutuhan-
kebutuhan dasar manusia setelah mencapai jenjang remaja. Hal ini sejalan dengan pandapat
Rogers dan Erickson.
Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pitutari dan kelenjar
hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya pertumbuhan
ukuran tubuh dan merangsang aktivitas serta pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang
aktivitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja. Kelenjar pituitari
yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon, yaitu hormon pertumbuhan
dan hormon gonadotropik yang berfungsi mengaktifkan kelenjar kelamin. Pertumbuhan fisik
yang tepat akan dapat dicapai apabila terjadi keseimbangan kerja kelenjar pitutiri dan
gonadotropik.
Pertumbuhan fisik remaja ditandai oleh 1).perubahan ukuran tubuh, yang selama masa
remaja pertumbuhan tinggi badan bertambah 25 persen dan berat badan bertambah sekitar
200 persen atau dua kali lipat; 2).proporsi tubuh yang kurang proporsional; 3).ciri kelamin
utama, yaitu kematangan fungsi alat kelamin utama pada wanita mengalami menstruasi
pertama dan pada laki-laki mengalami “mimpi pertama”; dan 4). Ciri kelamin kedua seperti
pinggul melebar dan mencuatnya puting pada payudara wanita dan tumbuhnya kumis dan
jenggot serta bulu disekitar kelamin, dan membesarnya jakun pada laki-laki.
5
Pertumbuhan fisik mempengaruhi oerkembangan tingkah laku remaja, yang hal ini
tampak pada prilaku yang canggung dan proses penyesuaian diri remaja, isolasi dari
pergaulan, prilaku emosional seperti gelisah dan mudah tersinggung serta “melawan”
kewenangan dan semacamnya.
Remaja yang memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapatkan perhatian dari para
pendidik dalam proses pendidikan. Kegiatan seperti dorongan untuk belajar kelompok,
pembentukan kelompok olah raga, kegiatan pramkuka, dan pembiasaan hidup sehat perlu
dikembangkan. Di sekolah, kegiatan kokurikule dan ekstrakulikuler perlu diselenggarakan
secara terprogram.
Ciri-ciri pokok dalam perkembangan intelek remaja (yang telah berada pada tingkat
berfikir operesional-formal)dapat disebutkan sebagai berfikir deduktif-hipotesis dan berfikir
kombinatoris.
6
Perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia
sehubungan dengan meningktanya kebutuhan hidup manusia. Perhatian remaja mulai tertuju
pada pergaulan di dalam masyarakat dan ia (mereka) membentuk pemhaman tentang norma
kehidupan yang kompleks. Pergaulan remaja banyak di wujudkan dalam bentuk kehidupan
kelompok terutama kelompok sebaya dan sejenis. Perkembangan sosial anak reamaja
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: kondisi keluarga, kematangan anak, status sosial
ekonomi keluarga, pendidikan, dan kapasitas mental terutama intelek dan emosi.
Emosi adalah wahana efektif yang kuat dan di tandai oleh perubahan-perubahan fisik.
Pola emosi remaja sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang secara
normal dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas, dan sedih. Perbedaannya
terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajatnya, serta pengendalian
remaja terhadap ungkapan emosi mereka. Beihler membedakan ciri-ciri perkembangan emosi
remaja dalam rentang waktu usia 12-15 tahun dan 15-18 tahun.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi emosi antara lain; kematangan dan belajar
serta kondisi-kondisi kehidupan atau kultur. Emosi mempengaruhi tingkah laku, misalnya
rasa takut menyebabkan seseorang gemetar, sulit bicara, membolos, dan sebagainya. Ada
perbedaan individu dalam perkembangan emosi yang sebagian disebabkan oleh keadaan
fisik, taraf kemampuan intlektual, dan kondisi lingkungan. Dalam kaitannya dengan
penyelenggara pendidikan, guru dapat melakukan beberapa upaya dalam pengembangan
emosi remaja misalnya: kosisten dalam pengelolaan kelas, mendorong anak beri, pengelolaan
diskusi kelas dengan baik, mencoba memahami remaja, dan membantu siswa untuk
berprestasi.
7
Tingkat perkembangan pasca-konvensionalharus dicapai oleh remaja. Menjadi remaja
berarti mngerti nilai-nilai, yang berarti tidak memperoleh pengertian saja tetapi juga dapat
menjalankanya/mengamalkannya. Orang tua dalah penting lain disekitar remaja
mempengaruhi perkembangan nilai, moral, dan sikap. Menurut Kohlberg, di samping
interaksi sosial, faktor anak ikut berperan dalam perkembangan moral. Terjadi perbedaan
individual dalam perkembangan nilai, moral, dan sikap, sesuai dengan umur, faktor
kebudayaan, dan tingkat pemahamannya.
Tugas-tugas itu meliputi tugas kehidupan pribadi, tugas dalam kehidupan sosial, dan
tugas kehidupan keluarga. Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut laki-laki berbeda dengan
wanita, baik mengenai tugas dalam perkembangan fisik maupun dalam perkembangan psiko
fisis.
Remaja laki-laki berupaya untuk mencapai posisi prestasi akademik dan altetik
(bidang olah raga), sebaiknya bagi remaja wanita brupaya untuk menjadi “seorang wanita”
yang baik. Upaya menjadi wanita yang baik itu diartikan sebagai “wanita yang dikenal baik”
di mata laki-laki, sebagaimana “diharapkan oleh laki-laki”. Wanita oerlu menjadi gadis yang
8
“manis”, tidak terlalu hebat di dalam bidang akademik, tidak terlalu banyak bicara di dalam
kelas, tetapi harus menjadi wanita yang sportif di hadapan seorang laki-laki.
Hampir setiap pemuda (laki-laki atau wanita) mempunyai dua tujuan utama, pertama
menunjukkan jenis pekerjaan yang sesuai dan, kedua menikah dan membangung rumah
tangga (keluarga).
Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri, maka
penyesuain diri terhadap lingkungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan memerlukan
proses yang cukup unik. Penyesuaian diri dapat diartikan adaptasi, konformitas, penguasaan,
dan kematangan emosional. Proses penyesuaian diri tertuju pada pencapaian keharmonisan
antara konflik internal dan eksternal anak sering menimbulkan konflik, tekanan, frustasi, dan
berbagai macam prilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.
9
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam hal ini, buku pembanding yang digunakan adalah buku Psikologi Remaja
(Perkembangan Peserta Didik) yang disusun oleh Mohammad Ali dan Mohammad Asrori
terbitan dari PT Bumi Aksara. Isi dari buku pembanding ini hanya memuat empat bab. Isi
dari buku pembanding tidak jauh berbeda dengan isi buku kritikan. Hanya saja, sedikit
perbedaan dalam hal kedalaman pembahasan suatu materi. Pembahasan materi pada buku
kritikan disajikan secara lebih mendetail dibandingkan dengan buku pembanding, misalnya
pada buku kritikan, dan juga bab yang ada pada buku kritikan lebih banyak dibandingkan
dengan buku pembanding. Perkembangan Efektif, dan Perkembangan Bahasa dibahas khusus
dalam satu bab, sementara dalam buku pembanding hanya dibahas sebatas subbab saja.
Artinya, penjelasan materi pada buku kritikan disajikan dengan sangat mendalam
dibandingkan dengan buku pembanding.
Penulisan dari kedua buku ini sudah cukup bagus karena masing-masing buku disusun
secara sistematika yang baik sehingga pembaca dengan mudah dapat memahami isi dan
makna dari buku tersebut.
B. Kelebihan Buku
Buku Perkembangan Peserta Didik karya Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung
Hartono ini mempunyai kelebihan diantaranya sebagai berikut :
10
C. Kekurangan Buku
Buku Perkembangan Peserta Didik karya Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung
Hartono ini mempunyai kekurangan sebagai berikut :
Materi yang disajikan masih kurang luas yang dibuktikan dengan isi buku yang hanya
memuat tujuh bab saja.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap keterampilan itu erat sekali dengan keterampilan lainya dengan cara yang
sangat beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan mengkritisi biasanya adalah urutan
terakhir. Mula mula menyimak bahasa , sesudah itu membaca, menulis dan yang terakhir
mengkritik. Ke empat keterampilan tersebut merupakan catur tunggal atau kesatuan
keterampilan.
Setiap keterampilan kerap berhubungan dengan proses proses berfikir yang memberi
bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikiran nya, semakin terampil seseorang
berbahasa , semakin cerah dan cerdas pula jalan pikiran nya. Keterampilan hanya dapat
diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Seperti melakukan tugas
CBR ini, ini adalah contoh untuk melatih keterampilan kita baik itu menyimak bahasa buku,
membaca, menuis dan mengkritik dengan menggunakan bahasa yang baik. Melatih
keterampilan berbahasa berati pula melatih keterampilan berfikir.
B. Saran
Berdasarkan critical book yang saya buat, mungkin ada tambahan-tambahan untuk
mengisi kekurangan-kekurangan dalam Critical Book Report ini. Saran dari semuanya akan
saya kumpulkan untuk memberi semangat dan acuan dalam penulisan Critical Book Report
ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Ny.B. Agung Hartono, Prof. Dr. H. Sunarto (2006). Perkembangan peserta
didik. Jakarta: Rineka Cipta
Ali mohammad, mohammad asrori. 2004. Psikologi remaja.Jakarta. PT bumi aksara
13