Anda di halaman 1dari 5

Seminar Nasional “Science, Engineering and Technology”– 2012

Sistem Deteksi Wajah dengan Menggunakan


Metode Viola-Jones
M. Dwisnanto Putro Teguh Bharata Adji Bondhan Winduratna
Mahasiswa Magister Instrumentasi Staf Pengajar Jurusan Teknik Staf Pengajar Jurusan Teknik
Elektro FT UGM Elektro FT UGM Elektro FT UGM
Jln. Grafika 2 Yogyakarta Jln. Grafika 2 Yogyakarta Jln. Grafika 2 Yogyakarta
adp037@yahoo.co.id adji.tba@gmail.com bondhan1510@yahoo.com

Abstrak—Penelitian ini berisikan tentang suatu sistem deteksi memperhatikan faktor intensitas cahaya, faktor kualitas
wajah pada manusia dengan menggunakan metode Viola- kamera dimana gambar capture diharuskan mempunyai
Jones. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa sampel kualitas dan ukuran yang proporsional.
gambar yang diambil dari internet secara acak sebanyak 30 Saat ini telah banyak berkembang aplikasi-aplikasi
citra yang terdiri atas 22 citra manusia dan 8 citra hewan.
Dimensi sampel citra berukuran paling kecil adalah 219x285
yang menggunakan fitur deteksi wajah. Deteksi wajah
pixel dan dimensi yang paling besar adalah 1536x2048 pixel. sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
Metode Viola-Jones relatif mendapatkan hasil yang cepat, satunya menggunakan metode Viola-Jones, yaitu metode
akurat, dan efisien dalam melakukan deteksi wajah pada yang menggabungkan support vector machines, algoritma
gambar. Metode Viola-Jones merupakan algoritma yang boosting, dan cascade classifier. Kemudian metode ini
paling banyak digunakan untuk mendeteksi wajah. Metode ini diterapkan pada suatu sembarang citra digital, untuk
terdiri atas tiga komponen penting yaitu integral image mendapatkan posisi-posisi wajah pada citra tersebut.
digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya fitur Haar Metode ini relative mendapatkan hasil yang cepat, akurat,
tertentu pada sebuah gambar, metode AdaBoost machine dan efisien. Metode Viola-Jones merupakan algoritma
learning yang digunakan untuk untuk memilih fitur Haar
yang spesifik yang akan digunakan serta untuk mengatur nilai
yang paling banyak digunakan untuk mendeteksi wajah.
ambangnya (threshold), dan cascade classifier sebagai Proses pendeteksian wajah dilakukan dengan
pengklasifikasi akhir untuk menentukan daerah wajah pada mengklasifikasikan sebuah gambar setelah sebelumnya
gambar dari metode ini. Urutan filter pada cascade ditentukan sebuah pengklasifikasi dibentuk dari data latih.
oleh bobot yang diberikan AdaBoost. Filter dengan bobot Pada penelitian ini dirancang suatu sistem deteksi
paling besar diletakkan pada proses pertama kali dengan wajah dengan menggunakan metode Viola-Jones. Data
tujuan untuk menghapus daerah gambar bukan wajah secepat dari penelitian ini berupa sampel gambar manusia dan
mungkin. Dalam penelitian ini ditampilkan gambar-gambar hewan yang diambil dari internet dengan format gambar
yang terdeteksi sebagai wajah dan tidak terdeteksi sebagai JPEG sebanyak 30 citra/gambar. Sampel gambar dibatasi
wajah. Hasil penelitian ini mendapatkan nilai akurasi sistem
deteksi wajah sebesar 90,9%. Hasil lain yang didapatkan
dengan posisi wajah gambar menghadap ke depan
adalah posisi wajah yang tegak/tidak tegak menentukan (frontal), tidak terhalangi sebagian oleh objek lain, tidak
keberhasilan deteksi wajah tersebut. banyak terpotong dan tidak bergerak.

Keywords— Gambar , Wajah, Deteksi wajah, Viola-Jones. II. TINJAUAN PUSTKA DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
I. PENDAHULUAN Terdapat beberapa penelitian tentang deteksi wajah
Gambar (image, picture) adalah kombinasi antara titik, seperti yang dilakukan oleh viola dkk [1] menjelaskan
garis, bidang, dan warna untuk menciptakan suatu imitasi kerangka deteksi wajah yang mampu memproses gambar
atau tiruan dari suatu obyek fisik atau barang (manusia, yang sangat cepat saat mencapai tingkat deteksi tinggi.
binatang, tumbuah, dsb). Seiring dengan berkembangnya Penelitian ini menelurkan tiga kontribusi utama. Pertama
teknologi grafis maka gambar dimanfaatkan sepenuhnya adalah representasi gambar baru yang disebut "Gambar
untuk memajukan kesejahteraan umat manusia. Seiring Integral" yang memungkinkan fitur yang digunakan
perkembangan kreatifitas gambar tidak lepas dari sebagai detektor untuk dikomputasi dengan sangat cepat.
pengolahan citra digital. Penelitian di bidang pengolahan Yang kedua adalah classifier sederhana dan efisien yang
citra mengenai wajah semakin banyak dilakukan. dibangun menggunakan algoritma pembelajaran
Beberapa peneliti sebelumnya melakukan penelitian AdaBoost untuk memilih sejumlah fitur visual kritis yang
tentang pengenalan wajah, tidak peduli dari suku apa, kecil dari satu set fitur potensial yang besar. Kontribusi
seberapa sehat, seberapa tua dan juga mengembangkan ketiga adalah sebuah metode untuk menggabungkan
penelitian tentang ekspresi wajah, apakah sedih, normal pengklasifikasi dalam "cascade" yang memungkinkan
atau tertawa. Beberapa peneliti sebelumnya juga daerah latar belakang gambar dengan cepat dibuang saat
membangun sistem tentang deteksi wajah dengan mengeluarkan beberapa komputasi dalam menentukan
memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, daerah wajah. Sistem deteksi wajah ini menghasilkan

TIF09-1
Seminar Nasional “Science, Engineering and Technology”– 2012

kinerja sebanding dengan sistem-sistem sebelumnya dan · Pengenalan wajah (face recognition) yaitu
diimplementasikan pada desktop konvensional dengan membdaningkan citra wajah masukan dengan
hasil deteksi wajah yaitu 15 frame per detik. suatu database wajah dan menemukan wajah
Nugroho dkk [3] merancang dan yang paling cocok dengan citra masukan
mengimplementasikan sistem pendeteksi posisi wajah tersebut.
dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan. Sistem ini · Autentikasi wajah (face authentication) yaitu
dilatih dengan menggunakan contoh-contoh wajah yang menguji keaslian/kesamaan suatu wajah dengan
diberikan. Algoritma quickprop dan metode active data wajah yang telah diinputkan sebelumnya.
learning digunakan untuk mempercepat proses pelatihan · Lokalisasi wajah (face localization) yaitu
sistem. Dari hasil eksperimen dengan menggunakan 23 pendeteksian wajah namun dengan asumsi
file citra berisi 149 wajah, sistem pendeteksi wajah ini hanya ada satu wajah di dalam citra
memberikan hasil detection rate 71,14% dan false positive · Penjejakan wajah (face tracking) yaitu
62. memperkirakan lokasi suatu wajah di dalam
Penelitian Prayogi dkk [4] membahas bagaimana video secara real time.
sistem deteksi wajah memproses gambar dari obyek · Pengenalan ekspresi wajah (facial expression
bergerak. Pemrosesan gambar ini bertujuan untuk mencari recognition) untuk mengenali kondisi emosi
wajah dari gambar obyek bergerak yang telah ditangkap, manusia.
kemudian gambar tersebut diolah dengan memisahkan Tantangan yang dihadapi pada masalah deteksi wajah
gambar dengan latar belakangnya, sehingga hanya bagian disebabkan oleh adanya faktor-faktor berikut:
yang dianggap kulit yang ditampilkan sedangkan bagian · Posisi wajah. Posisi wajah di dalam citra dapat
yang bukan kulit akan dihitamkan. Untuk metode bervariasi karena posisinyabisa tegak, miring,
pencocokkan dengan template wajah yang disimpan menoleh, atau dilihat dari samping.
kedalam lima kelas dengan menggunakan metode · Komponen-komponen pada wajah yang bisa ada
euclidean distance.
atau tidak ada, misalnya kumis, jenggot, dan
Yusron [5] melakukan penelitian deteksi wajah
kacamata.
berdasarkan segmentasi model warna menggunakan
· Ekspresi wajah. Penampilan wajah sangat
template matching pada objek bergerak. Pengujian sistem
dipengaruhi oleh ekspresi wajah seseorang,
secara keseluruhan menghasilkan prosentase akurasi dari
misalnya tersenyum, tertawa, sedih, berbicara,
sistem pendeteksian wajah ini sebesar 65% dengan
dan sebagainya
kecepatan rata-rata proses sebesar 4 detik. Proses
· Terhalang objek lain. Citra wajah dapat
segmentasi sangat bergantung pada kondisi pencahayaan.
Akibatnya, nilai ambang pada suatu kondisi pencahayaan terhalangi sebagian oleh objek atau wajah lain,
misalnya pada citra berisi sekelompok orang.
dengan kondisi pencahayaan yang lain bisa jadi berbeda.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh viola dkk · Kondisi pengambilan citra. Citra yang diperoleh
[1] yang memiliki kelebihan melakukan proses gambar sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
yang sangat cepat saat mencapai tingkat deteksi tinggi di intensitas cahaya ruangan, arah sumber cahaya,
bandingkan metode lainnnya. maka penelitian ini dan karakteristik sensor dan lensa kamera.
melanjutkan dari peneltian sebelum yang Penelitian dari Nugroho dkk [3] mengelompokkan
dilakukukannnya yaitu merancang suatu sistem deteksi metode deteksi wajah menjadi empat kategori, yaitu:
wajah pada suatu gambar dengan metode Viola-Jones. 1. Knowledge-based method. Metode ini
kebanyakan digunakan untuk lokalisasi wajah.
B. Landasan Teori 2.
1. Deteksi Wajah 2. Feature invariant approach. Metode ini
Deteksi wajah dapat dipandang sebagai masalah kebanyakan digunakan untuk lokalisasi wajah.
klasifikasi pola dimana inputnya adalah citra masukan dan 3.
akan ditentukan output yang berupa label kelas dari citra 3. Template matching method. Metode ini
tersebut. Dalam hal ini terdapat dua label kelas, yaitu digunakan untuk lokalisasi wajah maupun
wajah dan non-wajah. Teknik-teknik pengenalan wajah deteksi wajah. 4.
yang dilakukan selama ini banyak yang menggunakan 4. Appearance-based method. Metode ini
asumsi bahwa data wajah yang tersedia memiliki ukuran kebanyakan digunakan untuk deteksi wajah.
yang sama dan latar belakang yang seragam. Di dunia
nyata, asumsi ini tidak selalu berlaku karena wajah dapat 2. Deteksi Wajah Viola-Jones
muncul dengan berbagai ukuran dan posisi di dalam citra Prosedur deteksi wajah Viola-Jones
dan dengan latar belakang yang bervariasi. Pendeteksian mengklasifikasikan gambar berdasarkan pada nilai fitur
wajah (face detection) adalah salah satu tahap awal yang sederhana. Terdapat banyak alasan untuk menggunakan
sangat penting sebelum dilakukan proses pengenalan fitur daripada piksel secara langsung. Alasan yang paling
wajah (face recognition). Bidang-bidang penelitian yang umum adalah bahwa fitur dapat digunakan untuk
berkaitan dengan pemrosesan wajah (face processing) mengkodekan pengetahuan domain ad-hoc yang sulit
adalah [3]: dalam pembelajaran terhadap data latih yang terbatas
jumlahnya. Alasan penting kedua untuk menggunakan

TIF09-2
Seminar Nasional “Science, Engineering and Technology”– 2012

fitur adalah sistem fitur berbasis operasi jauh lebih cepat dapat dilakukan dengan cara menggabungkan jumlah
daripada sistem berbasis pixel [1]. piksel pada area segiempat A+B+C+D, dikurangi jumlah
Klasifikasi gambar dilakukan berdasarkan nilai dari dalam segiempat A+B dan A+C, ditambah jumlah piksel
sebuah fitur. Penggunaan fitur dilakukan karena di dalam A. Dengan A+B+C+D adalah nilai dari integral
pemrosesan fitur berlangsung lebih cepat dibandingkan image pada lokasi 4, A+B adalah nilai pada lokasi 2, A+C
pemrosesan citra perpiksel. Terdapat tiga jenis fitur adalah nilai pada lokasi 3, dan A pada lokasi 1. Sehingga
berdasarkan jumlah persegi panjang yang terdapat di hasil dari D dapat dikomputasikan D = (A+B+C+D)-
dalamnya, seperti yang dapat dilihat pada gambar di (A+B)-(A+C)+A.
bawah ini [1] : Untuk memilih fitur yang spesifik yang akan
digunakan dan untuk mengatur nilai ambangnya
(threshold), Viola dan Jones menggunakan sebuah metode
machine learning yang disebut AdaBoost. AdaBoost
menggabungkan banyak classifier lemah untuk membuat
sebuah classifier kuat. Lemah disini berarti urutan filter
pada classifier hanya mendapatkan jawaban benar lebih
sedikit. Jika keseluruhan classifier lemah digabungkan
maka akan menjadi classifier yang lebih kuat. AdaBoost
Gambar 1. Jenis fitur gambar memilih sejumlah classifier lemah untuk disatukan dan
menambahkan bobot pada setiap classifier, sehingga akan
Pada Gambar 1 menggambarkan bahwa fitur (a) dan (b) menjadi classifier yang kuat. Viola-Jones menggabungkan
terdiri dari dua persegi panjang, sedangkan fitur (c) terdiri beberapa AdaBoost classifier sebagai rangkaian filter
dari tiga persegi panjang dan fitur (d) empat persegi yang cukup efisien untuk menggolongkan daerah image.
panjang. Cara menghitung nilai dari fitur ini adalah Masing-masing filter adalah satu AdaBoost classifier
mengurangkan nilai piksel pada area putih dengan piksel terpisah yang terdiri classifier lemah atau satu filter fitur.
pada area hitam. Untuk mempermudah proses Karakteristik dari algoritma Viola-Jones adalah adanya
penghitungan nilai fitur, algoritma Viola-Jones klasifikasi bertingkat. Klasifikasi pada algoritma ini terdiri
menggunakan sebuah media berupa Integral Image [1]. dari tiga tingkatan dimana tiap tingkatan mengeluarkan
Integral Image adalah sebuah citra yang nilai tiap subcitra yang diyakini bukan wajah. Hal ini dilakukan
pikselnya merupakan penjumlahan dari nilai piksel kiri karena lebih mudah untuk menilai subcitra tersebut bukan
atas hingga kanan bawah. Contoh integral image dapat wajah ketimbang menilai apakah subcitra tersebut berisi
dilihat pada Gambar 2 [1]: wajah. Gambar 4 menggambarkan bentuk alur kerja dari
klasifikasi bertingkat [1].

Gambar 2. Perhitungan integral image

Untuk menentukan nilai rata-rata piksel pada area


segiempat (daerah yang diarsir) dapat dilakukan hanya Gambar 4. Alur klasifikasi bertingkat
dengan membagi nilai pada (x,y) oleh area segiempat.
Gambar 3 menggambarkan perhitungan integral salah satu Pada klasifikasi tingkat pertama, tiap subcitra akan
area segiempat [1]. diklasifikasi menggunakan satu fitur. Hasil dari klasifikasi
pertama ini berupa T (True) untuk gambar yang
memenuhi fitur Haar tertentu dan F (False) bila tidak.
Klasifikasi ini kira-kira akan menyisakan 50% subcitra
untuk diklasifikasi di tahap kedua. Hasil dari klasifikasi
kedua berupa T (True) untuk gambar yang memenuhi
proses integral image dan F (False) bila tidak. Seiring
dengan bertambahnya tingkatan klasifikasi, maka
diperlukan syarat yang lebih spesifik sehingga fitur yang
digunakan menjadi lebih banyak. Jumlah subcitra yang
Gambar 3. Integral image lolos klasifikasi pun akan berkurang hingga mencapai
jumlah sekitar 2% [1]. Hasil dari klasifikasi terakhir
Dengan menggunakan integral image dapat berupa T (True) untuk gambar yang memenuhi proses
mengetahui nilai piksel untuk beberapa segiempat yang AdaBoost dan F (False) bila tidak.
lain misalkan, seperti segiempat D pada Gambar 3 di atas

TIF09-3
Seminar Nasional “Science, Engineering and Technology”– 2012

C. Pertanyaan Penelitian Pada umumnya, pengintegrasian tersebut menambahkan


Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan maka unit-unit kecil secara bersamaan. Dalam hal ini unit-unit
dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut. kecil tersebut adalah nilai-nilai piksel. Nilai integral untuk
1. Bagaimana merancang suatu metode citra yang masing-masing piksel adalah jumlah dari semua piksel-
digunakan untuk mendeteksi wajah pada suatu piksel dari atas sampai bawah. Dimulai dari kiri atas
gambar dengan menggunakan metode Viola-Jones? sampai kanan bawah, keseluruhan gambar itu dapat
2. Bagaimana mengukur ketelitian model yangdijumlahkan dengan beberapa operasi bilangan bulat per
dirancang? piksel.
Kemudian untuk memilih fitur Haar yang spesifik
III. METODE PENELITIAN yang akan digunakan dan untuk mengatur nilai
Bagian ini menggambarkan metode penelitian untuk ambangnya (threshold) digunakan sebuah metode
mendeteksi wajah pada suatu gambar dengan machine learning yang disebut AdaBoost. AdaBoost
menggunakan metode Viola-Jones. Serta pembahasan menggabungkan banyak classifier lemah untuk membuat
secara singkat antara sub metode dan komponen utamanya. sebuah classifier kuat. dengan menggabungkan beberapa
AdaBoost classifier sebagai rangkaian filter yang cukup
A. Gambaran Umum efisien untuk menggolongkan daerah image. Masing-
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa masing filter adalah satu AdaBoost classifier terpisah
sampel gambar yang diambil dari internet secara acak yang terdiri classifier lemah atau satu filter Haar. Selama
sebanyak 30 citra manusia dan hewan. Setelah proses pemfilteran, bila ada salah satu filter gagal untuk
diklasifikasikan maka sebanyak 22 citra manusia melewatkan sebuah daerah gambar, maka daerah itu
sedangkan sisanya sebanyak 8 adalah citra hewan. Citra langsung digolongkan sebagai bukan wajah. Namun
yang didapatkan berukuran dimensi paling kecil adalah ketika filter melewatkan sebuah daerah gambar dan
219x285 pixel dan dimensi yang paling besar adalah sampai melewati semua proses filter yang ada dalam
1536x2048 pixel. Penelitian ini menggunakan MATLAB rangkaian filter, maka daerah gambar tersebut
R2010a dan library OpenCV dengan versi 2.2. untuk digolongkan sebagai wajah. Tahap selanjutnya yaitu
melakukan proses deteksi wajah pada suatu gambar. cascade. Urutan filter pada cascade ditentukan oleh bobot
Berikut ini merupakan skema proses deteksi wajah yang diberikan AdaBoost. Filter dengan bobot paling
menggunakan metode Viola-Jones. besar diletakkan pada proses pertama kali, bertujuan untuk
menghapus daerah gambar bukan wajah secepat mungkin.
Tahapan yang terakhir adalah menampilakan objek
sampel gambar yang telah terdeteksi wajah ataupun bukan
wajah, dengan memberi tanda bujur sangkar jika objek
tersebut dianggap sebagai daerah wajah.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 5. Skema Proses deteksi wajah dengan metode Viola-Jones Bagian ini menampilkan hasil pengujian dari
pendekatan penelitian ini, yang terdiri atas pengujian
Langkah awal yang dilakukan pada metode deteksi gambar yang terdeteksi wajah dan pengujian gambar yang
wajah Viola-Jones adalah membaca sampel gambar oleh tidak terdeteksi wajah. Kinerja dari pendekatan diuji pada
MATLAB R2010a. Setelah itu dilakukan pembacaan fitur 30 sampel gambar, pengujian ditampilkan berupa contoh
Haar dengan bantuan libray OpenCV 2.2 yaitu hasil gambar terdeteksi dan tidak terdeteksi wajah.
Haarcascade_frontalface_alt.mat. namun sebelum Gambar sampel berupa gambar manusia dan hewan yang
dilakukan pembacaan library OpenCV, dilakukan proses di-download dari Internet secara acak. Gambar sampel
konversi file XML Haarcascade dari OpenCV ke pada umumnya merupakan gambar dengan tampilan
MATLAB R2010a. Dalam OpenCV 2.2 terdapat suatu frontal atau dekat-frontal wajah karena beberapa gambar
library untuk membantu proses deteksi wajah yaitu dengan wajah tidak tegak lurus atau tidak frontal tidak
Haarcascade_frontalface_alt yang berfungsi sebagai dapat mengidentifikasi wajah pada gambar tersebut.
proses untuk memanggil bebarapa fitur Haar dalam suatu Berikut ini merupakan hasil gambar dari deteksi wajah
gambar. Fitur Haar adalah fitur yang digunakan dalam menggunakan metode Viola-Jones.
metode Viola-Jones yang dapat juga disebut fitur
gelombang tunggal bujur sangkar (satu interval tinggi dan
satu interval rendah), sedangkan untuk dua dimensi
disebut sebagai satu terang dan satu gelap. Adanya fitur
Haar ditentukan dengan cara mengurangi rata-rata piksel
pada daerah gelap dari rata-rata piksel pada daerah terang.
Jika nilai perbedaannya itu di atas nilai ambang atau
treshold, maka dapat dikatakan bahwa fitur tersebut ada.
Selanjutnya untuk menentukan ada atau tidaknya dari
ratusan fitur Haar pada sebuah gambar dan pada skala
yang berbeda secara efisien digunakan Integral Image.

TIF09-4
Seminar Nasional “Science, Engineering and Technology”– 2012

V. KESIMPULAN
Pada penelitian ini dirancang suatu sistem untuk
mendeteksi wajah pada suatu gambar dengan
menggunakan metode Viola-Jones. Metode dalam
penelitian ini memiliki kelebihan tepat dibandingkan
metode deteksi wajah lainnya dengan akurasi 90,9 %.
Namun memiliki kelemahan dari sistem deteksi wajah ini
yaitu tidak dapat menentukan wajah pada gambar yang
memiliki wajah tidak tegak atau frontal. Posisi wajah yang
tegak/tidak tegak sangat menentukan keberhasilan deteksi
wajah ini. Dengan menggunakan metode maka
pendeteksian wajah hanya menggunakan waktu rata-rata
Gambar. 6. Hasil deteksi wajah menggunakan metode Viola-Jones. 15 detik untuk seluruh sampel yang diuji.

Dapat dilihat pada Gambar 6 bahwa pada umunya


REFERENSI
gambar yang terdeteksi sebagai wajah dengan posisi
[1] Viola, P., Jones, M. J., “Rapid Object Detection Using A Boosted
wajah tegak atau frontal ke depan. Walaupun ada Cascade of Simple Features”, IEEE Conference on Computer
beberapa gambar manusia menggunakan penutup kepala Vision and Pattern Recognition, Jauai, Hawaii, 2001.
seperti topi (Gambar 6b dan Gambar 6f), namun berhasil [2] Viola, P., Jones, M. J., “Robust Real-Time Face Detection”,
di deteksi sebagai gambar yang memiliki wajah manusia. International Journal of Computer Vision, Kluwer Academic,
Netherlands, 2004
Terlihat juga pada semua Gambar 6 memiliki tingkat [3] Nugroho, S., “Sistem Pendeteksi Wajah Manusia pada Citra
kecerahan yang cukup sehingga gambar-gambar tersebut Digital” , Tesis Program Studi Ilmu Komputer Jurusan MIPA,
berhasil dideteksi sebagai gambar yang memiliki wajah Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2004
manusia. Sedangkan pada pengujian gambar yang tidak [4] Prayogi, S., Puspita, E ., Susetyoko, R., “Sistem Deteksi Wajah
Pada Sistem Pengaman Lingkungan Berdasarkan Deteksi Obyek
terdeteksi wajah, berikut ini merupakan hasil dari Bergerak Menggunakan Kamera”, Jurusan Teknik Elektronika,
pengujian beberapa gambar yang tidak terdeteksi wajah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Surabaya. 2007
menggunakan metode Viola-Jones. [5] Rijal, Y., Ariefianto, D., “Deteksi Wajah Berbasis Segmentasi
Model Warna Menggunakan Template Matching pada Objek
Bergerak”, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi,
Yogyakarta. 2008
[6] Fadlisyah. (2009) Skripsi Sistem Pendeteksian Wajah
Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan. Scribd.
http://www.scribd.com/doc/24444352/SKRIPSI-SISTEM-
PENDETEKSIAN-WAJAH-MENGGUNAKAN-JARINGAN-
SYARAF-TIRUAN.
[7] Andoko., “ Perancangan program simulasi deteksi wajah dengan
Support vector Machines – Viola Jones”, Teknik Informatika –
Matematika, Universitas Bina Nusantara, Jakarta. 2010.
[8] A Arihutomo, M., “Rancang Bangun Sistem Penjejakan Objek
Menggunakan Metode Viola-Jones untuk Apiliasi Eyebot”,
Proyek Ahir Jurusan Telekomunikasi PENS-ITS, Surabaya. 2010.
[9] Kroon. J. (2010) Matlab Central Mathworks. [Online]. Available:
http://www.mathworks.com/matlabcentral/fileexchange/29437-
Gambar. 7. Gambar yang tidak terdeteksi wajah menggunakan metode Viola-Jones-object-detection.
Viola-Jones.

Berdasarkan hasil deteksi wajah menggunakan metode


ini, pada Gambar 7 adalah gambar-gambar yang tidak
terdeteksi wajah manusia. Seperti pada Gambar 7a sampai
Gambar 7f yang merupakan gambar hewan, sedangkan
Gambar 7g dan Gambar 7h tidak terdeteksi wajah manusia
karena posisi wajah tidak tegak ke depan. Sistem yang
dibuat berhasil mendeteksi 18 citra manusia dari sampel
citra manusia yaitu 22 citra dengan prosentase akurasi
sebesar 90,9% dengan false positif sebesar 2 citra, dan
false negatif sebesar 2 citra. Metode ini juga hanya
memakan waktu yang relatif singkat untuk mendeteksi
wajah yaitu rata-rata 15 detik per sampel yang diuji.

TIF09-5

Anda mungkin juga menyukai