Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH, PARTISIPASI

PENYUSUNAN ANGGARAN, DAN PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA


KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Krisis ekonomi terjadi diawal tahun 1996 dan puncaknya pada tahun 1997.
Penyelenggaraan keuangan daerah dapat mendorong pendelegasian sebagai wewenang
pemerintah pusat dalam pelayanan atas dasar keuangan daerah sendiri dan membiayai
pembangunan. Di tahun 1998 Indonesia melakukan reformasi birokrasi yang membawa
perubahan politik dalam sistem pemerintahan dan administrasi keuangan Negara yang
diawali dari perubahan sistem organisasi.
Menurut Wiratna (2015:230) asal kata otonomi dari bahasa yunani, autos artinya sendiri
dan namos artinya Undang-undang atau aturan. Maka otonomi dapat diartikan sebagai
kewewenangan untuk mengatur diri sendiri.
Wulandari,Iryanie (2017:01) menyatakan bahwa otonomi daerah adalah hak wewenang
dan kewajiban daerah otonom untuk mengukur dan mengurus diri sendiri urusan pemerintah
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dari definisi otonomi diatas dapat disimpulkan bahwa otonomi merupakan hak untuk
memperoleh wewenang suatu daerah untuk mengelola dan mengatur daerah masing-masing
dengan kemampuan daerah setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.otonomi
daerah diberlakukan dengan diterbitkannya undang-undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah menyatakan bahwa efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintah daerah perlu ditingkatkan dengan memperhatikan aspek-aspek
hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan
keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan memberikan
wewenang yang seluas-luasnya kepada kepala daerah disertai dengan pemberian hak dan
kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan
pemerintah Negara. Oleh karena itu pemerintah daerah harus mampu menciptakan
pemerintahannya dengan tata kelola yang baik. Sistem evaluasi, monitoring dan pengukuran
kinerja yang dicapai oleh pemerintah daerah dalam kurun waktu tertentu juga perlu
diterapkan.
Pemerintah daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah
derah bertanggungjawab atas pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan
daerah otonomi. Penyelenggaraan pemerintah daerah dalam mewujudkan kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran masyarakat, serta
meningkatkan daya saing daerah dengan meningkatkan prinsip demokrasi, pemerintah,
keadilan, dan kekhasan suatu daerah.
Menurut Ni Made (2016) Karakteristik pemerintah daerah ialah identitas yang dimiliki
oleh setiap pemerintah daerah yang dapat membedakannya dengan daerah lain.
Kemakmuran (wealth) adalah kemampuan untuk mencukupi kebutuhan. Kemakmuran
pemerintah daerah dapat dilihat dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah
merupakan pendapatan yang dihasilkan secara rill dari masing-masing daerah. Pendapatan
Asli Daerah (PAD) bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

Dewasa ini, era globalisasi menuntut adanya perubahan yang sangat cepat dan
menyebabkan adanya perubahan dalam pemikiran kompleks disegala bidang. Kinerja yang
dicapai organisasi pada dasarnya adalah pencapaian departemen anggota organisasi itu
sendiri, dari level tinggi hingga level rendah. Konsep kinerja pemerintah daerah sendiri
muncul ketika institute pemerintah mulai mencoba mengenalkan konsep baru dalam
pengelolaan urusan publik menjadi good governance. Organisisi yang sukses merupakan
organisasi yang memiliki visi dan misi yang jelas dan terukur. Artinya visi dan misi tidak
akan bermakna jika kinerja organisasi tidak dapat dicapai dalam menerapkan good
governance. Menurut Moeheriono (2012:95) kinerja atau performance merupakan tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan
misi organisasi yang tuangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.
Penyelenggaraan pemerintah daerah tidak lepas dari anggaran. Anggaran diperlukan
untuk melakukan aktivitas keuangan. Penggunaan anggaran merupakan konsep yang sering
digunakan untuk melihat kinerja organisasi publik. Anggaran ini menjadi penting karena
digunakan untuk mengalokasikan dana guna melaksanakan kegiatan pemerintahan daerah.
Angaaran adalah pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode
waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial (Mardiasmo, 2011:61).
Dikeluarkannya Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan
Undang-undang Nomor 33 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah,
membawa perubahan fundamental dalam hubungan tata pemerintah dan hubungan keuangan,
serta membawa perubahan besar dalam pengelolaan anggaran daerah. Menurut Nordiawan
dan Hertianti (2012:70) anggaran sector publik dapat dikatakan sebagai sebuah rencana
financial yang menyatakan hal-hal berikut : (1) Rencana-rencana organisasi sektor publik
untuk melayani masyarakat atau aktivitas lain yang dapat mengembangkan kapasitas
organisasi dalam pelayanan. (2) Estimasi besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam
merealisasikan rencana tersebu. Dan (3) Perkiraan sumber-sumber yang akan menghasilkan
pemasukan serta besarnya pemasukan tersebut.

Pengelolaan anggaran telah menjadi perhatian utama bagi para pengambil keputusan
pemerintah, baik pada tingkat pusat maupun tingkat daerah. Pengalokasian dan pemantauan
anggaran membutuhkan proses dan sistem yang mengarah pada keterlibatan anggaran. Bukan
hanya berdasarkan kepentingan individu, hal ini dapat menimbulkan berbagai macam
masalah yang mungkin muncul ketika anggaran dialokasikan ke unit kerja yang ada,
sehingga tidak akan ada kesenjangan anggaran karena informasi tentang pemerintah daerah
dapat berupa informasi yang terdapat di masing-masing instansi. Tentu saja
pertanggungjawaban unit satun kerja pemerintah daerah akan lebih memahami informasi
yang terdapat pada instansi mereka dibanding kepala daerah. Proses penganggaran
pemerintah daerah pada dasarnya adalah proses penentuan peran setiap kepala SKPD saat
melaksanakan program atau bagian dari program, penyusunan anggaran memerlukan kerja
sama dari berbagai tingkatan organisasi.penyusunan anggaran pemerintah daerah merupakan
hal penting, karena dampak anggaran terhadap akuntabilitas pemerintah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) disusun
berdasarkan rencana kerja yang meliputi Rencana Kerja Jangka Panjang (RKJP), Rencana
Kerja Jangka Menengah (RKJM), dan rencana kerja pembangunan daerah. Disetiap SKPD
akan berpartisipasi dalam penyusunan anggaran.
Dalam penyusunan anggaran, harus diperhatikan pihak-pihak yang terlibat dalam
penyusunan anggaran ini. Pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran adalah pihak
prinspial (atasan) dan agen (bawahan). Melalui komunikasi anggaran yang baik, bawahan
dapat menemukan apa sebenarnya yang diharapkan atasan. Begitu pula sebaliknya, atasan
akan mampu mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi bawahan dalam sistem
anggaran.

Dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui otonomi daerah, Indonesia menganut asas


desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Daerah dituntut untuk lebih memberikan
pelayanan kepada masyarakat dengan menerapkan asas-asas pelayanan publik yang
didalamnya meliputi : transparansi, akuntabilitas, partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan
hak, dan kewajiban.

Anda mungkin juga menyukai