Anda di halaman 1dari 34

RANGKUMAN SDM KESEHATAN

MODUL 2-14

DISUSUN OLEH :

NAMA : MISNAWATI

NIM :1911102413128

KELAS : 4 A

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

TAHUN AJARAN 2020-2021


MODUL 2 KONSEP DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA DIBIDANG KESEHATAN

Manajemen sumber daya manusia dibidang kesehatan , manajemen sumberdaya manusia


dirancang untuk merencanakan mengelola dan mengendalikan sumberdaya manusia yang
dibutuhkan suatu alat manajerial . Sumber daya manusia dibidang kesehatan ada tenaga
kesehatan masyarakat , apoteker , sanitarian, perawat , dokter dll . Manajemen sumberdaya
manusia merupakan suatu proses organisasi , jika dalam organisasi tidak ada sumbernya manusia
maka organisasi tsb tidak akan seimbang karena sumberdaya manusia merupakan roda terdepan
untuk mencapai sebuah tujuan dalam organisasi yang diatur dalam manajamen sumberdaya
manusia khususnya dibidang kesehatan .

 Fungsi- fungsi manajemen sumberdaya manusia

A. Perencanaan untuk kebutuhan sumberdaya manusia

Diperlukan nya sebuah perencanaan untuk permintaan sebuah tenaga kesehatan dalam jangka
pendek ataupun jangka panjang contoh: rumah sakit dlm beberapa tahun kedepan brpa banyak
yang harus di rekrut . sebuah organisas/instansi harus dapat memperkirakan apakah berapa lama
tenaga kesehatan ini bekerja di organisasi ini . Untuk kebutuhan MSDM

B. Analisis jabataan dalam organisasi

Untuk menunjukkan tugas , keahlian dan kemampuan yang dibutuhkannya sangat penting .
Cth : direktur tugas keahlian dan kemampuan nya tentu berbeda dengan karyawan lainnya untuk
mencapai tujuan. Tugas dan fungsi dlam kesehatan dapat dilihat dari promotif , preventif kuratif
dan rehabilitatif . Promotif serta preventif dapat dihandle oleh non medis ataupun medis jika
kuratif dan rehabilitatif hanya untuk tenaga medis

C. Staffing ( sesuai dengan kebutuhan organisasi)

Adalah perekrutan dan seleksi calon tenaga kesehatan apakah sudah sesuai dengan syarat
untuk memilih calon tenaga yang profesional dan kompetitif

D. Penilaian kinerja

Ada poin evaluasi dan perilaku pekerja untuk dinilai . Analisis dan pemberian motivasi
perilaku kinerja , perilaku kinerja harus dianalisis cth rumah sakit , ketika pasien sdh dinyatakan
sembuh terkait dengan penyakitnya maka harus diberi promotif . Dinilai dari cara penyampaian
nya yang membutuhkan seni agar dimengerti oleh pasien dengan harapannya pasien tersebut
tidak mendapatkan sakit seperti sebelumnya

E. Perbaikan kualitas lingkungan kerja


Kualitas seorang pekerja harus diperhatikan karena ada peningkatan atau penurunan ,
lingkungan kerja yang nyaman adalah tempat kerja yang aman , bersih dan nyaman

F. Pencapaian efektivitas hubungan kerja

Harus ada respect kepada pekerja , adanya tawar menawar dan menetapkan prosedur
bagaimana keadaan pekerjaan , melakukan penelitian tentang SDM. Hak hak pekerja harus di
hormati cth seorang kesmas tidak boleh melakukan suntik dll . Dalam manajamen sumberdaya
manusia agar bisa menghormati . Pointnya harus ada cara penyaluran keluhan keluhan tenaga
kesehatan agar bisa di sampaikan kepada pimpinan aspirasi ini dikampung melalui kotak surat/no
wa . Penelitian kepada sumber daya manusia seperti praktisi atau akademis yang melakukan
penelitian menemukan hal hal yang perlu di tingkatkan.

 Manajemen terdiri dari

A. Man ( manusia )

Faktor yang paling menentukan karena tanpa adanya manusia , maka tidak ada proses kerja
Sebab pada dasarnya manusia lah mahluk yang bisa bekerja

B. Money ( uang )

Dengan ketersediaan uang atau dana yang memadai maka manajemen perusahaan akan lebih
leluasa dalam melakukan sejumlah efisiensi untuk mencapai tujuan akhir perseroan yaitu
memperoleh laba yang maksimal.Pembelian bahan material atau bahan baku nilainya akan jauh
lebih murah jika dilakukan dengan pembayaran tunai begitu pula dengan jumlah atau quantity,

C. Materials (bahan baku)

Ketersediaan bahan baku atau material sangat vital dalam proses produksi. Tanpa bahan baku
perusahaan manufaktur tidak bisa mengolah sesuatu untuk dijual.Dibutuhkan tenaga ahli untuk
mengolah bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi. Sumber Daya Manusia dan bahan
baku sangat berkaitan erat satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan.

D. Machines (Peralatan Mesin)

Untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi dibutuhkan seperangkat mesin dan
peralatan kerja. Dengan adanya mesin maka waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi akan
semakin cepat dan efisien.Disamping efisien, tingkat kesalahan manusia atau human error dapat
diminimalisir, namun dibutuhkan sumber daya yang handal dan bahan baku yang berkualitas
untuk memperoleh hasil yang maksimal.

E. Methods (metode)
Dalam menerapkan manajemen untuk mengelola sejumlah unsur-unsur diatas dibutuhkan
suatu metode atau standard opartional prosedure yang baku Penetapan dan cara kerja

F. Market ( pasar) Untuk meperluas hasil produksi

 Unsur unsur manajemen

1. Perencanaan ( planing )

Planning adalah bagaimana perusahaan menetapkan tujuan yang diinginkan dan kemudian
menyusun rencana strategi bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut.Manajer dalam fungsi
perencanaan harus mengkaji dan mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum memutuskan
karena ini adalah langkah awal yang bisa berpengaruh secara total dalam perusahaan kedepannya.

2. Organizing (Fungsi Pengorganisasian)

Organizing (fungsi perencanaan) adalah pengaturan sumber daya manusia dan sumber daya
fisik yang dimiliki agar bisa menjalankan rencana-rencana yang sudah diputuskan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.Fungsi pengorganisasian mengelompokkan semua orang, alat,
tugas dan wewenang yang ada dijadikan satu kesatuan yang kemudian digerakkan melaksanakan
apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

3. Directing (Fungsi Pengarahan)

Directing alias fungsi pengarahan adalah upaya untuk menciptakan suasana kerja dinamis,
sehat agar kinerjanya lebih efektif dan efisien.Beberapa kegiatan pada fungsi
pengarahan :Membimbing dan memberi motivasi kepada pekerja supaya bisa bekerja secara
efektif dan efisienMemberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaanMenjelaskan
semua kebijakan yang sudah ditetapkan

4. Controlling (Fungsi Pengendalian / Pengawasan)

Fungsi terakhir dari 4 fungsi manajemen adalah fungsi pengendalian, fungsi pengendalian
adalah upaya untuk menilai suatu kinerja yang berpatokan kepada standar yang telah dibuat, juga
melakukan perbaikan apabila memang dibutuhkan.Kegiatan pada fungsi pengendalian
misalnya:Mengevaluasi keberhasilan dan target dengan cara mengikuti standar indikator yang
sudah ditetapkan Melakukan klarifikasi dan koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan
Memberi alternatif solusi yang mungkin bisa mengatasi masalah yang terjadi.
MODUL 3 AKUISISI DAN PERSIAPAN SDM

 Dalam buku managing human resource in health care organisation , shi (2007) membagi
sdm menjadi sdm kesehatan menjadi beberapa antara lain :

A. Dokter ( physician )

B. Dokter gigi ( dentist )

C. Tenaga kefarmasian ( pharmacist)

D. Pekerja dibidang Kesehatan ( allied health worker )

 Pekerja dibidang Kesehatan secara umum dibagi menjadi 4 ketegori

1. teknisi dan teknologis laboratorium

2. Praktisi ilmu terapeistik

3. Ilmu perilaku dan layanan pendukung lainnya

E. Praktisi non dokter , Sdm kesehatan tergolong dalam kategori ini adalah asisten dokter

F. Tenaga keperawatan ( nurses )

 Strategi dan analisis sdm

Sebuah proses berkelanjutan untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan praktik
sdm yang menghasilkan kompetensi dan perilaku sdm Kesehatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan strategis sebuah organisasi beberapa tahapan yang dilakukan

1. Analisis lingkungan organisasi

2. Mengembangkan strategi

3. Implementasi

 Dalam analisis SDM , perlu dilakukan penilaian terhadap berbagai faktor yang berupa

1. Faktor eksternal seperti : rs , klinik kebutuhan Sdm didasarkan oleh kebutuhan dari
masyarakat yg mengakses layanan kesehatan

2. Faktor internal : kebutuhan sdm didasarkan pada kondisi internal organisasi apakah
organisasi membutuhkan sdm baru atau tidak
 Kenapa ahli kesehatan masyarakat disebut pekerja dibidang kesehatan ?

Jawaban : Karena peran ahli kesehatan masyarakat sendiri ialah salah satu tenaga
dibidang kesehatan yang memiliki ilmu menajamen yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat . Dan kompetensi yang dimiliki ahli kesmas pun mencakup :

1. Memiliki kemampuan menganalisa permasalahan kesehatan masyarakat serta upaya


mengatasi masalah tersebut dengan peningkatan kesehatan ( promotif ) , pencegahan
kesehatan ( preventif )

2. Memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam mengevaluasi , mengelola program


kesehatan masyarakat

3. Memiliki keterampilan dalam menyusun penelitian serta manajemen kesehatan dan


melaksanakan dengan baik .

Maka dari itu ahli kesehatan masyarakat bisa disebut pekerja dibidang kesehatan karena
memiliki kompetensi - kompetensi yang sudah saya sebutkan diatas , dan kompetensi dari ahli
kesehatan masyarakat sendiri sangatlah cocok untuk diaplikasikan di wilayah kerja puskesmas
dimana berguna untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
MODUL 4 TENTANG PENILAIAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN SDM
DIBIDANG KESEHATAN

1. Kinerja karyawan

Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dan
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya oleh karena itu
dapay disimpulkan bahwa kinerja sdm adalah prestasi kerja , atau hasil kerja output baik kualitas
maupun kuantitas yang dicapai sdm persatuan periode dalam melaksanakan tugas kerja nya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

2. Penilaian prestasi kerja

Penilaian dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja
organisasi Tujuan penilaian prestasi : memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi dari
sdm organisasi Tujuan evaluasi kerja :

a. Meningkatkan saling pengertian terhadap karyawan tentang persyaratan kinerja

b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seseorang karyawan sehingga mereka


termotivasi untuk berbuat lebih baik atau berprestasi sekurang-kurangnya
berprestasi sama seperti terdahulu

c. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan


aspirasi nya dan meningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap pekerjaan
yang Diembannya sekarang

d. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan sehingga


karyawan dapat termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya

e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan


kebutuhan penelitian khususnya secara diklat dan kemudian menyetujui rencana
itu jika tidak hal hal yang perlu diubah

3. Penilaian kerja memiliki beberapa sasaran

f. Membuat analisis kerangka dari waktu yang lalu secara berkesinambungan

4. Pengelolaan retensi dan pengembangan karir

A. Retensi Adalah suatu salah satu upaya organisasi untuk mempertahankan karyawan/sdm
agar tetap berada di organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
B. Karir dan pengembangan karir , Karir dalam Terminologi organisasi yang dikaitkan
dengan kemajuan ( advanced) ada beberapa definisi menurut pakar menurut Hasto Joko
Nur Utomo dan melian Sugiarto para pakar lebih seneng mendefinisikan karir sebagai
perjalanan pekerjaan seorang pegawai didalam organisasi

C. Jalur dan tujuan karir , Jalur karir adalah pola urutan pekerjaan Yang harus dilalui
pegawai Untuk mencapai tujuan karir jalur karir selalu bersifat Ideal dan normatif

D. Fokus karir , Fokus utama karir dari seorang pegawai akan menentukan pengembangan
karir individu tersebut dimasa depannya

Menurut Games (1995) ada dua fokus utama dalam pengembangan karir yaitu :

1. Fokus internal , karyawan selalu memandang karir nya dalam hal positif

2. Fokus eksternal , menyebabkan pengembangan karir seseorang perlu didukung oleh


Lingkungan eksternal nya

E. Pengembangan karir , Pengembangan karir ini adalah proses implementasi perencanaan


karir

F. Model pengembangan karir

Menurut Byars dan Rue (2000) pengembangan karir adalah aktivitas formal dan
berkelanjutan yang merupakan suatu upaya organisasi untuk mengembangkan atau memperkaya
sumberdaya manusianya dengan menyelaraskan suatu kebutuhan mereka dengan kebutuhan
organisasi . Ada 3 model pengembangan karir

1. Model siklus hidup ( life - cycle - models )

Merupakan pengembangan karir yang sifatnya pasti seseorang akan berpindah pekerjaan
nya melalui perbedaan tahap karir

2. Model berbasis organisasi

Model pengembangan yang menjelaskan bahwa karir seseorang akan melalui tahap tahap
karir , dalam model ini dijelaskan bahwa Dalam proses pengembangan karir ada proses
pembelajaran kepada karyawan untuk memiliki jalur karir yang pasti

3. Model pola terarah

Dalam model ini karyawan akan dibimbing atau diarahkan untuk membuat keputusan sendiri
mengenai seberapa cepat mereka menginginkan kemajuan Dalam karir mereka .

 Tanggapan saya ketika saya diletakan menjadi seorang manajer saya akan memilih salah
satu model penembangan karir yang akan saya terapkan !
 Ketika saya menjadi seorang manager dalam membuat suatu sistem agar karyawan saya
bisa memiliki kemajuan dalam karir mereka , maka saya melakukan model pola terarah
dalam model ini karyawan akan di bimbing dan diarahkan untuk membuat keputusan
sendiri mengenai kemampuan mereka di bidang mana dalam kesehatan contoh nya
mereka cakap dalam public speaking maka mereka akan menjadi seorang khusus
promotor . Oleh karena sebagai seorang manager saya harus melakukan evaluasi terhadap
karyawan saya , apa yang menjadi kemampuan mereka serta memberi pelatihan pelatihan
khusus agar mereka terarah dan terbimbing . dengan kebijakan yang ada dengan
menerima informasi tersebut saya mengharapkan para karyawan dapat termotivasi
menunjukkan kemampuan dan perencanaan mereka ke jenjang karir mereka sehingga
mereka bisa naik jabatan
MODUL 5 PROSES PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DIBIDANG
KESEHATAN

Definisi total quality control atau biasa dikenal dengan pengendalian mutu terpadu yaitu
suatu sistem yang efektif untuk mengintegrasikan usaha pengembangan kualitas pemeliharaan
kualitas dan perbaikan kualitas atau mutu dari berbagai kelompok dalam organisasi dan
manajemen partisipasi dengan sikap mental yang mengutamakan kualitas kerja jadi adalah
kesediaan bekerja yang sungguh-sungguh dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
pekerjaannya

Total quality control atau biasanya ini dikenal dengan nama lain gugus kendali mutu itu
adalah suatu kelompok kecil dari lingkup kerja yang dengan sukarela melakukan pengendalian
dan perbaikan secara berkesinambungan dengan menggunakan teknik-teknik total quality control
ini ada suatu kegiatan di mana sekelompok karyawan yang bekerja sama dan melakukan
pertemuan secara berkala dalam mengupayakan pengendalian mutu ataupun kualitas dengan cara
mengidentifikasikan menganalisis dan melakukan tindakan untuk menyelesaikan suatu masalah
yang dihadapi dalam pekerjaan dengan menggunakan alat alat pengendalian mutu atau kualitas
kontrol tools

 Tujuan total quality control

1. Target perusahaan secara efisien

Perusahaan yang gagal tidak bisa disebut efisien kebijakan atau strategi pengembangan yang
sangat tergantung pada kondisi ekonomi teknologi lingkungan sosial dan psikologisnya
perusahaan memiliki ilmu pengetahuan yang mendalam tentang kekuatan pasar fiskal maupun
kebijakan dari pemerintah maka dari itu dibutuhkan pendekatan-pendekatan kepada karyawan
seperti melakukan evaluasi untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan juga dalam suatu
organisasi adalah suatu tata kerja untuk mengatur jalannya organisasi

2. hubungan manusia serta mutu barang atau jasa

Yang ditawarkan itu tidak semua dalam meningkatkan mutu produk karena memiliki
karakter dan karakteristik dalam peningkatan mutu atau jasa akan berdampak pada organisasi
secara menyeluruh untuk melakukan untuk melakukan upaya upaya upaya meningkatkan mutu
tersebut yaitu dengan menentukan utama untuk pelayanannya mengelola harapan pelanggan
mengembangkan budaya mutu di sini meliputi nilai normal akan meningkatkan mutu tersebut
oleh karena itu perlu adanya dukungan dan komitmen menyeluruh dari organisasi.

3. Meningkatkan moral , prakarsa dan kerjasama karyawan


Dengan adanya peningkatan moral maka perusahaan akan menyelenggarakan program
pelatihan yang cepat iklim dan suasana organisasi pada umumnya akan menjadi lebih baik
dengan iklim kerja yang sehat maka kerja juga akan meningkat dan memiliki kemampuan
seseorang tenaga kerja untuk mengambil sebuah keputusan langkah-langkah dalam sesuatu
tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari
manajemen lainnya sedangkan kerjasama yaitu kemampuan untuk bekerja bersama dengan orang
lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga mencapai
daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya

4. pengembangan kemampuan tenaga kerja

Merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan keterampilan dan pengetahuan


pengembangan sumber daya manusia pada perusahaan akan dimulai dari proses pengadaan
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dengan khusus dan seminar pengembangan
sumber daya manusia sangat penting untuk organisasi menjadi dinamis dan berorientasi pada
pertumbuhan

5. peningkatan ekonomi tidak hanya dalam jangka pendek tetapi ketika pekerjaan di sektor
produktif lebih banyak dan jika peningkatan produktivitas kerja angkatan kerja lebih cepat
dan ekonomi sedangkan probabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dengan menggunakan sumber yang memiliki seperti aktiva modal atau penjualan perusahaan
profitabilitas dapat berupa untuk sebuah alasan yang terkecil terhadap inflasi dan kondisi
tanah

 Tujuan quality control circle (QQC)

Setiap orang memiliki suatu potensi yang terpendam kita dapat menggunakan suatu
keinginan atau kegiatan minat dan bakat mahasiswa bekerja untuk menggali potensi para
karyawan supaya merasa lebih produktif itu yang kedua ada menciptakan suasana kerja secara
kekeluargaan itu seperti satu sama lain pada pekerja itu semangat dalam bekerja

Quality control circle (QCC ) adalah meningkatkan kemampuan dalam memecahkan suatu
masalah maksudnya adalah seorang karyawan diwajibkan mampu untuk menyelesaikan setiap
masalah yang terjadi di tempat dia bekerja lalu bagaimana caranya yakni setiap perusahaan itu
wajib melibatkan karyawan ataupun anggotanya pada setiap permasalahan pekerjaan dan upaya
untuk menangani masalah tersebut jika suatu perusahaan selalu melibatkan para pekerja ataupun
karyawan . maka pekerjaan tersebut akan mampu ataupun terbiasa untuk mencari jalan keluar
atau cara untuk memecahkan masalah tersebut jadi karyawan itu dapat memberikan atau pun
merekomendasikan solusi atau rencana pemecahan masalah kepada manajemen perusahaan
karena para pekerja itu sudah biasa dilibatkan dalam suatu masalah sehingga mereka sudah
terbiasa untuk cari jalan keluar ataupun
Pemecahan masalah tujuan selanjutnya yakni meningkatkan rasa tanggung jawab seluruh
karyawan untuk maju dan berkembang di sini setiap perusahaan wajib memberikan sanksi
ataupun teguran kepada karyawan yang telah melakukan kesalahan di saat dia bekerja ataupun
selamanya saat dia bekerja sehingga karyawan tersebut mampu memperbaiki dirinya kedepan
dan memiliki rasa tanggung jawab bahwasannya dia itu salah dan harus diperbaiki kedepannya
supaya tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi

 Alat-alat quality control circle QCC jadi alat ini adalah alat-alat pengendalian
mutu yang digunakan untuk penyelesaian masalah yang dihadapi dalam pekerjaan

1. Check sheet.

2. Stratifikasi.

3. Diagram Pareto.

4. Diagram Sebab Akibat (FISH BONE)

5. Grafik dan Bagan Pengendalian.

6. Digram Pencar ( Scatter Diagram )

7. Histogram.

Kesimpulannya adalah terdapat suatu hubungan antara total quality control dan quality
control circle jadi suatu sistem yang memadukan pengembangan pemeliharaan ataupun
perbaikan mutu usaha untuk mencapai produksi pada tingkat yang paling ekonomis dan dapat
memenuhi kepuasan pelanggan ataupun konsumen dengan adanya quality control circle ini bisa
dijadikan salah satu alat untuk menunjang penerapan divisi tersebut tetapi yang perlu
diperhatikan disini adalah penerapan di sini tidak bisa dicapai hanya semata-mata dengan
membentuk QCC dalam suatu perusahaan lalu apa sih perbedaannya total quality control circle
ini dengan total quality control jadi QCC ini lebih diarahkan untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang dihadapi sehari-hari untuk kelompok karyawan sedangkan TQC ini suatu program
jadi ini adalah programnya yang menyeluruh yang lebih luas cakupannya sehingga perlu
ditunjang dengan usaha ataupun tindakan yang lain
MODUL 8 MENJELASKAN MAKNA DAN KONSEP MANAJEMEN DAN MUTU
KESEHATAN

 Manajemen VS manajer

Manajemen merupakan adalah sebuah seni mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
utama sebuah organisasi atau bisnis melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan,
dan pengawasan sumber daya dengan cara yang efektif dan efisien.

 Manajer

Manajer adalah seseorang yang melakukan atau mengatur semua upaya perencanaan, organisasi,
manajemen dan pengendalian anggota organisasi, serta penggunaan sumber daya organisasi
lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah lama ditetapkan ialah orangnya

 Manajemen mutu kesehatan

Manajemen mutu kesehatan ialah kualitas yang diberikan kepada masyarakat oleh para pemberi
layanan kesehatan seperti dengan keramah tamahan nakes , dokter yang dapat menjelaskan dan
diterima pasien , kebersihan dari pelayanan kesehatan sendiri , maka akan meningkatkan mutu
kesehatan sehingga masyarakat dapat kembali memanfaatkan pelayanan kesehatan sehingga
terwujud nya tujuan dari kesehatan .

 Konsep sehat

konsep “sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat
luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari
penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit
atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia
semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.

WHO juga menjabarkan beberapa karakteristik kesehatan yang perlu diketahui.Diantaranya,


seperti sehat jasmani dan rohani tanpa melibatkan unsur eksternal, Sehat berkaitan dengan
lingkungan internal atau eksternal, sehat spritual, sehat mental. Serta sehat sebagai hidup kreatif
dan produktif dan bermanfaat .

Pemanfaatan 6 fungsi manajemen pada pelayanan kesehatan dengan pembiayaan yang murah
efektif

1. Dengan tetap menjaga kualitas pelayanan kepada pasien agar tercapai nya tujuan organisasi
Fokus pada pelanggan Dalam manajemen mutu terpadu, baik pelanggan internal maupun
pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau
jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam
menentukan kualitas tenaga kerja, proses dan lingkungan yang berhubungan dengan produk dan
jasa.

2 .Obsesi terhadap kualitas Dalam organisasi yang menerapkan Manajemen Mutu Terpadu ,
pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut,
organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka. Hal ini
berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek
pekerjaannya berdasarkan perspektif.

3.Pendekatan Ilmiah Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan Manajemen Mutu
Terpadu, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian
data yang diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (bench-mark) memantai
prestasi dan melaksanakan perbaikan.

4. Komitmen Jangka Panjang Manjemen Mutu Terpadu merupakan suatu paradigma baru dalam
melaksanakan bisnis, untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu,
komitemen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan
Manajemen Mutu Terpadu dapat berjalan dengan sukses.

5. Kerjasama Tim (Team ork)


Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional sering kali diciptakan persaingan
antardepartemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Akan
tetapi, persaingan internal tersebut cenderung hanya menggunakan dan menghabiskan energi
yang seharusnya dipusaktkan pada upaya perbaikan kualitas, yang pada gilirannya untuk
meningkatkan daya saing perusahaan pada lingkungan eksternal. Sementara itu dalam organisasi
yang menerapkan Manajemen Mutu Terpadu, kerja sama tim, kemitraan dan hubungan dijalin
dan dibina, baik antarkaryawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga
pemerintah dan masyarakat sekitarnya.

6. Perbaikan Sistem Berkesinambungan

Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses – proses tertentu didalam
suatu sistem / lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus menerus
agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat.

7. Pendidikan dan Pelatihan

Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan
pelatihan karyawan. Mereka beranggapan bahwa perusahaan bukanlah sekolah yang diperlukan
adalah tenaga terampil siap pakai. Jadi, perusahaan-perusahaan seperti itu hanya akan
memberikan pelatihan sekedarnya kepada para karyawannya. Kondisi seperti itu menyebabkan
perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya
apalagi dalam era persaingan global. Pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang
fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku
prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia.
Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan
keahlian profesionalnya.

8. Kebebasan yang Terkendali


Dalam keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambila keputusan dan pemecahan
masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat
meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah
dibuat. Selain itu, unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu
keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak. Meskipun demikian, kebebasan
yang timbul karena keterlibatan dan pembedayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian
yang terencana dan terlaksana dengan baik. Pengendalian itu sendiri dilakukan terhadap metode-
metode pelaksanaan setiap proses tertentu. Dalam hal ini karyawan melakukan standardisasi
proses dan mereka pula yang berusaha mencari cara untuk menyakinkan setiap orang agar
bersedia mengikuti prosedur standar tersebut.

9. Kesatuan Tujuan

Agar Manajemen Mutu Terpadu dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki
kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan
tetapi kesatuan tujuan ini tidakberarti bahwa harus selalu ada persetujuan/kesepakatan antara
pihakmanajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.

10. Keterlibatan dan Pemberdayaan

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan
Manajemen Mutu Terpadu. Usaha u8ntuk melibatkan karyawan membawa 2 manfaat utama.
Pertama, hal ini akan meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana
yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran
dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan
juga meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan
orang-orang yang harus melaksanakannya.Pemberdayaan bukan sekedar melibatkan karyawan,
tetapi juga melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh yang sungguh-sungguh berarti.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyusun pekerjaan yang memingkinkan
para karyawan untuk mengambil keputusan mengenai perbaikan proses pekerjaannya dalam
parameter yang ditetapkan dengan jelas
 Cara kita sebagai ahli kesmas bisa melakukan perawatan tanpa mengobati ialah ,
dikesmas sendiri memiliki 8 pilar salah satunya ialah pilar kespro , kesmas bisa
melakukan pendampingan yang termasuk perawatan kepada ibu hamil dengan cara
mengingat kan meminum vitamin , mengedukasi ibu hamil tentang makanan bergizi
ataupun masalah masalah yang dihadapi saat kehamilan kita bisa bantu cari pencegahan
nya , dengan seperti itu tercapai lah tujuan kesehatan dan berkurang nya angka kematian
ibu dan bayi
MODUL 9 MEMERINCI KONDISI MANAJEMEN DAN MUTU KESEHATAN

 Manajemen kualitas mempengaruhi struktur inti interal dan eksternal , kepemilikan dan
pelanggan ( pasien / klien ) hubungan , sistem mutu dan hampir semaunya sistem dan
segmen lain organisasi , ada sesuatu yang dapat mempengaruhi struktur inti eksternal
memiliki kualitas kesehatan ini bisa dikatakan pasien atau masyarakat yang ada di
organisasi apa saja itu yang dan semuanya ini dalam seluruh segmen yang ada di
organisasi .

1. Pelayanan kesehatan bersifat spesifik karena fisik dan mental dalam proses menyediakan
layanan jadi dalam proses penyediaan layanan ini juga berkaitan dengan fisik dan mental dari
petugas sehatan kenapa fisik dan mental atau petugas kesehatan terhadap kesehatan karena
keadaan fisik yang sehat kemudian keadaan mental yang sehat pengaruh pelayanan kesehatan
kepada masyarakat misalnya menyediakan layanan jadi dalam proses menyediakan layanan
ini juga berkaitan dengan fisik dan mental dari petugas kesehatan fisik dan mental atau
petugas kesehatan terhadap proses penyediaan layanan kesehatan karena keadaan fisik yang
sehat kemudian keadaan mental yang sehat dapat mempengaruhi performa pelayanan
kesehatan kepada masyarakat misalnya sedang dalam keadaan yang kurang sehat kemudian
memberikan pelayanan kepada masyarakat mungkin kita dalam keadaan sehat karena kondisi
kita sedang atau mental kita sedang tidak ada seorangpun yang kadang-kadang itu biasanya
rasanya senang atau kadang merasa sedih walaupun fisiknya sehat tetapi atau diluar atau
didalam lingkungan kerjanya sehingga ini bisa berpengaruh pada saat memberikan pelayanan
kepada masyarakat khususnya di bidang kesehatan jangan sampai keadaan fisik dan mental
kita saat kita menjadi petugas kesehatan nanti ini mempengaruhi performa kita memberikan
pelayanan jadi kita harus profesional ketika kita memberikan pelayanan tidak boleh kita juga
yang sedang terganggu juga mempengaruhi performa layanan kepada masyarakat walaupun
secara ilmiah dapat berpengaruh tetap kita harus mengesampingkan masalah pribadi tetap
profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan

2. Pelanggan atau mungkin memiliki sedikit pengetahuan dari aspek profesional layanan
hubungan antara pasien dan staf medis adalah dasar untuk menciptakan masukan elemen
dalam proses apakah itu pasien akan bekerja sama dan akibatnya apakah mereka akan puas
dengan layanan yang disediakan terutama bergantung pada sektor kesehatan hubungan antara
pasien dan hubungan antara masyarakat dengan aplikasi berperan penting untuk menciptakan
masukan elemen dalam proses masuknya segala implementasi segala program yang kita
laksanakan ini akan berkaitan orang dapat juga dipengaruhi oleh bagaimana hubungan kita
sebagai ahli kesmas dengan masyarakat yang baik sudah maka saat kita melaksanakan
sebuah program kesehatan pun akan lebih mudah diterima oleh masyarakat karena sudah
terjalin hubungan kedekatan antara ini dengan masyarakat .
3. Sasaran pembayaran dan penyediaan layanan adalah dua hal kegiatan yang benar-benar
terpisah dalam perawatan kesehatan jadi ada pembayaran dan penyediaan layanan biasanya
yang membayar layanan kesehatan dilakukan oleh pihak ketiga oleh karena itu penyedia
layanan kesehatan harus memuaskan tidak hanya kebutuhan pelanggan tetapi juga orang
yang membayar untuk pelayanan kesehatan diri sendiri untuk misalnya asuransi kesehatan
menjadi harapan di dalam sebuah proses organisasi kesehatan dunia adalah apa yang
masyarakat atau pasien harapannya juga sesuai dengan apa yang diterima dari pelayanan
kesehatan yang sudah diberikan baik itu pembayaran secara mandiri maupun menggunakan
asuransi kesehatan asuransi kesehatan juga berasal dari hasil dari masyarakat hasil
pengumpulan uang yang dilakukan per bulan untuk membayarkan asuransi kesehatan
tersebut hanya saja sistem yang berbeda antara pasien mandiri dan asuransi kesehatan

4. Interaksi antara pasien dan dokter dan lainnya petugas kesehatan lainnya termasuk medis dan
non medis dan sumber daya asuransi kesehatan legislatif dan badan pengatur lainnya
manajemen kualitas prinsip-prinsip dalam perawatan kesehatan .

 Daftar-daftar prinsip-prinsip manajemen mutu dalam perawatan kesehatan

1. Pemberi pelayanan ada namanya pelanggan atau penerima pelayanan yang pertama harus
kita samakan persepsi bahwa yang dimaksudkan ini adalah bisa jadi bisa jadi juga
masyarakat karena petugas kesehatannya juga tergolong menjadi dua jenis kesehatan
medis dan petugas kesehatan seperti organisasi pelayanan kesehatan swasta dan atau
organisasi saat memberikan perawatan kesehatan layanan harus menghormati pelanggan
dengan pendekatan terpusat di saat kita memberikan sebuah pelayanan walaupun
pelanggan ini membutuhkan layanan kesehatan kita namun kita sebagai petugas
kesehatan juga harus tetap memberikan atau menghormati masyarakat untuk
menghormati pasien maupun seperti itu karena ini adalah jangan sampai karena kita
merasa masyarakat atau pasien yang butuh pelayanan kesehatan kita sehingga kita merasa
yang dibawakan mereka harus melakukan segala sesuatu kita minta mengurus
administrasi ke sana sini padahal kita sebagai petugas kesehatan atau masyarakat dari
masyarakat dan petugas kesehatan lainnya yang harus kita tanamkan sejak sebelum
bekerja .

2. Pengertian keduanya aspek keuangan dan keuangan kinerja rusahaan ini adalah sebuah
istilah yang kompleks yang harus kita cerna secara baik namun poinnya adalah dari
keterlibatan pemangku kepentingan ini harus melibatkan sebuah aspek keuangan dan non
keuangan di sebuah perusahaan karena tidak semuanya juga untuk kita bisa berbicara
terkait keuangan namun juga harus mengendalikan atau memanajemen dari sisi non
keuangan kinerja perusahaan khususnya di bidang kesehatan .

3. Pelayanan kesehatan seringkali membutuhkan identifikasi kebutuhan harapan dan


persyaratan dari semua pemangku kepentingan dan pihak berkepentingan yang atau
selain penyedia layanan kesehatan asuransi termasuk nasabah pasien atau klien serta
dokter sebuah layanan kesehatan identifikasi kebutuhan kita harus mampu menggali
mampu membuat sebuah informasi yang dapat mengidentifikasi mengidentifikasi
kebutuhan seorang klien pasien atau masyarakat Biasanya kalau berbicara dalam hal yang
menjadi contoh adalah petugas kesehatan medis bisa menggunakan dokter dari dokter
kepada pasiennya sehingga dari rekaman tersebut bisa dilihat atau berobat pasien
sebelumnya dari rekam medis tersebut kita bisa melihat riwayat penyakitnya dan
perkembangan kesehatannya diagnosa yang tercatat dengan hasil dari orang tersebut atau
pasien tersebut setiap kunjungannya kalau masyarakat sekitar bisa melakukannya
kualitatif maupun kuantitatif kalau yang kita bisa lakukan seperti ini jadi bisa melakukan
analisis mendalam bertanya atau melakukan wawancara mendalam kepada masyarakat
terkait kebutuhan atau atau masalah kesehatan yang ingin diselesaikan secara kualitatif
secara kuantitatif biasanya juga kita bisa menggunakan angket atau kuesioner yang
berisikan instrumen-instrumen pertanyaan terkait segala sesuatu yang dapat menggali
informasi kesehatan dari masyarakat.

4. Kepemimpinan : Versi baru dari iso 9001 kepemimpinan sangat penting untuk
pengelolaan organisasi kesehatan dan kualitas sistem manajemen organisasi tersebut yang
mengadopsi pendekatan yang berpusat pada pelanggan pendekatan fokus pada pelanggan
pemimpin memiliki peran untuk menginspirasi mempromosikan dan budaya organisasi
kualitas di dalam sebuah organisasi yaitu organisasi harus dibudayakan organisasi dalam
suatu organisasi organisasi ini terdapat roda yang terus berputar . organisasi itu ada
tahapan perencanaan pengorganisasian tahapan akhir yang disebut evaluasi implementasi
adalah program yang penting untuk dilaksanakan bagi seluruh tahapan ini bisa menuju
atau mencapai sebuah gols dari kesehatan yang ingin dicapai.

 Definisi ISO 9001

ISO 9001 merupakan sistem manajemen mutu dan merupakan persyaratan sistem manajemen
yang paling populer di dunia. ISO 9001 telah mengalami beberapa kali revisi dan revisi yang
paling akhir adalah ISO 9001:2015. Salah satu ciri penerapan ISO 9001 adalah diterapkannya
pendekatan proses. Pendekatan proses ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas sistem
manajemen mutu. Pendekatan ini men syaratkan organisasi untuk melakukan identifikasi,
penerapan, pengelolaan dan melakukan peningkatan berkesinambungan (continual improvement).

ISO 9001 adalah Quality Management System, atau sistem penjaminan mutu, yaitu
mekanisme standar yang disusun, disepakati, dan diterapkan oleh suatu organisasi dalam
menjalankan aktivitas suatu perusahaan. Sistem ISO 9001 menjelaskan bagaimana perusahaan
beroperasi. Bagaimana perkerjaan mengalir dari satu aktifitas ke aktifitas lain. Penanganan
pekerjaan mulai dari customer, input ke dalam masing-masing proses, dan output yang
dihasilkan dari setiap proses. Parameter-parameter fisik dari hasil pekerjaan, yang menentukan
apakah hasil tersebut memenuhi prasayarat kualitas yang telah ditentukan dan disepakati atau
belum. Penerapan Implementasi ISO 9001 tidak hanya sekedar copy paste prosedur yang
ditetapkan, jika perusahaan ingin mendapatkan nilai tambah dari pada system ISO 9001 maka
implementasi harus benar - benar dijalankan secara maksimal dan perlu komitmen manajemen
yang bagus. oleh karnanya tugas dari pada seorang konsultan ISO 9001 tidak hanya sekedar bisa
menerapkan system ISO di perusahaan terkait namun seorang konsultan ISO 9001 harus mampu
memotivasi & berinovasi ke perusahaan terkait sehingga manfaat ISO 9001 benar – benar bisa di
rasakan oleh seluruh karyawan & perusahaan.
MODUL 10 MEMAHAMI PENGUKURAN ISO

ISO 9000 adalah kumpulan standar, pedoman, dan laporan teknis. ini adalah penghargaan
jaminan kualitas internasional utama keluarga ini termasuk

 ISO 9001

 Menetapkan persyaratan untuk organisasi yang proses bisnisnya beragam mulai dari
desain dan pengembangan, hingga produksi, instalasi, dan servis.

 ISO 9002

 Adalah organisasi internasional untuk jenjang standardisasi yang awalnya disetujui pada
tahun 1998

 Adalah standar yang sesuai untuk organisasi yang tidak merancang dan mengembangkan
produk, karena tidak termasuk persyaratan pengendalian desain ISO 9001

 Adalah persyaratan identik selain dari perbedaan itu. ISO 9002

 Adalah organisasi internasional untuk jenjang standardisasi yang awalnya disetujui pada
tahun 1998

 ISO 2003

 adalah standar yang sesuai untuk organisasi yang proses bisnisnya tidak mencakup
pengendalian desain, pengendalian proses, pembelian atau servis.

 ini berfokus pada inspeksi dan pengujian untuk memastikan bahwa produk dan layanan
akhir memenuhi persyaratan yang ditentukan.

 ini adalah standar persyaratan yang Anda gunakan untuk menilai kemampuan Anda dalam
memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.

 perusahaan pihak ketiga tertentu diberi wewenang untuk menilai Anda melakukan standar
ini dan memberi Anda sertifikasi.

ISO 14001 berada di bawah kelompok ISO 14000 dan merupakan standar internasional untuk
mengevaluasi sistem manajemen lingkungan organisasi.

 persyaratan untuk mencapai sertifikasi ISO 9002 (ISO 9001; 2000) ADALAH:

1. Memiliki kebijakan yang ditetapkan tentang manual prosedur mutu

2. memiliki seorang petugas yang ditunjuk untuk memastikan dan memelihara standar
kualitas
3. memiliki ulasan kualitas yang teratur. audit yang harus dilakukan baik secara internal
maupun oleh badan independen eksternal.

 persyaratan untuk mencapai sertifikasi ISO 9002 (ISO 900; 2000) ADALAH;

1. memiliki kebijakan yang didirikan berkualitas, dan pedoman prosedur


kualitas.

2. memiliki petugas yang dirancang untuk memastikan dan


mempertahankan standar kualitas.

3. memiliki ulasan teratur terhadap kualit. udit dilakukan kedua di rumah dan oleh badan
independen eksternal

 Persyaratan untuk mencapai SERTIFIKASI ISO 9002 (ISO 9001; 2000) ADALAH:

1. memiliki kebijakan tentang berbagai variasi masalah lain termasuk dan tidak terbatas
pada pelatihan dan pengembangan staf, dll

2. memelihara daftar prosedur yang dinyatakan secara sederhana, tidak ambigu dan tidak
dapat dikendalikan

3. ketika Anda disertifikasi untuk ISO 9002 Anda harus "MENGATAKAN APA YANG
ANDA LAKUKAN, LAKUKAN APA YANG ANDA KATAKAN, BUKTIKAN
BAHWA ANDA MELAKUKANNYA"

4. Siapkan sistem untuk memantau pelanggan

ISO 9000 memberikan kerangka kerja dan pendekatan sistematis untuk mengelola proses bisnis
untuk menghasilkan produk / layanan yang sesuai dengan harapan pelanggan.

bagi pelanggan, sertifikasi pemasok dengan standar ISO berarti bahwa mereka dapat yakin
bahwa pengembangan produk dan layanan mereka sesuai dengan dokumen referensi yang
diterima secara global.ini, tentu saja, berarti bahwa pelanggan dan pemasok mampu bersaing di
pasar di seluruh duni

 MANFAAT MENJADI BERSERTIFIKAT

1. UNTUK MENINGKATKAN PROSES BISNIS DAN MENGHEMAT UANG

sebagian besar perusahaan yang menerapkan laporan sertifikasi ISO 9000 meningkatkan efisiensi
proses bisnis, pengurangan limbah, dan peningkatan kualitas produk.

2. UNTUK KUALITAS UNTUK PELANGGAN BARU.


banyak perusahaan melihat sertifikasi iso 9000 sebagai persyaratan penting untuk melakukan
bisnis dengan vendor baru untuk memasuki pasar global, standar iso 9000 diperlukan di banyak
negara.

 PROSES PENINGKATAN KUALITAS

1. PERSIAPAN

2. ANALISIS SITUASI SAAT INI

3. DESAIN SISTEM KUALITAS

4. PENERAPAN

5. AUDIT EKSTERNAL DAN AKREDITASI


RANGKUMAN MODUL 11 MEKANISME AKREDITASI PELATIHAN BIDANG
KESEHATAN

 Undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan pasal 31


1. pelatihan tenaga kesehatan dapat diselenggarakan oleh pemerintah Pemerintah Daerah dan
atau masyarakat jam
2. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi program Pelatihan dan
tenaga pelatihan yang sesuai dengan standar dan standar kompetensi serta diselenggarakan
oleh institusi penyelenggaraan pelatihan yang terakreditasi Dengan ketentuan Aturan
perundang-undangan.

 Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang aparatur sipil negara
3. Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
4. Aturan pemerintahan nomor 11 tahun 2017 tentang manajemen pegawai Bangnegari sipil
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2015 tentang
organisasi dan tata kerja Kementerian Kesehatan
6. peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2018
Pengembangan kompetensi pegawai aparatur sipil negara
7. peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara nomor 25 tahun 2015 Tentang Pedoman
akreditasi Pendidikan dan Pelatihan pemerintah
8. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara nomor 250/K.1.PDP.09/2016 Tentang
Penetapan Badan PPSDM Kesehatan Sebagai instansi pengakreditasi Diklat Teknis dan
fungsional.

 Landasan Hukum

• Kesehatan sebagai administrasi Pengakreditasi Diklat teknis dan fungsional

• Kesehatan sebagai administrasi Pengakreditasi Diklat teknis dan fungsional

• Kesehatan sebagai administrasi Pengakreditasi Diklat teknis dan fungsional kesehatan.

 Penyelenggaraan pelatihan membuat perencanaan Pelatihan dengan cara melakukan


pengecekan Belum pada pusat pelatihan SDM. kesehatan Cq. Bidang pengembangan
pelatihan Jika kurikulum pelatihan yang Standar belum tersedia Penyelenggaraan
pelatihan wajib Menyusun kurikulum pelatihan. Apabila Kurikulum Latihan terstandar
Telah tersedia maka penyelenggaraan pelatihan terakreditasi Dapat Melanjutkan Proses
akreditasi pelatihan.
 Bagi penyelenggaraan pelatihan Yang belum terakreditasi dapat membuat usulan
Pengampuan. Apabila proses Pengampuan disetujui maka dapat dilanjutkan dengan
Proses usulan akreditasi pelatihan, Jika tidak maka penyelenggaraan pelatihan dapat
membuat usulan ulang proses Pengampuan pada Institusi pelatihan terakreditasi lainnya.

 Mekanisme akreditasi pelatihan meliputi dua tahapan yaitu :


1. Persiapan

a. Dokumen inti (Kurikulum pelatihan). Penyelenggaraan pelatihan menyusun kurikulum


pelatihan dengan Berpedoman pada pedoman menyusun kurikulum modul di bidang kesehatan.

b. Membuat surat permohonan Pengampuan bagi Institusi kepada BBPK/Bapelkes/


Bapelkesda/Unit diklat/Pimpinan institusi pelatihan yang Terakreditasi.

c. Membuat Surat permohonan akreditasi pelatihan. surat permohonan akreditasi pelatihan


ditunjuk kepada Pusat pelatihan SDM kesehatan dan ditandatangani oleh Kepala satker/ pejabat/
yang berwenang/ penanggung jawab pelatihan.

d. Dokumen pendukung dokumen pendukung yang diperlakukan untuk usulan akreditasi


pelatihan adalah sebagai berikut :

 Dokumen pendukung
1. Surat pengantar.
2. Surat keputusan panitia penyelenggaraan
3. Sertifikasi TOC
4. Surat keputusan atau surat tugas pengendali pelatihan
5. Sertifikat Pelatihan pengendali pelatihan /CAWID/WI Dasar
RANGKUMAN MODUL 12 MEKANISME AKREDITASI PELATIHAN BIDANG
KESEHATAN

A. Dokumen pendukung
5. kerangka acuan pelatihan
6. from evaluasi peserta (pre/post test/ lembar soal ujian komprehensif atau daftar ujian
kompetensi dll
7. from evaluasi pelatih
8. from evaluasi penyelenggaraan
9. jadwal
11.komponen pelatih
12.daftar sarana dan prasana terkait pelatihan
13. lembar lembar penugasan
14. panduan praktik lapangan (jika ada)
15. surat pengampuan

B. Pengajuan

Proses pengajuan akreditasi pelatihan :

1. pengajuan akreditasi pelatihan dilakukan setelah kurikulum pelatihan disahkan oleh pusat
pelatihan sdm kesehatan Cq bidang pengembangan pelatihan.

2. proses pengajuan akreditasi pelatihan dilakukan melalui aplikasi SIAKPEL secara online
(satu) bulan sebelum pelaksanaan pelatihan (terlampir manual book).

3. seluruh dokumen lengkap dilampirkan dan siap dilakukan penilaian.

4. apabila terdapat perubahan waktu, tempat, serta jumlah peserta pelatihan agar
informasikan melalui surat minimal satu (minggu) sebelum pelaksanaan pelatihan.

5. Penyelenggara yang tidak menginformasikan melalui surat terkait perubahan waktu,


tempat, serta jumlah peserta maka pusat pelatihan SDM kesehatan tidak dapat
mengeluarkan nomor sertifikat pelatihan.
C. Tata Cara penilaian

Penilaian dilakukan oleh Tim nilai akreditasi saat dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. penilaian menggunakan instrumen atau terlampir


2. penilaian dilakukan dalam waktu 14 hari kalender

D. Keputusan akreditasi

Keputusan akreditasi pelatihan ada dua kategori

1. terakreditasi apabila seluruh variabel sudah sesuai dengan persyaratan yang diterapkan
2. tidak terakreditasi apabila ada variabel yang tidak sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan
RANGKUMAN MODUL 13 MANAJEMEN MUTU KESEHATAN DALAM NEGERI

A. Menejemen mutu kesehatan di luar negeri

Memperkirakan bahwa warga Indonesia yang berobat keluar negeri menghabiskan Rp. 100
triliun per tahun. Jumlah itu didasarkan data dari bank dunia tahun 2004 yang mengemukakan
bahwa devisa Indonesia yang ke luar negeri dari pasien-pasien yang berobat sekitar Rp. 70 triliun
pada saat itu. Grehenson (2011)beragam alasan untuk berobat di luar negeri dikemukakan oleh
masyarakat ditinjau dari faktor resiko, alternatif, teknologi, biaya, pelayanan, dan lainnya.
Sebaliknya juga muncul beragam reaksi terhadap fenomena ini, yang mendorong masyarakat
untuk bangga dan tetap percaya pada potensi pelayanan kesehatan di dalam negeri yang tidak
kalah dengan yang di luar negeri.Kepercayaan Pada kualitas orang atau pelayanan secara umum,
di definisikan oleh Lewinsky dkk dalam kurung 19 sembilan delapa pada kualitas orang atau
pelayanan secara umum, di definisikan oleh Lewicky dkk (1998) Sebagai sebagai “ an
individual’s belief in, and willingness to act on the basics of the words, actions, and decisions of
another”

Maramis (2006) Berpendapat bahwa relasi pasien dan Tim pelayanan kesehatan berdasarkan
kepercayaan, rasa percaya mana berhubung dengan sikap. Sikap merupakan akibat suatu
kumpulan kepercayaan. Kepercayaan dapat membenarkan reaksi emosional sebenarnya
berdasarkan faktor-faktor yang berbeda. Positif atau negatif nya sikap terhadap layanan
kesehatan didapat dari pengalaman atau dari informasi yang didapat dari orang lain.The capacity
to experience positive emotions may be a fundamental human strength central to the study of
human flourishing (fredrickson,2001)

B. Hubungan lima dimensi kualitas pelayanan dengan loyalitas pada pasien di instalasi
Rawat inap rumah sakit umum Samarinda media citra 2018

- Pendahuluan

Sarana pelayanan kesehatan dalam hal ini rumah sakit, masih memiliki mutu pelayanan yang
rendah, tingkat pelayanan yang diberikan jauh dari harapan pasien. Padahal yang seharusnya
terjadi adalah dalam perkembangan teknologi yang pesat dan persaingan yang semakin ketat,
rumah sakit dituntut untuk terus melakukan peningkatan kualitas pelayanan yang bermutu dan
memenuhi kebutuhan pelanggan yakni pasien (Depkes RI, 2007).salah satu penyedia pelayanan
kesehatan adalah rumah sakit rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan penyelenggara pelayanan kesehatan di rumah
sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks rumah sakit harus mampu
memberikan pelayanan yang bermutu dan memuaskan pasien (Depkes RI, 2008).

Loyalitas pelanggan adalah suatu Kesetiaan yang ditunjukkan dengan perilaku pembelian
teratur yang dalam waktu panjang melalui serang Kayan keputusan pelanggan. Kuntungan lah ya
litas dapat dikatakan bersifat jangka panjang dan komulatif, di mana meningkatnya loyalitas
pelanggan dapat menyebabkan provit stabilitas yang lebih tinggi, dan berbasis keuangan yang
lebih stabil. Selain itu perusahaan yang dapat memper tahankan pelanggar nya akan mendapat
banyak keuntungan loyalitas pelanggan adalah suatu Kesetiaan yang ditunjukkan dengan
perilaku pembelian teratur yang dalam waktu panjang melalui serang Kayan keputusan
pelanggan. Kuntungan lah ya litas dapat dikatakan bersifat jangka panjang dan komulatif, di
mana meningkatnya loyalitas pelanggan dapat menyebabkan provit stabilitas yang lebih tinggi,
dan berbasis keuangan yang lebih stabil. Selain itu perusahaan yang dapat memper tahankan
pelanggar nya akan mendapat banyak keuntungan (Dwi, 2009).berdasarkan hasil penelitian
Gunawan 2011 mengenai kualitas pelayanan dan loyalitas pasien di rumah sakit menyembuhkan
kualitas pelayanan yang terdiri dari tangibles / bukti fisik, reliability / kehandalan,
responsiveness/daya tanggap, assurance / jaminan, dan emphaty / empati berpengaruh secara
parsial terhadap layanan loyalitas pasien.

Ciri khas dari sikap dan sifat loyalitas pasien di rumah sakit didasarkan pada keterkaitan
pasien atas jasa yang disediakan rumah sakit yang dihubungkan secara Silang menyilang dengan
pola penggunaan jasa secara berulang. Adapun keberadaan pasien mempunyai sikap dan sifat
loyal, mereka tidak dapat bersedia menggunakan jasa ketika pasien tersebut sakit, tapi juga Qatar
kesediaannya untuk menyarankan produk atau jasa tersebut kepada orang lain teman, atau
saudara, atau anggota keluarga serta kau lengah mereka. Keuntungan loyalitas bersifat jangka
panjang dan komulatif yaitu meningkatnya loyalitas pasien dapat menyebabkan sumber
pendapatan atau keuntungan yang lebih meningkat, Retensi pegawai yang lebih tinggi, dan basis
keuangan yang lebih stabil.selain itu keuntungan lain dari loyalitas yaitu menurunnya biaya
pemasaran, mempersingkat waktu dan biaya transaksi, menurunkan biaya trun over dan world of
much yang positif.
RANGKUMAN MODUL 14 (Manajemen Mutu Kesehatan Di Luar Negeri)

Hubungan 5 Dimensi Kualitas Pelayanan dengan Loyalitas pada Pasien di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Samarinda Medika Citra Tahun 2018.

 Samarinda Kalimantan Timur memiliki 9 rumah sakit tipe C yaitu :


- RSU Samarinda Medika Citra
- RSU Dirgahayu
- RSU Haji Darjad
- RSU Pupuk Kaltim Siaga Ramania
- RS Khusus Ibu dan Anak Herawati
- RS Khusus Ibu dan Anak Qurrata A’yun
- RS Khusus Ibu dan Anak Aisyiyah
- RS Khusus Ibu dan Anak H.Thaha Bakrie
- RSU IA Moeis (Dinkes Kota Samarinda,2017).

Menurut data jumlah individual klaim pasien sejak tanggal 26 Oktober 2016 sampai 2018,
yang dikirim oleh rumah sakit melalui aplikasi E-Klaim ke pusat data Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia ada 3 rumah sakit dengan jumlah klaim pasien terbanyak di samarinda
Kalimantan timur yaitu :

Rumah Sakit Umum Samarinda Medika Citra (RSU SMC) mempunyai jumlah klaim
sebanyak 25,685 pasien di instalasi rawat inap.RSU Abdoel Moeis denngan jumlah klaim
sebanyak 8,694 pasien di instalasi rawat inapRSU Dirgahayu jumlah klaim 26,534 pasien di
instalasi rawat inap.(kemekes RI,2018)

Dilihat dari jumlah individual klaim pasien sejak tanggal 26 Oktober 2016 sampai 2018,
yang dikirim oleh rumah sakit melalui aplikasi E-Klaim ke Pusat Data Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia,RSU Samarinda Medika Citra memiliki jumlah kunjungan pasien di instalasi
eawat inap terbanyak di bandingkan dengan 3 rumah sakit tipe C di Samarinda Kaliamantan
Timur.

Rumah Sakit Umum Samarinda Medika Citra resmi beroperasi pada 12 juli 2013 dan
membuka 50 tempat tidur yang bekerja sama dengan 20 asuransi/perusahaan. Kemudian 12 Mei
2016 Rumah Sakit Samarinda Medika Citra memiliki 140 tempat tidur yang bekerja sama
dengan 75 asuransi/perusahaan. (Diklat SMC,2017).

Hasil studi pendahuluan 8 dari 10 pasien mengatakan bahwa pelayanan dari rumah sakit
Samarinda Medika Citra cepat, ramah dan tanggap dalam menangani pasien. Setelah melihat
hasil data rawat inap, jumlah fasilitas tempat tidur dan kerja sama asuransi/perusahaan sehingga,
peneliti ingin melihat apakah yang menjadi alasan bagi pasien, untuk kembali memanfaatkan
jasa pelayanan kesehatan dirumah sakit Samarinda Medika Citra dan apakah ada hubungan
antara kualitas pelayanan kesehatan yang disediakan Samarinda Medika Citra dengan loyalitas
pada pasien di intalasi rawat inap rumah sakit tersebut.

 Tujuan dari penelitian ini adalah :

Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan 5 dimensi kualitas
pelayanan dengan loyalitas pada pasien di instlasi rawat inap Rumah Sakit Umum Samarinda
Medika Citra.

Tujuan khusus

Mengidentifikasi 5 Dimensi Kualitas pelalanan Tangibles (fampilan fisik), Reliability


(kehandalan), Responsiveness (daya tanggap). Assurance (jaminan), dan Emphaly (empati) di
instalasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Samarinda Medika Citra.

Mengetahui tingkat loyalitas pasien di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum
Samarinda Medika Citra.

Mengetahui hubungan kualitas pelayanan yang didalamnya meliputi 5 Dimensi yaitu :


Tangibles (tampilan fisik),Reliability(kehandalan). Responsiveness (daya langgap). Assurance
(jaminan), dan Emphaty (empati) dengan loyalitas pada pasien di instalasi rawat inap di Rumah
Sakit Umum Samarinda Medika Citra.

 Metode Penelitian :

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode survel analitik
dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara
faktor-faktor dengan efek dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat. (Notoatmodjo, 2010).

Populasi adalah objek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan
data (Budiman, 2011). dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pasien yang
menggunakan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Samarinda Medika Citra perbulan
pada januari sampal agustus tahun 2017 kemudian, diambil nilal Mean menjadi 932 pasien.
Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan Accidentall sampling yaitu
mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau bersedia di suatu tempat sesuai dengan
konteks penelitian.

 ANALISIS BIVARIAT :

Tangible

Hasil analisis hubungan kualitas pelayanan Tangible (bukti langsung) dengan loyalitas
pasien rawat inap menunjukan bahwa dari 100 pasien memilih jawaban baik sebanyak 83 (87.0%)
dikatakan loyal dan pasien memilih jawaban baik namun tidak loyal sebanyak 13 (13.0%),
sedangkan dari 172 pasien memilih jawaban tidak baik sebanyak 131 (76.2%) dikatakan loyal
dan pasien memilih jawaban tidak baik sebanyak 41 (23.8%) dikatakan tidak loyal.

Uji statistik chi-square menunjukan nilai P-Value sebesar 0,045 < (p 0,05) Ho ditolak
artinya terdapat hubungan antara kualitas pelayanan tangible (bukti langsung) dengan loyalitas
pasien di intalasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Samarinda Medika Citra tahun 2018.

Reliability

Hasil analisis hubungan kualitas pelayanan Reliability (Kehandalan Pelayanan) dengan


loyalitas pasien rawat inap menunjukan bahwa darl 202 pasien memilih jawaban handal
sebanyak 171 (84.7%) dikatakan loyal dan pasien memilih jawaban handal namun tidak loyal
sebanyak 31 (15.3%), sedangkan dari 70 pasien memilih jawaban tidak handal sebanyak 47
(67.1%) dikatakan loyal dan pasien memilih jawaban tidak handal sebanyak 23 (32.9%)
dikatakan tidak loyal.

Uji statistik chi-square menunjukan nilai P-Value sebesar 0,003 (p 0,05) Ho ditolak
artinya terdapat hubungan antara kualitas pelayanan Reliability (Kehandalan) dengan loyalitas
pada pasien di intalasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Samarinda Medika Citra Tahun 2018.

Responsiveness

Hasil analisis hubungan kualitas pelayanan Responsiveness (daya tanggap) dengan


loyalitas pasien rawat inap menunjukan bahwa dari 176 pasien memilih kategori langgap
sebanyak 148 (84.1%) dikatakan loyal dan pasien memilih kategori tanggap namun tidak loyal
sebanyak 28 (15.9%), sedangkan dari 96 pasien dengan kategori tidak tanggap sebanyak 70
(72.9%) dikatakan loyal dan pasien memilih jawaban tidak tanggap sebanyak 26 (27.1%)
dikatakan tidak loyal.

Uji statistik chi-square menunjukan nilai P-Value sebesar 0.040 < (p 0,05) Ho ditolak
artinya terdapat hubungan antara kualitas pelayanan Responsiveness (daya tanggap) dengan
loyalitas pada pasien di instalasi rawat inap di Rumah sakit Umum Samarinda Medika Citra
Tahun 2018.

Assurance (jaminan).

Hasil analisis hubungan kualitas pelayanan assurance (Jaminan) dengan loyalitas pasien
di intalasi rawat inap menunjukan bahwa dari 186 pasien memilih jawaban kategori Ada jaminan
sebanyak 142 (74,3%) dikatakan loyal dan pasien dengan kategori ada jaminan namun tidak
loyal sebanyak 44 (23.7%) sedangkan dari 86 pasien memilih jawaban tidak ada jaminan
sebanyak 76 (88.4%) dikatakan loyal dan pasien memilih jawaban tidak ada jaminan sebanyak
10 (11.6%) dikatakan tidak loyal.

Uji statistik chi-square menunjukan nilai P-Value sebesar 0.032 (p 0,05) H, ditolak
artinya terdapat hubungan. antara kualitas pelayanan assurance (jaminan) dengan loyalitas pasien
di instalasi rawat Inap di Rumah Sakit Umum Samarinda Medika Citra Tahun 2018.

Emphaty

Hasil analisis hubungan kualitas pelayanan empathy (sikap petugas) dengan loyalitas
pada pasien di instalasi rawat inap menunjukan bahwa dari 252 pasien memilih jawaban empati
sebanyak 206 (81.7%) dikatakan loyal dan pasien memilih jawaban empati namun tidak loyal
sebanyak 46 (18.3%), sedangkan dari 20 pasien memilih jawaban Tidak empali sebanyak 12
(60.0%) dikatakan loyal dan pasien memilih jawaban tidak empati sebanyak 8 (40.0%) dikatakan
tidak loyal.

Hasil Uji statistik chi square menunjukan nilai P-Value sebesar 0,036 < (p 0,05) H_0
ditolak artinya terdapat hubungan antara kualitas pelayanan tangible (bukti langsung) dengan
loyalltas pada pasien di Instalasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Samarinda Medika Citra
tahun 2018.

 KESIMPULAN

Hasil univariat 5 dimensi kualitas pelayanan :

Kualitas pelayanan Tangible (bukti langsung) terdapat responden yang memilih kategori
baik persentasenya lebih rendah yaitu sebanyak 100 (36.8%) dan responden yang memilih
kategori tidak baik yaitu sebanyak 172 (63.2%).

Kualitas pelayanan Reliability (Kehandalan Pelayanan) terdapat responden yang memilih


kategori handal persentasenya lebih tinggi yaitu sebanyak 202 (74.3%). dan responden yang
memilih kategori tidak handal yaitu sebanyak 70 (25.7).
Kualitas pelayanan Responsiveness (Daya Tanggap) terdapat responden yang memilih
kategori tanggap persentasenya lebih tinggi yaitu sebanyak 178 (64.7%) dan responden yang
memilih kategori fidak fanggap yaitu sebanyak 96 (35.3%)

Kualitas pelayanan Assurance (jaminan) terdapat responden yang memilih kategori


Jaminan persentasenya lebih tinggi yallu sebanyak 186 (68.4) dan responden yang memilih
kategori tidak handal yaitu sebanyak 86 (31.6.).

Petugas) terdapat responden yang memilih kategori empati persentasenya lebih tinggi
yaitu sebanyak 252 (92.6%) dan responden yang memilih kategori sebanyak 28 (7.4%)

Sebagian besar tingkat loyalitas pasien di instalasi rawat inap RSU Samarinda Medika
Citra Termasuk dalam kategori Loyal persentasenya lebih tinggi yaitu sebanyak 218 (80.15%)
dan responden dengan kategori tidak Loyal yaitu sebanyak 54 (19.9%).

Berdasarkan hasil penelitian hubungan 5 dimensi kulitas pelayanan dengan loyalitas pada
pasien diinstalasi rawat Inap RSU SMC dengan uji chi-square yang telah dilakukan di peroleh
bahwa:

Kualitas pelayanan Tangible (bukti langsung) Terdapat hubungan antara kualitas


pelayanan tangible (bukti langsung) dengan loyalitas pada pasien di instalasi rawat Inap RSU
Samarinda Medika Citra Tahun 2018.

Kualitas pelayanan Reliability (Kehandalan Pelayanan) Terdapat hubungan antara


kualitas pelayanan tangible (bukti langsung) dengan loyalitas pada pasien di instalasi rawat inap
RSU Samarinda Medika Citra Tahun 2018.

Kualitas pelayanan Responsiveness (Daya Tanggap) Terdapat hubungan antara kualitas


pelayanan Responsiveness (daya langgap) dengan loyalitas pada pasien di Instalasi rawat inap di
RSU Samarinda Medika Citra Tahun 2018.

Kualitas pelayanan Assurance (jaminan) Terdapat hubungan antara kualitas pelayanan


assurance (jaminan) dengan loyalitas pada pasien di Instalasi rawat inap di RSU Samarinda
Medika Citra Tahun 2018.

Kualitas pelayanan Empathy (Sikap Petugas) Terdapat hubungan antara kvalitas


pelayanan tangible (buti langsung) dengan loyalitas pada pasien di instalasi rawat inap RSU
Samarinda Medika Citra Tahun 2018.selanjutnya dan diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
dalam pengembangan penelitian lebih lanjut.

CATATAN : MODUL 1 , 6 ,7 TIDAK ADA KARENA HANYA TTD KONTRAK , UTS DAN
PENGUMPULAN TUGAS

Anda mungkin juga menyukai