Disusun oleh :
SENI PUTRI
P07120520049
Diajukan oleh :
SENI PUTRI
P07120520049
Mengetahui,
B. AnatomiFisiologi
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira – kira 15 cm,
lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata – rata 60 – 90
gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.
Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh
baik hewan maupun manusia. Bagian depan ( kepala ) kelenjar pankreas terletak
pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian
badan yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah limpa dengan
bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini. Dari segi perkembangan
embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel
yang membentukusus.
Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :
(1). Asini sekresi getah pencernaan ke dalamduodenum.
(2). Pulau Langerhans yangtidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi
insulin dan glukagon langsung kedarah.
Pulau – pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pankreas
tersebar di seluruh pankreas. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas
diperkirakan antara 1 – 2 juta. Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel
utama, yaitu:
(1). Sel – sel A (alpha), memproduksi glikagon yang menjadi faktor hiperglikemik,
suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin like activity“.
(2). Sel – sel B (betha),membuat insulin(3). Sel – sel D (delta),
membuatsomatostatin.
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin
manusia. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berikatan dengan protein reseptor
yang besar di dalam membrana sel.
Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam
butiran berselaput yang berasal dari kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin
dipengaruhi efek umpan balik kadar glukosa darah pada pankreas. Bila kadar glukosa
darah meningkat diatas 100 mg/100ml darah, sekresi insulin meningkat cepat. Bila
kadar glukosa normal atau rendah, produksi insulin akan menurun.
Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak, dan
hormon gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-beda.
Fungsi metabolisme utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transpor glukosa
melalui membran sel ke jaringan terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel lemak.
C. Etiologi
1. DiabetesMelitus
DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat
menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya memegang
peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai
kemungkinan etiologi DM yaitu:
1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan
sel beta melepasinsulin.
2. Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen
yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan
gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dankehamilan.
3. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang
disertai pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan
kerusakan sel - sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel
beta oleh virus.
4. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan
terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada
membran sel yang responsir terhadapinsulin.
b. Angiopatidiabetik
c. Neuropati diabetik
Faktor eksogen:
a. Trauma
b. Infeksi
c. Obat
D. Patofisiologis
1. DiabetesMelitus
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah
satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:
a. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan
naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200mg/dl.
b. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang
menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan
endapan kolestrol pada dinding pembuluhdarah.
c. Berkurangnya protein dalam jaringantubuh.
Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah
makan. Pada hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang ginjal
normal(konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan timbul
glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua
glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan
poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri
menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama
urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan
menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau
kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang
disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya
penggunaan karbohidrat untuk energi.
Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran
basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren.
F. Diagnosis
Diagnosis DM ditegakan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah dan yang
dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan darah plasma
vena. Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM. Untuk tujuan
pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan
glukosa darah kapiler.
H. Penatalaksanaan
Ada 5 pilar dalam penanganan penderita Diabetes mellitus:
1. Diet
Perbedaan antara diet diabetes dengan makan biasa adalah bahwa diet ini
memiliki 3 prinsip yang diistilahkan dengan 3 J (tepat Jenis, tepat Jumlah, tepat
Jadwal)
2. Olah raga / latihanFisik
Sangat penting dalam penatalaksanaan DM karena afeknya dapat menurunkan
kadar glukosa darah dan mengurangi faktor resiko kardiovaskuler. Latihan akan
menurunkan kadar glukosa darah denganmeningkatkan pengambilan glukosa
oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin, sirkulasi darah dan tonus
otot.Latihan ini sangat bermanfaat pada pendrita diabetes karena dapat
menurunkan BB, mengurangi rasa stress dan mempertahankan kesegaran tubuh.
Mengubah kadar lemak darah yaitu meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL)-kolesterol dan menurunkan kadar kolesterol total serta
trigliserida.
3. Pengobatan
a. Obat hipoglikemik oral (OHO)
b. Insulin
Manfaat terapi insulin
1. Memperbaiki status metabolic dengan cepat terutama kadar glukosa
darah
2. Perbaikaninflamasi
3. Memperbaiki luaran pada psien gawat darurat diruang intensif akibat
kelainan jantung atau stroke dan juga terbukti menurunkan angka
kematian.
3. Pemeriksaanlaboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a. Pemeriksaandarah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa
>120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
b. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat
melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ),
merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
c. Kulturpus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang
sesuai dengan jenis kuman.
4. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu,
keluarga atau komunitas terhadap proses kehidupan/ masalah kesehatan.
Aktual atau potensial dan kemungkinan dan membutuhkan tindakan
keperawatan untuk memecahkan masalahtersebut.Adapun diagnosa
keperawatan yang muncul pada pasien gangren kaki diabetik adalah sebagai
berikut :
a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya /
menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi
pembuluhdarah.
b. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada
ekstrimitas.
c. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemikjaringan.
d. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri padaluka.
e. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake makanan yangkurang.
f. Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis ) berhubungan dengan
tingginya kadar guladarah.
g. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
h. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan
pengobatan berhubungan dengan kurangnyainformasi.
i. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah
satu anggota tubuh.
j. Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka dikaki.
5. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan
keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien.
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi,
disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal
yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan
selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai
implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah
dilakukan dan bagaimana respon pasien.
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan
evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah
implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam
perencanaan.
Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana
tujuantercapai:
1. Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal
yang ditetapkan ditujuan.
2. Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik yang
ditentukan dalam pernyataantujuan.
3. Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku
yang diharapakan sesuai dengan pernyataantujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2000. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarta : EGC
Carpenito, L.J. 1998. Diagnosa Keperawatan, alih bahasa Yasmin Asih, ed. 6, Jakarta:
EGC
A. Riwayat Kesehatan
Nama : Ny. J
Alamat : mendang lii kemiri tanjungsari, Yogyakarta
Usia : 49 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tipe Diabetes : Tipe 2
Lama menderita diabetes : 20 Tahun
Riwayat diabetes dalam keluarga : ayah dan ibu
Genogram :
Sosial
Pola Makan
Makan teratur : Ya
Frekuensi : 3 x sehari
Minum : 2000 ml sehari
Jenis : Air putih, teh, kopi
Pemanis : Murni/gula tebu
Keluhan : Tidak ada keluhan
Komposisi makanan : Karbohidrat, protein, lemak, buah, susu
Kategori makanan : Seimbang
Siapa yang memasak : Istri
Kebiasaan makan di luar : Ya
rumah
Frekuensi : 1-2 x seminggu
Konsumsi Alkohol : tidak
Berapa banyak : -
Berapa sering : -
Merokok : -
Pengobatan Terakhir :
- Klien menderita penyakit Diabetes selama 20 tahun yang lalu ,pasien tik pernah dirawat
karna penyakit Diabetes dan sudah dilakukan amputasi pada 2 jari kaki kiri , ,awalnya
pasien tidak mengetahui bahwa memili dm setelah itu pasien minum obat dm secara teratur
yaitu metformin Dan Sulfonilurea dan insulin
- Obat yang dibeli sendiri/bebas : paracetamol untuk meredakan nyeri pada kaki
Keterbatasan kemampuan
Tingkat keterbatasan :
(1) Kelumpuhan : tidak
(2) Gangguan Pendengaran : tidak
(3) Komplikasi yang berhubungan dengan diabetes :
Penurunan daya penglihatan : -
Neuropati : (a) Perifer : -
(b) Otonom : -
Vaskuler : (a) Jantung : -
(b) Kaki dan jari kaki : terdapat 2 luka besar dan 2 luka kecil pda kaki kiri
Fungsi ginjal :
jumlah urine dalam 24 jam: pasien tidak tahu
Seksualitas : t.a.k
(4) Mobilitas : mandiri dibantu
(5) Dexteritas (ketrampilan motorik halus) t.a.k
Pemeriksaan urine : -
Pemeriksaan glukosa sendiri : ya √ tidak
Frekuensi pemeriksaan : sebulan sekali
Sistem yang digunakan :
(1) Visual, jenis strip : apa saja yang disediakan apotek
(2) Jenis glukometer darah : apa saja yang disediakan apotek
Akurasi pemeriksaan gula darah : √ ya tidak
Akurasi/teknik pemberian insulin : pasien tidak menggunakan insulin
Jenis insulin : -
Nama insulin yang digunakan : -
Frekuensi/dosis : -
Waktu pemberian : -
B. Pemeriksaan Fisik
(2) Kulit
Hiperpigmentasi : √ ya tidak lokasi : sekitar luka
Turgor kulit : kenyal/elastis √ kering/keriput
Kelainan kulit : √ kalus mata ikan rash √ luka/ulkus edema
(3) Mulut
Membran mukosa mulut : kering √ lembab stomatitis
Bibir : kering √ lembab radang
Halitosis : ya √ tidak
Masalah kolaborasi :
Risiko hipoglikemia Risiko HHNK-Coma
Risiko DKA
(Seni Putri)
A. ANALISA DATA
PasienTn. S di ruang poli endokrinrumah sakit umum pusat dr. sardjito yogyakarta
PENYEBAB/FAKTOR
DATA MASALAH
RISIKO
Data subjektif: Komplikasi diabetes Gangguan
melitus integritas
-Klien mengatakan kaki kirinya luka
jaringan
dan cairan merembes keluar
(SDKI
-Klien mengatakan awal luka terjadi D.0129,
karena kutu air dan semakin parah, HAL. 282)
sulit sembuh karena riwayat diabetes
melitus
-Klien mengatakan menderita
diabetes melitus sejak 20 tahun yang
lalu
Data objektif:
-Terdapat 2 ulkus pada kaki kiri,
mengeluarkan pus, berbau
-Luas dan kedalaman luka masing
masing 5x4x3, 3x3x3,