Abstrak
Penentuan rute pada sebuah jaringan software defined network (SDN) merupakan salah satu contoh topik yang menarik
untuk diteliti. Algoritma penentuan rute terpendek pada jaringan SDN sangatlah menentukan apakah jaringan SDN yang
dibangun dengan algoritma tersebut sudah optimal. Salah satu algoritma penentuan rute terpendek yaitu algoritma Floyd-
Warshall, yang akan diuji coba dan dianalisis apakah sudah termasuk algoritma yang optimal pada jaringan SDN dengan
membandingkan dengan standarisasi yang ada. Pengujian akan dilakukan dengan mengirimkan paket data, VoIP dan video
dengan melihat overhead traffic dan QoS (delay dan packet loss). Algoritma Floyd-Warshall akan digunakan pada pengontrol
Ryu dan menggunakan Mininet sebagai emulator jaringan dengan topologi berbasis Abiline. Hasil simulasi dan pengujian
algoritma Floyd-Warshall sebagai penentuan jalur terbaik dalam jaringan SDN, mendapatkan hasil yang memenuhi standarisasi.
Nilai dari QoS yang didapat untuk delay masih berada pada nilai yang menjadi standar ITU-T G.1010. Packet loss yang
dihasilkan semua jenis layanan sudah memenuhi standar ITU-T G.1010 yaitu 0% hingga saat pada jaringan diberikan
background traffic melebihi kapasitas link yaitu pemberian sebesar 75 Mbps. Dalam pengujian waktu konvergensi didapatkan
waktu dengan rata-rata nilai 17.71446 detik. Kemudian untuk overhead traffic menunjukan bahwa perubahan overhead
dipengaruhi oleh controller update dan juga flow update, dimana ketika sering terjadinya controller update dan flow update maka
semakin besar juga overhead yang didapat.
Abstract
Determination of routes on a network software defined network (SDN) is one example of an interesting issue. On the
application of the algorithm as the shortest route of weaving on a network is to determine whether the network SDN built with
the algorithm is optimal. One algorithm determining the shortest route that is Floyd-Warshall algorithm, which will be in trials
and in the analysis of whether it has been included on the optimal algorithm with comparing SDN network with existing
standardization. Testing will be done by sending packets of data, VoIP and video by looking at the overhead traffic and QoS
(delay and packet loss). Floyd-Warshall algorithm will be used on the controller Ryu and use Mininet as a network emulator
using Abiline-based topology. The results of the simulation and testing of algorithms Floyd-Warshall as determining the best
path in the SDN network, getting results that meet standardization. The value of the acquired QoS for delay still be at a value
that becomes the standard ITU-T G.1010. Packet loss is generated all kinds of services to meet the standard ITU-T G.1010 is 0%
until the given background network traffic exceeds the capacity of the link is the provision of 75 Mbps. In testing the convergence
time obtained by the time the average value of 17.71446 second. Then for overhead traffic overhead addressing changes
influenced by the flow controller updates and updates, which when frequent updates and flow controller updates the greater the
overhead obtained.
SDN architecture
path dengan pencarian jalur all pair shortest path. orchestration applications
procedure FloydWarshall()
for k := 1 to n
for i := 1 to n
Instalasi mininet
for j := 1 to n dan kontroler ryu
path[i][j] =
min(path[i][j],path[i][k]+path[k][j]);
path[i][j]= path[i][k]+path[k][j]
e-ISSN: 2527-9955
p-ISSN: 1411-8289
Uji Performansi Algoritma Floyd-Warshall pada Jaringan Software Defined Network (SDN) • 55
Control Plane
Kontroler
Ryu
NetworkX
h13
h13
h14
h14
h10
h10
h8
h8
h4
h4 h6
h6
h2
h2
h16
h16
s13
s13
s8
s8 s10
s10 s14
s14
s6
s6
s4
s4
s2
s2
s1
s1 s16
s16
h1
h1 s15
s15
s12
s12
s3
s3
s7
s7 s11
s11
s5
s5 s9
s9
h15
h15
h3
h3
s12
s12
h7
h7 h9
h9 h11
h11
h5
h5
3) Simulasi setting Sedangkan untuk delay yaitu nilai delay pada tiap
Untuk melakukan simulasi pada penelitian ini link dan untuk hop kapasitas tiap link-nya adalah 1.
digunakan beberapa perangkat tambahan, yaitu: Pengaturan parameter simulasi ditunjukkan pada Tabel
2.
• Iperf, digunakan untuk membangkitkan trafik.
TABEL 2
• Distributed Internet Traffic Generator (D- PENGATURAN PADA SIMULASI
ITG), digunakan untuk membangkitkan trafik.
Parameter Keterangan
• Wireshark, digunakan untuk melihat overhead
traffic. Bandwith pada link 70 Mbps - 100 Mbps
Untuk penentuan bobot pada tiap node Delay pada link 0 ms - 4 ms
menggunakan perhitungan dari metric routing. Metrics Jumlah host 16
merupakan variable jaringan yang digunakan untuk
Jumlah switch 16
menentukan jalur yang akan dilewati oleh sebuah paket
dalam suatu jaringan. Nilai yang digunakan untuk Jumlah link 39
menentukan nilai metric bermacam-macam berdasarkan Controller Ryu
routing protocol yang dipakai, namun nilai metric ini Perangkat tambahan Mininet, Iperf, D-ITG Wireshark
bisa diatur secara statis oleh administrator jaringan
berupa suatu nilai bilangan bulat. Pada penelitian ini B. Simulasi dan Analisis
untuk bobot pada setiap link menggunakan metric
Pengujian dilakukan terhadap tiga parameter yaitu,
routing yang digunakan berdasarkan bandwidth (OSPF),
waktu konvergensi dimana waktu yang dibutuhkan
delay dan hop. Dimana pada penggunaan metric
ketika jalur kontrol dan jalur data terhubung sampai
bandwidth menggunakan rumus dari OSPF yaitu [8]:
dengan jaringan dalam keadaan steady state dan siap
digunakan dan yang dibutuhkan kontroler untuk
Metric = 100Mbps/(interface bandwidth)
menemukan jalur baru ketika terjadi pemutusan,
pengaruh jumlah overhead traffic pada jaringan ketika
adanya perubahan waktu controller update dan flow
e-ISSN: 2527-9955
p-ISSN: 1411-8289
Uji Performansi Algoritma Floyd-Warshall pada Jaringan Software Defined Network (SDN) • 57
3) QoS (Delay dan Packet Loss) perhitungan jalur menggunakan metric hop melewati
Dalam pengujian QoS berdasarkan metric yang link yang memiliki kapasitas maksimal sebesar 70 Mbps
berbeda menggunakan beberapa parameter antara lain dan kenaikan pada pemberian background traffic 90
Mbps pada setiap metric dikarenakan setiap metric
perhitungan metric OSPF yang berdasarkan bandwidth,
melewati link yang memiliki kapasitas maksimal 90
metric berdasarkan delay, dan metric berdasarkan hop.
Mbps.
Delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah paket
untuk melakukan perjalanan dari satu node awal ke
node tujuan. Delay yang diukur adalah one-way delay.
Dengan jenis layanan yang akan dijalankan adalah data,
video, dan VoIP. Dengan skenario bandwidth dan delay
yang telah di atur.
KESIMPULAN
Uji performasi algoritma Floyd-Warshall sebagai
penentuan jalur terbaik dapat disimulasikan pada
jaringan SDN dengan menggunakan kontroler Ryu dan
Mininet sebagai bagian mensimulasikan jalur data,
dengan hasil evaluasi performansi sebagai berikut :
1. Nilai waktu link failure yang dihasilkan ketika
terjadinya pemutusan link menunjukan hasil yang
lebih cepat dibandingkan dengan waktu
konvergensinya, dikarenakan jumlah link yang
terdapat pada topologi berkurang sehigga algoritma
lebih cepat dalam menentukan jalur.
Gambar 12. Hasil Packet Loss Data
2. Overhead traffic yang didapat berbanding lurus
dengan penambahan jumlah switch pada jalur data.
Dimana semakin banyak jumlah switch semakin
banyak juga jumlah overhead traffic yang ada.
3. Hasil QoS pada pengujian beda metric routing
dengan parameter delay dan packet loss masih
dalam rentang nilai yang ditetapkan pada ITU-T
G.1010 [12] ketika diberikan background traffic
masih di bawah kapasitas link.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mulyana, E. Buku Komunitas SDN-RG. Bandung: GitBook,
2014.
[2] Setyawati Handaka. M, “Perbandingan Algoritma Dijkstra
(Greedy), Bellman-Ford (BFS-DFS), dan Floyd-Warshall
(Dynamic Programming) dalam Pengaplikasian Lintasan
Terpendek pada Link-State Routing Protocol,” Journal,
Bandung: IT, 2010.
Gambar 13. Hasil Paket Loss VoIP
[3] V. Listiani, Analisis Peformansi SDN (Software Defined
Network) Menggunakan Protokol Routing OSPF (Open Shortes
Path First), Bandung, 2015.
[4] Göransson, P., & Black, C, Software Defined Networks A
Comprehensive Approach. United State of America: Morgan
Kaufmann, 2014.
[5] Open Networking Foundation., “OpenFlow Switch
Specification: Version 1.0.0 (Wire Protocol 0x01).,” 2011.
[6] B. Lantz, B. Heller and N. McKeown, “A Network in a Laptop:
Rapid Prototyping for Software-Defined Networks,”in Proc. of
the 9th ACM SIGCOMM Workshop on Hot Topics in Networks,
pp. 19, 2010.
[7] Cisco. (2005, August). OSPF Design Guide. [Online]. Available:
http://www.cisco.com/c/en/us/support/docs/ip/open-shortest-
path-first-ospf/7039-1.html
[8] A. F. Sani, N. K. T. Tastrawati and I. M. E. Dwipayana,
“Algoritma Floyd-Warshall Untuk Menentukan Jalur Terpendek
Dalam Evakuasi Tsunami di Kelurahan Sanur,” E-Jurnal
Matematika, vol. 2, no. 1, pp. 1-5, 2003.
[9] UMTS Forum, UMTS/IMT -2000 Spectrum.
Gambar 14. Hasil Packet Loss Video [10] Cisco. (2016, April). Voice Over IP - Per Call Bandwidth
Consumptio. [Online]. Available:
Pada Gambar 12, Gambar 13, dan Gambar 14 http://www.cisco.com/c/en/us/support/docs/voice/voice-
menunjukan nilai packet loss dari hasil pengujian pada quality/7934-bwidth-consume.html#anc8
layanan data, VoIP dan video. Hasil pengujian [11] A, S, Donato, E., Pescape, A., & Ventre, G, A Practical
menunjukan munculnya packet loss terjadi ketika ada Demonstration of Network Traffic Generation, in Proceedings of
The 8th IASTED International Conference. Hawaii, 2004, p 138-
penambahan background traffic sebesar 75 M bps 143.
dengan menggunakan metric berdasarkan hop karena [12] Series G: transmission systems and media, digital systems and
pada penentuan jalur menggunakan metric hop melewati networks. Quality of service and performance. End-user
link yang memiliki kapasitas 70 M bps. Kemudian multimedia QoS categories. International Telecommunication
Union, 2001.
meningkat ketika ditambah background traffic sebesar
90 Mbps pada semua metric yang diujikan. Semakin
besar background traffic yang ditambahkan semakin
e-ISSN: 2527-9955
p-ISSN: 1411-8289