Anda di halaman 1dari 7

Uji Performansi Algoritma Floyd-Warshall pada Jaringan

Software Defined Network (SDN)


Performance Analysis of Floyd-Warshall Algorithm on
Software Defined Network (SDN)
Ihsan Aris Saputra*, R. Rumani M., dan Sofia Naning Hertiana
Fakultas Teknik Elektro, Telkom University.
Jalan Telekomunikasi No. 1, Sukapura, Bojongsoang, Bandung, Jawa Barat 40257, Indonesia

Abstrak
Penentuan rute pada sebuah jaringan software defined network (SDN) merupakan salah satu contoh topik yang menarik
untuk diteliti. Algoritma penentuan rute terpendek pada jaringan SDN sangatlah menentukan apakah jaringan SDN yang
dibangun dengan algoritma tersebut sudah optimal. Salah satu algoritma penentuan rute terpendek yaitu algoritma Floyd-
Warshall, yang akan diuji coba dan dianalisis apakah sudah termasuk algoritma yang optimal pada jaringan SDN dengan
membandingkan dengan standarisasi yang ada. Pengujian akan dilakukan dengan mengirimkan paket data, VoIP dan video
dengan melihat overhead traffic dan QoS (delay dan packet loss). Algoritma Floyd-Warshall akan digunakan pada pengontrol
Ryu dan menggunakan Mininet sebagai emulator jaringan dengan topologi berbasis Abiline. Hasil simulasi dan pengujian
algoritma Floyd-Warshall sebagai penentuan jalur terbaik dalam jaringan SDN, mendapatkan hasil yang memenuhi standarisasi.
Nilai dari QoS yang didapat untuk delay masih berada pada nilai yang menjadi standar ITU-T G.1010. Packet loss yang
dihasilkan semua jenis layanan sudah memenuhi standar ITU-T G.1010 yaitu 0% hingga saat pada jaringan diberikan
background traffic melebihi kapasitas link yaitu pemberian sebesar 75 Mbps. Dalam pengujian waktu konvergensi didapatkan
waktu dengan rata-rata nilai 17.71446 detik. Kemudian untuk overhead traffic menunjukan bahwa perubahan overhead
dipengaruhi oleh controller update dan juga flow update, dimana ketika sering terjadinya controller update dan flow update maka
semakin besar juga overhead yang didapat.

Kata kunci : software defined network (SDN), Floyd-Warshall, overhead, QoS

Abstract
Determination of routes on a network software defined network (SDN) is one example of an interesting issue. On the
application of the algorithm as the shortest route of weaving on a network is to determine whether the network SDN built with
the algorithm is optimal. One algorithm determining the shortest route that is Floyd-Warshall algorithm, which will be in trials
and in the analysis of whether it has been included on the optimal algorithm with comparing SDN network with existing
standardization. Testing will be done by sending packets of data, VoIP and video by looking at the overhead traffic and QoS
(delay and packet loss). Floyd-Warshall algorithm will be used on the controller Ryu and use Mininet as a network emulator
using Abiline-based topology. The results of the simulation and testing of algorithms Floyd-Warshall as determining the best
path in the SDN network, getting results that meet standardization. The value of the acquired QoS for delay still be at a value
that becomes the standard ITU-T G.1010. Packet loss is generated all kinds of services to meet the standard ITU-T G.1010 is 0%
until the given background network traffic exceeds the capacity of the link is the provision of 75 Mbps. In testing the convergence
time obtained by the time the average value of 17.71446 second. Then for overhead traffic overhead addressing changes
influenced by the flow controller updates and updates, which when frequent updates and flow controller updates the greater the
overhead obtained.

Keywords : software defined network (SDN), Floyd-Warshall, overhead, QoS

I. PENDAHULUAN (SDN). SDN adalah istilah yang merujuk pada


Perkembangan teknologi jaringan belakangan ini konsep/paradigma baru dalam mendesain, mengelola
berkembang pesat, dimana perkembangannya membuat dan mengimplementasikan jaringan, terutama untuk
kita lebih dimudahkan baik dalam membangun, mendukung kebutuhan dan inovasi dibidang ini yg
memonitoring atau memelihara suatu jaringan semakin lama semakin kompleks. Jika pada jaringan
komputer. Dengan pesatnya perkembangan teknologi konvensional jalur data (data plane) dan jalur kontrol
jaringan memunculkan sebuah paradigma baru dalam (control plane) dijadikan satu pada satu perangkat
teknologi jaringan yaitu software defined network sedangkan pada jaringan SDN memisahkan paket jalur
data dan jalur kontrol [1]. Dengan pemisahan antara
* Corresponding Author. jalur kontrol dengan jalur data pada jaringan SDN
Email: ihsanariis@students.telkomuniversity.ac.id memudahkan dalam membangun, memonitoring atau
Received: November 2, 2016; Revised: December 5, 2016 memelihara suatu jaringan komputer dengan ketentuan
Accepted: December 6, 2016
Published: December 20, 2016 yang dibuat. Berdasarkan kelebihan dari paradigma
 2016 PPET - LIPI SDN tersebut, dalam penelitian ini akan
doi: 10.14203/jet.v16.52-58 diimplementasikan algoritma Floyd-Warshall sebagai
Uji Performansi Algoritma Floyd-Warshall pada Jaringan Software Defined Network (SDN) • 53

penentuan jalur yang akan dipilih dimana algoritma Business


Application
Floyd-Warshall adalah salah satu algoritma shortest layer Cloud
applications
SDN

SDN architecture
path dengan pencarian jalur all pair shortest path. orchestration applications

Berdasarkan kelebihan tersebut algoritma Floyd- Programmable open


Control APIs
Warshall yang mempunyai jenis all pairs artinya layer SDN Controller
penentuan lintasan terpendek dapat ditentukan dari Control & data plane program
semua pasangan simpul, kecepatan dalam penentuan Interface (e.g. OpenFlow)
Infrastructu
lintasan terpendek sangat cepat apabila diterapkan re Layer Network device Network device
dalam suatu sistem, performansinya stabil, dan
keputusan yang nantinya diambil saling terkait [2]. Gambar 1. Arsitektur SDN
Dengan melakukan analisis melihat dari overhead dan
QoS (delay dan packet loss) untuk menentukan apakah B. Mininet
algoritma Floyd-Warshall bisa menjadi algoritma Mininet [6] merupakan sebuah sistem virtualisasi
penentuan jalur terbaik berdasarkan standarisasi ITU-T yang dapat menggambarkan jaringan yang besar dengan
yaitu G.1010. hanya menggunakan sebuah laptop. Mininet bersifat
open source, sehingga proyek yang telah dilakukan
II. TEORI berupa source code, scripts, dan dokumentasi yang
dapat dikembangkan oleh siapapun. Karakteristik yang
A. Software Defined Network
dimiliki Mininet yaitu:
Metode jaringan Software-Defined Network adalah • Flexible, topologi dan fungsionalitas yang baru
sebuah metode dalam bebuat suatu jaringan komputer akan sistem yang dibuat harus didefinisikan
dengan memisahkan jalur data dan jalur kontrol, dimana dalam bentuk software menggunakan bahasa
pada metode ini switch akan berfungsi sebagai jalur data yang familiar dan operating system.
sedangkan untuk jalur kontrol terdapat pada kontroler • Deployable, jika ingin membangun sebuah
[3]. Tujuan dari metode jaringan SDN ini diantaranya prototype dengan fungsionalitas yang benar
adalah untuk memudahkan dalam membangun suatu untuk jaringan yang bersifat hardware-based,
jaringan komputer, memudahkan dalam memelihara dan testbed yang dibuat tidak memerlukan
juga memberikan keamanan pada suatu jaringan perubahan terhadap kode atau konfigurasi yang
komputer. Prinsip kerja dari switch pada metode dirubah sebelumnya.
jaringan SDN antara lain adalah menghubungkan antara • Interactive, mengatur dan menjalankan
switch dengan switch, switch dengan kontroler, dan jaringan harus berdasarkan waktu yang rill,
switch dengan host. Dalam metode jaringan SDN sebagaimana berhubungan dengan jaringan
terdapat salah satu protokol yang digunakan untuk yang sebenarnya.
menghubungkan antara kontroler dengan switch yaitu
• Scalable, lingkup prototype ini dapat
protokol OpenFlow, pada protokol OpenFlow terdapat
menggambarkan jaringan dengan jumlah
OpenFlow switch yang berfungsi sebagai switch dan
switch dari ratusan hingga ribuan hanya dalam
OpenFlow kontroler yang berfungsi sebagai kontroler
satu laptop.
[4]. OpenFlow [5] adalah standar pertama mengenai
• Realistic, perilaku dari prototype dapat
antarmuka komunikasi antara control layer dan
menunjukan perilaku jaringan yang sebenarnya
forwarding layer dalam arsitektur SDN. OpenFlow
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.
memungkinkan akses secara langsung atau manipulasi
dari forwarding layer berupa perangkat jaringan seperti • Share-able, prototype yang telah dibentuk
switch dan router atau yang bersifat virtual (hypercisor - dapat saling dibagikan antar kolabotor untuk
based). OpenFlow diimplementasikan dari kedua sisi dijalankan atau dimodifikasi dalam eksperimen
antarmuka baik dari sisi infrastruktur jaringan (seperti selanjutnya.
halnya switch dan router) dan kontrol perangkat lunak C. Floyd-Warshall
SDN.
Algoritma Floyd-Warshall adalah algoritma
Arsitektur SDN [5] dapat dilihat pada Gambar 1
penghitungan jalur terpendek dimana algoritma tersebut
terdiri dari tiga buah layer yang dapat diakses melalui
dapat mencari semua jarak dari setiap simpul (all pairs
open API (Application Progammable Interface) , yaitu:
shortest path) yang artinya dapat digunakan untuk
• Layar aplikasi yang terdiri dari bisnis aplikasi
menghitung bobot terkecil dari semua jalur yang
end-user untuk layanan komunikasi SDN.
menghubungkan sebuah pasangan titik, dan
Batas antara layar aplikasi dan layar kontrol
melakukannya sekaligus untuk semua pasangan titik [7].
adalah sebuah northbound API
Algoritma Floyd-Warshall memiliki input graf berarah
• Layar kontrol yang menyediakan fungsi dan berbobot (V,E), yang berupa titik (node/vertex V)
kontrol terhadap perilaku forwarding di dalam dan sisi (edge E). Pada sisi E diperbolehkan memiliki
jaringan melalui sebuah antarmuka terbuka bobot negatif, akan tetapi tidak diperbolehkan bagi graf
• Layar infrastruktur terdiri dari elemen dan ini untuk memiliki siklus dengan bobot negatif atau
perangkat jaringan yang dapat menyediakan perulangan pada jalur yang diambil.
packet switching dan forwarding.

JURNAL ELEKTRONIKA DAN TELEKOMUNIKASI, Vol. 16, No. 2, Desember 2016


54 • Ihsan Aris Saputra. dkk.

Floyd-Warshall Pseudo Algorithm 1) Topologi


/* Assume a function edgeCost(i,j) Topologi yang digunakan mengacu pada topologi
which returns the cost of the edge from i to j abiline dengan ditambahkan sedikit perubahan seperti
yang terlihat pada Gambar 4. Dengan ketentuan
(infinity if there is none). Also assume that
n is the number of vertices and edgeCost(i,i)
= 0 */ bandwith dan delay setiap link yang telah ditentukan
secara acak terlihat pada Tabel 1.
int path[][];
Mulai
/* A 2-dimensional matrix. At each step in the
algorithm, path[i][j] is the shortest path
from i to j using intermediate vertices
(1..k−1). Each path[i][j] is initialized to Perancangan sistem
edgeCost(i,j) or infinity if there is no edge simulasi
between i and j.*/

procedure FloydWarshall()
for k := 1 to n
for i := 1 to n
Instalasi mininet
for j := 1 to n dan kontroler ryu
path[i][j] =
min(path[i][j],path[i][k]+path[k][j]);
path[i][j]= path[i][k]+path[k][j]

Gambar 2. Pseudocode Floyd-Warshall


Installasi berhasil ?
Tidak
III. PERANCANGAN DAN ANALISIS
Ya
A. Perancangan Sistem
Pada simulasi yang dibuat, simulasi dijalankan Konfigurasi data
berdasarkan dengan flowchart pada Gambar 3. plane di mininet
TABEL 1
BANDWIDTH DAN DELAY PADA LINK
Link Bandwidth Delay
S1 – S2 70 Mbps 3 ms
konfigurasi di
kontroler ryu
S1 – S3 100 Mbps 4 ms
S2 – S3 90 Mbps 3 ms
S2 – S4 100 Mbps 3 ms
Pengecekan
S3 – S5 100 Mbps 1 ms
konfigurasi dengan pingall
S5 – S7 90 Mbps 2 ms Tidak
berhasil?
S4 – S7 80 Mbps 3 ms
Ya
S4 – S6 70 Mbps 1 ms
S6 – S8 80 Mbps 4 ms Pengujian skenario
S7 – S8 100 Mbps 1 ms
dan pengambilan
hasil
S7 – S9 100 Mbps 4 ms
S8 – S9 90 Mbps 1 ms
S8 – S10 100 Mbps 2 ms Selesai
S9 – S11 80 Mbps 3 ms
Gambar 3. Flowchart Sistem
S10 – S11 100 Mbps 1 ms
S10 – S12 100 Mbps 4 ms 2) Model Sistem Simulasi
S10 – S13 100 Mbps 1 ms Sistem ini mensimulasikan jaringan berbasis SDN
menggunakan Ryu SDN framework sebagai kontroler
S11 – S12 80 Mbps 2 ms
dengan menggunakan NetworkX sebagai perangkat
S12 – S15 100 Mbps 2 ms lunak yang akan memanipulasi topologi jaringan pada
S13 – S14 70 Mbps 4 ms jalur data menjadi sebuah graph untuk kemudian
S14 – S15 100 Mbps 1 ms
mengimplementasikan algoritma Floyd-Warshall pada
kontroler dengan mengakses library yang sudah tersedia
S14 – S16 80 Mbps 1 ms pada NetworkX untuk penentuan jalur yang ada pada
S15 – S16 100 Mbps 1 ms topologi yang sudah dibuat sedangkan untuk bagian
jalur data menggunakan emulator Mininet, seperti
terlihat pada Gambar 5.

e-ISSN: 2527-9955
p-ISSN: 1411-8289
Uji Performansi Algoritma Floyd-Warshall pada Jaringan Software Defined Network (SDN) • 55

h10 h13 h14


h2 h4 h6 h8
s8 s10 s13 h16
s4 s6 s14
s2
s1 s16
h1 s12 s15
s3 s7 s11
s5 s9
h3 h15
h5 h7 h9 h11 s12
Gambar 4. Topologi

Control Plane
Kontroler
Ryu

NetworkX

h13
h13

h14
h14
h10
h10
h8
h8
h4
h4 h6
h6
h2
h2

h16
h16
s13
s13
s8
s8 s10
s10 s14
s14
s6
s6
s4
s4
s2
s2

s1
s1 s16
s16

h1
h1 s15
s15

s12
s12

s3
s3
s7
s7 s11
s11

s5
s5 s9
s9

h15
h15

h3
h3
s12
s12
h7
h7 h9
h9 h11
h11

h5
h5

Gambar 5. Model Sistem Simulasi

3) Simulasi setting Sedangkan untuk delay yaitu nilai delay pada tiap
Untuk melakukan simulasi pada penelitian ini link dan untuk hop kapasitas tiap link-nya adalah 1.
digunakan beberapa perangkat tambahan, yaitu: Pengaturan parameter simulasi ditunjukkan pada Tabel
2.
• Iperf, digunakan untuk membangkitkan trafik.
TABEL 2
• Distributed Internet Traffic Generator (D- PENGATURAN PADA SIMULASI
ITG), digunakan untuk membangkitkan trafik.
Parameter Keterangan
• Wireshark, digunakan untuk melihat overhead
traffic. Bandwith pada link 70 Mbps - 100 Mbps
Untuk penentuan bobot pada tiap node Delay pada link 0 ms - 4 ms
menggunakan perhitungan dari metric routing. Metrics Jumlah host 16
merupakan variable jaringan yang digunakan untuk
Jumlah switch 16
menentukan jalur yang akan dilewati oleh sebuah paket
dalam suatu jaringan. Nilai yang digunakan untuk Jumlah link 39
menentukan nilai metric bermacam-macam berdasarkan Controller Ryu
routing protocol yang dipakai, namun nilai metric ini Perangkat tambahan Mininet, Iperf, D-ITG Wireshark
bisa diatur secara statis oleh administrator jaringan
berupa suatu nilai bilangan bulat. Pada penelitian ini B. Simulasi dan Analisis
untuk bobot pada setiap link menggunakan metric
Pengujian dilakukan terhadap tiga parameter yaitu,
routing yang digunakan berdasarkan bandwidth (OSPF),
waktu konvergensi dimana waktu yang dibutuhkan
delay dan hop. Dimana pada penggunaan metric
ketika jalur kontrol dan jalur data terhubung sampai
bandwidth menggunakan rumus dari OSPF yaitu [8]:
dengan jaringan dalam keadaan steady state dan siap
digunakan dan yang dibutuhkan kontroler untuk
Metric = 100Mbps/(interface bandwidth)
menemukan jalur baru ketika terjadi pemutusan,
pengaruh jumlah overhead traffic pada jaringan ketika
adanya perubahan waktu controller update dan flow

JURNAL ELEKTRONIKA DAN TELEKOMUNIKASI, Vol. 16, No. 2, Desember 2016


56 • Ihsan Aris Saputra. dkk.

update, dan QoS (delay dan packet loss) dengan cara


melakukan pengiriman beberapa paket yaitu paket data,
VoIP dan video mengunakan traffic generator D-ITG
dengan ketetuan pengiriman sebagai berikut :
• Data yang dibangkitkan adalah paket berbasis
WWW dengan ukuran paket menggunakan
distribusi Pareto dengan nilai k = 18,5 dan σ =
1,1 dengan rata-rata inter-arrival time 0,125
menggunakan jenis transport layer UDP
membutuhkan bandwidth sebesar 32 Kbps [9].
• VoIP dengan G.711 codec tanpa voice
activation detection (VAD) sebanyak 100 pps
dengan ukuran paket 80 bytes, sehingga
membutuhkan bandwidth 70,4 kbps [10].
• Video streaming H.264/MPEG codec sebanyak
24 frame (satu paket per frame) per sekon,
dengan ukuran paket terdistribusi normal µ =
Gambar 7. Waktu Terbentuknya Rute Baru
27791 bytes dan σ2= 6254 bytes, sehingga
membutuhkan bandwidth sekitar 5,4 Mbps Dari hasil yang didapat semakin kecil idle timeout
[11]. semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk
Setelah paket data dikirim, dibangkitkan juga menemukan jalur baru. Dikarenakan semakin kecil idle
background traffic dengan menggunakan Iperf dimana timeout semakin cepat juga flow table yang ada di-
untuk besaran background traffic yang di bangkitkan switch untuk melakukan pembaruan ketika flow tersebut
yaitu : 0 mb, 15 mb, 30 mb, 45 mb, 60 mb, 75 mb ,dan tidak digunakan.
90 mb. 2) Overhead Traffic
1) Waktu Konvergensi Dalam pengujian overhead traffic pengukuran
Waktu konvergensi adalah waktu yang dibutuhkan overhead dilakukan menggunakan Wireshark untuk
sebuah jaringan untuk mencapai keadaan steady state melihat apakah pengaruh controller update dan flow
pada semua link. Pengukuran waktu konvergansi update terhadap besarnya overhead traffic. Dapat dilihat
dimulai dari keadaan jalur data terhubung dengan jalur pada Gambar 8, hasil dari pengujian overhead traffic
kontrol sampai semua link terhubung dengan terhadap controller update dan flow update. Dimana
pengecekan menggunakan perintah pingall. ketika waktu controller update di atur waktu update
Berdasarkan Gambar 6, hasil dari 30 k ali pengujian dengan variasi waktu 5, 10, 20, dan 50 de tik terlihat
didapatkan waktu rata-rata yang dibutuhkan jaringan perubahan pada overhead yang dihasilkan. Didapat hasil
untuk mencapai keadaan steady state yaitu 17.71446 semakin cepat waktu kontroler untuk melakukan update
detik. semakin banyak juga overhead yang ada. Begitu juga
Untuk pemutusan link, pengujian ini dilakukan kebalikannya semakin lama waktu controller update
dengan mengirimkan paket ping dari satu host ke host semakin sedikit overhead yang didapat. Hal ini
lain, lalu ditengah pengiriman paket ping dilakukan dikarenakan ketika kontroler melakukan update maka
pemutusan link di rute yang dipilih. Lalu pada kontroler kontroler akan mengirimkan paket stat_request dan akan
diatur waktu dari idle timeout dan hard timeout. Pada nerima stat_reply dari switch sehingga semakin sering
Gambar 7 menunjukan waktu yang dibutuhkan untuk kontroler melakukan update semakin sering juga
menemukan jalur yang baru ketika ada pemutusan link. kontroler mengirim paket stat_request dan menerima
stat_reply yang membuat semakin besar juga overhead
dari trafic.

Gambar 6. Waktu Konvergensi

e-ISSN: 2527-9955
p-ISSN: 1411-8289
Uji Performansi Algoritma Floyd-Warshall pada Jaringan Software Defined Network (SDN) • 57

Gambar 8. Overhead Traffic

3) QoS (Delay dan Packet Loss) perhitungan jalur menggunakan metric hop melewati
Dalam pengujian QoS berdasarkan metric yang link yang memiliki kapasitas maksimal sebesar 70 Mbps
berbeda menggunakan beberapa parameter antara lain dan kenaikan pada pemberian background traffic 90
Mbps pada setiap metric dikarenakan setiap metric
perhitungan metric OSPF yang berdasarkan bandwidth,
melewati link yang memiliki kapasitas maksimal 90
metric berdasarkan delay, dan metric berdasarkan hop.
Mbps.
Delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah paket
untuk melakukan perjalanan dari satu node awal ke
node tujuan. Delay yang diukur adalah one-way delay.
Dengan jenis layanan yang akan dijalankan adalah data,
video, dan VoIP. Dengan skenario bandwidth dan delay
yang telah di atur.

Gambar 10. Hasil Delay VoIP

Gambar 9. Hasil Delay Data


Berdasarkan hasil yang dapat dilihat pada Gambar
9, Gambar 10 dan Gambar 11 pe ngujian delay dengan
layanan data, video, dan VoIP. Hasil yang didapat
ketika pemberian background traffic di bawah dari
kapasitas link yang ada, pada penggunaan metric delay
menghasilkan delay yang lebih kecil dibandingkan
dengan metric OSPF dan metric hop. Hal ini
dikarenakan pada metric delay perhitungan untuk
menentukan jalur menggunakan delay pada link yang
paling terkecil sesuai dengan algoritma Floyd-Warshall.
Namun ketika pemberian background traffic yang
diberikan melebihi dari kapasitas link penggunaan
metric OSPF lebih memiliki nilai delay yang lebih kecil Gambar 11. Hasil Delay Video
dibandingkan dengan metric delay dan metric hop. Pada Packet loss adala banyaknya paket gagal yang
metric hop mengalami kenaikan delay yang signifikan dikirimkan dibandingkan dengan banyaknya paket yang
pada pemberian backround traffic 75 Mbps karena pada dikirim.

JURNAL ELEKTRONIKA DAN TELEKOMUNIKASI, Vol. 16, No. 2, Desember 2016


58 • Ihsan Aris Saputra. dkk.

besar juga persentasi packet loss yang terjadi. Hal ini


dikarenakan packet loss dipengaruhi oleh kondisi
kapasitas dari link dan juga kepadatan pada link.

KESIMPULAN
Uji performasi algoritma Floyd-Warshall sebagai
penentuan jalur terbaik dapat disimulasikan pada
jaringan SDN dengan menggunakan kontroler Ryu dan
Mininet sebagai bagian mensimulasikan jalur data,
dengan hasil evaluasi performansi sebagai berikut :
1. Nilai waktu link failure yang dihasilkan ketika
terjadinya pemutusan link menunjukan hasil yang
lebih cepat dibandingkan dengan waktu
konvergensinya, dikarenakan jumlah link yang
terdapat pada topologi berkurang sehigga algoritma
lebih cepat dalam menentukan jalur.
Gambar 12. Hasil Packet Loss Data
2. Overhead traffic yang didapat berbanding lurus
dengan penambahan jumlah switch pada jalur data.
Dimana semakin banyak jumlah switch semakin
banyak juga jumlah overhead traffic yang ada.
3. Hasil QoS pada pengujian beda metric routing
dengan parameter delay dan packet loss masih
dalam rentang nilai yang ditetapkan pada ITU-T
G.1010 [12] ketika diberikan background traffic
masih di bawah kapasitas link.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Mulyana, E. Buku Komunitas SDN-RG. Bandung: GitBook,
2014.
[2] Setyawati Handaka. M, “Perbandingan Algoritma Dijkstra
(Greedy), Bellman-Ford (BFS-DFS), dan Floyd-Warshall
(Dynamic Programming) dalam Pengaplikasian Lintasan
Terpendek pada Link-State Routing Protocol,” Journal,
Bandung: IT, 2010.
Gambar 13. Hasil Paket Loss VoIP
[3] V. Listiani, Analisis Peformansi SDN (Software Defined
Network) Menggunakan Protokol Routing OSPF (Open Shortes
Path First), Bandung, 2015.
[4] Göransson, P., & Black, C, Software Defined Networks A
Comprehensive Approach. United State of America: Morgan
Kaufmann, 2014.
[5] Open Networking Foundation., “OpenFlow Switch
Specification: Version 1.0.0 (Wire Protocol 0x01).,” 2011.
[6] B. Lantz, B. Heller and N. McKeown, “A Network in a Laptop:
Rapid Prototyping for Software-Defined Networks,”in Proc. of
the 9th ACM SIGCOMM Workshop on Hot Topics in Networks,
pp. 19, 2010.
[7] Cisco. (2005, August). OSPF Design Guide. [Online]. Available:
http://www.cisco.com/c/en/us/support/docs/ip/open-shortest-
path-first-ospf/7039-1.html
[8] A. F. Sani, N. K. T. Tastrawati and I. M. E. Dwipayana,
“Algoritma Floyd-Warshall Untuk Menentukan Jalur Terpendek
Dalam Evakuasi Tsunami di Kelurahan Sanur,” E-Jurnal
Matematika, vol. 2, no. 1, pp. 1-5, 2003.
[9] UMTS Forum, UMTS/IMT -2000 Spectrum.
Gambar 14. Hasil Packet Loss Video [10] Cisco. (2016, April). Voice Over IP - Per Call Bandwidth
Consumptio. [Online]. Available:
Pada Gambar 12, Gambar 13, dan Gambar 14 http://www.cisco.com/c/en/us/support/docs/voice/voice-
menunjukan nilai packet loss dari hasil pengujian pada quality/7934-bwidth-consume.html#anc8
layanan data, VoIP dan video. Hasil pengujian [11] A, S, Donato, E., Pescape, A., & Ventre, G, A Practical
menunjukan munculnya packet loss terjadi ketika ada Demonstration of Network Traffic Generation, in Proceedings of
The 8th IASTED International Conference. Hawaii, 2004, p 138-
penambahan background traffic sebesar 75 M bps 143.
dengan menggunakan metric berdasarkan hop karena [12] Series G: transmission systems and media, digital systems and
pada penentuan jalur menggunakan metric hop melewati networks. Quality of service and performance. End-user
link yang memiliki kapasitas 70 M bps. Kemudian multimedia QoS categories. International Telecommunication
Union, 2001.
meningkat ketika ditambah background traffic sebesar
90 Mbps pada semua metric yang diujikan. Semakin
besar background traffic yang ditambahkan semakin

e-ISSN: 2527-9955
p-ISSN: 1411-8289

Anda mungkin juga menyukai