Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROTOKOL KOMUNIKASI IOT

Pengampu :
Arief Marwanto,ST .,M.Eng.,Ph.D

Disusun Oleh :
Nama : Sisca Deswita Puasari
NIM : 30402100317
Kelas : MJ3A

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
1. Protokol AMQP (Advanced Message Queuing Protocol)
Advanced Message Queueing Protocol (AMQA) adalah protokol pembingkaian dan transfer
standar untuk mentransfer pesan secara asinkron, aman, dan andal antara dua pihak. Ini
adalah protokol utama Olahpesan Azure Service Bus dan Azure Event Hubs.

• Apa itu AMQP?


AMQP adalah protokol pembingkaian dan transfer. Pembingkaian berarti bahwa AMQP
menyediakan struktur untuk aliran data biner yang mengalir di salah satu arah koneksi
jaringan. Struktur ini menyediakan delineasi untuk blok data yang berbeda, yang disebut
bingkai, untuk dipertukarkan antara pihak-pihak yang terhubung. Kemampuan transfer
memastikan bahwa kedua pihak yang berkomunikasi dapat membangun pemahaman bersama
tentang kapan bingkai harus ditransfer, dan kapan transfer harus dianggap selesai.
Protokol AMQP 1.0 dirancang agar dapat diperluas, sehingga spesifikasi lebih lanjut dapat
ditingkatkan kemampuannya. Tiga spesifikasi ekstensi yang dibahas dalam dokumen ini
menggambarkan hal ini. Untuk komunikasi melalui infrastruktur HTTPS/WebSockets yang
ada, port TCP AMQP native mungkin sulit dikonfigurasikan. Spesifikasi terikat menentukan
cara melapisi AMQP melalui WebSocket. Untuk berinteraksi dengan infrastruktur olah pesan
dalam mode permintaan/respons untuk tujuan pengelolaan atau untuk menyediakan fungsi
lanjutan, spesifikasi pengelolaan AMQP menentukan fungsi interaksi dasar yang diperlukan.
Untuk integrasi model otorisasi federasi, spesifikasi keamanan berbasis klaim AMQP
menentukan cara mengaitkan dan memperbarui token otorisasi yang terkait dengan tautan.

• Koneksi dan Sesi


AMQP memungkinkan multipleksi, sehingga koneksi tunggal dapat digunakan untuk
berbagai jalur komunikasi antar simpul; misalnya, klien aplikasi dapat menerima secara
bersamaan dari satu antrean dan mengirim ke antrean lain melalui koneksi jaringan yang
sama.

Koneksi jaringan dengan demikian berlabuh pada kontainer. Hal ini diinisiasi oleh kontainer
dalam peran klien dalam membuat koneksi soket TCP keluar ke kontainer dalam peran
penerima, yang mendengarkan dan menerima koneksi TCP masuk. Jabat tangan koneksi
termasuk menegosiasikan versi protokol, menyatakan atau menegosiasikan penggunaan
Transport Level Security (TLS/SSL), dan jabat tangan otentikasi/otorisasi pada lingkup
koneksi yang didasarkan pada SASL.
Azure Service Bus dan Azure Event Hubs memerlukan penggunaan TLS setiap saat. Ini
mendukung koneksi melalui TCP port 5671, di mana koneksi TCP pertama kali dilapisi
dengan TLS sebelum memasuki jabat tangan protokol AMQP, dan juga mendukung koneksi
melalui TCP port 5672 di mana server segera menawarkan peningkatan koneksi wajib ke
TLS menggunakan model yang ditentukan AMQP. Pengikatan AMQP WebSockets membuat
terowongan melalui TCP port 443 yang kemudian setara dengan koneksi AMQP 5671.

• Persyaratan port keluar AMQP

Klien yang menggunakan koneksi AMQP melalui TCP mengharuskan port 5671 dan 5672
dibuka di firewall lokal. Selain port ini, port tambahan mungkin perlu dibuka jika fitur
EnableLinkRedirect diaktifkan. Klien dapat mulai berkomunikasi langsung dengan layanan
back-end melalui rentang port 104XX seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :

Klien .NET akan gagal dengan Socket Exception ("Upaya dilakukan untuk mengakses soket
dengan cara yang dilarang oleh izin aksesnya") jika port ini diblokir oleh firewall. Fitur ini
dapat dinonaktifkan dengan mengatur EnableAmqpLinkRedirect=false di string koneksi,
yang memaksa klien untuk berkomunikasi dengan layanan jarak jauh melalui port 5671.

• Tautan

AMQP mentransfer pesan melalui tautan. Tautan adalah jalur komunikasi yang dibuat selama
sesi yang memungkinkan transfer pesan dalam satu arah; negosiasi status transfer dilakukan
melalui tautan dan dua arah antara pihak-pihak yang terhubung.
Tautan dapat dibuat oleh kontainer kapan saja dan selama sesi yang ada, yang membuat
AMQP berbeda dengan kebanyakan protokol lain, termasuk HTTP dan MQTT, di mana
inisiasi transfer dan jalur transfer adalah hak istimewa eksklusif pihak yang membuat koneksi
soket.

2. Protokol Komunikasi IEEE 802.4 dan Zigbee

ZigBee adalah standar dari IEEE 802.15.4 untuk komunikasi data pada alat konsumen pribadi
maupun untuk skala bisnis. ZigBee didesain dengan konsumsi daya yang rendah dan bekerja
untuk jaringan personal tingkat rendah. Perangkat ZigBee biasa digunakan untuk
mengendalikan sebuah alat lain maupun sebagai sebuah sensor yang wireless. ZigBee
memliki fitur dimana mampu mengatur jaringan sendiri, maupun mengatur pertukaran data
pada jaringan. Kelebihan dari ZigBee lainnya adalah membutuhkan daya rendah, sehingga
bisa digunakan sebagai alat pengatur secara wireless yang penginstalan hanya perlu
dilakukan sekali, karena hanya dengan satu baterai dapat membuat ZigBee bertahan hingga
setahun. Selain itu ZigBee juga memiliki topologi jaringan “mesh” sehingga mampu
membentuk jaringan yang lebih luas dan data yang lebih diandalkan.
Intisari Protokol IEEE 802.15.4 / ZigBee merupakan standar untuk jaringan terbatas.

ZigBee merupakan kumpulan layer yang dibangun diatas IEEE 802.15.4 layer ini mempunyai
3 komponen penting, yaitu :
1) Routing Tabel
Routing mendefinisikan bagaimana sebuah sebuah radio dapat menyampaikan
pesannya melalui serangkain radio lain menuju ke tujuan lkhirnya.
2) Jaringan ad hoc
Ini merupakan proses yang terjadi dalam seluruh jaringan radio, tanpa campur tangan
manusia.

3) Self healing mesh

Proses self healing yaitu proses menyembuhkan dirinya sendiri, dimana dalam jaringan mesh
ini jika ada penambahan atau ada node yang hilang, maka secara otomatis jaringan akan
terbentuk kembali dan memperbaiki rute yang rusak.
Setiap jaringan ZigBee sedikitnya mempunyai satu alat sebagai koordinator dan satu
perangkat lain sebagai router atau perangkat akhir (end device). Koordinator bertugas
membangun suatu jaringan, mengirimkan sinyal penanda, mengatur titik-titik jaringan,
menyimpan informasi titik jaringan, menyampaikan pesan diantara titik yang terhubung.
Koordinator memerlukan memori yang cukup untuk menangani konfigurasi jaringan, data
dan proses pengaturan mandiri jaringannya. Koordinator membutuhkan daya lebih besar dari
lainnya dan biasanya membutuhkan daya yang terus menerus. Router dapat bergabung dalam
jaringan yang ada, meneruskan data dari router lain atau end device. Perangkat akhir (end
device) mengirim data dan bergabung pada jaringan tetapi tidak bisa meneruskan data dari
perangkat lainnya, di perangkat akhir terdapat fungsi tidur (sleep) dapat menghemat
energinya. ZigBee mempunyai 64 bit nomor serial, sehingga ZigBee di dunia tidak
mempunyai alamat yang sama. Untuk pengalamatan yang lebih pendek ZigBee menggunakan
16 bit pengalamatan yang secara dinamis dialamatkan ke setiap radio oleh koordinator ketika
membangun jaringan, hal ini disebut juga pengalamatan Personal Area Network (PAN). PAN
diibratkan seperti sebuah jalan utama pada sebuah kota dimana ribuan orang tinggal, misal
kota Sleman mempunyai jalan Let Jen A Yani, begitu juga kota-kota lainnya. Kita bisa
mengatakan mereka terpisah meskipun memiliki jalan yang sama tetapi kotanya berbeda.
Begitu juga dengan jaringan Zigbee, membentuk kota virtual , bukan dengan nama tetapi
degan nomor, yaitu pengalamatan PAN. Ada 65.536 alamat PAN tersedia, dimana tiap PAN
dibawahnya membentuk 65.536 alamat lainnya. Protokol ZigBee mendukung beberapa
topologi jaringan. Di dalam ZigBee tedapat empat jenis topologi yaitu pair , star, mesh dan
cluter tree, seperti pada gambar 2. Jenis pair merupakan yang paling sederhana karena hanya
membutuhkan dua radio, dimana satu sebagai koordinator sedang yang lain sebagai router
atau end device. Topologi star juga relatif mudah, karena satu koordinator di tengah sedang
lainnya mengirim data ke koordinator, hampir sama dengan pair tetapi ini memiliki lebih dari
satu router atau end device. Topologi Mesh memiliki beberapa router dan end device, dimana
router selain mengirim data dari dirinya juga meneruskan data dari end device, serta
mempunyai kemampuan menyembuhkan rutenya jika terjadi masalah. Cluster tree hampir
sama dengan mesh, tetapi untuk peruteannya tidak sama, end device memilih router tertentu
untuk meneruskan datanya ke coordinator.
Kesimpulan
Dengan fitur yang dimiliki oleh ZigBee sekarang, mungkin saja bahwa kedepannya
komunikasi antara device secara wireless akan semakin berkembang. Beberapa peralatan
akan semakin minim menggunakan media kabel, seperti sensor akan dapat di atur secara
wireles. Dengan Konsumsi daya yang randah maka akan sangat cocok ZigBee digunakan
sebagai alat yang hanya perlu di install dan dapat di maintance hingga berbulan-bukan
kemudian. ZigBee bedasarkan IEEE 802.15.4 didesain untuk aplikasi yang hanya
membutuhkan transfer data yang rendah atau tidak selalu mengirimkan data, dan juga
membutuhkan daya yang rendah dalam aplikasinya sehingga dapat bertahan lama.

3. Protokol Komunikasi 6 LoWPAN dan RFID

• 6LoWPAN adalah jaringan komunikasi sederhana dengan biaya rendah yang


memungkinkan konektivitas nirkabel dalam aplikasi dengan daya terbatas dan
kebutuhan waktu pengiriman yang santai karena menyediakan jaringan IPv6 melalui
jaringan IEEE 802.15.4. Ini dibentuk oleh perangkat yang kompatibel dengan standar
IEEE 802.15.4 dan memiliki karakteristik seperti jarak pendek, bit rate rendah, daya
rendah, penggunaan memori rendah dan biaya rendah.

Arsitektur 6 LoWPAN

Ketika sebuah node sensor dengan kemampuan pemrosesan yang lebih rendah dalam
6LoWPAN atau yang disebut reduced function device (RFD) ingin mengirim paket datanya
ke perangkat yang mendukung IP di luar 6LoWPAN, pertama mengirim paket ke node sensor
dengan kemampuan pemrosesan yang lebih tinggi atau yang disebut full function device
(FFD) dalam PAN yang sama. FFD yang bereaksi sebagai router di 6LoWPAN akan
meneruskan paket data dengan melompat ke gerbang 6LoWPAN.Gerbang 6LoWPAN itu
hubungkan ke 6LoWPAN dengan domain IPv6 kemudian akan meneruskan paket ke
perangkat IP tujuan dengan menggunakan alamat IP.
Model referensi dari stack protokol 6LoWPAN ini mengadopsi standar IEEE 802.15.4 PHY
dan MAC layer sebagai lapisan bawahnya saat memilih IPv6 di lapisan jaringannya. Pada
dasarnya, standar IEEE 802.15.4 menentukan PHY dan MAC lapisan untuk low-rate
wireless personal area network (LR-WPAN). Spesifikasi PHY layer menentukan bagaimana
perangkat dapat berkomunikasi satu sama lain melalui saluran nirkabel. Total 27 saluran yang
ditentukan dalam PHY layer. Saluran-saluran ini dialokasikan menjadi berbeda frekuensi
dengan berbagai kecepatan data.
Ada beberapa perkembangan pada protokol routing untuk 6LoWPAN. Agar menjadi protocol
yang lebih ringan dan memaksimalkan efisiensi bandwidth di 6LoWPAN, 6LoWPAN Ad-Hoc
On-Demand Distance Vector Protokol routing (LOAD) telah diusulkan. Ini adalah protokol
routing berdasarkan permintaan yang disederhanakan berdasarkan Ad-hoc On-Demand
Distance (AODV). Selain itu, Dynamic MANET On-demand untuk 6LoWPAN Routing
(DYMO-low) adalah protokol routing 6LoWPAN lain yang berdasarkan DYMO. Fitur
signifikan dalam DYMO-low itu bisa mendukung baik 16-bit link layer short address atau
IEEE 64-bit extended address (EUI-64).
• RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi
transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membaca informasi dari
sebuah device kecil yang disebut tag atau transponder (Transmitter + Responder).
Tag RFID akan mengenali diri sendiri ketika mendeteksi sinyal dari device yang
kompatibel, yaitu pembaca RFID (RFID Reader).RFID adalah teknologi identifikasi
yang fleksibel, mudah digunakan, dan sangat cocok untuk operasi otomatis. RFID
mengkombinasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifikasi yang
lain. RFID dapat disediakan dalam device yang hanya dapat dibaca saja (Read Only)
atau dapat dibaca dan ditulis (Read/Write) tidak memerlukan kontak langsung
maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi
kondisi lingkungan, dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi. Sebagai
tambahan, karena teknologi ini sulit untuk dipalsukan, maka RFID dapat
menyediakan tingkat keamanan yang tinggi.
Pada sistem RFID umumnya, tag atau transponder ditempelkan pada suatu objek. Setiap tag
membawa dapat membawa informasi yang unik, di antaranya: serial number, model, warna,
tempat perakitan, dan data lain dari objek tersebut. Ketika tag ini melalui medan yang
dihasilkan oleh pembaca RFID yang kompatibel, tag akan mentransmisikan informasi yang
ada pada tag kepada pembaca RFID, sehingga proses identifikasi objek dapat dilakukan.
Sistem RFID terdiri dari empat komponen, diantaranya :

1) Tag: Ini adalah device yang menyimpan informasi untuk identifikasi objek. Tag RFID
sering juga disebut sebagai transponder.
2) Antena: untuk mentransmisikan sinyal frekuensi radio antara pembaca RFID dengan
tag RFID.
3) Pembaca RFID: adalah device yang kompatibel dengan tag RFID yang akan
berkomunikasi secara wireless dengan tag.
4) Software Aplikasi: adalah aplikasi pada sebuah workstation atau PC yang dapat
membaca data dari tag melalui pembaca RFID. Baik tag dan pembaca RFID
diperlengkapi dengan antena sehingga dapat menerima dan memancarkan gelombang
elektromagnetik.

Sistem RFID

➢ Pembaca RFID
Pembaca RFID adalah merupakan penghubung antara software aplikasi dengan
antena yang akan meradiasikan gelombang radio ke tag RFID. Gelombang radio
yang diemisikan oleh antena berpropagasi pada ruangan di sekitarnya.
Akibatnya data dapat berpindah secara wireless ke tag RFID yang berada
berdekatan dengan antena.
➢ Tag RFID
Tag RFID adalah device yang dibuat dari rangkaian elektronika dan antena
yang terintegrasi di dalam rangkaian tersebut. Rangkaian elektronik dari tag
RFID umumnya memiliki memori sehingga tag ini mempunyai kemampuan
untuk menyimpan data. Memori pada tag secara dibagi menjadi sel-sel.
Beberapa sel menyimpan data Read Only, misalnya serial number yang unik
yang disimpan pada saat tag tersebut diproduksi. Sel lain pada RFID mungkin
juga dapat ditulis dan dibaca secara berulang.
4. Protokol Komunikasi Wireless HART dan NFC

• HART merupakan singkatan dari “Highway Addressable Remote Transducer” yang


bisa diterjemahkan sebagai Transducer berada pada remote area (jauh) . HART
adalah sebuah protokol yang dikembangkan oleh Rosemount yang dibuat berdasarkan
standar komunikasi Bell 202. HART merupakan open protokol yang berarti dapat
digunakan dan dikembangkan oleh siapapun. HART memiliki dua modulasi sekaligus
dalam komunikasinya yaitu menggunakan analog (4-20mA) dan Digital yaitu FSK
(Frequency Shift Keying).

Protokol HART menggunakan sinyal analog 4-20mA sebagai sinyal yang


ditumpangi dari hasil mengkonversi pengukuran di Transmitter. dimisalkan
pengukuran temperatur memiliki range pengukuran 20 Celcius hingga 100
Celcius maka dalam konversi ke sinyal analog akan menjadi 4-20 mA yang
berarti ketika temperatur 20 Celcius maka sinyal analognya adalah 4 mA dan
ketika maksimum 100 Celcius maka sinyal analognya adalah 20mA. Perubahan
sinyal analog linear dengan perubahan temperaturnya.

Kemudian protokol HART yang menumpang dijalur analog 4-20mA


menggunakan modulasi digital untuk berkomunikasi dengan cara mengirimkan
data serial yang di modulasi dengan FSK (Frequency Shift Keying). data Analog
di konversi kedalam digital kemudian dikirimkan melalui serial line dan
dimodulasi. Sebelumnya, FSK adalah sebuah metode penyisipan data melalui
gelombang sinyal dengan cara menyisipkan frekuensi. pada komunikasi HART,
Frekuensi yang digunakan adalah 2200 Hz dan 1200Hz.

Keunggulan komunikasi HART:

1) Data dapat di transmisikan melalui kabel eksisting (yang sudah ada) bisa berupa kabel
power.
2) HART dapat mengambil data secara analog ataupun digital
3) Panjang kabel yang digunakan dapat lebih dari 3000 meter (3Km)
4) Bidirectional & multidrop
Kekurangan:
1) Komunikasi digital nya cukup lambat yaitu 1200Bps (dibandingkan dengan modbus)
2) Maksimum slave yang dapat digunakan hanya 15

• NFC adalah singkatan dari Near Field Communication, atau komunikasi jarak dekat.
Fitur komunikasi ini dipatenkan oleh Charles Walton pada tahun 1983 lalu. Teknologi
tersebut dikembangkan dari RFID (Radio Frequency Identification).

Sederhananya, NFC adalah protokol komunikasi jarak dekat, sehingga membutuhkan


dua perangkat untuk bisa tersambung dan saling bertukar data. Dua perangkat tersebut
masing-masing berperan menjadi transmitter dan satu lagi sebagai penangkap sinyal.

Penggunaan NFC pun sekarang semakin berkembang dan digunakan di hampir


disemua perangkat seperti smartphone, laptop dan banyak lainnya. Perangkat yang
memiliki fitur NFC bisa bekerja di dalam 3 mode yaitu:

1. NFC Card Emulation


Memungkinkan perangkat dengan fitur NFC (seperti smartphone) untuk bertindak
layaknya kartu elektronik, yang bisa digunakan untuk melakukan transaksi
pembayaran.

2. NFC Reader/Writer
Memungkinkan perangkat yang memiliki fitur NFC untuk membaca informasi yang
disimpan pada label atau poster dengan barcode didalamnya.

3. NFC Peer-to-Peer
Memungkinkan dua perangkat dengan fitur NFC untuk berkomunikasi satu sama lain
untuk bertukar informasi secara ad hoc (satu arah/tujuan). Contoh paling simpelnya
adalah berkirim gambar dari satu ponsel ke ponsel lain dengan cara menempelkan
kedua ponsel tersebut.

5. Protokol Komunikasi Bluetooth dan Piconet

• Arsitektur Bluetooth

Spesifikasi Bluetooth dibuat untuk mengenali alat Bluetooth dari produsen yang
berbeda untuk bekerja sama antara alat satu dengan alat yang lainnya, maka dari itu
perlu dibuat sistem gelombang radio yang disesuaikan. Karena adanya berbagai
macam produsen Bluetooth yang bervariasi maka tidak hanya penyesuaian sistem
gelombang radio saja tetapi diperlukan juga protocol stack yang sama, ditujukan
supaya alat yang satu dapat mengenali alat yang lainnya, tentu saja dengan merk dan
produsen yang berbeda.
Layer HCI biasanya memisahkan antara perangkat keras dan perangkat lunak dan
diimplementasikan sebagian pada hardware dan software. Layer-layer dibawah layer
HCI biasanya diimplementasikan pada hardware, dan layer-layer yang terdapat di atas
layer HCI biasanya diimplementasikan pada software.

Pengembang aplikasi Bluetooth tidak perlu untuk mengerti semua secara mendetail
tentang layer-layer pada stack Bluetooth. Tetapi bagaimanapun juga sistem cara kerja
gelombang Bluetooth harus dimengerti, karena hal tersebut penting. Radio Bluetooth
adalah layer terendah dalam komunikasi layer pada Bluetooth, dan gelombang
Bluetooth bekerja pada frekwensi 2,4 GHz sama seperti yang digunakan pada
gelombang radio.
Setiap alat Bluetooth memiliki alamat yang sudah ditentukan secara unik, sistem
pengalamatan pada perangkat Bluetooth menggunakan 48 bit yang ekuivalen dengan
alamat hardware yang lainnya. Alamat Bluetooth tidak hanya untuk
mengidentifikasikan alat tersebut saja, tetapi juga untuk mensinkronisasikan
(synchronizing) frekuensi yang ada diantara dua alat dan menciptakan kunci
(password) pada prosedur keamaan Bluetooth.

• Piconet
Sebuah piconet adalah jaringan Bluetooth yang terdiri dari satu master dan satu atau
lebih slave. Suatu alat yang disebut master mengenali sebuah koneksi Bluetooth
secara otomatis. Sebuah piconet dapat terdiri dari satu master dan tujuh slave yang
aktif. Alat yang menjadi master secara harfiah menjadi master dalam suatu piconet.
Slave hanya dapat mengirimkan data ketika waktu pengiriman diizinkan oleh alat
yang pada saat tersebut menjadi master. Slave tidak boleh berkomunikasi langsung
satu sama lain, semua proses komunikasi harus melewati master. Slave menyesuaikan
frekuensinya dengan master menggunakan waktu master dan alamat Bluetooth.
Konsep piconet diambil dari topologi jaringan yang sering disebut sebagai star, dengan
sebuah master yang digambarkan sebagai node di tengah. Dua piconet bisa terbentuk dengan
jarak gelombang satu dengan yang lainnya. Frekuensi tidak sinkron antara piconet satu
dengan piconet yang lain dan itu menyebabkan piconet yang lain secara acak akan
bertabrakan pada frekuensi yang sama.
Dua piconet saling terhubung akan membentuk suatu jaringan yang sering disebut scatternet.
Dengan satu node di tengah yang menghubungkan piconet satu dengan piconet yang lainnya.
Node yang berada di tengah harus membagi waktu, ini berarti node tersebut harus mengikuti
perubahan frekuensi pada suatu piconet pada saat itu.

6. Protokol Komunikasi Zwave dan ISAI00.lla

• Z-Wave

Z-Wave adalah protokol komunikasi wireless yang digunakan untuk otomatisasi


rumah atau industri. Jaringan yang digunakan pada protokol komunikasi Z-Wave
adalah jaringan mesh yang menggunakan gelombang
radio berenergi rendah untuk berkomunikasi dari alat yang satu ke alat yang lain,
memungkinkan untuk melakukan kontrol peralatan rumah dan perangkat lain, seperti
pencahayaan, sistem keamanan, termostat, jendela, kunci, kolam renang dan
membuka pintu garasi.

Z-Wave menggunakan rentang frekuensi radio dengan range 800-900 MHz yang
dikembangkan oleh Zensys dan diperkenalkan pada tahun 2001 yang bertujuan untuk
Otomatisasi pada Rumah atau Industri.
Seperti protokol dan sistem lain yang ditujukan untuk pasar otomatisasi rumah dan
kantor, sistem otomatisasi Z-Wave dapat dikontrol melalui Internet dari wireless
keyfob, keypad yang dipasang di dinding atau melalui smartphone, tablet atau
komputer, dengan gerbang Z-Wave atau perangkat kontrol pusat yang berfungsi
sebagai pengontrol hub dan portal ke luar.

• ISA100.11a
Adalah teknologi jaringan wireless berstandar terbuka yang
dikembangkan oleh ISA100 Committee of ISA. Komite ISA100 dibentuk pada tahun
2005 untuk menetapkan standar yang akan menentukan prosedur untuk menerapkan
sistem wireless pada lingkungan otomatisasi dan kontrol, dengan fokus utama pada
tingkat lapangan.

➢ Arsitektur ISA 100.11a


Sistem pada ISA100.11a tersusun dari beberapa entitas fungsional :
• Field device—Routing
• Field device—Non-Routing
• Backbone Router
• Gateway
• System Manager
• Security Manager

Arsitektur pada sistem ISA100.11a memiliki sifat yang fleksibel, yang


memungkinkan berbagai topologi jaringan dibentuk dengan menggabungkan
berbagai entitas fungsional yang tercantum di atas, berdasarkan persyaratan
aplikasi. Sistem Nivis ISA100.11a menggabungkan firmware, perangkat
keras, dan perangkat lunak untuk semua entitas fungsionalnya, sehingga dapat
memberikan solusi yang komprehensif. Pada aplikasi dan infrastruktur
jaringan backbone yang tersedia, ada dua topologi jaringan utama: jaringan
ISA100.11a tanpa jaringan backbone dan ISA100.11a dengan backbone.

a) ISA100.11a tanpa Jaringan Backbone


Topologi ini membahas kebutuhan pelanggan untuk penyebara yang lebih kecil.
dimana semua perangkat wireless disatukan ke dalam single DDL subnet yang
berkomunikasi langsung dengan gateway dan System / Security Manager tanpa
harus menyampaikan paket melalui infrastruktur backbone. Topologi ini
memungkinkan kita untuk mengurangi latensi komunikasi serta memberikan
prediktabilitas perilaku jaringan yang lebih baik.

b) ISA100.11a dengan Jaringan Backbone


Semua perangkat wireless disatukan ke dalam single DDL subnet yang
berkomunikasi langsung dengan gateway dan System / Security Manager harus
menyampaikan paket melalui infrastruktur backbone.
DAFTAR PUSTAKA

• https://sriti.akakom.ac.id/prosiding/
• https://j-ptiik.ub.ac.id/index.php/j-ptiik/article/download/3759/1481/
• https://repository.ugm.ac.id/37632/1
• https://studylibid.com/doc/4383418/nurfajrianti-ptikc-1729042006-protokol-6-
lowpan-dan-rfid
• https://id.scribd.com/document/508639072/Makalah-IOT-
HarditiasYonathanBobo-190403020021
• https://www.coursehero.com/file/89999511/PROTOKOL-KOMUNIKASI-
BLUETOOTH-DAN-PICONETdocx/

Anda mungkin juga menyukai