Nim : 433131420120004
Kelas : 1A ( S1 Keperawatan )
MK : kepdas
1. Persiapan Alat
a. Tensimeter
b. Termometer
c. Stetoskop
d. Jam tangan
e. Lampu kepala
f. Lampu senter
g. Optalmoskop
h. Otoskop
i. Tonometri
j. Metelin
k. Garpu tala
l. Spekulum hidung
m. Snellen card
n. Spatel lidah
o. Kaca laring
p. Pinset anatomi
q. Pinset cirrurgi
r. Sarung tangan (Jika Perlu)
s. Bengkok
t. Timbangan
u. Reflek hammer
v. Botol 3 buah
w. Sketsel
x. Kertas tissue
y. Alat dan buku catatan perawat
2. Persiapan Perawat
a. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir atau disiramkan
b. Perawat harus mengetahui prosedur kerja dari pemeriksaan fisik
4. Persiapan Klien
a. Identifikasi klien yang jelas untuk memastikan klien yang memperoleh pemeriksaan fisik
b. Klien dan keluarga diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
c. Klien diatur dalam posisi senyaman mungkin
Kemudian Kalian Lakukan Langkah-langkah Berikut ini
1. Jelaskan prosedur kepada klien dan keluarga
2. Cuci tangan
3. Pakai masker
4. Cuci tangan
5. Anamnese
a. Keluhan Utama
keluhan yang dirasakan klien, sehingga menjadi alasan klien dibawa ke Rumah Sakit.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
kronologis dari penyakit yang diderita saan ini mulai awal hingga di bawa ke RS secara
lengkap meliputi ;
1) P = Provoking atau Paliatif
Apa penyebab gejala ?, Apa yang dapat mengurangi dan memperberat penyakitnya ?, Apa
yang dilakukan pada saat gejala mulai dirasakan ?, Keluhan psikologis yang dirasakan
2) Q = Quality and Quantity
Seberapa tingkat keparahan yang dirasakan klien
3) R = Regio or Radiation
Pada area mana gejala dirasakan?, Sejauh mana penyebarannya?
4) S = severity
Tingkat/skala keparahan, hal-hal yang memperberat atau mengurangi keluhan
5) Time
Kapan gejala mulai muncul?, Seberapa sering dirasakan?, Apakah timbul tiba-tiba atau
bertahap?, Kambuhan, dan lama dirasakan?
c. Riwayat Penyakit Yang Lalu
Penyakit apa saja yang pernah dialami klien, baik yang ada hubungannya dengan penyakit
yang diderita sekarang atau tidak ada hubungannya dengan penyakit yang diderita
sekarang, riwayat operasi, dan termasuk riwayat alergi.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama?, Penyebab kematian bila ada
anggota keluarga yang meninggal?, Apakah ada jenis penyakit herediter dalam keluarga?
6. Pola Pemeliharaan Kesehatan
a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Mengkaji jenis, jumlah, dan waktu makan selama di rumah dan di rumah sakit. Pantangan
makanan?, Kesulitan menelan, mengunyah, mual, anoreksia?, Usaha mengatasi kesulitan
yang dialami klien?
b. Pola Eliminasi
Mengkaji jumlah, warna, bau, konsistensi, Konstipasi, Incontinentia,frekuensi, BAB dan BAK
klien?, Upaya mengatasi masalah yang dialami klien ?
c. Pola istirahat tidur
Mengkaji waktu mulai tidur, waktu bangun, penyulit tidur, yang mempermudah tidur,
gangguan tidur, pemakaian jenis obat tidur, hal yang menyebakan klien mudah terbangun?
d. Pola kebersihan diri / Personal Hygiene
Mengkaji status kebersihan mulai rambut hingga kaki, frekuensi mandi, gosok gigi, cuci
rambut, potong kuku?
e. Aktivitas Lain
Olah raga yang dilakukan, hobby dsb
7. Riwayat Psikologis
a. Status Emosi
Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien, tingkah laku yang menonjol, suasana yang
membahagiakan klien, stressing yang membuat perasaan klien tidak nyaman.
b. Gaya Komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara, apakah pola komunikasinya spontan atau
lambat, apakah klien menolak untuk diajak komunikasi, Apakah komunikasi klien jelas,
apakah klien menggunakan bahasa isyarat.
c. Pola Interaksi
Kepada siapa klien berspon, Siapa orang yang dekat dan dipercaya klien, apakah klien aktif
atau pasif dalam berinteraksi, Apakah tipe kepribadian klien terbuka atau tertutup.
d. Pola Pertahanan
Bagaimana mekanisme kopping klien dalam mengatasi masalahnya
e. Dampak di Rawat di Rumah Sakit
Apakah ada perubahan secara fisik dan psikologis selama klien di rawat di RS.
8. Riwayat Sosial Ekonomi
a. Latar belakang social, budaya dan spiritual klien
Apakah klien aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, apakah ada konflik social yang dialami
klien, bagaimana ketaatan klien dalam menjalankan agamanya, apakah klien mempunyai
teman dekat yang senantiasa siap membantu.
b. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat, apakah ada masalah keuangan dan
bagaimana mengatasinya.
9. Pemeriksaan Tanda Vital
a. Mengukur Tekanan Darah
1) Jelaskan prosedur pada klien
2) Cuci tangan
3) Atur posisi klien dengan tidur terlentang
4) Atur tangan dengan posisi supinasi
5) Keataskan lengan baju Pasang manset pada lengan atas, 3 cm diatas fossa cubitti dan
jangan pada lengan yang terpasang infuse.
6) Memasang manset jangan terlalu ketat maupun longgar tetapi yang pas melekat pada
lengan.
7) Pasang stetokop di bawah manset pas diatas arteri brakialis untuk memudahkan
auskultasi (atau boleh di luar manset)
8) Tentukkan denyut nadi radialis
9) Pompakan balon manset sampai nadi radialis tidak teraba dan pompakan lagi kira-kira 20
mmHg setelah nadi tidak teraba.
10) Pasang stetoskop pada telinga sambil memegang nadi radialis turunkan udara dalam
manset sampai terdengar bunyi koroktoff pertama dan pertama kali denyut nadi teraba
ingat-ingat angka pada tensimeter, itu adalah tekanan sisitolik, kemudian turunkan lagi
sampai bunyi tidak terdengar pertama kali itu adalah tekanan diastolic.
11) Catat hasil pengukuran
b. Menghitung denyut nadi per-menit, meraba nadi radial yang termudah, bilatidak teraba
nadi carotid atau apical.
1) Menjelaskan prosedur pada klien
2) Cuci Tangan
3) Atur posisi klien dengan tidur terlentang
4) Atur posisi tangan sejajar dengan tubuh dan posisi supinasi.
5) Tentukkan posisi arteri radialis yang akan di palpasi
6) Hitung denyut nadi dengan mempalpasi arteri radialis dengan mencocokkan denyut
pertama dengan jarum panjang pada arloji.
7) Catat hasil pengukuran.
c. Menghitung frekuensi pernafasan per menit
1) Menjelaskan prosedur pada klien
2) Cuci tangan
3) Atur posisi klien dengan tidur terlentang
4) Atur posisi tangan sejajar dengan tubuh dan posisi supinasi.
5) Tentukkan posisi arteri radialis yang akan di palpasi
6) Hitung denyut nadi dengan mempalpasi arteri radialis dengan mencocokkan denyut
pertama dengan jarum panjang pada arloji.
7) Catat hasil pengukuran.
d. Mengukur suhu tubuh, pada orang dewasa pada axillar, dan pada kondisi yang
memerlukan tingkat akurasi yang tinggi pada orang dewasa bisa per-oral atau per-rektal
Pemeriksaan suhu melalui oral
1) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaaan
2) Cuci tangan
3) Gunakan sarung tangan (handscond)
4) Mengatur posisi klien (duduk)
5) Turunkan suhu pada thermometer sampai angka 35°c
6) Tentukkan letak bawah lidah
7) Letakkan termometer di bawah lidah dan sejajar dengan gusi
8) Anjurkan mulut dikatupkan selama 3-5 menit
9) Angkat dan baca hasil (dalam membaca luruskan dan sejajarkan dengan mata pembaca
kemudian baca hasil dengan seksama sebatas mana air raksa berhenti, catat hasil)
Pemeriksaan suhu mel a lui aksila
1) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
2) Cuci tangan
3) Gunakan sarung tangan (handscond)
4) Mengatur posisi klien (duduk)
5) Turunkan suhu pada thermometer sampai angka 35°c
6) Letakkan thermometer pada daerah aksila kemudian suruh klien menjepit sampai 3-5
menit.
7) Mencatat hasil
8) Bersihkan thermometer
Pemeriksaan suhu melalui rectal.
1) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
2) Cuci tangan
3) Gunakan sarung tangan (handscond)
4) Atur posisi dengan klien miring kiri
5) Turunkan suhu pada thermometer sampai angka 0°c dan oleskan vaslin secukupnya
6) Turunkan pakaian klien sampai bagian gluteal dan tetap menjaga privacy klien.
7) Letakkan telapak tangan pada sisi gluteal klien dan masukkan thermometer ke dalam
rectal, suruh klien menahan sampai 3-5 menit dan usahakan jangan sampai berubah posisi.
8) Setelah selesai angkat thermometer dan baca/catat hasil
9) Bersihkan thermometer
Pemeriksaan Integument, Rambut Dan Kuku
Integument
a. Inspeksi :
- Adakah lesi, warna, jaringan parut, vaskularisasi.
- Warna Kulit
b. Palpasi :
- Suhu kulit, tekstur halus/ kasar, torgor / kelenturan keriput /tegang, oedema derajat
berapa?
c. Identifikasi luka pada kulit
1) Tipe Primer
2) Tipe Sekunder
3) Kelainan- kelainan pada kulit
Pemeriksaan Rambut
a. Inspeksi dan Palpasi :
penyebaran, bau, rontok ,warna.
Distribusi, merata atau tidak, adakah alopesia, daerah penyebaran
Pemeriksaan Kuku
a.Inspeksi dan palpasi
Warna ,bentuk, kebersihan
Pemeriksaan Kepala, Wajah Dan Leher
Pemeriksaan Kepala
a. Inspeksi :
bentuk kepala ( dolicephalus/ lonjong, Brakhiocephalus/ bulat ), kesimetrisan, dan
pergerakan. Adakah hirochepalus/ pembesaran kepala.
Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata
b. Adakah ekssoftalmus ( mata menonjol ), atau Enofthalmus ( mata tenggelam )
c. Kelopak mata / palpebra : adakah oedem, ptosis, peradangan, luka, atau benjolan
d. Bulu mata : rontok atau tidak
e. Konjunctiva dan sclera, adakah perubahan warna, kemerahan ,kuning atau pucat.
f. Warna iris serta reaksi pupil terhadap cahaya, miosis /mengecil, midriasis/ melebar, pin
point / kecil sekali, nomalnya isokor / pupil sama besar.
g. Kornea, warna Amati kedudukan kornea, .
Pemeriksaan Visus
Dengan jarak 5-6 M dengan snellen card periksa visus OD / OS
5/5 atau 6/6 = normal
1/ 60 = Mampu melihat dengan hitung jari
1/300 = Mampu melihat dengan lambaian tangan
1/ = Mampu melihat gelap dan terang
0 = Tidak mampu melihat
Pemeriksaan Telinga
a. Inspeksi dan palpasi
Amati bagian teliga luar: bentuk, ukuran, warna, lesi, nyeri tekan, adakah peradangan,
penumpukan serumen.
Pemeriksaan fungsi pendengaran
Tujuan :
menentukan adanya penurunan pendengaran dan menentukan jenis tuli persepsi atau
konduksi.
Tehnik pemeriksaan :
1. Voice Test ( tes bisik )
Cara Kerja :
Rinne test
Weber test
1. getarkan garputala
2. Letakkan pangkal garputala di tengah-tengah dahi klien
3. Tanya kepada klien, sebelah mana teinga mendengar lebih keras ( lateralisasi kana/kiri).
Normalnya getaran didengar sama antara kanan dan kiri.
Scwabach Test
1.Getarkan garputala
2. letakkan ujung jari garputala pada lugang telinga klien
3. kemudian sampai klien tidak mendengar, lalu bandingkan dengan pemeriksa.
Pemeriksaan Hidung
a. Inspeksi dan palpasi
Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi ( adakah pembengkokan atau tudak )
Amati meatus, adakah perdarahan, kotoran, pembengkakan, mukosa hidung, adakah
pembesaran ( polip )
Pemeriksaan Leher
Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
a. Bentuk leher simetris atau tidak,
b. Kelenjar tiroid, ada pembesaran atau tidak dengan meraba pada suprasternal pada saat
klien menelan
c. Pembesaran kelenjar limfe leher ( Adenopati limfe )menandakan adanya peradangan
pada daerah kepala, orofaring, infeksi TBC, atau syphilis
d. Pembesaran tiroid dapat terjadi karena defisiensi yodium