1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kehadirat ilahi rabbi
yang mana berkat limpahan rahmat pertolongan dan hidayahnya kami bisa
menyelesaikan tugas makalah ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan pada nabi
Muhammad s.a.w. makalah ini dapat terselesaikan karena mendapat izin
dari allah semoga penulis bisa memetik manfaat dari makalah ini. Kami
sungguh berhutang budi pada guru pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk menuntun kami sekaligus teman-teman yang telah ikut
andil dalam perampungan tugas yang insyaallah penuh manfaat ini.
Semoga amal baik beliau diterima di sisi Allah sebagai amal shaleh dan
shalehah.
Selanjutnya, kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini
jauh dari kesempurnaan, mengingangat keterbatasan dan kekurangan
penulis. Maka dengan kerendahan hati penulis mengaharap kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca dalam rangka
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya kepada yang maha rahman penulis memanjatkan doa,
mudah – mudahan makalah ini bisa bermanfaat dan berguna bagi
kepentingan bersama terutama bagi pembaca dan penulis sendiri.
2
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana yang telah di paparkan pada latar belakang di atas, penulis
menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian teori kognitifisme/kognitif ?
3
2. Bagimana teori-teori kognitifisme/kognitif ?
3. Siapa saja tokoh-tokoh teori belajar kognitifisme?
4. Bagaimana prinsip-prinsip teori kognitifisme/kognitif ?
5. Bagaimana ciri-ciri teori kognitifisme/kognitif ?
6. Apa saja kelebihan dan kelemahaan teori kognitiifisme/kognitif ?
7. Bagaimana strategi yang membantu siswa belajar?
8. Bagaimana implikasi teori kognitifisme/kognitif dalam pembelajaran ?
9. Apa peran guru dan orangtua dalam teori belajar kognitifisme?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian teori kognitifisme/kognitif.
2. Untuk mengetahui bagaimana teori-teori kognitifisme/kognitif.
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh teori belajar kognitifisme.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar kognitifisme.
5. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri teori kognitifisme/kognitif.
6. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kelemahan teori
kognitifisme/kognitif.
7. Untuk mengetahui strategi yang membantu siswa belajar.
8. Untuk mengetahui implikasi teori kognitifisme/kognitif dalam
pembelajaran.
9. Untuk mengetahui peran guru dan orangtua dalam teori belajar
kognitifisme.
D. Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN yang berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan masalah, dan sistematika penulisan
BAB II PEMBAHASAN yang berisi pengertian teori
kognitifisme/kognitif, teori-teori,tooh-tokoh,prinsip, ciri-ciri, kelebihan dan
kelemahan, strategi, implikasi teori kognitifisme/kognitif dalam pembelajaran,
dan bagaimana peran guru dan orangtua dalam teori belajar kognitifisme.
BAB III PENUTUP kesimpulan
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
dan respons yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar juga
melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam individu yang sedang belajar”.
Pembelajaran kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang
ditentukan dengan tujuan belajarnya. Teori kognitifisme menekankan bahwa
bagian-bagian dari suatu situasi berhubungan dengan seluruh konteks situasi
tersebut. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal
yang mencakup ingatan , refrensi, pengulahan informasi , emosi, dan aspek-aspek
kejiwaan lainnya. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengetahuan
stimulus yang diterima dan menyesuaikaan dengan kognitif yang sudah dimiliki
dan di bentuk didalam fikiran seseoraang berdasarkan pemahaman dan
pengalaman-pengalaman sebelumnya.
B. Teori-Teori Kognitifisme
1. Teori Gestalt
7
Tetapi lebih dari itu, manusia adalah makhluk individu yang utuh antara rohani
dan jasmaninya.
8
penerima(receptor) kita. Receptor adalah sebuah mekanisme tubuh untuk
melihat, mendengar, merasakan, membau, perabaan, dan perasaan
(feeling). Biasanya orang menyebut reseptor sebagai alat-alat indera.
Semua informasi yang diterima oleh otak diteruskan ke otak. Selanjutnya
ditafsirkan oleh otak.penafsiran otak terhadap informasi yang diterima
disebut sebagai proses persepsi. Persepsimelalui penglihatan,
pendengaran, penciuman,sentuhan dan rasa.
Bahrudin (2008) keberadaan sensory memory memiliki dua
implikasi dalam prose belajar yaitu:
1) Orang harus memberikan perhatian pada informasi yang i gin
diingatnya
2) Waktu mendapat atau mengambil informasi harus dalam keadaan sadar.
9
Dalam proses belajar, memberikan langkah pertama yang harus
dilakukan. Ada beberapaa cara yang dapat digunakan untuk memfokuskan
perhatiaan siswa terhadap materi yang dijarkan, antara lain:
10
tidak lebih dari tiga detik karena shot term memory mempunyai kapasitas
yang terbatas.
Oleh karena itu dalam proses belajar di kelas seorang guru harus
mengalokasikan waktu belajar untuk siswa berlatih atau mengulang
informasi yang telah diterima. Sebaiknya guru juga tidak terlalu banyak
memberikan materi pembelajaran pada saat yang sama, karena akan
menyebabkan belajar menjadi tidak efektif. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya juga merupakan salah satu cara untuk
menjaga agar informasi tetap berada pada shot term memory, Karena
siswa mempunyai kesempatan untuk berfikir lagi secara mental tentang
apa saja informasi yang mereka terima. Hal ini akan membantu siswa
memproses informasi dalam shot term memory dan kemungkinan akan
menyimpanlebih lama dalam long term memory.
11
long term memory adalah bagian dari sistem memory manusia
yang menyimpan informasi untuk sebuah periode yang cukup lama.
12
elaborasi, organisai dan memainkan peran yang penting (woolfolk,
1995).
13
b. memilih materi pembelajaran.
c. menentukan topik-topik yang dapat dipelajari oleh peserta didik.
d. menentukan dan merancang kegiatan pembelajaran sesuai topik.
e. mengembangkan metode pembelajaran.
f. melakukan penilaian proses dan hasil peserta didik.
2. David Ausubel
Menurut Ausubel dalam buku karya Drs. Bambang Warsita bahwa
“belajar haruslah bermakna, materi yang dipelajari diasimilasi secara
nonarbitrer dan berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya”(2008:72). Hal ini berari bahwa pembelajaran bermakna
merupakan suatu proses yang dikaitkan dengan informasi baru pada konsep-
konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif peserta didik. Dimana
Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta saja,
tetapi merupakan kegiatan yang menghubungkan konsep-konsep untuk
menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan
dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan.
Langkah-langkah pembelajaran bermakna menurut Ausebel,dalam
merancang pembelajaran antara lain:
a. menentukan tujuan pembelajaran.
b. melakukan identifikasi peserta didik.
c. memilih materi pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik dan
mengaturnya dalam bentuk konsep inti.
d. menentukan topik peserta didik dalam bentuk advance organizers.
e. mengembangkan bahan belajar untuk dipelajari peserta didik.
f. mengatur topik pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks.
g. melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
3. Jerome Bruner
Berdasarkan Drs. Wasty Soemanto (1997:127) dan Drs. Bambang
warsita(2008:71) dimana Jarome Bruner mengusulkana teori yang disebutnya
free discovery learning.Teori ini bertitik tolak pada teori kognitif, yang
menyatakan belajar adalah perubahan persepsi dan pemahan. Maksudnya, teori
14
ini menjelaskan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif
jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
aturan termasuk konsep, teori, ide, definisi dan sebagainya melalui contoh-
contoh yang menggambarkan atau mewakili aturan yang menjadi sumbernya.
Langkah-langkah pembelajaran dalam merancang pembelajaran
menurut Bruner antara lain:
a. menentukan tujuan pembelajaran.
b. melakukan identifikasi peserta didik.
c. memilih materi pembelajaran
d. menentukan topik secara induktif.
e. mengembangkan bahan belajar untuk dipelajari peserta didik.
f. mengatur topik pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks.
g. melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
4. Albert Bandura
Bandura berpendapat tentang teori kognitif sosial. Seperti yang
dijelaskan dalam buku karya John W. Santrock (2007:285) yang menyatakan
bahwa teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) merupakan faktor sosial
dan kognitif dan juga faktor perilaku, memainkan peran penting dalam
pembelajaran. Hal ini berarti bahwa faktor kognitif berupa ekspektasi murid
untuk meraih keberhasilan sedangkan faktor sosial mencakup pengamatan
murid terhadap perilaku orang tuanya. Jadi menurut Bandura antara faktor
kognitif/person, faktor lingkungan dan faktor perilaku mempengaruhi satu
sama lain dan faktor-faktor ini bisa saling berinteraksi untuk mempengaruhi
pembelajaran. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi,
pemikiran dan kecerdasan.
5. Kurt Lewin
Yang juga merupakan tokoh teori belajar kognitif adalah Kurt Lewin
yang menyatakan tentang teori belajar medan kognitif (cognitive-field learning
theory). Seperti yang di jelaskan oleh Nana Sudjana dalam bukunya yang
menjelaskan bahwa dalam teori belajar medan kognitif, “belajar didefinisikan
sebagaai proses interaksional dimana pribadi menjangkau wawasan-wawasan
15
baru dan atu merubah sesuatu yang lama”(1991:97). Hal ini berarti bahwa
seseorang harus peduli dengan diri mereka sendiri dan juga dengan orang lain,
dengan belajar secara afektif sehingga diharapkan mereka atau seorang guru
bisa mengerti dengan dirinya sendiri dan dapat melaksanakan tugas dengan
lebih baik selain itu juga mengembangkan sistem psikologis yang bermanfaat
dalam berurusan dengan anak-anak dan pemuda dalam ssituasi belajar.
16
5. STRATEGI PEMBELAJARAN dengan membuat: apersepsi, analogi,
elaborasi informasi, membuat skema, betanya dan model konseptual.
17
tersebut misalnya pada motivasi, persepsi, kemampuan berpikir,
pengetahuan awal, dsb.
18
hierarkis. Pemetaan artinya pembuatan diagram gagasan
utama dan kaitan diantaranya.
6. Metode PQ4R → preview (melihat sekilas), question
(bertannya), read (membaca), reflect (merenungkan), recite
(mengungkapkan kembali), review (mengkaji ulang).
19
b. Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah
Teori belajar kognitif membantu siswa memahami bahan ajar lebih
mudah karena siswa sebagai peserta didik merupakan peserta aktif didalam
proses pembelajaran yang berpusat pada cara peserta didik mengingat,
memperoleh kembali dan menyimpan informasi dalam ingatannya. Serta
Menekankan pada pola pikir peserta didik sehingga bahan ajar yang ada
lebih mudah dipahami.
2. Kelemahan Teori Belajar kognitif
a. Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
b. Sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut.
c. Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya
masih belum tuntas.
Menurut Slavin (2000: 203) ada 4 strategi yang dipakai untuk membatu
strategi belajar siswa, antara lain:
1. Note-Taking
Pengambilan catatan umumnya dilakukan dalam membaca maupun
mengikuti apa yang di terangkan guru. Hal ini sangat berguna karena note-
taking dapat menerima satu proses mental mendapatkan ide utama tentang
keputusan seseorang. Cara note-taking untuk mengambil konsep- konsep
materi yang rumit atau kompleks yang juga merupakan tugas- tugas yang sulit
mengenal ide- ide utama (Andreas & Abraham) 1984 dalam Slavin (2000: 204)
menegaskan juga bahwa hal ini merupakan satu tingkatan tinggi proses untuk
mendapat informasi
2. Underlining (Menggaris bawahi)
Menggarisbawahi merupakan strategi belajar yang sangat dikenal. Para
ahli menemukan bahwa metode ini hanya memiliki sedikit keuntungan pada
umumnya. Persoalan adalah kebanyakan siswa gagal membuat keputusan
tentang materi apa yang sederhana untuk digarisbawahi. Bila siswa diminta
20
menggarisbawahi kalimat yang sangat penting maka hal ini merupakan satu
tingkatan yang tertinggi dalam proses menemukan informasi.
3. Summarizing (Ringkasan/Iktisar)
Ringkasan memuat pernyataan- pernyataan yang ringkas dari apa yang
merupakan ide utama dari apa yang dibacanya. Strategi penggunaanya
tergantung dengan siswa yang menggunakan. Satu cara efektif dalam membuat
ringkasan setelah membaca setiap paragraf. Disisi lain siswa membuat
ringkasan untuk menolong orang lain untuk belajar tentang materi secara
bagian-bagian, sebab kegiatan ini lebih fokus pada ringkasan dan
mempertimbangkan secara serius apa yang penting dan dan
mempertimbangkan secara serius apa yang penting dan yang tidak penting.
Tapi ada beberapa penelitihan yang mengatakan tidak ada pengaruh dalam
membuat catatan hal ini membuat strategi belajar menjadi rendah dalam
menambah materi tulisan menjadi komprehensif tapi tidak di mengerti menurut
Anderson & Armbruster 1984 dalam Slavin 2000.
4. Outlining dan Mapping (Jaringan/Sketsa dan Pemetaan)
Strategi belajar yang meminta siswa dalam menyajikan kembali materi
yang dipelajari dalam bentuk sketsa. Strategi- strategi ini meliputi jaringan, dan
pemetaan. Outlining menyajikan point- point utama dari materi dalam satu
format yang hirarkhi. Dalam membuat jaringan dan pemetaan, siswa mengenal
ide- ide utama kemudian membuat diagram untuk menghbungkan satu bagian
terhadap yang lain.
Salah satu teknik belajar yang sangat dikenal untuk menolong siswa
mengerti dan mengingat adalah meted PQ4R. Metode ini dijelaskan oleh Thomas
& Robinson dalam Slavin (2000: 204). PQ4R adalah kepanjangan kata dari:
Preview (Mengawali)
Question (Bertanya)
Read (Membaca)
Reflect (Memantul/Merefleksikan)
21
Recite (Merenung)
Review (Mengulang)
22
3. Tujuan kurikuler difokuskan untuk mengembangkan keseluruhan
kemampuan kognitif, bahasa dan motorik dengan interaksi sosial berfungsi
sebagai alat untuk mengembangkan kecerdasan.
4. Bentuk pengolahan kelas berpusat pada peserta didik dengan guru sebagai
fasilitator.
5. Mengefektifkan mengajar dengan cara mengutamakan program
pendidikan yang berupa pengetahuan – pengetahuan secara hierarkis.
6. Partisipasi peserta didik sangat dominan guna meningkatkan sisi kognitif
peserta didik.
7. Kegiatan belajar peserta didik mengutamakan belajar untuk memahami
dengan cara insigt learning.
8. Tujuan umum dalam pendidikan adalah untuk mengembangkan kognitif
secara secara optimal dan kemampuan menggunakan kecerdasan secara
bijaksana.
23
menciptakan situasi dan dorongan prakarsa, motivasi untuk melakukan kegiatan
pembelajaran.
Menurut Thomas E. Curtis dan Wilma W. Bidwell bahwa proses
pembelajaran di sekolah (kelas) peranan guru lebih spesifik sifatnya dalam
pengertian yang sempit, yakni dalam hubungan proses belajar mengajar. Peranan
guru adalah sebagai pengorganisasi lingkungan belajar dan sekaligus sebagai
fasilitator belajar. Peranan pertama meliputi peranan-peranan yang lebih spesifik,
yakni:
1) Guru sebagai model,
2) Guru sebagai perencana,
3) Guru sebagai peramal,
4) Guru sebagai pemimpi,
5) Guru sebagai penunjuk jalan atau pembimbing kea rah pusat-pusat
belajar.
Dalam kaitan peranannya sebagai perencana, guru berkewajiban
mengembangkan tujuan-tujuan pendidikan menjadi rencana-rencana yang
operasional. Tujuan-tujuan umum perlu diterjemahkan menjadi tujuan-tujuan
menjamin relevansinya dengan perkembangan, kebutuhan dan tingkat mereka.
Peranan tersebut menuntut agar perencanaan senantiasa direlevansikan dengan
kondisi masyarakat, kebiasaan belajar siswa, pengalaman dan pengetahuan siswa,
metode belajar yang serasi dan materi pelajaran yang sesuai dengan minatnya.
Pendidikan merupakan proses kerja tim yang didalamnya melibatkan anak
(peserta didik), guru, orangtua, dan orang-orang di sekitar anak. Guru hanya
sebagai patner dari orangtua dalam mendidik anak, bukan faktor tunggal yang
menentukan keberhasilan pendidikan.interaksi peserta didik dengan pendidik dan
teman sebaya dalam mengembangkan pengetahuan juga sangat mempengaruhi
perkembangan kognitif tiap individu. Pengamatan merupakan hal penting yang
harus dilakukan, tidah hanya oleh guru tetapi juga oleh orangtua. Vigotsky dan
izzaty (2008: 39) menekankan peran orang dewasa dalam memimpin
perkembangan, yaitu bukan hanya mencocokkan lingkungan pembelajaran,
24
melainkan juga membuat lingkungan anak dengan bantuan orang lain dapat
memperluas dan meningkatkan pemahaman mereka.
Pendidikan memegang peran penting pada tahap operasional. Karena
tanpa pendidikan yang benar, maka konsep diri yang negatif dapat terbentuk. Oleh
karena itu, diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan
dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya. Selain guru,
orangtua juga memegang peranan penting dalam perkembangan anak. Orang tua
bersama. Maka dari itu, antara guru dan orang tua perlu menjalin hubungan
komunikasi yang efektif untuk memberikan layanan yang berkualitas terhadap
anak.
25
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
teori belajar kognitifisme, yaitu teori belajar yang melibatkan proses berfikir
secara komplek dan mementingkan proses belajar dari pada hasil. Teori
belajar kognitifisme merupakan teori belajar yang menekankan perhatiannya
pada belajar sebagai kegiatan mental atau proses berfikir yang ada dalam
individu yang sedang belajar. Teori ini di kembangkan sejak abad ke-20.
Setiap teori belajar tidak akan pernah sempurna, demikian pula dengan teori
belajar kognitif. Di samping memiliki kelebihan – kelebihannya ada pula
kelemahan – kelemahannya. Kelebihannya antara lain yaitu menjadikan
siswa lebih kreatif dan mandiri, dan membantu siswa memahami bahan
belajar secara lebih mudah. Kelemahannya yaitu teori tidak menyeluruh
untuk semua tingkat pendidikan, sulit dipraktikkan khususnya di tungkat
lanjut, dan beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan
pemahamannnya masih belum tuntas.
Dalam teori ini guru dan orang tua sama-sama memiliki peran penting.Maka
dari itu, antara guru dan orang tua perlu menjalin hubungan komunikasi
yang efektif untuk memberikan layanan yang berkualitas terhadap anak.
26
DAFTAR PUSTAKA
27