Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KASUS GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)


Diajukan guna memenuhi tugas akademik dalam Praktek Klinik Keperawatan
Medikal Bedah ( KMB )
Dosen Pembimbing :
Parta Suhanda, S.Kp., M.Biomed

Disusun Oleh :
Umi Kulsum
P27906120035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PRODI PROFESI NERS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)

A. Konsep Gagal Jantung Kongestif


1. Definisi
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana
jantung gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan
tubuh meskipun tekanan pengisian cukup (Ongkowijaya & Wantania,
2016).
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan
gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat
aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung.
Gagal jantung disebabkan oleh gangguan yang menghabiskan
terjadinya pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan
atau kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik) (Sudoyo Aru dkk,
2009 didalam Nurarif, A.H, 2015).
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak
mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi
kebutuhan sirkulasi tubuh untuk keperluan metabolisme jaringan
tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan pengisian kedalam
jantung masih cukup tinggi (Aspani, 2016).

2. Etiologi
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai
berikut : (Aspani, 2016).
a. Disfungsi miokard
b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik
(sistolic overload).
1) Volume : defek septum trial, defek septum ventrikel,
duktus arteriosus paten.
2) Tekanan: stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasi
aorta
3) Disaritmia
c. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic
overload)
d. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload)

Menurut Smeltzer (2012) dalam Buku Ajar Keperawatan


Medikal-Bedah, gagal jantung disebabkan dengan berbagai keadaan
seperti :

a. Kelainan otot jantung


Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot
jantung, disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi
yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot jantung
mencakup aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan
penyakit degeneratif atau inflamasi misalnya kardiomiopati.

Peradangan dan penyakit miocardium degeneratif,


berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara
langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas
menurun .

b. Aterosklerosis Koroner
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi
miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung.
Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat).
Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung. Infark miokardium menyebabkan
pengurangan kontraktilitas, menimbulkan gerakan dinding yang
abnormal dan mengubah daya kembang ruang jantung .
c. Hipertensi Sistemik atau pulmonal (peningkatan after load)
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya
mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Hipertensi dapat
menyebabkan gagal jantung melalui beberapa mekanisme,
termasuk hipertrofi ventrikel kiri. Hipertensi ventrikel kiri
dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik
dan meningkatkan risiko terjadinya infark miokard, serta
memudahkan untuk terjadinya aritmia baik itu aritmia atrial
maupun aritmia ventrikel.
d. Penyakit jantung lain
Terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya,
yang secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme
biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah yang masuk
jantung (stenosis katup semiluner), ketidakmampuan jantung
untuk mengisi darah (tamponade, pericardium, perikarditif
konstriktif atau stenosis AV), peningkatan mendadak after load.
Regurgitasi mitral dan aorta menyebabkan kelebihan beban
volume (peningkatan preload) sedangkan stenosis aorta
menyebabkan beban tekanan (after load).
e. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam
perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju
metabolisme (misal : demam, tirotoksikosis). Hipoksia dan
anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung.
Asidosis respiratorik atau metabolik dan abnormalitas elektronik
dapat menurunkan kontraktilitas jantung.

3. Manifestasi Klinik
a. Gagal Jantung Kiri
1) Kongesti pulmonal : dispnea (sesak), batuk, krekels paru,
kadar saturasi oksigen yang rendah, adanya bunyi
jantung tambahan bunyi jantung S3 atau “gallop
ventrikel” bisa di deteksi melalui auskultasi.
2) Dispnea beraktifitas (DOE), ortopnea, dispnea nocturnal
paroksismal (PND).
3) Batuk kering dan tidak berdahak diawal, lama kelamaan
dapat berubah menjadi batuk berdahak.
4) Sputum berbusa, banyak dan berwarna pink (berdarah).
5) Perfusi jaringan yang tidak memadai.
6) Oliguria (penurunan urin) dan nokturia (sering berkemih
dimalam hari)
7) Dengan berkembangnya gagal jantung akan timbul
gejala- gejala seperti: gangguan pencernaan, pusing,
sakit kepala, konfusi, gelisah, ansietas, sianosis, kulit
pucat atau dingin dan lembab.
8) Takikardia, lemah, pulsasi lemah, keletihan.

b. Gagal Jantung Kanan


Kongestif jaringan perifer dan viscelar menonjol,
karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan
volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat
mengakomondasikan semua darah yang secara normal
kembali dari sirkulasi vena.
1) Edema ekstremitas
2) Distensi vena leher dan ascites
3) Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan
atas abdomen terjadi akibat pembesaran vena dihepar.
4) Kelemahan
5) Anorexia dan mual
4. Klasifikasi Gagal Jantung
Klasifikasi Fungsional gagal jantung menurut New York Heart
Association (NYHA), sebagai berikut :

Tabel 2.1 : Klasifikasi Fungsional gagal jantung


Tidak ada batasan : aktivitas fisik yang biasa tidak
Kelas 1 menyebabkan dipsnea napas, palpitasi atau keletihan
berlebihan
Gangguan aktivitas ringan : merasa nyaman ketika
Kelas 2 beristirahat, tetapi aktivitas biasa menimbulkan keletihan
dan palpitasi.
Keterbatasan aktifitas fisik yang nyata : merasa nyaman
Kelas 3 ketika beristirahat, tetapi aktivitas yang kurang dari biasa
dapat menimbulkan gejala.
Tidak dapat melakukan aktifitas fisik apapun tanpa
merasa tidak nyaman : gejala gagal jantung kongestif
Kelas 4 ditemukan bahkan pada saat istirahat dan
ketidaknyamanan semakin bertambah ketika melakukan
aktifitas fisik apapun.

Sumber : (Aspiani,2016)

5. Patofisiologi
Kekuatan jantung untuk merespon sters tidak mencukupi dalam
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Jantung akan gagal
melakukan tugasnya sebagai organ pemompa, sehingga terjadi yang
namanya gagal jantung. Pada tingkat awal disfungsi komponen pompa
dapat mengakibatkan kegagalan jika cadangan jantung normal
mengalami payah dan kegagalan respon fisiologis tertentu pada
penurunan curah jantung. Semua respon ini menunjukkan upaya tubuh
untuk mempertahankan perfusi organ vital normal.
Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme
respon primer yaitu meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis,
meningkatnya beban awal akibat aktifitas neurohormon, dan hipertrofi
ventrikel. Ketiga respon ini mencerminkan usaha untuk
mempertahankan curah jantung. Mekanisme-mekanisme ini mungkin
memadai untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat normal
atau hampir normal pada gagal jantung dini pada keadaan normal.
Mekanisme dasar dari gagal jantung adalah gangguan
kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah
dari curah jantung normal. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf
simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan
curah jantung. Bila mekanisme ini gagal, maka volume sekuncup yang
harus menyesuaikan. Volume sekuncup adalah jumlah darah yang
dipompa pada setiap kontraksi, yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
preload (jumlah darah yang mengisi jantung), kontraktilitas
(perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel yang
berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar
kalsium), dan afterload (besarnya tekanan ventrikel yang harus
dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang
ditimbulkan oleh tekanan arteriol). Apabila salah satu komponen itu
terganggu maka curah jantung akan menurun.
Kelainan fungsi otot jantung disebabkan karena aterosklerosis
koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau
inflamasi. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi
miokardium karena terganggu alirannya darah ke otot jantung. Terjadi
hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark
miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi
sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan beban
kerja jantung pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot
jantung. Efek (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme
kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung.
Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan
dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak
serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun. Ventrikel
kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal
ventrikel kiri paling sering mendahului gagal jantung ventrikel kanan.
Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru akut. Karena
curah ventrikel berpasangan atau sinkron, maka kegagalan salah satu
ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan .
6. Pathway
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan pada pasien
dengan kasus gagal jantung kongestive di antaranya sebagai berikut :
a. Elektrokardiogram : Hiperatropi atrial atau ventrikuler,
penyimpangan aksis, iskemia, disaritmia, takikardia, fibrilasi
atrial.
b. Uji stress : Merupakan pemeriksaan non-invasif yang bertujuan
untuk menentukan kemungkinan iskemia atau infeksi yang
terjadi sebelummnya.
c. Ekokardiografi
1) Ekokardiografi model M (berguna untuk mengevaluasi
volume balik dan kelainan regional, model M paling
sering diapakai dan ditanyakan bersama EKG)
2) Ekokardiografi dua dimensi (CT scan)
3) Ekokardiografi dopoler (memberikan pencitraan dan
pendekatan transesofageal terhadap jantung)
d. Katerisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan
membantu membedakan gagal jantung kanan dan kiri dan
stenosis katup atau insufisiensi
e. Radiografi dada : Dapat menunjukkan pembesaran jantung.
Bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertropi bilik, atau
perubahan dalam pembuluh darah abnormal
f. Elektrolit : Mungkin beruban karena perpindahan
cairan/penurunan fungsi ginjal terapi diuretik.
g. Oksimetrinadi : Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika
gagal jantung kongestif akut menjadi kronis.
h. Analisa gas darah : Gagal ventrikel kiri ditandai dengan
alkalosis respiratory ringan (dini) atau hipoksemia dengan
peningkatan PCO2 (akhir).
i. Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin : Peningkatan BUN
menunjukkan penurunan fungsi ginjal. Kenaikan baik BUN dan
kreatinin merupakan indikasi.
j. Pemeriksaan tiroid : Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan
hiperaktifitas tiroid sebagai pencetus gagal jantung.

8. Penatalaksanaan
Penatalakasanaan gagal jantung dibagi menjadi 2 terapi yaitu
sebagai berikut :
a. Terapi Farmakologi
Terapi yang dapat iberikan antara lain golongan diuretik,
angiotensin converting enzym inhibitor (ACEI), beta bloker,
angiotensin receptor blocker (ARB), glikosida jantung,
antagonis aldosteron, serta pemberian laksarasia pada pasien
dengan keluhan konstipasi.
b. Terapi Non Farmakologi
Terapi non farmakologi yaitu antara lain tirah baring, perubahan
gaya hidup, pendidikan kesehatan mengenai penyakit,
prognosis, obat-obatan serta pencegahan kekambuhan,
monitoring dan kontrol faktor resiko.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal
masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa medik.

b. Keluhan Utama
1) Sesak saat bekerja, dipsnea nokturnal paroksimal,
ortopnea
2) Lelah, pusing
3) Nyeri dada
4) Edema ektremitas bawah
5) Nafsu makan menurun, nausea, dietensi abdomen
6) Urine menurun
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan
memberikan pertanyaan tentang kronologi keluhan utama.
Pengkajian yang didapat dengan gejala-gejala kongesti vaskuler
pulmonal, yakni munculnya dispnea, ortopnea, batuk, dan
edema pulmonal akut. Tanyakan juga gajala-gejala lain yang
mengganggu pasien.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu tanyakan kepada
pasien apakah pasien sebelumnya menderita nyeri dada khas
infark miokardium, hipertensi, DM, atau hiperlipidemia.
Tanyakan juga obat-obatan yang biasanya diminum oleh pasien
pada masa lalu, yang mungkin masih relevan. Tanyakan juga
alergi yang dimiliki pasien
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah ada keluarga pasien yang menderita penyakit jantung,
dan penyakit keteurunan lain seperti DM, Hipertensi.
f. Pengkajian Data
1) Aktivitas dan Istirahat : adanya kelelahan, insomnia,
letargi, kurang istirahat, sakit dada, dipsnea pada saat
istirahat atau saat beraktifitas.
2) Sirkulasi : riwayat hipertensi, anemia, syok septik, asites,
disaritmia, fibrilasi atrial,kontraksi ventrikel prematur,
peningkatan JVP, sianosis, pucat.
3) Respirasi : : dipsnea pada waktu aktifitas, takipnea,
riwayat penyakit paru.
4) Pola makan dan cairan : hilang nafsu makan, mual dan
muntah.
5) Eliminasi : penurunan volume urine, urin yang pekat,
nokturia, diare atau konstipasi.
6) Neuorologi : pusing, penurunan kesadaran, disorientasi.
7) Interaksi sosial : aktifitas sosial berkurang
8) Rasa aman : perubahan status mental, gangguan pada
kulit/dermatitis
g. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Kesadaran dan keadaan emosi, kenyamanan, distress,
sikap dan tingkah laku pasien.
2) Tanda-tanda Vital
a) Tekanan Darah
Rentang normal :
Nilai rata-rata sistolik : 110-140 mmHg
Nilai rata-rata diastolik : 80-90 mmHg
b) Nadi
Nilai normalnya :
Frekuensi : 60-100x/menit
(bradikardi atau takikkardi)
c) Suhu
Metabolisme menurun, suhu menurun
d) Respirasi
Nilai normalnya :
Frekuensi : 16-20 x/menit
Pada pasien : respirasi meningkat, dipsnea pada
saat istirahat / aktivitas
3) Head to Toe Examination
a) Kepala : bentuk , kesimetrisan
b) Muka : ekspresi, pucat
c) Mata : konjungtiva: anemis, ikterik atau
tidak
d) Mulut : apakah ada tanda infeksi
e) Telinga : kotor atau tidak, ada serumen atau
tidak, kesimetrisan
f) Leher : apakah ada pembesaran kelenjar
tiroid dan limfe
g) Dada : gerakan dada, deformitas
h) Abdomen : Terdapat asites, hati teraba dibawah
arkus kosta kanan
i) Ekstremitas : lengan-tangan:reflex, warna dan
tekstur kulit, edema, clubbing, bandingakan arteri
radialis kiri dan kanan.
j) Pemeriksaan Khusus Jantung
 Inspeksi
Vena leher dengan JVP meningkat, letak
ictus cordis (normal : ICS ke5)
 Palpasi
PMI bergeser kekiri, inferior karena
dilatasi atau hepertrofi ventrikel
 Perkusi
Batas jantung normal pada orang dewasa
Kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis
Dextra Kanan bawah : SIC IV Linea Para
Sternalis Dextra Kiri atas : SIC II Linea
Para Sternalis sinistra
Kiri bawah : SIC IV Linea Medio
Clavicularis Sinistra
 Auskultasi
BJ I : terjadi karena getaran menutupnya
katup atrioventrikular, yang terjadi pada
saat kontraksi isimetris dari bilik pada
permulaan systole
BJ II : terjadi akibat getaran menutupnya
katup aorta dan arteri pulmonalis pada
dinding toraks. Ini terjadi kira-kira pada
permulaan diastole.
(BJ II normal selalu lebih lemah daripada
BJ I)
4) Pemeriksaan Penunjang
a) Foto Thorax
Foto thorax dapat mengungkapkan adanya
pembesaran jantung, edema atau efusi pleura
yang menegaskan diagnosa CHF
b) EKG
EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi,
hipertrofi bilik jantung dan iskemi (jika
disebabkan AMI), ekokardiogram
c) Pemeriksaan laboratorium : Hiponatremia,
hiperkalemia pada tahap lanjut dari gagal
jantung, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan
kreatinin meningkat, peninkatan bilirubin dan
enzim hati.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai
respon pasien terhadap masalah kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2017). Diagnosa berdasarkan SDKI adalah :
a. Gangguan pertukaran gas (D.0003)
Definisi : Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau
eliminasi karbondioksida pada membran alveolus kapiler

Penyebab : Perubahan membran alveolus-kapiler

Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Dispnea
2) Objektif : PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun,
takikardia, pH arteri meningkat/menurun, bunyi nafas
tambahan

Kriteria minor:
1) Subjektif : Pusing, penglihatan kabur
2) Objektif : Sianosis, diaforesis, gelisah,nafas cuping
hidung, pola nafas abnormal, warna kulit abnormal,
kesadaran menurun.

Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif


b. Pola napas tidak efektif (D.0005)
Definisi : Inspirasi dan/atau ekprasi yang tidak memberikan
ventilasi adekuat

Penyebab : Hambatan upaya nafas (mis: Nyeri saat bernafas)

Batasan karakteristik :
Kriteria Mayor :
1) Subjektf : Dipsnea
2) Objektif : Penggunaan otot bantu pernafasan, fase
ekspirasi memanjang, pola nafas abnormal

Kriteria minor :
1) Subjektif : Ortopnea
2) Objektif : Pernafasan pursed, pernafasan cuping hidung,
diameter thoraks anterior-posterior meningkat, ventilasi
semenit menurun, kapasitas vital menurun, tekanan
ekpirasi dan inspirasi menurun, ekskrusi dada berubah.

Kondisi klinis terkait : Trauma Thorax

c. Hipervolemia (D.0022)
Definisi : Peningkatan volume cairan intravaskuler, interstisiel,
dan/atau intraseluler.

Penyebab : Ganguan mekanisme regulasi

Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Ortopnea, dispnea, paroxymal nocturnal
dyspnea (PND)
2) Objektif : Edema anasarka dan/atau edema perifer, berat
badan meningkat dalam waktu singkat, JVP dan/atau
CVP meningkat , refleks hepatojugular (+)

Kriteria minor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Distensi vena jugularis, suara nafas tambahan,
hepatomegali, kadar Hb/Ht turun, oliguria, intake lebih
banyak dari output, kongesti paru.

Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif


d. Intoleransi Aktivitas (D.0056)
Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.

Penyebab : Kelemahan

Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Mengeluh lelah
2) Objektif : Frekuensi jantung meningkat >20% dari
kondisi istirahat

Kriteria minor :
1) Subjektif : Dispnea saat/setelah beraktifitas, merasa tidak
nyaman setelah beraktifitas, merasa lemah
2) Objektif : Tekanan darah berubah >20% dari kondisi
istirahat, gambaran EKG menunjukkan aritmia
saat/setelah aktifitas, gambaran EKG menunjukkan
iskemia, sianosis
Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif

e. Risiko Gangguan Integritas Kulit (D.0139)


Definisi :
Beresiko mengalami kerusakan kulit (dermis dan/atau
epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot,
tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi, dan/atau ligamen)

Faktor resiko :
kekurangan/kelebihan cairan, kurang terpapar informasi tentang
upaya mempertahankan/ melindungi integritas jaringan

Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif

3. Perencanaan Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala bentuk treatment
yang dikerjakan oleh perawat didasarkan pada pengetahuan
dan penilaian klinis untuk mencapai tujuan luaran yang
diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Diagnosa
berdasarkan SIKI adalah :
Diagnosis
No Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
1. Gangguan Tujuan : Pemantauan Respirasi
pertukaran Setelah dilakukan (I.01014)
gas b.d tindakan 1. Monitor frekuensi 1. Mengetahui ada atau
perubahan keperawatan irama, kedalaman tidaknya gangguan
membran diharapkan dan upaya nafas pernafasan
alveolus- pertukaran gas 2. Monitor pola nafas 2. Mengetahui pola
kapiler meningkat. 3. Monitor kemampuan nafas klien
batuk efektif 3. Untuk membantu
Kriteria hasil : 4. Monitor nilai AGD pengeluaran sekret
(Pertukaran gas 5. Monitor saturasi 4. Mengetahui
L.01003) oksigen keadekuatan suplai
1. Dipsnea 6. Auskultasi bunyi oksigen
menurun nafas 5. Menurunnya saturasi
2. Bunyi nafas 7. Jelaskan tujuan dan oksigen menunjukkan
tambahan prosedur perlunya yang lebih
menurun pemantauan adekuat/perubahan
3. Pola nafas 8. Kolaborasi terapi.
membaik penggunaan oksigen 6. Untuk mengetahui ada
4. PCO2 dan O2 saat aktifitas atau tidaknya kelainan
membaik dan/atau tidur pada paru–paru klien
7. Memberikan
pemahaman mengenai
manfaat tindakan
yang dilakukan
8. Menurunkan beban
pernapasan dan
mencegah terjadinya
sianosis.
2. Pola nafas Tujuan : Manajemen jalan nafas
tidak efektif Setelah dilakukan (I.01011)
b.d hambatan tindakan 1. Monitor pola 1. Mengetahui pola nafas
upaya nafas keperawatan nafas klien
(mis: nyeri diharapkan pola 2. Monitor frekuensi, 2. Mengetahui ada atau
saat bernafas) nafas membaik. irama, kedalaman dan tidaknya gangguan
upaya nafas pernafasan
Kriteria hasil : 3. Monitor sputum 3. Mengetahui risiko
(pola nafas (jumlah, warna, aroma) terjadinya sumbatan
L.01004) 4. Posisikan semi fowler jalan nafas
1. Frekuensi nafas atau fowler 4. Memaksimalkan
dalam rentang 5. Ajarkan teknik batuk ekspansi paru
normal efektif 5. Batuk efektif
2. Tidak ada 6. Kolaborasi pemberian memudahkan
pengguanaan mis. bronkodilator, pengeluaran sekret
otot bantu jika perlu. 6. Pemberian
pernafasan bronkodilator via
3. Pasien tidak inhalasi akan langsung
menunjukkan menuju area broncus
tanda dipsnea yang mengalami
spasme sehingga lebih
cepat berdilatasi
3. Hipervolemia Tujuan : Manajemen hipervolemia
b.d gangguan Setelah dilakukan (I.03114)
mekanisme tindakan 1. Periksa tanda dan gejala 1. Mengetahui adanya
regulasi keperawatan hipervolemia ortopnea, dispnea,
diharapkan 2. Monitor intake dan edema, JVP/CPV
keseimbangan cairan output cairan meningakat dan suara
meningkat. 3. Monitor efek samping nafas tambahan.
Kriteria hasil : diuretik 2. Membantu dalam
Keseimbangan 4. Batasi asupan cairan menganalisa
cairan (L. 03020) dan garam keseimbangan cairan
1. Tererbebas dari 5. Anjurkan melapor dan derajat kekurangan
edema haluaran urin <0,5 cairan.
2. Haluaran urin mL/kg/jam dalam 6 jam 3. Mengetahui ada
meningkat 6. Ajarkan cara membatasi tidaknya hipotensi
3. Mampu cairan ortortostatik,hipovole
mengontrol 7. Kolaborasi pemberian mia, hipokalemia,
asupan cairan diuretik hiponatremia
4. Membatasi cairan akan
menentukan berat
tubuh ideal, haluaran
urin dan respon
terhadap terapi
5. Agar haluaran dan
masukan dapat
terkontrol
6. Agar cairan tidak
berlebihan
7. Diuretik digunakan
untuk mengurangi
kongesti alveolar dan
meningkatkan
pertukaran gas.
4. Intoleransi Tujuan : Manajemen energi
aktifitas b.d setelah dilakukan (I.050178)
kelemahan tindakan 1. Monitor kelelahan 1. Mengidentifikasi
keperawatan fisik dan emosional kekuatan/kelemahan
diharapkan toleransi 2. Monitor pola dan dan dapat memberikan
aktifitas meningkat. jam tidur informasi mengenai
3. Sediakan lingkungan pemulihan
Kriteria hasil : yang nyaman dan 2. Mengkaji perlunya
Toleransi aktivitas rendah stimulus mengidentifikasi
(L.05047) 4. Anjurkan tirah intervensi yang tepat
1. Kemampuan baring 3. Meningkatkan kualitas
melakukan 5. Anjurkan melakukan tidur yang baik.
aktifitas sehari- aktifitas secara 4. Meningkatkan
hari meningkat bertahap kenyamanan istirahat
2. Pasien mampu 6. Kolaborasi dengan serta dukungan
berpindah ahli gizi tentang cara fisiologis/psikologis
dengan atau meningkatkan 5. Meminimalkan atrofi
tanpa bantuan asupan makanan otot, meningkatkan
3. Pasien sirkulasi, mencegah
mangatakan terjadinya kontraktur
dipsnea saat 6. Mempercepat proses
dan/atau setelah penyembuhan
aktifitas
menurun
5. Resiko Tujuan : Edukasi Edema
gangguan setelah dilakukan (I.12370)
integritas kulit tindakan 1. Mengkaji kesiapan
d.d kelebihan keperawatan 1. Identifikasi pasien dan keluarga
volume cairan diharapkan integritas kemampuan pasien menerima edukasi.
kulit dan jaringan dan keluarga 2. Mengkaji
meningkat. menerima informasi pengetahuan pasien
2. Berikan kesempatan dan keluarga
Kriteria hasil : pasien dan keluarga 3. Menjelaskan defenisi,
Integritas kulit dan bertanya tanda, dan gejala
jaringan (L.14125) 3. Jelaskan tentang edema & cara
1. Resiko balance cairan penanganan serta
kerusakan 4. Intruksikan pasien pencegahan edema
jaringan dan keluarga untuk 4. Mengkaji seberapa
integritas kulit menjelaskan kembali paham pasien dan
meningkat definisi, penyebab, keluarga mengenangi
2. Tidak ada tanda gejala dan tanda, edukasi yang telah
kemerahan penanganan dan diberikan.
3. Tidak ada pencegahan edema.
keluhan nyeri
pada daerah
edema

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan
yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter &
Perry, 2010).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan pasien, faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti & Muryanti, 2017).

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya (Padila,
2012).
Menurut Setiadi (2012) dalam buku Konsep & penulisan Asuhan
Keperawatan, Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien,
keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap
perencanaan (Setiadi, 2012).
Menurut (Asmadi, 2008)Terdapat 2 jenis evaluasi :
a. Evaluasi formatif (Proses)
Evaluasi formatif berfokus pada aktifitas proses keperawatan
dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi ini dilakukan segera
setelah perawat mengimplementasikan rencana keperawatan guna
menilai keefektifan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Evaluasi ini meliputi 4 komponen yang dikenal dengan istilah
SOAP, yakni subjektif (data keluhan pasien), objektif (data hasil
pemeriksaan), analisis data (perbandingan data dengan teori), dan
perencanaan.
b. Evaluasi sumatif (hasil)
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah
semua aktifitas proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi
sumatif ini bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan
keperawatan yang telah diberikan. Metode yang dapat digunakan
pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada akhir
pelayanan, menanyakan respon pasien dan keluarga terkai
pelayanan keperawatan, mengadakan pertemuan pada akhir
layanan.

Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi dalam pencapaian tujuan


keperawatan, yaitu :
a. Tujuan tercapai/masalah teratasi
b. Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian
c. Tujuan tidak tercapai/masalah belum teratasi
KASUS GAGAL JANTUNG KONGESTIF

Pada tanggal 02 Januari 2021 jam 21.30 Tn. J berusia 52 tahun


masuk ke IGD RSUP Dr. M. Djamil dengan keluhan sesak nafas sejak 3 jam
yang lalu di sertai dengan nyeri dada yang tidak menjalar dan keringat dingin,
yang dirasakan saat istirahat. Tampak lemah dan wajah pucat, tekanan darah :
133/91 mmHg, nadi: 108x/menit, pernafasan: 32x/menit, suhu: 37 °C,
Saturasi 97%. Pada saat di IGD pasien dilakukan pemeriksaan Laboratorium
dengan hasil: Hb 11.6 g/dl, Leukosit 10,31 x10^3/µl, Trombosit: 142
x10^3/µl, Ht : 49%, Ureum darah 329mg/dl, Kreatinin darah 9.4 mg/dl,
Natrium 136 Mmol/L Kalium: 4.6 Mmol/L, Klorida serum 104 Mmol/L, PT
15,4 detik, APTT 47,9 detik.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 06 Januari 2021 pasien
sudah hari rawatan ke-4. Keluarga mengatakan nafas masih sesak, posisi semi
fowler, tampak lemah. Pasien terpasang IVFD Nacl 0,9% 16 tts/i. Terpasang
O2 nasal kanul 5lt/menit. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada tekanan
darah 140/90 mmHg, nadi 96 x/menit, pernafasan 38 x/menit, suhu 37 ̊C.
rontgen thorax yang dilakukan pada tanggal 03 januari 2021 didapatkan hasil
pasien mengalami kardiomegali dan EKG jantung menunjukan aritmia
saat/setelah aktifitas.
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM KARDIOVASKULER: GAGAL
JANTUNG KONGESTIF (CHF) PADA TN. J DI RSUP DR. M. DJAMIL
PADANG

Tanggal/ Jam MRS : 02 Januari 2021, 21.30 WIB


Tanggal/ Jam Pengkajian : 06 Januari 2021, 09.10 WIB
Diagnosa Medis : Gagal Jantung Kongestif (CHF)
No. Registrasi : 00267704

A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
a. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. J
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 52 Tahun
No. Medrec : 00267704
Diagnosa Medis : Gagal Jantung Kongestif (CHF)
Alamat :
Bandar Buat No.5 Lubuk Kilangan, Padang
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama Pasien : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 50 Tahun
Alamat : Bandar Buat No.5 Lubuk Kilangan, Padang
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan pasien : Istri

2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan suaminya sesak nafas

3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 02 Januari 2021 jam 21.30 Tn. J berusia 52 tahun
masuk ke IGD RSUP Dr. M. Djamil dengan keluhan sesak nafas sejak
3 jam yang lalu di sertai dengan nyeri dada yang tidak menjalar dan
keringat dingin, yang dirasakan saat istirahat. Tampak lemah dan
wajah pucat, TD : 133/91 mmHg, nadi: 108x/menit, pernafasan:
32x/menit, suhu: 37 °C, Saturasi 97%. Pada saat di IGD pasien
dilakukan pemeriksaan Laboratorium dengan hasil: Hb 11.6 g/dl,
Leukosit 10,31 x10^3/µl, Trombosit: 142 x10^3/µl, Ht : 49%, Ureum
darah 329mg/dl, Kreatinin darah 9.4 mg/dl, Natrium 136 Mmol/L
Kalium: 4.6 Mmol/L, Klorida serum 104 Mmol/L, PT 15,4 detik,
APTT 47,9 detik.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 06 Januari 2021
pasien sudah hari rawatan ke-4. Keluarga mengatakan nafas masih
sesak, posisi semi fowler, tampak lemah, terpasang alat pacu jantung
(PTCA). Pasien terpasang IVFD Nacl 0,9% 16 tts/i. Terpasang O2
nasal kanul 5lt/menit. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada
tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 96 x/menit, pernafasan 38 x/menit,
suhu 37 ̊C. rontgen thorax yang dilakukan pada tanggal 03 januari
2021 didapatkan hasil pasien mengalami kardiomegali dan EKG
jantung menunjukan aritmia saat/setelah aktifitas.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus
dan hipertensi sejak 3 tahun yang lalu. Pasien sebelumya dirawat di
RSUP dr M.Djamil Padang dengan CHF, dan sudah pasang cincin 2
buah pada 2019 lalu.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada keluarga yang
menderita penyakit diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit menular.

4. AKTIVTAS/ ISTIRAHAT
a. Gejala (Subjektif)
1) Pekerjaan : PNS
2) Aktivitas/ hobi :-
3) Aktivitas waktu luang : Istirahat dirumah
4) Perasaan bosan/ tidak puas : Kadang merasa bosan dengan
aktivitas yang sama
5) Keterbatasan karena kondisi : Tidak ada
6) Tidur malam: ±5 jam Tidur siang : ± 2 jam
7) Kebiasaan tidur : Teratur, kadang tidak sering
terbangun dimalam hari karena sesak nafas
8) Insomnia : Tidak ada
9) Rasa segar saat bangun : Tidak
b. Tanda (Objektif)
1) Respons terhadap aktivitas yang teramati : Baik, mempengaruhi
kardiovaskular, dengan frekuensi HR : 96x/menit, Pernapasan :
38x/menit
2) Status mental : Tidak ada kelainan
3) Pengkajian neuromuskular
a) Massa/ tonus otot : Tonus otot melemah
b) Rentang gerak : Bebas
- Kekuatan ekstermitas atas 4/5 (Mampu menggerakkan
persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan
dengan tahan sedang).
- Kekuatan ekstermitas bawah 4/5 (Mampu
menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahan sedang)
c) Deformitas : Tidak ada

5. SIRKULASI
a. Gejala (Subjektif)
1) Riwayat tentang hipertensi : Ada
2) Masalah jantung : Ada
3) Demam rematik : Tidak ada
4) Edema mata kaki/ kaki : Tidak ada
5) Flebitis : Tidak ada
6) Penyembuhan lambat : Tidak ada
7) Klaudikasi : Tidak ada
8) Ekstremitas : Tidak ada kesemutan maupun kebas
9) Batuk/ hemoptisis : Tidak ada
10) Perubahan frekuensi/ jumlah urine : Tidak ada/ ±250cc/8jam
b. Tanda (Objektif)
1) TD : 140/90 mmHg
2) Nadi : 96x/menit
3) Gap auskultatori : normal suara SI dan SII jantung (dub dan lub)
4) Nadi (Palpasi) :
Karotis : Teraba Femoralis : Teraba
Temporal : Teraba Popliteal : Teraba
Jugularis : Teraba Postibial : Teraba
Radialis : Teraba Dorsalis pedis : Teraba
5) Jantung (palpasi) :
Bunyi jantung : dub dan lub
Frekuensi : 96x/menit
Irama : Tidak teratur
Kualitas : Baik
Friksi gesek : Normal
Murmur : Tidak ada
Bunyi napas : Vesikuler
Desiran vaskular : Tidak ada
Distensi vena jugularis : Tidak ada
Ekstremitas : Suhu : 37 oC, Warna : Kemerahan
Pengisian kapiler : > 3 detik
Tanda Homan’s : Tidak ada varises
Abnormalitas kuku : Tidak ada
Penyebaran/ kualitas rambut : Merata, kulit kepala bersih tidak
ada ketombe
Warna : Membran Mukosa kemerahan
Punggung kuku : berwarna merah muda
Diaforesis : Tidak ada

6. INTEGRITAS EGO
a. Gejala (Subjektif)
1) Faktor stres : Tidak ada
2) Cara menangani stres : Menonton tv
3) Masalah-masalah finansial : Tidak ada
4) Status hubungan : Baik
5) Faktor-faktor budaya : Tidak ada
6) Agama : Islam, Kegiatan keagamaan : -
7) Gaya hidup : Normal, Perubahan terakhir : Tidak ada
8) Perasaan-perasaan : Ketidakberdayaan : tidak ada
9) Keputusasaan : Ketidakberdayaan : tidak ada
b. Tanda (Obyektif)
1) Status emosional : Tampak Cemas
2) Menarik diri : Tidak ada, Takut : Tidak ada
3) Mudah tersinggung : Tidak, Tidak sabar : Tidak
4) Euforik : Tidak ada
5) Respons-respons fisiologis yang terobservasi : Biasa saja

7. ELIMINASI
a. Gejala (Subjektif)
1) Pola BAB : 1x/hari
2) Karakter fases : Khas Feses
3) Riwayat perdarahan : Tidak ada, Hemoroid : Tidak ada
4) Konstipasi : Tidak ada, Diare : Tidak ada
5) Pola BAK : 6 x/hari, Inkontimensia : Tidak ada
6) Karakter urine : Khas amoniak
7) Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : Tidak ada
8) Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : Tidak ada
9) Penggunaan diuretik : Tidak ada
b. Tanda (Objektif)
1) Abdomen : Nyeri tekan tidak ada, Lunak
2) Massa : Tidak ada
3) Bising usus : 20x/menit, Hemoroid : Tidak ada
4) Perubahan kandungan kemih : Tidak ada, BAK terlalu sering : -

8. MAKANAN/ CAIRAN
a. Gejala (Subjektif)
1) Diit biasa (tipe) : makanan lumat (bubur), Jumlah : 1/2 porsi,
makanan per hari : 3x/ hari
2) Makan terakhir/ masukan : Bubur , Pola diit : Sesuai ahli gizi
3) Kehilangan selera makan : Tidak, Mual/ muntah : tidak
4) Nyeri ulu hati/ salah cerna : Tidak ada
5) Alergi/ intoleransi makanan : Tidak ada
6) Masalah-masalah mengunyah/ menelan : Tidak ada
7) Gigi : berjumlah 32 buah
8) Berat badan biasa : 66 kg, Perubahan berat badan : BBS : 63 kg
9) Penggunaan diuretik : Tidak ada

b. Tanda (Objektif)
1) Berat badan sekarang : 63 kg, Tinggi badan: 169 cm, Bentuk
tubuh : Ideal
2) Turgor kulit : Elastis, lembab, membran mukosa : Kering
3) Edema : Tidak ada
4) Periorbital : Tidak ada, Asites : Tidak ada
5) Distensi vena jugularis : Ada 10cmH2O
6) Pembesaran tiroid : Tidak ada hernia/ massa
7) Kondisi gigi/ gusi : Baik/ gusi kemerahan
8) Penampilan lidah : Baik dan kemerahan
9) Membran mukosa : Kering

9. HYGIENE
a. Gejala (Subjektif)
1) Aktivitas sehari-hari : PNS
2) Mobilitas : Baik, makan mandiri
3) Hygiene : Mandi : 2x/hari, berpakaian ganti 2x/hari
4) Toileting : BAK cateter, BAB dibantu keluarga
5) Waktu mandi yang diinginkan : Pagi (05.30 WIB), Sore (16.30
WIB)
6) Pemakaian alat bantu/ prostetik : Tidak ada
7) Bantu diberikan oleh : Tidak ada
b. Tanda (Objektif)
1) Penampilan umum : Baik
2) Cara berpakaian : Baik, kebiasaan pribadi : tampak rapih
3) Bau badan : Tidak ada, Kondisi kulit kepala : Bersih
4) Adanya kutu : Tidak ada

10. NEUROSENSORI
a. Gejala (Subjektif)
1) Rasa ingin pingsan/ pusing : Tidak
2) Sakit kepala : Tidak, Lokasi nyeri : - , Frekuensi : -
3) Kesemutan/ kebas/ kelemahan (lokasi) : Tidak ada
4) Stroke (gejala sisa) : Tidak ada
5) Kejang : Tidak ada
6) Mata : Konjungiva anemis, Sklera tidak ikterik
7) Glaukoma : Tidak ada, Katarak : Tidak ada
8) Telinga : Pendengaran baik
9) Epistaksis : Tidak ada
b. Tanda (Objektif)
1) Status mental : Baik
2) Terorientasi/ disorientasi : Orientasi waktu, tempat, orang baik
3) Kesadaran : Compos Mentis (E4M5V6)
4) Memori Saat ini : Baik
5) Kaca mata : Tidak ada

11. PERNAPASAN
a. Gejala (Subjektif)
1) Dispnea yang berhubungan dengan batuk/ sputum : Tidak ada
2) Riwayat bronkitis :Tidak mempunyai riwayat seperti asma
3) Tuberkulosis : Tidak ada, Emifisema : Tidak ada
4) Pneumonia kambuhan : Tidak ada
5) Pemanjanan terhadap udara berbahaya : Tidak ada
6) Perokok : Ya, Pak/ hari : 2 bungkus/ Hari, Lama dalam tahun : ±
25 tahun
7) Penggunaan alat bantu pernapasan : Ya, Oksigen : Terpasang
nasal kanul 5 lpm.
b. Tanda (Objektif)
1) Pernapasan : Frekuensi : 38x/menit, Kedalaman : baik, dan
tampak simetris
2) Penggunaan otot-otot asesori : Tidak ada, Napas cuping hidung :
Tidak ada
3) Fremitus : Baik
4) Bunyi napas : Vesikuler
5) Egofoni : Baik
6) Sianosis : Tidak ada baik di jari maupun tubuh
7) Karakteristik sputum : Tidak ada
8) Fungsi mental/ gelisah : Tidak

12. KEAMANAN
a. Gejala (Subjektif)
1) Alergi/ sensitivitas : Tidak ada
2) Riwayat penyakit hubungan seksual (tanggal/ tipe) : Tidak ada
3) Perilaku resiko tinggi : Tidak ada
4) Tranfusi darah/ jumlah : Tidak ada
5) Gambaran reaksi : Baik
6) Riwayat cedera kecelakaan : Tidak ada
7) Fraktur/ dislokasi : Tidak ada
8) Artritis/ sendi tak stabil : Tidak ada
9) Masalah punggung : Tidak ada
10) Kerusakan penglihatan, pendengaran : Tidak ada
b. Tanda (Objektif)
1) Suhu tubuh : 37oC, Diaforesis : Tidak ada
2) Integritas kulit : Lembab
3) Jaringan parut : Tidak ada Kemerahan : Ya
4) Laserasi : Tidak ada, Ulserasi : Tidak ada
5) Ekimosis : Tidak ada, Lepuh : Tidak ada
6) Luka bakar : (derajat/ persen) : Tidak ada, Drainase : Tidak ada

13. INTERAKSI SOSIAL


a. Gejala (Subjektif)
1) Status perkawinan : Menikah
2) Hidup dengan : Istri dan anak
3) Masalah-masalah/ stres : Masalah stress biasa dihadapi ringan
4) Keluarga besar : Tidak ada masalah
5) Orang pendukung lain : istri
6) Peran dalam struktur keluarga : Baik
7) Perubahan bicara : penggunaan alat bantu komunikasi : Tidak ada
8) Adanya laringektomi : Tidak ada
b. Tanda (Objektif)
1) Bicara : jelas : Ya (dapat dimengerti)
2) Pola bicara tak biasa/ kerusakan : Biasa (normal)
3) Pengunaan alat bantu bicara : Tidak ada
4) Komunikasi verbal/ nonverbal dengan keluarga/ orang terdekat
lain : Baik
5) Pola interaksi keluarga (perilaku) : Baik

14. PENYULUHAN/ PEMBELAJARAN


a. Gejala (Subjektif)
1) Bahasa dominan (khusus) : Indonesia
2) Tingkat pendidikan : S1
3) Ketidakmampuan belajar (khusus) : Tidak ada
4) Keterbatasan kognitif : Tidak ada
5) Keyakinan kesehatan/ yang dilakukan : Pasien mengatakan yakin
akan pertolongan Allah SWT, dan pertolongan dari tenaga medis

15. PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Pemeriksaan Tanggal: 02 Januari 2021

Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Satuan


HEMATOLOGI
Hemoglobin 13.2 – 17.3 11.6 g/dl
Leukosit 3.80 – 10.60 10.31 x10^3/µl
Hematokrit 40 – 52 49 %
Trombosit 140 - 440 142 x10^3/µl
Ureum darah 10.0 – 50.0 329 mg/dl
Kreatinin darah 0.6 - 1.2 9.4 mg/dl
Natrium 136 - 146 136 Mmol/L
Kalium 3.5 – 5.2 4.6 Mmol/L
Klorida serum 97 - 111 104 Mmol/L
PT 9.2 – 12.4 15,4 Detik
APTT 28.8 – 35.8 47,9 Detik
ANALISA GAS DARAH
PH 7.35 – 7.45 7.478
pCO2 35 - 45 21.2 mmHg
pO2 90 - 100 192.2 Mmol/L
HCO3- 22 - 26 15.9 Mmol/L
BEecf (-2) - (+2) -7.8
SpO2 95 -100 99 %

b. Pemeriksaan Rontgen
Berdasarkan hasil rontgen thorax yang dilakukan pada tanggal 03
Januari 2021 pasien mengalami kardiomegali.
16. TERAPI MEDIS
Jenis Terapi Dosis
Cairan IV: Nacl 0.9 %

Obat Peroral: a. Aspilet 80 mg 1x1


b. Clopidogrel 75 mg 1x1
c. Ramipril 1.25 mg 2x1
d. N-Asetil Sistein 300mg 2x1
e. Lading aspilet 100 mg 1x1

Obat Parenteral: a. Ca Glukonas 1 ampl 1 x 1


b. Lasix 1 ampl 2 x 1
c. Ranitidine 50 mg 2 x 1

Obat Topikal: Tidak ada


B. ANALISA DATA
Masalah
No Data (Symptom) Penyebab (Etiologi)
(Problem)
1. DS : Gagal Jantung kanan dan kiri Penurunan
- Pasien mengatakan mudah curah jantung
lelah Penurunan curah jantung
- Pasien mengatakan badan
terasa lemah
DO :
- Pasien tampak pucat
- Tanda tanda vital :
TD: 140/90mmHg
Nadi : 96x/menit
Pernafasan : 38x/menit
Suhu : 37°C
- Hasil laboratorium :
Hb : 11,8 gr/dl
Hematokrit 49%
Trombosit 142,000/mm3
PT : 15,4 detik
APTT : 47,9 detik

2. DS: Gagal Jantung Gangguan


- Pasien mengatakan mudah Pertukaran Gas
lelah Gagal pompa ventrikel kiri
- Pasien mengatakan badan
terasa lemah Backward failure
DO:
- Pasien tampak lemah LEVD meningkat
pucat
Tekanan vena pulmonalis
- CRT >3detik meningkat
- Akral teraba dingin
- Konjungtiva anemis Tekanan kapiler paru meningkat
- Perkusi paru : redup
bagian paru kanan Edema paru
- Auskultasi paru :
bronkovesikuler Ronchi Basah
- Tanda tanda vital
TD: 140/90mmhg Gangguan Pertukaran Gas
Nadi : 96x/menit
Pernafasan : 38x/menit
Suhu : 37°C
PH : 7,489
pCO2 : 21,1 mmHg

3. DS : Gagal Jantung Intoleransi


- Pasien mengatakan badan Aktivitas
terasa lemah Gagal pompa ventrikel kiri
- Pasien mengatakan di
bantu oleh keluarga dan Forward failure
perawat dalam beraktifitas
DO : Suplay darah ke jaringan menurun
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak beraktifitas Metabolisme anaerob
dibantu oleh perawat dan
keluarga Penimbunan asam laktat ke ATP
- Tanda tanda vital
TD: 140/90mmHg Fatigue
Nadi : 96x/menit
Pernafasan : 38x/menit Intoleransi Aktivitas
Suhu : 37°C
- Hasil lab :
Hb : 11,8 gr/dl
Hematokrit 49%
Trombosit 142,000/mm3

C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. (SDKI : D.0008) Penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan kontraktilitas
2. (SDKI : D.0003) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi, perubahan membrane alveolus-
kapiler.
3. (SDKI : 0056) Intoleransi aktivitas berhunungan dengan kelemahan
FORMAT
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien: Tn. J Nama Mahasiswa : Umi Kulsum


No. M.R. : 0020035 NIM : P27906120035

No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil
1 SDKI : D.0008 SLKI: L.02008 SIKI : I.02076 Observasi :
Penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan a. Untuk mengetahui
jantung tindakan asuhan Jantung akut data PQRST nyeri
keperawatan selama 3 Observasi : b. Untuk mengetahui
x 24 jam diharapkan a. Identifikasi perubahan ST dan
keadekuatan jantung karakteristik T
memompa darah nyeri dada c. Untuk mengatahui
meningkat, dengan b. Monitor EKG 12 irama dan frekuansi
kriteria hasil : sadapan d. Untuk mengetahui
a. Kekuatan c. Monitor aritmia nilai elktrolit :
nadi perifer 5 d. Monitor ektrolit kalium, magnesium
(meningkat) yang dapat dan serum
b. Takikardi 5 meningkatkan e. Untuk mengetahui
(menurun) risiko aritmia nilai enzim
c. Gambaran e. Monitor enzim jantung : CK, CK-
EKG aritmia jantung MB, Troponin T,
5 (menurun) f. Monitor saturasi Troponin I
d. Lelah 5 oksigen f. Untuk mengetahui
(menurun) Terapeutik : kadar oksigen
e. Distensi 5 a. Pertahankan dalam darah.
(menurun) tirah baring Terapeutik
f. Pucat/sianosis b. Pasang a. Mengurangi
5 (menurun) akses beban kerja
g. Tekanan intravena jantung
darah 4 Edukasi : b. Untuk
(cukup a. Anjurkan memenuhi
membaik) melaporkan kebutuhan
nyeri dada cairan pasien
b. Anjurkan Edukasi :
menghindari a. Untuk menyetahui
manuver perubahan nyeri
Valsava b. Mengindari
c. Jelaskan tindakan berlebihan
tindakan yang saat mengejan atau
akan dijalani batuk
pasien c. Memahami
Kolaborasi : tindakan
a. Kolaborasi keperawatan
pemberian terapi Kolaborasi :
farmakologi a. Kolaborasi
farmakologi untuk
mengurangi rasa
nyeri
2 Kode : D.0003 SLKI : L.01003 Pemantauan Observasi
Gangguan Setelah dilakukan Respirasi a. Mengetahui
pertukaran gas tindakan keperawatan (SIKI : I.01014) frekuensi dan pola
selama 3 x 24 jam, Observasi nafas pasien
diharapkan oksigenasi a. Monitor frekuensi, b. Ronkhi dan
dan eliminasi pola nafas wheezing menyertai
karbondioksida pada b. Auskultasi bunyi obstruksi jalan
membran alveolus- nafas napas/kegagalan
kapiler dalam batas c. Monitor saturasi pernapasan.
normal meningkat. oksigen c. Mengetahui adanya
Dengan kriteria hasil : d. Palpasi perubahan nilai
a. Dispnea 4 (cukup kesimetrisan SpO2
menurun) ekspansi paru d. Untuk mengetahui
b. Bunyi napas e. Monitor hasil x-ray kesimetrisan
tambahan 4 (cukup thoraks ekspansi paru
membaik) Terapeutik e. Untuk mengertahui
c. Napas cuping a. Dokumentasikan gambaran penyakit
hidung 4 (cukup hasil pemantauan didalam tubuh
membaik) Edukasi pasien
d. Pola napas 4 a. Informasikan hasil Terapeutik
(cukup membaik) pemantauan a. Untuk mengetahui
perkembangan status
kesehatan klien
Edukasi
a. Agar pasien dan
keluarga dapat
mengetahui kondisi
pasien
3 Kode : D.0056 SLKI : L.05047 (I.05178) Observasi
Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen energi a. Membantu
aktivitas tindakan keperawatan Observasi menentukan derajat
selama 3 x 24 jam a. Identifkasi kerusakan dan
diharapkan respon gangguan fungsi kesulitan terhadap
fisiologis terhadap tubuh yang keadaan yang
aktivitas yang mengakibatkan dialami.
membutuhkan tenaga. kelelahan b. Mengidentifikasi
Dengan kriteria hasil : b. Monitor kelelahan kekuatan/kelemaha
a. Saturasi oksigen 4 fisik dan emosional n dan dapat
(cukup meningkat) c. Monitor pola dan memberikan
b. Kemudahan dalam jam tidur informasi mengenai
melakukan d. Monitor lokasi dan pemulihan
aktivitas sehar-hari ketidaknyamanan c. Mengkaji perlunya
4 (cukup selama melakukan mengidentifikasi
meningkat) aktivitas intervensi yang
c. Keluhan lelah 3 Terapeutik tepat.
(sedang) a. Sediakan d. Mengidentifikasi
d. Dyspnea saat lingkungan nyaman kekuatan/kelemaha
aktivitas 4 (cukup dan rendah n dan dapat
menurun) stimulus memberikan
e. Dyspnea setelah b. Lakukan informasi mengenai
aktivitas 4 (cukup rentang gerak pasif pemulihan.
menurun) dan/atau aktif Terapeutik
f. Frekuensi napas 3 c. Berikan a. Meningkatkan
(sedang) aktivitas distraksi kenyamanan
yang istirahat serta
menyenangkan dukungan
d. Fasilitas duduk fisiologis/psikologi
di sisi tempat tidur, s
jika tidak dapat b. Mencegah
berpindah atau kekakuan sendi,
berjalan kontraktur,
Edukasi kelelahan otot,
a. Anjurkan tirah meningkatkan
baring kembalinya
b. Anjurkan aktivitas secara dini
melakukan c. Untuk memberikan
aktivitas secara rileksasi dan rasa
bertahap nyaman
c. Anjurkan d. Mengoptimalkan
menghubungi energi yang belum
perawat jika tanda digunakan.
dan gejala Edukasi
kelelahan tidak a. Meningkatkan
berkurang kenyamanan
d. Ajarkan istirahat serta
strategi koping dukungan
untuk mengurangi fisiologis/psikologi
kelelahan s.
Kolaborasi b. Meminimalkan
a. Kolaborasi dengan atrofi otot,
ahli gizi tentang meningkatkan
cara meningkatkan sirkulasi, mencegah
asupan makanan terjadinya
kontraktur.
c. Untuk dilakukan
pemeriksaan lebih
lanjut
c. Untuk dilakukan
pemeriksaan lebih
lanjut
d. Mengidentifikasi
kekuatan/kelemaha
n dan dapat
memberikan
informasi mengenai
pemulihan.
Kolaborasi
a. Mempercepat proses
penyembuhan

TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal 06 Januari 2021
No Diagnosa Tindakan keperawatan Respon Tanda
Keperawatan Tangan
1 SDKI : D.0008  Identifikasi S: Umi
Penurunan curah karakteristik nyeri - Pasien mengatakan Kulsum
jantung dada cepat lelah
 Monitor EKG 12 - Pasien mengatakan
sadapan badan masih terasa
 Monitor aritmia lemas

 Monitor ektrolit yang O:

dapat meningkatkan - Pasien tampak pucat

risiko aritmia - TTV :

 Monitor enzim TD: 139/90mmHg

jantung Nadi : 90x/menit

 Pertahankan tirah RR : 38x/menit

baring Suhu : 36,9°C


- Posisi pasien semi
 Pasang akses
fowler
intravena
- IVFD terpasang pada
 Anjurkan melaporkan
tangan kanan Nacl
nyeri dada
0,9%
 Anjurkan
- O2 Terpasang nasal
menghindari manuver
kanul 5L
Valsava
- Memberikan obat
 Jelaskan tindakan
sesuai instruksi Aspilet
yang akan dijalani
1x80 mg, Clopidogrel
pasien
1x75 mg, Ramipril
 Kolaborasi pemberian
1x1.25 mg , Ca
terapi farmakologi
Glukonas 1x1 ampl,
Lasix 1x1 ampl,
Ranitidine 1x50 mg
2 Kode : D.0003  Monitor frekuensi, S: Umi
Gangguan pola nafas - Pasien mengatakan Kulsum
pertukaran gas  Auskultasi bunyi badan masih terasa
nafas lemas
 Monitor saturasi O:
oksigen - Auskultasi paru :

 Palpasi kesimetrisan bronkovesikuler

ekspansi paru - Posisi pasien semi

 Monitor hasil x-ray fowler

thoraks - Saturasi 96 %

 Dokumentasikan hasil - Hasil rontgen

pemantauan didapatkan pasien


mengalami
 Informasikan hasil
kardiomegali
pemantauan
- Pasien mengerti
tindakan yang akan
dilakukan.
3 Kode : D.0056  Sediakan lingkungan S: Umi
Intoleransi nyaman dan rendah - Pasien mengatakan Kulsum
aktivitas stimulus badan
 Lakukan rentang terasa lemah
gerak pasif dan/atau - Pasien mengatakan di
aktif bantu oleh keluarga
 Berikan aktivitas O:
distraksi yang - Pasien tampak pucat
menyenangkan - Pasien tampak

 Fasilitas duduk di sisi beraktifitas

tempat tidur, jika dibantu oleh perawat

tidak dapat berpindah dan

atau berjalan keluarga

 Anjurkan tirah baring - TTV :


 Anjurkan melakukan TD: 137/90mmHg
aktivitas secara Nadi : 98x/menit
bertahap Pernafasan : 37x/menit
 Anjurkan Suhu : 36,9°C
menghubungi perawat  Pasien tampak gelisah
jika tanda dan gejala  Pasien tampak
kelelahan tidak menghabiskan
berkurang makanan yang
 Ajarkan strategi disediakan di Rs ½
koping untuk porsi
mengurangi kelelahan
 Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

Tanggal 07 Januari 2021


No Diagnosa Tindakan keperawatan Respon Tanda
Keperawatan Tangan
1 SDKI : D.0008  Identifikasi S: Umi
Penurunan curah karakteristik nyeri - Pasien mengatakan Kulsum
jantung dada lelah berkurang
 Monitor EKG 12 - Pasien mengatakan
sadapan badan masih terasa
 Monitor aritmia lemas

 Monitor ektrolit yang O:

dapat meningkatkan - Pasien tampak pucat

risiko aritmia berkurang

 Monitor enzim - TTV :

jantung TD: 127/70mmHg

 Pertahankan tirah Nadi : 99x/menit


baring RR : 32x/menit
 Pasang akses Suhu : 37°C
intravena - Posisi pasien semi
 Anjurkan melaporkan fowler
nyeri dada - IVFD terpasang pada
 Anjurkan tangan kanan Nacl
menghindari manuver 0,9%
Valsava - O2 Terpasang nasal

 Jelaskan tindakan kanul 5L

yang akan dijalani - Memberikan obat

pasien sesuai instruksi Aspilet

 Kolaborasi pemberian 1x80 mg, Clopidogrel

terapi farmakologi 1x75 mg, Ramipril


1x1.25 mg , Ca
Glukonas 1x1 ampl,
Lasix 1x1 ampl,
Ranitidine 1x50 mg
2 Kode : D.0003  Monitor frekuensi, S: Umi
Gangguan pola nafas - Pasien mengatakan Kulsum
pertukaran gas  Auskultasi bunyi badan masih terasa
nafas lemas
 Monitor saturasi O:
oksigen - Auskultasi paru :

 Palpasi kesimetrisan bronkovesikuler

ekspansi paru - Posisi pasien semi

 Monitor hasil x-ray fowler

thoraks - Ekspansi paru kanan

 Dokumentasikan hasil dan kiri simetris

pemantauan - Saturasi 96 %
- Pasien mengerti
 Informasikan hasil
tindakan yang akan
pemantauan
dilakukan.
3 Kode : D.0056  Sediakan lingkungan S: Umi
Intoleransi nyaman dan rendah - Pasien mengatakan Kulsum
aktivitas stimulus badan masih terasa
 Lakukan rentang lemah
gerak pasif dan/atau - Pasien mengatakan di
aktif bantu oleh keluarga
 Berikan aktivitas O:
distraksi yang - Pasien tampak pucat
menyenangkan berkurang

 Fasilitas duduk di sisi - TTV :

tempat tidur, jika TD: 127/70mmHg

tidak dapat berpindah Nadi : 99x/menit

atau berjalan RR : 32x/menit

 Anjurkan tirah baring Suhu : 37°C

 Anjurkan melakukan  Pasien tampak nyaman

aktivitas secara  Pasien tampak

bertahap menghabiskan

 Anjurkan makanan yang

menghubungi perawat disediakan di Rs ½

jika tanda dan gejala porsi

kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi kelelahan
 Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
Tanggal 08 Januari 2021
No Diagnosa Tindakan keperawatan Respon Tanda
Keperawatan Tangan
1 SDKI : D.0008  Identifikasi S: Umi
Penurunan curah karakteristik nyeri - Pasien mengatakan Kulsum
jantung dada lemas dan lelah sudah
 Monitor EKG 12 berkurang
sadapan O:
 Monitor aritmia - Pasien udah tidak

 Monitor ektrolit yang pucat

dapat meningkatkan - TTV :

risiko aritmia TD: 125/70mmHg

 Monitor enzim Nadi : 90x/menit

jantung RR : 30x/menit

 Pertahankan tirah Suhu : 36,4°C

baring - Posisi pasien semi


fowler
 Pasang akses
- IVFD terpasang pada
intravena
tangan kanan Nacl
 Anjurkan melaporkan
0,9%
nyeri dada
- O2 Terpasang nasal
 Anjurkan
kanul 5L
menghindari manuver
- Memberikan obat
Valsava
sesuai instruksi Aspilet
 Jelaskan tindakan
1x80 mg, Clopidogrel
yang akan dijalani
1x75 mg, Ramipril
pasien
1x1.25 mg , Ca
 Kolaborasi pemberian
Glukonas 1x1 ampl,
terapi farmakologi
Lasix 1x1 ampl,
Ranitidine 1x50 mg
2 Kode : D.0003  Monitor frekuensi, S: Umi
Gangguan pola nafas - Pasien mengatakan Kulsum
pertukaran gas  Auskultasi bunyi badan sudah tidak
nafas lemas
 Monitor saturasi O:
oksigen - Auskultasi paru :
 Palpasi kesimetrisan bronkovesikuler
ekspansi paru - Posisi pasien semi

 Monitor hasil x-ray fowler

thoraks - Ekspansi paru kanan

 Dokumentasikan hasil dan kiri simetris

pemantauan - Saturasi 97 %

 Informasikan hasil - Pasien mengerti

pemantauan tindakan yang akan


dilakukan.
3 Kode : D.0056  Sediakan lingkungan S: Umi
Intoleransi nyaman dan rendah - Pasien mengatakan Kulsum
aktivitas stimulus aktivitas dibantu oleh
 Lakukan rentang keluarganya
gerak pasif dan/atau O:
aktif - Pasien sudah tidak
 Berikan aktivitas pucat
distraksi yang - TTV :
menyenangkan TD: 125/70mmHg

 Fasilitas duduk di sisi Nadi : 90x/menit

tempat tidur, jika RR : 30x/menit

tidak dapat berpindah Suhu : 36,4°C

atau berjalan  Pasien tampak tenang

 Anjurkan tirah baring dan nyaman

 Anjurkan melakukan  Pasien tampak

aktivitas secara menghabiskan

bertahap makanan yang


 Anjurkan disediakan di Rs 1
menghubungi perawat porsi
jika tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi kelelahan
 Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : Tn. J


Diagnosis medis : Gagal Jantung Kongestif (CHF)
Tgl. Diagnosis SOAP Tanda
Keperawatan Tangan
06 SDKI : D.0008 S : Umi
Januari Penurunan curah - Pasien mengatakan cepat lelah Kulsum
2021 jantung - Pasien mengatakan badan masih terasa
lemas
O:
- Pasien tampak pucat
- TTV :
TD: 139/90mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 38x/menit
Suhu : 36,9°C
- Posisi pasien semi fowler
- IVFD terpasang pada tangan kanan Nacl
0,9%
- O2 Terpasang nasal kanul 5L
- Obat sesuai istruksi sudah diberikan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

06 Kode : D.0003 S : Pasien mengatakan badan masih terasa Umi


Januari Gangguan lemas Kulsum
2021 pertukaran gas O:
- Auskultasi paru :
bronkovesikuler
- Posisi pasien semo fowler
- Saturasi 96 %
- Hasil rontgen didapatkan pasien
mengalami kardiomegali
Pasien mengerti tindakan yang akan
dilakukan.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

06 Kode : D.0056 S: Umi


Januari Intoleransi - Pasien mengatakan badan masih terasa Kulsum
2021 aktivitas lemah
- Pasien mengatakan di
bantu oleh keluarga
O:
- Pasien tampak pucat berkurang
- TTV :
TD: 127/70mmHg
Nadi : 99x/menit
RR : 32x/menit
Suhu : 37°C
 Pasien tampak gelisah
 Pasien tampak menghabiskan makanan
yang disediakan di Rs ½ porsi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
07 SDKI : D.0008 S : Umi
Januari Penurunan curah - Pasien mengatakan lelah berkurang Kulsum
2021 jantung - Pasien mengatakan badan masih terasa
lemas
O:
- Pasien tampak pucat berkurang
- TTV :
TD: 127/70mmHg
Nadi : 99x/menit
RR : 32x/menit
Suhu : 37°C
- Posisi pasien semi fowler
- IVFD terpasang pada tangan kanan Nacl
0,9%
- O2 Terpasang nasal kanul 5L
Memberikan obat sesuai instruksi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
07 Kode : D.0003 S : Umi
Januari Gangguan - Pasien mengatakan badan masih terasa Kulsum
2021 pertukaran gas lemas
O:
- Auskultasi paru :
bronkovesikuler
- Ekspansi paru kanan dan kiri simetris
- Saturasi 96 %
- Posisi pasien semi fowler
- Pasien mengerti tindakan yang akan
dilakukan.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
07 Kode : D.0056 S: Umi
Januari Intoleransi - Pasien mengatakan badan masih terasa Kulsum
2021 aktivitas lemah
- Pasien mengatakan di bantu oleh keluarga
O:
- Pasien tampak pucat berkurang
- TTV :
TD: 127/70mmHg
Nadi : 99x/menit
RR : 32x/menit
Suhu : 37°C
 Pasien tampak nyaman
 Pasien tampak menghabiskan makanan
yang disediakan di Rs ½ porsi
 Pasien terpasang infus pada tangan kanan
 Posisi pasien duduk ditepi tempat tidur
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
08 SDKI : D.0008 S : Umi
Januari Penurunan curah - Pasien mengatakan lemas dan lelah sudah Kulsum
2021 jantung berkurang
O:
- Pasien udah tidak pucat
- TTV :
TD: 125/70mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 30x/menit
Suhu : 36,4°C
- Posisi pasien semi fowler
- IVFD terpasang pada tangan kanan Nacl
0,9%
- O2 Terpasang nasal kanul 5L
- Obat Telah diberikan sesuai instruksi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
08 Kode : D.0003 S : Umi
Januari Gangguan - Pasien mengatakan badan sudah tidak Kulsum
2021 pertukaran gas lemas
O:
- Auskultasi paru :
bronkovesikuler
- Posisi pasien semi fowler
- Ekspansi paru kanan dan kiri simetris
- Saturasi 97 %
- Pasien mengerti tindakan yang akan
dilakukan.
A : Masalah teratai sebagian
P : Lanjutkan intervensi
08 Kode : D.0056 S : Pasien mengatakan aktivitas dibantu oleh Umi
Januari Intoleransi keluarganya Kulsum
2021 aktivitas O:
- Pasien sudah tidak pucat
- TTV :
TD: 125/70mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 30x/menit
Suhu : 36,4°C
 Pasien tampak tenang dan nyaman
 Pasien tampak menghabiskan makanan
yang disediakan di Rs 1 porsi
 Posisi pasien duduk ditepi tempat tidur
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

DAFTAR PUSTAKA

Aspani,RY. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada pasien Gangguan


Kardiovaskuler : aplikasi nic&noc. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Nurarif,a.h. (2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis
Dan Nanda Nic Noc.yogyakarta : medication publishing yogyakarta.
Ongkowijaya, J., & Wantania, F. E. (2016). Hubungan Hiperurisemia Dengan
Kardiomegali Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif. 4, 0–5.
Smeltzer. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta :
EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai