Anda di halaman 1dari 8

Jurnal RISALAH, Vol. 26, No.

1, Maret 2015: 15-22

EFEK PENERAPAN KODE ETIK MAHASISWA UIN SUSKA RIAU


TERHADAP PERILAKU SOSIAL-BUDAYA MAHASISWA

Dewi Sukartik1)
1)
Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,UIN Suska Riau,
Jl. HR Soebrantas Km 15 Simpangbaru, Tampan, Pekanbaru 28293
Email: dewy.soekartik@gmail.com

Abstrak

Penerapan kode etik mahasiswa di UIN Suska Riau diduga belum berjalan maksimal.
Pasalnya masih terlihat sejumlah pelanggan yang dilakukana mahasiswa UIN Suska Riau
baik dari jurusan umum maupun jurusan agama. Misalnya, mahasiswa merokok di area
kampus, berpakaian ketat, transparan, baju pendek (di atas pinggul) atau pakaian dari
bahan kaos bagi mahasiswi, baju kaos, dan celana jeans bagi laki-laki. Bahkan masih di
luar kampus, meskipun tidak semua, masih terlihat, mahasiswi tidak menggunakan busana
muslimah (buka jilbab). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efek
penerapan kode etik mahasiswa terhadap perilaku sosial-budaya mahasiswa UIN Suska
Riau. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan penerapan kode etik mahaiswa UIN Suska belum seutuhnya dapat merubah
perilaku sosial budaya mahasiswa. Sebab, belum maksimalnya penerapan sanksi bagi
pelanggar kode etik mahasiswa. Faktor penyebab sulitnya menerapkan kode etik adalah
karena belum adanya badan khusus yang menangani pelaksanaan kode etik mahasiswa.

Kata kunci: Efek, Kode Etik, Sosial-Budaya

1. Pendahuluan Komunikasi pada Fakultas Dakwah. Dalam


Berdasarkan Peraturan Presiden RI rencana Fakultas Kedokteran (Nazir, 2011)
Nomor 2 Tahun 2005 tanggal 4 Januari 2005 Dibukanya program studi dan fakultas
tentang perubahan Institut Agama Islam Negeri umum di UIN Suska Riau, seperti halnya pada
(IAIN) Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru universitas negeri umumnya, tentunya menarik
menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan mahasiswa untuk masuk ke UIN Suska Riau.
Syarif Kasim Riau, diresmikan pada 9 Februari Sejak adanya program studi umum, UIN Suska
2005 oleh Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Riau juga mulai menerima mahasiswa non
Yudhoyono (Anonim, 2011). Perubahan muslim. Calon mahasiswa yang masuk ke UIN
kelembagaan dari IAIN menjadi UIN, tentunya Suska Riau tidak hanya dari Madrasyah Aliyah
membuka peluang bagi UIN untuk (MA) saja tapi juga berasal dari Sekolah
mengembangkan program studi umum pada Menengah Atas (SMA) bahkan dari Sekolah
sejumlah fakultas bahkan fakultas sendiri. Menengah Kejuruan (SMK). Untuk mengejar
Beberapa program studi umum yang sudah visi UIN Suska Riau sebagai word class
dibuka di UIN Suska Riau yaitu Fakultas Sains university tentunya UIN Suska Riau harus
dan Teknologi, Fakultas Psikologi, Fakultas mencapai target penerimaan mahasiswa.
Ekonomi dan Ilmu Sosial, Fakultas Peternakan Latarbelakang pendidikan dan sosial-budaya
dan Pertanian dan Program Studi Ilmu calon mahasiswa yang beragam tentunya
sedikit banyaknya mempengaruhi bagaimana

15
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 1, Maret 2015: 15-22

cara mahasiswa berperilaku di lingkungan UIN c) Menemukan dan mengelompokkan makna


Suska Riau yang notabenenya kampus Islami. pernyataan yang dirasakan oleh responden
Sebab, peningkatan status IAIN menjadi UIN dengan melakukan horizonaliting yaitu
tentunya tidak merubah maksud dan tujuan setiap pernyataan pada awalnya
menghasilkan sarjana muslim yang mampu diperlakukan memiliki nilai yang sama.
menguasai, mengembangkan, dan menerapkan Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan
ilmu ke-Islaman, ilmu pengetahuan dan dengan topik dan pertanyaan maupun
teknologi secara integral, sekaligus pernyataan yang bersifat repetitif atau
menghilangkan pandangan dikotomi antara tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang
ilmu keislaman dan ilmu umum. tersisa hanya horizons (arti tekstural dan
Hasil prariset peneliti, penerapan kode unsur pembentuk atau penyusun dari
etik mahasiswa di UIN Suska Riau belum phenomenon yang tidak mengalami
berjalan maksimal. Pasalnya masih terlihat penyimpangan).
sejumlah pelanggaran dalam penerapan kode d) Pernyataan tersebut kemudian dikumpulkan
etik mahasiswa tersebut. Misalnya, mahasiswa ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran
merokok di area kampus, berpakaian ketat, tentang bagaimana pengalaman tersebut
transparan, baju pendek (di atas pinggul) atau terjadi.
pakaian dari bahan kaos bagi mahasiswi, baju e) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian
kaos, dan celana jeans bagi laki-laki. Di luar secara keseluruhan dari fenomena tersebut
kampus, meskipun tidak semua, masih terlihat, sehingga menemukan esensi dari fenomena
mahasiswi tidak menggunakan busana tersebut. Kemudian mengembangkan
muslimah (buka jilbab). tektural description (mengenai fenomena
yang terjadi pada responden) dan structural
description (yang menjelaskan bagaimana
2. Metode Penelitian fenomena itu terjadi).
Metode penelitian yang digunakan pada Peneliti kemudian memberikan
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dimana penjelasan secara naratif mengenai esensi dari
data dianalisa sejak awal penelitian. Data yang fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna
diperoleh langsung dianalisa, dilanjutkan pengalaman responden mengenai fenomena
dengan pencarian data lagi dan dianalisis lagi, tersebut.
demikian seterusnya sampai dianggap mencapai
hasil yang memadai sesuai dengan tujuan 3. Hasil dan Pembahasan
penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana A. Efek Penerapan Kode Etik Mahasiswa
efek penerapan kode etik mahasiswa terhadap Terhadap Perilaku Sosial-Budaya
mahasiswa UIN Suska Riau. Mahasiswa UIN Suska Riau dalam
Menurut Bungin (2007), langkah-langkah Melaksankan Kewajiban Umum yang
analisis data yang akan dilakukan pada Tertulis dalam Kode Etik Mahasiswa
penelitian ini yaitu:
a) Peneliti memulai mengorganisasikan semua Hasil analisis menunjukkah bahwa
data atau gambaran menyeluruh tentang penerapan kode etik mahasiswa belum
fenomena pengalaman yang telah seutuhnya dapat merubah perilaku sosial-
dikumpulkan. budaya mahasiswa UIN Suska Riau yang
b) Membaca data secara keseluruhan dan tercantum dalam kewajiban umum kode etik
membuat catatan pinggir mengenai data mahasiswa yaitu 1). Menjunjung tinggi ajaran
yang dianggap penting kemudian melakukan Islam dan berakhlakul karimah; 2). Menjaga
pengkodean data. dan memelihara nama baik almamater UIN
Suska Riau; 3). Mentaati semua ketentuan

16
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 1, Maret 2015: 15-22

administrasi penyelenggaraan pendidikan yang berlanjut hingga keluar dari area kampus. Dari
dibebankan kepada mahasiswa seperti biaya yang tidak berpakiaan muslim dan muslimah
SPP dan biaya lain yang ditentukan sesuai menjai berpakaian yang lebih sesuai dengan
dengan peraturan yang berlaku; 4). Saling syarait Islam.
menghormati dan bersikap sopan sesama Agar seseorang dapat menjalankan
mahasiswa, pimpinan, dosen, dan karyawan; 5). kehidupan sosial-budayanya dengan baik tanpa
Memahami dan mematuhi segala peraturan melakukan pelanggaran tentunya ada aturan
akademik yang berlaku baik di lingkungan yang mengatur apakah itu berupa adat istiadat,
universitas maupun fakultas. Meskipun hukum dan aturan. Aturan yang dimaksudkan
demikian, penerapan kode etik juga dapat pada penelitian ini adalah kode etik mahasiswa
mempengaruhi perilaku sosial-budaya yang mengatur mahasiswa UIN Suska Riau
mahasiswa UIN Suska Riau yang sadar akan untuk melakukan kehidupan sosial-budayanya
aturan di kampus. Sebab dengan adanya kode sebagai mahasiswa UIN Suska Riau secara
etik mahasiswa yang punya kesadaran diri atas tertib baik di lingkungan kampus maupun di
aturan tersebut dapat mengikuti aturan yang luar lingkunga kampus (di masyarakat).
berlaku di UIN Suska Riau. Untuk dapat merubah perilaku sosial-
Jika mengacu kepada konsep efek budaya mahasiswa tidak cukup dengan
dalam ilmu komunikasi, dimana efek terjadi penerapan kode etik mahasiwa saja. Semua
pada diri individu sebagai reaksi dari pesan pihak harus ikut terlibat mulai dari yang terkecil
yang diterima seorang komunikan. Hal ini yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
terbukti menurut paradigma mekanistis, bahwa pergaulan, peran ulama dan peran universitas
efek merupakan proses akhir dari komunikasi. hanya sebagain kecil dari untuk membentuk
Dimana efek terjadi dalam diri komunikan perilaku sosial-budaya mahasiswa menjadi
dengan seluruh aspek yang mempengaruhinya lebih baik.
(Arifin: 2011). Agar kode etik mahasiswa IN Suska
Terjadinya efek, ketika terjadi Riau yang mengatur tentang ketentuan umum
perpaduan sejumlah kekuatan dalam dapat berjalan dengan baik dalam artin diikuti
masyarakat, sebab seorang komunikator hanya oleh seluruh mahasiswa tanpa pengecualian
dapat mengusai pesan atau metode yang mahasiswa jurusan agama dan jurusan
digunakan tapi ada hal lain yang tidak bisa umum.Tentunya pihak universitas bekerjasama
dilakukan oleh seorang komunikator yaitu dengan unit yang lain terutama pihak fakultas
kondisi lingkungan seorang komunikan apakah untuk terus memikirkan regulasi yang tepat
itu pengaruh sosial-budaya komunikan pada dalam menerapkan kode etik mahasiswa dengan
lingkungan keluarga dan lingkungan lainnya. kondisi UIN Suska Riau saat ini sebagai
Terjadi efek yang dimasudkan pada penelitian kampus Islam madani.
ini adalah dengan adanya kode etik mahasiswa
dapat merubah perilaku sosial budaya B. Efek Penerapan Kode Etik Mahasiswa
mahasiswa yang berasal dari berbagai Terhadap Sikap Sosial-Budaya Mahasiswa
latarbelakang sosial-budaya dari yang kurang UIN Suska Riau dalam Melaksankan
baik menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih Kewajiban Khusus yang Tertulis dalam
baik. Hal ini sesuai dengan asumsi penelitian Kode Etik Mahasiswa
ini bahwa penerapan kode etik mahasiswa dapat
merubah perilaku sosial-budaya mahasiswa Hasil analisis menunjukkah bahwa
UIN Suska Riau menjadi lebih baik, misalnya penerapan kode etik mahasiswa belum
yang tadinya perokok berat dengan adanya kode seutuhnya dapat merubah perilaku sosial-
etik mahasiswa, setidaknya mereka tidak budaya mahasiswa UIN Suska Riau yang
merokok di area kampus dan harapan bisa tercantum dalam kewajiban khusus kode etik

17
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 1, Maret 2015: 15-22

mahasiswa yaitu kewajiban khususnya adalah: Theodore M dalam (Soekanto, 2007),


1). Mengikuti proses pembelajaran dengan keperibadian merupakan organisasi sikap-sikap
duduk teratur, terpisah, antara laki-laki dan (predispositions) yang dimiliki seseorang
perempuan; 2). Menumbuhkan semangat sebagai latar belakang terhadap perilaku.
belajar dan meningkatkan ketentuan agar dapat Kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-
menyelesaikan studi sesuai dengan sistem yang sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui,
berlaku; 3). Berpakaian sopan, rapi, dan berpikir dan merasakan, secara khusus apabila
menutup aurat di dalam dan di luar lingkungan dia berhubungan dengan orang lain atau
kampus; 4). Khusus bagi mahasiswi diwajibkan menanggapi sesuatu keadaan.
berbusana muslimah sesuai dengan syariat Tipe-tipe kebudayaan khusus juga
Islam. (berpakaian tidak ketat, tidak transparan dapat mempengaruhi bentuk kepribadian yakni
dan berjilbab); 5). Khusus diwaktu ujian sebagai berikut: 1). Kebudayaan-kebudayaan
semester dan seminar/seminar hasil/ujian khusus atas dasar faktor kedaerahan; 2). Cara
konperenshif: Laki-laki: memakai baju kemeja hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban
lengan panjang putih dan celana hitam dan dan rural ways of life); 3). Kebudayaan khusus
memakai jas hitam, berdasi ketika ujian kelas social; 4).Kebudayaan khusus atas dasar
munaqasah. Perempuan: memakai baju kurung agama. Dari lima fator di atas Soekanto
dan kerudung putih serta rok hitam. 6). menyimpulkan betapa besarnya pengaruh
Memakai sepatu selama mengikuti kuliah dan kebudayaan terhadap pembentukan kepribadian.
berurusan di lingkungan kampus; 7). Bagi Dari penjelasan tentang, kepribadian,
pengguna kendaraan agar mengikuti peraturan perilaku dan kebudayaan di atas sangat jelas
lalu lintas dan memakirkan kendaraan dengan sekali bahwa latarbelakang kebudayaan sangat
tertib dan bersedia menunjukkan STNK pada mempengaruhi perilaku seseorang. Penelitian
saat mengambil kendaraan bila diminta oleh ini membuktikan belum berjalan maksimal
petugas (Anonim, 2011). Meskipun demikian, penerapan kode etik mahasiswa di UIN Suska
penerapan kode etik juga dapat mempengaruhi Riau disebabkan latarbelakang sosial-budaya
perilaku sosial-budaya mahasiswa UIN Suska mahasiswa UIN Suska Riau yang berbeda-beda.
Riau. Sebab dengan adanya kode etik Menurut Soekanto (2007) beberapa
mahasiswa yang punya kesadaran diri atas persyaratan suatu himpunan manusia dapat
aturan tersebut dapat mengikuti aturan yang dikatakan sebagai kelompok sosial yaitu: 1).
berlalu di UIN Suska Riau. Adanya kesadaran pada setiap anggota
Jika mengacu kepada konsep kelompok bahwa dia merupakan sebagian dari
masyarakat dan budaya. Masyarakat menunjuk kelompok yang bersangkutan; 2). Ada
pada sejumlah manusia, sedangkan pengertian hubungan timbal-balik antara anggota yang satu
kebudayaan menunjuk pada pola-pola perilaku dengan anggota yang lain; 3). Ada suatu faktor
yang khas dari masyarakat tersebut. Jadi antara yang dimiliki bersama sehingga hubungan antar
masyarakat dan kebudayaan merupakan mereka bertambah erat, yang dapat merupakan
abstraksi perilaku manusia. Semenentara itu nasib bersama, kepentingan yang sama, tujuan
kepribadian mewujudkan perilaku manusia. yang sama, ideologi politik yang sama dan lain-
Perilaku manusia dapat dibedakan dengan lain; 4). Berstruktur, berkaidah dan mempunyai
kepribadiannya karena kepribadian merupakan pola perilaku; 5). Bersistem dan berproses.
latarbelakang perilaku yang ada dalam diri Berdasarkan konsep himpunan manusia
seorang individu. Kekuatan kepribadian terletak di atas, penelitian ini mengacu pada poin empat
pada kesiapan didalam memberikan jawaban dimana dalam suatu kelompok masyarakat ada
dan tanggapan bukan terletak pada jawaban dan yang disebut dengan kaidah dan pola perilaku.
tanggapan manusia terhadap suatu kejadian. Jadi jelas bahwa dalam suatu kelompok sosial
(Soekanto, 2007) termasuk mahasiswa harus diikat dengan aturan

18
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 1, Maret 2015: 15-22

atau etika. Meskipun pada kenyataannya masih Pentingnya memahami pengaruh


belum berjalan secara maksimal. biologis terhadap prilaku manusia dapat dilihat
Hal ini diperkuat dengan pernyataan pada dua hal sebagai beikut yaitu:
Pembantu Rektor III periode 2010-2014 bahwa 1. Prilaku bawaan, bukan pengaruh
ini: lingkungan atau situasi. Misalnya perilaku
“Masing-masing pihak mereka tidak punya menarik lawan jenis sebagai ungkapan
kewajiban untuk menjalankan kode etik cinta.
mahasiswa. Disamping kurangnya sosialisasi. 2. Motif biologis, ada beberapa peneliti yang
Ditambah tidak adanya badan khusus yang menunjukkan pengaruh motif biologis
menangani persoalan pelanggaran kode etik. terhadap prilaku manusia. Penelitian yang
Yang ada hanya Badan Legislatif merancang dilakuakn Keys tahun 1950 kepada subjek
undang-undang dan Badan Eksekutif dalam kondisi lapar, terjadi perubahan
Mahasiswa (BEM) untuk badan yudigatifnya keperibadian yang sangat dramats. Mereka
belum ada. Di UIN Suska ada rencana untuk lebih mudah tersinggung, suka bergaul,
membuat badan yudigatif, makanya perlu dan tidak bisa konsentrasi.
sosialisasi dulu, kalau itu ada luarbiasa Hal ini juga didukung oleh konsep
mahasiswa punya tanggungjawab dan mencatat faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi.
kesalahan, melaporkan, ke prodi masing- Menurut Rahman (2004) Persepsi lebih bersifat
masing.Sistemnya dibuat seperti pengadilan psikologis oleh karena itu ada beberapa faktor
umum, ada pengadilan tingkat fakultas, dan yang mempengaruhinya diantaranya adalah
universitas, Kalau badan ini sudah ada selesai perhatian yang selektif. Dalam kehidupan
masalah kode etik. Ada yang bertindak sebagai manusia setiap saat akan menerima banyak
polisi, jaksa penutut dan pembela bahkan jika sekali ransangan dari lingkungannya. Tapi tidak
tidak putus di tingkat fakultas naik banding ke semua ransangan yang diterimanya. Tiap
tingkat universitas” (Pormadi, PR III UN Suska individu akan memusatkan perhatiannya pada
Riau, wawancara Kamis 1 Agustus 2012) ransangan tertentu, sehingga objek atau gejala
Jika dilihat dari faktor-faktor personal lain tidak akan tampak sebagai objek
yang mempengaruhi prilaku manusia, baik pengamatan. Artinya aspek biologis juga
berupa sikap isntink, motif, kepribadian, sistem menentukan seseorang berprilaku di lingkungan
kognitif yang menjelaskan prilaku manusia, dimana dia berada.
secara garis besar ada dua faktor yang
mempengaruhinya yaitu faktor biologis dan B. Faktor-Faktor Sosiopsikologi
faktor sosiopsikologis. Sebagai makhluk sosial, proses sosial
mempengaruhi prilaku manusia. Hal ini dapat
A. Faktor Biologis dilihat dari tiga komponen yaitu komponen
Menurut Wilson (Dalam Rahmat, afektif, kognitif, dan komponen konatif.
2001), struktur biologis manusia seperti 1. Komponen afektif, mempengaruhi aspek
genetika, sistem syaraf dan sistem hormonal emosional.
sangat mempengaruhi prilaku manusia. Seperti 2. Komponen kognitif, mempengaruhi aspek
struktur genetik mempengaruhi kecerdasan, intektual, berhubungan dengan apa yang
kemampuan sensasi dan emosional, Sistem diketahui manusia.
syaraf mengatur pekerjaan otak dan proses 3. Komponen konatif, mempengaruhi aspek
pengolahan informasi dalam jiwa manusia, volisional berhubungan dengan kebiasaan
sedangkan sistem hormonal tidak hanya dan kemauan bertindak.
mempengaruhi mekanisme biologis tapi juga
proses psikologis. Berdasarkan dua faktor di atas dan
melihat hasil penelitian dapat penulis simpulkan

19
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 1, Maret 2015: 15-22

bahwa tidak berjalannya kode etik mahasiswa Penerapan kode etik mahasiswa UIN Suska
UIN Suska Riau pada ketentuan khusus kode Riau merupakan bagian dari strategi
etik mahasiswa sangat dipengaruhi oleh dua komunikasi Dakwah yang dilakukan oleh UIN
faktor di atas, yaitu faktor biologis dimana Suska Riau untuk membentuk kepribadian
kondisi mahasiswa UIN Suska Riau termasuk sosial-budaya mahasiswa UIN Suska Riau
tingkat konsentrasi rendah karena mahasiswa sesuai dengan syariat Islam. Baik berada di
UIN Suska berasal dari golongan menengah ke lingkungan kampus maupun di luar lingkungan
bawah, akibatnya penerapan aturan lebih lama kampus. Salah satunya adalah mengajak
diserap. Ditambah belum siapnya menerima seluruh mahasiswa untuk taat menggunakan
pengaruh lingkungan dari kehidupan di desa ke cara berpakaian sesuai syariat Islam, berpakaian
kota sehingga mereka lebih mudah terpengaruh muslimah bagi perempuan dan muslim bagi
oleh lingkungan sosial. laki-laki.
Sementara itu, jika dilihat dari faktor- Menurut Sapuri (2009) stategi komunikasi
faktor situasional yang mempengaruhi prilaku dakwah adalah suatu kegiatan berupa
manusia. Menurut EdwarG. Sampson (dalam penyampaian pesan, baik secara verbal maupun
Rahmat, 2001) merangkum faktor situasional non verbal yang mengarah kepada pengalaman
yang mempengaruhi perlaku manusia terdiri ajaran agama Islam.
dari: Merujuk kepada konsep strategi
1. Aspek-aspek objektif dari lingkungan yaitu komunikasi dakwah di atas, peran UIN Suska
aspek ekologis (geografis dan iklim), faktor Riau sebagai Kampus Islam Madani untuk
desain dan arsitektural, faktor temporal, menjadikan mahasiswa UIN Suska Riau
analisis suasana perilaku, faktor teknologis, sebagai agen of change yang sesuai dengan
faktor sosial (struktur organisasi, sistem syraiat Islam sudah mengarah kepada syariat
peranan, struktur kelompok, karakteristik Islam, hal ini terlihat secara verbal sudah
populasi) membuat aturan yang mengatur bagaimana
2. Aspek lingkungan psikososial (iklim mahasiswa bersikap dengan dibuatnya kode etik
organisasi dan kelompok) mahasiswa UIN Suska Riau. Hanya saja pada
3. Aspek stimuli yang mendorong dan pelaksanaannya masih belum berjalan secara
mempengaruhi prilaku (orang lain dan maksimal. Dari hasil observasi yang penulis
situasi pendorong perilaku. lakukan terlihat masing-masing fakultas yang
Berdasarkan konsep faktor-faktor ada di lingkungan UIN Suska Riau belum
situasional yang mempengaruhi prilaku memberlakukan pelaksanaan kode etik secara
manusia di atas dan hasil penelitian yang komitmen bersama. Hal ini terlihat di sejumlah
penulis lakukan membuktikan bahwa banyak fakultas terdapat jurusan umum dengan bebas
aspek yang mempengaruhi tidak berjalannya membiarkan mahasiswa menggunakan celana
kode etik mahasiswa UIN Suska Riau, jeans dan kaos oblong bahkan masih terlihat
diantaranya dipengaruhi oleh aspek objektif mahasiswa menggunakan sendal jepit di
dari lingkungan berupa faktor sosial yakni lingkungan kampus.
struktur organisasi, dari hasil wawancara
penulis dengan Wakil Rektor UIN Suska Riau C. Sulitnya Menerapkan Kode Etik
mengungkapkan bahwa belum ada lembawa Mahasiswa
khusus yang menindak pelanggaran kode etik
mahasiswa agar bisa berjalan maksimal. Selain Hasil analisis menunjukkan sulitnya
itu, penegakan sanksi terhadap pelanggaran menerapkan kode etik mahasiswa UIN Suska
kode etik belum terekspos secara gamlang. Riau diantaranya adalah kurangnya sosialisasi
keberadaan kode etik mahaiswa, kurang
Strategi Komunikasi Dakwah tegasnya penerapan sanksi, nama-nama

20
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 1, Maret 2015: 15-22

mahaiswa yang melanggar kode etik hanya


sekedar dikatat lalu selesai. Berdasarkan hasil analisis
Hasil analisis penelitian ini juga hampir menunjukkan banyak faktor yang menyebabkan
sama dengan hasil penelitian yang dilakukan tidak berjalan dengan baik kode etik mahasiswa
Priyanto (2010) meneliti tentang pendapat UIN Suska Riau. Diantaranya, tidak adanya
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi badan khusus untuk menindaklanjuti
tentang etika pergaulan mahasiswa di kampus. pelanggaran kode etik mahasiswa.Masih belum
Meskipun hanya mengidentifikasikan dan meratanya pemahaman mahasiswa terhadap
mendeskripsikan kecenderungan- kode etik mahasiswa.Penegakan sanksi yang
kecenderungan pendapat mahasiswa tentang sudah dilakukan dipandang tidak tegas masih
etika pergaulan mahasiswa di kampus yang banyak toleransi.Kurang adanya komitmen
sesuai dengan kehidupan universitas khususnya bersama antara masing-amsing pihak untuk
di Universitas Negeri Yogyakarta. Perilaku menjalan kode etik.Belum singkronnya antara
yang baik di kampus ini menurut mahasiswa, kode etik mahasiswa dengan dosen dan
akan berjalan dengan baik apabila ada peraturan karyawan karena masih ada juga dosen dan
yang jelas yang mengaturnya serta penerapan karyawan yang belum memberikan contoh yang
sanksi yang tegas bagi yang melanggarnya, dan baik sebagai tauladan.
peraturan akademik yang sudah ada harus Hal ini diperkuat hasil wawancara
dilaksanakan dengan tegas. penulis dengan Pembantu Rektor (PR) III
Namun hasil analisis ini berbeda bidang kemahasiswaan UIN Suska Riaudi
dengan pernyataan salah seorang Pembantu bawah ini:
Dekan III di UIN Suska Riau, menurutnya “Sosialisasi kode etik dinilai memang
kalau mahasiswa bilang kurang sosialisasi atau masih kurang, masing-masing pihak
tidak tahu itu tidak mungkin.Sebelum masuk merasa tidak bertanggungjawab atas
kuliah, materi kode etik dan agama sudah pelaksanaan kode etik mahasiswa. Hal ini
disosialisasikan melalui PMDK, bahkan PR III disebabkan karena memang belum ada
khusus memberikan materi kode etik.Secara badan khusus yang menangani langsung
umum kalau tidak punya pedoman itu benar, pihak-pihak yang melanggar aturan di
karena buku kode etik baru ada awal 2011, kampus” (Pormadi, PR III UIN Suska
selama ini yang dipakai tahun 2006.Kalau tidak Riau, Wawancara 1 Agustus 2012)
tau tidak setuju, karena dari awal sudah tahu.
“Sosialisasi cukup banyak setelah dapat PMDK Faktor lain penyebab belum
di uninersitas dan fakultas. Kesulitan maksimalnya penerapan kode etik mahasiswa
menerapkan kode etik lebih disebabkan kurang Menurut Soekanto (2007) beberapa persyaratan
kerjasana semua pihak, dosen pegawai dan suatu himpunan manusia dapat dikatakan
pimpinan sehingga tidak ada kerjasama yang sebagai kelompok sosial yaitu: 1). Adanya
baik, kalau hanya satu pihak yang menerapan kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwa
yang lain tidak sama saja bohong. Perlu ada dia merupakan sebagian dari kelompok yang
komitmen bersama untuk menerapakan kode bersangkutan; 2). Ada hubungan timbal-balik
etik. Karena kalau hanya satu orang dianggap antara anggota yang satu dengan anggota yang
satu deosen yang ekstrim (kiler)”(Dra Silawati, lain; 3). Ada suatu faktor yang dimiliki bersama
M.Pd, PD III Fakultas Dakwah dan Ilmu sehingga hubungan antar mereka bertambah
Komunikasi, wawancara Kamis 1 Agustus erat, yang dapat merupakan nasib bersama,
2012) kepentingan yang sama, tujuan yang sama,
ideologi politik yang sama dan lain-lain; 4).
D. Faktor Apa Saja yang Menyebabkan Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola
Sulitnya Menerapkan Kode Etik Mahasiswa perilaku; 5). Bersistem dan berproses.

21
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 1, Maret 2015: 15-22

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa Arifin, Anwar. (2011). Dakwah Kontemporer:
kesadaran mahasiswa akan almamaternya Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta.
dinilai masih kurang akibatnya mereka tidak Graha Ilmu.
mengikuti dan dapat menjaga nama baik Bungin, B. (2007).Penelitian Kualitatif. Jakarta.
kampusnya. Hal ini disebabkan belum terjalin Nazir M, dkk. (2011). Panduan dan Informasi
komunikasi yang baik antara dosen dan akademik 2011-2012. Pekanbaru.
mahasiswa.Mahasiswa menganggap dosen Kementerian Agama RI UIN Suska
adalah sesuatu yang menakutkan.Sebaliknya Riau
mahasiswa di mata dosen dianggap kurang Prenada Media Group.
menghargai dosen. Rahman Shaleh, Abdul. (2004). Psikologi Suatu
Pengantar Dalam Perspektif Islam.
Kesimpulan Prenada Media. Jakarta.
Penerapan kode etik etika mahasiswa UIN Rahmat, Jalaluddin. (2001). Prikologi
Suska belum seutuhnya dapat merubah perilaku Komunikasi; Edisi Revisi. Bandung. PT
sosial budaya mahasiswa UIN Suska Riau. Remaja Rosda Karya.
Sebab mahasiswa merasa dibebani dan Reghina Ekha Putri. (2009). Pendidikan Etika
dikekang dengan aturan yang ada. Ditambah Profesi Akuntansi Terhadap
belum adanya kekompakkan seluruh unit baik Sikap Mahasiswa Pada Tanggung
fakultas maupun bagian untuk mendukung Jawab Sosial Perusahaan. Universitas
bersama pelaksanaan kode etik mahasswa Gunadarma.
tersebut teramsuk dosen dan pegawai. Sapury, Rafy. Psikologi Islam. (2009). PT
a. Penerapan sanksi dipandang belum RajaGrafindo Persada. banten
berjalan maksimal. Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi Suatu
b. Faktor penyebab sulitnya menerapkan Pengantar. Jakarta. Rajagrafindo
kode etik adalah karena belum adanya Persada.
badan khusus yang menangani pelaksanaan
kode etik mahasiswa Internet
http://www.penalaran-unm.org/index.php/
Daftar Pustaka artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-
Anonim. (2011). Portal Universitas Islam kualitatif.html. Pada 2 Maret 2012
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
Diakses dari http://uin-
suska.ac.id/profil.php?ID=1, pada 24
Februari 2012.
Anonim. (2011). Panduan Kode Etik dan Tata
Tertib Mahasiswa. Pekanbaru.
Kementerian Agama RI UIN Suska
Riau
Afriani H.S, Iyan. (2009). Metode Penelitian
Kualitatif. Diakses dari
Anang Priyanto. (2010). Pendapat Mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ekonomi Tentang Etika Pergaulan
Mahasiswa Di Kampus. Universitas
Negeri Yogyakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai