Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS JURNAL

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN


Dosen Koordinator: Ns. Rusdi, S.Kep., M.Kep

Dosen Pembimbing Akademik: Ns. Wahyu Dewi Sulistyarini., M.Kep

Di susun Oleh :

Ade Prihastini Eka Yatsih P2002001

Afridella Krisintia Beby P2002003

Ellen Retno Sari P2002013

Felia Maulida P2002020

Fitri Puji Lestari P2002022

Heri Saputra P2002026

Jonisty Dewary Kristiany P2002026

Maria novayana P2002032

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2021
KASUS MANAJEMAN KEPERAWATAN

Sebuah rumah sakit memiliki unit rawat jalan, rawat inap dan gawat.
Rumah sakit ini adalah rumah sakit baru yang telah di buka 6 bulan ini. Terdapat
struktur organisasi yang jelas dengan uraian tugasnya masing-masing tertuang
dalam SOTK (susunan organisasi dan tata kerja) rumah sakit tersebut. Instalasi
rawat inap di rumah sakit tersebut berjumlah 2 ruang VIP, 2 ruang kelas 1 , 5
ruang kelas 2 dan 5 ruang kelas 3. Jumlah tempat tidur keseluruhan sebanyak 158
tempat. 5 orang S1 keperawatan, 3 orang ners dan 2 orang SPK. Metode
penugasan menggunakan metode primer. BOR rata-rata 65% ALOS 9 hari dan
TOI 11 hari. Dengan tingkat ketergantungan pasien minimal 40%, parsial 55%
dan total 5%. Hasil survey kepuasan pelanggan didapatkan ketidakpuasan dari
pelanggan yang dianggap tidak prima dan 10% karena sarana dan prsarana. Belum
ada jenjang karir yang jelas diatur dalam tatanan manajeman dan arah
pengembangan rumah sakit kedepan belum tertuang dengan jelas. Rumah sakit ini
juga belum mempunyai unit pendukung dengan SDM yang cukup di PPI dan unit
lain. Kurang sosialisasi pada pasien mengenai stiker falls/resiko jatuh, pagar
pengaman tempat tidur tidak terpasang bagi pasien minimal care, tidak ada
penyediaan handrub yang memadai pada kamar pasien dan nurse stasion, dan
identifikasi pemberian obat belum teridentifikasi dengan baik.

SWOT (Streght, Weakness, Oppurtuniti, Theart)


No SWOT Analisa SWOT
.

1. Kekuatan (Strength) Memiliki Fasilitas Ruangan

1. 2 ruang VIP
2. 2 ruang kelas 1
3. 5 ruang kelas 2
4. 5 ruang kelas 3
5. Jumlah tempat tidur keseluruhan sebanyak
158 tempat.
2. Kelemahan (Weakness) 1. Rumah sakit ini belum mempunyai unit
pendukung dengan SDM yang cukup di
PPI dan unit lain.
2. Kurang sosialisasi pada pasien mengenai
stiker falls/resiko jatuh
3. Pagar pengaman tempat tidur tidak
terpasang bagi pasien minimal care
4. Tidak ada penyediaan handrub yang
memadai pada kamar pasien dan nurse
stasion
5. Identifikasi pemberian obat belum
teridentifikasi dengan baik.
3. Peluang (Opportunity) 1. Adanya kesempatan bagi pegawai dengan
pendidikan SPK untuk melanjutkan
pendidikan lebih tinggi untuk D3 atau S1
2. Rumah sakit memberikan kebijakan untuk
memberi pelatihan bagi perawat ruangan
atau tenaga medis.
3. Adanya ketersediaan fasilitas ruang
perawatan dan tempat tidur yang
memadai, hal tersebut dapat menarik
pengujuk untuk tertarik melakukan
pengobatan di rumah sakit tersebut.
4. Ancaman (Threat) Kurangnya fasilitas yang di perlukan dalam
Rumah sakit seperti Stiker falls/resiko jatuh,
handrub di setiap kamar dan nurse stasion
yang tidak tersedia dan pemberian obat belum
teridentifikasi dengan baik, Hasil survey
kepuasan pengunjung didapatkan
ketidakpuasan dari pelanggan yang dianggap
tidak prima dan 10% karena sarana dan
prasarana. Dapat membuat ancaman bagi
Rumah Sakit akan kalah bersaing dengan
Rumah Sakit lainnya.
Kurangnya dukungan SDM dari PPI
menyebabkan kurang efisiennya pelayanan
yang di berikan kepada pasien juga dapat
menjadi ancaman bagi Rumah Sakit.

Fungsi Manajemen

No Manajemen Analisa SWOT


.

1. Planing 1. Membuat anggaran belanja kelengkapan


fasilitas ruangan sesuai dengan kebutuhan
ruangan
2. Menerapkan SOP yang baku dalam proses
timbang peran dan pre ppost confrence
3. Meningkatkan hasil survey kepuasan
pelanggan
4. Melakukan sosialisasi pada pasien
mengenai stiker falls/resiko jatuh.
5. Menyediakan pagar pengaman tempat tidur
untuk pasien minimal care
6. Menyediakan handrub untuk setiap ruangan
perawatan dan nurse stasion.
7. Meningkatkan standar identifikasi
pemberian obat dengan baik.
2. Organisasi Kepala ruangan di harapkan dapat melakukan
koordinasi dengan anggotanya dengan baik
dan dapat mengantur jadwal.
Mengkoordinasikan kerjasama antar tenaga
kesehatan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan dan pemberian terapi pada
pasien.

3. Stafing 1. Meningkatkan atau memperbarui ilmu


pengetahuan atau keterampilan setiap
perawat pelaksana dalam meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan di rumah
sakit.
2. Memberikan tanggung jawab setiap
perawat pelaksana
3. Belum ada jenjang karir yang jelas diatur
dalam tatanan manajeman dan arah
pengembangan rumah sakit kedepan belum
tertuang dengan jelas.
4. Adanya pengembangan staf oleh Rumah
Sakit berupa
a. Perencanaan SDM yang sudah tersedia.
b. Perekrutan tenaga kerja apabila
terdapat kekosongan pada divisi
tertentu.
c. Proses seleksi calon tenaga keja yang
mendaftar.
d. Memberikan pengembangan atau
jenjang karier.
4. Actuating Untuk memfelsibelkan atau meningkatkan
waktu utnuk diskusi dengan tim dan karu agar
terjalin komunikasi yang efektif

5. Controling BOR rata-rata 65% ALOS 9 hari dan TOI 11


hari.
ANALISA JURNAL KE-1
Judul Jurnal Kualitas Pelayanan Kepuasan Pasien Rumah
Sakit: Kasus Pada Pasien Rawat Jalan
Tahun 2017
Penulis Solichah Supartiningsih
Metode Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

lebih.7 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas


pelayanan terhadap kepuasan pasien Rumah Sakit Sarila Husada
Sragen pada pasien rawat jalan. Subyek penelitian ini adalah 100
pasien rawat jalan di Rumah Sakit Sarila Husada Sragen. Obyek
penelitian ini adalah kualitas pelayanan di Rumah Sakit Sarila
Husada Sragen mencakup aspek Bukti fisik (Tangible), Keandalan
(Reliability), Daya tanggap (Responsiveness), Jaminan
(Assurance), dan Empati (Emphaty). Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi berganda.

Latar belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan medis professional yang terorganisir baik dari
sarana prasarana kedokteran yang permanen, pelayanan
kedokteran, asuhan keperawatan yang berkeseimbangan,
diagnosis serta pengobatan yang diderita oleh pasien.
Kepuasaan pasien merupakan cerminan kualitas pelayanan
kesehatan mereka terima. Mutu pelayanan kesehatan merujuk
pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam
menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien.makin
sempurna kepuasaan tersebut, makin baik mutu pelayanan
kesehatan.
Hasil Hasil analisis menunjukan bahwa variabel bukti fisik (tangible)
tidak mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pasien
rumah sakit Sarila Husada Sragen pada pasien Rawat Jalan. Hal
ini dapat diartikan jika perlengkapan sarana dan prasarana
meningkat maka kepuasan pasien rumah sakit Sarila Husada
Sragen pada pasien Rawat Jalan belum tentu akan meningkat pula.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel keandalan (reliability)
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pasien rumah sakit Sarila Husada Sragen pada pasien Rawat Jalan.
Hal ini
dapat diartikan jika kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan apa yang dijanjikan
meningkat maka kepuasan pasien rumah sakit Sarila Husada Sragen
pada pasien Rawat Jalan akan meningkat pula.
Hasil analisis menunjukan bahwa variabel daya tanggap
(responsiveness) tidak mempunyai pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap kepuasan pasien rumah sakit Sarila Husada
Sragen pada pasien Rawat Jalan. Hal ini dapat diartikan jika
kemampuan para karyawan untuk membantu pelanggan dan mem-
berikan pelayanan dengan tanggap belum tentu dapat meningkatkan
kepuasan pasien rumah sakit Sarila Husada Sragen pada pasien Rawat
Jalan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel jaminan
(assurance) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pasien rumah sakit Sarila Husada Sragen pada pasien Rawat
Jalan. Hal ini dapat diartikan jika sifat yang dapat dipercaya yang
dimiliki karyawan meningkat maka kepuasan pasien rumah sakit
Sarila Husada Sragen pada pasien Rawat Jalan akan meningkat pula.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel empati (emphaty)
tidak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
ANALISIS JURNAL KE-2
Judul Jurnal Pelatihan Soft Skills Caring Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Keperawatan dan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Kota
Bandung.
Soft Skill Training Can Increase Quality Nursing Care and
Patient Satisfaction At Bandung Hospital
Tahun 2017
Penulis Eny Kusmiran1
Metode Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang
bertujuan untuk menghasilkan model pelatihan. Pendekatan
Analysis Design Development Implementation Evaluations
(ADDIE) atau proses pembelajaran yang interaktif dipergunakan
dalam pengembangan model pelatihan soft skills caring dan uji
efektifitas menggunakan pretest-posttest. Tujuan penelitian
untuk mengembangkan model pelatihan soft skills caring dan
mengidentifikasi model tersebut terhadap kualitas keperawatan
dan kepuasan pasien. Desain pra-eksperimental dengan pretest-
posttest tanpa kontrol dengan melibatkan 53 perawat dan 53
pasien pada dua rumah sakit swasta di Kota Bandung. Instrumen
penelitian diadaptasi dari Caring Nurse Patient Interactions Scale
(CNPI) dan kepuasan pasien diadaptasi dari patient satisfaction
with nursing care. Intervensi terdiri dari pemberian materi selama
3 hari, post pelatihan 2, 4 dan 6 minggu. Analisis data dilakukan
untuk melihat perubahan penilaian soft skills caring perawat serta
kepuasan pasien sebelum dan sesudah intervensi-pelatihan
menggunakan uji paired t-test. Analisis General Linier Model
Repeated Measure (GLMRM) dipergunakan untuk analisis
follow-up 4 dan 6 minggu.
Latar Belakang Kemampuan perawat mengenai soft skills caring untuk
diterapkan dalam asuhan keperawatan dan pelayanan di rumah
sakit, perlu diberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan.
Pengembangan kualitas tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan dapat ditingkatkan melalui pelatihan formal dan
pendidikan. Pelatihan dan pengembangan kompetensi staf
kesehatan menjadi peningkatan berkelanjutan yang esensial dari
kinerja staf. Kemampuan soft skill scaring dapat ditingkatkan
melalui pengembangan dan pendidikan staf, strategi.
Kualitas pelayanan keperawatan terdiri dari komponen input,
proses dan output. Komponen input terdiri dari sarana fisik,
perlengkapan/peralatan, organisasi, manajemen, keuangan,
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Komponen
proses meliputi proses dalam interaksi profesional tenaga
kesehatan (perawat) dan pasien. Interaksi profesional yang
dimaksud adalah soft skills caring melalui faktor karatif.10
Komponen output adalah hasil dari pelayanan keperawatan
berupa peningkatan derajat kesehatan pasien dan kepuasan
pasien, sebagai indikator penilaian mutu pelayanan keperawatan.
Dalam implementasi komponen proses, kompetensi hard skills
dan soft skills caring perawat menentukan kualitas interaksi
perawat-pasien. Kompetensi soft skills caring merupakan esensial
dalam pelayanan keperawatan. Kualitas interaksi perawat dengan
soft skills caring dinilai melalui sepuluh faktor karatif caring
tersebut.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan model pelatihan soft skills caring
terbukti efektif meningkatkan penilaian perawat dan kepuasan
pasien, serta dapat dimanfaatkan bagi perawat di rumah sakit.
Kesimpulan Model pelatihan soft skills caring terbukti efektif: 1)
meningkatkan penilaian diri perawat mengenai soft skills caring
secara bermakna sejak follow-up 2 minggu dan capaian
peningkatan sebesar 83,1% pada follow-up 6 minggu, 2)
meningkatkan penilaian pasien mengenai soft skills caring
perawat dalam pelayanan keperawatan yang meningkat bermakna
pada follow-up 2, 4 dan 6 minggu.
Saran Model pelatihan soft skills caring perawat dapat dimanfaatkan
oleh; 1) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, institusi pelayanan
kesehatan khususnya rumah sakit dan organisasi profesi perawat
(PPNI) menjadi salah satu upaya peningkatan pengetahuan,
sikap, keterampilan dan nilai profesi perawat klinik dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan di tatanan pelayanan
kesehatan dan untuk pengembangan profesional berkelanjutan
bagi perawat klinik, 2) Institusi pendidikan untuk pembelajaran
praktik soft skills caring kepada pasien, klien, keluarga dan
sejawat di tatanan pelayanan kesehatan, dan 3) penelitian
selanjutnya, dengan metode dan desain yang sama tetapi pada
jenjang perawat klinik yang berbeda.
Referansi Finch, L. R. (2008). Development of a Substantive Theory of
Nurse Caring. International Journal for Human Caring for Human
Caring for Human Caring, 12(1), 25–32
Pelatihan Soft Skills Caring Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Keperawatan dan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Kota
Bandung. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan
Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
ANALISIS JURNAL KE-3

Judul jurnal Tingkat Kepuasan Dan Harapan Pasien Rawat Jalan Terhadap
Kualitas Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Mengwi I
Tahun Jurnal 2020
Nama Penulis Jurnal Agung Aditya Arnaya
Metode Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan
potong lintang menggunakan data primer berupa isian
kuisioner yang diberikan kepada pasien rawat jalan Puskesmas
I Mengwi pada minggu pertama bulan Oktober 2016
Latar Belakang Pelayanan melalui puskesmas sangat besar peranannya dalam
pemerataan kesehatan di Indonesia. Untuk dapat meningkatkan
pemerataan kesehatan, pasien harus merasa puas dengan
pelayanan puskesmas sehingga mereka dapat dengan rutin
melakukan kontrol di puskesmas tersebut. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti ingin melihat tingkat kepuasan pasien rawat
jalan di Puskesmas I Mengwi. Dengan mengetahui tingkat
kepuasan diharapkan puskesmas dapat terus meningkatkan
kualitas pelayanannya sehingga pemerataan kesehatan di
Indonesia dapat dicapai.
Kepuasan pasien merupakan wujud perasaan pasien dan
tingkatan perasaan yang muncul sebagai respon umpan balik
dari layanan kesehatan yang mereka peroleh. Kepuasan akan
tercapai apabila ekspektasi pasien terpenuhi oleh kenyataan
layanan yang mereka terima. T
Hasil Hasil dari 30 sampel yang di dapatkan, di peroleh data bahwa
berdasarkan kelompok umur, responden terbanyak ada pada
kelompok umur 35 – 44 tahun (33,3%). Mayoritas responden
adalah Pria (53,3%). Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir,
hampir setengahnya (43,3%) merupakan tamatan SMA atau
sederajat. Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh responden lebih
dari sepertiganya (33,3%) merupakan wiraswasta atau
berdagang. Analisis tingkat kepuasan menunjukkan bahwa
tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan
kesehatan adalah 99,47%. Hampir seluruh pasien rawat jalan di
Puskesmas Mengwi I merasa puas dengan pelayanan kesehatan
yang diterima di sana. Data tersebut mengandung makna
bahwa di tempat pelayanan kesehatan tersebut hampir
menunjukkan kemajuan yang berarti, karena tidak mudah
untuk memenuhi harapan para pelanggan tersebut
Kesimpulan dan saran Tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Mengwi I pada hampir
semua variabel diidentifikasi dengan persentase sesuai
harapan.Tingkat kepuasan terendah ada pada prosedur
penerimaan pasien cepat dan pelayanan pemeriksaan kesehatan
yang cepat. Ketidakpuasan pasien dalam pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh Puskesmas Mengwi I menjadi salah satu
penyebab terjadinya penurunan kunjungan pasien rawat jalan.
Penulis menganjurkan untuk meningkatkan waktu pelayanan
prosedur dengan membuatnya menjadi lebih simpel dan cepat
sehingga tidak membuangbuang waktu pasien dalam
kehidupan sehari-hari. Diharapkan tindakan medis yang
diberikan secara cepat pada saat pasien membutuhkan. Tidak
hanya dokter yang sigap dalam memberikan tindakan medis,
bidan ataupun perawat juga harus cekatan dalam pemberian
tindakan medis. Serta perlu ditingkatkan keramahan petugas
lainnya. Perlu juga lebih memperhatikan pengobatan yang
tepat, cara meminum obat yang benar, menjelaskan pantangan
yang harus dihindari dalam pengobatan dan mengaplikasikan
SOP pemberian obat yang baik dan benar. Hal ini memerlukan
waktu yang singkat namun sangat berpengaruh dalam masa
pengobatan pasien.
Referensi Agung,A dkk (2020) Tingkat Kepuasan Dan Harapan Pasien
Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Di
Puskesmas Mengwi I, jurnal media udayana, Vol 9 no 9

Anda mungkin juga menyukai