LEMBAR PENGESAHAN
Nomor:
Telah Diperiksa/Disahkan
Oleh Ketua Komisi Sertifikasi BNSP :
1. Latar Belakang
Skema ini disusun sebagai langkah dalam menghadapi era globalisasi(MEA dan WTO) dan
implementasi dari Undang - Undang Nomor 12 tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, serta
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
terutama pada Bab XVI pasal 61 ayat 3, yang menyatakan bahwa sertifikat kompetensi diberikan
oleh penyelenggara pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai
pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.
Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan dalam sertifikasi kompetensi
pada Kualifikasi Telekomunikasi Bidang Motion Graphic Artist, yang mengacu Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 400 Tahun 2014 tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Informasi Dan Komunikasi Golongan Pokok
Produksi Gambar Bergerak, Video dan Program Televisi, Perekaman Suara dan Penerbitan Musik Bidang
Pembuatan Animasi. Dengan skema sertifikasi yang mengacu langsung pada SKKNI ini diharapkan
dapat memberi manfaat langsung para pemangku kepentingan.
Bagi Industri
• Membantu industri meyakinkan kepada kliennya bahwa jasanya telah disusun oleh tenaga-
tenaga yang kompeten.
• Membantu industri dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis kompetensi guna
meningkatkan efisensi pengembangan SDM khususnya dan efisiensi nasional pada umumnya.
• Membantu industri dalam sistem pengembangan karir dan remunerasi tenaga berbasis
kompetensi dan meningkatkan produktivitas.
4. Acuan Normatif:
4.1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
4.2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
4.3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
4.4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan
SKEMA SERTIFIKASI KKNI KUALIFIKASI MOTION GRAPHIC ARTIST / /LSP-Poltesa/2020
Kerja Nasional.
4.5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan.
4.6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi.
4.7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia.
4.8. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang
Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional.
4.9. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Tatacara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
4.10. Peraturan Menteri Ristek dan Dikti Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi.
4.11. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 400 Tahun 2014 tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Informasi Dan
Komunikasi Golongan Pokok Produksi Gambar Bergerak, Video dan Program Televisi,
Perekaman Suara dan Penerbitan Musik Bidang Pembuatan Animasi.
2. KODE : J.591120.008.01
SKEMA SERTIFIKASI KKNI KUALIFIKASI MOTION GRAPHIC ARTIST / /LSP-Poltesa/2020
2. Membuat bentuk/model 2.1 Ketepatan ukuran dan volume bentuk sesuai desain
3D hardsurface produksi diidentifikasi.
2.2 Proses pengerjaan disimpan secara berkala
(progresive file).
3. KODE : J.591120.012.01
JUDUL UNIT : Membuat Pencitraan Gambar Digital (Rendering)
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang dibutuhkan dalam membuat pencitraan gambar digital
(Rendering)
4. KODE : J.591120.019.01
JUDUL UNIT : Membuat Komposisi Teknik Layer 2 Dimensi (2d Compositing)
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang dibutuhkan dalam membuat komposisi teknik layer 2
dimensi (2d Compositing)
5. KODE : J.591120.020.01
JUDUL UNIT : Membuat Pencitraan Cahaya Digital
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang dibutuhkan dalam membuat membuat pencitraan cahaya
digital
2. Melakukan pengaturan 2.1 Sifat fisik cahaya diterapkan secara benar dengan
cahaya secara digital pilihan type lampu yang sesuai.
2.2 Parameter pencahayaan digital diterapkan dengan
pendekatan estetika visual yang benar.
6. KODE : J.591120.021.01
JUDUL UNIT : Membuat Pencitraan Sifat Permukaan (Shading)
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang dibutuhkan dalam membuat membuat pencitraan sifat
permukaan (shading)
2. Menerapkan sifat 2.1 Penerapan sifat bahan secara digital pada permukaan
permukaan pada objek 3 Dimensi teridentifikasi.
objek 3 Dimensi
2.2 Pemilihan type shading sesuai jenis render engine
teridentifikasi.
7. KODE : J.591120.031.01
JUDUL UNIT : Membuat Sudut Pandang Kamera Digital
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang dibutuhkan dalam membuat membuat sudut pandang
kamera digital
8. KODE : J.591120.022.01
JUDUL UNIT : Membuat Komposisi Teknik Layer Dimensi (3D compositor)
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang dibutuhkan dalam membuat membuat komposisi Teknik
layer dimensi (3D compositor)
9. KODE : J.591120.026.01
JUDUL UNIT : Melakukan Penyuntingan Gambar Akhir (Online Editing)
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang dibutuhkan dalam melakukan penyuntingan gambar
akhir (Online Editing)
2. Mengorganisir asset 2.1 Aset gambar dan suara dalam format digital
gambar dan suara
kedalam aplikasi dikumpulkan.
penyuntingan digital 2.2 Aset gambar dan suara digital sesuai urutan
penceritaan dalam aplikasi penyunting gambar digital
diorganisir.
SKEMA SERTIFIKASI KKNI KUALIFIKASI MOTION GRAPHIC ARTIST / /LSP-Poltesa/2020
3. Membuat cerita melalui 3.1 Timing yang diperlukan pada setiap adegan dan alur
gambar dan suara cerita keseluruhan ditentukan berdasarkan arahan
dengan pendekatan sutradara.
durasi penceritaan dari
3.2 Penempatan urutan gambar disesuaikan dengan
adegan ke adegan
storyboard dan animatic.
3.3 Urutan suara (dialog) sesuai deskripsi storyboard
dan animatic dimasukan pada timeline editing.
3.4 Audio dan Visual disesuaikan sehingga memenuhi
kesesuaian alur cerita.
4. Membuat format media 4.1 Kualitas akhir dalam format digital diidentifikasikan.
digital
4.2 Pemilihan media digital sebagai output terakhir dalam
pengerjaan ditentukan sesuai pipeline kerja produksi.
10.KODE : J.591120.043.01
JUDUL UNIT : Melakukan Pengawasan Nilai Mutu Seni Visual (Art Directing)
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang dibutuhkan dalam melakukan pengawasan nilai mutu
seni visual (aer directing)
1. Melakukan Riset 1.1 Visi sutradara dalam bentuk estetika visual diidentifikasi.
terhadap estetika
1.2 Eksplorasi dilakukan untuk memilih kombinasi dalam
Visual
pengembangan gaya visual berupa warna, komposisi dan
cahaya.
1.3 Penggagasan cerita serta visual cerita diterjemahkan
dalam panduan visual.
2. Membuat arahan 2.1 Gaya Visual secara menyeluruh meliputi aspek bentuk,
panduan artistik dan warna, cahaya, komposisi dituangkan dalam panduan
gaya visual artistik.
2.2 Komponen warna disusun dalam skrip warna
(colour script).
2.3 Standard artistik dituangkan dalam format baku berupa
modul panduan.
2.4 Proses kreatif pada pengagas desain produksi diarahkan.
8. Biaya Sertifikasi
8.1. Biaya sertifikasi kompetensi ditetapkan secara wajar, dengan memperhatikan biaya langsung
antara lain honor asesor dan biaya TUK, biaya tidak langsung antara lain transportasi,
akomodasi, dan biaya lain yang diperlukan.
8.2. Sumber dana pembiayaan sertifikasi dapat berasal dari peserta uji, industri, Yayasan, APBD,
APBN, dan biaya lain yang tidak mengikat.
8.3. Nominal biaya sertifikasi terlampir.
9. Proses Sertifikasi
9.1 Proses Pendaftaran
9.1.1. LSP menginformasikan kepada pemohon persyaratan sertifikasi sesuai skema
sertifikasi, jenis bukti, aturan bukti, proses sertifikasi, hak pemohon dan kewajiban
pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat kompetensi.
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) yang dilengkapi
dengan bukti:
a. Pas foto warna ukuran 4x6 dan 3x4 masing-masing sebanyak 2 lembar.
b. Fotokopi KTP yang masih berlaku.
c. Fotokopi KTM Prodi D-IV Multimedia Politeknik Negeri Sambas.
d. Fotokopi KHS Semester I – VII.
e. Fotokopi sertifikat pelatihan berbasis kompetensi pada jabatan KKNI Kualifikasi
Motion Graphic Artist dari Politeknik Negeri Sambas, atau;
f. Fotokopi sertifikat pelatihan, magang, atau PKL yang berkaitan dengan Motion
Graphic Artist.
9.1.3. Pemohon Mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan dilengkapi dengan bukti
pendukung yang relevan (jika ada).
9.1.4. Peserta menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan
memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian.
9.1.5. LSP menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa peserta sertifikasi
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.
9.1.6. Pemohon yang memenuhi persyaratan dinyatakan sebagai peserta sertifikasi.
9.2.5. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen
pendukung yang disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri APL-02
untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan.
9.2.6. Peserta yang memenuhi persyaratan bukti dan menyatakan kompeten
direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut asesmen / uji kompetensi.
9.2. Banding
9.2.1. LSP memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan banding apabila
keputusan sertifikasi dirasa tidak sesuai dengan keinginannya.
9.2.2. Banding dilakukan maksimal 3 hari sejak keputusan sertifikasi ditetapkan
9.2.3. LSP menyediakan formulir yang digunakan untuk pengajuan banding.
9.2.4. LSP membentuk tim banding yang ditugaskan untuk menangani proses banding
yang beranggotakan personil yang tidak terlibat subjek yang dibanding yang
dijadikan materi banding.
9.2.5. LSP menjamin bahwa proses banding dilakukan secara objektif dan tidak
memihak.
9.2.6. Keputusan banding selambat – lambat nya 14 hari kerja terhitung sejak
permohonan banding diterima oleh LSP.
9.2.7. Keputusan banding bersifat mengikat kedua belah pihak.
KODE ETIK
PEMEGANG SERTIFIKAT LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
LSP POLITEKNIK NEGERI SAMBAS
MUKADIMAH
Bahwa sesuai dengan tujuan Lembaga Sertifikasi Profesi LSP Politeknik Negeri Sambas, seluruh
pemegang sertifikat LSP Politeknik Negeri Sambas adalah bagian dari masyarakat Indonesia yang
ikut serta meningkatkan peran serta dalam pembangunan sesuai dengan bidang tugasnya.
Bahwa dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, seluruh pemegang sertifikat LSP Politeknik
Negeri Sambas harus obyektif, jujur, kritis, dan penuh tanggung jawab, berdasarkan norma-norma
yang berlaku di dunia pendidikan dan dunia industri, dan menjunjung tinggi keadilan serta ketentuan
hukum yang berlaku.
Bahwa profesionalisme sesuai kompetensinya merupakan penunjang utama kemajuan industri, oleh
karena itu dalam rangka meningkatkan dan memelihara standar profesionalisme yang tinggi
dikalangan pemegang sertifikat LSP Politeknik Negeri Sambas, maka perlu ditetapkan Kode Etik bagi
para pemegang sertifikat LSP Politeknik Negeri Sambas.
BAB I
KEPRIBADIAN PEMEGANG SERTIFIKAT
Pasal 1
3. Mempunyai integritas yang tinggi, jujur, kritis dan transparan serta menjaga kerahasiaan
semua informasi yang menurut sifatnya harus dirahasiakan.
4. Mematuhi semua undang-undang dan peraturan yang terkait dengan kegiatan perusahaan/
organisasi.
BAB II
KEWAJIBAN PROFESIONAL PEMEGANG SERTIFIKAT LSP POLITEKNIK NEGERI SAMBAS
Pasal 2
Setiap pemegang sertifikat wajib menghindari pemanfaatan posisi/jabatannya, untuk mendapatkan
hak-hak istimewa, keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri.
Pasal 3
Setiap pemegang sertifikat wajib berusaha mengembangkan diri secara terus menerus dalam bidang
keilmuan sesuai dengan skema sertifikasinya.
BAB III
KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT TERHADAP LSP POLITEKNIK NEGERI SAMBAS
Pasal 4
Setiap pemegang sertifikat wajib mentaati ketentuan Anggaran Dasar LSP Politeknik Negeri Sambas
Pasal 5
Setiap pemegang sertifikat wajib menjaga dan memelihara standar perilaku sebagai seorang
profesional, dan menjadi pemegang sertifikat yang berdedikasi kepada LSP Politeknik Negeri
Sambas.
Pasal 6
Setiap pemegang sertifikat wajib menjaga dan memelihara nama baik LSP Politeknik Negeri Sambas.
Pasal 7
Setiap pemegang sertifikat wajib memberikan dukungan terhadap usaha-usaha LSP Politeknik Negeri
Sambas dalam mencapai tujuannya sebagaimana dinyatakan dalam Statuta atau peraturan
perguruan tinggi yang terkait.
Pasal 8
Setiap pemegang sertifikat wajib tunduk kepada ketentuan pelaksanaan Kode Etik LSP Politeknik
Negeri Sambas beserta sanksi-sanksi atas pelanggarannya, yang ditetapkan oleh Pelaksana LSP
Politeknik Negeri Sambas.
BAB IV
HUBUNGAN PEMEGANG SERTIFIKAT DENGAN PERUSAHAAN / ORGANISASI
Pasal 9
Setiap pemegang sertifikat harus memberikan dorongan kepada pimpinan perusahaan / organisasi
untuk berlaku adil kepada semua karyawan.
Pasal 10
Setiap pemegang sertifikat harus berusaha seoptimal mungkin agar perusahaan / organisasi menjadi
semakin produktif serta mendukung pimpinan agar dapat berkarya secara lebih efektif.
Pasal 11
Setiap pemegang sertifikat harus menanamkan kepercayaan di kalangan karyawan
perusahaan/organisasi terhadap perilaku dan itikad baik pimpinan perusahaan / organisasi.
Pasal 12
Setiap pemegang sertifikat harus mempertahankan dedikasi dan loyalitas secara profesional terhadap
pimpinan perusahaan /organisasi dalam mewujudkan tujuan perusahaan /organisasi.
BAB V
KEWAJIBAN PROFESIONAL PEMEGANG SERTIFIKAT DI MASYARAKAT
Pasal 13
SKEMA SERTIFIKASI KKNI KUALIFIKASI MOTION GRAPHIC ARTIST / /LSP-Poltesa/2020
Setiap pemegang sertifikat wajib saling menghormati dan menghargai diantara sesama pemegang
sertifikat, dan tidak menyalahgunakan profesinya untuk kepentingan ataupun keuntungan pribadi
maupun golongan.
Pasal 14
Setiap pemegang sertifikat wajib memberikan kontribusi terhadap usaha-usaha peningkatan
pemahaman masyarakat sesuai dengan kompetensinya masing-masing, LSP Politeknik Negeri
Sambas, dan Politeknik Negeri Sambas pada khususnya.
BAB VI
PELANGGARAN TERHADAP KODE ETIK
Pasal 15
Pemeriksaan dan penetapan pelanggaran terhadap Kode Etik ini dilakukan oleh Pelaksana LSP
Politeknik Negeri Sambas.
Pasal 16
Penetapan sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik ini dilakukan oleh Pelaksana LSP Politeknik
Negeri Sambas.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 17
Kode Etik ini berlaku bagi setiap pemegang sertifikat LSP Politeknik Negeri Sambas sejak
memperoleh sertifikat.