PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR
33/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR
DIREKTORAT BINA PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
SEKILAS
GAMBARAN UMUM IIRMS BINA MARGA
1 Km
FOTO DOKUMENTASI SURVEI, INPUTING DAN VALIDASI
SURVEI DAN PENILAIAN KONDISI JALAN
VALIDASI
SECARA MANUAL/VISUAL RCS : RCI
FORMULIR-FORMULIR
SDI : RCI : IRI : / PCI
FORMULIR-FORMULIR
PATOK KM
Permukaan Perkerasan Retak - retak Kerusakan Lain Bahu, Saluran Samping dan Lain-lain
PROSES
1 Baik / Rapat 1 Tidak ada
3 Berbahaya 3
DATA DIGITAL
DATA
OUTPUT
OTOMATIS
MISALNYA;
KALIBRASI NAASRA : MATA GARUDA : HAWKEYE : PROFILEMETER : ROUGHOMETER : DIPSTICK
MIND MAP SURVEI
Disamping itu survei kondisi jalan dimaksudkan pula untuk dapat memberikan masukan
data pada leger jalan dan bank data jalan, baik ditingkat pusat, ditingkat Propinsi, serta
ditingkat Kabupaten/Kotamadya.
RUANG LINGKUP
Menguraikan hal yang menyangkut pelaksanaan, pelaporan serta cara pengisian
formulir survei, khususnya diterapkan dalam pelaksanaan survei pada jalan Nasional,
dan jalan Propinsi, dan secara umum dapat pula digunakan untuk jalan
Kabupaten/Kotamadya, jalan Tol dan jalan Khusus, baik yang berupa jalan kerikil
maupun jalan tanah.
Untuk pelaksanaan survei kondisi jalan pada jalan aspal agar diusahakan bersamaan waktunya
dengan survai kekasaran permukaan jalan, sehingga hasil keduanya dapat saling melengkapi.
ADA 2 (DUA) MACAM FORMULIR YANG DIGUNAKAN PADA SURVEI KONDISI JALAN, YAITU :
1. Formulir survei kondisi jalan, untuk jalan ASPAL DAN UNTUK JALAN KERIKIL
2. Formulir penunjang yaitu formulir yang digunakan oleh petugas untuk mencatat hasil pengamatan
kondisi secara visual dari dalam kendaraan, baik pada jalan aspal maupun pada jalan kerikil/tanah
PANDUAN SURVAI KONDISI JALAN NOMOR SMD-03/RCS ADALAH PANDUAN SURVAI KONDISI PER KM JALAN, NAMUN UNTUK SURVAI
KONDISI JALAN PER 100 METER DAPAT TETAP MENGGUNAKAN FORMULIR DALAM BUKU PANDUAN TERSEBUT DENGAN MENGUBAH
SATUAN DALAM FORMULIR DARI KM KE 100/200 M. SELANJUTNYA UNTUK SEMENTARA SURVAI KONDISI PER 100/200 METER HARUS
MENGIKUTI KETENTUAN-KETENTUAN PELAKSANAAN SURVAI SEBAGAI BERIKUT :
1. Pemeriksaan kondisi jalan harus menggunakan Formulir Survei Kondisi Jalan Aspal dan Formulir Survai Kondisi Jalan Tanah/Kerikil
yang telah diubah satuannya ke 100 meter.
2. Untuk obyektivitas hasil penilaian, personil survey/surveyor harus berjumlah 3 (tiga) orang dengan rincian tugas sebagai berikut:
1. Pencatatan formulir survei kondisi jalan harus dilaksanakan per 100/200 meter dan selanjutnya hasil survai direkapitulasi per km.
3. Hasil survai kondisi dipergunakan untuk menghitung Surface Distress Index (SDI) per kilometer. SDI per km dihitung dengan
menjumlahkan hasil survai kondisi per 100/200 meter menggunakan formula perhitungan SDI, untuk perhitungan segmen per 100/200
meter maka parameter jumlah lubang (number of potholes) terlebih dahulu harus dikalikan 10 sebelum dimasukkan dalam Formula
Penilaian SDI Number of Potholes.
JENIS SURVEI KONDISI JALAN
BERDASARKAN FORMULIR RCS
A ASPAL
FORM SURVEI ASPAL
K KERIKIL
FORM SURVEI NON-ASPAL
Permukaan Perkerasan Kerikil/Batu Kerusakan Lain Bahu, Saluran Samping dan Lain-lain
Susunan Jenis Jumlah Lubang KR KONDISI BAHU KS
1 Baik / Rapat 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Kemiringan Melintang Ukuran Terbanyak Jumlah Lubang KR KONDISI BAHU KS
3 Saling berhubungan 3 10 - 50/km 3 Bekas Rd/Ersosi ringan 3 2 Kasar 2 < 1 Cm 2 <10/km 2 Baik / Rata 2
Kondisi /Keadaan (Bidang luas)
3 1 - 5 Cm 3 10 - 50/km 3 Bekas Rd/Ersosi ringan 3
4 Saling berhubungan 4 > 50/km 4 Bekas Rd/Ersosi ringan 4
% Penurunan
1 Baik/tidak ada (Bidang Sempit)
Kelainan
4 > 5 Cm 4 > 50/km 4 Bekas Rd/Ersosi ringan 4
2 Aspal berlebihan Lebar Ukuran Lubang KR PERMUKAAN BAHU KN 1 Tidak ada
5 Tidak Tentu
3 Lepas-lepas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 2 < 10 % luas Ukuran Lubang KR PERMUKAAN BAHU KN
4 Hancur 2 Halus < 1 mm 2 Kecil dangkal 2 Diatas permukaan jalan 2 3 10 - 30 % luas Tebal Lapisan 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1
3 Sedang 1 - 5 mm 3 Kecil dalam 3 Rata dengan permukaan 3 4 > 30 % luas 1 Tidak ada 2 Kecil dangkal 2 Diatas permukaan jalan 2
% Penurunan Jalan
4 Lebar > 5 mm 4 Besar dangkal 4 dibawah permukaan jalan 4 2 < 5 Cm 3 Kecil dalam 3 Rata dengan permukaan 3
1 Tidak ada
Erosi Permukaan Jalan
5 Besar dalam 5 > 10 cm dibawah 5 3 5 - 10 Cm 4 Besar dangkal 4 dibawah permukaan jalan 4
2 < 10 % luas % Luas permukaan jalan 1 Tidak ada
4 10 - 20 Cm 5 Besar dalam 5 > 10 cm dibawah 5
3 10 - 30 % luas 1 Tidak ada Bekas Roda KR Kondisi Saluran Samping KN 2 < 10 % luas permukaan jalan
4 > 30 % luas 2 < 10 % luas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 3 10 - 30 % luas 5 > 20 Cm Bekas Roda KR Kondisi Saluran Samping KN
3 10 - 30 % luas 2 lem dalam 2 Bersih 2 4 > 30 % luas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1
% Tambahan
4 > 30 % luas 3 1-3 cm dalam 3 Tertutup - tersumbat 3 Distribusi 2 lem dalam 2 Bersih 2
1 Tidak ada
4 3 cm dalam 4 Erosi 4 1 Tidak ada 3 1-3 cm dalam 3 Tertutup - tersumbat 3
2 < 10 % luas
2 Rata 4 3 cm dalam 4 Erosi 4
3 10 - 30 % luas KR Kerusakan Tepi KN KR Kerusakan Lereng KN
4 > 30 % luas 1. Tidak ada 1 1 Tidak ada 1
3 Tidak Rata KR Kerusakan Tepi KN KR Kerusakan Lereng KN
2. Ringan 2 2 Lonsor / Runtuh 2
4 Gundukan memanjang 1. Tidak ada 1 1 Tidak ada 1
3. Berat 3
2. Ringan 2 2 Lonsor / Runtuh 2
KR Trotoar KN
3. Berat 3
Ukuran lubang kecil (diameter < 0.5m); Besar (diameter > 0,5 m); Dangkal (Kedalaman < 5 cm ); Dalam (Kedalaman > 5 cm 1 Tidak ada 1
KR Trotoar KN
Status Ruas Jalan : N = Nasional; P = Propinsi; M= Kota Madya K= Kabupaten
2 Baik / Aman 2 1 Tidak ada 1
Ukuran lubang kecil (diameter < 0.5m); Besar (diameter > 0,5 m); Dangkal (Kedalaman < 5 cm ); Dalam (Kedalaman > 5 cm
3 Berbahaya 3 Status Ruas Jalan : N = Nasional; P = Propinsi; M= Kota Madya K= Kabupaten 2 Baik / Aman 2
.80 km
.80 km
.60 km
Sumbu
.60 km
Sumbu
.40 km
.40 km
LEGENDA : .0 km
I Perkerasan (Permukaan) II. Bahu IV. Longsor/Runtuh
1 Kasar 1. Bekas Roda /Erosi Ringan 1. Longsor / Runtuh LEGENDA :
2 Aspal Berlebihan 2. Bekas Roda/Erosi Berat I Perkerasan (Permukaan) II. Bahu IV. Longsor/Runtuh
3 Lepas-Lepas 3. Diatas Permukaan Jalan 1 Cekung 1. Bekas Roda /Erosi Ringan 1. Longsor / Runtuh
4 Hancur 4. Rata dengan Permukaan Jalan 2 Penurunan 2. Bekas Roda/Erosi Berat
5 Penurunan 5. Dibawah Permukaan Jalan 3 Erosi Permukaan 3. Diatas Permukaan Jalan
6 Tambalan 4 Gundukan Memanjang 4. Rata dengan Permukaan Jalan
7 Retak-Retak III. Saluran Samping V. Trotoar 5 Lubang 5. Dibawah Permukaan Jalan
8 Lubang 1. Tertutup 1. Berbahaya 6 Bekas Roda
9 Bekas Roda 2. Erosi 7 Bergelombang III. Saluran Samping V. Trotoar
10 Kerusakan Tepi 1. Tertutup 1. Berbahaya
2. Erosi
JENIS SURVEI KONDISI JALAN
FORMULIR UNTUK FOTO DOKUMENTASI
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Lampiran 7
Lembar : Dari :
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
( )
Nip
INFORMASI DATA PADA FORMULIR RCS
PERMUKAAN JALAN
PERKERASAN JALAN
Permukaan Perkerasan
Permukaan Perkerasan BAHU, SALURAN SAMPING DAN BAHU, SALURAN SAMPING DAN
- Kemiringan Melintang
- Susunan LAIN-LAIN LAIN-LAIN
- Kondisi/keadaan Kondisi Bahu • Kondisi Bahu - Penurunan
Permukaan Bahu • Permukaan Bahu - Erosi Permukaan
- Penurunan • Kondisi Saluran Samping
Kondisi Saluran Samping
- Tambalan • Kerusakan Lereng - Tambalan
Kerusakan Lereng
Retak-retak Trotoar Kerikil/Batu
- Jenis Retak - Ukuran Terbanyak
- Lebar Retak
FORMULIR ASPAL FORMULIR NON-ASPAL
- Tebal lapisan
- Luasan Retak - Distribusi
Kerusakan Lainnya
Kerusakan Lainnya
- Jumlah Lubang
- Jumlah Lubang
- Ukuran Lubang
- Bekas Roda - Ukuran Lubang
LUBANG
CONTOH KERUSAKAN JALAN
DI TINJAU PADA PERMUKAAN JALAN NON-ASPAL
ROAD CONDITION SURVEY (RCS) FORMULIR UNTUK JALAN ASPAL
DI TINJAU PADA PERMUKAAN JALAN ASPAL DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN I
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA FORMULIR : Formulir SK 1.2-1
FORMULIR SURVEI KONDISI JALAN ASPAL LEMBAR KE……./…….DARI…./….
• KERUSAKAN TEPI
3 10 - 30 % luas 1 Tidak ada Bekas Roda KR Kondisi Saluran Samping KN
4 > 30 % luas 2 < 10 % luas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1
3 10 - 30 % luas 2 lem dalam 2 Bersih 2
% Tambahan
• KONDISI BAHU 1 Tidak ada
4 > 30 % luas 3 1-3 cm dalam 3 Tertutup - tersumbat 3
SAMPING, DLL
• KERUSAKAN LERENG 3 10 - 30 % luas KR Kerusakan Tepi KN KR Kerusakan Lereng KN
3 Berbahaya 3
PENILAIAN UNTUK JALAN ASPAL (1)
% LUAS PENURUNAN = 10 % DARI LUAS SEGMENTASI JALAN
% LUAS PENURUNAN = 10% - 30% DARI LUAS SEGMENTASI
JALAN
% LUAS PENURUNAN = 30% ATAU LEBIH DARI LUAS
SEGMENTASI JALAN
4 3 cm dalam 4 Erosi 4
Permukaan Perkerasan Kerikil/Batu Kerusakan Lain Bahu, Saluran Samping dan Lain-lain
KERIKIL / BATU •TEBAL LAPIS 2 < 5 Cm 3 Kecil dalam 3 Rata dengan permukaan 3
Erosi Permukaan Jalan
•DISTRIBUSI 3 5 - 10 Cm 4 Besar dangkal 4 dibawah permukaan jalan 4
1 Tidak ada
4 10 - 20 Cm 5 Besar dalam 5 > 10 cm dibawah 5
2 < 10 % luas permukaan jalan
•TROTOAR Ukuran lubang kecil (diameter < 0.5m); Besar (diameter > 0,5 m); Dangkal (Kedalaman < 5 cm ); Dalam (Kedalaman > 5 cm
Status Ruas Jalan : N = Nasional; P = Propinsi; M= Kota Madya K= Kabupaten 2 Baik / Aman 2
3 Berbahaya 3
RUAS Cab Dinas Nama
Dari Km ke KM Kab / Kod Tanda Tangan
Permukaan Perkerasan Kerikil/Batu Kerusakan Lain Bahu, Saluran Samping dan Lain-lain
5 Tidak Tentu
Ukuran Lubang KR PERMUKAAN BAHU KN
4 3 cm dalam 4 Erosi 4
Tanda Tangan
da 1 Tidak ada 1
2 Baik / Rata 2
g KR PERMUKAAN BAHU KN
da 1 Tidak ada 1
ngkal 2 Diatas permukaan jalan 2
lam 4 Erosi 4
KN KR Kerusakan Lereng KN
1 1 Tidak ada 1
2 2 Lonsor / Runtuh 2
3
KR Trotoar KN
1 Tidak ada 1
2 Baik / Aman 2
3 Berbahaya 3
IGI
Tanda Tangan
1 Tidak ada 1
2 Baik / Rata 2
KR PERMUKAAN BAHU KN
1 Tidak ada 1
2 Diatas permukaan jalan 2
5 > 10 cm dibawah 5
permukaan jalan
KR Kondisi Saluran Samping KN
1 Tidak ada 1
2 Bersih 2
3 Tertutup - tersumbat 3
4 Erosi 4
KR Kerusakan Lereng KN
1 Tidak ada 1
2 Lonsor / Runtuh 2
KR Trotoar KN
1 Tidak ada 1
2 Baik / Aman 2
3 Berbahaya 3
METODE SURVEI
SURVEI PENGUMPULAN DATA JALAN SECARA VISUAL
RUANG LINGKUP
Survei kekasaran permukaan jalan secara visual hanya dilakukan pada jalan Aspal/Beton semen
dengan kondisi rusak berat (nilai kekasaran 400 hitungan/km), jalan tanah dan jalan kerikil.
PELAKSANAAN
Survei dilakukan oleh 3 orang Surveyor dan seorang pengemudi. dalam satu kendaraan yang masing-
masing melakukan pengamatan visual dan menentukan nilai RCI-nya. Penentuan besarnya nilai RCI
ditinjau berdasarkan jenis permukaan serta berdasarkan penilaian kondisi secara visual
Pengecekan dilakukan dengan alat yang disebut balok referensi bertepi lurus ‘Straight Edge Beam’ yaitu
blok lurus sepanjang 1.80 m dan dibuat dari bahan yang tidak mudah membengkok. Dengan setiap
interval jarak 0, 300, 600, 900, 1200, 1500 dan 1800.
RCI adalah Road Condition Index, indek kondisi kekasaran jalan.
Pada setiap ruas jalan yang telah disurvei secara visual dipilih segmen referensi yang kurang lebih
mewakili kekasaran permukaan perkerasan dari ruas yang bersangkutan. Panjang segmen referensi
tersebut = 1 km, yaitu jarak antara 2 patok km.
JENIS SURVEI KONDISI JALAN
BERDASARKAN FORMULIR RCI
A ASPAL
(A) – Perkerasan Lentur (Aspal)
B BETON
FORM
SURVEI (B) – Perkerasan Rigid (Beton)
SEMUA TIPE
K KERIKIL PERKERASAN
(C) – KERIKIL
T TANAH
(D) – TANAH
KETERANGAN : UNTUK SURVEI MENGGUNAKAN RCI BINA MARGA DILAKUKAN 3 SURVEYOR & FORMULIR SURVEI DENGAN MASING-MASING PENILAIAN
DATA SURVEI
SKEMA & PENGOLAHAN DATA JALAN
SKEMA PENGOLAHAN DATA KONDISI JALAN 1.A
METODE SURFACE DISTRESS INDEX (SDI) BINA MARGA
Formulir-formulir Formulir-formulir
ASPAL/BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN I
KERIKIL/TANAHDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN I
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA FORMULIR : Formulir SK 1.2-1 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA FORMULIR : Formulir SK 1.2-1
FORMULIR SURVEI KONDISI JALAN ASPAL LEMBAR KE……./…….DARI…./…. FORMULIR SURVEI KONDISI JALAN ASPAL LEMBAR KE……./…….DARI…./….
1 Baik / Rapat 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Susunan Jenis Jumlah Lubang KR KONDISI BAHU KS
3 Saling berhubungan 3 10 - 50/km 3 Bekas Rd/Ersosi ringan 3 2 Kasar 2 Tidak berhubungan 2 <10/km 2 Baik / Rata 2
Kondisi /Keadaan (Bidang luas)
4 Saling berhubungan 4 > 50/km 4 Bekas Rd/Ersosi ringan 4 3 Saling berhubungan 3 10 - 50/km 3 Bekas Rd/Ersosi ringan 3
1 Baik/tidak ada (Bidang Sempit) Kondisi /Keadaan (Bidang luas)
Kelainan
2 Aspal berlebihan Lebar Ukuran Lubang KR PERMUKAAN BAHU KN
4 Saling berhubungan 4 > 50/km 4 Bekas Rd/Ersosi ringan 4
1 Baik/tidak ada (Bidang Sempit)
3 Lepas-lepas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Kelainan
3 Sedang 1 - 5 mm 3 Kecil dalam 3 Rata dengan permukaan 3 3 Lepas-lepas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1
% Penurunan Jalan
4 Hancur 2 Halus < 1 mm 2 Kecil dangkal 2 Diatas permukaan jalan 2
4 Lebar > 5 mm 4 Besar dangkal 4 dibawah permukaan jalan 4
1 Tidak ada
5 Besar dalam 5 > 10 cm dibawah 5
3 Sedang 1 - 5 mm 3 Kecil dalam 3 Rata dengan permukaan 3
2 < 10 % luas % Luas permukaan jalan % Penurunan Jalan
4 Lebar > 5 mm 4 Besar dangkal 4 dibawah permukaan jalan 4
3 10 - 30 % luas 1 Tidak ada Bekas Roda KR Kondisi Saluran Samping KN
1 Tidak ada
4 > 30 % luas 2 < 10 % luas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 5 Besar dalam 5 > 10 cm dibawah 5
3 10 - 30 % luas 2 lem dalam 2 Bersih 2 2 < 10 % luas % Luas permukaan jalan
% Tambahan
4 > 30 % luas 3 1-3 cm dalam 3 Tertutup - tersumbat 3 3 10 - 30 % luas 1 Tidak ada Bekas Roda KR Kondisi Saluran Samping KN
1 Tidak ada
4 > 30 % luas 2 < 10 % luas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1
4 3 cm dalam 4 Erosi 4
2 < 10 % luas 3 10 - 30 % luas 2 lem dalam 2 Bersih 2
3 10 - 30 % luas KR Kerusakan Tepi KN KR Kerusakan Lereng KN % Tambahan
4 > 30 % luas 3 1-3 cm dalam 3 Tertutup - tersumbat 3
4 > 30 % luas 1. Tidak ada 1 1 Tidak ada 1
Secara manual/Visual
1 Tidak ada
2. Ringan 2 2 Lonsor / Runtuh 2 4 3 cm dalam 4 Erosi 4
3. Berat 3 2 < 10 % luas
KR Trotoar KN
3 10 - 30 % luas KR Kerusakan Tepi KN KR Kerusakan Lereng KN
Ukuran lubang kecil (diameter < 0.5m); Besar (diameter > 0,5 m); Dangkal (Kedalaman < 5 cm ); Dalam (Kedalaman > 5 cm 1 Tidak ada 1
Status Ruas Jalan : N = Nasional; P = Propinsi; M= Kota Madya K= Kabupaten
4 > 30 % luas 1. Tidak ada 1 1 Tidak ada 1
2 Baik / Aman 2 2. Ringan 2 2 Lonsor / Runtuh 2
3 Berbahaya 3 3. Berat 3
KR Trotoar KN
Ukuran lubang kecil (diameter < 0.5m); Besar (diameter > 0,5 m); Dangkal (Kedalaman < 5 cm ); Dalam (Kedalaman > 5 cm 1 Tidak ada 1
Status Ruas Jalan : N = Nasional; P = Propinsi; M= Kota Madya K= Kabupaten
2 Baik / Aman 2
3 Berbahaya 3
FORM RCS/SKJ BINA MARGA METODE SDI BINA MARGA FORM RCS/SKJ BINA MARGA METODE SDI BINA MARGA
SKEMA PENGOLAHAN DATA KONDISI JALAN 1.B
METODE SURFACE DISTRESS INDEX (SDI) & ROAD CONDITION INDEX (RCI) BINA MARGA
Formulir-formulir Formulir-formulir
ASPAL/BETON KERIKIL/TANAH
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
FORMULIR SURVEI KONDISI JALAN ASPAL
LAMPIRAN I
FORMULIR : Formulir
LEMBAR KE……./…….DARI…./….
SK 1.2-1
3 Saling berhubungan 3 Bekas Rd/Ersosi ringan 3 Susunan Jenis Jumlah Lubang KR KONDISI BAHU KS
INPUT DATA
3 10 - 50/km
Kondisi /Keadaan (Bidang luas)
1 Baik / Rapat 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1
4 Saling berhubungan 4 > 50/km 4 Bekas Rd/Ersosi ringan 4
1 Baik/tidak ada (Bidang Sempit)
Kelainan 2 Kasar 2 Tidak berhubungan 2 <10/km 2 Baik / Rata 2
2 Aspal berlebihan Lebar Ukuran Lubang KR PERMUKAAN BAHU KN
3 Saling berhubungan 3 10 - 50/km 3 Bekas Rd/Ersosi ringan 3
3 Lepas-lepas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Kondisi /Keadaan (Bidang luas)
4 Hancur 2 Halus < 1 mm 2 Kecil dangkal 2 Diatas permukaan jalan 2 4 Saling berhubungan 4 > 50/km 4 Bekas Rd/Ersosi ringan 4
1 Baik/tidak ada (Bidang Sempit)
3 Sedang 1 - 5 mm 3 Kecil dalam 3 Rata dengan permukaan 3 Kelainan
% Penurunan Jalan 2 Aspal berlebihan Lebar Ukuran Lubang KR PERMUKAAN BAHU KN
4 Lebar > 5 mm 4 Besar dangkal 4 dibawah permukaan jalan 4
1 Tidak ada 3 Lepas-lepas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1
5 Besar dalam 5 > 10 cm dibawah 5
2 < 10 % luas % Luas permukaan jalan 4 Hancur 2 Halus < 1 mm 2 Kecil dangkal 2 Diatas permukaan jalan 2
3 10 - 30 % luas 1 Tidak ada Bekas Roda KR Kondisi Saluran Samping KN 3 Sedang 1 - 5 mm 3 Kecil dalam 3 Rata dengan permukaan 3
4 > 30 % luas 2 < 10 % luas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 % Penurunan Jalan
3 10 - 30 % luas 2 lem dalam 2 Bersih 2 4 Lebar > 5 mm 4 Besar dangkal 4 dibawah permukaan jalan 4
% Tambahan 1 Tidak ada
4 > 30 % luas 3 1-3 cm dalam 3 Tertutup - tersumbat 3 5 Besar dalam 5 > 10 cm dibawah 5
1 Tidak ada 2 < 10 % luas % Luas permukaan jalan
4 3 cm dalam 4 Erosi 4
2 < 10 % luas 3 10 - 30 % luas 1 Tidak ada Bekas Roda KR Kondisi Saluran Samping KN
KOMPARASI
3 10 - 30 % luas KR Kerusakan Tepi KN KR Kerusakan Lereng KN 4 > 30 % luas 2 < 10 % luas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1
4 > 30 % luas 1. Tidak ada 1 1 Tidak ada 1
2 Bersih 2
Secara manual/Visual
3 10 - 30 % luas 2 lem dalam
2. Ringan 2 2 Lonsor / Runtuh 2 % Tambahan
3. Berat 3
4 > 30 % luas 3 1-3 cm dalam 3 Tertutup - tersumbat 3
KR Trotoar KN 1 Tidak ada
4 3 cm dalam 4 Erosi 4
Ukuran lubang kecil (diameter < 0.5m); Besar (diameter > 0,5 m); Dangkal (Kedalaman < 5 cm ); Dalam (Kedalaman > 5 cm 1 Tidak ada 1
2 < 10 % luas
Status Ruas Jalan : N = Nasional; P = Propinsi; M= Kota Madya K= Kabupaten
2 Baik / Aman 2 3 10 - 30 % luas KR Kerusakan Tepi KN KR Kerusakan Lereng KN
3 Berbahaya 3
FORM RCS/SKJ BINA MARGA METODE SDI BINA MARGA FORM RCS/SKJ BINA MARGA METODE SDI BINA MARGA
SKEMA PENGOLAHAN DATA KONDISI JALAN 2
METODE ROAD CONDITION INDEX (RCI) BINA MARGA
Formulir-formulir
ASPAL/BETON
RCI
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN I
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA FORMULIR : Formulir SK 1.2-1
FORMULIR SURVEI KONDISI JALAN ASPAL LEMBAR KE……./…….DARI…./….
Permukaan Perkerasan Retak - retak Kerusakan Lain Bahu, Saluran Samping dan Lain-lain
SDI
% Tambahan
4 > 30 % luas 3 1-3 cm dalam 3 Tertutup - tersumbat 3
1 Tidak ada
4 3 cm dalam 4 Erosi 4
2 < 10 % luas
3 Berbahaya 3
Formulir-formulir
KERIKIL/TANAH
RCI
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN I
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA FORMULIR : Formulir SK 1.2-1
FORMULIR SURVEI KONDISI JALAN ASPAL LEMBAR KE……./…….DARI…./….
Permukaan Perkerasan Retak - retak Kerusakan Lain Bahu, Saluran Samping dan Lain-lain
Secara manual/Visual
3 Sedang 1 - 5 mm 3 Kecil dalam 3 Rata dengan permukaan 3
% Penurunan Jalan
4 Lebar > 5 mm 4 Besar dangkal 4 dibawah permukaan jalan 4
1 Tidak ada
5 Besar dalam 5 > 10 cm dibawah 5
2 < 10 % luas % Luas permukaan jalan
3 10 - 30 % luas 1 Tidak ada Bekas Roda KR Kondisi Saluran Samping KN
4 > 30 % luas 2 < 10 % luas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1
3 10 - 30 % luas 2 lem dalam 2 Bersih 2
% Tambahan
4 > 30 % luas 3 1-3 cm dalam 3 Tertutup - tersumbat 3
1 Tidak ada
4 3 cm dalam 4 Erosi 4
2 < 10 % luas
3 Berbahaya 3
RCI
FORMULIR : Formulir SK 1.2-1
FORMULIR SURVEI KONDISI JALAN ASPAL LEMBAR KE……./…….DARI…./….
Permukaan Perkerasan Retak - retak Kerusakan Lain Bahu, Saluran Samping dan Lain-lain
INPUT DATA FORM RCI BINA MARGA METODE RCI BINA MARGA
1 Baik / Rapat 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1
KOMPARASI
4 > 30 % luas 2 < 10 % luas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1
3 10 - 30 % luas 2 lem dalam 2 Bersih 2
% Tambahan
4 > 30 % luas 3 1-3 cm dalam 3 Tertutup - tersumbat 3
1 Tidak ada
4 3 cm dalam 4 Erosi 4
2 < 10 % luas
KR Kerusakan Lereng KN
3 Berbahaya 3
FORM RCS/SKJ BINA MARGA METODE SDI BINA MARGA UNTUK SEMUA JENIS TIPE PERKERASAN
ANALISIS METODE SDI BINA MARGA
Tahap I: perhitungan nilai SDI1 dilakukan berdasarkan persentase luas total retak (total area of cracks) dengan data sebagai berikut:
INPUT Lebar lajur segmen jalan (l) 4,00 m
INPUT Panjang segmen jalan (p) 200 m
Luas segmen jalan (L) L = p x l = 200 x 4,00 = 800 m2
ANALISIS Total luas retak yang ada (c) 120,96 m2
Persentase luas retak (C) (c/L)x100% = (50,96/400)x100%= 12,024%
Dari perhitungan persentase luas retak, dapat ditentukan nilai SDI1 berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh metode Bina Marga yaitu:
Persentase total luas retak (= 12,024%) > 10% SDI1 = 20;
Tahap II: perhitungan nilai SDI2 yaitu perhitungan akumulasi dari SDI1 berdasarkan lebar rata-rata dari retak (average cracks width) dengan data sebagai berikut:
Lebar rata-rata retak dihitung dari seluruh data retak yang terjadi pada Sta 0+200. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh metode Bina Marga nilai SDI2 yang diperoleh
yaitu:
Tahap III: perhitungan nilai SDI3 yaitu perhitungan yang juga merupakan akumulasi dari nilai SDI2 yang nilainya ditentukan berdasarkan jumlah lubang yang ada dikalikan
dengan 10 (sepuluh) dengan data-data perhitungan sebagai berikut:
SDI2 = 40
Tahap IV: nilai SDI akhir, juga merupakan perhitungan akumulatif dari SDI3 yang nilainya ditentukan berdasarkan penurunan akibat bekas roda (average depth of wheel rutting)
SDI3 = 65
Rutting (r) = 2,00 cm
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, nilai SDI yang diperoleh adalah:
Nilai rutting (= 2,00 cm) < 3cm SDI = SDI3 + 5*2 = (55 + 10) = 65.
FORMULIR SKJ/RCS UNTUK JALAN KERIKIL/TANAH
3 Berbahaya 3
KHUSUS UNTUK JALAN DENGAN TIPE PERKERASAN BETON (RIGID PAVEMENT), MAKA UNTUK SEMENTARA DAPAT
S RR DIKELOMPOKKAN KEDALAM TIPE PERKERASAN ASPAL.
RR RB PERKIRAAN PENILAIAN KONDISI DIATAS DISARANKAN DIGUNAKAN DALAM KONDISI SEBAGAI BERIKUT
1. Bila menggunakan alat pengukur ketidakrataan permukaan jalan (NAASRA/ROMDAS/ROUGHOMETER) hasilnya
sudah tidak feasible jika nilai count/BI > 400.
2. Kalau situasi lapangan tidak memungkinkan menggunakan kendaraan survey, maka disarankan menggunakan
metode ini.
Jika tidak mempunyai kendaraan dan alat survey, maka disarankan menggunakan metoda visual ini.
LATIHAN SINGKAT SURVEI
SURVEI
LATIHAN
TUJUAN :
Memberikan pengenalan singkat terkait tata cara pelaksanaan survei Kondisi dilapangan yang
dilakukan secara Visual
DESKRIPSI SINGKAT :
Memberikan pengenalan dan pengalaman langsung terkait tata cara pelaksanaan survei
Kondisi dilapangan yang dilakukan secara Visual dengan kriteria seperti :
1. Lokasi tidak berjauhan dengan Kelas Pelatihan
2. Kondisi Jalan sesuai di lapangan dengan Panjang 1000 m Dilakukan PER 200m
3. Kondisi Lalu lintas tidak padat/ramai
4. Pada Kondisi Jalan dilengkapi dengan bahu jalan atau bangunan pelengkap lainnya
DESKRIPSI PENGOLAHAN DATA :
Memberikan pemahaman terkait tata cara pengolahan data hasil survei dilapangan
dengan Metode SDI (CONTOH TERLAMPIR SLIDE BERIKUTNYA) DAN RCI BINA MARGA
CONTOH (1)
2. AVERAGE CRACK 3. TOTAL NUMBER
1. TOTAL AREA OF WIDTS OF POTHOLES IRI (m/km) SDI
CRACKS (LUAS) ( LEBAR ) ( JUMLAH )
< 50 50 – 100 100 – 150 > 150