Anda di halaman 1dari 103

1261/KP/I/2019-2020

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA BERDASARKAN OHSAS 18001:2007 DI PT
WIRAKARYA SAKTI

Sebagai laporan pelaksanaan Kerja Praktik Untuk Tugas Mata Kuliah


Kerja Praktik (TL-4098)

Dibuat oleh:

SIDQY YUSUF SUYUTI PURBOYO

(15316033)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK (TL – 4098)

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktik Mahasiswa Program Studi
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi
Bandung yang berjudul :

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA BERDASARKAN OHSAS 18001:2007 DI PT
WIRAKARYA SAKTI
Disusun Oleh :
Nama : Sidqy Yusuf Suyuti Purboyo
NIM : 15316084

Telah diperiksa dan disetujui pada Desember 2019 oleh :

Bandung, Desember 2019


Pembimbing Kerja Praktik Koordinator Kerja
Praktik

Dr.Ir. Katharina Oginawati, MS. Dr. Qomarudin Helmy S.Si.,MT


NIP.196203101995012001 NIP. 197711152008121002
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini
dan juga menyelesaikan masa Kerja Praktik di PT. Wirakarya Sakti. Penulis juga
turut mengucapkan Terima Kasih kepada pihak perusahaan atas kesempatan yang
diberikan untuk belajar dan mencoba mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
selama masa perkuliahan agar dapat mengembangkan diri seorang sarjana teknik
yang profesional kedepannya.

Laporan yang berjudul Penrapan Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS 18001:2007 DI PT Wirakarya Sakti
ini semoga dapat menjadi sarana pembelajaran yang baik bagi penulis dan juga
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan terkait.

Pada kesempatan ini pula penulis hendak menyampaikan ucapan terima


kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
rangkaian kegiatan Kerja Praktik dan juga menyelesaikan Laporan Kerja Praktik
ini, khususnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa mencurahkan berkat dan


rahmatnya kepada penulis dalam seluruh proses ini sehingga penulis tetap
kuat dan semangat dalam segala kegiatannya.
2. Keluarga tercinta di rumah, Bapak, Ibu dan Kakak yang selalu mendoakan
dan mendukung penulis selama Kerja Praktik ini.
3. Bapak Dr. Qomaruddin Helmy, S.T., M.T. selaku Koordinator Kerja
Praktik.
4. Ibu Dr.Ir. Katharina Oginawati, MS. selaku Dosen pembimbing yang
senantiasa membimbing penulis, memberikan arahan dan juga masukan
selama Kerja Praktik.
5. Bapak Nukman Effendi selaku Kepala Departemen SHE yang telah
mendukung, mengizinkan, dan juga memfasilitasi segala keperluan penulis
selama melakukan Kerja Praktik di PT. Wirakarya Sakti
6. Bapak Jerry Sasmita selaku Safety&Health Section Head dan pemimbing
lapangan yang telah mendukung, mengizinkan, dan juga memfasilitasi
segala keperluan penulis selama melakukan Kerja Praktik di PT.
Wirakarya Sakti.
7. Pak Fajri dan Ibu Wenny selaku anggota Safety&Health Section yang
senantiasa mendukung serta selalu sabar dalam membimbing, memberikan
arah, dan juga masukan selama masa Kerja Praktik ini.
8. Pak Sugi, Ibu Ade, Pak Yuli dan Ibu Vera selaku bagian dari Forest
Certification yang senantiasa sabar dan setia membimbing kami terkait
dengan sertifikasi yang dilakukan PT Wirakarya Sakti.
9. Pak Prayogo, Pak Gianto, Pak Eki, Pak Tri Handoko dan Ibu Nongsis
selaku bagian dari Environment Complience yang senantiasa sabar dan
setia membimbing kami terkait dengan Environment Complience yang
dilakukan PT Wirakarya Sakti.
10. Ibu Chanty dan Pak Harun selaku HRD yang telah menyambut kami baik
ketika di Kota Jambi maupun di Tebingtinggi.
11. Pak Eko, Pak Yuli, Pak Siswantoro yang telah menyambut kami ketika
pertama kali berada di Kantor Tebingtinggi.
12. Seluruh Staff dan Karyawan SHE Departemen PT. Wirakarya Sakti yang
telah bersedia membantu penulis sehingga pelaksanaan Kerja Praktik ini
dapat berjalan baik dan lancar.
13. Pak Silo selaku supir di PT Wirakarya Sakti yang telah mengantarkan
kami menuju mess di hari pertama kerja praktik.
14. Pak Erick selaku tetangga mess yang telah memberikan bantuan dan
dukungan selama penulis berada di mess.
15. Pak Saud, Pak Junei, Pak Agung, Pak Rendy, Pak Chandra, Pak Doni, Pak
Sugi dll yang telah mengantarkan penulis berangkat maupun pulang kerja.
16. M Syams Apriandas dan Amar selaku sahabat seangkatan Kerja Praktik di
PT. Wirakarya Sakti yang selama kurang lebih 1 bulan ini senantiasa
saling mendukung, mendoakan, berbagi cerita, dan juga memberi saran
selama Kerja Praktik ini.
17. Indah Mandelin Pohan selaku teman seangkatan di Teknik Lingkungan
yang telah membantu penulis untuk mendapatkan nomor laporan kerja
praktik sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu per-satu yang telah
membantu dan mendukung penulis dalam pelaksanaan masa Kerja Praktik
dan penyusunan Laporan Kerja Praktik ini sehingga penulis dapat
menyelesaikannya dengan baik. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberkati saudara dan saudari dimanapun dan kapanpun saudara/saudari
berada.
Akhir kata, penulis juga menyadari bahwa Laporan Kerja Praktik ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat penulis
harapkan agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga bagi para pembacanya.

Bandung, Desember 2019

Sidqy Yusuf Suyuti Purboyo


ABSTRAK

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA BERDASARKAN OHSAS 18001:2007 DI PT
WIRAKARYA SAKTI

Oleh :
Sidqy Yusuf Suyuti Purboyo
15316084
(Program Studi Sarjana Teknik Lingkungan)
PT Wirakarya Sakti adalah salah satu anak perusahaan Sinarmas Forestry yang
dipercayai menjadi pengelola hutan tanam industri di Provinsi Jambi. Sistem
Manajemen K3 dalam perusahaan ini berada dibawah Departemen SHE. Tujuan
dari penerapan SMK3 tersebut yaitu untuk menurunkan angka kecelakaan kerja,
mengurangi penyakit akibat kerja dan memaksimalkan produktivitas perusahaan.
OHSAS 18001:2007 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bertujuan untuk mengelola aspek
`OHSAS 18001 telah dikembangkan sebagai jawaban atas tuntutan industri
terhadap standar sistem manajemen kesehatan dan keselamatan yang dikenal luas
yang dapat dinilai dan disertifikasi. Yang menjadi kerangka kerja dalam SMK3
PT Wirakarya Sakti adalah kebijakan K3. Dibutuhkan komitmen yang tinggi
terhadap kebijakan K3 dalam menjalankan SMK3 baik bagi staf hingga jajaran
top manager. Yang menjadi lingkup SMK3 PT Wirakarya Sakti ialah mulai dari
penyusunan kebijakan, identifikasi bahaya, prosedur penerapan di lapangan,
hingga evaluasi yang berbentuk audit dan tinjauan manajemen. Semua dilakukan
demi mencapai lingkungan kerja yang aman dari penyakit dan kecelakaan kerja.

Kata kunci : PT Wirakarya Sakti, SMK3, Kebijakan K3, OHSAS : 18001


ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY


MANAGEMENT SYSTEM ACCORDING OHSAS 18001:2007 IN PT
WIRAKARYA SAKTI

By :
Sidqy Yusuf Suyuti Purboyo
15316084
(Environmental Engineering Program)
PT Wirakarya Sakti is a subsidiary of Sinarmas Forestry Group which is believed
to be the operator of Industrial Forest Plantation in Jambi Province. The OHS
Management System in this project is arranged in the SHE Departement. The
purpose of the implementation of the SMK3 is to reduce the number of
occupational accidents, reduce occupational diseases and maximize the
productivity of the company. OHSAS 18001: 2007 is an international standard for
Occupational Health and Safety Management Systems that aims to manage health
and safety (OHS) aspects of every workplace process. OHSAS 18001 has been
developed in response to industry demands on recognized and certified standards
of health and safety management systems. The framework of OHS management
system of PT. Wirakarya Sakti is the policy of OHS itself. High commitment
needed to start the better OHS every day, not only for staffs, but also for board of
directors. Scope of the OHS management system in PT. Wirakarya Sakti are
arrange the policies, identify the hazards and risks of all company activities, field
application procedure of the activities, and evaluation such as audit or
management review. They done all of them is only for a safer work environment
and less risk of occupational health and safety.
Key word: PT Wirakarya Sakti, OHS Management System, OHS Policy, OHSAS :
18001
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

ABSTRAK...............................................................................................................v

DAFTAR ISI..........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL...................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
I.1. Latar Belakang..........................................................................................1
I.2. Tujuan........................................................................................................2
I.3. Ruang Lingkup..........................................................................................2
I.4. Waktu dan Pelaksanaan.............................................................................2
I.5. Metodologi................................................................................................3
I.6. Sistematika Penulisan Laporan.................................................................4

BAB II GAMBARAN UMUM PT WIRAKARYA SAKTI...................................6


II.1. Sejarah Singkat PT Wirakarya Sakti.........................................................6
II.2. Lokasi dan Denah Operasi........................................................................9
II.3. Visi dan Misi Perusahaan........................................................................10
II.4. Kegiatan Operasional Perusahaan...........................................................11
II.5. Tata Nilai Perusahaan..............................................................................13
II.6. Struktur Organisasi PT Wirakarya Sakti.................................................14

BAB III TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................17


III.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja..........................................................17
III.2. Biaya Kecelakaan....................................................................................18
III.3. Sistem Manajamen K3 pada PP 50 Tahun 2012.....................................19
III.4. Sistem Manajemen K3 dan OHSAS 18001:2007...................................20
III.5. Persyaratan Umum..................................................................................21
III.6. Kebijakan K3...........................................................................................21
III.7. Perencanaan.............................................................................................21
III.7.1.Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Penetapan Pengendalian. .22

III.7.2. Peraturan Perundangan dan lainnya.............................................22

III.7.3. Tujuan dan Program.....................................................................22

III.8. Penerapan dan Operasi............................................................................22


III.8.1. Sumber daya. Peran, Tanggung jawab, Akuntabilitas dan
Wewenang......................................................................................................22

III.8.2. Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian........................................23

III.8.3. Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi.......................................23

III.8.4. Dokumentasi.................................................................................24

III.8.5. Pengendalian Dokumen................................................................24

III.8.6. Pengendalian Operasional............................................................25

III.8.7. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat............................................25

III.9. Pemeriksaan.............................................................................................26
III.9.1. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja...........................................26

III.9.2. Evaluasi Kesesuian.......................................................................26

III.9.3. Penyidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan


Pencegahan.....................................................................................................27

III.9.4. Pengendalian Catatan...................................................................28

III.9.5. Audit Internal...............................................................................28

III.10. Tinjauan Manajemen...............................................................................29

BAB IV KONDISI EKSISTING PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3


OHSAS 18001:2007 PT WIRAKARYA SAKTI..................................................30
IV.1. Sistem Manajemen K3 PT Wirakarya Sakti............................................30
IV.2. Persyaratan Umum..................................................................................32
IV.3. Kebijakan K3...........................................................................................32
IV.4. Perencanaan.............................................................................................34
IV.4.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Penetapan
Pengendalian..................................................................................................34

IV.4.2. Peraturan Perundangan dan lainnya.............................................37

IV.4.3. Tujuan Program............................................................................38

IV.5. Penerapan dan Operasi............................................................................39


IV.5.1. Sumber daya, Peran, Tanggung jawab, Akuntabilitas dan
Wewenang......................................................................................................39
IV.5.2. Kompetensi, Pelatihan, dan Kepedulian.......................................42

IV.5.3. Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultasi......................................43

IV.5.4. Dokumentasi.................................................................................46

IV.5.5. Pengendalian Dokumen................................................................47

IV.5.6. Pengendalian Operasional............................................................47

IV.5.7. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat............................................49

IV.6. Pemeriksaan.............................................................................................53
IV.6.1. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja...........................................53

IV.6.2. Evaluasi Keseuaian.......................................................................54

IV.6.3. Penyidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan


Pencegahan.....................................................................................................54

IV.6.4. Pengendalian Catatan...................................................................56

IV.6.5. Audit Internal...............................................................................57

IV.7. Tinjauan Manajemen...............................................................................57

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN...........................................................59


V.1. Sistem Manajemen K3 PT Wirakarya Sakti............................................59
V.2. Persyaratan Umum..................................................................................59
V.3. Kebijakan K3...........................................................................................59
V.4. Perencanaan.............................................................................................62
V.4.1.Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Penetapan Pengendalian. .62

V.4.2. Peraturan Perundangan dan lainnya.................................................64

V.4.3. Tujuan Program................................................................................64

V.5. Penerapan dan Operasi............................................................................65


V.5.1.Sumber daya, Peran, Tanggung jawab, Akuntabilitas dan Wewenang65

V.5.2. Kompetensi, Pelatihan, dan Kepedulian..........................................65

V.5.3. Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultasi..........................................66

V.5.4. Dokumentasi....................................................................................67

V.5.5. Pengendalian Dokumen...................................................................67


V.5.6. Pengendalian Operasional................................................................67

V.5.7. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat................................................68

V.6. Pemeriksaan.............................................................................................69
V.6.1. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja..............................................69

V.6.2. Evaluasi Kesesuaian.........................................................................70

V.6.3. Penyidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan


Pencegahan.....................................................................................................70

V.6.4. Pengendalian Catatan.......................................................................71

V.6.5. Audit Internal...................................................................................72

V.7. Tinjauan Manajemen...............................................................................72

BAB VI PENUTUP...............................................................................................74
VI.1. Kesimpulan..............................................................................................74
VI.2. Saran........................................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................76
DAFTAR TABEL

Tabel II-1 Letak Kawasan PT Wirakarya Sakti per Distrik....................................8


Tabel II-2 Rekapitulasi Produksi Bibit.................................................................12
Tabel II-3 Rencana dan Realisasi RKT................................................................12
Tabel II-4 Rencana dan Realisai Pemanenan........................................................13
Tabel IV-1 tingkat keparahan................................................................................35
Tabel IV-2 Tingkat Kemungkinan........................................................................36
Tabel IV-3 Tingkat Risiko....................................................................................37
Tabel IV-5 Tanggung jawab K3...........................................................................40
DAFTAR GAMBAR

Gambar II-1 Peta Lokasi geografis PT Wirakarya Sakti Jambi..........................10


Gambar II-2 Struktur Organisasi PT Wirakarya Sakti........................................16
Gambar III-1 Hubungan SMK3 dan OHSAS.....................................................20
Gambar IV-1 6S..................................................................................................31
Gambar IV-2 Kebijakan K3................................................................................33
Gambar IV-3 Hirarki...........................................................................................47
Gambar IV-4 Tekanan Apar................................................................................51
Gambar IV-5 P3K tidak lengkap.........................................................................52
Gambar V-1 Rambu APD...................................................................................63
BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

PT Wirakarya Sakti adalah perusahaan Hutan Tanam Industri (HTI) dan salah
satu perusahaan bergerak untuk bahan baku industri pulp dan kertas yang
berlokasi di Provinsi Jambi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1990,
HTI sendiri adalah hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan
prinsip pemanfaatan yang optimal, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan
dan sumber daya alam. Tujuan pembangunan HTI sendiri yakni untuk menunjang
pengembangan industri hasil hutan dalam negeri baik dari nilai tambah devisa,
peningkatan produtivitas lahan, lingkungan, memperluas lapangan kerja dan
lapangan usaha. PT Wirakarya Sakti (WKS) merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang HTI pulp and paper. Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK
57/Menlhk/Setjen/PHL.0/1/2018 pada tahun 2018 dengan luas areal 290.378 ha.
Kegiatan operasional di Hutan Tanam Industri hasil kayu dari pembibitan
(nursey), penanaman (plantation) dan pemanenan (harvesting). Pada setiap
kegiatan PT Wirakarya Sakti terdapat bahaya yang dapat mengancam kesehatan
dan keselamatan kerja, seperti menggunakan pestisida, pupuk dan alat berat.

Setiap proses produksi selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya


risiko yang terjadi tergantung dari jenis kegiatan serta upaya pengendalian risiko
yang dilakukan. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang terjadi
dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan pada
perusahaan. Secara garis besar kejadian kecelakaan kerja disebabkan oleh dua
faktor yaitu tindakan manusia yang tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe
act) dan keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe condition) (Suma’mur,
1984).

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan,
karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan,
tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung
(Kusuma,2001). Sasaran utama dari K3 ditujukan terhadap pekerja, dengan
melakukan segala daya upaya berupa pencegahan, pemeliharaan dan peningkatkan
kesehatan tenaga kerja, agar terhindar dari risiko buruk di dalam melakukan
pekerjaan. Menurut Adia (2010), jaminan keselamatan dan kesehatan dapat
membuat para tenaga kerja merasa nyaman dan aman dalam melakukan suatu
pekerjaan, sehingga dapat memperkecil atau bahkan mewujudkan kondisi nihil
kecelakaan dan penyakit kerja.

Berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 1996, (PP No.50 tahun 2012) agar suatu
Sistem Manajemen K3 dapat diterapkan dengan baik pada suatu perusahaan, maka
pihak perusahaan harus membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3). P2K3 adalah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan
wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama
saling perhatian dan partisipatif dalam penerapan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja pada suatu perusahaan.

I.2. Tujuan

Tujuan dari dilaksanakannya kerja praktik di PT Wirakarya Sakti adalah sebagai


berikut:

1. Menentukan kondisi eksisting Sistem Manajemen K3 PT Wirakarya Sakti

2. Mengevaluasi kebijakan K3 yang telah ditetapkan oleh PT Wirakarya


Sakti berdasarkan Standar OHSAS 18001:2007

3. Menentukan rekomendasi terhadap Sistem Manajemen K3 di PT


Wirakarya Sakti

I.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari kerja praktik ini dibatasi pada observasi dan evaluasi secara
umum mengenai penerapan Sistem Manajemen Keslamatan dan Kesehatan Kerja
di PT Wirakarya Sakti yang mencakup klausul-klausul OHSAS 18001:2007.

I.4. Waktu dan Pelaksanaan

Laporan ini dibuat berdasarkan kerja praktik yang telah dilaksanakan penulis pada
:

Nama Perusahaan : PT Wirakarya Sakti


Alamat Kantor : Kantor Operasional Tebing Tinggi :

Desa Tebing Tinggi, Kec. Tebing Tinggi, Kab.


Tanjung Jabung Barat, Jambi

Nomor Kontak : (0741) 572365

Waktu Pelaksanaan : 17 Juni – 17 Juli 2019

Pembimbing Lapangan : Jerry Sasmita

I.5. Metodologi

Metodologi yang dilakukan dalam penyusunan laporan kerja praktik adalah :

1. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan berupa pemahaman teori yang mendasari materi kerja


praktik serta mengenali dan menyesuaikan diri dengan kondisi umum
perusahaan sebelum melaksanakan kerja praktik.

2. Observasi

Observasi merupakan inti dari kegiatan kerja praktik di mana pada tahap ini
pelaksana kerja praktik akan melihat langsung penerapan sistem manajemen
yang ditinjau. Dibutuhkan adanya pengumpulan data-data yang menunjangkan
dalam kegiatan kerja praktik.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendukung data hasil observasi serta


menjernihkan ketidakjelasan data yang didapatkan. Wawancara dilakukan
terhadap anggota perusahaan di bidang yang terkait dengan topik kerja
praktik.
4. Studi literatur

Studi literatur dilakukan agar pelaksana dapat mengolah data dan


membandingkannya dengan data standar. Teori pendukung hasil studi literatur
juga dapat dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi dan analisis.

5. Evaluasi

Data dari hasil observasi, wawancara, dan studi literatur dapat dilakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan sistem manajemen lingkungan di PT Wirakarya
Sakti.

6. Analisis dan Diskusi

Hasil evaluasi dapat digunakan untuk menyusun analisis agar dapat dihasilkan
saran atau pengajuan usul yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja sistem
manajemen lingkungan. Proses pembuatan analisis dibantu dengan diskusi
antara pelaksana kerja praktik dan pembimbing, dengan pembimbing lapangan
maupun dosen pembimbing.

7. Penyusunan Laporan

Laporan dibuat sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas apa yang
telah diperoleh selama kerja praktik ini.

I.6. Sistematika Penulisan Laporan

Laporan kerja praktik ini disusun dan disajikan dengan menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut :

I Pendahuluan

Dalam bab ini memaparkan terkait latar belakang, tujuan, ruang lingkup, waktu
dan tempat pelaksanaan kerja praktik, serta sistematika penulisan laporan dari
kerja praktik yang dilaksanakan.

II Gambaran Umum PT Wirakarya Sakti

Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum PT. Wirakarya Sakti mulai
dari identitas, sejarah singkat, visi misi, kegiatan operasional perusahaan, dan tata
nilai perusahaan..
III Tinjauan Pustaka

Pada bab ini akan menjelaskan teori hasil studi literatur tentang Sistem
Manajemen K3 berdasarkan OHSAS 18001:2007. Studi literatur dilakukan untuk
mendapatkan teori yang dapat dijadikan acuan untuk perbandingan hasil observasi
di lapangan sebagai landasan untuk evaluasi dan analisis.

IV Kondisi Eksisting

Pada bab ini akan di jelaskan Kebijakan K3, perencanaan, penerapan dan operasi,
pemeriksaan dan tinjauan manajemen PT Wirakarya Sakti..

V Analisa dan Pembahasan

Dalam bab ini akan diuraikan hasil evaluasi dari implementasi sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja di PT Wirakarya Sakti berdasarkan standar
OHSAS 18001:2007.

VI Penutup

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran sesuai dengan pembahasan yang telah
dilakukan sebelumnya, sehingga diharapkan dapat memberikan masukan yang
berguna bagi perusahaan.
BAB II GAMBARAN UMUM PT WIRAKARYA SAKTI

II.1. Sejarah Singkat PT Wirakarya Sakti

PT Wirakarya Sakti didirikan atas dasar usul bapak Eka Tjipta Widjaja yang
merupakan Founder Sinar Mas Group (SMG). Pengelolaan PT WKS merupakan
bagian divisi Forestry di SMG pengelolaan HTI Indonesia.Untuk pertamanya PT
WKS berdiri pada tanggal 11 Oktober 1975 berdasarkan surat akte Notaris Hasan
Qolbi, kemudian oleh Gubernur Jambi dengan surat No.522.11/6249/Bappeda
tanggal 25 Juli 1991 mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk
memperoleh izin hak pengelolaan hutan tanaman industry (HPHTI) di Jambi pada
tanggal 10 Januari 1989.

Pada tahun percobaan izin penanaman pertama (IPP-1) PT WKS dipinjamkan


lahan dengan seluas 1.000 ha, berdasarkan surat kepala kantor wilayah kehutanan
(KAKANWILHUT) No.165/HTI/Wilhut/Iva/1989 untuk Provinsi Jambi. Pada
tahun 1996 PT WKS memperoleh surat keputusan (SK) definitif pertama SK
menteri kehutanan (MENHUT) No. 744/Kpts-II/1996 tanggal 25 November 1996
untuk areal seluas 78,240 ha, tahun 2001 Areal HPHTI PT WKS bertambah
menjadi seluas 191,130 ha, sesuai SK MENHUT No. 64/Kpts-II/2001 (Add.I).
Tanggal 9 Juli 2004 memperoleh SK definitif addendum ke-II SK MENHUT No.
228/Menhut-II/2004 (add. II), dengan luas areal menjadi 233,251 ha. Terakhir
surat keputusan definitif addendum ke-III yaitu SK Menteri Kehutanan No.
346/Menhut-II/2004 tanggal 10 September 2004, PT WKS luas arealnya menjadi
293,812 ha. Pada Tahun 2018 dengan Surat Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan No. SK 57/Menlhk/Setjen/PHL.0/1/2018 pada tahun 2018
dengan luas areal 290.378 ha.

PT Wirakarya Sakti merupakan salah satu anggota perusahaan kelompok Sinar


Mas Forestry yang bergerak di bidang kehutanan untuk HTI dengan sistem
monokultur dengan jenis tanaman pokoknya Acacia crassicarpa dan Eucaliptus
pelita untuk pemenuhan bahan baku kertas. Tujuan utama berdirinya PT WKS
yakni menjadi perusahaan HTI kelas dunia, yang mempraktekkan sistem
pengelolaan hutan tanaman lestari (PHTL) dan pengelolaan hutan produksi lestari
(PHPL) dalam kegiatan operasionalnya.pelaksanaan PHTL dan PHPL bertujuan
untuk memenuhi target produksi yang berbasis ekologis dan dipadukan dengan
pengembangan hubungan sosial didalam ataupun di luar areal perusahaan,
sehingga layak dari sisi ekonomi dan lingkungan dalam mempertahankan fungsi
khusus dari suatu kawasan hutan.

Tujuan berdiri PT WKS adanya peningkatan kebutuhan akan bahan kertas. Kertas
bisa dihasilkan dari berbagai jenis bahan baku, namun kualitas dan kuantitas akan
kertas yang baik dihasilkan dari serat pohon. Serat pohon yang panjang dan kuat
(tidak cepat putus) bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas dalam bentuk
pulp, selanjutnya pulp tersebut akan diproses diolah menjadi berbagai macam
bentuk bahan jadi kertas. PT WKS hanya berperan didalam pemenuhan stock
kayu bahan baku pulp yang akan didistribusikan ke PT Lontar Papyrus Pulp and
Paper Industries (LPPPI). PT LPPPI akan memproses kayu menjadi bahan baku
pulp dan diteruskan untuk bahan baku kertas, tissue, karton dan lain sebagainya.

Secara geografisnya PT WKS terletak antara 0 ° 45’00’’– 01 º 36’00’’ LS dan 102


° 46’00’’–103 º 49’00’’ BT dan dalam wilayah administrasi pemerintahan, areal
ini terletak di Provinsi Jambi yang termasuk dalam 5 wilayah Kabupaten dan 15
Kecamatan, yaitu:

1. Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Kecamatan: Tungkal Ulu, Betara,

Merlungdan Pengabuan).

2. Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Kecamatan: Mendahara, Dendang dan

Rantau Rasau).

3. Kabupaten Batanghari (Kecamatan: Pemayung, Marosebo Ilir dan Marosebo

Ulu).

4. Kabupaten Muaro Jambi (Kecamatan: Marosebo, Kumpeh, dan Sekernan).

5. Kabupaten Tebo (Kecamatan: Tengah Ilir dan Tebo Ilir).

Berdasarkan pada tata ruang wilayah Provinsi Jambi dan Peta Penunjukan
kawasan hutan Provinsi Jambi serta perkembangan tata batas fungi hutan, seluruh
areal HTI PT WKS termasuk dalam kawasan hutan produksi tetap (HP).
Berdasarkan keadaan lapangan, areal hutan PT WKS terbagi pada areal kering
(dry land) sekitar 168,318 ha (53,66%) dan areal basah (wet land) sekita 145,353
ha (46,34 %). PT Wirakarya Sakti (WKS) sekarang membagi unit manajemen
hutan (UMH) areal pengelolaan menjadi beberapa unit. Pengelolaan UMH pusat
PT WKS berada dikantor pusat Tebing Tinggi dan UMH terkecil dalam
pengaturan produksi ada ditingkat distrik pada wilayahnya masing-masing. UMH
distrik PT WKS dibagi menjadi 8 wilayah kelola yakni Distrik I, Distrik II,
Distrik III, Distrik IV, Distrik V, Distrik VI, Distrik VII dan Distrik VIII. Letak
dan luas areal kerja UMH distrik tersebut tersaji pada Tabel II-1 dibawah ini.

Tabel II-1 Letak Kawasan PT Wirakarya Sakti per Distrik

Letak Berdasarkan
No. Distrik Kelompok Pemangku
Astronomis Administrasi
Hutan Hutan
KPH Kab.
01° 00’ 29” - Kab. Tanjung
Tanjung Jabung
Distrik 01° 16’ 28” LU Jabung Barat, S. Betara - S.
1 Barat, KPH
I 103°06’53” - Kab. Muaro Pengabuan
Kab. Muaro
103° 25’12” BT Jambi
Jambi
KPHKab.
Kab. Tanjung Tanjung Jabung
0° 58’ 31” - 01° Jabung Barat, Barat,
Distrik 15’46” LU Kab. Tanjung S. Lagan – S. KPHKab.
2
II 103° 23’ 36” - Jabung Mendahara Tanjung Jabung
103°32’ 36” BT Timur, Kab. Timur,
Muaro Jambi KPHKab.
Muaro Jambi
KPHKab.
Kab.
01° 20’ 32” - Batanghari,
Batanghari,
01° 34’ 47” LU S. Air Hitam KPHKab.
Distrik Kab. Muaro
3 103° 04’ 48” - – S. Danau Muaro Jambi,
III Jambi, Kab.
103° 21’ 58” Bangko KPHKab.
Tanjung
BT Tanjung Jabung
Jabung Barat
Barat
01° 20’ 27” - KPHKab.
Kab. S. Danau
01° 32’ 46” LU Batanghari,
Distrik Batanghari, Bangko – S.
4 102° 53’ 34” - KPHKab.
IV Kab. Tanjung Singoan – S.
103° 12’ 27” Tanjung Jabung
Jabung Barat Benanak
BT Barat
0° 45’ 21” - 01°
S. Pengabuan
05’ 49” LU KPHKab.
Distrik Kab. Tanjung – S. Lumahan
5 102° 47’ 22” - Tanjung Jabung
V Jabung Barat – S.
103° 03’ 09” Barat
Limburan
BT
6 Distrik 0° 51’ 57” - 0° Kab. Tanjung S. Pengabuan KPHKab.
VI 59’ 56” LU Jabung Barat – S. Bram Tanjung Jabung
Letak Berdasarkan
No. Distrik Kelompok Pemangku
Astronomis Administrasi
Hutan Hutan
103° 03’ 14” -
Hitam – S.
103° 19’ 33” Barat
Simp. Kadam
BT
01° 06’ 26” -
Kab. Muaro KPH Kab.
01° 29’ 19” LU S. Batanghari
Distrik Jambi, Kab. Muaro Jambi,
7 103° 33’ 55” - – S. Lagan –
VII Tanjung Kab. Tanjung
103° 55’ 17” S. Mendahara
Jabung Timur Jabung Timur
BT
01° 15’ 49” - Kab. S. Batanghari KPH Kab.
01° 29’ 30” LU Batanghari, – S. Rengas Batanghari,
Distrik
8 102° 38’ 05” - Kab. Tebo, dan S. Kab. Tebo,
VIII
102° 56’ 51” Kab. Tanjung Emparing – Kab. Tanjung
BT Jabung Barat S. Mengupeh Jabung Barat

II.2. Lokasi dan Denah Operasi

PT Wirakarya Sakti memiliki kantor yang terletak di dua tempat, yaitu kantor di
kota Jambi dan kantor operasional Tebing tinggi. Kantor Jambi terletak di Jl. Ir.
H. Juanda No.14, Kel. Simpang III Sipin, Kec. Kota Baru, Jambi. Sedangkan
kantor operasional Tebing Tinggi terletak di Desa Tebing Tinggi, Kec. Tebing
Tinggi, Kab. Tanjung Jabung Barat, Jambi.

Lokasi unit manajemen PT Wirakarya Sakti terletak di Provinsi Jambi di


Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kab. Tanjung Jabung Timur, Kab. Batanghari,
Kab. Muara Jambi dan Kab. Tebo.
Gambar II-1 Peta Lokasi geografis PT Wirakarya Sakti Jambi

II.3. Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT Wirakarya Sakti adalah :

”Menjadi perusahaan kehutanan kelas dunia, yang mempraktikkan pengelolaan


hutan secara lestari, dengan mengembangkan hubungan sosial yang harmonis,
layak secara ekonomi dan ramah lingkungan”.

Misi PT Wirakarya Sakti adalah :

Mengelola dan mengembangkan sumber daya hutan secara profesional guna


meningkatkan manfaat bagi pemangku kepentingan dengan cara :

1. Mengembangkan hutan tanaman industri yang lestari dan berkualitas


tinggi sebagai sumber bahan baku pulp dengan harga terbaik dan rendah
risiko.
2. Menyediakan lapangan kerja dan kesempatan usaha bagi masyarakat dan
industri terkait yang dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat
sekitar.
3. Melindungi areal hutan yang mempunyai nilai konservasi dan
meningkatkan kelestarian lingkungan hutan.
4. Menghasilkan keuntungan yang memadai untuk ikut berkontribusi dalam
penerimaan pajak oleh negara.

II.4. Kegiatan Operasional Perusahaan

A. Perencanaan

Dasar kegiatan operasional PT. WKS adalah Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (RKUPHHK-HT) Periode 2018-2027
yang disahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui SK.
759/MenLHK-PHPL/UPH/HPL.1/2/2018 tanggal 14 Februari 2018. RKUPHHK
ini menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) perusahaan.
RKT selanjutnya menjadi dasar legal di dalam melaksanakan seluruh kegiatan
operasional hutan tanaman.

B. Penataan batas

SK definitif yaitu SK Menteri Kehutanan No. 744/Kpts-II/1996 tanggal 25


November 1996 jo SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK
57/Menlhk/Setjen/PHL.0/1/2018 tanggal 26 Januari 2018 tentang Perubahan
Keempat atas Keputusan Menteri Kehutanan No. 744/Kpts-II/1996,dengan luas
konsesi seluas 290.378 Ha.

C. Pembukaan wilayah hutan dan pengadaan sarana prasarana

PT.WKS melaksanakan kegiatan Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) yang


meliputi pembangunan jaringan kanal dan jalan, base camp, dan sarana prasarana
lainnya.

D. Pembibitan

Untuk memenuhi kebutuhan bibit tanaman, PT WKS telah membangun pusat


persemaian (nursery) yang berlokasi di Sei Tapah pada areal seluas 65 Ha dengan
kapasitas produksi mencapai 108 juta bibit/tahun. Nursery yang ada dilengkapi
dengan fasilitas modern dan tenaga kerja yang memadai.Fasilitas serta
infrastruktur nursery yang dimiliki antara lain: Greenhouse, sistem pengairan
pengabutan dan sprayer, production lines, stool plant house, laboratorium
pengembangan (lab. tissue culture, lab. silvikultur, lab hama dan penyakit),
perkantoran, gudang dan bangunan pendukung lainnya. Rekapitulasi produksi
bibit dapat dilihat pada Tabel II-2.

Tabel II-2 Rekapitulasi Produksi Bibit

Tahun Species Total


A.crassicarpa A.mangium Eucallyptus.sp
2010 32,730,935 8,248,640 32,449,550 73,429,025
2011 30,390,875 7,536,216 36,875,213 74,802,304
2012 28,971,582 29,146,627 4,754,313 62,872,522
2013 38,002,004 19,017,825 13,342,859 70,362,688
2014 38,068,819 3,548,866 12,494,217 54,111,902
2015 40,221,272 1,424,014 15,678,919 57,324,205
2016 19.558.504 88.560 31.317.359 50.964.423
E. Penyiapan Lahan dan Penanaman

Kegiatan penyiapan lahan mempunyai tujuanuntuk mempersiapkan lahan yang


akan ditanami agar bersih dari pohon dan/atau tanaman pengganggu. Kegiatan
awal penyiapan lahan berupa pembersihan lahan dari pohon, semak belukar,
gulma, dan vegetasi lainnya yang tumbuh di areal tanaman. Kegiatan penyiapan
lahan PT. WKS menerapkan prinsip Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB).
Penanaman dilakukan secara rutin setiap tahun dan dilakukan pada petak yang
telah dilakukan pengukuran, jarak tanam yang diatur sesuai dengan kaidah
silvikultur, jarak tanam di tanah mineral 3 x 2,5 m (semua jenis). Sedangkan
penanaman diareal gambut dilakukan dengan jarak tanam 3 x 2 m untuk jenis
Acacia Crassicarpa. Rencana dan Realisasi Penanaman dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel II-3 Rencana dan Realisasi RKT

Tahun RKT Luas Tanaman (Ha) %


Rencana Realisasi
2010 39,451 24,519 62
2011 48,917 27,296 56
2012 51,240 27,486 54

2013 58,125 36,551 63


2014 49,631 25,847 52
2015 52,963 32.802 62
2016 57.872 30.265 52
F. Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan tanaman mengacu pada Standard Operating Procedure


meliputi kegiatan pemupukan, penyulaman dan penyiangan (weeding). Jadwal
pelaksanaan pemeliharaan tanaman (luas dan waktunya) mengikuti jadwal
penanaman dan jadwal teknis silvikultur HTI.

G. Pemanenan (Harvesting)

Sejauh ini perusahaan telah mempunyai mekanisme sendiri untuk menanggulangi


dampak negatif terhadap tanah dengan sistem low soil compaction yaitu dengan
membuat mulsa menggunakan potongan ranting dan daun bekas pohon yang
sudah ditebang di areal tebangan. Sistem penebangan yang diterapkan di unit
manajemen terdiri dari sistem semi mekanis dengan menggunakan gergaji mesin
tangan (chainsaw) dan sistem mekanis dengan menggunakan alat berat.Rencana
dan Realisasi Pemanenan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel II-4 Rencana dan Realisai Pemanenan

II.5. Tata Nilai Perusahaan

1. Sort

Memisahkan barang yang dipakai dari yang tidak dipakai

2. Set in Order

menyusun barang sesuai fungsi dan kebutuhannya

3. Shine
menjaga kebersihan dan kerapihan area kerja (menjaga 2s diatas dalam keadaan
apik)

4. Standardized

menjadikan ke-3s diatas sebagai standar kerja

5. Sustain

memastikan ke-4s diatas berjalan secara rutin dan berkala

6. Safety

memastikan area kerja dalam keadaan yang aman

II.6. Struktur Organisasi PT Wirakarya Sakti

PT Wirakarya Sakti dipimpin oleh Forestry Head sebagai kepala perusahaan


dalam pengelolaan hutan tanam industri. Dalam keberjalanannya Forestry Head
membawahi 17 Departemen dan 8 kepala distrik yang masing-masing diantarinya
memiliki peran dalam pelaksanaan sistem manajemen lingkungan yang terbagi
dalam bagian perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pemantauan (check), dan
peningkatan (act).

Departemen yang termasuk ke dalam bagian perencanaan antara lain adalah


sebagai berikut :
a. External Relation Departement (ERD)
b. Finance Departement (FAC)
c. Information & Technology Departement (ITD)
d. Legal (LGL)
e. Planning Departement (PnD)
f. Human Resourche & GA Departement (HRD-GA)
g. Social & Security Departement (SSD)
h. Procurement CMS (PCM)

Departemen yang memiliki peran dalam bagian pelaksanaan kegiatan produksi


antara lain adalah sebagai berikut :
a. Nursery Departement (NsD)
b. Plantation Control Departement (PCD)
c. Harvesting Control Departement (Departement)
d. Fire Operational Management (FOM)
e. Forest Sustainability Departement (FSD)
f. Technical Support Departement (TSD) & Water Management
(WM)
g. Logistic (LW)
h. Distrik I, II, III, IV, V, VI, VII & VIII

Departemen yang memiliki peran dalam bagian pemantauan kegiatan antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Internal Audit Departement (IAD)
b. Safety, Health & Environmental Departement (SHE)
c. Distrik I, II, III, IV, V, VI, VII & VIII
d. Forest Sustainability Departement (FSD)

Departemen yang memiliki peran dalam bagian pemantauan kegiatan antara lain
adalah sebagai berikut :
e. Research & Development Departement (R&D)
f. Safety, Health & Environmental Departement (SHE)
g. Planning Departement (PnD)

Dalam penanganan manajemen lingkungan, Forestry Head dibantu oleh


departemen SHE yang di dalamnya terdapat Envirmental Compliance dan Safety
& Health. Berikut adalah struktur manajemen PT Wirakarya Sakti :
Gambar II-2 Struktur Organisasi PT Wirakarya Sakti
BAB III TINJAUAN PUSTAKA

III.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ditinjau dari segi keilmuan dapat diartikan
sebagai ilmu pengetahuan dan penerapan mencegah kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Penerapan K3 dijabarkan ke dalam Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang disebut SMK3 (Soemaryanto, 2002).

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu kondisi-kondisi atau faktor-


faktor yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi keseshatan dan keselamatan
karyawan atau pekerja lainnya (termasuk pekerja sementara dan kontraktor),
tamu, atau orang lain di tempat kerja. (OHSAS 18001, 2007).

Kesehatan kerja adalah ilmu kedokteran yang berfokus pada tindakan preventif
dan kuratif untuk mengatasi masalah-masalah baik fisik, psikologis, maupun
social yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja. Fokus
dari kesehatan kerja ini tidak hanya pekerja dari perusahaan yang bersangkutan
namun juga warga yang tinggal atau beraktivitas di sekitae perusahaan dan
kemungkinan terdampak dari aktivitas perusahaan. (Notoadmodjo, 2003).

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan mesin, alat


kerja, bahan, proses pengolahannya, areal kerja dan lingkungan serta cara-cara
melakukan pekerjaan (Suma’mur, 1976).

Kesehatan dan keselamatan kerja bisa dicapai apabila tercipta kondisi lingkungan
kerja yang nyaman, aman serta meminimalisir bahaya yang ada daan potensi
kecelakaan yang ada. Beberapa contoh bahaya keselamatan selama bekerja adalah
tersandung, terjepit, terpeleset, terjatuh, tertumbuk, hingga fatalitas. Sedangkan
contoh bahaya kesehatan yang mungkin terjadi adalah adalah bahaya fisik,
fisiologis, kimia, biologis dan psikologis.

Terdapat tiga teori penyebab terjadinya kecelakaan, yaitu teori domino, teori
modifikasi domino, dan teori gunung es.

a. Teori Domino

Herbert William Heinrich di Tahun 1931 menyatakan bahwa kecelakaan kerja


disebabkan oleh perilaku tidak aman 88%, kondisi tidak aman 10% dan “act of
god” atau tidak dapat dihindari 2%. Terdapat 5 faktor kecelakaan yang saling
berhubungan seperti domino, kelima faktor tersebut adalah,

1. Lingkungan sosial;

2. Kesalahan pekerja;

3. Perilaku dan kondisi tidak aman;

4. Kecelakaan; dan

5. Cidera/jejas dan kerusakan

b. Teori Modifikasi Domino

Frank E. Bird Peterson menyatakan bahwa terdapat kesalahan prinsipal pada teori
Henrich dimana pada teori tersebut terpaku pada pengambilan salah satu domino
sehingga seolah-olah dapat menanggulangi penyebab utama kecelakaan, yaitu
perilaku dan kondisi tidak aman. Frank E. Bird Peterson melakukan modifikasi
pada teori domino dengan memprioritaskan peran sistem manajemen yang baik
untuk mecegah terjadinya kecelakaan kerja.

c. Teori Gunung Es

Teori Gunung es berfokus pada kerugian yang terjadi akibat kecelakaan kerja.
Gunung es yang dijadikan perumpamaan bagaimana yang terlihat pada permukaan
yang sebagian kecilnya saja sedangkan bagian besarnya berada di dalam
permukaan air tidak terlihat. Pada kecelakaan kerja biaya yang terlihat adalah
pengobatan pekerja sedangkan biaya yang tidak terlihat adalah biaya pemulihan,
hilangnya hari kerja, pergantian alat dan lain lain.

III.2. Biaya Kecelakaan

Kecelakaan kerja yang terjadi menimbulkan biaya kecelakaan, secara umum biaya
kecelakaan dibagi menjadi dua yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung
sebagai berikut.

a. Biaya langsung

Biaya langsung adalah bbiaya yang kelihatan harus dikeluarkan ketika terjadi
kecelakaan kerja, biaya tersebut mencakup
1. Biaya komensasi dan santunan

2. Biaya pertolongan pertama

3. Biaya pengobatan

4. Biaya pengangkutan korban

b. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang tersembunyi akibat terjadinya kecelakaan
kerja, biaya tersebut mencakup

1. Biaya proses penurunan produksi karena terganggunya proses produksi


akibat terjadinya kecelakaan

2. Biaya kehilangan upah karena pekerja tidak dapat melakukan


pekerjaannya

3. Biaya untuk melakukan training kepada pekerja pengganti atau lembur

4. Biaya perbaikan kerusakan material dan peralatan.

III.3. Sistem Manajamen K3 pada PP 50 Tahun 2012


Sistem Manajemen K3 (SMK3) menurut PP 50 Tahun 2012 adalah bagian dari
sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian
risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif. SMK3 wajib diterapkan apabila mempekerjakan
pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang atau mempunyai tingkat potensi
bahaya tinggi.

Penerapan SMK3 bertujuan untuk:

1. Meningkatka efiktifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja


yang terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi;

2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.kerja dan penyakit akibat kerja


dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/bwuh, dan/atau serikat
pekerja/serikat bwuh; serta

1. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk


mendorong produktivitas.
III.4. Sistem Manajemen K3 dan OHSAS 18001:2007
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian dari
Sistem Manajemen Organinasi yang digunakan untuk mengembangkan dan
menerapkan kebijakan K3 dan mengelola risiko (OHSAS 180001:2007).

SMK3 yang ada pada PP 50 Tahun 2012 dan SMK 3 pada OHSAS 18001 tidak
saling bertentangan karena keduanya memiliki tujuan yang sama. Yang
membedakan adalah apabila perusahaan diaudit menggunakan OHSAS 18001
maka akan mendapatkan sertifikat yang diakui oleh global.

Hubungan SMK3 (pemerintah) dengan SMK3 OHSAS 18001 dapat dilihat pada
gambar dibawah

Gambar III-3 Hubungan SMK3 dan OHSAS

Sumber :(Ramli, 2010)

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, SMK3 organisasi tersebut harus


memenuhi kriteria audit SMK3 (Depnaker) yang ditetapkan untuk organisasi
kecil, sedang, dan besar karena bersifat mandatory. Selanjutnya jika organisasi
menginginkan sertifikasi SMK3 yang telah dijalankan, dapat memperolehnya
melalui proses audit oleh lembaga sertifikasi salah satu diantaranya menggunakan
standar OHSAS 18001. Dengan demikian suatu organisasi yang telah
mengembangkan dan menerapkan sistem manajemen K3 seharusnya akan
memenuhi kriteria baik menurut SMK3 (Depnaker) maupun sistem manajemen
K3 lainnya seperti OHSAS 18001 (Ramli, 2010).
.

III.5. Persyaratan Umum

Perusahaan diwajibkan membangun, mendokumentasikan, melaksanakan,


memelihara dan mengembangkan sistem manajemen K3 menurut standar
OHSAS.

III.6. Kebijakan K3

Perusahaan diwajibkan mendefinisikan dan memberikan wewenang kebijakan K3


melalui pimpinan atas. Ruang lingkup yang harus didefinisikan adalah

1. Sesuai dengan sifat alamiah dan skala risiko-risiko K3

2. Mencakup suatu komitmen untuk pencegahan cidera dan penyakit dan


peningkatan berkelanjutan manajemen dan kinerja K3

3. Mencakup suatu komitmen untuk paling tidak mematuhi peraturan K3 dan


persyaratan lain yang relevan yang biasa dilakukan oleh organisasi yang
terkait dengan risiko-risiko K3

4. Memberikan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau tujuan-tujuan


K3

5. Didokumentasikan, diterapkan, dan dipelihara

6. Dikomunikasikan ke seluruh personel dalam kendali organisasi dengan


tujuan bahwa personel menyadari kewajiban K3 masing-masing

7. Tersedia untuk pihak-pihak terkait

8. Dikaji secara periodik untuk memastikan kebijakan tetap relevan dan sesuai
untuk organisasi.

III.7. Perencanaan

“Perencanaan adalah proses pemilihan dan penetapan tujuan, strategi, metode,


anggaran, dan standar (tolak ukur) keberhasilan suatu kegiatan.” (Nawawi, H.
2003:29)
III.7.1.Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Penetapan Pengendalian
Perusahaan diwajibkan untuk melakukan identidikasi bahaya dan penilaian risiko
pada seluruh aktivitas perusahaan, faktor manusia, bahaya yang berasal dari luar
perusahaan maupun dalam perusahaan.

Metodologi dalam melakukan idenfifikasi dan penilian risiko adalah dengan cara

1. Ditetapkan dengan memperhatikan ruang lingkup, sifat dan waktu untuk


memastikan metodenya proaktif

2. Menyediakan identifikasi, prioritas dan dokumentasi risiko-risiko, dan


penerapan pengendalian, sesuai keperluan

III.7.2.Peraturan Perundangan dan lainnya

Perusahaan wajib untuk mengidentifikasikan dan menetukan peraturan yang


berkaitan dengan K3 serta menginformasikan dan mensosialisasikannya kepada
seluruh pekerja dan pihak terkait di perusahaan tersebut.

III.7.3.Tujuan dan Program

Perusahaan wajib membuat, menerapkan, dan memelihara tujuan dan sasaran K3


yang terdokumentasi pada setiap fungsi dan tingkat yang relevan di dalam
perusahaan. Tujuan dan program yang disusun harus dapat diukur, diaplikasikan
dan sesuai dengan kebijakan yang berlaku tentang K3 di perusahaan. Program
yang disusum harus dikaji ulang secara periodic.

III.8. Penerapan dan Operasi


III.8.1.Sumber daya. Peran, Tanggung jawab, Akuntabilitas dan Wewenang
Pimpinan atas perusahaan wajib memegang tanggung jawab tertinggi sistem
manajemen K3. Komitmen tanggung jawab tersebut dituaikan dengan cara
tersedianya sumber daya yang kompeten dan menetapkan peran, tanggung jawab,
akuntabilitas dan wewenang.

Organisasi harus menunjuk seorang anggota manajemen puncak dengan tanggung


jawab khusus K3, di luar tanggung jawabnya, dan menetapkan perang-peran dan
wewenang untuk (Neto, 2012):
a. Menjamin sistem manajemen K3 dibuat, diterapkan, dan dipelihara dengan
standar OHSAS ini

b. Melaporkan kinerja sistem manajemen K3 kepada manajemen puncak


untuk dikaji sebagai dasar unutk peningkatan sistem manajemen K3

III.8.2.Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian

Perusahaan wajib untuk memastikan pekerja yang bekerja sudah kompeten dan
perusahaan juga wajib mengidentidikasi kebutuhan pelatihan terkait dengan risiko
K3 dan sistem manajemen K3. Organisasi wajib melaakukan evaluasi terhadap
pelatihan dan tindakan yang diambil berkaitan dengan K3.

Perushaan wajib menyusun, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk


memastikan semua orang yang bekerja dalam pengendaliannya peduli akan:

1. Konsekuensi K3 yang aktual atau potensial, kegiatan kerjanya,


perilakunya, serta manfaat-manfaat K3 untuk peningkatan kinerja
perorangan

2. Peranan dan tanggung jawabnya dan pentingnya dalam mencapai


kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur-prosedur K3 dan dengan
persyaratan sistem manajemen K3, termasuk persyaratan kesiapsiagaan
dan tanggap darurat

3. Konsekuensi potensial dari penyimpangan dari prosedur yang telah


ditetapkan

III.8.3.Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi


Perusaahaan wajib membangun, mengiplementasikan dan merawat prosedur
untuk:

a. melakukan komunikasi internal dan eskternal berkaitan dengan bahaya K3


di semua tingkatan perusahaan.
b. Partisipasi pekerja berdasarkan hal-hal yang berkaitan dengan K3 seperti:
1. keseuasian terkait dengan identifikasi bahaya, penilian risiko dan
penentuan pengendalian
2. kesesuaian terkait dengan investigasi insiden
3. keterkaitan dalam pengembangan dan ulasan kebijakan K3
4. konsultasi dimana terdapat perubahan yang memengaruhi K3
5. representasi pada K3
c. Konsultasi dengan kontraktor dimana terdapat perubahan yang
memengaruhi K3
III.8.4.Dokumentasi
Dokumentasi pada sistem manajemen K3 meliputi:

1. Kebijakan K3 dan sasaran-sasaran

2. Penjelasan ruang lingkup sistem manajemen K3

3. Penjelasan elemen-elemen inti sistem menajemen dan interaksinya, dan


rujukannya ke dokumen-dokumen terkait

4. Dokumen-dokumen, termasuk catatan-catatan, yang disyaratkan oleh


Standar OHSAS ini

5. Dokumen-dokumen, termasuk catatan-catatan, yang ditetapkan oleh


organisasi yang dianggap penting untuk memastikan perencanaan, operasi
dan pengendalian proses yang berhubungan dengan pengendalian risiko-
risiko K3 efektif.

III.8.5.Pengendalian Dokumen
Perusahaan harus menyusun, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk:

1. Menyetujui kecukupan dokumen-dokumen sebelum diterbitkan

2. Meninjau dokumen secara berkala dirubah bila diperlukan dan disetujui


kecukupannya

3. Memastikan perubahan-perubahan dan status revisi saat ini dalam


dokumen teridentifikasi

4. Memastikan versi yang relevan dari dokumen yang diterapkan tersedia di


tempat penggunaan

5. Memastikan bahwa dokumen-dokumen dapat terbaca dan dengan cepat


teridentifikasi
6. Memastikan bahwa dokumen-dokumen yang berasal dari luar dan
dianggap penting oleh organisasi untuk perencanaan dan operasi sistem
manajeme K3 diidentifikasi dan distribusinya terkendali

7. Mencegah penggunaan dokumen kadaluarsa dan menetapkan identifikasi


jika dipertahankan untuk tujuan tertentu.

III.8.6.Pengendalian Operasional
Perusahaan harus mengimplementasikan dan merawat:

1. Kendali-kendali operasional, sesuai keperluan organisasi dan aktivitas-


aktivitasnya, organisasi harus mengintegrasikan kendali-kendali
operasionalnya ke dalam sistem manajemen K3 secara keseluruhan

2. Pengendalian terkait pembelian material, peralatan dan jasa-jasa

3. Pengendalian terkait para kontraktor dan tamu-tamu lain ke tempat kerja

4. Mendokumentasikan prosedur-prosedur, mencakup situasi-situasi di mana


ketiadaannya dapat menyebabkan penyimpangan-penyimpangan dari
kebijakan dan tujuan-tujuan K3

5. Kriteria-kriteria operasi yang telah ditetapkan di mana ketiadaannya dapat


menyebabkan penyimpangan-penyimpangan dari kebijakan dan tujuan-
tujuan K3.

III.8.7.Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat


Perusahaan harus menyusun, mengimplementasikan dan merawat prosedur:

1. Untuk mengidentifikasikan potensi keadaan darurat

2. Untuk menanggapi keadaan darurat

Perusahaan harus mampu untuk menghadapi keadaan darurat aktual dan


mencegah atau mengurangi dampak akibat penyimpangan terkait K3. Perusahaan
wajib untuk mengkaji secara berkala prosedur untuk tanggap darurat.
III.9. Pemeriksaan
III.9.1.Pemantauan dan Pengukuran Kinerja
Perusahaan wajib untuk menyusun, mengimplementasikan dan merawat prosedur
untuk pementauan dan pengukurna kinerja, prosedur tersebut bertujuan untuk:

1. Pengukuran kualitatif dan kuantitatif, sesuai dengan keperluan organisasi

2. Memantau perluasan yang memungkinkan tujuan K3 organisasi tercapai

3. Memantai efektivitas pengendalian-pengendalian untuk keselamatan dan


kesehatan

4. Mengukur kinerja secara proaktif untuk memantau kesesuaian dengan


program manajemen K3, pengendalian dan kriteria operasional

5. Mengukur kinerja secara reaktif untuk memantau kecelakan, sakit


penyakit, insiden (termasuk yang nyaris terjadi), dan bukti catatan lain
penyimpangan kinerja K3

6. Mencatat data dan hasil pemantauan dan mengukur kecukupan untuk


melakukan analisis tindakan perbaikan dan pencegahan lanjutan.

III.9.2.Evaluasi Kesesuian
Perusahaan wajib untuk menyusun, mengimplementasikan dan merawat prosedur
untuk melakukan evaluasi keseuaian, prosedur tersebut bertujuan untuk:

1. Menetapkan penyebab penyimpangan K3 dan faktor-faktor lain yang dapat


menyebabkan atau berkontribusi atas terjadinya insiden

2. Mengidentifikasi kebutuhan untuk mengambil tindakan perbaikan

3. Mengidentifikasi kesempatan melakukan tindakan pencegahan

4. Mengidentifikasi kesempatan untuk melakukan peningkatan berkelanjutan

5. Mengomunikasikan hasil-hasil dari penyelidikan

Evaluasi harus dilakukan secara berkala agar dapat melakukan tindakan


pencegahan apabila ada yang tidak sesuai.
III.9.3.Penyidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan
Pencegahan
Perusahaan wajib untuk menyusun, mengimplementasikan dan merawat prosedur
untuk melakukan penyidikan insiden, prosedur tersebut bertujuan untuk:

1. Menentukan penyimpangan terhadap K3 dan faktor lain yang


menyebabkan atau berperan dalam terjadinya insiden

2. Mengidentifikasi kebutuhan untuk tindakan pencegahan

3. Mengidentifikasi peluang untuk tindakan pencegahan

4. Mengidentifikasi peluang untuk perbaikan berkelanjutan

5. Mengkomunikasikan hasil penyelidikan dimaksud

Perusahaan wajib untuk menyusun, mengimplementasikan dan merawat prosedur


untuk menghadapi ketidakseuaian dan mengambil tindakan perbaikan dan
pencegahan , prosedur tersebut bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi dan memperbaiki ketidaksesuaian dan mengambil


tindakan untuk menghilangkan dampak K3

2. Menyelidiki ketidaksesuaian, menentukan penyebab dan mengambil


tindakan untuk mencegah terjadi lagi

3. Evaluasi kebutuhan untuk melakukan tindakan pencegahan dan


menerapkan tindakan yang dirancang untuk mencegah agar tidak terjadi

4. Mencatat dan mengkomunikasikan hasil-hasil tindakan perbaikan dan


tindakan pencegahan yang dilakukan

5. Meninjau efektivitas tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang


dilakukan apabila tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan
menimbulkan bahaya baru atau bahaya yang berubah atau perlunya
perubahan pengendalian atau pengendalian baru, atau diperbaiki, prosedur
ini harus mempersyaratkan tindakan yang diambil sudah melalui penilaian
risiko sebelum diterapkan. Organisasi harus memastikan bahwa setiap
perubahan yang timbul dari tindakan perbaikan dan pencegahan dibuatkan
dalam dokumentasi sistem manajemen K3.

III.9.4.Pengendalian Catatan
Perusahaan wajib untuk menyusun, dan menjaga catatan yang ada untuk
menunjukan keseusaian dengan prasayaratan sistem manajamen K3 dan standar
OHSAS.

III.9.5.Audit Internal
Perusahaan wajib untuk menyusun, mengimplementasikan dan merawat prosedur
untuk pelaksanaan audit sistem manajemen K3, prosedur tersebut bertujuan untuk:

a. Menentukan apakah sistem manajemen K3:

1. Sesuai dengan pengaturan yang direncanakan untuk manajemen K3,


termasuk persyaratan Standar OHSAS

2. Telah diterapkan dan dipelihara secara baik

3. Efektif memenuhi kebijakan dan tujuan organisasi

b. Memberikan informasi tentang hasil audit kepada pihak manajemen

Program audit ini harus direncanakan, disusun , diterapkan, dan dirawat oleh
perusahaan sesuai dengan hasil penilaian risiko dari aktivitas perusahaan, dan
hasil audit waktu yang lalu. Prosedur audit menjelaskan:

1. Tanggung jawab, kompetensi, dan persyaratan untuk merencanakan dan


melaksanakan audit, melaporkan hasil audit dan menyimpan catatan terkait

2. Menetapkan kriteria, ruang lingkup, frekuensi, dan metode audit.

3. Pemilihan auditor dan pelaksanaan audit harus memastikan objektivitas


dan independensinya selama proses audit.
III.10. Tinjauan Manajemen
Pimpinan atas harus mengkaji ulang sistem manajemen K3, audit yang
dilaksanakan haruslah berkelanjutan dan dilakukan secara periodic. Kaji ulang
meliputi sebagai berikut:

1. Hasil audit internal dan evaluasi kesesuaian dengan peraturan perundangan


dan persyaratan lain yang relevan di mana organisasi menerapkannya

2. Hasil dari partisipasi dan konsultasi

3. Komunikasi yang berhubungan dengan pihak eksternal terkait termasuk


keluhan-keluhan

4. Kinerja K3 organisasi

5. Tingkat pencapaian tujuan

6. Status penyelidikan insiden, tindakan perbaikan dan pencegahan

7. Tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya

8. Perubahan yang terjadi, termasuk perkembangan dalam peraturan


perundangan dan persyaratan lain terkait K3

9. Rekomendsi peningkatan

Hasil kajian harus konsisten dengan komitmen perusahan untuk meningkatkan


keberlanjutan dan didalamnya terdapat keputusan dan tindakan yang berkaitan
dengan :

1. Kinerja K3

2. Kebijakan dan tujuan K3

3. Sumber daya

4. Elemen lain K3
BAB IV KONDISI EKSISTING PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3

OHSAS 18001:2007 PT WIRAKARYA SAKTI

IV.1. Sistem Manajemen K3 PT Wirakarya Sakti


Pada Pasal 5 Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 ditegaskan bahwa setiap
perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan apabila perusahaan
tersebut mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang atau mempunyai
tingkat bahaya tinggi. Pada perusahaan PT Wirakarya Sakti sampai pada Bulan
Desember Tahun 2018 didapat memiliki jumlah karyawan sebanyak kurang lebih
1100 pekerja. Mengingat dasar hukum tersebut maka perusahaan PT Wirakarya
Sakti diwajibkan untuk menjalankan dan mengangkat sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi bagian dari sistem manajemen.

Untuk membantu sistem manajemen K3 maka perusahaan memberikan arahan


sebagai berikut

1. Setiap tingkat pimpinan/Departemen Head dalam perusahaan harus


menunjukan komitmen K3 sehingga penerapan SMK3 akan berhasil
diterapkan secara efektif, serta berpartisipasi dalam kegiatan pembinaan
K3

2. Dalam pelaksanaan, pemantauan dan penegakan pelaksanaan K3 dibentuk


tim penegak K3 dan yang dijalankan oleh petugas-petugas yang ditunjuk
oleh perusahaan

3. Setiap tenaga kerja dan phial lain yang sedans beard di areal perusahaan
harus berperan serta dalam pelaksaan K3 untuk mencegah terjadinya
kerusakan lingkungan, kecelakaan, gangguan kesehatan kerja atau insiden
yang dapat berakibat kerugian lainnya

PT Wirakarya Sakti sebagai bagian dari SInarmas Forestry menerapkan sistem 6S


untuk mendungkun program K3 yaitu:
1. Sort

Memisahkan barang yang dipakai dari yang tidak dipakai

2. Set in Order

menyusun barang sesuai fungsi dan kebutuhannya

3. Shine

menjaga kebersihan dan kerapihan area kerja (menjaga 2s diatas dalam keadaan
apik)

4. Standardized

menjadikan ke-3s diatas sebagai standar kerja

5. Sustain

memastikan ke-4s diatas berjalan secara rutin dan berkala

6. Safety

memastikan area kerja dalam keadaan yang aman

Gambar IV-4 6S
PT Wirakarya Sakti merupakan perusahaan yang mementingkan kesehatan dan
keselamatan pekerjanya. Dalam upaya nya untuk mengusahakan kesehatan dan
keselamatan pekerjanya, PT Wirakarya Sakti telah melakukan sertifikasi OHSAS
18001:2007 dan sertifikasi SMK3 PP 50 Tahun 2012.

IV.2. Persyaratan Umum


PT Wirakarya Sakti menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara
dan terus menerus meningkatkan SMK3 Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012
dan OHSAS 18001:2007 memastikan bahwa setiap kegiatan usaha dan risiko
yang menyertainya dapat dikelola sesuai dengan standar persyaratan Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012 dan OHSAS 18001:2007 dan menentukan
bagaimana persyaratan itu dipenuhi.

Prinsip dasar yang digunakan nutuk mendasari sistem manajemen K3 yang


dipakai oleh PT Wirakarya Sakti adalah konsep Plan-Do-Check-Action (PDCA)
untuk menjamin perbaikan sistem yang berkesinambungan sesuai dengan
Safety,Health &Environment Manual System dengan No Document SHE/EM/01
yang diterbitkan pada tanggal 4 Januari 2019

IV.3. Kebijakan K3
Kebijakan K3 adalah komitmen pimpinan perusahaan untuk menjamin
Keselamatan dan Kesehatan Kerja seluruh personil di bawah kendalinya juga
pihak-pihak yang berkaitan (berhubungan) dengan kegiatan (akyivitas) operasi
perusahaan.

PT Wirakarya Sakti dalam komitmen nya untuk menjaga kesehatan dan


keselamatan pekerjanya telah menerbitkan Kebijakan K3L yang ditandatangain
oleh pimpinan tertinggi yaitu Direktur Utama, yang memuat keseluruhaan
visi,misi tujuan dan komitmen perusahaan yang kuat dalam menjalankan SMK3.
Kebijakan K3 ditetapkan untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya insiden
(kecelakaan kerja, kebakaran, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan)
dalam rangka meminimumkan risiko operasi serta meningkatkan kehandalan,
efisiensi dan produktifitas perusahaan. Kebijakan K3 disebarluaskan dan
disosialisasikan ke seluruh area kerja /operasi. Kebijakan K3 dapat dilihat pada
Gambar dibawah ini.
Gambar IV-5 Kebijakan K3
IV.4. Perencanaan
IV.4.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Penetapan Pengendalian
Pada tahap perencanaan,setiap kegiatan dilakukan identifikasi bahaya,penilaian
risiko dan menetapkan pengendalian terhadap bahaya tersebut. Klasifikasi
kegiatan yang akan dilakukan penilaian risiko (risk assessment) dibagi menjadi
tiga sesuai dengan frekuensi dilaksanakannya kegiatan tersebut dan/atau kondisi
yang kemungkinan dapat dialami oleh perusahaan.

1. rutin

Kegiatan yang sudah terjadwalkan dan memiliki frekuensi pelaksanaan yang


sering.

2. non rutin

Kegiatan yang masuk dalam jadwal resmi namun frekuensinya tidak tentu,
tergantung oleh kebutuhan dan kondisi perusahaan pada saat itu.

3. emergency

Kegiatan yang terjadi di luar jadwal dan umumnya tidak dilaksanakan.

Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan untuk mengidentifikasi,


mengklarifikasi, dan mengendalikan bahaya serta risiko dari setiap kegiatan
perushaan baik kegiatan rutin, nonrutin, maupun emergency.Pengelolaan
identifikasi bahaya, penilaian dan mekanisme pemeliharaan kekinian
informasinya ditetapkan dalam prosedur terdokumentasi. Di PT Wirakarya Sakti
dengan cara identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko menggunakan metode
Hazard Identification and Risk Assessment Procedure-Determination Control
(HIRA-DC) di mana kriteria penilaian risiko, identifikasi bahaya, dan penilaian
risiko telah ditentukan oleh Safety, Health and Environment Department
PTWirakarya Sakti.

Identifikasi bahaya yang dilaksanakan oleh PT Wirakarya Sakti memperhatikan


faktor-faktor bahaya sebagai berikut:

1. Biologi (Jamur, virus, bakteri, mikroorganisme, tanaman, binatang)


2. Kimia (bahan / material / gas / uap / debu / cairan beracun, berbahaya, mudah
meledak/menyala/terbakar, korosif, iritan, bertekanan, reaktif, radioaktif,
oksidator, penyebab kanker, bahaya pernafasan, membahayakan lingkungan,
dsb)

3. Fisik / Mekanik (infrastruktur, mesin / alat / perlengkapan / kendaraan / alat


berat, ketinggian, tekanan, suhu, ruang terbatas / terkurung, cahaya, listrik,
radiasi, kebisingan, getaran dan ventilasi)

4. Biomenkanik (postur/posisi kerja, komunikasi, pengendalian manajemen,


lingkungan sosial tempat kerja, kekerasan dan intimidasi)

5. Dampak Lingkungan (air, tanah, udara ambien, sumber daya energi, sumber
daya alam, flora dan fauna)

Penerapan proses manajemen bahaya dan risiko dilakukan untuk seluruh tahapan
bisnis perusahan untuk kegiatan rutin, non rutin, dan kondisi darurat.

tingkat risiko semua kemungkinan kecelakaan penilaian risiko diestimasi dengan


Matriks Manajemen Risiko”. Nilai risiko setiap kecelakaan dalam suatu kegiatan
kerja ditentukan melalui penilaian 2 aspek penting, yaitu:

1. Tingkat Konsekuensi

Tingkat Konsekuensi adalah Nilai yang ditentukan sesuai evaluasi tingkat bahaya
kecelakaan tersebut terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja.Berikut ini
adalah Arahan Penilaian Tingkat Konsekuensi PT Wirakarya Sakti.

Klasifikasi tingkat keparahan adalah sebagai berikut.

Tabel IV-5 tingkat keparahan

Level/Rating Pengertian K3
1 Tidak penting atau tidak Tidak ada cidera
berpengaruh
2 Ringan Cedera ringan atau cukup
P3K
3 Sedang Hilang hari kerja atau
pekerja dirawat
4 Berat Satu Fatality atau cedera
menyebabkan cacat fisik
5 Bencana Multiple fatality

2. Tingkat Kemungkinan

Tingkat Kemungkinan adalah Nilai yang ditentukan sesuai hasil evaluasi seberapa
sering kecelakaan tersebut terjadi.Berikut ini adalah Arahan Penilaian Tingkat
Kemungkinan

Tabel IV-6 Tingkat Kemungkinan

Tingkat Kemungkinan
Rating Kemungkinan Deskripsi Skala Waktu Presentase
terjadi
1 Jarang Kejadian hanya Terjadi dalam <10%
terjadi dalam kasus khusus
kondisi luar
biasa
2 Kemungkinan kecil Kejadian dapat Terjadi setiap 10%-20%
terjadi suatu 10 tahun
kali
3 Sedang Kejadian terjadi Terjadi setiap 5 20%-55%
dalam beberapa tahun
kasus
4 Kemungkinan Hampir selalu Terjadi setiap 55%-90%
terjadi terjadi tahun
5 Hampir pasti terjadi Selalu terjadi Terjadi setiap 90%-100%
saat

maka dari kedua hal tersebut didapat tingkat risiko

Tabel IV-7 Tingkat Risiko

Tingkat risiko
Likelihood 5 5 10 15 20 25
rating Almost M H H E E
Certain
4 4 8 12 16 20
Likely L M H H E
3 3 6 9 12 15
Moderate L M H H H
2 2 4 6 8 10
Unlikely L L M M H
1 1 2 3 4 5
Rare L L L L M
1 2 3 4 5
insignificant minor moderate major castatrophic
Impact Rating

Hirarki prioritas pengendalian yang dilakukan oleh PT Wirakarya Sakti adalah

1. Eliminasi Bahaya (menghilangkan sumber / aktivitas bahaya)

2. Substitusi Bahaya (mengganti sumber / alat / mesin / bahan / material /


aktivitas / area yang lebih aman)

3. Engineering Control (modifikasi / instalasi sumber / alat / mesin / bahan /


material / aktivitas / area supaya menjadi aman)

4. Administration control (operating procedure, instuksi kerja dll)

5. Alat Pelindung Diri (penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja
dengan paparan bahaya/risiko tinggi)

IV.4.2. Peraturan Perundangan dan lainnya


Untuk mencapai penerapan SMK3 yang baik, perusahaan telah berupaya
memenuhi semua peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum dalam
penerapan SMK3. Peraturan perundangan yang ada secara rutin selalu disesuaikan
dengan peraturan terbaru mengenai K3.Berikut ini adalah peraturan perundangan
dan persyaratan lain mengenai keselamatan dan kesehatan kerja yang telah
diadopsi oleh PT Wirakarya Sakti :

OHSAS 18001:2007

PP 50 Tahun 2012

Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Undang-Undang No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Undang-Undang No. 21 tahun 2003 tentang pengesahan

Konvensi ILO No. 81 Mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri dan


perdagangan

Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.


Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup

IV.4.3. Tujuan Program


PT Wirakarya Sakti telah menetapkan, memantau, mengkaji ulang, dan
memperbaharui sasaran dan program sejalan dengan kebijakan perusahaan, dan
komitmen terhadap pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja dan pada setiap
fungsi dan tingkat yang relevan. Dari hasil identifikasi risiko yang telah dilakukan
oleh tiap departemen (HIRA-DC), risiko-risiko dengan dampak yang signifikan
dapat dipertimbangkan untuk menjadi tujuan / sasaran perusahaan.

Tujuan dan program-program K3 perusahaan memperhatikan faktor faktor


sebagai berikut :

1. Teknologi yang digunakan.

6. Finansial/Keuangan.

7. Persyaratan Bisnis/Usaha dan Operasional.

8. Tinjauan Pihak Lain yang berhubungan dengan perusahaan.

PT Wirakarya Sakti memiliki program terkait K3 objektif sebagai berikut

1. PT Wirakarya Sakti akan menjaga K3 para karyawan/kontraktor


sehubungan dengan operasional perusahaan. Targer dari objektif tersebut
adalah menurunkan tingkat kecelakaan kerja dengan parameter
menurunnya kasus kecelakaan kerja

2. PT WIrakarya sakti akan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan


tentang SMK3. Target dari objektif tersebut adalah melaksanakan
penilitian pada karyawan/kontraktor dengan parameternya adalah
dilaksanakan 20 kali dalam satu tahun.
IV.5. Penerapan dan Operasi
IV.5.1. Sumber daya, Peran, Tanggung jawab, Akuntabilitas dan Wewenang
Perusahaan melakukan evaluasi kinerja K3 dan keefektifan SMK3 dalam 6 bulan
sekali atau minimal satu tahun sekali dan terdokumentasi dalam dokumen
Tinjauan Manajemen

Perusahaan telah menentukan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan


untuk menetapkan, menerapkan, memelihara, dan memperbaiki SMK3 secara
berkelanjutan. Sumber Daya yang telah disediakan oleh PT Wirakarya Sakti
adalah

A. sumber daya manusia

B. sumber daya alam

C. infrastruktur (gedung, peralatan, sistem drainase)

D. sumber daya keuangan

Direktur (Forestry Head) telah menetapkan tanggung jawab dan memberikan


kewenangan kepada Safety, Health and Environment (SHE) sebagai representatif
manajemen .

Perusahaan telah melakukan pembagian tanggung jawab sebagai berikut

Tabel IV-8 Tanggung jawab K3

Penanggung Jawab Tanggung Jawab K3


Forestry Head  Membuat kesuluruhan arahan
sistem manajemen K3
 Bertanggung jawab terhadap
segala aspek yang berkaitan
dengan pengembangan,
pelaksanaan dan pemeliharaan
OHSAS 18001
 Memberikan arahan bagi
penetapan sasaran
 Menetapkan menajemen
representative
 Menyediakan sumberdaya yang
mendukung SMK3 yaitu sumber
daya, dana, manusia dan
teknologi
 Melakukan kaji ulang penerapan
SMK3
 Menyusun Kebijakan K3
SHE Head ( management representative)  Menjalankan kebijakan
manajemen tentang SMK3 yang
telah diterapkan
 Menetapkan sasaran K3
 Memastikan SMK3 diterapkan
dan sipelihara dengan efektif dan
efisien
 Memprakarsai dan
mengkoordinir kegiatan yang
diperlukan untuk menerapkan
dan memelihara SMK3
Section/Dept Head  Merencanakan serta
mengembangkan rencana untuk
pencapaian tujuan perusahaan
termasuk program manajemn K3
 Mengendalikan dan mengawasi
serta mengkoordinir bawahannya
agar dapat menjalankan tugasnya
 Menciptakan suasana kerja yang
kondusif dan harmonis
District Head  Melaksanakan sasaran jangka
panjang dan pendek yang telah
ditetapkan
 Melaksanakan tindakan
perbaikan/pencegahan dari
temuan internal/eksternal audit,
kelhan yang masuk serta
keputusan dari Tinjauan
Manajemen
 Meningkatkan koordinasi dan
membangun komunikasi internal
dan eksternal yang terkait dengan
tugasnya
 Mengelola dan mengendalikan
semua kegiatan SMK3
 Memberikan motivasi
karyawannya untuk
meningkatkan produktifitas dan
efisiensi kerja
 Merencanakan kepatuhan
pelatihan
 Menjamin kesesuaian dengan
kewajiban penataan
 Menjamin penyempurnaan
perbaikan berkelanjutan
Internal Auditor  Memantau Kinerja SMK3
Semua Karyawan  Menjalankan kegiatan sesuai
informasi terdokumentasi SMK3

IV.5.2. Kompetensi, Pelatihan, dan Kepedulian


Perusahaan telah memiliki prosedur memastikan personil yang melaksanakan
pekerjaan dibawah kendali perusahaan memiliki kompeten berdasarkan
pendidiikan, pelatihan atau pengalaman yang sesuai

perusahaan juga telah memiliki prosedur untuk memastikan personil yang


melaksanakan pekerjaan dibawah kendali perusahaan memiliki kepedulian
terhadap

 Kebijkaan K3

 HIRA

 Implikasi bila terjadi ketidaksesuaian untuk melakukan tindakan


perbaikan dalam memnenuhi persyaratan SMK3

Perusahaan melakukan kegiatan pelatihan dan penyuluhan, kegiatan tersebut


ditunjukkan kepada karyawan, karyawan baru, kontraktor dan masyarakat.
Pelatihan dilakukan oleh Tim Safety and Health secara langsung ataupun
pelatihan yang tidak langsung dilakukan tetapi diinisiasi oleh Safety and Health

Rincian Pelatihan adalah sebagai berikut

 Karyawan

 Karyawan Baru

 Kontraktor

 Eksternal Training: - Training SIO Karyawan & Kontraktor

- Training Integrated Management System

- Sinarmas Worker Capacity Building


Setiap kontraktor yang bekerja dengan PT Wirakarya Sakti wajib untuk mengisi
formulir biodata perusahaan untuk mengetahui kompetensi dan pelatihan apa saja
yang pernah diikuti oleh kontrakttor tersebut.

IV.5.3. Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultasi


PT Wirakarya Sakti membagi komunikasi menjadi 2 yaitu internal dan eksternal.

Komunikasi Internal

Perusahaan melakukan komunikasi secara internal tentang informasi yang terkait


SMK3 ke seksi/departemen/distrik termasuk jika ada perubahannya. Perusahaan
juga memastikan proses komunikasi yang memungkinkan personil yang
melaksanakan pekerjaan dibawah kendali perusahaan untuk berkontribusi
terhadaap perbaikan berkelanjutan.

Informasi yang termasuk dalam komunikasi internal anatara lain

1. komitmen perusahaan terhadap K3L

2. sasaran yang berkaitan dengan penerapan K3L dan aktifitas peningkatan kinerja
yang berkelanjutan lainnya

3. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko

4. Informasi terdokumentatasi seperti prosedur, instruksi kerja, formulir, diagram


alur proses kerja serta material/bahan/alat mesin jika ada, yang digunakan dalam
proses kerja

5. hasil investigasi K3 dan tindakan perbaikan untuk mencegah terulangnya


insiden atau kejadian

Komunikasi Eksternal

Perusahaan melakukan komunikasi secara eksternal tentang informasi yang terkait


SMK3 sebagaimana ditetapkan oleh proses komunikasi perusahaan dan yang
diisyaratkan oleh kewajiban penataan perusahaan.

Informasi terkait komunikasi eksternal dengan pengunjung/tamu antara lain:

1. persayaratan-persyaratan K3L untuk pengunjung/tamu


2. Informasi terdokumentasi tanggap dan evakuasi darurat & kebakaran

3. Aturan lalu lintas di tempat kerja

4. Aturan akses tempat kerja dan pengawalan

5. Alat Pelindung Diri yang wajib digunakan di lokasi kerja dll.

Informasi terkait komunikasi eksternal dengan kontraktor antara lain adalah:

1. daftar kontraktor di tempat kerja

2. Hasil pemeriksaan, inpeksi dan pementauan

3. Tanggap darurat & Kebakaran

4. Hasil Investigasi kecelakaan, ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan dan


pencegahan

Perusahaan mengikutsertakan seluruh karyawan dibawah kendali perusahaan


untuk berperan aktif dalam partisipasi dan konsultasi penerapan K3L ditempat
kerja yang dapat dilakukan individu atau kelompok. Partisipasi kelompok dapat
dilakukan melalui komputerisasi internal system survey 361 leadership atau
melalui pertemuan rutin/non rutin dalam penerapan kerja. Partisipasi individu
dapat dilaksanakan dengan menghubungi management representative yang
dilanjutkan ke Forestry Head atau dapat dilaksanakan melalui media lain yang
disiapkan oleh perusahaan (hhtp://survey.fiorestry.com/user/question.aspx).
Partisipasi/konsultasi juga dapat melibatkan pihak luar (pengunjung, tamu,
kontrktor dan pemasok) maupun pihak ketiga lain yang bekerja sama dengan
perusahaan. Selain itu, perusahaan menyediakan kotak saran di setiap bangunan
kantor perusahaan.

PT Wirakarya Sakti membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (P2K3) yang meruoakan badan pembantuk di tempar kerja sebagai wadah
kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling
pengertian&partisipasi efektif dalam penerapan K3 di lingkungan perusahaan.
Tugas P2K3 adalah memberikan saran dan pertimbangan kepada pengusaha
mengenai masalah di lingkungan perusahaan.
Fungsi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara lain :

1. menghimpun dan mengolah data mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(K3) di tempat kerja.

9. membantu menunjukan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja mengenai

 Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan


gangguan K3 termasuk bahaya kebakaran dan peledakan serata cara
menaggiulanginya.

 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas


kerja.

 Alat Pelinfung DIri ( APD) bagi tenaga kerja yang bersangkutan/cara


dan sikap yang benar dan aman dlam melaksanakan pekerjaanya

10. Membantu Pengusaha/Pengurus dalam :

 Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja.

 menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.

 mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadao keselamatan dan


kesehatan kerja

 mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja


serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan

 mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan


kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi.

 melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan


makanan di perusahaan.

 memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja

 mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.


 mengembangkan laboratorium keselamatan dan kesehatan kerja,
melakukan pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan interpretasi
hasil pemeriksaan.

 menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higiene perusahaan


dan kesehatan kerja.

11. Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan


pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, higiene
perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan gizi kerja.

Partisipasi dan konsultasi dapat dilakukan secara berkelimpok maupun indivisu


sesuai kondisi saat melakukan pekerjaan. Partisipasi secara kelompok dilakukan
dengan cara rapat yang dijadwalkan secara rutin maupun tidak rutin oleh
seksi/departemen/distrik masing masing sesuai penerapan K3 ditempat kerja.
Sedangkan partisipasi/konsultasi secara individu dapat dilakukan secara langsung.
Partisipasi/konsultasi yang diterima lalu dibawa dalam pertemuan P2K3.
Partisipasi dan konsultasi yang dilakukan PT Wirakarya Sakti terkait K3 juga
melibatkan pihak luar.

IV.5.4. Dokumentasi
Sesuai dengan SHE Manual yang diterbitkan oleh perusahaan, dokumentasi
SMK3 terdiri atas:

 Kebijakan dan sasaran K3

 Penjelasan lingkup SMK3

 Penjelasan unsur-unsur utama SMK3Ldan keterkaitan serta rujukan


dokumen terkait

 Informasi terdokumentasi yang disyaratkan oleh standar SMK3L

 Informasi terdokumentasi ditentukan oleh perusahaan sebagai


dokumen penting untuk memastikan perencanaan, operasional dan
pengendalian proses secara efekktif yang terkait dengan risiko bahaya
K3
Gambar IV-6 Hirarki

IV.5.5. Pengendalian Dokumen


Perusahaan telah membuat dan memutakhirkan ifnromasi terdokumentasi
(SHE/OP/01,02,03,04) dengan memastikan kesesuaian

 identifikasi dan deskripsi (judul, tanggal, penulis, nomor acuan, dll)

 format bahasa yang digunakan dan media informasi terdokumentasi

 tinjauan dan persetujuan untuk kecukupan dan kesesuaian

IV.5.6. Pengendalian Operasional


Perusahaan telah melakukan pengendaliatn operasional dan sudah terintegrasi
dengan sistem SMK3L. Perusahaan telah membuat work intsructian dan standar
opersional di tiap departemen dan divisi. termasuk intruksi kerja dan standar
operasi untuk pembelian barang, peralatan dan jasa, instruksi kerja dan standar
operasi untuk kontraktor dan pengunjung

PT Wirakarya Sakti juga telah membuat Job Safety Analysis dengan melakukan
penyeleksian/pengelompokan pekerjaan dan identifikasi potensi bahaya serta
penentuan langkah pengendalian.
1. penyeleksian/ pengelompokan pekerjaan dan identifikasi potensi bahaya

Seksi/Distrik/Departemen megirimkan daftar pekerjaan yang dilakukan oleh


masing masing Seksi/Distrik/Departemen dengan menggunakan formulir Job
Safety Analysis (JSA).

 Kegiatan yang dikirimkan berupa jenis pekerjaan yang menjadi pokok


tanggung jawab di Seksi/Distrik/Departemen bersangkutan.

 Pekerjaan yang dituliskan dalam daftar tersbut harus terperinci


meliputi tahapan/urutan langkah kerjanya

 Kolom tahapan kerja dan identifikasi bahaya diisi oleh


Seksi/Distrik/Dept masing masing

 Pengelompokan jenis pekerjaan, tahapan langkah kerja dan identifikasi


bahaya ini dilakukan untuk memudahkan dalam penyususan
pengendalian risiko yang dilaksanakan pada tahap selanjutnya.

Setiap lembar form JSA yang dikirimkan kepada SH section harus telah
ditandatangani oleh masing-masing pengawas yang menyusun daftar tesebut dan
telah ditandatangani oleh Seksi/Distrik/Departemen masing masing. SH Section
menerima lembar tersebut dari masing masing Seksi/Distrik/Departemen
kemudian diperiksa untuk menentukan kesesuaian data yang dimasukkan terhadap
kemungkinan bahaya yang ada.

2. Penentuang Langkah Pengendalian

Formulir JSA yang telah dikirimkan oleh seksi/distrik/departemen selanjutnya


akan disusun langkah pengendalian yang paling sesuai untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko yang dilakukan. Perumusan pengendalian ini dilakukan
oleh petugas yang berkompetensi

Beberapa pengendalian operasional K3 PT Wirakarya Sakti mencakup anatara


lain:

1. Umum

12. Pekerjaan Bahaya TInggi


13. Penggunaaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

14. Pembelian Barang Peralatan dan Jasa

15. Kontraktor

16. Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar Lainnya

IV.5.7. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat


Perusahaan telah bersiaga untuk tanggap terhadap kondisi situasi darurat aktual
dan bersiaga untuk tanggap dengan tindakan yang terencana untuk mencegah atau
mitigasi dampak K3L yang merugikan dari situasi darurat.

Prosedur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat secara periodik ditinjau dan di


evaluasi, khususnya setelah terjadi situasi darurat atau setelah dilakukan
pengujian. Prosedur akan dilakukan perubahan jika ditemukan kekurangan,
terutama setelah terjadi situasi darurat atau kecelakaan terjadi. Pelatihan rutin
dilakukan apabila memungkinkan untuk menguji prosedur tersebut, terdapat
tindakan tanggap darurat yang telah direncanakan sejauh yang dapat dilakukan.

PT Wirakarya Sakti dalam menanggapi situasi darurat memiliki Tim Tanggap


Darurat berupa regu yang dibentuk dan ditetapkan untuk mengendalikan dan
menanggulangi keadaan darurat dan memiliki kompetensi yang sesuai. Tim
Tanggap Darurat ini terdiri dari:

1. Koordinator Regu Pemadam Kebakaran

2. Koordinator P3K

3. Koordinator Evakuasi

4. Koordinator Keamanan

5. Koordinator Logistik dan Trasnportasi

6. Koordinato Komunikasi Internal

7. Koordinator Komunikasi Eksternal

PT Wirakarya Sakti dalam prosedurnya menyediakan sarana-prasarana untuk


menunjang kesiapsiagaan tanggap darurat diantaranya adalah:
1. APAR di semua bangunan

2. klinik dengan petugas paramedis

3. isi kotak p3k

4. ambulance

5. truk pemadam kebakaran

6. Petunjuk evakuasi/rambu-rambu petunjuk evakuasi

7. sarana prasarana lainnya yang menunjang

8. petugas atau personal penanganan keadaan darurat

9. sarana prasarana untuk kebakaran hutan dan lahan sesuai peraturan

Pada penmeriksaan lapangan ditemukan beberapa sarana dan prasarana Tanggap


Darurat dalam keadaan yang tidak dapat digunakan seperti APAR yang sudah
tidak bertekanan, Bilas darurat yang tekananya kurang dankotak P3k yang tidak
lengkap.

Gambar IV-7 Tekanan Apar


Gambar IV-8 P3K tidak lengkap
IV.6. Pemeriksaan
IV.6.1. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja
PT Wirakarya Sakti telah menujuk Ahli K3 Umum Perusahaan atau Sekretaris
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja termasuk anggota anggota di
bawah kewenangan Ahli K3 Umum Perusahaan utnuk tugas pemantauan dan
pengukuran kinerja K3.

Pengukuran Kinerja K3 dilakukan oleh PT Wirakarya Sakti dengan cara metode


pengukuran proaktif dan reaktif.

Pengukuran proaktif dianatanya adalah :

1. Penilaian kesesuaian dengan perudang-undangan dan peraturan lainnya yang


berkaitan dengan penerapan K3 di tempat kerja.

17. Kefektifan hasil inspeksi dan pemantauan kondisi bahaya di tempat kerja.

18. Penilaian kefektifan pelatihan K3

19. Penerapan program-program K3

20. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja di tempat kerja dll.

Pengukuruan reaktif diantaranya adalah :

1. Pemantauan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK)

21. Tingkat keseringan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
(PAK)

22. Tingkat hilangnya jam kerja akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja (PAK).

23. Tuntutan tindakan pemenuhan dari pemerintah.

24. Tuntutan tindakan pemenuhan dari pihak ketiga.

Perusahaan memiliki rencana monitoring dokumen SHE/MP/01 dan SHE/MP/02,


dokumen tersebut ada untuk melacak kinerja, pengendalian operasional yang
relevan dan sesuai dengan sasaran K3 perusahaan.
implementasi yang dilakukan perusahaan adalah

1. inspeksi K3

2. membuat monitoring action plan

3. pengukuran terkait kecelakaan kerja

perusahaan juga melakukan pengukuran terkait lingkungan kerja seperti

1. illumination monitoring

2. pengukuran kebisingan

Alat monitoring yang digunakan memiliki prosedur kalibrasi pada dokumen


RDD/OP/03

Perusahaan melakukan evaluasi kinerja K3 dan keefektifan SMK3 dalam 6 bulan


sekali atau minimal satu tahun sekali dan terdokumentasi dalam dokumen
Tinjauan Manajemen.

IV.6.2. Evaluasi Keseuaian


Perusahaan melakukan evaluasi keseuaian dan melakukan tindakan jika
diperlukan serta memelihara pengetahuan dan pemahaman dari staus kesesuaian
perusahaan, dilakukan sebanyak 1 kali dalam 6 bulan. Perusahaan menyimpan
dokumen tersebut sebagai bukti hasil evaluasi penataan (SHE/OP/11, 17,
EC/WI/1-20,21)

IV.6.3. Penyidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan


Pencegahan
Apabila terjadi insiden maka safety officer wajib melaporkan kejadian tersebut
secara lisan kepada petugas SH dalam waktu selambat-lambatnya 2X24 jam sejak
kejadian kecelakaan tersebut. Isi laporan lisan tersebut meliputi data diri korban
( Nama, NIK, Seksi/Departemen), jam, tanggal, lokasi, kronologis, akibat
kecelakaan tersebut , tempat korban dirawat atau dirujuk dan keperluan
menggunakan ambulan untukmengangkut korban.

Apabila terjadi ketidakseusaian PT Wirakarya Sakti akan melakukan reaksi


terhadap ketidaksesuaian dan melaksanakan tindakan untuk pengendalian dan
melakukan perbaikan serta menangani konsekuensi ketidaksesuaian termasuk
mitigasi dampak K3 yang merugikan. Evaluasi terhadap ketidaksesuaian
dilakukan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian supaya tidak terjadi
kembali, evaluasi dilakukan dengan cara

1. meninjau ketidaksesuaian

2. menentukan penyebab ketidaksesuaian

3. menentukan apakah ada ketidaksesuian yang serupa atau berpotensi terjadi

Perusahaan juga akan melakkan tindakan yang diperlukan, meinjau keefektifan


setiap tindakan perbaikan yang dilaksankan dan melakukan perubahan SMK3
apabila diperlukan.

PT Wirakarya Sakti dalam menyusun tindakan perbaikan dan pencegahan


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pelatihan (simulasi/pengujian) prosedur tanggap darurat.

25. Investigasi insiden.

26. Audit internal dan audit eksternal.

27. Penilaian kesesuaian peraturan perundang-undagan dan persyaratan


lainnya yang berkaitan dengan risiko K3 secara berkala.

28. Pemantauan kinerja K3.

29. Aktivitas perawatan dan perbaikan fasilitas / alat / mesin kerja.

30. Partisipasi dan konsultasi tenaga kerja di temopat kerja.

31. Penilaian lain lain.

PT Wirakarya Sakti juga menjami bahwa

1. Tindakan Perbaikan dan TIndakan Pencegahan disusun penilaian risiko terlebih


dahulu sebelum penerapan perubahan-perubahan pengendalian / bahan /
manajemen / alat / mesin, dsb

32. Penerapan keseluruhan tindakan perbaikan dan pencegahan.


33. Pendokumentasian dan komunikasi hasil-hasil tindakan perbaikan dan
pencegahan.

34. Adanya tindak lanjut untuk meninjau keefektifan terhadap tindakan


perbaikan dan tindakan pencegahan yang diambil.

IV.6.4. Pengendalian Catatan


PT Wirakarya Sakti menerbitkan catatan perubahan, catatan perubahan tersebut
berisi rincian oerubahan yang akan dibuat. Catatan tersebut harus disetujui oleh
Forestry Head. Salinan lama harus diambil oleh pusat pengendalian dokumen dan
salinan baru akan dikeluarkan. Seluruh catatan, rekaman dan laporan K3
dipelihara untu menunjukan keefektifan penerapan SMK3 Perusahaan dan
pengelolaan risiko-risiko K3 di tempat kerja.

Pegendalian catatan, rekaman dan laoran K3 mencakup antara lain :

1. Laporan penilaian penyesuaian terhadap peraturan perundang-undangan dan


persyaratan lainnya yang berkaitan dengan risiko K3 di tempat kerja.

35. Identifikasi bahaya, penilaian tisiko dan pengendalian risiko.

36. Laporan pemantauan kinerja K3

37. Laporan perawatan dna kalibrasi alat-alat pengukuran kinerja K3.

38. Laporan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan.

39. Laporan inspeksi K3.

40. Laporan pelatihan dan kompetensi K3 tenaga kerja.

41. Laporan audit SMK3

42. Laporan partisipasi dan konsultasi tenaga kerja

43. Laporan insiden.

44. Laporan tindak lanjut insiden.

45. Laporan pertemuan K3.

46. Laporan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.


47. Laporan perawatan APD

48. Laporan pelatihan tanggap darurat.

49. Laporan Tinjauan Manajemen.

Pengendalian catatn, rekaman dan laporan K3 dilaksanakan oleh Sekretaris


Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

IV.6.5. Audit Internal


PT Wirakarya Sakti melaksanakan audit internal dengan interval 6 bulan sekali
untuk waktu yang direncanakan sehingga dapat menyediakan informasi apakah
sesuai dengan persyaratan perusahaan utnuk SMK3 dan diterapkan & diperlihara
secara efektif. PT Wirakarya Sakti melakukan audit internal dengan urutan
kegiatan sebagai berikut

1. pembukaan audit

2. pemilihan petugas auditor

3. meninjau dokumen dan persiapan audit

4. pelaksaan audit

5. persiapan dan komunikasi laporan audit

6. penutupan audit dan tindak lanjut audit

Dalam pelaksanaan audit internal, SHE Head memastikan bahwa audit dilakukan
oleh auditor internal yang independen (tidak memihak) dan mereka memiliki
tanggung jawab langsung terhadap kegiatan yang diaudit.

IV.7. Tinjauan Manajemen


Tinjauan Manajemen dilakukan dengan pertemuan yang dihadiri oleh Forestry
Head dan Departemen Head yang dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan sekali
atau tidak kurang dari satu kali setiap tahun untuk meninjau penerapan SMK3.
Pertemuan tersebut berisi perwakilan manajemen yang wajib melaporkan kepada
forestry head atas kinerja SMK3 dan kebutuhan utnuk perbaikan, hal hal yang
diulas dalam pertemuan tersebut adalah:
1. status tindakan manajemen sebelumnya

2. perubahan pada isu internaleksternal yang relevan dengan SMK3

3. sejauh mana sasaran SMK3 telah dicapai

4. Informasi tentang kinerja K3 termasuk kecenderungan dalam


ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan, hasil pengukuran dan
pemantauan, pemenuhan kewajiban penataan dan hasil audit.

5. kecukupan sumberdaya

6. komunikasi yang relevan dri pihak yang berkepentingan, termasuk


keluhan

7. peluang untuk perbaikan selanjutnya

Hasil dari tinjauan manajemen mencakup keputusan dan tindakan yang berkaitan
dengan hal-hal sebagai berikut:

1. kesimpulan terhadap keberlanjutan, kesesuaian, kecukupan dan keefektfan


dari SMK3

2. keputusan yang berkaitan dengan peluang perbaikan

3. keputusan yang berkaitan dengan setiap kebutuhan untuk perubahan


terhadap SMK3

4. tindakan jika diperlukan

5. peluang untuk memperbaiki integrasi SMK3 jika diperlukan

6. Setiap implikasi untuk arahan strategis perusahaan.

Hasil dari pertemuan didistribusikan ke semua departemen dan perwakilan


manajemen lainnya, distribusi dilakukan melalui electronic lotus note
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

V.1. Sistem Manajemen K3 PT Wirakarya Sakti


Sistem Manajemen K3 di PT Wirakarya Sakti ini sesuai dengan PP No. 50 tahun
2012 pasal 5 yakni tentang Penerapan Sistem Manajemen K3 Keselamatan dan
Kesehatan yang menyebutkan bahwa setiap perusahaan yang memperkejakan
pekerja/buruh paling sedikit 100 orang mempunyai tingkat potensi bahaya tinggu
wajib menerapkan SMK3. Di PT Wirakarya Sakti ada sekitar kurang lebih 1200
pekerja sudah termasuk pekerja PT Wirakarya Sakti dan kontraktor

PT. Wirakarya Sakti sendiri telah mendapatkan sertifikasi OHSAS 18001:2007


dan juga sertifikasi SMK3 dnegan menggunakan dasar PP 50 Tahun 2012 dari
pemerintah.

V.2. Persyaratan Umum


Pada persyaratan ini secara umum, PT Wirakarya Sakti telah membuat suatu
sistem manajemen K3 yang digunakan atau berfungsi untuk menghilangkan atau
meminimalkan risiko kepada pekerja dan pihak-pihak terkait lain yang bekerja
pada area PT Wirakarya Sakti yang mungkin ditimbulkan oleh risiko K3 dengan
penyusunan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan konsep
Plan-Do-Check-Action (PDCA). Konsep PDCA yang digunakan sudah sesuai
dengan persyaratan umum untuk OHSAS 18001:2007

V.3. Kebijakan K3
Tertulis pada klausul 4.2. OHSAS 18001:2007 bahwa manajemen puncak harus
mendefinisikan dan menyetujui kebijakan K3 dan memastikan bahwa kebijakan
masih di dalam ruang lingkup dari sistem manajemen K3:

Sesuai dengan sifat dan skala risiko-risiko K3 organisasi mencakup suatu


komitmen untuk pencegahan cidera dan sakit penyakit dan peningkatan
berkelanjutan manajemen dan kinerja K3 Mencakup suatu komitmen untuk paling
tidak mematuhi peraturan K3 dan persyaratan lain yang relevan yang biasa
dilakukan oleh organisasi yang terkait dengan risiko-risiko K3 Memberikan
kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau tujuan-tujuan K3
Didokumentasikan, diterapkan, dan dipelihara.

Dikomunikasikan ke seluruh personel dalam kendali organisasi dengan tujuan


bahwa personel menyadari kewajiban K3 masing- masing

Tersedia untuk pihak-pihak terkait dan dikaji secara periodik untuk memastikan
kebijakan tetap relevan dan sesuai untuk organisasi.

PT Wirakarya Sakti membuat kebijakan K3L yang telah ditandatangani oleh


firektur utama dan memuat hal hal sebagai berikut ini:

PT. Wirakarya Sakti (PT.WKS) adalah perusahaan yang memproduksi kayu hutan
tanaman, menyadari dan memahami bahwa aspek K3L merupakan komponen
penting dalam mendorong usaha yang lestari dan berkomitmen menjalankan
Kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan (Occupational Safety,
Health & Environment Policy) sebagai berikut:

 Mematuhi seluruh peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang


relevan di tingkat lokal dan nasional, termasuk berbagai konvensi
internasional yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Meningkatkan Mutu K3L secara berkesinambungan melalui pengelolaan
K3, sumberdaya alam hayati, ekosistem, serta prinsip dan norma
berdasarkan PP No. 50 Tahun 2012, OHSAS 18001:2007 dan ISO
14001:2015

 Mengutamakan nilai-nilai dengan memperhatikan aspek sumber daya


manusia dan memotivasi karyawan untuk meraih kesuksesan.

 Mendorong kesadaran setiap orang mempunyai hak & kewajiban untuk


bekerja aman di dalam lingkungan perusahaan yang sehat dan aman.
Mengidentifikasi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja melalui
pemeriksaan kesehatan berkala, pelayanan kesehatan, penyediaan sarana &
prasarana, perbaikan lingkungan kerja dan melakukan upaya perlindungan
terhadap lingkungan.
Berkontribusi terhadap upaya-upaya nasional dan global dalam
menurunkan emisi karbon yang berasal dari degradasi dan deforestasi
hutan, dan upaya menjalankan pencegahan kebakaran hutan & lahan.

 Memelihara dan meningkatkan nilai konservasi pada kawasan yang


teridentifikasi sebagai kawasan bernilai konservasi tinggi (High
Conservation Value) dan kawasan potensi karbon tinggi (High Carbon
Stock) sesuai prinsip kehati-hatian.

 Mempertahankan ekosistem gambut termasuk penerapan pengelolaan tata


air yang tepat.

 Menerapkan sistem silvikultur yang sesuai termasuk pengendalian dampak


fisik, biologi dan kimia.

 Melakukan perbaikan secara terus menerus melalui evaluasi, penelitian


dan kerjasama dengan para pihak.

 PT Wirakarya Sakti ( PT WKS) memastikan bahwa kebijakan ini


dikomunikasikan, dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan,
mitra dan seluruh pihak yang bekerja untuk dan atas nama perushaan.

 PT Wirakarya Sakti (PT WKS) akan menerapkan kebijakan ini di semua


konsesi hutan yang dimiliki, dikelola dan pada perusahaan dimana PT
Wirakarya Sakti (PT WKS) menanamkan modalnya.

Secara umum, beberapa kebijakan K3 PT Wirakarya Sakti telah memenuhi poin-


poin penting pada standar OHSAS 18001:2007 akan tetapi masih terdapat
beberapa poin yang belum terpenuhi. Kebijakan PT Wirakarya Sakti sudah
memenuhi poin standar OHSAS 18001:2007 tentang sesuai dengan sifat dan skala
risiko risiko K3 organisasi dan mencakup komitmen untuk pencegahan cidera dan
sakit penyakit, peningkatan berkelanjutan manajemen dan kinerja K3, mematuhi
peraturan K3 dan persyaratan lain yang relevan yang biasa dilakukan oleh
organisasi yang terkait dengan risiko-risiko K3, dan . Kemudian dalam kebijakan
K3 PT Wirakarya Sakti belum Mencakup suatu komitmen untuk memberikan
kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau tujuan-tujuan K3, sehingga poin
tersebut perlu ditambahkan di beberapa kebijakan K3 PT Wirakarya Sakti

V.4. Perencanaan
V.4.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Penetapan Pengendalian
Pada klausul 4.3.1. OHSAS 18001:2007 tertera bahwa perusahaan harus
membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi bahaya
yang ada, penilaian risiko, dan penetapan pengendalian yang diperlukan. Menurut
standar OHSAS 18001:2007 pembuatan prosedur identifikasi bahaya dan
penilaian risiko mempunyai banyak aspek yang perlu dipertimbangkan agar
prosedur dapat dikatakan layak untuk digunakan.

Pada PT Wirakarya Sakti, prosedur identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang
digunakan sudah tercantum dalam HIRA-DC (Hazard Identification, Risk
Assessment and Determination Control) dan dalam file SHE/OP/07 tentang
Hazard Identification, Risk Assesment and Determination Control (HIRA-DC) &
Aspek Dampak Lingkungan di mana prosedur tersebut akan melahirkan sistem
untuk mengidentifikasi bahaya seluruh aktivitas yang dilakukan selama pekerjaan,
penilaian risiko dan juga penanganan yang dapat dilakukan untuk
menanggulanginya. Apabila dibandingkan dengan persyaratan prosedur
identifikasi bahaya yang tercantum dalam OHSAS 18001:2007, prosedur HIRA-
DC di PT Wirakarya Sakti dapat dinyatakan sudah baik.

Dalam pembuatan prosedur untuk mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko


harus memperhatikan beberapa poin. Yang pertama adalah penentuan klasifikasi
kegiatan, apakah kegiatan merupakan kegiatan yang rutin atau nonrutin. Pada PT.
Wirakarya SAkti klasifikasi kegiatan bahkan dibagi menjadi tiga, yaitu kegiatan
rutin,non rutin, dan emergency. Hal ini menunjukkan PT Wirakarya Sakti telah
memerhatikan identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian dari semua
kegiatan tanpa terkecuali meskipun kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan
yang umumnya telah terjadwalkan. Hal lainnya yang harus menjadi pertimbangan
dalam pembuatan prosedur identifikasi bahaya dan penilaian risiko adalah
prasarana, peralatan, dan material di tempat kerja, yang disediakan baik oleh
perusahaan atau pihak lain.
PT Wirakarya Sakti juga telah mempunyai Job Safety Analysis(JSA) untuk setiap
pekerjaan. Job Safety Analysis adalah upaya mempelajari serta pencatatan
masing-masing urutan langkah kerja satu pekerjaan,mengidentifikasi bahaya-
bahaya didalamnya dan memastikan usaha paling baik untuk mengurangi maupun
menyingkirkan bahaya-bahaya disuatu pekerjaan. Dengan membuat dan
mensosialisasikan Job Safety Analysis, setiap pekerja akan tahu bahaya bahaya
pada setiap langkah pekerjaan dan usaha penetapan pengendalian terbaik terhadap
bahaya tersebut.

Serta dalam area pekerjaan yang memiliki risiko tinggi juga diberikan rambu
rambo peringatan terhadap pekerja,seperti rambu peringatan untuk memakai APD,
seperti Gambar dibawah ini

Gambar V-9 Rambu APD

Tetapi pada pelaksanaan dilapangan terdapat beberapa prosedur yang tidak sesuai
dengan seharus nya karena keadaan lapangan yang dinamis. Saran atau
rekomendasi terhadap keadaan yang dinamis adalah tetap mengikuti prosedur dan
peraturan yang telah ditetapkan, serta jika ada keadaan yang memungkikan tidak
sesuai prosedur untuk keperluan tertentu perlu dilakukan assessment oleh SHE.

V.4.2. Peraturan Perundangan dan lainnya


Pada klausul 4.3.2. OHSAS 18001:2007 tercantum bahwa perusahaan harus
memastikan bahwa peraturan perundangan dan persyaratan lain yang relevan
harus dipertimbangkan dalam membuat, menerapkan, dan memelihara sistem
manajemen K3 perusahaan. PT. Wirakarya Sakti selalu berusaha untuk memenuhi
berbagai peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya terkait K3 dan
sesuai dengan kegiatan operasi yang ada di perusahaan. Dalam penentuan dan
penetapan peraturan yang dibutuhkan dalam implementasi K3 di PT Wirakarya
Sakti, Safety, Health and Environment Department dalam satu tahun melakukan
pertemuan yang termasuk dalam agenda tinjauan manajemen (management
review) 2 kali atau tiap 6 bulan sekali untuk melakukan evaluasi dan perubahan
apabila perlu terhadap peraturan perundangan yang dapat diapsosi oleh
perusahaan dalam memantapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja yang sudah ada, maka dari itu klausul ini sudah baik dijalankan oleh PT
Wirakarya Sakti. Serta untuk standar internasional sistem manajemen K3 terbaru
adalah ISO 45001.Dalam perancangan sistem manajemen K3 di PT Wirakarya
Sakti belum menjadikan ISO 45001 sebagai pedoman,tetapi telah berpedoman
kepada OHSAS 18001. Dalam OHSAS 18001 mendelegasikan tanggung jawab
kesehatan dan keselamatan kerja pada manajer K3, ketimbang
mengintegrasikannya dalam sistem operasi organisasi. OHSAS 45001 menuntut
penggabungan dari aspek kesehatan dan keselamatan kerja dalam keseluruhan
sistem manajemen organisasi, dengan demikian mendorong top manajemen untuk
memiliki peran kepemimpinan yang kuat terhadap sistem manajemen K3.

V.4.3. Tujuan Program


Setiap tahun, PT Wirakarya Sakti selalu mengadakan rapat untuk membicarakan
program kerja selama setahun ke depan. Rapat tersebut merupakan musyawarah
terkait tujuan, sasaran, dan program kerja yang dicanangkan untuk memenuhi
tujuan dan sasaran tersebut. Dalam menunjang keberjalanan program-program
tersebut selalu dilakukan tinjauan manajemen selama 6 bulan sekali. Dievaluasi
segala kekurangan dan rencana ke depan jika terdapat perubahan mengenai
program yang akan dikerjakan. Serta program tersebut akan dicek apakah masih
mempertimbangkan peraturan perundangan dan persyaratan K3 lainnya di mana
organisasi mendapatkan dan risiko-risiko K3. Program K3 yang dilakukan oleh
PT Wirakarya Sakti juga telah memenuhi syarat dimana dialam program terdapat
penanggung jawab untuk pencapaian tujuan pada tiap-tiap fungsi dan level yang
relevan dalam organisasi dan terdapat cara dan batasan waktu dalam
pencapaiannya. Tujuan program yang dibuat pun dapat diukur.

V.5. Penerapan dan Operasi


V.5.1. Sumber daya, Peran, Tanggung jawab, Akuntabilitas dan Wewenang
PT Wirakarya Saktisudah melakukan program-program untuk mendukung tujuan
dari departemen SHE seperti monitoring lingkungan, inspeksi, training, audit dan
sebagainya. Dan juga seluruh pekerja yang memiliki jabatan di management board
sudah melakukan peran, tanggung jawab, dan wewenang terkait dengan
implementasi SMK3 sehingga pemeliharaan dari implementasi SMK3 di PT.
Wirakarya Sakti tidak hanya menjadi tanggung jawab Departemen SHE saja

Persyaratan pada klausul ini telah dijalankan oleh PT WIirakarya Sakti meskipun
ada yang belum sesuai yaitu pada persyaratan manajemen puncak harus
menunjukkan komitmennya dengan cara menjamin tersedianya sumber daya
untuk menetapkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan SMK3 dimana
sumber daya mencakup sumber daya manusia , sumber daya waktu, teknologi,
infrastruktur. Dalam hal ini ketersediaan sumber daya manusia dan teknologi yang
masih belum optimal implementasinya

V.5.2. Kompetensi, Pelatihan, dan Kepedulian


Dalam hal kompetensi, OHSAS 18001 mensyaratkan organisasi untuk menjamin
agar semua karyawan yang melakukan pekerjaan yang dapat berdampak kepada
K3 adalah orang-orang yang berkompeten dilihat dari pendidikan, pelatihan atau
pengalaman. Sedangkan dalam hal kepedulian, organisasi harus menetapkan,
menerapkan, dan memelihara prosedur untuk orang-orang yang bekerja di bawah
kontrol organisasi sadar akan konsekuensi K3, peranan dan tanggung jawab, serta
pentingnya mencapai kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur-prosedur K3 dan
dengan persyaratan- persyaratan sistem manajemen K3. Prosedur pelatihan harus
mempertimbangkan perbedaan dalam hal tanggung jawab, kemampuan, bahasa
dan juga risiko.

PT Wirakarya Sakti sudah memastikan bahwa semua karyawan dan pekerja atau
kontraktor telah memenuhi standar kompetensi K3 umum yang sudah ditentukan
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja, dan juga
pekerja-pekerja tersebut sudah memiliki kompetensi kerja khusus yang telah
tersertifikasi K3 dari instansi yang berwenang untuk mendapatkan izin bekerja.
Dan juga di bawah Safety, Health and Environment Department PT Wirakarya
Sakti telah melakukan pembinaan K3 kepada karyawan dan kontraktor yang
dilakukan terus menerus dangan berbagai cara dan metode sesuai dengan
pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh tiap karyawan dan kontraktor.

V.5.3. Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultasi


Klausul 4.4.3 ini mensyaratkan organisasi harus menetapkan, menerapkan dan
memelihara prosedur untuk komunikasi internal berbagai tingkatan, komunikasi
dengan kontraktor dan pengunjung lokasi kerja lain, menerima,
mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi yang relevan dengan pihak-
pihak luar yang berkepentingan. Dalam hal partisipasi dan konsultasi, organisasi
harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk partisipasi
pekerja melalui keterlibatan yang cukup dalam identifikasi bahaya, penilaian
risiko dan penetapan kontrol, investigasi kecelakaan, keterwakilan dalam urusan-
urusan menyangkut K3

PT Wirakarya Sakti telah menjalankan klausul ini dengan memastikan karyawan


yang bekerja di tempat yang berisiko tinggi adalah karyawan yang kompeten. Hal
ini dibuktikan dengan adanya standar operasional dari PT Wirakarya Sakti dengan
kode SHE/OP/35 tentang prosedur izin kerja di tempat yang berisiko tinggi.
Namun, ketika melihat tingkat kepedulian terhadap K3 dari beberapa karyawan
dan kontraktor terlihat masih kurang, salah satunya terlihat dari tidak selalu
dipakainya APD saat bekerja. Untuk meningkatkan kepedulian , HSE PT
Wirakarya Sakti melakukan berbagai upaya dari menyebarkan poster, training dan
penyuluhan, peringatan bulan nasional K3, simulasi tanggap darurat, razia K3 dan
inspeksi K3

V.5.4. Dokumentasi
Dokumentasi sistem manajemen K3 yang sesuai dengan persyaratan pada OHSAS
18001 harus mencakup kebijakan dan sasaran K3, penjelasan tentang lingkup
sistem manajemen K3, elemen utama sistem manajemen K3, interaksinya juga
acuan-acuan dokumennya. PT. Wirakarya Sakti mengaplikasikan hierarki
dokumentasi dimana Kebijakan sebagai dokumen tingkat pertama yang berisi
kebijakan yang ada dan visi misi perusahaan, manual/pedoman sebagai dokumen
tingkat dua yang berisi penerapan dari kebijakan yang dan pentaan yang ada.
Kemudian informasi terdokumentasi, K3, Program pengelolaan K3, penataan,
formulir dan lain lain sebagai dokumen tingkat tiga. Dokumen tingkat tiga ini juga
berisi tentang standar operasional dan instruksi kerja perusaahaan di tiap-tiap
departemen agar kegiatan pekerjaan di PT Wirakarya Sakti dapat berjalan sesuai
dengan ketentuan K3 yang berlaku.

V.5.5. Pengendalian Dokumen


PT Wirakarya Sakti sudah menetapkan prosedur dan metodologi pengendalian
dokumen baik dokumen internal maupun dokumen eksternal untuk memastikan
seluruh dokumen terawat dengan baik, mudah ditemukan serta disimpan
sebagaimana semestinya, PT Wirakarya Sakti juga memiliki Document Control
Centre (DCC) atau Pusat Pengendalian Dokumen yang berfungsi sebagai bagian
yang megelola seluruh dokumen informasi dokumentasi (manual, prosedur,
istruksi kerja, formulir dan lain lain), DCC memiliki server sendiri dan terhubung
dengan seluruh komputer yang berada di kantor besar PT Wirakarya Sakti.

V.5.6. Pengendalian Operasional


Pada klausul 4.4.6. OHSAS 18001:2007 tertulis bahwa perusahaan harus
mengidentifikasi operasi-operasi dan kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan
bahaya-bahaya yang teridentifikasi untuk mengelola resiko-resiko K3 dan untuk
memenuhi kebijakan K3 perusahaan. PT Wirakarya Sakti sudah dan selalu
memastikan bahwa setiap departemen melakukan identifikasi terhadap kegiatan
operasional di bawah tanggung jawab departemen yang dapat memberikan
dampak kepada K3 tetap memenuhi peraturan yang sudah ditentukan. Prosedur-
prosedur mengenai teknis operasi dari berbagai kegiatan di PT Wirakarya Sakti
terdokumentasikan pada arsip dokumen. Di mulai dari prosedur pengendalian
operasi secara umum, hingga prosedur operasi kegiatan-kegiatan khusus.

Serta kontraktor yang sedang bekerja di PT Wirakarya Sakti telah dipastikan


untuk mengisi Biodata perusahaan yang berisi tentang salah satunya adalah
pelatihan yang pernah diikuti sehingga penjaminan terhadap K3 bisa tercapai. PT
Wirakarya Sakti juga memiliki prosedur untuk izin kerja dengan risiko yang
tinggi sehingga pengendaliannya bisa terkontrol.

PT Wirakarya Sakti terdapat prosedur pembuatan JSA dan Penegakan&Sangsi


K3L untuk pedoman dalam bekerja yang berisi tentang potensi bahaya, seberapa
besar peluang terjadinya bahaya, efek yang timbul akibat bahaya yang akan
terjadi, cara menggunakan atau beraktivitas yang aman agar terhindar dari bahaya,
pencegahan terjadinya bahaya dengan penggunaan APD, serta penanggulangan
jika bahaya tersebut terjadi. Serta ketika pada kegiatan operasional perusaahn
terdapat pekerja yang tidak sesuai dengan prosedur selama pekerjaan akan dicatat
di formulir Penegakan&Sangsi K3L tersebut. dimana pengawas yang telah
ditetapkan adalah masing masing Distik/Seksi/Departemen.

V.5.7. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat


Klausul 4.4.7 tentang Kesiapan dan Tanggap Darurat yang sesuai dengan OHSAS
18001 mengharuskan organisasi untuk menetapkan, menerapkan, dan memelihara
prosedur untuk mengidentifikasi situasi darurat serta menanggapi situasi darurat.
PT. Wirakarya Sakti telah mengimplementasikan persyaratan pada klausul ini
dengan menetapkan, menjalanan, dan memelihara prosedur baku untuk
mengidentifikasi potensi dan merespon situasi darurat. Telah dibentuk pula
struktur organisasi dan jalur komunikasi darurat jika terjadi situasi darurat. Salah
satu prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat dengan adanya safety inducntion
dan berbagai tanda berupa plang yang menunjukkan tempat berkumpul, serta
dilakukan pengecekan secara berkala terhadap peralatan tanggan darurat. Namun,
ditemukan bahwa beberapa peralatan tanggap darurat seperti APAR (Alat
Pemadam Api Ringan) dalam keadaan bertekanan rendah sehingga tidak layak
pakai dan kotak P3K yang tidak lengkap isinya serta tidak dicek berkala, ada
safety induction yang tidak dilakukan untuk tamu yang berkunjung dan petunjuk
arah jalur evakuasi yang belum tersedia sehingga dapat menimbukan potensi
kebingungan ketidak terjadi kondisi darurat. Secara umum PT Wirakarya Sakti
telah membuat prosedur yang baik tentang Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
namun penerapan di lapangannya masih kurang. Saran atau rekomendasi terhadap
permasalahan diatas adalah perketat pengawasan yang dilakukan, sosialisasi
kembali prosedur yang telah dibuat kepada para petugas yang bertugas terhadap
prosedur tersebut dan membuat petunjuk arah jalur evakuasi menuju titik kumpul.

V.6. Pemeriksaan
V.6.1. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja
Klausul 4.5.1. OHSAS 18001:2007 menuliskan bahwa organisasi harus membuat
menerapkan, dan memelihata prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja K3
secara teratur. Dalam pengukuran parameter K3, Safety, Health & Environment
Department PT. Wirakarya Sakti melakukan monitoring faktor fisik lingkungan.
Faktor fisik yang diukur antara lain seperti Illumination, suhu Kebisingan. PT.
Wirakarya Sakti melakukan pengukuran menggunakan pihak ketiga yaitu Seameo
Biotrop. PT. Wirakarya Sakti membuat, menerapkan, dan menjaga prosedur-
prosedur yang terkait tentang pengukuran kinerja K3 seperti, prosedur kalibrasi
peralatan. Pengukuran kinerja K3 di PT. Wirakarya Sakti dilakukan secara
proaktif dan reaktif. Pengukuran kinerja K3 yang proaktif adalah adanya
pengukuran kinerja K3 secara periodik. Pengukuran-pengukuran tersebut
dilakukan untuk memastikan bahwa emisi yang dihasilkan oleh PT.Wirakarya
Sakti masih masuk ke dalam baku mutu yang diperbolehkan. Sedangkan,
pengukuran kinerja secara reaktif dilakukan dengan melihat angka kecelakaan,
penyakit, dan insiden yang disebabkan oleh parameter K3. Pemantauan angka
kecelakaan dilakukan untuk mengkaji lebih lanjut apakah kondisi di tempat kerja
tersebut masih memenuhi baku mutu dan untuk menentukan langkah apa yang
harus diambil agar faktor-faktor K3 tersebut tidak menyebabkan adanya
kecelakaan yang sama berulang-ulang (repetition).

V.6.2. Evaluasi Kesesuaian


Peraturan mengenai kegiatan-kegiatan operasional dan juga sistem manajemen
yang berlaku di PT. Wirakarya Sakti bergerak atas landasan peraturan
perundangan yang ada di Indonesia. Peraturan perundang-undangan yang diadopsi
tersebut sifatnya wajib dipatuhi oleh seluruh pekerja di perusahaan. Untuk
memastikan bahwa komitmen PT. Wirakarya Sakti mengenai kepatuhannya
terhadap perundang- undangan yang berlaku, dibuat evaluasi yang diadakan
secara periodik setiap sekali dalam 6 bulan. Evaluasi dilakukan berdasarkan hasil
pemantauan dan pengukuran kinerja K3 selama pekerjaan berlangsung. Data hasil
pengukuran akan ditelaah lebih lanjut untuk memastikan bahwa tidak ada
prosedur atau peraturan yang berlaku di PT. Wirakarya Sakti yang menyimpang
dari peraturan perundang-undangan atau persyaratan lainnya. Selain itu evaluasi
kesesuaian dilakukan mengacu pada kebijakan K3, target kinerja, dan hasil audit.
Analisis yang telah dilakukan nantinya akan dibahas lebih lanjut pada Rapat
Tinjauan Manajemen di mana akan diambil keputusan-keputusan untuk
meningkatkan kinerja K3 di perusahaan. Dalam pelaksanaan evaluasi kesesuaian
PT. Wirakarya Sakti sudah memenuhi klausul 4.5.2. OHSAS 18001:2007.

V.6.3. Penyidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan


Pencegahan
PT WIrakarya Sakti telah menyiapkan prosedur mengenai pelaporan insiden atau
kecelakaan dan juga penentuan diperlukannya penyelidikan insiden. Prosedur
yang telah dibuat tersebut telah disusun dengan detail sehingga memenuhi
persyaratan penyelidikan insiden yang tertera pada Klausul 4.5.3.1. dalam
OHSAS 18001:2007. Laporan insiden dalam bentuk apapun harus segera di
sampaikan 2x24 jam paling lambat ke Departemen SHE.

Tertulis pada klausul 4.5.3.2. OHSAS 18001:2007 bahwa organisasi harus


membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk menangani
ketidaksesuaian-ketidaksesuaian yang aktual dan potensial dan untuk melakukan
tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan. Ketidaksesuaian adalah tidak
dipenuhinya suatu persyaratan atau ketentuan ketentuan lain yang telah
ditetapkan. Dalam mengatur tindakan pencegahan dan tindakan perbaikan yang
harus diambil untuk menangani adanya ketidaksesuaian, PT. Wirakarya Sakti
membuat prosedur penegakan dan sangsi K3L.

Di dalam formulir penegakan dan sangsi K3L akan dicatat setiap perbuatan
pekerja yang melanggar prosedur atau ketentuan. Dalam aspek penyelidikan
insiden, PT. Wirakarya Sakti telah memenuhi standar klausul 4.5.3.1. OHSAS
18001:2007.

Ketidaksesuaian dalam aspek K3 akan diselesaikan oleh Departemen terkait


dengan bantuan dan bimbingan Safety, Health & Environment Department.
Tindakan pencegahan dan/atau perbaikan yang disusun menjawab penyebab dari
adanya ketidaksesuaian sehingga tidak terjadi kembali kesalahan yang sama. PT
Wirakarya Sakti memastikan bahwa tindakan pencegahan dan/atau perbaikan
yang diambil tidak akan menyebabkan potensi bahaya lainnya dengan cara
melakukan analisis peniliaian risiko. Tindakan pencegahan dan/atau perbaikan
akan terus dilakukandan di cek kembali oleh Departemen SHE , sehingga
akhirnya hasil implementasi tindakan pencegahan dan/atau perbaikan dapat
dilaporkan ke manajemen puncak pada saat rapat tinjauan manajemen. Dalam
aspek penanggulangan ketidaksesuaian dengan tindakan perbaikan dan
pencegahan, PT Wirakarya Sakti telah memenuhi standar klausul 4.5.3.2. OHSAS
18001:2007.

V.6.4. Pengendalian Catatan


Berdasarkan klausul 4.5.4. OHSAS 18001:2007 dinyatakan bahwa organisasi
harus membuat dan memelihara catatan sesuai keperluan untuk memperlihatkan
kesesuaian dengan persyaratan sistem manajemen K3 organisasi dan Standar
OHSAS serta hasil-hasil yang dicapai. Dalam hal pengendalian catatan, PT.
Wirakarya Sakti telah membuat Document.Control Center dimana didalamnya
disimpan juga berbagai catatan atau rekaman yang ada di PT Wirakarya Sakti.
Semua rekaman/catatan maupun formulir untuk menunjang keefektivan penerapan
sistem manajemen K3 dikendalikan oleh setiap fungsi terkait, disimpan dan
dipelihara sesuai dengan Prosedur Pengendalian Rekaman/Catatan. Dalam aspek
pengendalian catatan, PT. Wirakarya Sakti telah memenuhi standar klausul 4.5.4 .
OHSAS 18001:2007.

V.6.5. Audit Internal


Dalam persyaratan OHSAS 18001:2007 organisasi harus membuat dan
memelihara program dan prosedur untuk pelaksaan audit sistem manajemen K3
secara berkala agar dapat menentukan sistem manajemen K3 telah sesuai dengan
pengaturan yang direncanakan dan termasuk persyaratan Standar OHSAS, telah
ditetapkan dan diperiksa, serta efektif memenuhi kebijakan dan tujuan organisasi.
Selain itu juga untuk menentukan dan memberikan informasi hasil audit kepada
pihak manajemen. Program ini juga harus direncanakan, dibuat, dan ditetapkan
oleh organisasi sesuai dengan penilaian risiko dari aktivitas organisasi. Dalam
pelaksanaannya, PT. Wirakarya Sakti melakukan audit internal sebanyak 2 kali
dalam setahun. Audit dilakukan oleh auditor internal yang objektif dan
independen. Hasil dari audit internal yang dilaksanakan ialah sebagai tolak ukur
kinerja dan menjadi evaluasi dari sistem yang telah dibuat. Hasil audit internal ini
juga menjadi salah satu bahan yang dibahas dalam rapat tinjauan manajemen.
Dalam aspek audit internal, PT. Wirakarya Sakti telah memenuhi standar klausul
4.5.5 . OHSAS 18001:2007.

V.7. Tinjauan Manajemen


Berdasarkan klausul 4.6 OHSAS 18001:2007 bahwa Manajemen Puncak harus
meninjau sistem manajemen K3 organisasinya, secara terencana, untuk menjamin
kesesuaian, kecukupan, dan keefektifannya secara berkelanjutan. Tinjauan
manajemen dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan Sistem Manajemen
K3 dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga kinerja perusahaan dapat
ditingkatkan. PT. Wirakarya Sakti mengadakan rapat tinjauan manajemen
dibawah pimpinan Forestry Head dengan dilakukan secara berkala, enam bulan
sekali atau tidak kurang dari satu kali setiap tahun.
Peninjauan yang dilakukan manajemen meliputi hasil audit internal dan eksternal,
kinerja sistem manajemen K3, hasil partisipasi, konsultasi, dan komunikasi
internal dan eksternal, compliance status terhadap peraturan perundangan dan
persyaratan lainnya, status investigasi kecelakaan dan insiden, rekomendasi
perbaikan, dll. PT. Wirakarya Sakti telah menjalankan persyaratan ini dengan
melakukan tinjauan manajemen yang terdiri dari manajemen puncak dan
dilakukan secara berkala untuk memastikan kesesuaian, dan efektivitas
implementasi K3 di PT.Wirakarya Sakti.

Serta secara struktur organisasi PT. Wirakarya Sakti sudah baik karena Safety,
Health and Environment Department berada di bawah langsung Direktur Utama
PT. Wirakarya Sakti. Sehingga dapat dikontrol langsung oleh Direktur Utama
mengenai keberjalanan dan implementasi SMK3 pada setiap departemen di PT.
Wirakarya Sakti.
BAB VI PENUTUP

VI.1. Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil temuan dan observasi di
PT Wirakarya Sakti :

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Wirakarya Sakti


yang disusun sebagai prosedur panduan implementasi di lapangan telah
memenuhi standar yang tertulis dalam klausul-klausul OHSAS 18001:2007
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Keseluruhan
persyaratan umum dalam sertifikasi OHSAS 18001 : 2007 telah dipenuhi oleh PT.
Wirakarya Sakti dengan mengimplementasikan manual, prosedur dan instruksi
kerja yang jelas dan sistematis.

Kebijakan K3 yang djadikan acuan dalam penyusunan Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Wirakarya Sakti telah didokumentasikan,
diterapkan, dipelihara, dan dikomunikasikan ke seluruh personel perusahaan dan
pihak-pihak yang terkait. Secara garis besar Kebijakan K3 telah memenuhi
standar OHSAS 18001:2007.

Secara keseluruhan PT. Wirakarya Sakti telah mengimplementasikan dengan


baik,terdapat beberapa evaluasi terkait SMK3, yaitu

Pada klausal 4.5.1 terkait pemantauan dan pengukuran kinerja, dimana posisi
yang bertanggung jawab dalam pengukuran lingkungan sedang kosong karena
orang yang bertanggung jawab sebelumnya telah mengundurkan diri .

Pada klausal 4.4.1 terkait sumber daya K3 ,yaitu segera mencari pengganti ahli
K3 yang baru saja mengundurkan diri.

Pada klausul 4.4.7 mengenai kesiapsiagaan dan tanggap darurat , sebaiknya sarana
dan prasarana terkait tanggap darurat benar benar diperiksa secara berkala agar
bisa berfungsi ketika keadaan darurat tiba. Segera lengkapi sarana prasarana
tanggap darurat yang masih belum memenuhi standar..
VI.2. Saran

Berikut merupakan masukan yang mungkin bisa menjadi solusi untuk


menyelesaikan sedikit permasalahan dan evaluasi terkait pelaksanaan sistem
manajemen K3 di PT Wirakarya Sakti :

Perlu ada nya Papan Performa Keselamatan Kerja di tiap distrik yang berisikan
data kejadian kecelakaan kerja, near miss, fatality accident, kehilangan hari kerja
dll diharapkannya dengan adanya papan performa keselamatan kerja tersebut
dapat meningkatkan kepedulian pekerja terhadap K3.

Perlu disegerakan ada nya sumber daya manusia yang cukup dan berkualitas
untuk mengisi bagian pengukuran K3 yang kosong setelah orang yang menjabat
sebelumnya mengundurkan diri .

Perlu ada nya alat monitoring kecepatan kendaraan di Area PT Wirakarya Sakti
sehingga mengurangi terjadi kecelakaan yang melibatkan kendaraan bermotor.

Perlu adanya sosialisasi safety riding mengingat banyaknya kecelakaan kerja yang
diakibatkan oleh kecelakaan saat mengendarai kendaraan bermotor.

Perlu adanya himbauan untuk menggunakan helm SNI ketimbang helm APD
ketika mengendarai motor.

Pencegahan unsafe action dilakukan dengan komunikasi mengenai kesehatan dan


keselamatan kerja secara terus menerus seperti setiap training K3 selalu
ditekankan dan ditegaskan tentang peraturan dan regulasi K3 terkait.Serta, diarea
pekerjaan dapat memasang rambu berisikan peraturan pemerintah yang harus
dipatuhi serta hukuman apabila terjadi pelanggaran. Hal ini bisa membuat pekerja
lebih berhati- hati dalam bekerja karena mereka melakukan sebuah aktivitas yang
memiliki nilai hukum.

Perlu adanya papan pentunjuk evakuasi yang memadai sehingga tindak


menimbulkan kebingungan ketika keadaan darurat terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Kadir., Jamaluddin M. Jahi., Muhammad Rizal Razman., Kadaruddin


Aiyub., Azahan Awang. 2009. OHSAS 18001 vs. Implementation Cost:
Risks That Will Be Faced by the Organisation Management in Malaysia.
Selangor: Universiti Kebangsaan Selangor.

Aswin. 2012. Ringkasan dari Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012


tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

Budiono, A.M. Sugeng. 2005. Pengenalan Potensi Bahaya Industrial dan Analisis
Kecelakaan Kerja. Jakarta: Majalah Katiga

Dokumen HIRA-DC & ASDAM Lingkungan PT Wirakarya Sakti

Dokumen Laporan Tahunan Internal Audit 2018 PT Wirakarya Sakti

Dokumen Laporan Management Review Minutes of Meeting #45 PT Wirakarya


Sakti

Dokumen Operating Procedure Komunikasi Internal PT Wirakarya Sakti

Dokumen Operating Procedure Komunikasi Eksternal PT Wirakarya Sakti

Dokumen Operating Procedure Audit Internal PT Wirakarya Sakti

Dokumen Operating Procedure Corrective And Prevention Action PT Wirakarya


Sakti

Dokumen Operating Procedure Pengendalian Dokumen & Data PT Wirakarya


Sakti

Dokumen Operating Procedure Management Review PT Wirakarya Sakti

Dokumen Operating Procedure Kewajiban Penataan PT Wirakarya Sakti

Dokumen Operating Procedure Aspek Penting & Program Pengelolaan K3L PT


Wirakarya Sakti

Dokumen Operating Procedure Kesiapsiagaan & Tanggap Darurat PT Wirakarya


Sakti

Dokumen SHE Manual PT Wirakarya Sakti


Dokumen Tujuan, Sasaran & Program K3

Dokumen Work Instruction Internal Audit PT Wirakarya Sakti

Germain, George L dan M Douglas Clark. 2007. “A Tribute to Frank E. Bird Jr.
1921”. Professional Safety Journal.

Marhani, Mohd Arif., Hamimah Adnan., Faridah Ismail. 2013. OHSAS 1800: A
pilot study of towards sustainable construction in Malaysia. Shah Alam:
Universiti Teknologi MARA.

Neto, Hernâni Veloso. 2012. Performance Scorecard for Occupational Safety and
Health Management Systems. Porto: University of Porto.

OHSAS 18001:2007 Standard and its requirements.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05/MEN/1996.

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja


OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat.

Ringkasan Publik PT Wirakarya Sakti 2018


Robson, Lynda S., et al. 2007. “The effectiveness of occupational health and
safety management system interventions: a systematic review." Safety
Science.

Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV


Haji Masagung.

Suma’mur. 1984. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Gunung


Agung.

Ringkasan Publik PT Wirakarya Sakti 2018


LAMPIRAN
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT WIRAKARYA SAKTI
BERDASARKAN STANDAR OHSAS 18001:2007
IMPLEMENTATION OF OCCUPATIONAL HEALTH and
SAFETY MANAGEMENT SYSTEM IN PT WIRAKARYA SAKTI
BASED ON OHSAS 18001:2007 STANDARD
Sidqy Yusuf Suyuti Purboyo1, Dr. Ir. Katharina Oginawati,MS2
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganeca 10 Bandung 40132
sidqyysf@students.itb.ac.id dan katharina.oginawati@gmail.com

PT Wirakarya Sakti adalah salah satu anak perusahaan Sinarmas Forestry yang dipercayai menjadi
pengelola hutan tanam industri di Provinsi Jambi. Sistem Manajemen K3 dalam perusahaan ini
berada dibawah Departemen SHE. Tujuan dari penerapan SMK3 tersebut yaitu untuk menurunkan
angka kecelakaan kerja, mengurangi penyakit akibat kerja dan memaksimalkan produktivitas
perusahaan. OHSAS 18001:2007 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bertujuan untuk mengelola aspek `OHSAS 18001 telah
dikembangkan sebagai jawaban atas tuntutan industri terhadap standar sistem manajemen kesehatan
dan keselamatan yang dikenal luas yang dapat dinilai dan disertifikasi. Yang menjadi kerangka kerja
dalam SMK3 PT Wirakarya Sakti adalah kebijakan K3. Dibutuhkan komitmen yang tinggi terhadap
kebijakan K3 dalam menjalankan SMK3 baik bagi staf hingga jajaran top manager. Yang menjadi
lingkup SMK3 PT Wirakarya Sakti ialah mulai dari penyusunan kebijakan, identifikasi bahaya,
prosedur penerapan di lapangan, hingga evaluasi yang berbentuk audit dan tinjauan manajemen.
Semua dilakukan demi mencapai lingkungan kerja yang aman dari penyakit dan kecelakaan kerja.

Kata kunci : PT Wirakarya Sakti, SMK3, Kebijakan K3, OHSAS : 18001.

PT Wirakarya Sakti is a subsidiary of Sinarmas Forestry Group which is believed to be the operator
of Industrial Forest Plantation in Jambi Province. The OHS Management System in this project is
arranged in the SHE Departement. The purpose of the implementation of the SMK3 is to reduce the
number of occupational accidents, reduce occupational diseases and maximize the productivity of
the company. OHSAS 18001: 2007 is an international standard for Occupational Health and Safety
Management Systems that aims to manage health and safety (OHS) aspects of every workplace
process. OHSAS 18001 has been developed in response to industry demands on recognized and
certified standards of health and safety management systems. The framework of OHS management
system of PT. Wirakarya Sakti is the policy of OHS itself. High commitment needed to start the
better OHS every day, not only for staffs, but also for board of directors. Scope of the OHS
management system in PT. Wirakarya Sakti are arrange the policies identify the hazards and risks
of all company activities, field application procedure of the activities, and evaluation such as audit
or management review. They done all of them is only for a safer work environment and less risk of
occupational health and safety.

Key word: PT Wirakarya Sakti, OHS Management System, OHS Policy, OHSAS :18001

PENDAHULUAN

PT Wirakarya Sakti adalah perusahaan Hutan Tanam Industri (HTI) dan salah
satu perusahaan bergerak untuk bahan baku industri pulp dan kertas yang
berlokasi di Provinsi Jambi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1990,
HTI sendiri adalah hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan
prinsip pemanfaatan yang optimal, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan
dan sumber daya alam. Tujuan pembangunan HTI sendiri yakni untuk menunjang
pengembangan industri hasil hutan dalam negeri baik dari nilai tambah devisa,
peningkatan produtivitas lahan, lingkungan, memperluas lapangan kerja dan
lapangan usaha. PT Wirakarya Sakti (WKS) merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang HTI pulp and paper. Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK
57/Menlhk/Setjen/PHL.0/1/2018 pada tahun 2018 dengan luas areal 290.378 ha.
Kegiatan operasional di Hutan Tanam Industri hasil kayu dari pembibitan
(nursey), penanaman (plantation) dan pemanenan (harvesting). Pada setiap
kegiatan PT Wirakarya Sakti terdapat bahaya yang dapat mengancam kesehatan
dan keselamatan kerja, seperti menggunakan pestisida, pupuk dan alat berat.
Tujuan dari dilaksanakannya kerja praktik di PT Wirakarya Sakti
1. Menentukan kondisi eksisting Sistem Manajemen K3 PT Wirakarya Sakti.
2. Mengevaluasi kebijakan K3 yang telah ditetapkan dalam PT Wirakarya Sakti
berdasarkan Standar OHSAS 18001:2007.
3. Menentukan rekomendasi terhadap Sistem Manajemen K3 di PT Wirakarya
Sakti.

GAMBARAN UMUM PT WIRAKARYA SAKTI

PT Wirakarya Sakti merupakan salah satu anggota perusahaan kelompok Sinar


Mas Forestry yang bergerak di bidang kehutanan untuk HTI dengan sistem
monokultur dengan jenis tanaman pokoknya Acacia crassicarpa dan Eucaliptus
pelita untuk pemenuhan bahan baku kertas. Tujuan utama berdirinya PT WKS
yakni menjadi perusahaan HTI kelas dunia, yang mempraktekkan sistem
pengelolaan hutan tanaman lestari (PHTL) dan pengelolaan hutan produksi lestari
(PHPL) dalam kegiatan operasionalnya.pelaksanaan PHTL dan PHPL bertujuan
untuk memenuhi target produksi yang berbasis ekologis dan dipadukan dengan
pengembangan hubungan sosial didalam ataupun di luar areal perusahaan,
sehingga layak dari sisi ekonomi dan lingkungan dalam mempertahankan fungsi
khusus dari suatu Kawasan hutan.

Tujuan berdiri PT WKS adanya peningkatan kebutuhan akan bahan kertas. Kertas
bisa dihasilkan dari berbagai jenis bahan baku, namun kualitas dan kuantitas akan
kertas yang baik dihasilkan dari serat pohon. Serat pohon yang panjang dan kuat
(tidak cepat putus) bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas dalam bentuk
pulp, selanjutnya pulp tersebut akan diproses diolah menjadi berbagai macam
bentuk bahan jadi kertas. PT WKS hanya berperan didalam pemenuhan stock
kayu bahan baku pulp yang akan didistribusikan ke PT Lontar Papyrus Pulp and
Paper Industries (LPPPI). PT LPPPI akan memproses kayu menjadi bahan baku
pulp dan diteruskan untuk bahan baku kertas, tissue, karton dan lain sebagainya.

KONDISI EKSISTING PT WIRAKARYA SAKTI


Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Wirakarya
Sakti sesuai dengan PP No. 50 tahun 2012 dan OHSAS 18001:2007, akan tetapi
secara teknis pelaksanaan sistem manajemen K3 di PT. Wirakarya Sakti mengacu
pada klausul-klausul OHSAS 18001:2007 di mana klausul tersebut merupakan
ketentuan-ketentuan yang menjadi persyaratan penerapan SMK3. Klausul-klausul
persyaratan SMK3 dari OHSAS 18001:2007 (tabel 1) yang dipakai menjadi acuan,
yaitu:
Tabel 1. Klausul-Klausul SMK3 OHSAS 18001:2007
No Klausul
4.1 Persyaratan Umum
4.2 Kebijakan K3
4.3 Perencanaan
4.3.1 Identifikasi bahaya, peniliaian risiko, dan penetapan pengendalian
4.3.2. Peraturan perundangan dan persyaratan lain
4.3.3. Tujuan dan program
4.4 Penerapan dan operasi
4.4.1. Sumber daya, peran, tanggung jawab, akuntabilitas, dan
wewenang
4.4.2 Kompetensi, pelatihan, dan kepedulian
4.4.3. Komunikasi, partisipasi, dan konsultasi
4.4.4. Dokumentasi
4.4.5. Pengendalian dokumen
4.4.6. Pengendalian operasional
4.4.7. Kesiapsiagaan dan tanggap darurat
4.5 Pemeriksaan
4.5.1. Pemantauan dan pengukuran kerja
4.5.2. Evaluasi kesesuaian
4.5.3. Penyelidikan insiden, ketidaksesuaian, tindakan perbaikan, dan
pencegahan
4.5.3.1 Penyelidikan Insiden dan Kecelakaan
4.5.3.2 Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
4.5.4. Pengendalian catatan
4.5.5. Audit internal
4.6 Tinjauan manajemen

Audit internal dilakukan secara periodik setahun dua kali. Pelaksanaan audit selalu
dilakukan sesuai dengan rencana (jadwal) yang sudah ditetapkan dengan
mempertimbangkan status dan kepentingan proses serta area yang diaudit
sebelumnya. Hasil dari audit internal ditindaklanjuti oleh bagian yang terkait sesuai
dengan temuan audit dan harus dilakukan verifikasi ulang untuk memastikan
tindakan perbaikan dan pencegahan telah sesuai dan berjalan secara efektif. Audit
internal dilaksanakan oleh auditor yang terlatih dan mandiri serta dilakukan oleh
auditor yang tidak mempunyai tanggung jawab terhadap bagian/area yang diaudit
dan hasil audit.

TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan dan keselmatan kerja merupakan suatu kondisi-kondisi atau faktor-faktor
yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi keseshatan dan keselamatan
karyawan atau pekerja lainnya (termasuk pekerjadan kontraktor), tamu, atau orang
lain di tempat kerja. (OHSAS 18001,
2007).
Perencanaan merupakan tidak lanjut dan penjabaran kebijakan K3 yang telah
ditetapkan oleh manajemen puncak dengan mempertimbangkan hasil audit.
Perencanaan K3 yang baik, dimulai dengan melakukan identifikasi bahaya,
penilaian risiko dan penentuan pengendaliannya. Kemudian dari perencanaan
dapaat dilanjutkan ke pelaksanaan rencana K3, kemudian dilakukan pemantauan
dan evaluasi kerja, setelah di evaluasi dapat dilakukan peninjauan dan peningkatan
rencana K3 dan secara berulang kembali lagi ke audit rencana K3 untuk
mennentukan kebijakan baru setiap terjadi perubahan. SMK3 bersifat continous
improvment sehingga perlu dilakuakan pengkajian setiap waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN

PT Wirakarya Sakti telah membuat suatu sistem manajemen K3 yang digunakan


atau berfungsi untuk menghilangkan atau meminimalkan risiko kepada pekerja dan
pihak-pihak terkait lain yang bekerja pada area PT Wirakarya Sakti yang mungkin
ditimbulkan oleh risiko K3 dengan penyusunan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dengan konsep Plan-Do-Check-Action (PDCA). Identifikasi
bahaya, penilaian risiko menggunakan siklus manajemen risiko dimana untuk
identifikasi bahaya menggunakan matriks penilaian risiko. Segala peraturan dan
kebijakan telah menyesuaikan dengan peraturan perudangan tentang K3 dan SMK3
di Indonesia dan standar internasional seperti OHSAS:2007. Program K3 yang
dilakukan oleh PT Wirakarya Sakti juga telah memenuhi syarat dimana dialam
program terdapat penanggung jawab untuk pencapaian tujuan pada tiap-tiap fungsi
dan level yang relevan dalam organisasi dan terdapat cara dan batasan waktu dalam
pencapaiannya. Tujuan program yang dibuat pun dapat diukur. PT Wirakarya Sakti
sudah memastikan bahwa semua karyawan dan pekerja atau kontraktor telah
memenuhi standar kompetensi K3 umum yang sudah ditentukan agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja, dan juga pekerja-pekerja
tersebut sudah memiliki kompetensi kerja khusus yang telah tersertifikasi K3 dari
instansi yang berwenang untuk mendapatkan izin bekerja.

PT. Wirakarya Sakti telah mengimplementasikan persyaratan pada klausul


Kesiapsiagaan dan Tanggan Darurat dengan menetapkan, menjalanan, dan
memelihara prosedur baku untuk mengidentifikasi potensi dan merespon situasi
darurat. Telah dibentuk pula struktur organisasi dan jalur komunikasi darurat jika
terjadi situasi darurat. Namun, ditemukan beberapa alat tangga darurat seperti
APAR dan emergency shower yang tidak layak pakai. PT Wirakarya Sakti telah
menyiapkan prosedur mengenai pelaporan insiden atau kecelakaan dan juga
penentuan diperlukannya penyelidikan insiden. Prosedur yang telah dibuat tersebut
telah disusun dengan detail sehingga memenuhi persyaratan penyelidikan insiden
yang tertera pada Klausul 4.5.3.1. dalam OHSAS 18001:2007. Laporan insiden
dalam bentuk apapun harus segera di sampaikan 2x24 jam paling lambat ke
Departemen SHE.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan terkait


kesesuaian penerapan SMK3 di perusahaan dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Wirakarya Sakti
yang disusun sebagai prosedur panduan implementasi di lapangan telah
memenuhi standar yang tertulis dalam klausul-klausul OHSAS 18001:2007
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Keseluruhan
persyaratan umum dalam sertifikasi OHSAS 18001 : 2007 telah dipenuhi oleh
PT. Wirakarya Sakti dengan mengimplementasikan manual, prosedur dan
instruksi kerja yang jelas dan sistematis..
2. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian antara kondisi yang ada dengan rencana
sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan OHSAS
18001:2007 , PT Wirakarya Sakti masih dapat melakukan peningkatan kinerja
SMK3 dengan cara meningkatkan beberapa aspek yang masih belum optimal

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Kadir., Jamaluddin M. Jahi., Muhammad Rizal Razman., Kadaruddin
Aiyub., Azahan Awang. 2009. OHSAS 18001 vs. Implementation Cost:
Risks That Will Be Faced by the Organisation Management in Malaysia.
Selangor: Universiti Kebangsaan Selangor.
Aswin. 2012. Ringkasan dari Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Budiono, A.M. Sugeng. 2005. Pengenalan Potensi Bahaya Industrial dan
Analisis Kecelakaan Kerja. Jakarta: Majalah Katiga
Gallagher, Clare. Underhill, Elsa. 2012. Managing Work Health and Safety:
Recent Developments and Future Directions. Australia: Australia Human
Resource Institute.
Germain, George L dan M Douglas Clark. 2007. “A Tribute to Frank E. Bird Jr.
1921”. Professional Safety Journal.
Kegiatan di PT Wirakarya Sakti

Kegiatan inspeksi peralatan emergency yang dilakukan oleh PT WKS


Safety talk yang rutin dilakukan tiap pagi di PT WKS

Inspeksi kendaraan yang dilakukan tiap bulan oleh PT WKS


Safety talk yang rutin dilakukan tiap pagi oleh PT WKS

Anda mungkin juga menyukai