Dibuat oleh:
(15316033)
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktik Mahasiswa Program Studi
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi
Bandung yang berjudul :
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini
dan juga menyelesaikan masa Kerja Praktik di PT. Wirakarya Sakti. Penulis juga
turut mengucapkan Terima Kasih kepada pihak perusahaan atas kesempatan yang
diberikan untuk belajar dan mencoba mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
selama masa perkuliahan agar dapat mengembangkan diri seorang sarjana teknik
yang profesional kedepannya.
Oleh :
Sidqy Yusuf Suyuti Purboyo
15316084
(Program Studi Sarjana Teknik Lingkungan)
PT Wirakarya Sakti adalah salah satu anak perusahaan Sinarmas Forestry yang
dipercayai menjadi pengelola hutan tanam industri di Provinsi Jambi. Sistem
Manajemen K3 dalam perusahaan ini berada dibawah Departemen SHE. Tujuan
dari penerapan SMK3 tersebut yaitu untuk menurunkan angka kecelakaan kerja,
mengurangi penyakit akibat kerja dan memaksimalkan produktivitas perusahaan.
OHSAS 18001:2007 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bertujuan untuk mengelola aspek
`OHSAS 18001 telah dikembangkan sebagai jawaban atas tuntutan industri
terhadap standar sistem manajemen kesehatan dan keselamatan yang dikenal luas
yang dapat dinilai dan disertifikasi. Yang menjadi kerangka kerja dalam SMK3
PT Wirakarya Sakti adalah kebijakan K3. Dibutuhkan komitmen yang tinggi
terhadap kebijakan K3 dalam menjalankan SMK3 baik bagi staf hingga jajaran
top manager. Yang menjadi lingkup SMK3 PT Wirakarya Sakti ialah mulai dari
penyusunan kebijakan, identifikasi bahaya, prosedur penerapan di lapangan,
hingga evaluasi yang berbentuk audit dan tinjauan manajemen. Semua dilakukan
demi mencapai lingkungan kerja yang aman dari penyakit dan kecelakaan kerja.
By :
Sidqy Yusuf Suyuti Purboyo
15316084
(Environmental Engineering Program)
PT Wirakarya Sakti is a subsidiary of Sinarmas Forestry Group which is believed
to be the operator of Industrial Forest Plantation in Jambi Province. The OHS
Management System in this project is arranged in the SHE Departement. The
purpose of the implementation of the SMK3 is to reduce the number of
occupational accidents, reduce occupational diseases and maximize the
productivity of the company. OHSAS 18001: 2007 is an international standard for
Occupational Health and Safety Management Systems that aims to manage health
and safety (OHS) aspects of every workplace process. OHSAS 18001 has been
developed in response to industry demands on recognized and certified standards
of health and safety management systems. The framework of OHS management
system of PT. Wirakarya Sakti is the policy of OHS itself. High commitment
needed to start the better OHS every day, not only for staffs, but also for board of
directors. Scope of the OHS management system in PT. Wirakarya Sakti are
arrange the policies, identify the hazards and risks of all company activities, field
application procedure of the activities, and evaluation such as audit or
management review. They done all of them is only for a safer work environment
and less risk of occupational health and safety.
Key word: PT Wirakarya Sakti, OHS Management System, OHS Policy, OHSAS :
18001
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
ABSTRAK...............................................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
I.1. Latar Belakang..........................................................................................1
I.2. Tujuan........................................................................................................2
I.3. Ruang Lingkup..........................................................................................2
I.4. Waktu dan Pelaksanaan.............................................................................2
I.5. Metodologi................................................................................................3
I.6. Sistematika Penulisan Laporan.................................................................4
III.8.4. Dokumentasi.................................................................................24
III.9. Pemeriksaan.............................................................................................26
III.9.1. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja...........................................26
IV.5.4. Dokumentasi.................................................................................46
IV.6. Pemeriksaan.............................................................................................53
IV.6.1. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja...........................................53
V.5.4. Dokumentasi....................................................................................67
V.6. Pemeriksaan.............................................................................................69
V.6.1. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja..............................................69
BAB VI PENUTUP...............................................................................................74
VI.1. Kesimpulan..............................................................................................74
VI.2. Saran........................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................76
DAFTAR TABEL
PT Wirakarya Sakti adalah perusahaan Hutan Tanam Industri (HTI) dan salah
satu perusahaan bergerak untuk bahan baku industri pulp dan kertas yang
berlokasi di Provinsi Jambi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1990,
HTI sendiri adalah hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan
prinsip pemanfaatan yang optimal, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan
dan sumber daya alam. Tujuan pembangunan HTI sendiri yakni untuk menunjang
pengembangan industri hasil hutan dalam negeri baik dari nilai tambah devisa,
peningkatan produtivitas lahan, lingkungan, memperluas lapangan kerja dan
lapangan usaha. PT Wirakarya Sakti (WKS) merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang HTI pulp and paper. Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK
57/Menlhk/Setjen/PHL.0/1/2018 pada tahun 2018 dengan luas areal 290.378 ha.
Kegiatan operasional di Hutan Tanam Industri hasil kayu dari pembibitan
(nursey), penanaman (plantation) dan pemanenan (harvesting). Pada setiap
kegiatan PT Wirakarya Sakti terdapat bahaya yang dapat mengancam kesehatan
dan keselamatan kerja, seperti menggunakan pestisida, pupuk dan alat berat.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan,
karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan,
tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung
(Kusuma,2001). Sasaran utama dari K3 ditujukan terhadap pekerja, dengan
melakukan segala daya upaya berupa pencegahan, pemeliharaan dan peningkatkan
kesehatan tenaga kerja, agar terhindar dari risiko buruk di dalam melakukan
pekerjaan. Menurut Adia (2010), jaminan keselamatan dan kesehatan dapat
membuat para tenaga kerja merasa nyaman dan aman dalam melakukan suatu
pekerjaan, sehingga dapat memperkecil atau bahkan mewujudkan kondisi nihil
kecelakaan dan penyakit kerja.
Berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 1996, (PP No.50 tahun 2012) agar suatu
Sistem Manajemen K3 dapat diterapkan dengan baik pada suatu perusahaan, maka
pihak perusahaan harus membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3). P2K3 adalah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan
wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama
saling perhatian dan partisipatif dalam penerapan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja pada suatu perusahaan.
I.2. Tujuan
Ruang lingkup dari kerja praktik ini dibatasi pada observasi dan evaluasi secara
umum mengenai penerapan Sistem Manajemen Keslamatan dan Kesehatan Kerja
di PT Wirakarya Sakti yang mencakup klausul-klausul OHSAS 18001:2007.
Laporan ini dibuat berdasarkan kerja praktik yang telah dilaksanakan penulis pada
:
I.5. Metodologi
1. Studi pendahuluan
2. Observasi
Observasi merupakan inti dari kegiatan kerja praktik di mana pada tahap ini
pelaksana kerja praktik akan melihat langsung penerapan sistem manajemen
yang ditinjau. Dibutuhkan adanya pengumpulan data-data yang menunjangkan
dalam kegiatan kerja praktik.
3. Wawancara
5. Evaluasi
Data dari hasil observasi, wawancara, dan studi literatur dapat dilakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan sistem manajemen lingkungan di PT Wirakarya
Sakti.
Hasil evaluasi dapat digunakan untuk menyusun analisis agar dapat dihasilkan
saran atau pengajuan usul yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja sistem
manajemen lingkungan. Proses pembuatan analisis dibantu dengan diskusi
antara pelaksana kerja praktik dan pembimbing, dengan pembimbing lapangan
maupun dosen pembimbing.
7. Penyusunan Laporan
Laporan dibuat sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas apa yang
telah diperoleh selama kerja praktik ini.
Laporan kerja praktik ini disusun dan disajikan dengan menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut :
I Pendahuluan
Dalam bab ini memaparkan terkait latar belakang, tujuan, ruang lingkup, waktu
dan tempat pelaksanaan kerja praktik, serta sistematika penulisan laporan dari
kerja praktik yang dilaksanakan.
Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum PT. Wirakarya Sakti mulai
dari identitas, sejarah singkat, visi misi, kegiatan operasional perusahaan, dan tata
nilai perusahaan..
III Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan menjelaskan teori hasil studi literatur tentang Sistem
Manajemen K3 berdasarkan OHSAS 18001:2007. Studi literatur dilakukan untuk
mendapatkan teori yang dapat dijadikan acuan untuk perbandingan hasil observasi
di lapangan sebagai landasan untuk evaluasi dan analisis.
IV Kondisi Eksisting
Pada bab ini akan di jelaskan Kebijakan K3, perencanaan, penerapan dan operasi,
pemeriksaan dan tinjauan manajemen PT Wirakarya Sakti..
Dalam bab ini akan diuraikan hasil evaluasi dari implementasi sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja di PT Wirakarya Sakti berdasarkan standar
OHSAS 18001:2007.
VI Penutup
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran sesuai dengan pembahasan yang telah
dilakukan sebelumnya, sehingga diharapkan dapat memberikan masukan yang
berguna bagi perusahaan.
BAB II GAMBARAN UMUM PT WIRAKARYA SAKTI
PT Wirakarya Sakti didirikan atas dasar usul bapak Eka Tjipta Widjaja yang
merupakan Founder Sinar Mas Group (SMG). Pengelolaan PT WKS merupakan
bagian divisi Forestry di SMG pengelolaan HTI Indonesia.Untuk pertamanya PT
WKS berdiri pada tanggal 11 Oktober 1975 berdasarkan surat akte Notaris Hasan
Qolbi, kemudian oleh Gubernur Jambi dengan surat No.522.11/6249/Bappeda
tanggal 25 Juli 1991 mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk
memperoleh izin hak pengelolaan hutan tanaman industry (HPHTI) di Jambi pada
tanggal 10 Januari 1989.
Tujuan berdiri PT WKS adanya peningkatan kebutuhan akan bahan kertas. Kertas
bisa dihasilkan dari berbagai jenis bahan baku, namun kualitas dan kuantitas akan
kertas yang baik dihasilkan dari serat pohon. Serat pohon yang panjang dan kuat
(tidak cepat putus) bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas dalam bentuk
pulp, selanjutnya pulp tersebut akan diproses diolah menjadi berbagai macam
bentuk bahan jadi kertas. PT WKS hanya berperan didalam pemenuhan stock
kayu bahan baku pulp yang akan didistribusikan ke PT Lontar Papyrus Pulp and
Paper Industries (LPPPI). PT LPPPI akan memproses kayu menjadi bahan baku
pulp dan diteruskan untuk bahan baku kertas, tissue, karton dan lain sebagainya.
Merlungdan Pengabuan).
Rantau Rasau).
Ulu).
Berdasarkan pada tata ruang wilayah Provinsi Jambi dan Peta Penunjukan
kawasan hutan Provinsi Jambi serta perkembangan tata batas fungi hutan, seluruh
areal HTI PT WKS termasuk dalam kawasan hutan produksi tetap (HP).
Berdasarkan keadaan lapangan, areal hutan PT WKS terbagi pada areal kering
(dry land) sekitar 168,318 ha (53,66%) dan areal basah (wet land) sekita 145,353
ha (46,34 %). PT Wirakarya Sakti (WKS) sekarang membagi unit manajemen
hutan (UMH) areal pengelolaan menjadi beberapa unit. Pengelolaan UMH pusat
PT WKS berada dikantor pusat Tebing Tinggi dan UMH terkecil dalam
pengaturan produksi ada ditingkat distrik pada wilayahnya masing-masing. UMH
distrik PT WKS dibagi menjadi 8 wilayah kelola yakni Distrik I, Distrik II,
Distrik III, Distrik IV, Distrik V, Distrik VI, Distrik VII dan Distrik VIII. Letak
dan luas areal kerja UMH distrik tersebut tersaji pada Tabel II-1 dibawah ini.
Letak Berdasarkan
No. Distrik Kelompok Pemangku
Astronomis Administrasi
Hutan Hutan
KPH Kab.
01° 00’ 29” - Kab. Tanjung
Tanjung Jabung
Distrik 01° 16’ 28” LU Jabung Barat, S. Betara - S.
1 Barat, KPH
I 103°06’53” - Kab. Muaro Pengabuan
Kab. Muaro
103° 25’12” BT Jambi
Jambi
KPHKab.
Kab. Tanjung Tanjung Jabung
0° 58’ 31” - 01° Jabung Barat, Barat,
Distrik 15’46” LU Kab. Tanjung S. Lagan – S. KPHKab.
2
II 103° 23’ 36” - Jabung Mendahara Tanjung Jabung
103°32’ 36” BT Timur, Kab. Timur,
Muaro Jambi KPHKab.
Muaro Jambi
KPHKab.
Kab.
01° 20’ 32” - Batanghari,
Batanghari,
01° 34’ 47” LU S. Air Hitam KPHKab.
Distrik Kab. Muaro
3 103° 04’ 48” - – S. Danau Muaro Jambi,
III Jambi, Kab.
103° 21’ 58” Bangko KPHKab.
Tanjung
BT Tanjung Jabung
Jabung Barat
Barat
01° 20’ 27” - KPHKab.
Kab. S. Danau
01° 32’ 46” LU Batanghari,
Distrik Batanghari, Bangko – S.
4 102° 53’ 34” - KPHKab.
IV Kab. Tanjung Singoan – S.
103° 12’ 27” Tanjung Jabung
Jabung Barat Benanak
BT Barat
0° 45’ 21” - 01°
S. Pengabuan
05’ 49” LU KPHKab.
Distrik Kab. Tanjung – S. Lumahan
5 102° 47’ 22” - Tanjung Jabung
V Jabung Barat – S.
103° 03’ 09” Barat
Limburan
BT
6 Distrik 0° 51’ 57” - 0° Kab. Tanjung S. Pengabuan KPHKab.
VI 59’ 56” LU Jabung Barat – S. Bram Tanjung Jabung
Letak Berdasarkan
No. Distrik Kelompok Pemangku
Astronomis Administrasi
Hutan Hutan
103° 03’ 14” -
Hitam – S.
103° 19’ 33” Barat
Simp. Kadam
BT
01° 06’ 26” -
Kab. Muaro KPH Kab.
01° 29’ 19” LU S. Batanghari
Distrik Jambi, Kab. Muaro Jambi,
7 103° 33’ 55” - – S. Lagan –
VII Tanjung Kab. Tanjung
103° 55’ 17” S. Mendahara
Jabung Timur Jabung Timur
BT
01° 15’ 49” - Kab. S. Batanghari KPH Kab.
01° 29’ 30” LU Batanghari, – S. Rengas Batanghari,
Distrik
8 102° 38’ 05” - Kab. Tebo, dan S. Kab. Tebo,
VIII
102° 56’ 51” Kab. Tanjung Emparing – Kab. Tanjung
BT Jabung Barat S. Mengupeh Jabung Barat
PT Wirakarya Sakti memiliki kantor yang terletak di dua tempat, yaitu kantor di
kota Jambi dan kantor operasional Tebing tinggi. Kantor Jambi terletak di Jl. Ir.
H. Juanda No.14, Kel. Simpang III Sipin, Kec. Kota Baru, Jambi. Sedangkan
kantor operasional Tebing Tinggi terletak di Desa Tebing Tinggi, Kec. Tebing
Tinggi, Kab. Tanjung Jabung Barat, Jambi.
A. Perencanaan
Dasar kegiatan operasional PT. WKS adalah Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (RKUPHHK-HT) Periode 2018-2027
yang disahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui SK.
759/MenLHK-PHPL/UPH/HPL.1/2/2018 tanggal 14 Februari 2018. RKUPHHK
ini menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) perusahaan.
RKT selanjutnya menjadi dasar legal di dalam melaksanakan seluruh kegiatan
operasional hutan tanaman.
B. Penataan batas
D. Pembibitan
G. Pemanenan (Harvesting)
1. Sort
2. Set in Order
3. Shine
menjaga kebersihan dan kerapihan area kerja (menjaga 2s diatas dalam keadaan
apik)
4. Standardized
5. Sustain
6. Safety
Departemen yang memiliki peran dalam bagian pemantauan kegiatan antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Internal Audit Departement (IAD)
b. Safety, Health & Environmental Departement (SHE)
c. Distrik I, II, III, IV, V, VI, VII & VIII
d. Forest Sustainability Departement (FSD)
Departemen yang memiliki peran dalam bagian pemantauan kegiatan antara lain
adalah sebagai berikut :
e. Research & Development Departement (R&D)
f. Safety, Health & Environmental Departement (SHE)
g. Planning Departement (PnD)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ditinjau dari segi keilmuan dapat diartikan
sebagai ilmu pengetahuan dan penerapan mencegah kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Penerapan K3 dijabarkan ke dalam Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang disebut SMK3 (Soemaryanto, 2002).
Kesehatan kerja adalah ilmu kedokteran yang berfokus pada tindakan preventif
dan kuratif untuk mengatasi masalah-masalah baik fisik, psikologis, maupun
social yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja. Fokus
dari kesehatan kerja ini tidak hanya pekerja dari perusahaan yang bersangkutan
namun juga warga yang tinggal atau beraktivitas di sekitae perusahaan dan
kemungkinan terdampak dari aktivitas perusahaan. (Notoadmodjo, 2003).
Kesehatan dan keselamatan kerja bisa dicapai apabila tercipta kondisi lingkungan
kerja yang nyaman, aman serta meminimalisir bahaya yang ada daan potensi
kecelakaan yang ada. Beberapa contoh bahaya keselamatan selama bekerja adalah
tersandung, terjepit, terpeleset, terjatuh, tertumbuk, hingga fatalitas. Sedangkan
contoh bahaya kesehatan yang mungkin terjadi adalah adalah bahaya fisik,
fisiologis, kimia, biologis dan psikologis.
Terdapat tiga teori penyebab terjadinya kecelakaan, yaitu teori domino, teori
modifikasi domino, dan teori gunung es.
a. Teori Domino
1. Lingkungan sosial;
2. Kesalahan pekerja;
4. Kecelakaan; dan
Frank E. Bird Peterson menyatakan bahwa terdapat kesalahan prinsipal pada teori
Henrich dimana pada teori tersebut terpaku pada pengambilan salah satu domino
sehingga seolah-olah dapat menanggulangi penyebab utama kecelakaan, yaitu
perilaku dan kondisi tidak aman. Frank E. Bird Peterson melakukan modifikasi
pada teori domino dengan memprioritaskan peran sistem manajemen yang baik
untuk mecegah terjadinya kecelakaan kerja.
c. Teori Gunung Es
Teori Gunung es berfokus pada kerugian yang terjadi akibat kecelakaan kerja.
Gunung es yang dijadikan perumpamaan bagaimana yang terlihat pada permukaan
yang sebagian kecilnya saja sedangkan bagian besarnya berada di dalam
permukaan air tidak terlihat. Pada kecelakaan kerja biaya yang terlihat adalah
pengobatan pekerja sedangkan biaya yang tidak terlihat adalah biaya pemulihan,
hilangnya hari kerja, pergantian alat dan lain lain.
Kecelakaan kerja yang terjadi menimbulkan biaya kecelakaan, secara umum biaya
kecelakaan dibagi menjadi dua yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung
sebagai berikut.
a. Biaya langsung
Biaya langsung adalah bbiaya yang kelihatan harus dikeluarkan ketika terjadi
kecelakaan kerja, biaya tersebut mencakup
1. Biaya komensasi dan santunan
3. Biaya pengobatan
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tersembunyi akibat terjadinya kecelakaan
kerja, biaya tersebut mencakup
SMK3 yang ada pada PP 50 Tahun 2012 dan SMK 3 pada OHSAS 18001 tidak
saling bertentangan karena keduanya memiliki tujuan yang sama. Yang
membedakan adalah apabila perusahaan diaudit menggunakan OHSAS 18001
maka akan mendapatkan sertifikat yang diakui oleh global.
Hubungan SMK3 (pemerintah) dengan SMK3 OHSAS 18001 dapat dilihat pada
gambar dibawah
III.6. Kebijakan K3
8. Dikaji secara periodik untuk memastikan kebijakan tetap relevan dan sesuai
untuk organisasi.
III.7. Perencanaan
Metodologi dalam melakukan idenfifikasi dan penilian risiko adalah dengan cara
Perusahaan wajib untuk memastikan pekerja yang bekerja sudah kompeten dan
perusahaan juga wajib mengidentidikasi kebutuhan pelatihan terkait dengan risiko
K3 dan sistem manajemen K3. Organisasi wajib melaakukan evaluasi terhadap
pelatihan dan tindakan yang diambil berkaitan dengan K3.
III.8.5.Pengendalian Dokumen
Perusahaan harus menyusun, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk:
III.8.6.Pengendalian Operasional
Perusahaan harus mengimplementasikan dan merawat:
III.9.2.Evaluasi Kesesuian
Perusahaan wajib untuk menyusun, mengimplementasikan dan merawat prosedur
untuk melakukan evaluasi keseuaian, prosedur tersebut bertujuan untuk:
III.9.4.Pengendalian Catatan
Perusahaan wajib untuk menyusun, dan menjaga catatan yang ada untuk
menunjukan keseusaian dengan prasayaratan sistem manajamen K3 dan standar
OHSAS.
III.9.5.Audit Internal
Perusahaan wajib untuk menyusun, mengimplementasikan dan merawat prosedur
untuk pelaksanaan audit sistem manajemen K3, prosedur tersebut bertujuan untuk:
Program audit ini harus direncanakan, disusun , diterapkan, dan dirawat oleh
perusahaan sesuai dengan hasil penilaian risiko dari aktivitas perusahaan, dan
hasil audit waktu yang lalu. Prosedur audit menjelaskan:
4. Kinerja K3 organisasi
9. Rekomendsi peningkatan
1. Kinerja K3
3. Sumber daya
4. Elemen lain K3
BAB IV KONDISI EKSISTING PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
3. Setiap tenaga kerja dan phial lain yang sedans beard di areal perusahaan
harus berperan serta dalam pelaksaan K3 untuk mencegah terjadinya
kerusakan lingkungan, kecelakaan, gangguan kesehatan kerja atau insiden
yang dapat berakibat kerugian lainnya
2. Set in Order
3. Shine
menjaga kebersihan dan kerapihan area kerja (menjaga 2s diatas dalam keadaan
apik)
4. Standardized
5. Sustain
6. Safety
Gambar IV-4 6S
PT Wirakarya Sakti merupakan perusahaan yang mementingkan kesehatan dan
keselamatan pekerjanya. Dalam upaya nya untuk mengusahakan kesehatan dan
keselamatan pekerjanya, PT Wirakarya Sakti telah melakukan sertifikasi OHSAS
18001:2007 dan sertifikasi SMK3 PP 50 Tahun 2012.
IV.3. Kebijakan K3
Kebijakan K3 adalah komitmen pimpinan perusahaan untuk menjamin
Keselamatan dan Kesehatan Kerja seluruh personil di bawah kendalinya juga
pihak-pihak yang berkaitan (berhubungan) dengan kegiatan (akyivitas) operasi
perusahaan.
1. rutin
2. non rutin
Kegiatan yang masuk dalam jadwal resmi namun frekuensinya tidak tentu,
tergantung oleh kebutuhan dan kondisi perusahaan pada saat itu.
3. emergency
5. Dampak Lingkungan (air, tanah, udara ambien, sumber daya energi, sumber
daya alam, flora dan fauna)
Penerapan proses manajemen bahaya dan risiko dilakukan untuk seluruh tahapan
bisnis perusahan untuk kegiatan rutin, non rutin, dan kondisi darurat.
1. Tingkat Konsekuensi
Tingkat Konsekuensi adalah Nilai yang ditentukan sesuai evaluasi tingkat bahaya
kecelakaan tersebut terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja.Berikut ini
adalah Arahan Penilaian Tingkat Konsekuensi PT Wirakarya Sakti.
Level/Rating Pengertian K3
1 Tidak penting atau tidak Tidak ada cidera
berpengaruh
2 Ringan Cedera ringan atau cukup
P3K
3 Sedang Hilang hari kerja atau
pekerja dirawat
4 Berat Satu Fatality atau cedera
menyebabkan cacat fisik
5 Bencana Multiple fatality
2. Tingkat Kemungkinan
Tingkat Kemungkinan adalah Nilai yang ditentukan sesuai hasil evaluasi seberapa
sering kecelakaan tersebut terjadi.Berikut ini adalah Arahan Penilaian Tingkat
Kemungkinan
Tingkat Kemungkinan
Rating Kemungkinan Deskripsi Skala Waktu Presentase
terjadi
1 Jarang Kejadian hanya Terjadi dalam <10%
terjadi dalam kasus khusus
kondisi luar
biasa
2 Kemungkinan kecil Kejadian dapat Terjadi setiap 10%-20%
terjadi suatu 10 tahun
kali
3 Sedang Kejadian terjadi Terjadi setiap 5 20%-55%
dalam beberapa tahun
kasus
4 Kemungkinan Hampir selalu Terjadi setiap 55%-90%
terjadi terjadi tahun
5 Hampir pasti terjadi Selalu terjadi Terjadi setiap 90%-100%
saat
Tingkat risiko
Likelihood 5 5 10 15 20 25
rating Almost M H H E E
Certain
4 4 8 12 16 20
Likely L M H H E
3 3 6 9 12 15
Moderate L M H H H
2 2 4 6 8 10
Unlikely L L M M H
1 1 2 3 4 5
Rare L L L L M
1 2 3 4 5
insignificant minor moderate major castatrophic
Impact Rating
5. Alat Pelindung Diri (penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja
dengan paparan bahaya/risiko tinggi)
OHSAS 18001:2007
PP 50 Tahun 2012
6. Finansial/Keuangan.
Kebijkaan K3
HIRA
Karyawan
Karyawan Baru
Kontraktor
Komunikasi Internal
2. sasaran yang berkaitan dengan penerapan K3L dan aktifitas peningkatan kinerja
yang berkelanjutan lainnya
Komunikasi Eksternal
IV.5.4. Dokumentasi
Sesuai dengan SHE Manual yang diterbitkan oleh perusahaan, dokumentasi
SMK3 terdiri atas:
PT Wirakarya Sakti juga telah membuat Job Safety Analysis dengan melakukan
penyeleksian/pengelompokan pekerjaan dan identifikasi potensi bahaya serta
penentuan langkah pengendalian.
1. penyeleksian/ pengelompokan pekerjaan dan identifikasi potensi bahaya
Setiap lembar form JSA yang dikirimkan kepada SH section harus telah
ditandatangani oleh masing-masing pengawas yang menyusun daftar tesebut dan
telah ditandatangani oleh Seksi/Distrik/Departemen masing masing. SH Section
menerima lembar tersebut dari masing masing Seksi/Distrik/Departemen
kemudian diperiksa untuk menentukan kesesuaian data yang dimasukkan terhadap
kemungkinan bahaya yang ada.
1. Umum
15. Kontraktor
2. Koordinator P3K
3. Koordinator Evakuasi
4. Koordinator Keamanan
4. ambulance
17. Kefektifan hasil inspeksi dan pemantauan kondisi bahaya di tempat kerja.
21. Tingkat keseringan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
(PAK)
22. Tingkat hilangnya jam kerja akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja (PAK).
1. inspeksi K3
1. illumination monitoring
2. pengukuran kebisingan
1. meninjau ketidaksesuaian
1. pembukaan audit
4. pelaksaan audit
Dalam pelaksanaan audit internal, SHE Head memastikan bahwa audit dilakukan
oleh auditor internal yang independen (tidak memihak) dan mereka memiliki
tanggung jawab langsung terhadap kegiatan yang diaudit.
5. kecukupan sumberdaya
Hasil dari tinjauan manajemen mencakup keputusan dan tindakan yang berkaitan
dengan hal-hal sebagai berikut:
V.3. Kebijakan K3
Tertulis pada klausul 4.2. OHSAS 18001:2007 bahwa manajemen puncak harus
mendefinisikan dan menyetujui kebijakan K3 dan memastikan bahwa kebijakan
masih di dalam ruang lingkup dari sistem manajemen K3:
Tersedia untuk pihak-pihak terkait dan dikaji secara periodik untuk memastikan
kebijakan tetap relevan dan sesuai untuk organisasi.
PT. Wirakarya Sakti (PT.WKS) adalah perusahaan yang memproduksi kayu hutan
tanaman, menyadari dan memahami bahwa aspek K3L merupakan komponen
penting dalam mendorong usaha yang lestari dan berkomitmen menjalankan
Kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan (Occupational Safety,
Health & Environment Policy) sebagai berikut:
V.4. Perencanaan
V.4.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Penetapan Pengendalian
Pada klausul 4.3.1. OHSAS 18001:2007 tertera bahwa perusahaan harus
membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi bahaya
yang ada, penilaian risiko, dan penetapan pengendalian yang diperlukan. Menurut
standar OHSAS 18001:2007 pembuatan prosedur identifikasi bahaya dan
penilaian risiko mempunyai banyak aspek yang perlu dipertimbangkan agar
prosedur dapat dikatakan layak untuk digunakan.
Pada PT Wirakarya Sakti, prosedur identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang
digunakan sudah tercantum dalam HIRA-DC (Hazard Identification, Risk
Assessment and Determination Control) dan dalam file SHE/OP/07 tentang
Hazard Identification, Risk Assesment and Determination Control (HIRA-DC) &
Aspek Dampak Lingkungan di mana prosedur tersebut akan melahirkan sistem
untuk mengidentifikasi bahaya seluruh aktivitas yang dilakukan selama pekerjaan,
penilaian risiko dan juga penanganan yang dapat dilakukan untuk
menanggulanginya. Apabila dibandingkan dengan persyaratan prosedur
identifikasi bahaya yang tercantum dalam OHSAS 18001:2007, prosedur HIRA-
DC di PT Wirakarya Sakti dapat dinyatakan sudah baik.
Serta dalam area pekerjaan yang memiliki risiko tinggi juga diberikan rambu
rambo peringatan terhadap pekerja,seperti rambu peringatan untuk memakai APD,
seperti Gambar dibawah ini
Tetapi pada pelaksanaan dilapangan terdapat beberapa prosedur yang tidak sesuai
dengan seharus nya karena keadaan lapangan yang dinamis. Saran atau
rekomendasi terhadap keadaan yang dinamis adalah tetap mengikuti prosedur dan
peraturan yang telah ditetapkan, serta jika ada keadaan yang memungkikan tidak
sesuai prosedur untuk keperluan tertentu perlu dilakukan assessment oleh SHE.
Persyaratan pada klausul ini telah dijalankan oleh PT WIirakarya Sakti meskipun
ada yang belum sesuai yaitu pada persyaratan manajemen puncak harus
menunjukkan komitmennya dengan cara menjamin tersedianya sumber daya
untuk menetapkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan SMK3 dimana
sumber daya mencakup sumber daya manusia , sumber daya waktu, teknologi,
infrastruktur. Dalam hal ini ketersediaan sumber daya manusia dan teknologi yang
masih belum optimal implementasinya
PT Wirakarya Sakti sudah memastikan bahwa semua karyawan dan pekerja atau
kontraktor telah memenuhi standar kompetensi K3 umum yang sudah ditentukan
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja, dan juga
pekerja-pekerja tersebut sudah memiliki kompetensi kerja khusus yang telah
tersertifikasi K3 dari instansi yang berwenang untuk mendapatkan izin bekerja.
Dan juga di bawah Safety, Health and Environment Department PT Wirakarya
Sakti telah melakukan pembinaan K3 kepada karyawan dan kontraktor yang
dilakukan terus menerus dangan berbagai cara dan metode sesuai dengan
pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh tiap karyawan dan kontraktor.
V.5.4. Dokumentasi
Dokumentasi sistem manajemen K3 yang sesuai dengan persyaratan pada OHSAS
18001 harus mencakup kebijakan dan sasaran K3, penjelasan tentang lingkup
sistem manajemen K3, elemen utama sistem manajemen K3, interaksinya juga
acuan-acuan dokumennya. PT. Wirakarya Sakti mengaplikasikan hierarki
dokumentasi dimana Kebijakan sebagai dokumen tingkat pertama yang berisi
kebijakan yang ada dan visi misi perusahaan, manual/pedoman sebagai dokumen
tingkat dua yang berisi penerapan dari kebijakan yang dan pentaan yang ada.
Kemudian informasi terdokumentasi, K3, Program pengelolaan K3, penataan,
formulir dan lain lain sebagai dokumen tingkat tiga. Dokumen tingkat tiga ini juga
berisi tentang standar operasional dan instruksi kerja perusaahaan di tiap-tiap
departemen agar kegiatan pekerjaan di PT Wirakarya Sakti dapat berjalan sesuai
dengan ketentuan K3 yang berlaku.
V.6. Pemeriksaan
V.6.1. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja
Klausul 4.5.1. OHSAS 18001:2007 menuliskan bahwa organisasi harus membuat
menerapkan, dan memelihata prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja K3
secara teratur. Dalam pengukuran parameter K3, Safety, Health & Environment
Department PT. Wirakarya Sakti melakukan monitoring faktor fisik lingkungan.
Faktor fisik yang diukur antara lain seperti Illumination, suhu Kebisingan. PT.
Wirakarya Sakti melakukan pengukuran menggunakan pihak ketiga yaitu Seameo
Biotrop. PT. Wirakarya Sakti membuat, menerapkan, dan menjaga prosedur-
prosedur yang terkait tentang pengukuran kinerja K3 seperti, prosedur kalibrasi
peralatan. Pengukuran kinerja K3 di PT. Wirakarya Sakti dilakukan secara
proaktif dan reaktif. Pengukuran kinerja K3 yang proaktif adalah adanya
pengukuran kinerja K3 secara periodik. Pengukuran-pengukuran tersebut
dilakukan untuk memastikan bahwa emisi yang dihasilkan oleh PT.Wirakarya
Sakti masih masuk ke dalam baku mutu yang diperbolehkan. Sedangkan,
pengukuran kinerja secara reaktif dilakukan dengan melihat angka kecelakaan,
penyakit, dan insiden yang disebabkan oleh parameter K3. Pemantauan angka
kecelakaan dilakukan untuk mengkaji lebih lanjut apakah kondisi di tempat kerja
tersebut masih memenuhi baku mutu dan untuk menentukan langkah apa yang
harus diambil agar faktor-faktor K3 tersebut tidak menyebabkan adanya
kecelakaan yang sama berulang-ulang (repetition).
Di dalam formulir penegakan dan sangsi K3L akan dicatat setiap perbuatan
pekerja yang melanggar prosedur atau ketentuan. Dalam aspek penyelidikan
insiden, PT. Wirakarya Sakti telah memenuhi standar klausul 4.5.3.1. OHSAS
18001:2007.
Serta secara struktur organisasi PT. Wirakarya Sakti sudah baik karena Safety,
Health and Environment Department berada di bawah langsung Direktur Utama
PT. Wirakarya Sakti. Sehingga dapat dikontrol langsung oleh Direktur Utama
mengenai keberjalanan dan implementasi SMK3 pada setiap departemen di PT.
Wirakarya Sakti.
BAB VI PENUTUP
VI.1. Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil temuan dan observasi di
PT Wirakarya Sakti :
Pada klausal 4.5.1 terkait pemantauan dan pengukuran kinerja, dimana posisi
yang bertanggung jawab dalam pengukuran lingkungan sedang kosong karena
orang yang bertanggung jawab sebelumnya telah mengundurkan diri .
Pada klausal 4.4.1 terkait sumber daya K3 ,yaitu segera mencari pengganti ahli
K3 yang baru saja mengundurkan diri.
Pada klausul 4.4.7 mengenai kesiapsiagaan dan tanggap darurat , sebaiknya sarana
dan prasarana terkait tanggap darurat benar benar diperiksa secara berkala agar
bisa berfungsi ketika keadaan darurat tiba. Segera lengkapi sarana prasarana
tanggap darurat yang masih belum memenuhi standar..
VI.2. Saran
Perlu ada nya Papan Performa Keselamatan Kerja di tiap distrik yang berisikan
data kejadian kecelakaan kerja, near miss, fatality accident, kehilangan hari kerja
dll diharapkannya dengan adanya papan performa keselamatan kerja tersebut
dapat meningkatkan kepedulian pekerja terhadap K3.
Perlu disegerakan ada nya sumber daya manusia yang cukup dan berkualitas
untuk mengisi bagian pengukuran K3 yang kosong setelah orang yang menjabat
sebelumnya mengundurkan diri .
Perlu ada nya alat monitoring kecepatan kendaraan di Area PT Wirakarya Sakti
sehingga mengurangi terjadi kecelakaan yang melibatkan kendaraan bermotor.
Perlu adanya sosialisasi safety riding mengingat banyaknya kecelakaan kerja yang
diakibatkan oleh kecelakaan saat mengendarai kendaraan bermotor.
Perlu adanya himbauan untuk menggunakan helm SNI ketimbang helm APD
ketika mengendarai motor.
Budiono, A.M. Sugeng. 2005. Pengenalan Potensi Bahaya Industrial dan Analisis
Kecelakaan Kerja. Jakarta: Majalah Katiga
Germain, George L dan M Douglas Clark. 2007. “A Tribute to Frank E. Bird Jr.
1921”. Professional Safety Journal.
Marhani, Mohd Arif., Hamimah Adnan., Faridah Ismail. 2013. OHSAS 1800: A
pilot study of towards sustainable construction in Malaysia. Shah Alam:
Universiti Teknologi MARA.
Neto, Hernâni Veloso. 2012. Performance Scorecard for Occupational Safety and
Health Management Systems. Porto: University of Porto.
PT Wirakarya Sakti adalah salah satu anak perusahaan Sinarmas Forestry yang dipercayai menjadi
pengelola hutan tanam industri di Provinsi Jambi. Sistem Manajemen K3 dalam perusahaan ini
berada dibawah Departemen SHE. Tujuan dari penerapan SMK3 tersebut yaitu untuk menurunkan
angka kecelakaan kerja, mengurangi penyakit akibat kerja dan memaksimalkan produktivitas
perusahaan. OHSAS 18001:2007 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bertujuan untuk mengelola aspek `OHSAS 18001 telah
dikembangkan sebagai jawaban atas tuntutan industri terhadap standar sistem manajemen kesehatan
dan keselamatan yang dikenal luas yang dapat dinilai dan disertifikasi. Yang menjadi kerangka kerja
dalam SMK3 PT Wirakarya Sakti adalah kebijakan K3. Dibutuhkan komitmen yang tinggi terhadap
kebijakan K3 dalam menjalankan SMK3 baik bagi staf hingga jajaran top manager. Yang menjadi
lingkup SMK3 PT Wirakarya Sakti ialah mulai dari penyusunan kebijakan, identifikasi bahaya,
prosedur penerapan di lapangan, hingga evaluasi yang berbentuk audit dan tinjauan manajemen.
Semua dilakukan demi mencapai lingkungan kerja yang aman dari penyakit dan kecelakaan kerja.
PT Wirakarya Sakti is a subsidiary of Sinarmas Forestry Group which is believed to be the operator
of Industrial Forest Plantation in Jambi Province. The OHS Management System in this project is
arranged in the SHE Departement. The purpose of the implementation of the SMK3 is to reduce the
number of occupational accidents, reduce occupational diseases and maximize the productivity of
the company. OHSAS 18001: 2007 is an international standard for Occupational Health and Safety
Management Systems that aims to manage health and safety (OHS) aspects of every workplace
process. OHSAS 18001 has been developed in response to industry demands on recognized and
certified standards of health and safety management systems. The framework of OHS management
system of PT. Wirakarya Sakti is the policy of OHS itself. High commitment needed to start the
better OHS every day, not only for staffs, but also for board of directors. Scope of the OHS
management system in PT. Wirakarya Sakti are arrange the policies identify the hazards and risks
of all company activities, field application procedure of the activities, and evaluation such as audit
or management review. They done all of them is only for a safer work environment and less risk of
occupational health and safety.
Key word: PT Wirakarya Sakti, OHS Management System, OHS Policy, OHSAS :18001
PENDAHULUAN
PT Wirakarya Sakti adalah perusahaan Hutan Tanam Industri (HTI) dan salah
satu perusahaan bergerak untuk bahan baku industri pulp dan kertas yang
berlokasi di Provinsi Jambi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1990,
HTI sendiri adalah hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan
prinsip pemanfaatan yang optimal, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan
dan sumber daya alam. Tujuan pembangunan HTI sendiri yakni untuk menunjang
pengembangan industri hasil hutan dalam negeri baik dari nilai tambah devisa,
peningkatan produtivitas lahan, lingkungan, memperluas lapangan kerja dan
lapangan usaha. PT Wirakarya Sakti (WKS) merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang HTI pulp and paper. Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK
57/Menlhk/Setjen/PHL.0/1/2018 pada tahun 2018 dengan luas areal 290.378 ha.
Kegiatan operasional di Hutan Tanam Industri hasil kayu dari pembibitan
(nursey), penanaman (plantation) dan pemanenan (harvesting). Pada setiap
kegiatan PT Wirakarya Sakti terdapat bahaya yang dapat mengancam kesehatan
dan keselamatan kerja, seperti menggunakan pestisida, pupuk dan alat berat.
Tujuan dari dilaksanakannya kerja praktik di PT Wirakarya Sakti
1. Menentukan kondisi eksisting Sistem Manajemen K3 PT Wirakarya Sakti.
2. Mengevaluasi kebijakan K3 yang telah ditetapkan dalam PT Wirakarya Sakti
berdasarkan Standar OHSAS 18001:2007.
3. Menentukan rekomendasi terhadap Sistem Manajemen K3 di PT Wirakarya
Sakti.
Tujuan berdiri PT WKS adanya peningkatan kebutuhan akan bahan kertas. Kertas
bisa dihasilkan dari berbagai jenis bahan baku, namun kualitas dan kuantitas akan
kertas yang baik dihasilkan dari serat pohon. Serat pohon yang panjang dan kuat
(tidak cepat putus) bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas dalam bentuk
pulp, selanjutnya pulp tersebut akan diproses diolah menjadi berbagai macam
bentuk bahan jadi kertas. PT WKS hanya berperan didalam pemenuhan stock
kayu bahan baku pulp yang akan didistribusikan ke PT Lontar Papyrus Pulp and
Paper Industries (LPPPI). PT LPPPI akan memproses kayu menjadi bahan baku
pulp dan diteruskan untuk bahan baku kertas, tissue, karton dan lain sebagainya.
Audit internal dilakukan secara periodik setahun dua kali. Pelaksanaan audit selalu
dilakukan sesuai dengan rencana (jadwal) yang sudah ditetapkan dengan
mempertimbangkan status dan kepentingan proses serta area yang diaudit
sebelumnya. Hasil dari audit internal ditindaklanjuti oleh bagian yang terkait sesuai
dengan temuan audit dan harus dilakukan verifikasi ulang untuk memastikan
tindakan perbaikan dan pencegahan telah sesuai dan berjalan secara efektif. Audit
internal dilaksanakan oleh auditor yang terlatih dan mandiri serta dilakukan oleh
auditor yang tidak mempunyai tanggung jawab terhadap bagian/area yang diaudit
dan hasil audit.
TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan dan keselmatan kerja merupakan suatu kondisi-kondisi atau faktor-faktor
yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi keseshatan dan keselamatan
karyawan atau pekerja lainnya (termasuk pekerjadan kontraktor), tamu, atau orang
lain di tempat kerja. (OHSAS 18001,
2007).
Perencanaan merupakan tidak lanjut dan penjabaran kebijakan K3 yang telah
ditetapkan oleh manajemen puncak dengan mempertimbangkan hasil audit.
Perencanaan K3 yang baik, dimulai dengan melakukan identifikasi bahaya,
penilaian risiko dan penentuan pengendaliannya. Kemudian dari perencanaan
dapaat dilanjutkan ke pelaksanaan rencana K3, kemudian dilakukan pemantauan
dan evaluasi kerja, setelah di evaluasi dapat dilakukan peninjauan dan peningkatan
rencana K3 dan secara berulang kembali lagi ke audit rencana K3 untuk
mennentukan kebijakan baru setiap terjadi perubahan. SMK3 bersifat continous
improvment sehingga perlu dilakuakan pengkajian setiap waktu
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Kadir., Jamaluddin M. Jahi., Muhammad Rizal Razman., Kadaruddin
Aiyub., Azahan Awang. 2009. OHSAS 18001 vs. Implementation Cost:
Risks That Will Be Faced by the Organisation Management in Malaysia.
Selangor: Universiti Kebangsaan Selangor.
Aswin. 2012. Ringkasan dari Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Budiono, A.M. Sugeng. 2005. Pengenalan Potensi Bahaya Industrial dan
Analisis Kecelakaan Kerja. Jakarta: Majalah Katiga
Gallagher, Clare. Underhill, Elsa. 2012. Managing Work Health and Safety:
Recent Developments and Future Directions. Australia: Australia Human
Resource Institute.
Germain, George L dan M Douglas Clark. 2007. “A Tribute to Frank E. Bird Jr.
1921”. Professional Safety Journal.
Kegiatan di PT Wirakarya Sakti