Disusun oleh :
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS SILIWANGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN FISIKA
2019/2020
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Gerak Semu Harian Dan Tahunan Matahari, Posisi Dan Penampakan
Bulan, Gerhana Bulan, Dan Gerhana Matahari.”
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Tujuan dari pembuatan makalah ini
yaitu sebagai pengetahuan bagi pembaca mengenai gerak semua harian dan tahunan
matahari, posisi dan penampakan bulan, gerhana bulan, dan gerhana matahari.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena
adanya keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, semua
kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati.
Kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Adapun tujuannya sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
di Bumi dengan jarak 15° memiliki perbedaan waktu satu jam. Jika jaraknya
30°, maka perbedaan waktunya dua jam, dan seterusnya. Angka ini berasal
dari pembagian sudut tempuh dengan waktu tempuh (360° : 24 = 15°).
Indonesia terletak di antara 95° BT dan 141° BT. Artinya, panjang wilayah
Indonesia adalah 46°. Karena setiap jarak 15° selisih waktunya satu jam,
maka Indonesia memiliki tiga daerah waktu. Tiga daerah waktu tersebut
yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), WITA (Waktu Indonesia Tengah), dan
WIT (Waktu Indonesia Timur). Kota Greenwich, London, Inggris terletak
pada garis bujur 0°. Oleh karenanya, waktu di kota ini digunakan sebagai
patokan bagi seluruh dunia. Patokan waktu ini disebut Greenwich Mean
Time (GMT). Dengan mengacu standar GMT, maka Waktu Indonesia Barat
lebih cepat tujuh jam dari GMT. Sementara itu, Waktu Indonesia Tengah
lebih cepat delapan jam dari GMT. Adapun Waktu Indonesia Timur lebih
cepat sembilan jam dari GMT.
3. Percepatan Gravitasi di Permukaan Bumi
Rotasi Bumi menyebabkan Bumi berbentuk tidak bulat sempurna.
Bumi pepat di bagian kutubnya. Bentuk ini mengakibatkan jari-jari Bumi di
daerah kutub dan khatulistiwa berbeda. Perbedaan jari-jari Bumi
menimbulkan perbedaan percepatan gravitasi di permukaan Bumi.
Perbedaan tersebut terutama di daerah khatulistiwa dengan kutub.
4. Gerak semu harian bintang
Bintang-bintang (termasuk matahari) yang tampak bergerak sebenarnya
tidak bergerak. Akibat rotasi bumi dari arah barat ke timur, bintang-bintang
tersebut tampak bergerak dari timur ke barat. Rotasi bumi tidak dapat kita
saksikan, yang dapat kita saksikan adalah peredaran matahari dan benda-
benda langit melintas dari timur ke barat. Oleh karena itu kita selalu
menyaksikan matahari terbit disebelah timur dan terbenam di sebelah barat.
Pergerakan dari timur ke barat yang tampak pada matahari dan benda-benda
langit ini dinamakan gerak semu harian bintang. Karena gerak semu ini dapat
di amati setiap hari, maka disebut gerak semu harian.
4
2. Gerak Semu Tahunan Matahari
Penyebab terjadinya Gerak Semu Tahunan Matahari adalah
adanya Revolusi Bumi. Bumi membutuhkan waktu selama 1 tahun untuk
bergerak mengelilingi matahari (revolusi). Bumi selain bergerak
mengelilingi matahari, juga bergerak berputar terhadap sumbunya (rotasi).
Tetapi sumbu rotasi bumi ini tidak sejajar terhadap sumbu revolusi,
melainkan sedikit miring sebesar 23,5 derajat. Akibat dari miringnya sumbu
rotasi bumi itu, matahari tidak selalu terlihat di atas khatulistiwa bumi,
matahari akan terlihat berada di bagian utara dan selatan bumi. Selama
setengah tahun, matahari lebih banyak menerangi bumi bagian utara, dan
setengah tahun berikutnya matahari lebih banyak menerangi bumi bagian
selatan.
a). Tanggal 21 Maret Dilihat dari Bumi, Matahari tepat berada pada garis
khatulistiwa (0º). Karenanya, Matahari seolah-olah terbit tepat di sebelah
timur. Demikian pula, Matahari seolah-olah tenggelam tepat di sebelah barat.
b) Tangal 21 Juni, dilihat dari Bumi, Matahari tampak berada pada 23½º
lintang utara (LU). Karenanya, Matahari seolah-olah terbit agak sedikit
bergeser ke utara.
c) Tanggal 23 September, diamati dari Bumi, Matahari tampak kembali
berada pada garis khatulistiwa. Akibatnya, Matahari seolah-olah terbit tepat
di sebelah timur.
d) Tanggal 22 Desember, Matahari tampak berada pada 23½º lintang
selatan (LS) jika dilihat dari Bumi. Hal ini menyebabkan Matahari seolah-
olah terbit agak sedikit bergeser ke selatan.
Sama halnya dengan rotasi bumi yang tidak hanya menyebabkan
terjadinya derak semu harian matahari, revolusi bumi juga tidak hanya
menyebabkan terjadinya gerak semu tahunan matahari. Revolusi bumi
menyebabkan terjadinya beberapa peristiwa yang lain diantaranya adalah
sebagai berikut:
5
1. Adanya perubahan lamanya waktu siang dan malam
Negara-negara di belahan bumi utara dan selatan memiliki perbedaan
lamanya waktu siang dan malam.Selain diakibatkan oleh sudut kemiringan
poros bumi, juga diakibatkan oleh revolusi bumi.Karena dalam berevolusi,
bumi dapat terletak di apotema atau hipotema.Apotema adalah titik terjauh
bumi dengan matahari sedangkan hipotema kebalikannya yakni titik terdekat
bumi dengan matahari
2. Adanya perubahan rasi bintang
Ketika kita lihat langit malam pada bulan yang berbeda-beda,
bentuknya pun berbeda-beda. Pada bulan ini di langit ada rasi bintang waluku,
pada bulan berikutnya ada rasi bintang scorpio, dan seterusnya. Hal ini pun
disebabkan akrena adanya revolusi Bumi.
3. Adanya perubahan musim
Perubahan musim yang terdiri dari 4 musim yakni
dingin,semi,gugur, dan panas hanya terjadi di belahan bumi utara dan selatan.
Indonesia tidak memiliki keempat musim itu karena indonesia berada di
daerah khatulstiwa.
Jarak rata-rata Bumi ke Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km.
Diameter Bulan adalah 3.474 km, sedikit lebih kecil dari seperempat diameter
6
Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2% volume Bumi. Bulan beredar
mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari (periode orbit), dan variasi periodik
dalam sistem Bumi - Bulan - Matahari bertanggungjawab atas terjadinya fase-
fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari (periode sinodik). Massa jenis Bulan
(3,4 g/cm³) adalah lebih ringan dibanding massa jenis Bumi (5,5 g/cm³),
sedangkan massa Bulan hanya 0,012 massa Bumi.
1. Gerakan Bulan
Bulan mempunyai 2 gerakan yaitu berotasi dan bervolusi:
a) Rotasi Bulan
Rotasi bulan adalah perputaran bulan pada porosnya dari arah
barat ke timur. Dalam satu kali rotasi bulan memerlukan waktu sama
dengan satu kali revolusinya mengelilingi bumi. Saat ini bulan
berotasi setiap 27,3 hari sekali.
b) Revolusi Bulan
Revolusi bulan adalah peredaran bulan mengelilingi bumi dari
arah barat ke timur. Satu kali penuh revolusi bulan memerlukan
waktu rata-rata 27,3 hari. Bulan melakukan 2 revolusi:
1) Revolusi Terhadap Planet Bumi
Bulan sebagai satelit alami bumi juga berputar
mengelilingi bumi dalam jangka waktu 27,3 hari. Karena
waktu rotasi dan revolusi bulan adalah sama, maka
permukaan bulan yang terlihat dari bumi tidak berubah dari
waktu ke waktu.
2) Revolusi Terhadap Matahari Bersama Bumi
Bulan bersama-sama dengan planet bumi juga
mengelilingi matahari. Waktu yang dibutuhkan oleh bumi
untuk beredar mengelilingi matahari adalah 365.25 hari.
Begitupun revolusi bulan terhadap matahari bersama bumi
juga 365,25 hari. Setiap empat tahun sekali kelebihan hari
7
dibulatkan menjadi 366 hari atau disebut juga sebagai tahun
kabisat.
2. Bagian – bagian Bulan
Menurut Dirdjosoemarto,S.,dkk. (1991: 405) permukaan Bulan
terdiri dari bagian-bagian yang disebut:
a) Terra, yaitu daerah terlihat terang, ditaburi kawah.
b) Marta, yaitu daerah gurun batuan gelap yang diselubungi lava basah,
hanya sedikit terdapat kawah.
c) Lembah, terdapat banyak lembah sempit (riil) ada yang memanjang
hingga 100 km.
d) Gunung, ada yang mencapai ketinggian 8.000 m.
e) Kawah, diduga jumlahnya mencapai 40.000 dengan diameternya antara
2 – 200km. Kawah ini kemungkinan berasal dari kegiatan vulkanis dan
tumbukkan meteorit.
3. Fase dan Aspek Bulan
Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah dilihat
dari bumi karena bagian bulan yang mendapat cahaya matahari berubah
secara teratur. Pada suatu malam bulan tampak seperti sabit kecil, pada
keesokan harinya sabit itu tampak lebih tebal dan terus bertambah tebal,
sehingga sehingga setelah enam hari bentuknya menjadi setengah lingkaran.
Pada malam-malam berikutnya bulan tampak menjadi lebih besar dan pada
akhirnya menjadi bulan penuh/bulan purnama. Tetapi setelah tampak
sebagai bulan penuh, akan tampak mengecil lagi sampai berbentuk sabit.
Perubahan bentuk semu bulan berlangsung dalam satu bulan sinodik
atau 29.5 hari. Fase-fase bulan adalah:
a) Fase Bulan Baru (bulan tidak nampak).
b) Kuatrir Pertama 7 3/8 hari (bulan sabit).
c) Bulan Purnama 14 3/4 hari (bulan penuh).
d) Kuartir Ketiga 22 1/8 hari (bulan sabit).
e) Kuartir ke empat 28 1/2 hari (menjadi bulan baru)
8
Sedangkan urut-urutan fase bulan dalam satu bulan sinodik adalah:
Bulan baru → sabit → bulan paruh ( perbani awal ) → bulan cembung (
benjol ) → bulan penuh ( purnama ) → benjol → perbani akhir → sabit →
bulan baru lagi.
Aspek bulan adalah kedudukan bulan terhadap matahari dilihat dari
bumi. Beberapa aspek bulan yang mudah dilihat:
a) Aspek konjungsi
Konjungsi bulan yaitu kedudukan bulan searah dengan
matahari. Pada saat itu bagian bulan yang menghadap ke bumi ialah
bagian yang sedang gelap, sehingga tampak bulan tidak tampak dari
bumi. Peristiwa ini berlangsung siang hari di bumi, saat aspek
konjungsi terjadi gerhana matahari, karena cahaya matahari yang
menuju bumi terhalang oleh bulan.
b) Aspek oposisi
Oposisi bulan adalah kedudukan bulan berlawanan arah
dengan kedudukan matahari dilihat dari bumi. Saat itu bulan terlihat
sebagai bulan purnama. Peristiwa ini terjadi saat bulan terbit
bersamaan dengan saat matahari terbenam. Pada aspek oposisi akan
terjadi gerhana bulan, karena cahaya matahari yang menuju bulan
terhalang bumi.
9
c) Aspek Kuarter
Aspek kuarter yaitu pada saat bulan menempati kedudukan
tegak lurus terhadap garis penghubung bumi-matahari, pada fase ini
bulan menujukan fase perbani yaitu bulan yang terang hanya
setengahnya. Dalam sebulan terjadi 2 kali kuartir bulan yaitu kuartir
pertama (perbani awal) ketika bulan tambah besar. Sedangkan
kuartir kedua (perbani akhir) ketika bulan tambah kecil dan terjadi 6
hari setelah purnama. Perbedaan kuartir pertama dan akhir adalah
tempat yang terang, kuartir pertama bagian yang terang adalah barat
sedangkan kuartir akhir adalah bagian bulan sebelah timur.
10
1. Penyebab Terjadinya Gerhana Bulan
Gerhana bulan adalah sebuah peristiwa alam dimana cahaya matahari
yang jatuh ke bulan terhalang oleh bumi. Ini terjadi saat kedudukan bumi
berada satu garis lurus dengan matahari dan bulan. Gerhana bulan hanya
bisa terjadi saat bulan purnama karena bumi akan menutupi bulan yang
berukuran jauh lebih besar dan memiliki jarak yang relatif dekat. Gerhana
bulan bisa terjadi dalam waktu yang lumayan lama, yaitu sekitar 5 - 6 jam.
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang
bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara
matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar
matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang
beroposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan
terhadap bidang ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari
akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit
bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang
disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika.
Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut.
Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi
ke titik oposisi lainnya.
2. Jenis-Jenis Gerhana Bulan
a. Gerhana bulan total
Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada dalam umbra bumi.
Warna bulan suram kemerahan. Jika saat fase gerhana maksimum,
keseluruhan Bulan masuk ke dalam bayangan inti/umbra Bumi, maka
gerhana tersebut dinamakan gerhana bulan total. Gerhana bulan total ini
maksimum durasinya bisa mencapai lebih dari 1 jam 47 menit.
b. Gerhana bulan sebagian
Pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari
Matahari oleh bumi. Gerhana matahari sebagian terjadi pada saat bumi
11
berada di daerah bayangan penumbra bulan. Sehingga masih ada sebagian
sinar Matahari yang terlihat.
c. Gerhana bulan penumbral
Pada gerhana bulan jenis ke- 3 ini, seluruh Bulan masuk ke dalam
penumbra pada saat fase maksimumnya. Tetapi tidak ada bagian Bulan yang
masuk ke umbra atau tidak tertutupi oleh penumbra. Pada kasus seperti ini,
gerhana bulannya kita namakan gerhana bulan penumbral total.
3. Proses Terjadinya Gerhana Bulan
12
meninggalkan umbra Bumi. U3 menandai akhir dari fase total
gerhana bulan.
g. Fase .U4 adalah kontak IV umbra, yaitu saat piringan Bulan luar
kembali kontak dengan umbra Bumi.
h. Fase P3 adalah penumbra kontak pihak, yaitu ketika disk bulan
kembali kontak dalam penumbra Bumi. P3 adalah kebalikan dari P2.
i. Fase P4 adalah kontak penumbra keempat, yaitu ketika disk bulan
kembali bersinggungan luar penumbra Bumi. P4 adalah kebalikan
dari P1, dan menandai akhir dari sebuah peristiwa gerhana bulan
secara keseluruhan.
Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan
Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun
Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya matahari
sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari
Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata
149.680.000 kilometer.
13
b. Gerhana Sebagian
Gerhana sebagian, hal tersebut terjadi bila piringan Bulan (saat
puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana
ini selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutupi oleh
piringan Bulan.
c. Gerhana Cincin
Gerhana cincin, gerhana ini terjadi bila piringan Bulan (saat puncak
gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana ini
terjadi jia ukuran pirinfan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari.
Sehingga saat piringan Bulan berada di depan pitingan Matahari, tidak
semua piringan Matahari akan tertutupi oleh piringan Bulan. Bagian
piringan Matahari yang tidak tertutupi oleh piringan Bulan, pada posisi
disekeliling piringan Bulan serta terlihat seperti cincin yang bercahaya.
d. Gerhana Hibrida
Gerhana hibrida, bergeser diantara gerhana toral serta cincin.
Pada titik tertentu di permukaan Bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana
total, sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin.
Gerhana hibrida relatif jarang.
a. Kontak I
Kontak I adalah saat piringan bulan dan piringan matahari mulai
bersinggungan. Kontak I ini menandai dimulainya peristiwa gerhana.
b. Kontak II
14
total (untuk gerhana matahari total), atau fase cincin (untuk gerhana
matahari cincin)
c. Puncak gerhana
Puncak gerhana adalah saat jarak antara pusat piringan Bulan dan pusat
piringan Matahari mencapai minimum.
d. Kontak III
Kontak III adalah kebalikan Kontak II. Kontak III ini adalah saat piringan
matahari mulai keluar dari belakang piringan bulan (untuk peristiwa
gerhana matahari total), atau saat piringan bulan mulai meninggalkan
piringan matahari (untuk peristiwa gerhana matahari cincin). Interval antara
Kontak II dan kontak III adalah panjangnya fase gerhana total. Pada gerhana
matahari sebagian, fase Kontak II dan Kontak III ini tidak kita amati.
e. Kontak IV
Kontak IV adalah saat piringan matahari dan piringan bulan
bersinggungan ketika piringan bulan meninggalkan piringan matahari.
Kontak IV ini adalah kebalikan dari Kontak I, dan menandai berakhirnya
peristiwa gerhana secara keseluruhan. Interval antara Kontak I dan Kontak
IV adalah panjangnya peristiwa gerhana matahari.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
17