Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

GERAK SEMU HARIAN DAN TAHUNAN MATAHARI, POSISI DAN


PENAMPAKAN BULAN, GERHANA BULAN, DAN GERHANA
MATAHARI

Disusun oleh :
KELOMPOK 1

1. Eni Sarifatul P (192153001)


2. Rifa Anjiana (192153003)
3. Intannia Mulya Rosa (192153021)
4. Maulidya Ainun Qolbi (192153060)

UNIVERSITAS SILIWANGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN FISIKA
2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Gerak Semu Harian Dan Tahunan Matahari, Posisi Dan Penampakan
Bulan, Gerhana Bulan, Dan Gerhana Matahari.”

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Tujuan dari pembuatan makalah ini
yaitu sebagai pengetahuan bagi pembaca mengenai gerak semua harian dan tahunan
matahari, posisi dan penampakan bulan, gerhana bulan, dan gerhana matahari.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena
adanya keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, semua
kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati.
Kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.

Tasikmalaya, 15 April 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

2.1 Gerak Semu Harian dan Tahunan Matahari .................................... 3

2.2 Posisi dan Penampakan Bulan ......................................................... 6


2.3 Gerhana Bulan ................................................................................ 10
2.4 Gerhana Matahari ........................................................................... 13
BAB 3 PENUTUP .................................................................................................. 16

3.1 Kesimpulan ................................................................................... 16


DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 17

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bulan, bumi, dan matahari adalah benda-benda langit yang bergerak.


Bulan mengelilingi bumi, bumi mengelilingi matahari, dan matahari
mengelilingi pusat galaksi. Konfigurasi gerak ketiganya membuat posisi bulan
terhadap bumi dan matahari selalu berubah. Akibatnya seperdua permukaan
bulan yang tersinari matahari terus bergeser dari bagian yang membelakangi
bumi ke bagian lain yang menghadap ke bumi, dan sebaliknya.
Setiap hari kita melihat bahwa matahari terbit disebelah Timur, lalu
bergerak makin lama makin tinggi, hingga akhirnya pada tengah hari mencapai
tempat kedudukannya yang paling tinggi. Dan pada senja hari kita lihat ia
terbenam di ufuk sebelah Barat. Perjalanan matahari seperti itu bukanlah gerak
matahari yang sebenarnya, akan tetapi terjadi akibat adanya perputaran bumi
pada porosnya (rotasi) selama sehari semalam.
Bumi dan bulan mempunyai dua macam gerakan, yaitu rotasi dan
revolusi. Akibat rotasi dan revolusi Bumi mengakibatkan beberapa peristiwa.
Peristiwa-peristiwa ini tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita karena hampir
semua orang pernah mengalaminya. Peristiwa seperti terjadinya siang dan
malam, matahari terbit di sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat,
perbedaan waktu di berbagai belahan bumi, percepatan gravitasi bumi
merupakan akibat dari rotasi bumi. Dalam peredarannya suatu ketika bulan,
bumi, dan matahari akan berada pada satu garis lurus. Pada saat seperti itu
terjadi gerhana.
Bulan adalah benda langit yang gelap. Jika ia tampak bercahaya, maka
cahayanya itu adalah sinar matahari yang dipantulkan permukaannya yang
menghadap ke bumi. Karena jarak bumi-matahari dan bulan-matahari
amat 150 juta kilometer), maka permukaan bumi dan bulan yang ± jauh
( tersinari matahari hanyalah seperduanya).

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa terjadi gerak semu harian dan tahunan matahari?


2. Bagaimana posisi dan penampakan bulan?
3. Bagaimana proses terjadinya gerhana bulan ?
4. Bagaimana proses terjadinya gerhana bulan ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuannya sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui terjadinya gerak semu harian dan tahunan matahari.


2. Untuk mengetahui posisi dan penampakan bulan.
3. Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana bulan.
4. Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana matahari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gerak Semu Harian dan Tahunan Matahari

1. Gerak Semu Harian Matahari


Matahari selalu terbit di sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat.
Gerakan seperti ini disebut gerak semu harian Matahari. Gerakan ini terjadi
karena adanya rotasi Bumi. Bumi berotasi dengan arah gerakan dari barat ke
timur. Akibatnya, Matahari seolah-olah bergerak dari timur ke barat. Penyebab
terjadinya Gerak Semu Harian Matahari ialah adanya rotasi bumi (gerak putar
bumi pada sumbu putarnya). Kala rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4.1
detik. Gerak semu harian matahari mengakibatkan perubahan posisi matahari
setiap harinya. Matahari terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat, padahal
gerak semu ini teramati karena bumi kita yang ber-rotasi dengan arah
sebaliknya, dari barat ke timur. Sehingga akan muncul tampak kesan semu
bahwa dari sudut pandang kita (sebagai pengamat) di bumi, matahari-lah yang
bergerak mengelilingi bumi.

Rotasi bumi tidak hanya menyebabkan terjadinya gerak semu harian


pada matahari. Rotasi bumi juga menyebabkab terjadinya beberapa peristiwa
antara lain:

1. Terjadinya siang dan malam


Pada saat berotasi tidak semua bagian bumi mendapatkan sinar matahari.
Bagian bumi yang mendapatkan sinar matahari mengalami siang, sementara
itu bagian bumi yang tidak mendapatkan sinar matahari mengalami malam.
2. Perbedaan Waktu di Berbagai Tempat di Dunia
Rotasi Bumi menyebabkan adanya perbedaan waktu di berbagai tempat
di dunia. Dalam satu kali rotasi, Bumi membutuhkan waktu 24 jam (satu
hari) dan sudut tempuh sejauh 360°. Berdasarkan hal tersebut, setiap tempat

3
di Bumi dengan jarak 15° memiliki perbedaan waktu satu jam. Jika jaraknya
30°, maka perbedaan waktunya dua jam, dan seterusnya. Angka ini berasal
dari pembagian sudut tempuh dengan waktu tempuh (360° : 24 = 15°).
Indonesia terletak di antara 95° BT dan 141° BT. Artinya, panjang wilayah
Indonesia adalah 46°. Karena setiap jarak 15° selisih waktunya satu jam,
maka Indonesia memiliki tiga daerah waktu. Tiga daerah waktu tersebut
yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), WITA (Waktu Indonesia Tengah), dan
WIT (Waktu Indonesia Timur). Kota Greenwich, London, Inggris terletak
pada garis bujur 0°. Oleh karenanya, waktu di kota ini digunakan sebagai
patokan bagi seluruh dunia. Patokan waktu ini disebut Greenwich Mean
Time (GMT). Dengan mengacu standar GMT, maka Waktu Indonesia Barat
lebih cepat tujuh jam dari GMT. Sementara itu, Waktu Indonesia Tengah
lebih cepat delapan jam dari GMT. Adapun Waktu Indonesia Timur lebih
cepat sembilan jam dari GMT.
3. Percepatan Gravitasi di Permukaan Bumi
Rotasi Bumi menyebabkan Bumi berbentuk tidak bulat sempurna.
Bumi pepat di bagian kutubnya. Bentuk ini mengakibatkan jari-jari Bumi di
daerah kutub dan khatulistiwa berbeda. Perbedaan jari-jari Bumi
menimbulkan perbedaan percepatan gravitasi di permukaan Bumi.
Perbedaan tersebut terutama di daerah khatulistiwa dengan kutub.
4. Gerak semu harian bintang
Bintang-bintang (termasuk matahari) yang tampak bergerak sebenarnya
tidak bergerak. Akibat rotasi bumi dari arah barat ke timur, bintang-bintang
tersebut tampak bergerak dari timur ke barat. Rotasi bumi tidak dapat kita
saksikan, yang dapat kita saksikan adalah peredaran matahari dan benda-
benda langit melintas dari timur ke barat. Oleh karena itu kita selalu
menyaksikan matahari terbit disebelah timur dan terbenam di sebelah barat.
Pergerakan dari timur ke barat yang tampak pada matahari dan benda-benda
langit ini dinamakan gerak semu harian bintang. Karena gerak semu ini dapat
di amati setiap hari, maka disebut gerak semu harian.

4
2. Gerak Semu Tahunan Matahari
Penyebab terjadinya Gerak Semu Tahunan Matahari adalah
adanya Revolusi Bumi. Bumi membutuhkan waktu selama 1 tahun untuk
bergerak mengelilingi matahari (revolusi). Bumi selain bergerak
mengelilingi matahari, juga bergerak berputar terhadap sumbunya (rotasi).
Tetapi sumbu rotasi bumi ini tidak sejajar terhadap sumbu revolusi,
melainkan sedikit miring sebesar 23,5 derajat. Akibat dari miringnya sumbu
rotasi bumi itu, matahari tidak selalu terlihat di atas khatulistiwa bumi,
matahari akan terlihat berada di bagian utara dan selatan bumi. Selama
setengah tahun, matahari lebih banyak menerangi bumi bagian utara, dan
setengah tahun berikutnya matahari lebih banyak menerangi bumi bagian
selatan.
a). Tanggal 21 Maret Dilihat dari Bumi, Matahari tepat berada pada garis
khatulistiwa (0º). Karenanya, Matahari seolah-olah terbit tepat di sebelah
timur. Demikian pula, Matahari seolah-olah tenggelam tepat di sebelah barat.
b) Tangal 21 Juni, dilihat dari Bumi, Matahari tampak berada pada 23½º
lintang utara (LU). Karenanya, Matahari seolah-olah terbit agak sedikit
bergeser ke utara.
c) Tanggal 23 September, diamati dari Bumi, Matahari tampak kembali
berada pada garis khatulistiwa. Akibatnya, Matahari seolah-olah terbit tepat
di sebelah timur.
d) Tanggal 22 Desember, Matahari tampak berada pada 23½º lintang
selatan (LS) jika dilihat dari Bumi. Hal ini menyebabkan Matahari seolah-
olah terbit agak sedikit bergeser ke selatan.
Sama halnya dengan rotasi bumi yang tidak hanya menyebabkan
terjadinya derak semu harian matahari, revolusi bumi juga tidak hanya
menyebabkan terjadinya gerak semu tahunan matahari. Revolusi bumi
menyebabkan terjadinya beberapa peristiwa yang lain diantaranya adalah
sebagai berikut:

5
1. Adanya perubahan lamanya waktu siang dan malam
Negara-negara di belahan bumi utara dan selatan memiliki perbedaan
lamanya waktu siang dan malam.Selain diakibatkan oleh sudut kemiringan
poros bumi, juga diakibatkan oleh revolusi bumi.Karena dalam berevolusi,
bumi dapat terletak di apotema atau hipotema.Apotema adalah titik terjauh
bumi dengan matahari sedangkan hipotema kebalikannya yakni titik terdekat
bumi dengan matahari
2. Adanya perubahan rasi bintang
Ketika kita lihat langit malam pada bulan yang berbeda-beda,
bentuknya pun berbeda-beda. Pada bulan ini di langit ada rasi bintang waluku,
pada bulan berikutnya ada rasi bintang scorpio, dan seterusnya. Hal ini pun
disebabkan akrena adanya revolusi Bumi.
3. Adanya perubahan musim
Perubahan musim yang terdiri dari 4 musim yakni
dingin,semi,gugur, dan panas hanya terjadi di belahan bumi utara dan selatan.
Indonesia tidak memiliki keempat musim itu karena indonesia berada di
daerah khatulstiwa.

2.2 Posisi dan Penampakan Bulan


Bulan atau Luna adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan
merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai
sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan
cahaya Matahari. Jika dilihat dari posisinya bulan adalah benda angkasa yang
paling dekat dengan bumi. Bulan juga menjadi benda yang kedua yang paling
terang setelah matahari dan satu-satunya permukaan benda langit yang diamati
dengan mudah. Bulan berada dalam orbit sinkron dengan Bumi, hal ini
menyebabkan hanya satu sisi permukaan Bulan saja yang dapat diamati dari
Bumi. Orbit sinkron menyebabkan kala rotasi sama dengan kala revolusinya.

Jarak rata-rata Bumi ke Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km.
Diameter Bulan adalah 3.474 km, sedikit lebih kecil dari seperempat diameter

6
Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2% volume Bumi. Bulan beredar
mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari (periode orbit), dan variasi periodik
dalam sistem Bumi - Bulan - Matahari bertanggungjawab atas terjadinya fase-
fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari (periode sinodik). Massa jenis Bulan
(3,4 g/cm³) adalah lebih ringan dibanding massa jenis Bumi (5,5 g/cm³),
sedangkan massa Bulan hanya 0,012 massa Bumi.

1. Gerakan Bulan
Bulan mempunyai 2 gerakan yaitu berotasi dan bervolusi:

a) Rotasi Bulan
Rotasi bulan adalah perputaran bulan pada porosnya dari arah
barat ke timur. Dalam satu kali rotasi bulan memerlukan waktu sama
dengan satu kali revolusinya mengelilingi bumi. Saat ini bulan
berotasi setiap 27,3 hari sekali.
b) Revolusi Bulan
Revolusi bulan adalah peredaran bulan mengelilingi bumi dari
arah barat ke timur. Satu kali penuh revolusi bulan memerlukan
waktu rata-rata 27,3 hari. Bulan melakukan 2 revolusi:
1) Revolusi Terhadap Planet Bumi
Bulan sebagai satelit alami bumi juga berputar
mengelilingi bumi dalam jangka waktu 27,3 hari. Karena
waktu rotasi dan revolusi bulan adalah sama, maka
permukaan bulan yang terlihat dari bumi tidak berubah dari
waktu ke waktu.
2) Revolusi Terhadap Matahari Bersama Bumi
Bulan bersama-sama dengan planet bumi juga
mengelilingi matahari. Waktu yang dibutuhkan oleh bumi
untuk beredar mengelilingi matahari adalah 365.25 hari.
Begitupun revolusi bulan terhadap matahari bersama bumi
juga 365,25 hari. Setiap empat tahun sekali kelebihan hari

7
dibulatkan menjadi 366 hari atau disebut juga sebagai tahun
kabisat.
2. Bagian – bagian Bulan
Menurut Dirdjosoemarto,S.,dkk. (1991: 405) permukaan Bulan
terdiri dari bagian-bagian yang disebut:
a) Terra, yaitu daerah terlihat terang, ditaburi kawah.
b) Marta, yaitu daerah gurun batuan gelap yang diselubungi lava basah,
hanya sedikit terdapat kawah.
c) Lembah, terdapat banyak lembah sempit (riil) ada yang memanjang
hingga 100 km.
d) Gunung, ada yang mencapai ketinggian 8.000 m.
e) Kawah, diduga jumlahnya mencapai 40.000 dengan diameternya antara
2 – 200km. Kawah ini kemungkinan berasal dari kegiatan vulkanis dan
tumbukkan meteorit.
3. Fase dan Aspek Bulan
Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah dilihat
dari bumi karena bagian bulan yang mendapat cahaya matahari berubah
secara teratur. Pada suatu malam bulan tampak seperti sabit kecil, pada
keesokan harinya sabit itu tampak lebih tebal dan terus bertambah tebal,
sehingga sehingga setelah enam hari bentuknya menjadi setengah lingkaran.
Pada malam-malam berikutnya bulan tampak menjadi lebih besar dan pada
akhirnya menjadi bulan penuh/bulan purnama. Tetapi setelah tampak
sebagai bulan penuh, akan tampak mengecil lagi sampai berbentuk sabit.
Perubahan bentuk semu bulan berlangsung dalam satu bulan sinodik
atau 29.5 hari. Fase-fase bulan adalah:
a) Fase Bulan Baru (bulan tidak nampak).
b) Kuatrir Pertama 7 3/8 hari (bulan sabit).
c) Bulan Purnama 14 3/4 hari (bulan penuh).
d) Kuartir Ketiga 22 1/8 hari (bulan sabit).
e) Kuartir ke empat 28 1/2 hari (menjadi bulan baru)

8
Sedangkan urut-urutan fase bulan dalam satu bulan sinodik adalah:
Bulan baru → sabit → bulan paruh ( perbani awal ) → bulan cembung (
benjol ) → bulan penuh ( purnama ) → benjol → perbani akhir → sabit →
bulan baru lagi.
Aspek bulan adalah kedudukan bulan terhadap matahari dilihat dari
bumi. Beberapa aspek bulan yang mudah dilihat:
a) Aspek konjungsi
Konjungsi bulan yaitu kedudukan bulan searah dengan
matahari. Pada saat itu bagian bulan yang menghadap ke bumi ialah
bagian yang sedang gelap, sehingga tampak bulan tidak tampak dari
bumi. Peristiwa ini berlangsung siang hari di bumi, saat aspek
konjungsi terjadi gerhana matahari, karena cahaya matahari yang
menuju bumi terhalang oleh bulan.
b) Aspek oposisi
Oposisi bulan adalah kedudukan bulan berlawanan arah
dengan kedudukan matahari dilihat dari bumi. Saat itu bulan terlihat
sebagai bulan purnama. Peristiwa ini terjadi saat bulan terbit
bersamaan dengan saat matahari terbenam. Pada aspek oposisi akan
terjadi gerhana bulan, karena cahaya matahari yang menuju bulan
terhalang bumi.

9
c) Aspek Kuarter
Aspek kuarter yaitu pada saat bulan menempati kedudukan
tegak lurus terhadap garis penghubung bumi-matahari, pada fase ini
bulan menujukan fase perbani yaitu bulan yang terang hanya
setengahnya. Dalam sebulan terjadi 2 kali kuartir bulan yaitu kuartir
pertama (perbani awal) ketika bulan tambah besar. Sedangkan
kuartir kedua (perbani akhir) ketika bulan tambah kecil dan terjadi 6
hari setelah purnama. Perbedaan kuartir pertama dan akhir adalah
tempat yang terang, kuartir pertama bagian yang terang adalah barat
sedangkan kuartir akhir adalah bagian bulan sebelah timur.

2.3 Gerhana Bulan


Gerhana bulan atau Moon Eclipse adalah terjadinya peristiwa
penggelapan pada titik pusat geometri bulan, bumi dan matahari berada dalam
satu garis lurus, Bumi terletak antara bulan dan matahari. Posisi ini
menyebabkan bulan tidak dapat menerima pantulan cahaya matahari untuk
beberapa saat. Kalau seluruh permukaan bulan masuk dalam kerucut bumi,
disebut gerhana sempurna atau total, kalau hanya sebagian, disebut gerhana
sebagian. Gerhana bulan terjadinya pada malam hari yang dapat disaksikan di
bumi. Gerhana bulan tidak menimbulkan kebutaan bagi yang melihatnya.
Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat
terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah
bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki
spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan
tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.
Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama
sekali.

10
1. Penyebab Terjadinya Gerhana Bulan
Gerhana bulan adalah sebuah peristiwa alam dimana cahaya matahari
yang jatuh ke bulan terhalang oleh bumi. Ini terjadi saat kedudukan bumi
berada satu garis lurus dengan matahari dan bulan. Gerhana bulan hanya
bisa terjadi saat bulan purnama karena bumi akan menutupi bulan yang
berukuran jauh lebih besar dan memiliki jarak yang relatif dekat. Gerhana
bulan bisa terjadi dalam waktu yang lumayan lama, yaitu sekitar 5 - 6 jam.
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang
bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara
matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar
matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang
beroposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan
terhadap bidang ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari
akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit
bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang
disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika.
Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut.
Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi
ke titik oposisi lainnya.
2. Jenis-Jenis Gerhana Bulan
a. Gerhana bulan total
Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada dalam umbra bumi.
Warna bulan suram kemerahan. Jika saat fase gerhana maksimum,
keseluruhan Bulan masuk ke dalam bayangan inti/umbra Bumi, maka
gerhana tersebut dinamakan gerhana bulan total. Gerhana bulan total ini
maksimum durasinya bisa mencapai lebih dari 1 jam 47 menit.
b. Gerhana bulan sebagian
Pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari
Matahari oleh bumi. Gerhana matahari sebagian terjadi pada saat bumi

11
berada di daerah bayangan penumbra bulan. Sehingga masih ada sebagian
sinar Matahari yang terlihat.
c. Gerhana bulan penumbral
Pada gerhana bulan jenis ke- 3 ini, seluruh Bulan masuk ke dalam
penumbra pada saat fase maksimumnya. Tetapi tidak ada bagian Bulan yang
masuk ke umbra atau tidak tertutupi oleh penumbra. Pada kasus seperti ini,
gerhana bulannya kita namakan gerhana bulan penumbral total.
3. Proses Terjadinya Gerhana Bulan

a. Fase P1 Merupakan kontak pertama penumbra, yaitu pada saat di


luar piringan Bulan bersinggungan dengan penumbra Bumi. P1
merupakan tanda mulainya gerhana bulan secara total.
b. Fase P2 adalah penumbra kontak kedua, yang saat ini sedang dalam
disk Bulan berpotongan penumbra Bumi. Ketika P2 terjadi, seluruh
disk dalam disk Bulan penumbra Bumi.
c. Fase U1 adalah kontak pertama umbra, yaitu saat di luar piringan
Bulan bersinggungan umbra Bumi.
d. Fase U2 adalah umbra kontak kedua, yang saat ini sedang dalam
disk Bulan berpotongan umbra Bumi. U2 menandai awal dari fase
total gerhana bulan.
e. Fase Puncak Eclipse, saat ini tengah jarak disc Bulan ke pusat umbra
/ penumbra mencapai minimum.
f. Fase U3 adalah umbra kontak pihak, yaitu ketika bulan disc kembali
kontak dalam umbra Bumi, ketika piringan Bulan mulai

12
meninggalkan umbra Bumi. U3 menandai akhir dari fase total
gerhana bulan.
g. Fase .U4 adalah kontak IV umbra, yaitu saat piringan Bulan luar
kembali kontak dengan umbra Bumi.
h. Fase P3 adalah penumbra kontak pihak, yaitu ketika disk bulan
kembali kontak dalam penumbra Bumi. P3 adalah kebalikan dari P2.
i. Fase P4 adalah kontak penumbra keempat, yaitu ketika disk bulan
kembali bersinggungan luar penumbra Bumi. P4 adalah kebalikan
dari P1, dan menandai akhir dari sebuah peristiwa gerhana bulan
secara keseluruhan.

2.4 Gerhana Matahari

Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan
Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun
Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya matahari
sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari
Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata
149.680.000 kilometer.

1. Jenis Gerhana Matahari


Gerhana matahari dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu:
a. Gerhana Total
Gerhana total, hal ini terjadi jika saat puncak gerhana, piringan Matahari
ditutup seluruhnya terhadap piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan lebih
besar atau sama besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari
serta Piringan bulan itu berubah-ubah, hal tersebut terjadi tergantung pada
masing-masing jarak Bumi-Bulan serta Bumi-Matahari.

13
b. Gerhana Sebagian
Gerhana sebagian, hal tersebut terjadi bila piringan Bulan (saat
puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana
ini selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutupi oleh
piringan Bulan.
c. Gerhana Cincin
Gerhana cincin, gerhana ini terjadi bila piringan Bulan (saat puncak
gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana ini
terjadi jia ukuran pirinfan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari.
Sehingga saat piringan Bulan berada di depan pitingan Matahari, tidak
semua piringan Matahari akan tertutupi oleh piringan Bulan. Bagian
piringan Matahari yang tidak tertutupi oleh piringan Bulan, pada posisi
disekeliling piringan Bulan serta terlihat seperti cincin yang bercahaya.
d. Gerhana Hibrida
Gerhana hibrida, bergeser diantara gerhana toral serta cincin.
Pada titik tertentu di permukaan Bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana
total, sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin.
Gerhana hibrida relatif jarang.

2. Waktu-waktu Kontak dan Fase-fase Gerhana Matahari

Momen terjadinya gerhana matahari berdasarkan urutan terjadinya:

a. Kontak I
Kontak I adalah saat piringan bulan dan piringan matahari mulai
bersinggungan. Kontak I ini menandai dimulainya peristiwa gerhana.
b. Kontak II

Kontak II adalah saat pertama seluruh piringan matahari tertutup oleh


piringan bulan (untuk peristiwa gerhana matahari total), atau saat seluruh
piringan bulan seluruhnya berada ‘di dalam’ piringan matahari (untuk
peristiwa gerhana matahari cincin). Kontak II ini menandai dimulainya fase

14
total (untuk gerhana matahari total), atau fase cincin (untuk gerhana
matahari cincin)
c. Puncak gerhana
Puncak gerhana adalah saat jarak antara pusat piringan Bulan dan pusat
piringan Matahari mencapai minimum.
d. Kontak III
Kontak III adalah kebalikan Kontak II. Kontak III ini adalah saat piringan
matahari mulai keluar dari belakang piringan bulan (untuk peristiwa
gerhana matahari total), atau saat piringan bulan mulai meninggalkan
piringan matahari (untuk peristiwa gerhana matahari cincin). Interval antara
Kontak II dan kontak III adalah panjangnya fase gerhana total. Pada gerhana
matahari sebagian, fase Kontak II dan Kontak III ini tidak kita amati.
e. Kontak IV
Kontak IV adalah saat piringan matahari dan piringan bulan
bersinggungan ketika piringan bulan meninggalkan piringan matahari.
Kontak IV ini adalah kebalikan dari Kontak I, dan menandai berakhirnya
peristiwa gerhana secara keseluruhan. Interval antara Kontak I dan Kontak
IV adalah panjangnya peristiwa gerhana matahari.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas mengenai gerak semua harian dan tahunan


matahari, posisi bulan dan penampakannya, gerhana bulan, dan gerhana
matahari maka dapa disimpulkan bahwa :
Penyebab terjadinya Gerak Semu Tahunan Matahari adalah
adanya Revolusi Bumi. Bumi membutuhkan waktu selama 1 tahun untuk
bergerak mengelilingi matahari (revolusi). Bumi selain bergerak mengelilingi
matahari, juga bergerak berputar terhadap sumbunya (rotasi).
Perputaran Bulan pada porosnya disebut rotasi Bulan. Untuk satu kali
rotasi, Bulan membutuhkan waktu sebulan (29½ hari). Rotasi Bulan tidak
memberikan pengaruh apa pun terhadap kehidupan di Bumi.Sebagai satelit
Bumi, Bulan bergerak mengelilingi Bumi.
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan
tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan
bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat
mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Gerhana matahari terjadi pada waktu bulan berada di antara bumi dan
matahari, yaitu pada waktu bulan mati, dan bayang-bayang bulan yang
berbentuk kerucut menutupi permukaan bumi. Gerhana matahari yaitu
peristiwa tertutupnya matahari oleh bulan yang mengakibatkan terhalangnya
cahaya matahari untuk sampai ke bumi. Gerhana matahari akan terjadi jika
matahari, bumi, dan bulan terletak pada satu garis lurus.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bahan Ajar Materi IPBA pertemuan 2: Hukum Kepler, Gravitasi Newton


Benazir, Cut Ismalia. Makalah Gerhana Bulan dan Matahari. [Online]. Tersedia:
https://www.academia.edu/38356512/MAKALAH_GERHANA_BULAN_DAN
_GERHANA_MATAHARI.docx. Diakses pada [15 April 2020]
Kurniawan, aris. 2020. Gerhana Matahari. [Online]. Tersedia :
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-gerhana-matahari/. Diakses pada
[15 April 2020]
Penulis. 2020. Proses Terjadinya Gerhana Bulan. [Online]. Tersedia :
https://www.dosenpendidikan.co.id/proses-terjadinya-gerhana-bulan/ .
Diakses pada [15 April 2020]
Tjasyono, Bayong. (2013). Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

17

Anda mungkin juga menyukai