2. Apa yang dimaksud dengan Bahasa itu bersifat arbitrer dan Bahasa bersifat dinamis ?
Bahasa Bersifat Arbiter
> Arbiter atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian
bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula contoh :
kata burung yang didefinisikan sejenis binatang vertebrata yang mempunyai sayap
dan bertelur . kita tidak dapat menjelaskan mengapa binatang tersebut dilambangkan
dengan bunyi burung dan buka berbunyi birung , borung , atau lambang lainnya .
Bahasa Bersifat Dinamis
> Bahasa bersifat dinamis yang artinya bahasa tidak terlepas dari kemungkinan
perubahan yang sewaktu waktu dapat terjadi .
3. Jelaskan sejarah perkembangan Bahasa Indonesia dan kapan Bahasa Indonesia diresmikan
menjadi Bahasa persatuan Indonesia
Sejarah perkembangan Bahasa Indonesia
Apabila ditinjau dari prespektif historis Negara Indonesia, bahasa Indonesia diadopsi dari
prototipe bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa daerah yang berada
di Negara Indonesia. Bahasa Melayu telah dipakai sebagai lingua franca selama berabadabad
sebelumnya di seluruh kawasan tanah air kita. Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang
ditemukan, seperti: prasasti yang ditemukan di Palembang, Jambi dan Bangka, dapat diambil
sebuah analisia bahwa bahasa Melayu sudah dipergunakan sejak dulu di beberapa wilayah
Indonesia khususnya di wilayah-wilayah sumatera dan terdapat beberapa kerajaan besar
yang berpengaruh pada saat itu. Kerajaan Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar yang
terletak di wilayah Sumatera. Seiring dengan kejayaan kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu
mengalami perkembangan yang signifikan. Perubahan sosio kultural pada tata kehidupan
masyarakat terus berlangsung searah dengan perkembangan zaman, termasuk perubahan
kedudukan bahasa Melayu bagi bangsa Indonesia. Pada saat perjuangan kemerdekaan,
bangsa Indonesia memerlukan alat pemersatu dalam berinteraksi antar suku bangsa yang
ada di Indonesia. Dipilihlah bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu bangsa di Indonesia.
kapan Bahasa Indonesia diresmikan menjadi Bahasa persatuan Indonesia?
Pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 ditetapkan bahasa Melayu
menjadi bahasa Indonesia. Penetapan itu pun merupakan awal bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional
4. Apa yang Anda ketahui tentang sejarah perkembangan Bahasa Indonesia sejak ditetapkan
sebagai bahasa pemersatu bangsa ?
Dalam ikrar Sumpah Pemuda, salah satunya adalah pengakuan Bahasa Indonesia
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tanah air dan bangsa Indonesia. Dalam
sejarahnya, Bahasa Indonesia sendiri adalah sebuah proses perkembangan dari bahasa
Melayu yang menjadi bahasa “Lingua Franca” diantara keberagaman etnis, bangsa dan
latar belakang sosial yang hidup di kepulauan nusantara. Lingua Franca yang berasal dari
bahasa Latin artinya adalah bahasa penghubung antara komunitas yang berbeda bahasa
di wilayah geografis yang cukup luas (nusantara).
Dalam perkembangannya, apa yang kita kenal sebagai Bahasa Indonesia menjadi
meluas karena peran dari percetakan diawal abad ke-20 yang menerbitkan kesusastraan
dan pers nasional. Dari Bahasa Indonesia terjadi pembentukan kesadaran nasional
dikalangan anak muda terpelajar saat itu. Indonesia yang dibayangkan (imagined
community) kian dipersatukan oleh bahasa yang memungkinkan warganya dari berbagai
latar belakang sosial, bersentuhan dengan dunia modern.
Karena itu Bahasa Indonesia tidak hanya menjadi alat ekspresi dari nasionalisme,
tapi juga aspirasi tentang Indonesia. Dalam dunia kolonial yang hirarkis (dan rasis),
Bahasa Indonesia juga menjadi ekspresi dari kebebasan dan persaamaaan diantara
sesama manusia. Maka benar seperti dikatakan Ben Anderson (2000) dalam Kuasa Kata:
Jelajah Budaya-Budaya Politik di Indonesia, bahwa fungsi publik utama bahasa Indonesia
terletak dalam perannya sebagai pemersatu.
5. Sebutkan macam-macam kelemahan ragam bahasa tulis dan lisan ?
Kelemahan ragam bahasa tulis, yakni sebagi berikut
Alat atau sarana yang dapat memperjelas pengertian seperti bahasa lisan tidak
ada. Akibatnya, bahasa tulis pun harus disusun lebih sempurna.
Tidak mampu menyajikan berita secara lugas dan jujur.
Hal yang tidak ada dalam bahasa tulis pun tidak dapat diperjelas.
Lisan
berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap bahkan terdapat frase - frase sederhana
penutur sering mengulangi beberapa kalimat
tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan
aturan aturan bahasa yang dilakukan tidak formal
dipengaruhi oleh waktu dan kondisi
apa yang dibicarakan belum tentu dimengerti oleh pendengarnya
Tulis
sering terjadi salah pengertian
perlu pemahaman bagi yang menerima
tidak dapat bertemu secara langsung
alat / sarana yg memperjelas pengertian spt bahasa lisan itu tidak ada akibatnya
bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna
tidak mampu menyajikan berita secara lugas , jernih , dan jujur , jika harus mengikuti
kaidah - kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual
yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjela/ ditolong , oleh karena itu
dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar
6. Ejaan apa yang sempat ada ? Namun, tidak sempat diberlakukan dan berikan alasannya ?
Ejaan yang sempat ada tetapi tidak sempat diberlakukan adalah ejaan pembaharuan
Pada tahun 1954 diadakan kongres Bahasa Indonesia II di Medan, kongres membicarakan
perubahan sistem ejaan. Oleh karena itu, Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan
mengeluarkan surat keputusan pada 19 juli 1956 bernomor 44876/S tentang pembentukan
panitia perumusan ejaan baru. Setelah bekerja satu tahun berhasil menyusun patokan-
patokan baru, patokan tersebut terumus dalam Ejaan Pembaharuan.
Terdapat beberapa perubahan dalam ejaan pembaharuan ini, misalnya kata menyanyi dalam
ejaan Soewandi ditulis menjanji dalam ejaan pembaharuan ditulis meñañi;
kata kerbau menjadi kerbaw; sungai menjadi sungay; sampai menjadi sampay.
Ejaan ini tidak diresmikan karena ejaan ini dianggap sulit dalam penulisannya seperti huruf
ŋ, ń, dan š yang tidak ada dalam mesin ketik.
7. Tuliskan pengalaman yang paling berkesan dalam hidup Anda, dengan menggunakan kaidah
yang berlaku di dalam Ejaan Bahasa Indonesia! (Minimal 2 paragraf)
Pada Desember 2016 , saya pergi berlibur ke Malaysia tepatnya di Kuala Lumpur
bersama 2 orang teman saya. Pada saat itu usia kami 16 tahun .Ini merupakan pengalaman
pertama kami pergi keluar negeri tanpa orangtua dan tidak mengikuti travel agensi. Kami
memutuskan liburan bertiga saja karena ingin berpetualang dan memberanikan diri untuk
berpergian ke negeri orang.
Ketika sampai di Malaysia, pada awalnya berjalan dengan baik baik saja dan masih
sesuai dengan rencana perjalanan kami yang telah dibuat sebelum keberangkatan. Tetapi
pada hari ketiga liburan, kami menaiki transportasi umum yaitu MRT. Sebenarnya dari awal
sampai di Kuala Lumpur, kami sudah sering menggunakan MRT ini. Tapi pada hari ketiga
tidak tahu kenapa kami justru kebingungan dengan sistem MRT yang kami naiki ini. Pada
saat MRT ini berjalan, kami ternyata salah memasuki keretanya. Kereta yang kami masuki
ini, menuju ke daerah yang cukup jauh dari Kuala Lumpur. Sehingga kami panik , dan setiap
pemberhentian , kami berhenti dan keluar . hingga 3 kali keluar dan masuk MRT , kami
sudah ketakutan dan bingung harus melakukan apalagi. Pada akhirnya, ada seorang
mahasiswa disana kebetulan orang Indonesia menolong kami , dan pada akhirnya kami
selamat sampai ke hotel .