Disusun oleh:
Oleh :
NINDIA AYU PERMADANI
NIM. 40220022
Kediri, tanggalbulantahun
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Kaprodi
ttd. ttd.
2. Tipe keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dananak yang diperoleh dari keturunannya,
adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan
darah (kakek-nenek, paman bibi).
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau kehilangan
pasangannya.
d. Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat
perceraian atau ditinggal pasangannya.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult living alone)
f. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital
heterosexsual cobabiting family)
g. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and
lesbian family).
h. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena
masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan
adat istiadat yang sangat kuat.
3. Peranan dan struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan
sangat mendukung bagi penderita TBC. Saling mengingatkan dan memotivasi
penderita untuk terus melakukan pengobatan dapat mempercepat proses
penyembuhan.
b. Struktur peran keluarga
Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan baik
akan membuat anggota keluarga puas dan menghindari terjadinya konflik dalam
keluarga dan masyarakat.
c. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang
lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. Penyelesaian
masalah dan pengambilan keputusan secara musyawarah akan dapat menciptakan
suasana kekeluargaan. Akan timbul perasaan dihargai dalam keluarga.
d. Nilai atau norma keluarga
Perilaku individu masing-masing anggota keluarga yang ditampakan merupakan
gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga. (Suprajitno, 2004: 7)
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang
sakit DM akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari
anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada
batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan
mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan
kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi
penderita.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi
secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks
pada anak sangat penting.
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan
makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga di bidang kesehatan.
5. Tugas keluarga di bidang kesehatan
Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di
bidang kesehatan yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah
kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
habis.Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada
keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . Kurangnya
pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, perawatan dan
pencegahan TBC.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan pertimbangkan
siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan
tindakan.keluarga.Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan
tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi.Ketidaksanggupan
keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang
tepat,disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan
luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya masalah.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya. Jika
demikian ,anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatanperlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di institusi
pelayanan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga
dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi
lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga
diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan
mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.
yaitu :
a. Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe 1 ini disebabkan oleh reaksi autoimun dimana sistem kekebalan
tubuh menyerang sel beta penghasil insulin atau kekurangan insulin yang
kekurangan insulin yang dibutuhkan oleh tubuh. Penyakit ini bisa berkembang
pada semua usia tetapi biabetes tipe 1 ini paling sering terjadi pada anak-anak dan
remaja.
Orang dengan diabetes tipe 1 memerlukan suntikan insulin setiap hari agar
bisa mempertahankan glukosa dalam kisaran yang normal. Tanpa insulin pasien
tidak akan bisa bertahan hidup. Orang dengan pengobatan insulin sehari-hari.
Butuh pemantauan glukosa darah secara teratur dan pemeliharaan diet sehat dan
gaya hidup sehat bisa menunda atau menghindari terjadinya komplikasi diabetes.
b. Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah diabetetes yang paling umum ditemukan. Pada
diabetes tipe 2 hiperglikemia adalah hasil dari produksi insulin yang tidak adekuat
peningkatan glukosa darah tetapi semakin lama semakin relative tidak adekuat
3. Etiologi
Menurut world health organization (2016) berikut adalah faktor dan resiko dari
diabetes :
4. Manifestasi klinis
Menurut International diabetes federation (2017) tanda dan gejala DM:
a. Diabetes tipe 1
Selalu merasa haus dan mulut kering (Polidipsia), sering buang air kecil
b. Diabetes tipe 2
Gejala diabetes tipe 2 ini hampir sama dengan diabetes tipe 1 namun
seringkali kurang dapat diketahui atau bisa juga tidak ada gejala awal yang
muncul saat penyakit ini terdiagnosis beberapa tahun setelah komplikasi sudah
ada. Berikut adalah gejala diabertes tipe 2 selalu merasa haus dan mulut kering
sering kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki penglihatan kabur.
jarang terjadi dan mungkin sulit untuk diketahui, untuk itu perlu dilakukan tes
untuk perempuan yang beresiko tinggi bisa dilakukan skrining lebih awal.
5. Patofisiologi
sel-sel beta pankreas telah dihancurkan dengan proses autoimun. Patofisiologi
diabetes mellitus (Brunner &Suddarth, 2013)
a. DM tipe I
yang tidak terukur oleh hati. Disamping itu, glukosa yang berasal dari
makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah
Jika konsenterasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
diekskresikan dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan
penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan
b. DM TIPE 2
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel.
pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan
insulin yang berlebihan, dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat
yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak
mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan insulin, maka kadar glukosa
diabetes tipe II, namun masih terdapat insulin yang mencegah pemecahan
lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu, ketoasidosis
6. Pemeriksaan Penunjang
1) Glukosa darah sewaktu
a. Kadar glukosa darah puasa
b. Tes toleransi glukosa
2) Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan:
a. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
b. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl.
7. Komplikasi
Berikut adalah komplikasi dm menurut international diabetes federation (2017).
Penyakit mata diabetes terjadi secara langsung akibat kadar glukosa darah
bervariasi antara populasi dan juga terkait dengan tingkat keparahan dan lamanya
c. Neuropati diabetic
Faktor resiko utama dari kondisi ini adalah tingkat dan durasi peningkatan
abnormal dan mati rasa pada kaki yang menyebabkan timbulnya ulkus karena
disfungsi kaki ereksi. Kasus ini bila tidak segera ditangani dapat mengakibatkan
8. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati.
Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
a Terapi nutrisi
menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta
untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan
jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang menggunakan obat yang
meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri. Pengaturan pola
yang sama tetapi seseorang dengan diabetes ini memerlukan diet yang lebih
yaitu jadwal, jenis, dan jumlah, dalam arti penderita diabetes harus mengatur
jadwal makanan, mengatur jenis sumber energi, dan mengatur jumlah kebutuhan
1) Jadwal
Secara umum, makanan siap saji dengan jumlah kalori dan komposisi
yang terhitung dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), siang
(30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15) diantaranya
(PERKENI, 2015).
sore/malam
Selingan 20.00 10%
Sumber : (Waspadji, 2007)
2) Jenis
kacang kapri, daun singkong, dan bayamharus dibatasi tidak boleh dalam
kandungan kalori rendah seperti mentimun, labu siam, lobak, selada, jamur
3) Jumlah
Pengetahaun jumlah kalori diet diabetes militus Penentuan jumlah kalori
diet diabetes disesuaikan dengan setatus gizi penderita. Pentuan status gizi di
b. Latihan fisik
berat badan serta meningkatkan penyerapan glukosa dalam sel otot sehingga
c. Medikasi
Dm dapat diobati dengan obat tunggal atau kombinasi obat oral dan insulin.
Setiap obat diberikan untuk salah satu ketidak normalan kadar gula darah dan
kombinasi dengan perawatan medis yang menormalkan gula darah. Jika terapi
oral tidak bekerja secara maksimal maka cara terapi insulin satu-satunya cara
memonitior gula darah mandiri harus masuk sebagai bagian dari pendidikan
yang diperlukan.
e. Perawatan kaki
Kaki diabetes diangap sebagai komplikasi secara umum dari diabetes. Pasien
perawatan kaki sangat efektif dalam pencegahan ulkus kaki diabetik. Perawat
merawat kaki setiap hari. Misalnya perawat dapat menganjurkan pasien untuk
rutin kontrol.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin d.d kadar glukosa dalam
darah/urin tinggi
2. Defisit pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus d.d klien ingin meningkatkan
pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus.
C. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1 Ketidakstabilan kadar Setelah diberikan asuhan Manajemen Hiperglikemi
glukosa darah b.d resistensi keperawatan selama Observasi
insulin d.d kadar glukosa 1x24 jam diharapkan 1. Identifikasi
dalam darah/urin tinggi kestabilan kadar glukosa kemungkinan penyebab
meningkat. hiperglikemi
Kriteria Hasil: 2. Monitor kadar glukosa
1. Kadar glukosa darah
dalam darah 3. Monitor tanda gejala
membaik (5) hiperglikemi
2. Mengantuk Terapeutik
menurun (5) 1. Berikan asupan cairan
3. Pusing menurun oral
(5) 2. Konsultasikan dengan
4. Lelah/lesu medis jika tanda dan
menurun (5) gejala hiperglikemia
5. Keluhan lapar tetap ada atau
menurun (5) memburuk
Edukasi
1. Anjurkan monitor
kadar glukosa darah
secara mandiri
2. Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan
olahraga
3. Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar
glukosa darah lebih
dari 250 mg/Dl
4. Ajarkan pengelolaan
diabetes
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
insulin
2 Defisit pengetahuan tentang Setelah diberikan asuhan Edukasi Proses Penyakit
penyakit diabetes melitus keperawatan selama Observasi
d.d klien ingin 1x24 jam diharapkan 1. Identifikasi kesiapan
meningkatkan pengetahuan tingkat pengetahuan dan kemampuan
tentang penyakit diabetes klien meningkat. menerima informasi
melitus. Kriteria Hasil: Terapeutik
1. Perilaku sesuai 1. Sediakan materi dan
anjuran media pendidikan
meningkat (5). kesehatan
2. Pertanyaan 2. Jadwalkan pendidikan
tentang masalah kesehatan sesuai
yang dihadapi kesepakatan
menurun (5). 3. Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
1. Jelaskan penyebab dan
faktor resiko penyakit
2. Jelaskan proses
patofisiologi
munculnya penyakit
3. Jelaskan tanda dan
gejala yang
ditimbulkan oleh
penyakit
4. Jelaskan kemungkinan
terjadinya komplikasi
5. Ajarkan cara
meredakan atau
mengatasi gejala yang
dirasakan
6. Ajarkan cara
meminimalkan efek
samping dari intervensi
atau pengobatan
7. Informasikan kondisi
klien saat ini
8. Anjurkan melapor jika
merasakan tanda dan
gejala memberat atau
tidak bisa.
c. Genogram
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal satu rumah
Keluarga ini tergolong nuclear family (keluarga inti) karena dalam satu rumah
terdapat ayah, ibu dan anak-anak. Keluarga ini bisa tergolong dalam keluarga dengan
lingkungan yang bersih dan memiliki hubungan yang baik antara anggota keluarga.
Keluarga ini menganut agama islam dan berbudaya suku jawa. Ny S menderita Diabetes
melitus karena faktor pola hidup, bukan karena faktor keturunan dari keluarganya. Tn. S
bekerja sebagai Wiraswasta sedangkan istrinya berkerja sebagai ibu rumah tangga dan
anak –anaknya masih sekolah.
d. Type Keluarga :
a) Jenis type keluarga :
Keluarga Tn. A adalah seorang wiraswasta, tipe keluarga nuclear family yang di
dalam rumah terdiri dari Tn. K (60 tahun) sebagai kepala keluarga, Ny. S (56 tahun)
sebagai istri, An.M (20 tahun) yang berkerja sebagai mahasiswa dan An. B yang
masih SMA sebagai anak C yang masih SD.
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut :
Ny S mengatakan tidak patuh terhadap pengobatan dan sering makan-makanan yang
dapat memicu penyakit Diabetes melitus yang diderita. Setiap pagi ia selalu
meminum teh manis.
e. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : Jawa
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan :
Tidak ada budaya yang berhubungan dengan kesehatan
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
Agama Islam dan tidak ada kepercayaan yang membengaruhi kesehatan
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah :
Tn. S
b) Penghasilan :
Kurang lebih Rp : 2.500.000
c) Upaya lain :
Tidak ada
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) :
Rumah,tv, kulkas, motor, mesin cuci, kursi,lemari dan sepeda
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan :
Kebutuhan untuk membeli sembako, tagihan listrik, pembelian kuota internet,
pembayaran untuk SPP sekolah anak, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Menonton Tv dan berbincang-bincang dengan tetangga dan diladang.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :
Keluarga Tn. A berada pada tahap perkembangan dengan anak usia remaja (13-20 tahun)
tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap remaja,
memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan
anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
Tugas keluarga yang belum terpenuhi tidak ada
c) Riwayat kesehatan keluarga inti :
a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Ny S mengatakan akhir-akhir ini gula darahnya saat di cek ke appotik saat tinggi ia
sering merasakan pusing, saat malam hari ia mudah haus dan buang air kecil. Ia
sering mrminum teh hangat saat pagi sudah menjadi rutinitas. Ny S jarang meminum
obat
b. Riwayat penyakit keturunan :
Tidak ada
c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :
Tindaka
Keadaan Imunisasi n yang
Masalah
No Nama Umur BB Kesehata (BCG/Polio/DPT telah
kesehatan
n /HB/Campak) dilakuka
n
Keadaan Lemas,
71 Tidak
1. Tn. A 60 umum Tidak Lengkap letih dan
kg ada
cukup pusing
Keadaan
65 Tidak
2. Ny. S 56 umum Tidak Lengkap Tidak ada
kg ada
baik
Keadaan
An. 55 Tidak
3. 20 umum Lengkap Tidak ada
M kg ada
baik
Keadaan
40 Tidak
4. An. B 17 umum Lengkap Tidak ada
kg ada
baik
5. An.C 8 30 Keadaan Lengkap Tidak ada Tidak
umum
ada
baik
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan :
Pemenuhan kebutuhan di manfaatkan sebaik mungkin
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat :
Pemanfaatan sumber di masyarakat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
V. STRES DAN KOPING KELUARGA
a) Stressor jangka pendek :
Keluarga kawatir dengan kondisi sakit yang dialami Ny.S
b) Stressor jangka panjang :
Apa bila sakit yang diderita Ny.S tidak kunjung sembung dan malah bertambah parah
c) Respon keluarga terhadap stressor :
Keluarga akan membawa Ny.S ke faskes
d) Strategi koping :
Bersabar dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
e) Strategi adaptasi disfungsional :
Di keluarga Ny.S tidak ada yang bersifat kekerasan di dalam membina rumah tangganya.
Semua dilakukan secara bermusyawarah.
VI. KEADAAN GIZI KELUARGA
a) Pemenuhan gizi :
Makanan yang biasa dikonsumsi tahu, tempe, kangkung, bayam, ayam, daging jarang,
ikan laut dan buah.
b) Upaya lain :
Keluarga Ny.s selalu berusaha memnuhi Asupan gizi seimbang setiap hari.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
a) Identitas
No. Nama Umur L/P Pendidikan Pekerjaan
1. Ny.S 56 L SMA Ibu rumah
tangga
b)
Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini :
Ny.S sering merasakan pusing, saat malam hari ia mudah haus dan buang air kecil,
badan terasa letih dan lesu GDP 200mg/dl
c) Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Ny.S memiliki riwayat penyakit Diabetes melitus sejak 3th yang lalu
d) Pemeriksaan fisik :
TD 120/100 mmHg
BB 56 kg
TB 156 cm
Nadi 90 x/menit
RR 20 x/menit
GDP 200mg/dl
Kepala Bentuk mesochepal
Rambut Warna hitam ada ubannya, bersih, agak ikal
Mata Terkadang pandangan kabur, tidak ada ikterik
Hidung Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
Telinga Bersih, tidak ada serumen, tidak ada luka
Mulut dan Bibir cukup lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada
tenggorokan nyeri telan
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada Simetris, vesikuler, tidak terdengar bunyi gallop
Abdomen Datar, tidak ada luka
Ekstermitas Berfungsi dengan baik, tidak ada kelainan
Kulit Sawo matang, tidak ada alergi, bersih
Genital Pasien sering BAK, tidak ada bendungan kandung
kemih