Oleh :
NOVIRDA LILA NUR KHAMIDAH
NIM. 40220023
(…………………………………….) (…………………………………….)
A. KONSEP CVA ICH
1. DEFINISI
Cerebro vascular accident (CVA) atau biasa dikenal sebagai stroke, suatu
penyakit neurologis yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak secara
mendadak yang mengakibatkan kelumpuhan anggota gera, gangguan bicara, proses
berpikir, dan bentuk kecacatan yang lain akibat gangguan fungsi otak (Okdiyantino,
Sri S, & Setyaningsih, 2019)
Intracerebral Hemorrhage (ICH) adalah suatu keadaan perdarahan yang terjadi
dalam substansi otak, seringkali terjadi pada pasien hipertensi dan atherosclerosis
serebral karena perubahan degenaratif kedua penyakit tersebut menyebabkan ruptur
pada pembuluh darah. Perdarahan/hemoragi yang terjadi juga dapat diakibatkan
oleh keadaan patologi pada arteri, tumor otak, dan penggunaan medikasi seperti
antikoagulan oral, amfetamin, dan obat-obatan narkotik (kokain).
Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak akut fokal maupun
global akibat terhambatnya aliran darah ke otak karena perdarahan (stroke
hemoragik) ataupun sumbatan (stroke iskemik)dengan gejala dan tanda sesuai
bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat,atau
kematian (Usrin, Mutiara, & Yusad, 2011).
2. KLASIFIKASI
berdasarkan kelainan patologis, secara garis besar stroke dibagi dalam 2 tipe
yaitu: ischemic stroke disebut juga infark atau nonhemorrhagic disebabkan oleh
gumpalan atau penyumbatan dalam arteri yang menuju ke otak yang sebelumnya
sudah mengalami proses aterosklerosis. Ischemic stroke terdiri dari tiga macam
yaitu embolic stroke, thrombotic stroke dan hipoperfusi stroke. Tipe kedua adalah
hemorrhagic stroke merupakan kerusakan atau "ledakan" dari pembuluh darah di
otak, perdarahan dapat disebabkan lamanya tekanan darah tinggi dan aneurisma
otak. Ada dua jenis stroke hemorrhagic: subarachnoid dan intraserebral[1]. Akibat
yang ditimbulkan oleh serangan stroke diantaranya kelemahan (lumpuh sebagian
atau menyeluruh) secara mendadak, hilangnya sensasi berbicara, melihat, atau
berjalan, hingga menyebabkan kematian (Arifianto, Sarosa , & Setyawati, 2014).
Intracerebral hematoma
Kondisi ini merupakan jenis CVA ICH yang paling umum. Kondisi
ini biasanya terjadi bukan karena cedera. Gejala pada kondisi ini bisa
muncul dalam hitungan menit atau jam, meliputi:
1. Sakit kepala
2. Kesulitan berbicara
3. Mual
4. Muntah
5. Kesadaran menurun
6. Kelemahan di satu bagian tubuh
7. Tekanan darah tingggi
3. ETIOLOGI
Stroke dapat disebabkan oleh thrombosis vena, faktor risiko penyebab stroke
adalah tekanan darah tinggi, diabetes, atrial fibrilation, kadar kolesterol tinggi,
merokok, alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang. Bahkan studi terbaru
menyebutkan polusi udara muncul sebagai faktor risiko stroke sedunia (Amiman,
Tumboimbela, & Kembuan, 2016).
4. MANIFESTASI KLINIS
Stroke hemoragik (stroke perdarahan) yang terjadi akibat pecahnya pembuluh
darah otak . Gangguan vaskularisasi otak ini memunculkan berbagai manifestasi
klinis seperti kesulitan berbicara, kesulitan berjalan dan mengkoordinasikan
bagianbagian tubuh, sakit kepala, kelemahan otot wajah, gangguan penglihatan,
gangguan sensori, gangguan pada proses berpikir dan hilangnya kontrol terhadap
gerakan motorik yang secara umum dapat dimanifestasikan dengan disfungsi
motorik seperti hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi tubuh) atau hemiparesis
(kelemahan yang terjadi pada satu sisi tubuh) (7,8). Disfungsi motorik yang terjadi
mengakibatkan pasien mengalami keterbatasan dalam menggerakkan bagian
tubuhnya sehingga meningkatkan risiko terjadinya komplikasi (Sari, Agianto, &
Wahid, 2015)
6. KOMPLIKASI
Menurut Batticaca (2008)
1. Gangguan otak yang berat
2. Kematian bila tidak dapat mengontrol respons pernafasan atau
kardiovaskular
3. Infark serebri
4. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif
5. Fistula caroticocavernosum
6. Epistaksis
7. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal
7. PENATALAKSANAAN
Penanganan terhadap pasien stroke terutama pasien baru seharusnya
dilakukan dengan cepat dan tepat. Kepstian penentuan tipepatologi stroke secara
dini sangat penting untuk pemberian obat yang tepat guna mencegah dampak yang
alebih fatal. Prosedur utama diagnosis stroke (Arifianto, Serosa, & Setyawati,
Klasifikasi Stroke Berdasarkan Kelainan Patologis dengan Learning Vektor
Quantization, 2014). (Gold Standart) menggunakan Computed Tomography ( CT )
scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Elektrokardiogram (EKG atau ECG)
(Arifianto, Sarosa, & Setyawati, Klasifikasi Stroke Berdasarka Kelainan Patologis
dengan Learning Vektor Quantization, 2014). Diagnosis penyakit stroke dapat juga
dilakukan melalui pemeriksaan klinis mulai dari menanyakan gejala yang dirasakan
pasien, anamnesis atau pengambilan data riwayat penyakit pasien dan keluarganya,
dan pemeriksaan neurologi.
8. ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI
1. Pengkajian
Menurut Muttaqin, (2008) anamnesa pada stroke meliputi:
1) Pengkajian psikososiospiritual
a. Saraf I: Biasanya pada klien stroke tidak ada kelainan pada fungsi
penciuman.
c. Saraf III, IV dan VI. Jika akibat stroke mengakibatkan paralisis, pada
satu sisi otot-otot okulasi didapatkan penurunan kemampuan gerakan
konjugat unilateral di sisi yang sakit.
e. Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris dan
otot wajah tertarik kebagian sisi yang sehat.
f. Saraf VIII. Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi
i. Saraf XII. Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi,
serta indra pengecapan normal
3) Pengkajian sistem motorik
a. Inpeksi Umum. Didapatkan himplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena
lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah satu
sisi tubuh adalah tanda yang lain.
b. Fasikulasi. Didapatkan pada otot-otot ekstermitas
c. Tonus otot. Didapatkan meningkat
4) Pengkajian sistem sensorik
Dapat terjadi hemihipestesi. Pada persepsi terdapat ketidakmampuan untuk
menginterpretasikan sensasi. Disfungsi persepsi visual karena gangguan jaras
sensori primer di antara mata dan korteks visual.
2. Diagnosa keperawatan yang sering muncul
1. Risiko perfusi serebral tidak efektif b/d peningkatan TIK
2. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d kerusakan batuk, ketidakmampuan
mengatasi lendir
3. Defisit perawatan diri : makan, mandi, berpakaian, toileting b/d kelemahan
4. Gangguan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan otot
5. Pola napas tidak efektif b/d suplai O2 inadekuat
INTERVENSI KEPERAWATAN
Edukasi :
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
Edukasi :
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.
3 Gangguan Observasi :
mobilitas fisik b/d - identifikasi adanya nyeri
penurunan atau keluhan fisik
kekuatan otot lainnya
- identifikasi toleransi
fisik melakukan
ambulasi
- monitor frekuensi
jantung dan tekanan
darah sebelum memulai
ambulasi
- monitor kondisi umum
selama melakukan
ambulasi
terapeutik :
- fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu (mis.tongkat,
kruk)
- fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika
perlu
- libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
edukasi :
- jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- anjurkan melakukan
ambulasi dini
- ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan
Format Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
Data umum
Nama : Tn.E
Umur : 56 Thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pensiunan TNI
Alamat : Jl. Kedondong Turi Sukorejo
No. Registrasi : 672776
Diagnosa medis : CVA ICH
Tanggal MRS : 28-06-2021 Pukul : 18.00
Tanggal pengkajian : 29-06-2021 Pukul : 10.00
Bila pasien di IGD
Triage pada pukul : 18.00
Kategori triage : P1 P2 P3
Data khusus
1. Subyektif
Keluhan utama (chief complaint) Kelemahan tungkai dan tangan kiri dan pusing
Riwayat penyakit Sekarang :
Merupakan kronologis dari penyakit yang diderita saat ini mulai awal hingga di bawa ke
RS secara lengkap.
kiriman dari IGD MRS tanggal 27-06-2021, sampai di ruangan 28-06-2021 jam 06.15
dengan diagnose CVA dengan keluhan keluarga pasien mengatakan tangan dan kaki
kiri lemas, tidak bisa diajak bicara sejak sore MRS, k/u lemah GCS : 113 TD : 180/120
GDA : 104 S :36,2C SPO2 : 97
Kasus non trauma(PQRST) :
P : Provoking atau Paliatif
...................................................................................................
Q : Qualitas
...................................................................................................
R : Regio
.................................................................................................
S : Severity
………………………………………………………………..
T : Time
……………………………………………………………….
2. Obyektif
Keadaan umum : Baik Sedang Lemah
A. AIRWAY
Snoring Ya Tidak
Gurgling Ya Tidak
Stridor Ya Tidak
Wheezing Ya Tidak
Perdarahan Ya Tidak
Benda asing Ya Tidak Sebutkan................
B. BREATHING
Gerakan dada Simetris Asimetris
Gerakan paradoksal Ya Tidak
Retraksi intercosta Ya Tidak
Retraksi suprasternal Ya Tidak
Retraksisubsternal Ya Tidak
Retraksisupraklavikular Ya Tidak
Retraksi Intraklavikula Ya Tidak
Gerakan diafragma Normal Tidak
C. CIRCULATION
Akral tangan dan kaki Hangat Dingin
Kualitas nadi Kuat Lemah
CRT <3 dt >3 dt
Perdarahan Ya Tidak
D. DISABILITY/STATUS NEUROLOGI
Tingkat kesadaran :
Alert : sadar dan orientasi baik
Verbal : respon terhadap suara (sadar tapi bingung atau tidak sadar tapi berespon
terhadap suara
Pain : tidak sadar tapi berespon terhadap nyeri
Unresponsive : tidak sadar, tidak ada reflek batuk/
reflek gag
GCS Eye: 2 Verbal: 1 Motorik: 3 Total: 5
Pupil : Isokor Anisokor
Reaksi terhadap cahaya : Ya tidak
B. Kimia Darah
Ureum : 21 ( N : 10 – 50 mg / dl )
Creatinin :1,60 ( N : 07 – 1,5 mg / dl )
SGOT :..........................( N : 2 – 17 )
SGPT :..........................( N : 3 – 19 )
BUN :.........................( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )
Bilirubin :..........................( N : 1,0 mg / dl )
Total Protein :......................( N : 6,7 – 8,7 mg / dl )
GD Puasa :..........................( N : 100 mg / dl )
GD 2 JPP :..........................( N : 140 – 180 mg / dl )
C. Analisa elektrolit
Natrium :..........................( N : 136 – 145 mmol / l )
Kalium :..........................( N : 3,5 – 5,0 mml / l )
Clorida :..........................( N : 98 – 106 mmol / l )
Calsium :..........................( N : 7,6 – 11,0 mg / dl )
Phospor :..........................( N : 2,5 – 7,07 mg / dl )
G. GIVE COMFORT
...............................................................................................
...............................................................................................
H. HISTORY (MIVT)
M : Mechanism
I : Injuries Suspected…………………………………………………………………...
V : Vital sign on scene …………………………………………………………………...
T : Treatment received …………………………………………………………………...
Mata
Palpebra oedema Ya Tidak
Sklera Ikterik Kemerahan Normal
Konjungtiva Anemis Kemerahan Normal
Pupil Isokor Anisokor
Midriasis Ø: 3 mm
Miosis Ø: 3 mm.
Reaksi terhadap cahaya: baik/baik
Racoon eyes Ya Tidak
Hidung
Bentuk Normal Tidak
Laserasi/jejas Ya Tidak
Epistaksis Ya Tidak
Nyeri tekan Ya Tidak
Pernafasan cuping hidung Ya Tidak
Terpasang oksigen: 10 lpm
Gangguan penciuman Ya Tidak
Telinga
Bentuk Normal Tidak
Othorhea Ya Tidak
Cairan Ya Tidak
Gangguan pendengaran Ya Tidak
Luka Ya Tidak
Mulut
Mukosa Lembab Kering Stomatitis
Luka Ya Tidak
Perdarahan Ya Tidak
Muntahan Ya Tidak
Leher
Deviasi trakhea Ya Tidak
JVD Normal Meningkat Menurun
Pembesaran kelenjar tiroid Ya Tidak
Deformitas leher Ya Tidak
Contusio/memar Ya Tidak
Abrasi/luka babras Ya Tidak
Penetrasi/luka tusuk Ya Tidak
Burns/luka bakar Ya Tidak
Tenderness/kekakuan Ya Tidak
Laserasi Ya Tidak
Swelling/bengkak Ya Tidak
Pain/nyeri Ya Tidak
Instability Ya Tidak
Crepitasi Ya Tidak
Thoraks :
Deformitas Ya Tidak
Contusio/memar Ya Tidak
Abrasi/luka babras Ya Tidak
Penetrasi/luka tusuk Ya Tidak
Burns/luka bakar Ya Tidak
Laserasi Ya Tidak
Swelling/bengkak Ya Tidak
Instability Ya Tidak
Crepitasi Ya Tidak
Gerakan paradoksal Simetris Tidak
Paru – paru :
Pola nafas, irama: Teratur Tidak teratur
Jenis Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
Lain-lain:...........
Suara nafas Vesikuler Bronkial Bronkovesikuler
Suara nafas tambahan :
Ronkhi Wheezing Stridor Crackles
Lain-lain:..............
Batuk Ya Tidak Produktif Ya Tidak
Sputum: Warna......... Jumlah.................. Bau....................
Konsistensi................
Jantung
Iktus cordis teraba pada ICS..................
Irama jantung Reguler Ireguler
S1/S2 tunggal Ya Tidak
Bunyi jantung tambahan Murmur Gallops Rhitme lain-
lain: .........
Nyeri dada Ya Tidak
Pulsasi Sangat kuat Kuat, teraba Lemah
Teraba hilang timbul tidak teraba
CVP: Ada Tidak ada
Tempat CVP Subklavia Brachialis Femoralis
Pacu jantung Ada Tidak ada
Jenis: Permanen Sementara
Abdomen
Jejas Ya Tidak
Nyeri tekan Ya Tidak
Distensi Ya Tidak
Massa Ya Tidak
Peristaltik usus 30x/menit
Mual Ya Tidak
Muntah Ya Tidak
Frekuensi............., Jumlah.............cc, warna..............
Pembesarah hepar Ya Tidak
Pembesaran lien Ya Tidak
Ekstremitas
Deformitas Ya Tidak
Contusio/memar Ya Tidak
Abrasi/luka babras Ya Tidak
Penetrasi/luka tusuk Ya Tidak
Burns/luka bakar Ya Tidak
Tenderness/kekakuan Ya Tidak
Laserasi/jejas Ya Tidak
Swelling/bengkak Ya Tidak
Restaint Ya Tidak
Kontraktur Ya Tidak
Parese Ya Tidak
Plegi Ya Tidak
Nyeri tekan Ya Tidak
Pulsasi Sangat kuat Kuat, teraba Lemah
Teraba hilang timbul tidak teraba
Fraktur Ya Tidak
Crepitasi Ya, di......... Tidak
Kekuatan otot 1 1
1 1
Oedema - -
- -
Kulit
Turgor Baik Sedang Jelek
Decubitus Ada Tidak Lokasi:…………
Pelvis/Genetalia
Deformitas Ya Tidak
Swelling/bengkak Ya Tidak
Perdarahan Ya Tidak
Instability Ya Tidak
Crepitasi Ya, di......... Tidak
Kebersihan area genital Bersih Kotor
Priapismus Ya Tidak
Incontinensia urine Ya Tidak
Retensi Urine Ya Tidak
b. Pola Eliminasi
No Pemenuhan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Eliminasi
BAB / BAK
1 Jumlah / Pagi : BAK : -
Waktu 1x BAB 1x
Siang : BAK :
1x
Malam : BAK
1x
2 Warna BAB : Kuning -
kecoklatan
BAK : Kuning
kecoklatan
3 Bau BAB : Busuk -
BAK : Khas
amoniak
4 Konsistensi BAB : Lembek -
BAK : Jernih
5 Masalah Tidak ada -
eliminasi
6 Cara Tidak ada -
mengatasi
masalah
Edukasi :
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn E
Dx Medis : CVA ICH
bral, penyakit jantung, perdarahan serebral, DM, usia, rokok, alkohol, peningkatan kolesterol, obesitas, trauma, tumor otak, a
ADL di bantu