Di dalam masalah perhubungan Allah dan Rohani itu perlu di pelajari dengan penuh
hati-hati karena sangat kritis, jika tersilap memahamkannya boleh jadi tersesat dan
keluar daripada faham akidah yang benar, oleh karena hubungannya dengan Allah ini
suatu yang berbentuk kerohanian maka manusia perlu mempelajari ilmunya dengan betul
dan bertanyalah kepada orang yang Arif,�
di dalam Al Quran Allah berfirman (Dan ia tetap beserta kamu di mana juga kamu
berada) Al Hadid 4. �
ayat ini mengesahkan bahwa berlaku hubungan di antara yang tersirat dengan yang
Maha tersirat yaitu perhubungan Rohani dan Allah swt, jika hubungan ini tidak
berlaku maka tidaklah alam ini menjadi kenyataan dan tidak menjadi bermakna sama
sekali.
Dan mereka bertanya kepadamu tentang Roh, katakanlah ?Roh itu adalah urusan
Tuhanku, dan kamu tidak di berikan ilmu (tentangnya) melainkan sedikit saja (Bani
Israil 85)�
Ayat yang di atas adalah menunjukkan bukti kokoh tentang ujudnya makhluk yang
bernama Roh (Kerohanian) tersebut, makhluk ini di cipta oleh Allah untuk
mengabdikan dirinya kepada Allah dan telah mengakui bahwa dia telah membuat
pengakuan di alam Roh, demikian di terangkan oleh tafsir Al Quran pimpinan ArRahman
pada bab petunjuk ayat muka surat 1465 bab tauhid dan rujukkan pada ayat Al A?araf
172 dan di katakan juga Roh itu adalah kepercayaan Tauhid dan rujukkannya pada ayat
Al Baqarah 255 ini menunjukkan bab Roh�
Ini adalah persoalan akidah dan juga di katakan bahwa orang yang tidak mengambil
tentang tauhid adalah golongan orang-orang kafir yang fanatik buta.�
Kita kembali kepada ayat bani Israil ayat 85 yang menerangkan bahwa Roh itu di
uruskan oleh Allah dan ilmu tentangnya di perkenalkan oleh Allah hanya sedikit,
maksudnya tidak seluas apa yang kita fahami ialah soal ilmu Roh yang sedikit itu
ialah supaya manusia tidak menyelidik ilmu tentangnya secara meluas.�
Umpamanya Roh itu dijadikan oleh Allah daripada bahan apa? seperti mana Allah
jadikan Adam daripada tanah, karena soal kerohanian ini bukanlah tentang Roh saja
akan tetapi apa-apa yang berbentuk kerohanian adalah termasuk ilmu Rohani, yaitu
ilmu makhluk yang tidak dapat di lihat dengan mata kasar, kepada umat islam jika
mereka mengkaji Roh maka itu adalah satu bab saja dari bab kerohanian tersebut maka
tidaklah wajar bagi manusia takut untuk mengkajinya malah yang dikaji itu ada di
dalam tubuhnya sendiri, logisnya apa yang ada didalam rumah wajib kita
mengetahuinya atau apa yang terdapat di dalam saku, kitapun wajib mengetahuinya
yang benar ataupun yang salah.
Didalam asas ilmu Roh ini jika kita katakan bahwa ia di urus oleh Allah maka asas
ilmu iftiqar pada ilmu sifat dua puluh adalah yang paling tepat untuk kita
memahaminya karena ilmu Roh itu terletak pada sifat Qahar Allah swt dan yang
mengurus Roh itu adalah sifat Kamal Allah swt, yang mana ia di kuasai oleh ke Esaan
Allah itu sendiri, jika tidak, mana mungkin manusia memahami ilmu Roh itu jika
tidak melalui ilmu tersebut. Inilah satu ilmu yang lebih terang dan jelas untuk di
fahami, namun ilmu ini pula menjadi bahan ketakutan manusia untuk mempelajarinya
karena di katakan berbahaya dan di rujuk pula kepada sebab dan musabab pandangan
mazhab wahabi yang telah mengharamkan ilmu sifat dua puluh itu karena di katakan
membawa kemunduran dan khurafat.
NILAI KEROHANIAN
Allah swt menilai makhluk kerohanian ini dengan nilai yang tinggi dan utama, namun
manusia memandang rendah dan tiada nilai, jika manusia menilainya sudah pasti
manusia mempelajarinya dan mengambilnya, sehingga makhluk Allah yang bernama
Malaikat dan Jin pun di perintah oleh Allah sujud kepadanya, sebagaimana
firmanNya:�
Maka apabila Aku sempurnakan dia (Adam) dan Aku tiupkan padanya Roh dariKu maka
hendaklah kedua kamu sujud kepadanya (Al Hijr 29)�
Ayat yang di atas menerangkan setelah Allah swt mencipta Adam dengan sempurna
(Berbentuk manusia) maka Allah pun meniupkan Roh (ciptaan) Tuhan ke dalam jasad
Adam, setelah itu Allah swt memerintahkan kepada Malaikat dan Jin sujud kepada
Adam, ayat ini jelas menunjukkan bahwa nilai Roh itulah yang menyebabkan Allah swt
memerintahkan keduanya sujud kepada Adam, artinya Roh inilah yang bernilai di sisi
Allah swt , jika nilai Adam terletak pada batang tubuh Adam (jasmani) maka lebih
awallah Allah perintahkan kedua makhluk itu sujud, dan sebenarnya pada Roh itulah
terletaknya nilai kemanusiaan tersebut, oleh karena nilai manusia ada pada Roh
mengapa manusia tidak mau mengenal Roh sehingga takut untuk mengenalnya?
Malah ada yang melarang untuk mempelajarinya, dan jika kita menganggap bahwa
manusia itu adalah makhluk yang sempurna maka yang menyebabkan kesempurnaannya
adalah Roh,ini juga berarti bahwa yang tersirat itu adalah Roh karena yang
tersiratlah maka manusia menjadi mulia, ini jelas jika diperhatikan benar-benar
peristiwa urutan ayat Al Hijr 29 di atas, manusia yang telah di lengkapkan oleh
Allah Akal tentu nya tiada berasa masalah untuk memahaminya, karena itu janganlah
manusia terlalu tertekan dengan larangan oleh pemikiran dan pandangan orang yang
berfikiran sempit tentang Roh tersebut, Allah swt juga tidak mencegah manusia untuk
memikirkan tentangnya secara biasa, karena itulah Allah swt menyatakan ?kamu tidak
di berikan ilmu Roh itu kecuali sedikit?.
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam kemuliaan dan sudahkah engkau
tahu, apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih utama daripada seribu
bulan, turun malaikat dan roh pada malam itu dengan izin Allah, mereka membawa
pokok-pokok (berkat) dari tiap perintah, sejahtera dia sehingga terbit fajar. (Al-
Qadr 1-5) Ayat 1,�
Allah menerangkan:
Kami(Asma) telah menurunkannya, yaitu menurunkan suatu anugerah kepada hambaNya, ia
merupakan anugerah yang tinggi dibawakan oleh malaikat dengan izin Allah pada malam
kemuliaan, maksudnya ialah suatu malam yang penuh berkat. Para pentafsir bermacam-
macam pandangan tentang malam kemuliaan tersebut, ada yang mengatakan pada 17
Ramadhan, ada yang mengatakan 24 Ramadhan, ada yang mengatakan 21 Ramadhan, ada
yang mengatakan 1 hingga 30 Ramadhan, akan tetapi banyak ulama yang mengatakan
pada 10 akhir daripada bulan Ramadhan tersebut. Mereka menyatakan berbagai alasan
tentang masanya dan ada pula yang mengatakan malam tersebut tidak berlaku langsung
karena apa yang sebenarnya tentang malam itu ialah berlaku hanya kepada Baginda
Rasulullah s.a.w saja yaitu pada masa Nuzul Al-Qur?an yaitu pada 24 Ramadhan
sehinggalah 23 tahun sesudah itu (10 tahun di Mekah dan 13 tahun di Madinah).�
Baginda dapat melihat rupa Jibril 2 kali dalam keadaan sebenarnya dan menyamar
sebagai manusia biasa sekali yaitu menyerupai sebagai seorang sahabat Nabi bernama
Dahiyyah Al-Kalby semasa baginda bersama-sama para sahabatnya. Setiap kali Jibril
turun, ia akan membawa pokok-pokok yang berarti petunjuk daripada Allah s.w.t. dan
diakhir ayat disebut, sejahtera hingga terbit fajar.�Maksudnya baginda Rasulullah
(pada zamannya) dan kepada siapa yang Allah hendak tunjukkan diantara hambaNya yang
bertaqwa dan beriman terpulanglah kepada Allah sendiri yang membuat penentuanNya.�
Walaupun berbagai-bagai pandangan yang di berikan oleh para alim ulama? berkait
dengan Lailatul Qadar ini, akan tetapi disini diturunkan pula pandangan daripada
ulama? Saufi tentang masalah Lailatul Qadar. Rasanya ini sangat penting untuk
diketahui oleh setiap golongan tertentu termasuk orang awam karena banyak
memusingkan kepala pada mereka yang berhajat berjumpa dengan malam tersebut. Karena
itu, ikutilah pandangan seperti dibawah ini,�
1. Lailatul Qadar itu sesungguhnya ada dan berterusan sepanjang zaman dan berlaku
pada bulan Ramadhan. Setiap manusia hendaklah memulakan amal ma?aruf dan nahi
mungkar dari awal Ramadhan lagi supaya kemantapan iman diperoleh bila bersua dengan
peristiwa tersebut. Sabda Rasulullah s.a.w yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam
Ahmad, Tarmizi, Abu Daud yang diperolehi daripada Ubai Bin Ka?ab,
Maksudnya: Demi Allah! Sesungguhnya tiada Tuhan melainkan Dia, sesungguhnya
(Lailatul Qadar) itu berada dibulan Ramadhan. (pergiliran pada malam angka ganjil
pada 10 malam akhir dibulan Ramadhan tersebut kita pulangkan kepada Allah, yg ada
pada malam 23, 25, 27 dan 29)�
2. Sabda Rasulullah s.a.w yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas, Maksudnya: Bilangan-
bilangan yang disukai oleh Allah adalah yang ganjil dan yang paling disukai
diantara yang ganjil itu adalah angka tujuh, maka disebutkanNyalah langit yang
tujuh, bumi yang tujuh, hari yang tujuh, tingkatan-tingkatan neraka, bilangan-
bilangan tawaf, anggota yang tujuh, maka menunjukkan bilangan itu bahwa Lailatul
Qadar dimalam yang kedua puluh tujuh .�
3. Rasulullah s.a.w apabila berjumpa dengan seorang lelaki dari Bani Israil yang
senantiasa menyandang senjata pada tengkuknya yang digunakannya untuk berjihad
kepada jalan Allah selama 1000 bulan iaitu 83 tahun empat bulan dan Baginda
Rasulullah sangat mengaguminya walaupun umurnya dianggap sudah tua, akan tetapi
masih bertenaga dan kuat, lalu Baginda mengharap umatnya mencontohi Bani Israil
tersebut, akan tetapi memandangkan suasana fitrah alam yang sudah akhir zaman maka
Baginda Rasulullah berdoa untuk umatnya, Maksudnya: Wahai Tuhanku! Engkau
jadikanlah umatku yang paling pendek umur mereka dan yang paling sedikit amalan
mereka. Dengan Baginda Rasulullah tersebut maka Allah memperkenankan doa kekasihnya
lalu Allah kurniakan Lailatul Qadar khusus kepada umat Muhammad.�
Karena itu apa yang disebut sebagai Lailatul Qadar bagi zaman kita ini adalah
benar akan wujudnya dan masih ada lagi. Adapun qaul yang mengatakan Lailatul Qadar
tersebut telah diangkat oleh Allah ialah mereka mengambil dari Dalil seperti..:
Aku keluar untuk memberikan kepada kamu dengan Lailatul Qodri, maka bermarah-
marahan sipolan dan sipolan lalu diangkatlah (Lailatul Qadar). �
Dengan hadis tersebut diatas maka kebanyakan ulama? mengatakan bahwa Lailatul Qadar
itu telah diangkat, akan tetapi apa yang diangkat adalah ketentuan malam turunnya
Lailatul Qadar tersebut bukannya Lailatul Qadar itu karena kebanyakan manusia yang
berselisih adalah malam qadar itu diangkat karena ada diantara manusia ketika zaman
tersebut masing-masing membuat andaian sehingga timbul pertelagahan sesama sendiri
atau ada yang iri hati lalu malam turunnya tidak dinyatakan karena telah diangkat.�
4. Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadis daripada Ibnu Umar r.a, Maksudnya:
Barangsiapa yang berusaha
menuntutnya, maka hendaklah dituntutnya pada malam dua puluh tujuh.
5. Melalui ijtihad mengikut kaedah surah Al-Qadr ayat 1 hingga 5 mengikut kaedah
hurufiah pada bilangan huruf kepada perkataan Lailatul Qadar tersebut. Huruf
tersebut ialah Lam, Ya Lam, Ta Alif, Lam, Qof, Dal dan Ro. Jumlahnya adalah 9
huruf, sementara perkataan Lailatul Qadri itu hanya terdapat pada tiga ayat sahaja
didalam Al-Qur?an, iaitu pada surah Al-Qadr itu sendiri iaitu pada ayat 1 hingga
ayat 3.�
karena itu dikalikan 9 huruf itu dengan 3 malam qadar jadi jumlahnya adalah 27
malam , maksudnya malam yang ke-27 Ramadhan. Secara kebetulan pula perkataan yang
terdapat pada surah Al-Qadr itu semuanya berjumlah 30. ini menunjukkan bilangan
hari didalam bulan Ramadhan dan pada ayat yang kelima dari surah ini terdapat pula
kalimah ?Hiya? yaitu perkataan yang ke-27 yang menunjukkan matlamat malam qadar
tersebut yaitu Salamun Hiya (sejahteralah) yaitu orang yang beramal dan mendapat
kemuliaan hingga fajar.�
Diingatkan bahwa seseorang yang mau merasakan malam keutamaan yang berderajat 1000
bulan itu janganlah mengharapkan akan ketibaan malam tersebut untuk beribadat,
mestilah dimulai daripada sekarang jangan apabila ada peluang yang baik baru mau
beribadat kepada Allah.�
Rezeki ilmu di Malam Lailatul Qadar Lailatul qadar yang di tunggu sudah berakhir
walau apapun rahmat Allah tetap tidak berwaktu kepada siapa yang Allah hendak
kurniakan, rahmat Allah tidak terkira banyaknya cuma kepada orang orang khusus
rahmat Allah tetap di cari seperti dengan bulan ibadah dengan ketetapan pada malam
qadar mengikut maksud ayat al quran Kepada mereka yang beramal syuhud pada
sepanjang bulan ramadan dan malam bulan ibadah sebelumnya mereka sangat
mengharapkan kurniaan Allah pada kefahaman ilmu mengikut konsep sifat 20, namun
pada hakikat diri yang mengingat Allah tidak berputusan itu tetap juga mengharapkan
sesuatu petunjuk daripada Allah Apabila kita menarik nafas ataupun nyawa maka
tatkala kita mengingat Diri Zat maka teringatlah kita akan keagungan Tuhan yang
lima perkara, iaitu sifat Salbiyah dan sifat kalanNya yang enam iaitu sifat samaa,
bashar dan kalam yang di kuasai oleh Samiun, Basyirun dan Mutakallimun�
Apabila kita turunkan nafas takala kita mengingat Allah maka teringatlah kita
kepada ZatNya, AsmakNya, SifatNya dan AfalNya sekali gus kita juga mengingat ZatNya
yang Maha Esa pada sifat Kamal, kita ingat sifat kebesaran Allah (Asmak) pada sifat
qadirun, Maridun,Alimun dan Hayyun, kita ingat pula sifat makhluk pada sifat qahar
dengan mengingat sifat Qudrat,Iradat,Ilmu dan Hayat yang menjadi Rohani, dan kita
ingat Af al Allah dengan mengingat batang tubuh kita yang menjadi penghuni kepada
Rohani Adapun sifat Diri Zat itu di dalam ilmu sifat 20 di namakan sifat Istaghna
dan kita ingat diri kita yang beserta Allah dalam ilmu sifat 20 yang bernama
Iftiqar, sifat Istaghna mengandungi sifat Jalal dan Jamal sementara sifat Iftiqar
adalah sifat yang mengandungi sifat Qahar dan Kamal, ini berarti bahwa apabila kita
mengingat Zat maka kita ingat DiriNya dan apabila kita ingat Allah maka kita ingat
kita beserta Allah
Pada hari jumat Pak Karamu pergi awal ke masjid seorang diri yang lain belum
datang. Setelah lebih kurang 1 jam di masjid tetiba orang Indonesia ini masuk ke
dalam masjid duduk pula bersebelahan Pak Karamu dan pengikutnya juga sudah berada
di kiri kanan Pak Karamu, dia salam Pak Karamu dan pengikutnya juga turut salam, di
sebabkan waktu masih lagi lama dia sapa Pak Karamu�
? Dari mana ? Sapanya�
Pak Karamu jawab rengkas ?Malaysia ? jawab Pak Karamu,�dari negara islam hadhari ?
Katanya sambil tersenyum,�dalam hati Pak Karamu dia ni perli nih ! Jawab Pak Karamu
tidak !�
Selepas solat jumat dia salam dan pegang tangan Pak Karamu agak lama kemudian dia
sebut
alhamdulillah !�
kemudian tercetus dari Pak Karamu secara tiba2 saja entah mengapa Pak Karamu
beritahu dia ! Pak ! dalam masjid ini banyak Allah ! sambil menunjukkan kalimah
Allah yang begitu banyak di setiap tiang dalam masjid haram tersebut,�
jawab Pak Karamu Ya ! Allah banyak ! Kemudian kami masing -masing terdiam selang
tak berapa lama dalam anggaran 10 menit diapun berkata �
jawabnya: Masya Allah yang jelas ada ilmu tauhidul Zat,Asmak,sifat dan juga afal
itu katanya!!�
Pak Karamu terus tanya dia: mau sembah yang mana satu jika tidak tak perlu datang
haji bikin capek dan habis uang saja! jelas Pak Karamu kemudian dia mengangguk,
kemudian Pak Karamu menerangkan bagaimana mereka yang datang haji tapi bertalbiyah
dengan linangan air mata sedangkan mereka tidak mengenal Tuhannya ?�
Syarat Allah itu jika kamu tidak arif dengan dirinya maka dosa kamu tidak terampuni
karena satu dari syarat keampunan Tuhan ialah Faman aroofani ! (barang siapa yang
mengenaliKu) artinya baru boleh sebut Labbaika la syarikalakalabbaik !
baru Pak Karamu nampak kelopak matanya merah lalu dia salam tangan Pak Karamu, ini
adalah ingatan Pak karamu kepada seluruh umat islam jika pergi Makkah tentukan kamu
tidak dalam keadaan syirik karena tidak mengenal Tuhan.