Anda di halaman 1dari 1

Tubuh Kosong ini Wujud Allah.

Wujud Allah itu Zat-Mutlak, bukan Zat-Sifat.


Inilah Rahasia Tuhan.

Inilah yang dikatakan "al insanu sirrihi wa Ana sirruhu".


"Diri kamu itu Rahasia-Ku dan Rahasia-Ku ini diri kamu juga."

Demikianlah makna perkataan itu. Jadi, dari Rahasia Tuhanlah jadi diri kita ini.
Semakin jelaslah, dari Zat-Mutlak inilah kejadian diri kita. Kalau kita mengaji
Kosong ini, tidak akan tergelincir. Orang yang paham soal Kosong ini, bertubuh
batulah dia. Artinya, tiada binasa.

Tubuh Kosong inilah Tubuh asli sebelum ada sesuatu.


Tubuh Kosong ini Zat-Mutlak. Zat-Mutlak inilah tubuh Ruh Qudus; Tubuh Rahasia Tuhan
yang ada di sama-tengah hatimu. [Q.S. Adz-Dzariat:20-21]

Tubuh yang di sama-tengah hati inilah yang dapat berhubungan dengan Nur secara "laa
bi harfin wa laa shautin". Tidak berhuruf; tidak bersuara. Apabila Nur menyahut,
akan terasa berbunyi di tenggorokan. Di situlah semakin nikmat kita tidur.
Nikmatnya lebih hebat daripada burung dara [lebih nikmat daripada pertemuan lelaki
perempuan].

Dan sekali lagi, Tubuh Kosong ini Zat-Mutlak. Zat-Mutlak inilah jasad Rasulullah
Saw. Apabila kita dipandangkan [bukan memandang], apabila kita dipandangkan Tubuh
Kosong atau jasad Rasulullah ini, tidak ada yang mampu menahan tangis.

Kita saja ketika belum dipandangkan asyik dengan Tubuh Kosong ini sudah terasa
zauqnya. Apalagi bila dipandangkan, baru kita benar-benar merasakan yang disebut
"laysa kamitslihi syai`un" itu.

"Man lam ya zauq, lam ya`rif."


Kalau kamu merasa, tahulah kamu.

Rasa itu Rahasia. Rahasia itulah yang melihat.


Siapa Rahasia itu? Ruh Qudus.
Ruh Qudus inilah jasad Rasulullah.
Kalau rindu-rindu terasa, bacalah selawat apa saja.

Karena Tubuh Kosong itu Tubuh Allah Ta'ala.


Inilah suatu karunia yang penuh rahmat bila seseorang dipandangkan Tubuh ini.
Hanya manusia yang diridai Tuhan saja yang dapat dipandangkan Tubuh Allah.
[Ingat, bukan kita memandang, melainkan kita dipandangkan]

Kalau kita dipandangkan Tubuh Kosong, bacalah:


Alhamdulillah `alaa kulli halim wa fii kulli halim wa ni`matin Allahu Akbar, Allahu
Akbar, Allahu Akbar.
Syaikh Siradj

"Mengaji Kosong tidak akan tergelincir."

Catatan:
Postingan ini sekaligus menjawab pengalaman yang diraih oleh beberapa Sobat Sarang
belakangan ini. Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada Bang Arbi yang
telah mengabarkan info terakhir ini dan terima kasih juga sudah ikhlas membantu
Penunggu Sarang yang sedang "keteteran" hehe. Semoga semakin disayang Allah, wahai
Saudaraku, Bang Arbi, juga bagi semua Sobat Sarang yang saya cintai. Keep on
Tawheed track, okeh!!

Anda mungkin juga menyukai