Anda di halaman 1dari 19

“Manajemen Risiko Bisnis”

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

MANAJEMEN RISIKO

Dosen Pengampu :

Hadi Ma’ruf, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5 Kelas 6B :

1. Dewi Laila Alifya (12402173048)


2. Yusnita Elfiani (12402173054)
3. Santi Mu’arifah (12402173058)
4. Yollanda Dias Ovita (12402173076)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MARET 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan petunjuk-Nya sehingga proses pembuatan makalah ini dapat terselesaikan
dengan sebaik-baiknya.

Dalam pembuatan tugas ini, banyak kesulitan yang telah kami alami
terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sumber info yang masih
terbilang terbatas. Namun berkat observasi buku-buku,bimbingan dosen dan
bantuan dari semua rekan kelompok, akhirnya tugas ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.

Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan tugas yang kami buat ini
yang masih jauh dari kata kesempurnaan. Kami mohon maaf apabila terdapat
kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh sebab itu, kritik
dan saran sangat kami harapkan agar tugas ini menjadi lebih baik serta
mempunyai daya guna dimasa yang akan datang.

Tulungagung, 10 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................1

C. Tujuan Penulisan................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Risiko Bisnis ...................................................................2

B. Sektor Usaha dan Risiko Bisnis..........................................................3

C. Penerapan Manajemen Risiko Bisnis ................................................7

D. Kasus Risiko Bisnis ...........................................................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................15

B. Saran...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Risiko bisnis merupakan fluktuasi yang terjadi karena adanya
ketidakpastian. Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk mengurangi
risiko usaha. Salah satu cara yang banyak dipakai untuk mengurangi risiko
ialah asuransi. Saat perusahaan membeli asuransi, risiko usaha dipindahkan
ke perusahaan asuransi dengan membayar premi. Asuransi memiliki beberapa
kelemahan yang perlu dipertimbangkan. Tetapi didalam mengelola usaha kita
juga harus memikirkan risiko yang harus dihadapi walau pun ada beberapa
kelemahan asuransi yang harus dipertimbangkan. Oleh karena itu kita juga
harus memiliki asuransi untuk usaha kita. Sebagai Wirausahawan yang baik
sebelum berwirausaha harus memikirkan risiko yang dihadapi dan tentunya
memikirkan cara untuk menanggulangi resiko tersebut. Di zaman sekarang
sudah banyak orang yang mengerti akan dampak dari resiko usaha dan
mereka membuat strategi agar resiko yang dihadapi nanti tidak membuat
kerugian yang sangat besar. Sebagai wirausahawan yang baik sebelum
berwirausaha harus memikirkan resiko yang dihadapi dan tentunya
memikirkan cara untuk menanggulangi resiko tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Risiko Bisnis?
2. Bagaimana Sektor Usaha dan Risiko Bisnis?
3. Bagaimana Penerapan Manajemen Risiko Bisnis?
4. Bagaimana Contoh Kasus Risiko Bisnis?
C. Tujuan
1. Memahami Pengertian Risiko Bisnis
2. Memahami Sektor Usaha dan Risiko Bisnis
3. Memahami Penerapan Manajemen Risiko Bisnis
4. Memahami Kasus Risiko Bisnis

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Risiko Bisnis
Menurut Badan Setifikasi Manajemen Risiko (2007), risiko bisnis
adalah risiko yang terkait dengan posisi kompetitif perusahaan dan
prospek perusahaan untuk berkembang dalam pasar yang senantiasa
berubah. Menurut Djohanputro (2008) risiko bisnis adalah potensi
penyimpangan hasil korporasi (nilai perusahaan dan kekayaan pemegang
saham) dan hasil keuangan karena perusahaan memasuki suatu bisnis
tertentu dengan lingkungan industri yang khas dan menggunakan
tekhnologi tertentu.
Risiko bisnis merupakan salah satu jenis risiko yang tidak dapat
ditransfer ke pihak lain. sekali perusahaan terjun ke bisnis tertentu, maka
saat itu juga perusahaan akan langsung menanggung risiko bisnis. Hal
yang terpenting adalah bagaimana memastikan bahwa selera manajemen
terhadap risiko tetap memenuhi prinsip semakin tinggi risiko semakin
tinggi ekspektasi hasil, high risk high return.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa risiko bisnis adalah
risiko yang terkait dengan posisi kompetitif perusahaan dan prospek
perusahaan untuk berkembang dalam pasar yang senantiasa
berubah.Risiko bisnis saat ini telah menjadi perhatian utama direksi dan
komisaris perusahaan. Risiko bisnis meliputi prospek jangka pendek dan
jangka panjang terhadap produk dan jasa yang ada.
Banyak kasus yang menunjukkan pentingnya mengelola risiko
bisnis. Di antaranya kasus yang pernah terjadi adalah kasus BestBank,
Boulder, Colorado pada bulan Juli 1998. Kelalaian perusahaan dalam
membuat provisi yang cukup untuk mengantisipasi kredit macet
menyebabkan mereka mengalami kerugian sekitar USD 200 Juta.
Perusahaan terlena karena menghasilkan tingkat pendapatan yang tinggi.
Belajar dari kasus tersebut, kini perusahaan perlu mengelola risiko bisnis
secara lebih serius dan sistematis.1

1
Hanafi Mamduh M, Manajemen Risiko, (Yogyakarta : UPP STIM YKPN, 2006), h. 43-44.

2
B. Sektor Usaha dan Risiko Bisnis
Setiap pelaku usaha harus memiliki pengetahuin dan pandai
mencari solusi dan risiko bisnisnya, karena semua usaha pasti memiliki
kekhasan risiko bisnisnya masing-masing. Kunci kesuksesan menghadapi
risiko itu adalah adanya pengendalian dan sikap kehati-hatian dalam
berusaha.
Berikut beberapa risiko bisnis pada beberapa sektor usaha
nonkeuangan :2

No Sektor Usaha Risiko Bisnis Solusi dan Mitigasi Risiko


Bisnis
1. Bisnis Produk yang  Menjual produk tepat
pertanian dihasilkan mudah waktu.
busuk atau cepat  Jumlah yang dipesan
kadaluwarsa. sesuai dengan daya beli
konsumen.
 Bila produk sulit dijual,
maka disarankan untuk
dilewatkan.
Harus punya tempat  Memiliki lemari
penyimpanan yang pendingin.
aman dan bersih agar  Menjaga suhu produk.
segar.
Serangan hama Menjaga ketersediaan
penyakit. pestisida.
Naik turunnya harga Melakukan manajemen
pupuk. penghematan pupuk.
2. Bisnis Masuknya bakteri Melakukan pengontrolan
perikanan kondisi produk secara
berkala.
3. Bisnis Produk yang Perusahaan memiliki
peternakan dihasilkan eawan ketersediaan obat-obatan.
penyakit.
Membutuhkan  Perusahaan

2
Ibid., h.44-46.

3
perawatan intensif memperhitungkan biaya
mendatangkan dokter
hewan.
 Masukkan biaya tersebut
sebagai biaya tetap.
Kualitas dan mutu Perusahaan harus memantau
bibit ternak dan melihat kualitas dan
mempengaruhi hasil mutu bibit.
perkembangan ternak
kedepan serta hrga
jual di pasar.
4. Bisnis Produk bahan  Perusahaan memantau
minyak dan tambang, seperti kondisi pipa secara
gas migas, bergantung berkala.
pada kondisi alam,  Perusahaan memakai
jika gempa akan bahan pipa yang terjamin
mengalami kerusakan kualitasnya.
hebat, seperti
putusnya pipa.
Harga migas naik Perusahaan harus memiliki
turun tidak stabil cadangan dan lindung nilai
(hadging) dengan tujuan
agar kondisi migas yang
fluktuasi dipasaran tidak
memengaruhi kinerja
perusahaan baik jangka
pendek maupun jangka
panjang.
Bila sumur migas  Perusahaan perlu
lama telah habis, membuat perencanaan
maka perusahaan kerja.
harus mencari sumur  Perusahaan
baru. mengalokasikan dana

4
kusus untuk bagian riset.
 Perusahaan mencari
perusahaan lain untuk
diakuisisi.
5. Bisnis  Produk yang di  Perusahaan melakukan
makanan dan produksi pengawasan ketat terhadap
minuman kadaluwarsa. produk dan kemasannya.
 Produk tergantung  Perusahaan memiliki
hasil alam, seperti gudang dengan jumlah
hasil pertanian. tertentu untuk stok.
 Perusahaan harus
memiliki cadangan
yang mencangkup
karena usia produk
singkat.
 Makanan kemasan
dipengaruhi kualitas
dan desain kemasan.
6. Bisnis pabrik  Eluarnya  Perusahaan rokok
rokok regulasi yang menjalin kerjasama
tidak dengan berbagai pihak
memperbolehk dengan kebijakan win win
an merokok di solution.
tempat  Mencamtumkan label
tertentu. tentang bahaya merokok
 Adanya untuk kesehatan.
kampanye Terutama ibu hamil,
kesehatan dikemasan rokok.
tentang bahaya  Menyisihkan keuntungan
merokok. untuk kepentingan
 Keluarnya masyarakat.
fatwa MUI
tentang

5
haramnya
merokok.
7. Bisnis Harga material naik  Perusahaan memiliki stok
properti turun. bahan bangunan digudang
untuk mengantisipasi
lonjakan harga.
 Perusahaan memiliki
cadangan finansial.
Timbul PHK pembeli  Perusahaan harus selektif
perumahan dalam mencari pembeli
KPR.
 Memakai sistem buy back.
Demonstrasi buruh  Perusahaan
terhadap UMP yang memberlakukan UMP
terlalu rendah. yang di berlakukan.
 Perusahaan menjalin
kerjasama dengan serikat
pekerja.
Kualitas desain Perusahaan merekrut tenaga
mempengaruhi minat desain yang disekolahkan
konsumen. dan disertai kontrak yang
jels dan sanksi jika
melanggar disiplin.
C. Penerapan Manajemen Risiko Bisnis
Penerapan manajemen risiko bisnis bagi perusahaan yang ideal
minimal terdiri atas beberapa cakupan:
1. Pegawasan Aktif Dewan Komisaris Dan Direksi
Keweanagan dan tanggung jawab dewan direksi dan
komisaris.
Direksi dan komisaris memiliki kewenangan dan tanggung
jawab menyusun dan menyetujui rencana bisnis dan
mengomunikasikan kepada pejabat dan/atau pegawai
perusahaan pada setiap jenjang organisasi. Direksi bertanggung
jawab dalam penerapan manajemen risiko bisnis, termasik

6
menjamin bahwa sasaran bisnis yang ditetapkan telah sejalan
dengan misi dan visi perusahaan. Direksi juga berwenang
memberikan persetujuan terhadap rencana bisnis serta
melakukan tinjauan berkala. Direksi harus menetapkan satuan
kerja atau fungsi yang memiliki kewenangan dan tanggung
jawab yang mendukung permusuhan dan pemantauan
pelaksanaan rencana bisnis.
Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
manajemen risiko bisnis telah diterapkan secara efektif dan
konsisten pada seluruh level operasionalterkait di bawahnya.
Dalam hal direksi mendelegasikan sebagian dari tangung
jawabnya kepada pejabat eksekutif dan manajemen di
bawahnya, pendelegasian tersebut tidak menghilangkan
kewajiban sebagai pihak utama yang harus bertanggung jawab.
Sumber daya manusia
Perusahaaan harus menerapkan sanksi secara konsisten
kepada pejabat dan pegawai yang terbukti melakukan
penyimpanagan dan pelanggaran terhadap ketentuan ekstern
dan intern serta kode etik internal perusahaan.
Organisasi manajemen risiko bisnis
Seluruh unit bisnis dan unit pendukung bertanggung jawab
membantu direksi menyusun perencanaan dan implementasi
rencana bisnis. Unit bisnis dan unit pendukung bertanggung
jawab memastikan bahwa praktik manajemen risiko bisnis dan
pengendalaian di unit bisnis telah konsisten dengan kerangka
manajemen risiko secara keseluruhan dan unit bisnis dan unit
pendukung telah memiiki kebijakan prosedur, dan sumber daya
untuk mendukung efektivitas kerangka manajemen risiko
bisnis.
2. Kebijakan, Prosedur, Dan Penetapan Limit
Strategi manajemen risisko

7
Dalam penyusunanan rencana bisnis, perusahaan wajib
memahami kondisi lingkungan bisnis, ekonomi, dan industry di
mana perusahaan beroprasi, termasuk bagaimana dampak
perubahan lingkunga terhadap bisnis, produk, teknologi, dan
jaringan kator perusahaan.
Kebijakan dan prosedur
Perusahaan harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk
menyususn dan menyetujui rencana bisnis. Kecukupan
prosedur untuk dapat mengidentifikasi dan merespons
perubahan lingkungan bisnis juga diperluakan. Selain itu,
perusahaan harus memiliki prosedur untuk mengukur kemajuan
yang dicapai dari realisasi rencana bisnis dan kinerja sesua
jadwal yang ditetapkan.
Limit
Limit risiko bisnis secara umum antara lain terkait dengan
batasan penyimpangan dari rencana bisnis yang telah
ditetapkan, seperti limit deiasi anggaran dan limit deviasi target
waktu penyelesaian.
3. Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, Dan
Pengendalian Risiko, Serta Sistem Informasi Untuk Risisko
Bisnis
Identifikasi risiko bisnis
Perusahaan harus mengidentifikasi daan mengelompokkan
deviasi atau penyimpangan sebagai akibat tidak terealisasinya
atau tidak efektifnya pelaksanaan rencana bisnis yang telah
ditetapkan, terutama yang berdampak signifikan terhadap
permodalan perusahaan.
Pengukuran risiko bisnis
Dalam upaya mengukur sejauh mana risiko bisnis, rasio
yang sering dipakai adalah degree of operating leverage
(DOL). Rasio ini adalah perubahan laba operasi dengan
perubahan penjualan.

8
( EBIT 1 −EBIT 0 ) / EBIT 0
Degree of oplelratilng leverage=
( SALES 1−SALES 0 ) /SALES 0
Diketahuai:
EBIT1 = Laba Operasi Sesudah Perubahan
EBIT0 = Laba Operasi Sebelum Perubahan
SALES1 = Penjualan Sesudah Perubahan
SALES0 = Penjualan Sebelum Perubahan
Contoh :
PT Rania membuat proyeksi tahun 2017 untuk anggaran
penjualan dan laba operasional. Bila asumsi terpenuhi, maka
perusahaan akan mencapai penjualan Rp. 200 miliar dan laba
operasi Rp. 20 miliar. Namun, terjadi perubahan regulasi dari
pemerintah sehingga beberapa pesaing muncul. Dengan
perubahan tersebut, diperkirakan penjualan menjadi Rp. 220
miliar dan laba operasi perusahaan akan naik menjadi Rp. 25
miliar.
Pembahasan :
( EBIT 1 −EBIT 0 ) / EBIT 0
Degree of oplelratilng leverage=
( SALES 1−SALES 0 ) /SALES 0

( Rp. 25 miliar−Rp . 20 miliar )


Rp .20 miliar
Degree of oplelratilng leverage=
( Rp. 220 miliar−Rp . 200 miliar )
Rp . 200 miliar
¿ 2,5
DOL sebesar 2,5 seperti contoh diatas menunjukkan bahwa
setiap kenaikan 1 persen penjualan akan menyebabbkan
kenaikan laba operasi sebesar 2,5 persen. Hal yang sama juga
berlaku sebaliknya, bila penjualan turun 1 persen, maka laba
operasi aka turun 2,5 persen. Semakin besar DOL, maka
semakin tinggi risiko operasi perusahaan. Suatu perusahaan
yang memiliki DOL tinggi berarti perusahaan itu sangat peka
terhadap perubahan penjualan. Artinya, semakin tinggi DOL

9
akan membuat luktuasi EBIT bertambah besar, baik keatas
maupun kebawah. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki DOL
rendah berarti EBIT perusahaan tidak peka terhadap perubahan
penjualan. Dengan kata lan, semakin rendah DOL akan
membuat fliktuasi EBIT bertambah rendah, baik ke atas
maupun ke bawah.
Adanya DOL yang tinggi berarti biaya variabelnya rendah.
Hal ini memungkinkan untuk diterapkannya kebijaksanaan
harga yang agresif untuk meningkatkan keuntungan.
Jikapesaing tidak dapat engimagi penurunan harga karena
biaya mereka tinggi, hal ini akan menguntungkan bagi
perusahaan.
Faktor yang mempengaruhi DOL terdapat dua faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya DOL, yaitu tingkat kompetisi
dalam industry dan struktur biaya.

Tingkat Kompetisi Industri


Stuktur Biaya

DOL

Menurut Djohanputro, semakin ketat persaingan, semakin


kecil margin yang akan didapat perusahaan. Akan terjadi
perang diskon, sebagaimana pernah terjadi di bisnis
telekomunikasi dan hampir semua bisnis ritel di Indonesia saat
ini. Pola persaingan diskon ini akan memperkecil DOL
perusahaan.
Cravens menyatakan bahwa kapabilitas yang nyata dimiliki
sebuah perusahaan akan menjadi keunggulan dalam bisnis
yang berorientasi pasar. Di antara kabilitas yang penting
dimilkki oleh sebuah perusahaan adalah memilki biaya

10
overhend paling rendah sehingga Air Asia memilki
kesempatan untuk menjual lebih rendah.
Faktor kinci yang menyebabkan ini bisa terjadi adalah
struktur biaya yang kompetitif, terutama biaya tetap. Struktur
biaya terdiri atas biaya tetap dan biaya variable. Semakin
tinggi kmposisi biaya tetap dibandng total biaya, maka
semakin besar DOL perusahaan. Manakala perusahaan
memilki biaya variable yang besar, biaya akan membesar
ketika penjualan juga meningkat. Begitu juga sebaliknya,
ketika penjualan menurun, maka DOL akan menurun.
Perlakuan dominasi biaya tetap dan biaya variable ini
akansangat tergantung dari selera manajemen. Semakin tinggi
selera risiko, manajemen semakin berani mengubah struktur
biaya variable ke dominasi biaya tetap. Perusahaan asuransi
jiwa dan asuransi umum banyak menggunkan tenaga komisi
untuk penjualan. Apabila nasabah yang didapatkan banyak,
nilai komisi yang diberikan perusahaan juga tinggi, begitu juga
sebaliknya.
Pemantaun risiko bisnis
Perusahaan wajib memantau dan mengendalikan
pengembangan implementasi rencana bisnis secara berkala.
Peantauan dilakukan antara lain dengan memerhatikan
pengalaman kerugian di masa lalu yang disebabkan oleh risiko
bisnis atau penyimpangan pelaksanaan rencana bisnis.
Isu-isu yang timbul akibat perubahan operasional dan
lingkungan bisnis yang memilki dampak negative terhadap
kondisi bisnis atau kondisi keuangan perusahaan wajib
dilaporkan kepada dewan direksi secara tepat waktu disertai
snalisis dampak terhadap risiko bisnis dan tindakan perbaikan
yang diperlukan.
Pengendalian risiko bisnis

11
Perusahaan harus memilki sistem dan pengendalian untuk
memantau kinerja, termasuk kinerja keuangan, dengan cara
membandingkan hasil actual dengan hasil yang diharapkan
untuk emmastikan bahwa risiko yang diambil masih dalam
batas toleransi dan melaporkan deviasi yang signifikan kepada
dewan direksi. Sistem pengendalian risiko tersebut harus
disetujui dan ditinjau secara berkala oleh dewan direksi untuk
memastikan kesesuainannya secara berkelanjutan.
Sistem informasi manajemen risiko bisnis
Perusahaan harus memastikan bahwa sistem informasi
manajemen yang dimilki telah memadai dalam rangka
mendukung proses perencanaan dan pengambilan keputusan
bisnis dan ditinjau secara berkala.satuan kerja atau funsi yang
melaksanakan manajemen risisko bisnis bertanggung jawab
memastikan bahwa seluruh risiko material yang timbul dari
perubahan lingkungan bisnis dan implementasi rencana bisnis
dilaporkan kepada dewan direksi secara tepat waktu.
Sistem pengendalian intern
Penilaian proses penerapan manajemen risiko bisnis yang
efektif harus dilengkapi dengan sistem pengendalian intern
yang andal. Penerapan sistem pengendalaian intern secara
efektif dapat membantu pengurus perusahaan menjaga aset,
menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial
yang dapat dipercaya, meningkakan kepatuhan perusahaan
terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian,
penyimpangan, dan pelanggaran aspek kehati-hatian.
Terselenggaranya sistem pengendalian intern perusahaan yang
andal dan efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan
kerja operasional dan satuan kerja pendukung serta satuan
kerja audit intern.3

3
Ibid., h. 52.

12
D. Kasus Risiko Bisnis
Rania Mart menjual barang hasil produksinya dengan harga Rp
7.000 per unit. Biaya tetapnya sebesar Rp 20 jt dan biaya variabel sebesar
Rp 4.000 per unit.
Diminta :
1. Hitunglah EBIT pada penjualan 10.000 unit
2. Hitunglah EBIT pada penjualan 7.000 unit dan 13.000 unit
3. Presentase perubahan dalam penjualan dan hubungannya dengan
persentase perubahan dalam EBIT berdasarkan penjualan 7.000 unit
dan 13.000 unit
4. DOL untuk masing-masing alternatif kasus pada level penjualan
a. Biaya tetap Rp 0 dan biaya variabel Rp 4.000 per unit
b. Biaya tetap Rp 30 jt dan biaya variabel Rp 4.000 per unit
5. Dari pertanya 1, 2, dan 3 diatas, kesimpulan apa yang dapat diambil
dari DOL yang dihasilkan?

Pembahasan :

1. Penjualan 10.000 x Rp 7.000 Rp 70.000.000


Biaya variabel 10.000 x Rp 4.000 Rp 40.000.000
Pendapatan marginal 10.000 x Rp 3.000 Rp 30.000.000
Biaya tetap Rp 20.000.000
EBIT Rp 10.000.000

2. Unit penjualan 7.000 unit 13 unit


Penjualan Rp 49.000.000 Rp 91.000.000
Biaya variabel Rp 28.000.000 Rp 52.000.000
Pendapatan marginal Rp 21.000.000 Rp 39.000.000
Biaya tetap Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
EBIT Rp 1.000.000 Rp 19.000.000

3. DOL
DOL = Persentase perubahan EBIT/Persentase perubahan penjualan

13
DOL = 1,8%/85,71% = 21
4. DOL level 10.000 unit a b
Penjualan Rp 70.000.000 Rp 70.000.000
Biaya variabel Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
Pendapatan marginal Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
Biaya tetap Rp 0 Rp 30.000.000
EBIT Rp 30.000.000 Rp 0
a. DOL = (70.000.000 – 40.000.000) /(70.000.000 – 40.000.000 – 0)
=1
b. DOL = (70.000.000 – 40.000.000) /(70.000.000 – 40.000.000 –
20.000.000) =3
5. Jika terjadi perubahan penjualan sebesar 10%, maka perubahan dalam
EBIT menjadi 210%. Hal ini berarti perubahan EBIT sangat sentitif
terhadap perubahan penjualan.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian dari risiko bisnis adalah adalah risiko yang terkait dengan
posisi kompetitif perusahaan dan prospek perusahaan untuk berkembang
dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Sektor usaha dan risiko bisnis yaitu, Setiap pelaku usaha harus memiliki
pengetahuin dan pandai mencari solusi dan risiko bisnisnya, karena semua
usaha pasti memiliki kekhasan risiko bisnisnya masing-masing. Kunci
kesuksesan menghadapi risiko itu adalah adanya pengendalian dan sikap
kehati-hatian dalam berusaha.
3. Penerapan manajemen risiko bisnis bagi perusahaan yang ideal minimal
terdiri atas beberapa cakupan:
a. Pegawasan Aktif Dewan Komisaris Dan Direksi.
b. Kebijakan, Prosedur, Dan Penetapan Limit.
c. Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, Dan Pengendalian
Risiko, Serta Sistem Informasi Untuk Risisko Bisnis.
4. Kasus risiko bisnis beserta penyelesaiannya.
B. Saran
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini
tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan untuk perbaikan ke depannya.

c.

15
DAFTAR PUSTAKA

Mamduh M, Hanafi. 2006. Manajemen Risiko. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

16

Anda mungkin juga menyukai