Disusun oleh :
1. Ayu Suwarna Putri
2. Halimatus Sa’diah
3. Lisa Oktaviani
4. M.Rufiat
5. Nadiya Nurazizah
6. Sifa Nur Fitriani
7. Umi Kulsum
2020
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, kami selaku penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
Laporan Praktik Klink Keperawatan dasar Profesi “Asuhan Keperawatan Pada
Ny.I dengan Efusi Pleura di Pav.Flamboyan RSU Kab. Tangerang” Yang mana
dalam pelaksanaan pengerjaan serta penyusunan makalah ini didapati dari hasil
diskusi, buku, serta pencarian di internet terkait artikel-artikel yang berhubungan
dengan Keperawatan praktik Klinik Dasar Profesi.Tak lupa pula kami ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak terkait:
1. Ibu Widya Sepalanita S.Kep.,Ners.,M.Kep.Sp.Kep.,Mb Selaku Dosen
Pembimbing Keperawatan dasar Profesi yang telah memberikan
bimbingan
2. Ibu Yayah Kameliah S.Kep.,Ners, Selaku CI Pav. Flamboyan Pembimbing
Keperawatan dasar Profesi yang telah memberikan bimbingan
3. Penulis buku dan penulis artikel lepas. Dimana tulisannya menjadi sumber
referensi serta bahan penyusunan makalah ini.
Penulis berusaha sebaik mungkin menyusun makalah ini. Namun dalam berbagai
sisi tentu banyak kekuragan yang harus dibenahi. Sekiranya satu dua kalimat
dalam bentuk kritik dan saran yang membangun agar lebih baik lagi ke depannya.
Terimakasih.
Tangerang, 14 Novemver 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.....................................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan dasar masalh keperawatan
gangguan oksigenasi pada pasien dengan efusi pleura dipaviliun
flamboyan di RSU Kabupaten Tangerang
2. Tujuan khusus
a. Untuk menetahui asuhan keperawatan dasar oksigenasi pada pasien
efusi pleura
b. Untuk mengetahui penatalaksanaan keperawatn dasar berdasarkan
Bio-Psiko-Sosial pada pasien dengan gangguan oksigenasi –efusi
pleura
c. Untuk mengetahui EBP gangguan oksigenasi penerapn teknik
pursed lip breathing
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Etiologi
Efusi pleura adalah akumulasi cairan pleura akibat peningkatan
kecepatan produksi cairan, penurunan kecepatan pengeluaran cairan atau
keduanya, ini disebabkan oleh satu dari lima mekanisme berikut : (Morton
dalam Nurarif & Kusuma, 2016).
1. Peningkatan tekanan pada kapiler subpleura atau limfatik
2. Peningkatan permeabilitas kapiler
3. Penurunan tekanan osmotik koloid darah
4. Peningkatan tekanan negatif intrapleura
5. Kerusakan drainase limfatik ruang pleura
Penyebab efusi pleura :
1. Infeksi
a. Tuberclosis
b. Pneumonitis
c. Abses paru
d. Perforasi Esofagus
e. Abses subfrenik
2. Noninfeksi
a. Karsinoma paru
b. Karsinoma pleura : primer, sekunder
c. Karsinoma mediastinum
D. Manifestasi Klinik
1. Batuk
2. Dispnea bervariasi
3. Adanya keluhan nyeri dada (nyeri pleuritik)
4. Pada efusi yang berat terjadi penonjolan ruang interkosta.
5. Pergerakan dada berkurang dan terhambat pada bagian yang mengalami
efusi.
6. Perkusi meredup diatas efusi pleura.
7. Suara nafas berkurang diatas efusi pleura.
8. Fremitus fokal dan raba berkurang.
E. Penatalaksanaan
1. Irigasi cairan garam fisiologis atau larutan antiseptik (Betadine).
2. Pleurodesis, untuk mencegah terjadinya lagi efusi pleura setelah aspirasi.
3. Drainase cairan (Water Seal Drainage) jika efusi menimbulkan gejala
subyektif seperti nyeri, dispnea, dll. Cairan efusi sebanyak 1 – 1,2 liter
perlu dikeluarkan segera untuk mencegah meningkatnya edema paru, jika
jumlah cairan efusi lebih banyak maka pengeluaran cairan berikutya baru
dapat dilakukan 1 jam kemudian.
4. Antibiotika jika terdapat empiema
5. Operatif
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen dada
Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan
untuk mendiagnosis efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya
cairan.
2. CT-Scan dada
CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa
menunjukkan adanya pneumonia, abses paru atau tumor
3. USG dada
USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan
yang jumlahnya sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan.
4. Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan
melakukan pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui
torakosentesis (pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang
dimasukkan diantara sela iga ke dalam rongga dada dibawah pengaruh
pembiusan lokal).
5. Biopsi
G. Komplikasi
1. Fibrotoraks
Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase
yang baik akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan pleura
viseralis.
2. Atalektasis
Atalektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna yang
disebabkan oleh penekanan akibat efusi pleura.
3. Fibrosis paru
Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan
ikat paru dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara
perbaikan jaringan sebagai kelanjutan suatu proses penyakit paru yang
menimbulkan peradangan.
Kolaps Paru
Pada efusi pleura, atalektasis tekanan yang diakibatkan oleh tekanan
ektrinsik pada sebagian / semua bagian paru akan mendorong udara keluar
dan mengakibatkan kolaps paru.
4. Empiema
Kumpulan nanah dalam rongga antara paru-paru dan membran yang
mengelilinginya (rongga pleura). Empiema disebabkan oleh infeksi yang
menyebar dari paru-paru dan menyebabkan akumulasi nanah dalam rongga
pleura.
2. Diagnosis Keperawatan
a. Pola Nafas Tidak efektif
b. Intoleransi Aktivitas
c. Nyeri akut
3. Perencanaan Keperawatan
Rencana tindakan Asuhan Keperawatan pada pasien gangguan
kebutuhan oksigenasi dalam buku Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (2018).
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Utama
Pola napas (L. 01004) Manajemen Jalan Napas (L. 01011)
tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi:
selama 3X 24 jam diharapkan pola 1. Monitor pola napas(frekuensi, kedalaman, usaha napas)
napas klien teratur ditandai dengan 2. Monitor bunyi napas tambahan (misal gurgling, mengi, wheezing,
kriteria hasil sebagai berikut: ronkhi kering
a. Dispnea Menurun (5) 3. Monitor sputum (jumlah,warna, aroma)
b. Penggunaan otot bantu nafas
menurun (5) Terapeutik:
c. Frekuensi napas membaik (5) 1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-
d. Kedalaman nafas membaik (5) thrust jika curiga trauma servikal)
2. Atur posisi semi-fowler atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
6. Lakukan hiperoksigenasi seelum penghisapan endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
8. Berikan oksigen jika perlu Edukasi
9. Anjurkan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
10. Ajarkan teknik batuk efektif Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Nyeri Akut (L.05047) Manajemen Nyeri (L.08238)
( D.0077) Setelah dilakukan intervensi selama 3
x 24 jam, maka nyeri berkurang, Tindakan observasi
dengan kriteria hasil :
1. Dispnea saat aktivitas menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,frekuensi.kualitas, intensitas
(5) nyeri
2. Dispnea setelah aktivitas menurun 2. Identifikasi skala nyeri
(5) 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
3. Frekuensi nadi meningkat (5) 4. Identifikasi faktor yang memperberatdan memperingan nyeri
4. Saturasi oksigen meningkat (5)
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
5. Frekuensi nafas membaik ( 5)
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan energi komplementer yang sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dengan cara menilai sejauh mana tujuan dari
rencana keperawatan tercapai atau tidak.Dalam mengevaluasi, perawat harus memiliki pengetahuan dan kemampuan
untuk memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang
dicapai, serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Evaluasi keperawatan pada
asuhan keperawatan Efusi Pleura yaitu :
1. Pola Nafas membaik
2. Nyeri akut teratasi
3. Aktivitas sehari-hari kembali baik
EBP (Efidence Based Practice) Pursed Lip Breathing
Metode/alat Subyek
No Studi/penulis Tujuan Hasil Simpulan Protap (Saran)
ukur Penelitian
1. Pengaruh Untuk Penelitian ini Populasi dalam Hasil analisis Sebelum Diharapkan
teknik pursed mengetahui menggunakan penelitian ini statistik diperoleh data dilakukan teknik Tenaga
lips breathing ada pengaruh quasy yaitu semua nilai rata-rata pursed lips kesehatan
dan posisi semi atau tidaknya experiment pasien sesak napas breathing pada dapat
fowler dalam teknik pursed dengan desain sesak napas dan responden sebelum pasien yang mengaplikasikan
mengurangi lips breathing two group pre jumlah sampel dilakukan teknik mengalami sesak teknik
sesak nafas dan posisi test and post test terdapat 44 pursed lips napas rata-rata pursed lips
pada pasien semi fowler . responden breathing adalah frekuensi breathing yang
dengan dalam 24,82. Setelah pernapasan pasien lebih optimal
gangguan mengurangi diberikan teknik yaitu 24 kali dan posisi semi
pernafasan sesak napas pursed lips dalam satu menit fowler terhadap
pada pasien breathing rata-rata dan skala borg pasien dengan
dengan sesak napas 3 (sesak sedang) keluhan sesak
gangguan responden mengalami dan setelah napas dan dapat
respirasi penurunan, dilakukan teknik menjelaskan
di RSUD dr. yaitu 22,64. Sebelum pursed lips manfaat atau
Chasbullah dilakukan breathing sesak tujuan dari
Abdul Madjid teknik posis semi napas pasien setiap tindakan
Kota Bekasi fowler adalah 24,82. mengalami mandiri
tahun 2019. Setelah diberikan penurunan sehingga dalam
teknik posisi semi dengan memberikan
fowler rata-rata sesak rata-rata 22 kali asuhan
napas dalam 1 menit keperawatan
responden mengalami dan skala borg 2 lebih maksimal,
penurunan, (sesak ringan). lebih efisien,
yaitu 22,77. Hal ini lebih hemat,
menunjukkan dan
teknik bisa
pursed lips memberikan
breathing ada edukasi untuk
pengaruh dalam menerapkan
penurunan tindakan ini
sesak napas. Hasil secara
uji Paired Sample mandiri di saat
T Test diperoleh terjadi sesak
P value = 0,000 napas untuk
(< mengatasi sesak
0,05) artinya ada napas.
pengaruh teknik
posisi semi
fowler terhadap
penurunan
respiratory rate
pada
pasien sesak
napas dengan
gangguan
respirasi di
RSUD dr.
Chasbullah
Abdul Madjid
Bekasi Kota
Tahun
2019.
2. Analisis Untuk Pengambilan Tn. T umur 68 tahun, Hasil analisa Melakukan
praktik klinik menganalisis sampel dengan keluhan utama yang dari ketiga intervensi
keperawatan intervensi menggunakan dirasakan klien adalah pasien latihan
pada pasien latihan metode total klien mengatakan menunjukkan pernafasan
gangguan pernapasan sampling dan sesak nafas. Sesak latihan pursed lips
pernafasan pursed lips didapatkan nafas dirasakan sejak pernapasan breathing di
dengan breathingpada sampel sejumlah ± 3 jam sebelum pursed ruang Instalasi
latihan pasien 3 orang masuk RS dan dibawa lips breathing Gawat Darurat
pernapasan gangguan ke menurunkan Rumah Sakit
pursed lips pernafasan di Instalasi Gawat sesak napas pada Umum Daerah
breathing di Ruang Darurat pada pukul pasien gangguan Abdul Wahab
ruang instalasi Instalasi 19.00 WITA, pada pernafasan. Sjahranie
gawat darurat Gawat Darurat pemeriksaan fisik Penerapan Samarinda
rsud abdul Rumah Sakit didapatkan terdengar intervensi inovasi sebagai upaya
wahab Umum Daerah suara wheezing pada perlu menurunkan
sjahranie Abdul Wahab paru dan RR: 30 dilakukan di sesak dan
samarinda Sjahranie x/menit. Ny. N umur ruang Instalasi mengontrol
tahun 2015 Samarinda. 28 Gawat Darurat pernapasan pada
tahun, keluhan utama agar pasien penderita
yang dirasakan klien dapat mengontrol gangguan
adalah klien pernapasan saat pernafasan.
mengatakan sesak serangan b.
nafas. gangguan Mengoptimalka
Sesak nafas pernafasan n intervensi
dirasakan sejak ± 1 terjadi. latihan
jam sebelum masuk pernapasan
RS dan dibawa ke pursed lips
Instalasi breathing di
Gawat Darurat pada ruang
pukul 22.00 WITA, Instalasi Gawat
pada pemeriksaan Darurat Rumah
fisik didapatkan Sakit Umum
terdengar suara Daerah Abdul
wheezing pada paru Wahab
dan RR: 28 x/menit. Sjahranie
Tn. M umur 60 Samarinda.
tahun,
keluhan utama yang
dirasakan klien
adalah klien
mengatakan sesak
nafas. Sesak
nafas dirasakan sejak
± 1 jam sebelum
masuk RS dan dibawa
ke Instalasi Gawat
Darurat pada pukul
04.00 WITA, pada
pemeriksaan fisik
didapatkan terdengar
suara wheezing pada
paru dan RR: 28
x/menit.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. I DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR
OKSIGENASI - PENYAKIT EFUSI PLEURA
DI RUANG FLAMBOYAN RSUD KABUPATEN TANGERANG
I. RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak nafas dan batuk
Keterangan
= Laki-Laki = Pasien
= tinggalserumah
= Perempuan = Meninggal
5. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum Sakit
1) Frekuensi BAB : Pasien BAB 1x/hari dan berbau
khas.
2) Konsistensi : Lunak dan padat
3) Warna : Kuning kecoklatan
4) Keluhan Dan Kesulitan BAB :Tidak ada keluhan dan kesulitan
5) Penggunaan Obat Pencahar :Tidak menggunakan obat pencahar
Selama Sakit
Selama Sakit
4) Gigi
a) Jumalah : 32 Buah
b) Kebersihan : Tampak kotor
c) Masalah : Tidak terdapat kelainan
5) Telinga
a) Fungsi pendengaran : Baik tidak ada kelainan
b) Bentuk : Simetris
c) Kebersihan : Tampak bersih
d) Serumen : Tidak ada serumen
e) Nyeri Telinga : Tidak ada nyeri tekan
c. Leher
1) Bentuk : simetris
2) Pembesaran tyroid : Tidak terdapat pembesaran tiroid
3) Kelenjar getah bening : Tidak terdapat kelenjar getah bening
4) Nyeri waktu menelan : Pasien mengatakan tidak nyeri saat menelan
5) JVP : Tidak ada peningkatan JVP
d. Dada (Thorax)
1) Paru-paru
Inspeksi : Permukaan paru kanan tertinggal, tidak ada lesi, frekuensi
nafas 28x/menit
Palpasi : Tidak ada benjolan dan masa, nyeri tekan pada dada
kanan
Perkusi : Suara sonor pada lobus paru kiri, dan redup pada lobus
paru kanan
Auskultasi : tidak ada whezzing dan ronchi
2) Jantung
Inspeksi : Tidak terdapat pembesaran jantung
Palpasi : nyeri tekan pada dada sebelah kanan
Perkusi : Pekak pada ICS 2-5
Auskultasi : Tidak terdapat murmur
e. Abdomen
Inspeksi : Tampak asites, tidak ada bekas luka
Aukultusi : Bising usus 8x/menit
Perkusi : Tympani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa atau benjolan,
turgor kulit kembali <2 detik
f. Genetalia : Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada genetalia
g. Anus dan rectum : Tidak ada kelainan
h. Ekstremitas
1) Atas
Kekuatan otot kanan dan kiri : 5/5
ROM kanan dan kiri : Pasien selalu melakukan ROM pada kanan
dan kiri agar tidak merasa kaku
Perubahan bentuk tulang : Tidak terdapat perubahan bentuk
Pergerakan sendi bahu : Tidak terdapat kelainan dan pergerakan
aktif
Perabaan Akral : Akral teraba hangat
Pitting edema : Tidak terdapat udem
Terpasang infus : Terpasang infus RL/ 12 jam pada
exstermitas kiri
2) Bawah
Kekuatan otot kanan dan kiri : 5/5
ROM kanan dan kiri : Pasien selalu melakukan ROM pada kanan
dan kiri agar tidak merasa kaku
Perubahan bentuk tulang : Tidak terdapat perubahan bentuk
Varises : Tidak terdapat varises
Perabaan Akral : Akral teraba hangat
Pitting edema : Tidak terdapat udem
i. Intergumen : tidak terdapat lesi dan terkstur kulit normal
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,7 - 15,5 g/dl 16,3 Tidak normal
Lekosit 3,60 - 11.00 x10,3/ul 18,35 Tidak normal
Hematokrit 35 - 47 % 46
Trombosit 140 - 440 x10,3/ul 446 Tidak normal
HITUNG JENIS
Basofil 0-1 % 0
Eosinofil 2-4 % 0 Tidak normal
Batang 3-5 % 0 Tidak normal
Segmen 50 – 70 % 81 Tidak normal
Limfosit 25 – 40 % 12 Tidak normal
Monosit 2–8 % 7
KIMIA
KARBOHIDRAT
Gula Darah < 180 Mg/dl 140
Sewaktu
FUNGSI HATI
0 – 35 U/L 16
SGOT
0 – 35 U/L 17
SGPT
FUNGSI
GINJAL 0 – 50 Mg/dl 14
Creatinin
ELEKTROLIT 135 – 147 mEq/L 151 Tidak normal
3,5 – 5,0 mEq/L 3,7
Natrium (Na) 96 - 105 mEq/L 112 Tidak normal
Kalium (K)
Chloride (C) Negatif Negatif
SWAB
ANTIGEN
Antigen SARS-
CoV-2
Pemeriksaan
cairan pleura
Makroskopis
Warna
Kuning
Kekeruhan
Agak keruh
Bekuan
+
Mikroskopis
Jumlah sel
1000-5000 1008
Diif count
/mm2
Sel mesotelial
3-70 %
Monosit
30-75 %
Limfosit
2-30 %
PMN
<10 % 42
MN
% 58
Transudat Eksudat
2. Pemeriksaan diagnostik
Tanggal pemeriksaan 03-11-2020
V. TERAPI MEDIS
Obat Peroral :
Rifampicin 1x600mg Antibiotik Mengobati beberapa
Pyrazinamide 3x 500 mg Obat keras & penyakit akibat infeks
pyrazinamide bakteri
Etambutol 3x500mg 500mg Untuk terapi tuberkulosis
B6 1x Antituberkulosis
Untuk terapi tuberkulosis
Obat Antibiotik
Perenteral : Sefalosporin Mengobati dan mencegah
Ceftriaxone Kandungan infeksi bakteri
ceftriaxone 1
gram
Edukasi
Kolaborasi
6. Mengobservasi
tanda-tanda vital
7. Kolaborasi
bersama dokter
melakukan
tindakan efusi
pleura pada pukul
11.30
X. EVALUASI KEPERAWATAN
Pengkajian PRST :
P : nyeri dirasakan berkurang dan sudah bisa
beraktifitas sederhana atau berubah posisi
Q :-
R : Dada sebelah kanan
S : nyeri sedang dengan skala 1 (0-10)
Nyeri akut T : Hilang timbul
Jum’at (nyeri dada)
06 b.d agen O : Keadaan umum : sedang
Noveber pencedera
fisiologis TTV
2020 TD:110/70 mmHg
N : 88x/menit
RR : 26x/menit
S : 36,7 0C
Cairan infus paten
Lingkungan sekitar pasien aman dan nyaman
A: Masalah nyeri akut (Nyeri dada ) teratasi
P: intervensi dihentikan
3. Jum’at Intoleransi S:
06 aktifitas b.d
Noveber Kelemahan Pasien mengatakan sesak yang dirasakan berkurang
2020 fisik tetapi masih belum kuat untuk beraktifitas seperti
berjalan ke kamar mandi tetapi sudah bisa berubah
posisi dari duduk ke tidur terlentang
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Jurnal
Pada jurnal pertama, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Maulana, Iwan
(2019) yang berjudul Pengaruh Teknik Pursed Lips Breathing dan Posisi Semi
tidaknya teknik pursed lips breathing dan posisi semi fowler dalam
mengurangi sesak napas pada pasien dengan gangguan respirasi di RSUD dr.
Chasbullah Abdul Madjid. Populasi dalam penelitian ini ini yaitu semua pasien
breathing efektif untuk menurunkan keluhan sesak nafas. Hasil uji Paired Sample
T Test diperoleh P value = 0,000 (< 0,05) artinya ada pengaruh teknik
pursed lips breathing terhadap penurunan respiratory rate pada pasien sesak
Dimana Sebelum dilakukan teknik pursed lips breathing pada pasien yang
mengalami sesak napas rata-rata frekuensi pernapasan pasien yaitu 24 kalidalam
satu menit dan skala borg 3 (sesak sedang) dan setelah dilakukan teknik
pursed lips breathing sesak napas pasien mengalami penurunan dengan rata-
Pursed Lips Breathing di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Abdul Wahab
seperti saat menghirup wangibunga mawar. Hembuskan dengan lambat dan rata
mulut memberikan tahanan lebih sedikit pada udara yang dihembuskan). Hitung
saat meniup lilin. Sambil duduk di kursi: lipat tangan diatas abdomen, hirup napas
pernapasan bertujuan untuk melatih cara bernapas yang benar, melenturkan dan
yang ditandai dengan penurunan gejala dan meningkatkan kualitas hidup bagi
penderitanya.
untuk memperbaiki fungsi alat pernapasan, juga bertujuan melatih penderita untuk
dapat mengatur pernapasan pada saat terasa akan datang serangan, ataupun
melalui hidung dan mengeluarkan udara dengan cara bibir lebih dirapatkan atau
paru-paru dengan Pursed Lips Breathing ini adalah cara yang sangat mudah
dilakukan, tanpa memerlukan alat bantu apapun, dan juga tanpa efek negatif
jalan napas selama ekspirasi dan mengurangi jumlah udara yang terjebak
menjadi lebih tenang, tidak kelelahan saat bernapas ketika kondisi krisis atau
kolaps unit paru dan membantu pasien untuk mengendalikan frekuensi serta
pasien mencapai kontrol terhadap dispnea dan pernapasan yang panik (Bruner &
suddarth, 2002).
pernapasan pada pasien gangguan pernafasan. Menurut Visser (2011) bahwa PLB
pada bronki saat ekspirasi sehingga gejala gangguan pernafasan seperti sesak
dengan cara menghirup napas melalui hidung sambil menghitung sampai 3 seperti
saat menghirup wangi bunga mawar. Hembuskan dengan lambat dan rata melalui
memberikan tahanan lebih sedikit pada udara yang dihembuskan). Hitung hingga
meniup lilin. Sambil duduk di kursi: lipat tangan diatas abdomen, hirup napas
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis dan kesenjangan teori, bahwa teknik pernafasan
pursed lips breathing, mampu diaplikasikan pada pasien pasien dengan gangguan
kebutuhan dasar oksigenasi, selain mudah dilakukan terapi latihan ini efektif
untuk mengurangi sesak yang bisa dilihat dan dievaluasi dengan jumlah respirasi
pasien.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Riska Nova Nurdianasari 2019 “Asuhan Keperawatan Pada Klien Efusi Pleura
Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pola Nafas Di Ruang
Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan”
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1.Cetakan III, Jakarta Selatan :
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1.Cetakan II, Jakarta Selatan :
Dewan Pengurus Pusat PPNI