Anda di halaman 1dari 10

JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah

Lisensi Creative Commons Atribusi-


HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.57 Internasional. Internasional.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN ISLAMI PERAWAT PELAKSANA


TERHADAP PASIEN SAFETY DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
BANDUNG TAHUN 2017

Rahmat

Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

E-mail : syifataini.sastro17@gmai.com

Abstrak

Islam telah mengajarkan tentang pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan


komprehensif baik bio-psiko-sosio-kultural maupun spritual yang ditujukan kepada individu
maupun masyarakat, dengan pemikiran yang hipotetik tentang pelayanan kesehatan yang
Islami dapat mewujudkan pelayanan prima di rumahsakit-rumahsakit Islam. Patien safety
telah menjadi isu dunia yang perlu mendapat perhatian bagi sistem pelayanan kesehatan.
Patien safety merupakan prinsip dasar dari pelayanan kesehatan yang memandang bahwa
keselamatan merupakan hak bagi setiap pasien dalam menerima pelayanan kesehatan.
Metode: jenis penelitian quasi eksperimen dengan rancangan adalah pretest-posttest with
control group design fase, dengan 60 sample yang dibagi dua kelompok yang satu sebagai
kelompok kontrol dan satu sebagai kelompok intervensi. Hasil: tahap pertama: untuk
melihat penerapan patien safety oleh perawat pelaksana di 4 ruangan. Tahap ke dua penerapan
modul keperawatan islami terhadap kelompok intervensi, tahap ke 3 akan ada pengaruh
modul pelayanan islami terhadap patien safety.uji statistic didapat hahwa Sig 0,000 < 0,05 ada
perbedaan yang signifikan pelaksanaan patien safety sesudah dilakukan intervensi pada
kelompok intervensi. Uji general linier model menunjukkan ada beda kelompok intervensi
pre-test dan post-test secara umum tidak ada perbedaan pencapaian patien safety antar
kedua kelompok. Hasil tes tidak ada perbedaan rata rata selisih skor pencapaian kompetensi
antar keempat pengukuran yaitu p=0,230(P<α): hasil uji statistic didapat.

Kata Kunci : Keperawatan Islami, Patient Safety, pelayanan Islami, Pelatihan.

Latar Belakang

Paradigma pelayanan di dunia transformasi besar, situasi global dan


kesehatan kini sudah berubah, dari kompetitif pun tak terelakkan. Konsep
pandangan lama "pemberi jasa pelayanan" manajemen yang jelas dibutuhkan untuk
yang merasa sangat berjasa kepada pasien, membuat perkembangan rumah sakit di
berubah menjadi "pelayan jasa kesehatan" Indonesia berjalan dengan cepat. Konsep
yang menganggap pasien sebagai manajemen inilah yang akan mengantarkan
pelanggan (customer oriented) (Widajat, rumah sakit untuk meningkatkan mutu
2008). Rumah sakit juga mengalami pelayanan yang memperhatikan tuntutan

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 8


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
Lisensi Creative Commons Atribusi-
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.57 Internasional. Internasional.

masyarakat. Konsumen kini tidak lagi didasari dengan iman, ilmu dan amal.
mempertimbangkan fungsi, harga, cita rasa Untuk dapat memberikan asuhan medik dan
ataupun prestise, namun juga asuhan keperawatan kepada pasien, dokter
mempertimbangkan nilai baik buruk, halal dan perawat dituntut memiliki ketrampilan
haram yang berhubungan dengan intelektual, interpersonal, tehnikal serta
keyakinannya. Mayoritas penduduk muslim memiliki kemampuan berdakwah amar
di Indonesia hingga mencapai 91,94 % jelas ma’ruf nahi mungkar.
menjadi alasan kuat bagi bisnis berbasis Melaksanakan pelayanan kesehatan
islam termasuk pula pelayanan kesehatan profesional yang Islami terhadap individu,
dan rumah sakit. Namun hingga saat ini keluarga, kelompok maupun masyarakat
jumlah rumah sakit islam atau rumah sakit dengan berpedoman kepada kaidah-kaidah
bernuansa islam yang beroperasi Islam, medik dan keperawatan yang
memberikan pelayanan kesehatan masih mencakup: (1) menerapkan konsep, teori
jauh dari memadai (Ayuningtyas, 2008) dan prinsip dalam keilmuan yang terkait
Walaupun jumlah rumah sakit yang dengan asuhan medik dan asuhan
bernuansa islam masih belum banyak, keperawatan dengan mengutamakan
namun rumah sakit islam harus tetap pedoman pada Al-Qur’an dan Hadits, (2)
meningkatkan mutu pelayanan agar dapat melaksanakan asuhan medik dan asuhan
bertahan di kompetesi global dan keperawatan dengan menggunakan
pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan pendekatan Islami melalui kegiatan
islami untuk masyarakat. Terdapat lima kegiatan pengkajian yang berdasarkan bukti
aspek pelayanan kesehatan islami yaitu (evidence-based health care), (3)
sikap dan perilaku petugas yang islami, mempertanggungjawabkan atas segala
fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan tindakan dan perbuatan yang berdasarkan
islami, prosedur tata cara atau mekanisme bukti (evidence-based healthcare), (4)
pelayanan kesehatan islami, suasana berlaku jujur, ikhlas dalam memberikan
pelayanan kesehatan islami serta pertolongan kepada pasien baik secara
pembiayaan pelayanan kesehatan islami individu, keluarga, kelompok maupun
(Ayuningtyas, 2008). masyarakat dan semata-mata mengharapkan
Islam telah mengajarkan tentang ridho Allah, (5) bekerjasama dengan tenaga
pelayanan kesehatan yang memberikan kesehatan lainnya untuk meningkatkan
pelayanan komprehensif baik bio-psiko- mutu pelayanan kesehatan dan
sosio-kultural maupun spritual yang menyelesaikan masalah pelayanan
ditujukan kepada individu maupun kesehatan yang berorientasi pada asuhan
masyarakat. Kegiatan medis dan medik dan asuhan keperawatan yang
keperawatan dalam Islam merupakan berdasarkan bukti (evidence-based health
manifestasi dari fungsi manusia sebagai care). Praktek pelaksanaan evidence-based
khalifah dan hamba Allah dalam healthcare adalah integrasi kemampuan
melaksanakan kemanusiaannya, menolong klinis individual dengan bukti klinis
manusia lain yang mempunyai masalah eksternal yang terbaik dan yang tersedia
kesehatan dan memenuhi kebutuhan dari penelitian klinis yang sistematis
dasarnya baik aktual maupun potensial. (akurasi dan presisi tes diagnostik, kekuatan
Permasalahan klien (pasien) dengan segala tanda-tanda prognosis, kemangkusan serta
keunikannya tersebut harus dihadapi keamanan terapi, rehabilitasi dan tindakan
dengan pendekatan silaturrahmi prevensi). (Rusdi Lamsudin 2005)
(interpersonal) dengan sebaik-baiknya

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 9


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
Lisensi Creative Commons Atribusi-
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.57 Internasional. Internasional.

Perawat pelaksana memiliki peran


besar dalam pelaksanaan patient safety. Metode Penelitian
Peran tersebut di antaranya mencegah
terjadinya kesalahan pengobatan, Penelitian ini merupakan jenis
melaporkan kejadian, mendidik diri sendiri penelitian quasi eksperimen dengan
dan sesama perawat, memberikan rancangan yang digunakan adalah pretest-
rekomendasi tentang perubahan dalam posttest with control group design, yaitu
prosedur dan kebijakan, melibatkan dalam terdapat dua kelompok yang satu sebagai
mengidentifikasi masalah (Ramsey, 2005). kelompok kontrol dan satu sebagai
MNT (2009) mengatakan bahwa perawat kelompok intervensi. Rancangan
memegang peran kunci dalam memenuhi penelitian ini kelompok intervensi
tujuan keselamatan pasien dalam hal obat- menerima perlakuan/intervensi
obatan, komunikasi dan keamanan pasien. sedangkan pada kelompok kontrol
Peran tersebut menjadi tantangan bagi tidak dilakukan intervensi. Sebelum
perawat. kelompok intervensi diberi intervensi,
Patien safety telah menjadi isu dilakukan pengukuran awal ( pre test ) pada
dunia yang perlu mendapat perhatian bagi kelompok intervensi dan kelompok
sistem pelayanan kesehatan. Patien safety control untuk menentukan kemampuan
merupakan prinsip dasar dari pelayanan awal. Selanjutnya pada kelompok
kesehatan yang memandang bahwa intervensi dilakukan intervensi sesuai
keselamatan merupakan hak bagi setiap dengan yang direncanakan, sedangkan pada
pasien dalam menerima pelayanan kelompok control tidak dilakukan
kesehatan (Permenkes RI, 2011). Patient intervensi. Kelompok intervensi diberikan
safety juga dapat diartikan sebagai suatu intervensi berupa penerapan pelatihan
keadaan pasien yang bebas dari cidera yang keperawatan Islami.
tidak seharusnya terjadi atau bebas dari
cidera yang berisiko dapat terjadi (KPP-RS,
2008).

Tabel 1. Hasil Pengukuran Patient Safety Kelompok Intervensi dan Kontrol

Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol


Variabel Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(orang) (%) (orang) (%)
1. Patient safety
pengukuran ke 1
Kurang - - - -
Cukup 10 33,3 13 43,3
Baik 20 66,7 7 56,7
2. Patient safety
pengukuran ke 2
Kurang - - - -
Cukup 7 23,3 13 43,3
Baik 23 76,7 7 56,7
3. Patient safety
pengukuran ke 3
Kurang - - - -
Cukup 8 26,7 13 43,3
Baik 22 73,3 7 56,7

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 10


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
Lisensi Creative Commons Atribusi-
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.57 Internasional. Internasional.

Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol


Variabel Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(orang) (%) (orang) (%)
4. Patient safety
pengukuran ke 4
Kurang - - - -
Cukup 6 20 13 43,3
Baik 24 80 7 56,7

Berdasarkan tabel menunjukkan besar masuk dalam kategori cukup yaitu


pada kelompok intervensi seluruhnya sebesar 43,3%. Untuk patient safety
masuk dalam kategori baik yaitu sebesar pengukuran ke 3 pada kelompok intervensi
100%, begitu pula pada kelompok kontrol sebagian besar masuk dalam kategori baik
seluruhnya masuk dalam kategori baik yaitu yaitu sebesar 73,3%, sedangkan pada
sebesar 100%. Untuk patient safety kelompok kontrol sebagian besar masuk
pengukuran ke 1 pada kelompok intervensi dalam kategori cukup yaitu sebesar 43,3%.
sebagian besar masuk dalam kategori baik Untuk patient safety pengukuran ke 4 pada
yaitu sebesar 66,7%, sedangkan pada kelompok intervensi sebagian besar masuk
kelompok kontrol sebagian besar masuk dalam kategori baik yaitu sebesar 80%,
dalam kategori cukup yaitu sebesar 43,3%. sedangkan pada kelompok kontrol sebagian
Untuk patient safety pengukuran ke 2 pada besar masuk dalam kategori cukup yaitu
kelompok intervensi sebagian besar masuk sebesar 43,3%.
dalam kategori baik yaitu sebesar 76,7%,
sedangkan pada kelompok kontrol sebagian

Tabel 2. Indikator Patient Safety

No Sub Varibel Skor Total %


1 Identifikasi Pasien 663 720 92
2 Komunikasi Efektif 345 480 72
3 Keamanan Obat 259 360 72
4 Tepat lokasi & pasien 460 480 96
5 Pencegahan Resiko Infeksi 295 360 82
6 Pencegahan Resiko Jatuh 169 240 70

Berdasarkan hasil analisis pada tabel komunikasi efektif 72% dan indikator
dapat disimpulkan bahwa indikator resiko jatuh 70%.
ketepatan lokasi pasien mendapatkan skor
sebesar 96%, indikator identifikasi pasien
92%, indikator resiko infeksi 82%,
indikator keamanan obat 72%, indikator

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 11


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
Lisensi Creative Commons Atribusi-
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.57 Internasional. Internasional.

Tabel 3. Uji Beda Rata-Rata Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien, Sesudah Intervensi
pada Kelompok Intervensi & Kelompok Kontrol

Kelompok N Rerata Pvalue


Eksperimen 30 73,03
0,000
Kontrol 30 66,27

Pada tabel tampak hasil uji statistik patien safety sesudah diberlakukan
didapatkan bahwa Sig 0,000 < 0,05 maka intervensi, pada kelompok intervensi &
H0 ditolak, dan kesimpulanya adalah ada kelompok kontrol.
perbedaan yang signifikan pelaksanaan

Tabel 4. Distribusi Capaian Skor Pelaksanaan Patien Safety Pada Kelompok Intervensi
dan Kelompok Kontrol.

Pengukuran Kelompok Mean Std. N


Deviation
Pengukuran Pertama Intervensi 69,67 7,635 30
Kontrol 70,00 7,978 30
Total 69,83 7,744 60
Pengukuran Kedua Intervensi 73,97 4,657 30
Kontrol 67,83 8,879 30
Total 70,90 7,679 60
Pengukuran Ketiga Intervensi 73,27 4,785 30
Kontrol 68,10 9,163 30
Total 70,68 7,701 60
Pengukuran Keempat Intervensi 73,03 5,430 30
Kontrol 66,27 7,570 30
Total 69,65 7,369 60

Distribusi rata-rata pencapaian kompetensi pengukuran ke-3 pada kelompok intervensi


pengukuran ke-1 pada kelompok intervensi menunjukan skor rata-rata sebesar 73,27
menunjukan skor rata-rata sebesar 69,67 dengan standar deviasi 4,785 sedangkan
dengan standar deviasi 7,635 sedangkan pada kelompok kontrol menunjukan skor
pada kelompok kontrol menunjukan skor rata-rata sebesar 70,68 dengan standar
rata-rata sebesar 70 dengan standar deviasi deviasi 9,163. Pencapaian kompetensi
7,978. Pencapaian kompetensi pengukuran pengukuran ke-4 pada kelompok intervensi
ke-2 pada kelompok intervensi menunjukan skor rata-rata sebesar 73,03
menunjukan skor rata-rata sebesar 73,97 dengan standar deviasi 5,430 sedangkan
dengan standar deviasi 4,657 sedangkan pada kelompok kontrol menunjukan skor
pada kelompok kontrol menunjukan skor rata-rata sebesar 66,27 dengan standar
rata-rata sebesar 67,83 dengan standar deviasi 7,570.
deviasi 8,879. Pencapaian kompetensi

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 12


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
Lisensi Creative Commons Atribusi-
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.57 Internasional. Internasional.

Grafik rata-rata pencapaian skor 1. Uji perbedaan pelaksanaan sasaran


pelaksanaan sasaran keselamatan pasien keselamatan pasien, sesudah &
antar kelompok menunjukan perbedaan sebelum intervensi pada kelompok
yang signifikan. Pada kelompok intevensi
intervensi & kelompok kontrol.
pencapaian skor pelaksanaan patient safety
lebih maksimum dibandingkan dengan Hasil uji statistik didapatkan
kelompok kontrol. Pada kelompok bahwa Sig 0,000 < 0,05 maka H0
intervensi pencapaian skor mulai ditolak, dan kesimpulanya adalah ada
menunjukan peningkatan dan maksimum perbedaan yang signifikan pelaksanaan
mulai dari pengukuran ke 2. Hasil tersebut patient safety sesudah diberlakukan
memperlihatkan bahwa pelatihan perawat intervensi, pada kelompok intervensi &
islami yang dilakukan di ruangan cukup kelompok kontrol.
potensial dalam pencapaian pelaksanaan Dalam intervensi melalui
Patient safety dengan waktu yang lebih pelatihan keperawatan islami yang
singkat dibandingkan dengan ruangan yang menamkan nilai
belum menerapkan pelatihan tersebut. maka a. Professional yang di dalamnya
kesimpulanya adalah pelatihan tersebut terkandung pesan bahwa
harus diberikan lebih dari satu kali. Keperawatan islami mengutamakan
bekerja dengan cerdas, dan dilandasi
ilmu sesui dengan Al-Quran Surat Al
_mujadllah: 11 “ Niscaya allah akan
Pembahasan meninggikan orang-orang
diantaramu dan orang-orang yang
Hasil uji statistik didapatkan bahwa berilmu pengetahuan beberapa
Sig 0,011 < 0,05 maka H0 ditolak, dan derajat”.
kesimpulanya adalah ada perbedaan yang b. Ramah menuntun bekerja dengan
signifikan pelaksanaan patient safety muka cerah, senyum, komunikasi
sebelum & setelah diberlakukan intervensi yang baik, sikap yang menyejukkan.
pada kelompok intervensi. “ sesungguhnya jika kamu tidak
menolong mereka dengan hartamu,

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 13


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
Lisensi Creative Commons Atribusi-
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.57 Internasional. Internasional.

maka (dapat juga) kamu menolong Allah untuk selalu bersabar,


mereka dengan muka berseri dan sebagaimana janji-Nya dalam akhir
pekerti yang baik”. ( HR.abu Ya’la) surat Az-Zumar ayat 10:
c. Amanah mengembangkan sifat : “Sesungguhnya hanya
jujur, bertanggung jawab, terpecaya orang-orang yang bersabarlah yang
“ sesungguhnya Allah dicukupkan pahala mereka tanpa
memerintahkan kamu sekalian untuk batas”.
menunauikan anamat kepada Dalam surat lain, Allah
Ahlinya”. (QS. An-Nisa :58) dengan indah menggambarkan
d. Istiqomah mengajarkan bekerja bahwasanya orang-orang yang kelak
dengan sungguh sungguh, konsisten, mendapatkan keberkatan yang
komitmen tinggi, bekerja keras, ulet, sempurna yaitu mereka yang masuk
tidak menegenal lelah, yang sesuai ke dalam kategori ayat ini:
dengan salah satu sifat Rasul Allah Dan sungguh akan Kami
SAW. berikan cobaan kepadamu, dengan
e. Sabar mengajarkan bekerja dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
tenang, tidak tergesa gesa, tetapi kekurangan harta, jiwa dan buah-
cepat dan tepat, terus berupaya saat buahan. dan berikanlah berita
tawakal, sabar tidak berarti lamban, gembira kepada orang-orang yang
innallaha ma’ashobirin sabar. (yaitu) orang-orang yang
(sesungguhnya Allah menyukai apabila ditimpa musibah, mereka
orang yang sabar) mengucapkan: “Inna Lillaahi Wa
Firman allah : Hai orang- Innaa Ilaihi Raaji’uun”
orang yang beriman, jadikanlah Pujian Allah bagi orang-
sabar dan shalat sebagai orang yang sabar Sebagaimana yang
penolongmu, Sesungguhnya Allah terdapat dalam Al-Baqarah akhir
beserta orang-orang yang sabar. ayat 177: “…Dan orang-orang yang
(Q.S. Al Baqarah ayat 153) bersabar dalam kesulitan,
Sabar adalah menahan diri penderitaan dan dalam peperangan.
ataupun menyiapkan diri untuk tidak Mereka itulah orang-orang yang
mudah terganggu, tidak mudah benar imannya dan mereka itulah
tergoda dan tidak mudah dibawa orang-orang yang bertaqwa.”
kemanapun tanpa kejelasan. Maka Ihklas Bekerja harus ihklas,
di dalam menghadapi suatu ujian jangan terpaksa, Al ‘amalu bi niyah
dan cobaan serta kesabaran ada tiga (setiap pekerjaan dinilai sesuai
hal, sabar dalam menunaikan niatnya ) (al hadist). Bekerja dengan
ibadah, sabar dalam menghadapi niat ihklas akan mendapatkan pahala
musibah dan sabar dalam menjauhi dan bila tidak ikhlas tidak berpahala
maksiat seseorang bisa di katakan “ Dan tidaklah mereka disuruh,
sabar apabila dalam kehidupannya kecuali supaya menyembah Allah
dia tidak selalu merasa menyesal, dengan mengkhilaskan kataatan
dalam hidupnya dia selalu kepadaNya dalam menjalankan
memandang ke arah Agama dengan lurus” (QS al
kemajuan(positive thinking), karena Bayyinah : 5) “Padahal mereka tidak
seseorang yang di limpahkan disuruh kecuali supaya menyembah
keimanan akan selalu meyakini janji Allah dengan memurnikan ketaatan

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 14


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
Lisensi Creative Commons Atribusi-
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.57 Internasional. Internasional.

kepada-Nya dalam (menjalankan) 1. Ada perbedaan yang signifikan


agama”. (QS. Al Bayyinah : 5) kelompok intervensi sebelum dan
HR Ahmad: Rasulullah sesudah dilakukan pelatihan dengan
shallallahu ‘alaihi wa sallam nilai p value 0,000 < 0,05)
bersabda, “Sesungguhnya sesuatu 2. Karakteristik responden pada rentan
yang paling aku takutkan terjadi usia dewasa dan sebagian besar
pada kalian adalah syrik kecil”, para berpendidikan D3 yaitu sebesar 73,3%
sahabat bertanya : “Wahai pada kelompok intervensi dan kelompok
Rasulullah, apa itu syirik kecil? control.
Rasulullah menjawab : “Riya”. 3. Terdapat peningkatan Pada kelompok
HR. Bukhari : intevensi pencapaian skor pelaksanaan
“Sesungguhnya setiap amalan harus patien safety lebih maksimum
disertai dengan niat. Setiap orang dibandingkan dengan kelompok kontrol.
hanya akan mendapatkan balasan Pada kelompok intervensi pencapaian
tergantung pada niatnya. skor mulai menunjukan peningkatan dan
Barangsiapa yang hijrah karena maksimim mulai dari pengukuran ke 2
cinta kepada Allah dan Rasul-Nya setelah dilakukan pelatihan.
maka hijrahnya akan sampai kepada 4. Terdapat hasil Pelatihan keperawatan
Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa islami yang dilakukan cukup potensial
yang hijrahnya karena dalam pencapaian pelaksanaan patien
menginginkan perkara dunia atau safety dengan waktu yang singkat.
karena wanita yang ingin
dinikahinya, maka hijrahnya (hanya)
mendapatkan apa yang dia Saran
inginkan.”
Menurut peneliti nilai nilai 1. Bagi Pendidikan Keperawatan.
yang terkandung dalam keperawatan Masukan untuk Institusi pendidikan
islami membuat individu keperawatan agar memberikan
bahwasanya bekerja harus dengan kemampuan kepada mahasiswa
hati yang mengorientasikan apa keperawatan untuk dapat melakukan
yang dilakukan hanya untuk ibadah atau menerapkan keperawatan islami
tunduk rukuk sujud hanya kepada dalam melakukan asuhan keperwatan
allah, dengan pemahaman yang terhadap pasien di Rumah Sakit.
begitu maka setiap individu 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
menpunyai tanggung jawab terhadap Peneliti selanjutnya dapat
apa yang dilakukan dan mengembangkan penelitian dengan
dilaksanakan karena segala apa yang mempertimbangkan pendampingan
dilakukan di awasi oleh allah dan selama intervensi sehingga mendapatkan
akan diminta pertanggung hasil yang maksimal.
jawabkannya di akhirat kelak.

3. Bagi Pelayanan Kesehatan.


Kesimpulan Bagi rumah sakit dapat menerapkan
kebijakan tentang standar pelatihan
Berdasarkan hasil penelitian, keperwatan islami dalam upaya
diperoleh kesimpulan : peningkatan pelayanan dan bisa

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 15


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
Lisensi Creative Commons Atribusi-
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.57 Internasional. Internasional.

dilakukan secara teratur dan dilakukan Perawat dapat meningkatkan kompetensi


supervisi dan monitoring sehingga dalam pelayanan keperwatan islami
keberjalanan program bisa lebih secara istiqomah dan terus elaksanakan
masimal. tanpa dan adanya supervisi dari atasan.
4. Bagi Perawat

Daftar Pustaka

Agustian, A.G. (2009). Rahasia Sukses Kinasih., & Wahyuningsih. (2012). Peran
membangkitkan ESQ Power: Sebuah Pendampingan Spiritual Terhadap
inner Journey melalui Al. Ihsan. Motivasi Kesembuhan Pada Pasien
Jakarta: Arga Publishing. Lanjut Usia. Jurnal Stikes Volume 5,
H , Alimul. Azis., & Uliyah Musrifatul. No.1.
(2012) Buku Ajar Kebutuhan Dasar N., Laksono.I. (2008) Analisis Kepuasan
Manusia. Dalam Moh Wildan. Dan Hubungannya Dengan Loyalitas
Surabaya: Health Books Publishing. Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit
Palit,Denise. F., & Cheryl Tatang Beck. Dedi Jaya Kabupaten Brebes, Program
(2005) Nursing Research Principles Pasca Sarjana, Universitas
and Metods (7th edition). Philadelphia: Diponegoro (tidak dipublikasikan).
Lippincott. W., Lim.J. & Yi, J. (2009). The Effects of
M, Dewi. (2012). Pengaruh pelatihan religiosity, Spirituality, and Social
timbang terima pasien terhadap Support an Quality of Life: A
penerapan keselamatan pasien oleh Comparison between Korean American
perawat pelaksana di RSUD Raden and Korean Breast and Gynecologic
Mattaher Jambi. Jurnal Health & cancer survivars. Jurnal oncology
Sport, Vol. 5, No. 3. nursing forum. Vol.36 (6).699.
Hamid, A. Yani . (2005) Buku Ajar K., Mauk.L. & Schmidt, NK. (2005).
Spiritual Dalam Keperawatan. Jakarta: Spiritual Care in Nursing Practice.
Widya Medika. Philadelphia: Lippicott Williams &
Ikram. (2013) Jurnal Hubungan Wilkins.
Karakteristik Pasien Dengan Kualitas Nanda International. Diagnosis
Pelayanan: Persepsi Pasien Pelayanan Keperawatan; Definisi dan klasifikasi.
Rawat Inap RSUD Majene. Alih Bahasa; Made Saraswati, Dwi
Ilhamsyah. (2010) Hubungan Pelaksanaan widiarti, dan Estu Tiar. Jakarta:
Keperawatan Spiritual Terhadap Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2011
Kepeuasan Spiritual Pasien di Rumah Nursalam. (2011). Konsep & Penerapan
SakitIbnu Sina Makasar, Fakultas Metodologi Penelitian Ilmu
Kedokteran, Manajemen Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Thesis
Keperawatan Universitas Hasanudin. dan Instrumen Keperawatan. Edisi 2.
A, Izzan. (2010) Sakitku Ibadahku; Jakarta: Salemba Medika.
Panduan Ibadah bagi pasien, keluarga Nursalam. (2011). Manajemen
pasien, dokter, dan perawat ; agar Keperawatan Aplikasi dalam Praktek
sakit selalu bernilai ibadah. Jakarta: Keperawatan Profesional (Edisi 3)
Klinikal Mahira. Jakarta: Salemba Medika.

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 16


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
Lisensi Creative Commons Atribusi-
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.57 Internasional. Internasional.

Nurwahidah. (2013). Hubungan Kepuasan Rohman. 2009. Faktor – faktor yang


Pasien Terhadap Bimbingan Ibadah berhubungan dengan pemberian
Pasien Dengan Motivasi Sembuh di RS asuhan spiritual oleh perawat di RS
Islam Darrussalam: Fakultas Islam Jakrta. Tesis Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Padjajaran. Keperawatan Universitas Indonesia (
As’ad, Patima dan Saleh A. 2013. FIK. UI ). (Tidak dipublikasikan).
Hubungan Kepuasan Pasien S, Sastroasmoro & Ismael, S. 2008. Dasar
Berdasarkan Dimensi Pelayanan – dasar Metodologi penelitian Klinis.
Keperawatan. Word Of Mouth di Jakarta. Edisi 3.: CV. Sagung Seto.
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset
Faisal Makassar.UIN Alauddin Keperawatan.Yogyakarta. Graha Ilmu.
Makasar. (Tidak dipublikasikan) Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi
Is, Pohan. 2017. Jaminan Mutu Layanan Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka
Kesehatan. Dasar- dasar pengertian Cipta Edisi Revisi Cetakan II.
dan penerapan. Jakarta. Kedokteran Dahlan, Sopiyudin. 2012. Statistik Untuk
EGC Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta.
Potter & Perry AG. ( Y. Asih, M. Salemba Medika.
Sumarwati, D. Evriyani, L. Mahmudah, Sugiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian.
Ellen. P., Kusrini, Sari, K., E. Novie Bandung. Alfabeta.
Astari, Penerjemah ). 2005. Ajar C, Triwibowo. 2012. Perizinan dan
Fundamental Keperawatan. Konsep, Akreditasi Rumah Sakit Sebuah Kajian
Proses, dan Praktik. Jakarta. EGC. ( Hukum Kesehatan, Yogyakarta, Nuha
Buku Asli dipublikasikan 1997 ) Medika.
N, Prastiwi E & Ayubi D. 2008. Hubungan Utami, 2009. Hubungan Antara
Kepuasan Pasien Bayar Dengan Minat Pengetahuan dengan Sikap Perawat
Kunjungan Ulang Di Puskesmas dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
Wisma Jaya Kota Bekasi Tahun 2007. Pasien. di RSUD Sukoharjo, Jurnal
Makara, Kesehatan, Vol. 12, No. 1: 42- Berita Ilmu Keperawatan,
46. LM, Wright. 2005. Spirituality, Suffering,
Inggriane, Puspita. 2009. Aplikasi Asuhan and Illness Ideas for Healing.
Keperawatan Spiritual Muslim. Di R. Philadhelphia; F.A. Davis Company.
Firdaus Iii Rs. Al-Islam Bandung. C, Young. & Koopsen, C. 2007.
Jurnal Unpad. Volume 11 No. XX Spiritualitas, Kesehatan, dan
Maret 2009 – September 2009 Hal – 60 Penyembuhan. Medan Bina Media
Perintis.

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 17

Anda mungkin juga menyukai