Bab 4 - Lapkir-Tinjauan KRP

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 29

4 TINJAUAN KEBIJAKAN, RENCANA,

DAN PROGRAM
4.1. Analisis Pengaruh Kebijakan, Rencana dan Program (KRP)
RDTR Perkotaan Srono Terhadap Isu Pembangunan Berkelanjutan

Tujuan dilakukanya analisis pengaruh KRP adalah untuk mengidentifikasi


apakah KRP yang ada sudah sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan focus groups diskusi (FGD) yang dilakukan bersama masyarakat dan
pemangku kepentingan adalah tahap awal dari pengkajian pengaruh KRP
terhadap kondisi lingkungan hidup dan merupakan perwujudan azas partisipasi
yang diamanatkan dalam Undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Terlibatnya partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan
lain merupakan jaminan bahwa hasil perencanaan dan evaluasi KRP mendapatkan
legitimasi dan penerimaan oleh publik. Selain itu juga supaya masyarakat dan
pemangku kepentingan lainnya memperoleh akses untuk menyampaikan
informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang pembangunan
berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.
Selain itu disusunnya kegiatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
bertujuan untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
dalam kebijakan, rencana dan program (KRP) perkotaan Srono. KRP yang
ditelaah adalah KRP yang tertuang dalam RDTR Perkotaan Srono. Berdasarkan
KRP tersebut diharapkan beberapa KRP yang relevan dapat disempurnakan dan
diadopsi dalam menyusun kebijakan, rencana dan program pembangunan di
perkotaan Srono. Hasil analisis pengaruh materi muatan KRP yang berpotensi
menimbulkan pengaruh terhadap kondisi Lingkungan Hidup dengan isu
pembangunan berkelanjutan prioritas ditunjukkan pada Tabel 4.1.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-1
Tabel 4.1. Analisis Pengaruh Materi Muatan KRP Dengan Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas

Jumlah
Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas Pengaru Ringkasan
h Negatif
Isu-1 Isu-2 Isu-3 Isu-4 Isu-5 Isu-6 Isu-7
No Materi muatan KRP
Jaringan
Perlu
Alih Kajian
Sumber Pengolahan Transportasi
Persampahan RTH Drainase Fungsi
Daya Air Air Limbah dan Angkutan muatan
Lahan
Umum
  KLHS *}
Zona perlindungan/sempadan sungai
adalah kawasan sepanjang kanan-kiri
sungai, termasuk sungai
buatan/kanal/saluran irigasi primer yang
mempunyai manfaat penting untuk
melestarikan fungsi sungai. Perlindungan
1 0 0 0 + 0 0 0 0
terhadap sempadan sungai dilakukan
untuk melindungi sungai dari kegiatan
manusia yang dapat mengganggu dan
merusak kualitas air sungai, kondisi fisik
pinggir dan dasar sungai serta
mengamankan aliran sungai.
 

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-2
Pengembangan ruang terbuka hijau dan
klasifikasi zona ini berdasarkan pada
undang-undang no 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang. Proporsi ruang
terbuka hijau pada wilayah kota 30 %
dari luas wilayah kota dan 20%
Perlu
diantaranya berupa ruang terbuka hijau Kajian
2 0 + 0 + 0 - - 2
publik. Kriteria umum untuk menciptakan muatan
ruang terbuka hijau harus mengkaitkan
peruntukan fungsi dengan kriteria KLHS *}
vegetasi. Untuk kawasan hijau rekreasi
kota dan kawasan hijau kegiatan
olahraga 40-60% dari luas areal harus
dihijaukan.

Kecenderungan perkembangan
permukiman pada saat ini yaitu
mengikuti pola jaringan jalan sehingga
dengan adanya pengembangan jaringan
jalan maka, pengembangan permukiman
juga diarahkan bergerak linier
3 0 0 0 0 0 - + 1
disepanjang jaringan jalan baru.
Berdasarkan perhitungan luas kebutuhan
permukiman yang mengacu pada
pertumbuhan penduduk dimasa yang
akan datang, sampai dengan tahun 2037
membutuhkan luas 1.619,63 Ha.
 

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-3
Perdagangan dan jasa yang terdapat di
Perkotaan Srono terbagi menjadi
perdagangan dan jasa tunggal dan
perdagangan dan jasa deret dengan total
luas pemanfaatan lahan untuk kawasan
perdagangan dan jasa yang terdapat di
Perkotaan Srono pada tahun 2017 seluas
19,5 Ha, sedangkan berdasarkan
proyeksi pada tahun 2037 di perkotaan
Srono memerlukan tambahan lahan
4 untuk kegiatan perdagangan dan jasa - 0 - - - - + 5
seluas 78,841 ha. Adapun
Pengembangan Meliputi :
• Penataan dan Revitalisasi Pasar Srono
• Pengembangan perdangan dan jasa
khusus
• Penertiban PKL Perlu
• Penyediaan lahan untuk menampung
relokasi PKL Kajian
• Penyediaan jasa untuk bongkar muat muatan
• Sarana Perdagangan dan jasa
KLHS *}
Sarana perkantoran yang ada saat ini
berupa Kantor Kecamatan, Kantor Desa,
Koramil, dan sebagainya. Kedepannya
dikembangkan perkantoran pemerintah
Perlu
(KT – 1) yang menjadi satu dengan Kajian
5 - 0 - - - - 0 5
kawasan perdagangan dan jasa muatan
disepanjang Jalan Kolektor Primer
Banyuwangi – Srono – Jember/Muncar. KLHS *}
Adapun luas rencana zona perkantoran di
BWP Srono yaitu 1,60 Ha.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-4
Zona industri yang dikembangkan di BWP
Srono berupa Aneka Industri yang
mengolahhasil perikanan dan pertanian
Perlu
di SBWP I Kebaman Blok I-Bseluas 1,91 Kajian
6 - 0 - - - - 0 5
Ha. Sub zona aneka industri (I – 4) muatan
merupakan industri yang menghasilkan
beragam kebutuhan konsumen KLHS *}
dibedakan ke dalam 4 golongan.

Pengembangan sarana pendidikan


meliputi:
• Fasilitas Penddikan yang saat ini tetap
dipertahankan dan ditingkatkan.
• Lokasi pengembanagan baru
7 0 0 0 0 0 - 0 1
disesuaikan jumlah kebutuhan masing-
masing kelurahan, seperti sekolah dasar
dan taman kanak-kanak berada ditengah
kelompok masyarakat dan tidak
menyerangi jalan raya.  
Penambahan fasilitas kesehatan pada
tahun 2017, 2022, 2027, 2032 dan tahun
8 2037 berdasarkan standar kebutuhan 0 0 0 0 0 - 0 1
meliputi posyandu, rumah bersalin,
puskesmas pembantu, dan puskesmas.  
Sarana olahraga adalah peruntukan
ruang yang merupakan bagian dari
kawasan budidaya yang dikembangkan
untuk menampung sarana olahraga baik
9 dalam bentuk terbuka maupun tertutup 0 0 0 0 0 - 0 1
sesuai dengan lingkup pelayanannya
dengan hierarki dan skala pelayanan
yang disesuaikan dengan jumlah
penduduk.  

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-5
Sarana Sosial budaya di Perkotaan Srono
adalah balai pertemuan warga di setiap
kantor desa yang ada di Perkotaan
Srono. Arahan pengembangan untuk
sarana sosial budaya adalah
10 mempertahankan keberadaan sarana 0 0 0 0 0 - 0 1
sosial yang telah ada. Selain itu,
diperlukan pengembangan sub zona
sosial budaya berupa penambahan
gedung pertemuan/ balai warga pada
tiap desa.  
Proyeksi kebutuhan fasilitas peribadatan
diperoleh berdasarkan proyeksi penganut
agama dari jenis fasilitas peribadatan.
Untuk agama Islam asumsi yang dianut
11 0 0 0 0 0 - 0 1
adalah ratio jumlah fasilitas terhadap
pemeluk agamanya, sedangkan untuk
agama kristen berdasarkan jumlah
penduduk pendukung fasilitas tersebut.
 
Sektor perekonomian di Kecamatan
Srono lebih mengarah pada sektor
pertanian yang meliputi pertanian
tanaman pangan, holtikultura,
perkebunan dan peternakandengan
komoditi unggulan tanaman sayuran.
Dalam rangka mewujudkan
keseimbangan ekologis dan lingkungan di Perlu
BWP Srono, keberadaan lahan pertanian Kajian
12 dan perkebunan dipertahankan dan - 0 - - - - 0 5
dibatasi alih fungsi lahan: muatan
• Pengembangan jaringan irigasi teknis KLHS *}
untuk meningkatkan hasil prouksi
pertanian
• Pembatasan kegiatan terbangun
• Intensifikasi lahan pertanian dengan
tanaman yang lebih beragam
• Pengembangan pola pertanian
minapadi

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-6
• Pengembangan pembibitan ternak
• Pengembangan jalan produksi dan
distribusi pertanian
• Mengembangkan konsep pertanian
urban
Pengembangan zona peruntukan khusus
di BWP Srono adalah pengembangan TPA
di Desa Wonosobo, Blok III-A seluas 5,52
13 ha. Konsep pengolahan sampah pada + 0 0 0 0 0 0 0
TPA DI Wonosobo adalah dengan
menggunakan proses konversi thermal
melalui cara insinerasi.  
Rencana pengembangan jaringan jalan di Perlu
BWP Srono didasarkan atas pola Kajian
14 pergerakan, pengembangan wilayah, 0 0 0 - 0 - + 2
bangkitan dan tarikan pergerakan, serta muatan
keterkaitan dengan wilayah sekitarnya KLHS *}
Pokok pengembangan jaringan Perlu
pelayanan angkutan umum di BWP Srono Kajian
15 dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu 0 0 0 - 0 - + 2
sistem angkutan barang dan sistem muatan
angkutan penumpang. KLHS *}
Pengembangan jaringan listrik di BWP
Srono diarahkan mengikuti pola tata
ruang dan jaringan jalan yang
16 ada.Mengantisipasi kebutuhan daya listrik 0 0 0 0 0 0 0 0
yaitu: mengoptimalkan jaringan
distribusi, peningkatan pelayanan listrik
dan peningkatan daya energy listrik  
Kebutuhan telekomunikasi Perkotaan
Srono dilayani oleh PT Telkom yang
dipasok melalui gardu distribusi
17 0 0 0 0 0 - 0 1
kemudian dilanjutkan oleh STO (Sentra
Telepon Otomatis) yang kemudian
disalurkan kepada pelanggan.
 

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-7
Pemenuhan kebutuhan air bersih di BWP
Srono dilakukan dengan dengan cara
individual yaitu mamanfaatkan sumur
gali. Pemenuhan kebutuhan air bersih di
BWP Srono dilakukan dengan dengan
cara individual yaitu mamanfaatkan
Perlu
sumur gali. Kajian
18 0 0 + + 0 - - 2
Upaya memenuhi kebutuhan air bersih muatan
dapat dilakukan melalui:
• Pengembangan sumber air baku KLHS *}
berupa pengembangan sumur bor di
Desa Wonosobo
• Pengembangan jaringan perpipaan
(HIPAM/PDAM) di seluruh wilayah.
Sistem pembuangan (drainase) di BWP
Srono yaitu antara air hujan dan saluran
pembungan rumah tangga seperti air
bekas cucian dari rumah-rumah
penduduk menjadi satu di saluran
Perlu
drainse tersier yang terdapat di depan Kajian
19 + 0 + 0 0 - - 2
rumah dan nantinya menuju sungai. muatan
Pengembangan diarahkan pada :
normalisasi jaringan eksisting, KLHS *}
pengembangan sistem jaringan drainase,
dan pengembangan sistem biopori dan
sumur resapan.
Pengelolaan limbah secara komunal
merupakan alternatif terbaik di Perkotaan
Srono. Pengembangan jaringan air
limbah di BWP ialah : Perlu
• Pengembangan MCK umum pada Kajian
20 wilayah yang belum terlayani 0 0 0 0 + - - 2
• Pengembangan IPAL komunal disetiap muatan
lingkungan permukiman KLHS *}
• Pengembangan IPAL pasa zona
industry yang dikembangan di Desa
Kebaman

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-8
Sistem persampahan di wilayah
perencanaan menggunakan sistem
pewadahan dan menggunakan metoda
konvensional. Arahan sistem
persampahan di Perkotaan Srono ialah :
• Peningkatan & perbaikan prasarana
persampahan
• Peningkatan manajemen sistem
pengakutan sampah Perlu
• Pengembangan sistim pengolahan Kajian
21 sampah dengan konsep resude, recycle, + 0 0 0 0 - - 2
dan reuse (kompisting). muatan
• Pengelolaan sampah organik untuk KLHS *}
kompos dan biogas.
• Pengadaan bank sampah di kawasan
permukiman
• Pengembangan TPST di setiap SBWP
• Pengembangan TPA Regional untuk
menampung dan mengelola sampah
secara regional

Jalur evakuasi bencana merupakan jalur


yang dilewati untuk menyelamatkan diri
dari bencana. Jalur evakuasi diadakan
dengan tujuan memudahkan masyarakat
dalam proses evakuasi saat ada bencana,
dan membantu mempermudah
22 masyarakat menuju ke tempat 0 0 0 0 0 - 0 1
pengungsian/tempat yang aman dari
bahaya. Pada umumnya jalur evakuasi
akan di berikan tanda berupa anak panah
atau tulisan yang membantu memberikan
petunjuk pada masyarakat saat ada
bencana dan menuju tempat yang aman.
 
Dalam mendukung usaha pertanian yang
menjadi sektor unggulan BWP Srono, Perlu
23 keberadaan jaringan irigasi yang ada 0 0 0 - 0 - - 3 Kajian
saat ini harus dipertahankan muatan
keberadaannya dan dilarang untuk

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-9
dialihfungsikan. KLHS *}
Sumber: Hasil analisis, 2019

Keterangan:
+ = Materi muatan KRP berdampak positif terhadap isu PB Prioritas
- = Materi muatan KRP berdampak negatif terhadap isu PB Prioritas
0 = Materi muatan KRP tidak berpengaruh terhadap isu PB Prioritas
*} Jumlah negatif paling sedikit 2, maka muatan KRP dianalisis lanjutan dengan muatan pasal 16 UU 32/2009

Hasil dari analisis pengaruh KRP terhadap isu pembangunan berkelanjutan prioritas adalah bahwa terdapat beberapa program
yang memiliki pengaruh penting terhadap isu-isu pembangunan berkelanjutan di perkotaan Srono diantaranya:
1. Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa
2. Pengembangan sarana perkantoran
3. Pengembangan kawasan industri perikanan dan pertanian
4. Pengembangan ruang terbuka hijau

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-10
5. Pengembangan sarana ekonomi
6. Pengembangan lahan TPA
7. Pengembangan jaringan jalan dan moda angkutan umum
8. Pengembangan jaringan air bersih melalui perpipaan (HIPAM/PDAM)
9. Pengembangan saluran drainase
10.Pengembangan sanitasi (IPAL komunal, IPAL industry dan MCK
komunal)
11.Pengembangan sistem persampahan
12.Pengembangan jaringan irigasi untuk pertaninan

4.2. Analisis Telaah Pengaruh KRP Terhadap Muatan KLHS


Hasil telaah pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program (KRP)
terhadap lingkungan hidup, khususnya wilayah perkotaan Srono adalah untuk
mengetahui estimasi dampak KRP terhadap isu yang telah teridentifikasi. Secara
substansi bahwa analisis tersebut memuat enam hal yang menjadi dasar telaah
pengaruh KRP terhadap kondisi lingkungan hidup dalam KLHS yang diuji
analisis lanjut berdasarkan muatan pasal 16 UU 32/2009, yaitu:
1) Analisa Kapasitas Daya Dukung lingkungan, yaitu kemampuan lingkungan
hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan
keseimbangan antarkeduanya dan Daya Tampung Lingkungan, yaitu
kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau
komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya
2) Perkiraan Mengenai Dampak dan Resiko Lingkungan, yaitu dampak terhadap
masyarakat ataupun dampak yang menyebabkan terjadinya kerusakan
lingkungan.
3) Kinerja Layanan/Jasa Ekosistem, yaitu manfaat terhadap perikehidupan
ataupun terhadap pelestarian lingkungan.
4) Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam, yaitu besar kecilnya suatu
kegiatan terhadap pemanfaatan sumber daya alam.
5) Tingkat Kerentanan & Kapasitas Adaptasi Perubahan Iklim, yaitu tingkat
potensi kegiatan terhadap terjadinya perubahan iklim.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-11
6) Tingkat Ketahanan dan Potensi Keragaman Hayati, yaitu tingkat pengaruh
suatu kegiatan terhadap ketahanan dan potensi keragaman makhluk hidup
(hayati).
Secara detail telaah muatan KRP dengan aspek kajian pasal 16 UU 32/2009
ditunjukkan pada matrik Tabel 4.2.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-12
Tabel 4.2. Matrik Analisis Telaah Muatan KRP dengan Aspek Kajian Pasal 16 UU 32/2009

Aspek Kajian Pasal 16 UU 32/2009


Isu Analisis
Perkiraan Tingkat Tingkat
No Pengaruh Kinerja layanan Efisiensi
mengenai Kerentanan dan Ketahanan
KRP Kapasitas DDL/DTL atau jasa Pemanfaatan
dampak dan Adaptasi terhadap dan Potensi
ekosistem SDA
resiko LH Perubahan Iklim KEHATI
1   Pengembangan Perdagangan dan jasa Pencemaran udara, Berkurangnya kinerja Peningkatan Meningkatkan resiko Menurunkan
kawasan Perkotaan Srono dengan total timbulan sampah dan layanan ekosistem efisiensi lahan perubahan iklim karena ketahanan Potensi
perdagangan luas lahan t 19,5 Ha tahun air limbah, banjir berupa terbangun terjadi penambahan KEHATI, terutama
dan jasa 2017, dan proyeksi hingga sumber/cadangan air lahan 78,841 ha flora dan fauna
tahun 2037 memerlukan baku karena lahan endemik dengan
tambahan lahan seluas 78,841 yang ada sudah pembangunan
ha untuk pengembangannya banyak difungsikan pergudangan dan
mempengaruhi kapasitas untuk perdagangan jasa
DDL/DTL yang ada di perkotaan dan jasa
Srono
2 Pengembangan Rencana pengembangan sarana Pencemaran udara, Berkurangnya Peningkatan Meningkatkan resiko Menurunkan
sarana perkantoran yang menjadi satu timbulan sampah dan kapasitas layanan efisiensi lahan perubahan iklim karena ketahanan Potensi
perkantoran dengan kawasan perdagangan air limbah, banjir jasa ekosistem terbangun terjadi penambahan KEHATI, terutama
dan jasa disepanjang Jalan berupa lahan untuk flora dan fauna
Kolektor Primer Banyuwangi – sumber/cadangan air perkantoran seluas endemik dengan
Srono – Jember/Muncar, dengan baku karena lahan 1,60 ha pembangunan
luas rencana zona perkantoran yang ada sudah perkantoran,
di BWP Sronosebesar 1,60 Ha banyak difungsikan pergudangan dan
mempengaruhi kapasitas untuk perkantoran, jasa
DDL/DTL yang ada di perkotaan perdagangan dan
Srono jasa
3 Pengembangan Pengembangan Zona industri di Pencemaran udara, Berkurangnya Peningkatan Meningkatkan resiko Menurunkan
kawasan industri BWP Srono berupa Aneka pencemaran air tanah kapasitas layanan efisiensi lahan perubahan iklim karena ketahanan Potensi
perikanan dan Industri yang mengolah hasil dan permukaan, jasa ekosistem terbangun terjadi penambahan KEHATI, terutama
pertanian perikanan dan pertanian di timbulan sampah dan berupa lahan untuk flora dan fauna
SBWP I Kebaman Blok I-B air limbah, banjir sumber/cadangan air perkantoran seluas endemik dengan
seluas 1,91 Ha mempengaruhi baku karena lahan 1,60 ha dan terjadinya pembangunan
DDL/DTL yang ada sudah limbah industri kawasan industri
banyak difungsikan perikanan perikanan dan

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-13
untuk kawasan limbah yang
industri perikanan dihasilkan
4 Pengembangan Pengembangan ruang terbuka Peningkatan sumber Peningkatan kapasitas Peningkatan Tidak ada resiko Meningkatkan
Ruang Terbuka hijau yang sesuai dengan jenis daya air, layanan jasa efisiensi lahan perubahan iklim ketahanan Potensi
Hijau vegetasi dan peruntukannya pengendalian ekosistem berupa terbangun untuk KEHATI
tidak mempengaruhi DDL/DTL pencemaran udara sumber/cadangan air fungsi RTH
baku

5 Pengembangan Pengembangan sarana ekonomi Pencemaran udara, Berkurangnya Peningkatan Meningkatkan resiko Menurunkan
sarana ekonomi mempengaruhi DDL/DTL apabila timbulan sampah dan kapasitas layanan efisiensi lahan perubahan iklim jika ketahanan Potensi
tidak dipertahankan dan dibatasi air limbah, banjir jasa ekosistem pada sarana keberadaan lahan KEHATI, terutama
alih fungsi lahannya berupa ekonomi pertanian dan flora dan fauna
sumber/cadangan air perkebunan tidak endemik dengan
baku jika dipertahankan dan adanya limbah
keberadaan lahan dibatasi alih fungsi yang dihasilkan
pertanian dan lahannya jika tidak dikelola
perkebunan tidak dengan baik
dipertahankan dan
dibatasi alih fungsi
lahannya
6 Pengembangan Pengembangan TPA di Desa Longsor dan Banjir Berkurangnya Peningkatan Meningkatkan resiko Menurunkan
lahan TPA Wonosobo, Blok III-A seluas disekitar kapasitas layanan efisiensi lahan perubahan iklim jika ketahanan Potensi
5,52 ha akan mempengaruhi pengembangan lahan jasa ekosistem TPA keberadaan KEHATI, terutama
DDL/DTL jika tidak sesuai TPA berupa pengembangan lahan flora dan fauna
dengan standart peraturan sumber/cadangan air TPA tidak mengikuti endemik dengan
pengelolaan TPA yang baku karena adanya standart peraturan adanya kegiatan
memadahi penambahan luasan yang berlaku pengelolaam
lahan untuk TPA di persampahan di
Blok III-A seluas 5,52 TPA dan juga
ha memungkinkan
keberadaan lahan timbulnya bau
pertanian dan tidak sedap
perkebunan tidak
dipertahankan dan
dibatasi alih fungsi
lahannya
7   Pengembangan Rencana pengembangan Macet, banjir, bising Berkurangnya Peningkatan Meningkatkan resiko Menurunkan
jaringan jalan jaringan jalan dan penambahan dan polusi udara kapasitas layanan efisiensi lahan perubahan iklim ketahanan Potensi
dan moda moda angkutan umum jasa ekosistem untuk dengan adanya KEHATI, terutama
angkutan umum mempengaruhi DDL/DTL berupa distribusi pengembangan penambahan moda flora dan fauna

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-14
perpipaan air bersih jaringan jalan angkutan umum endemik dengan
yang terganggu adanya kegiatan
karena adanya pengembangan
pengembangan jaringan jalan dan
jaringan jalan dan penambahan
penambahan moda moda angkutan
angkutan umum umum
8 Pengembangan Pengembangan Pemenuhan Longsor dan banjir Berkurangnya Peningkatan Tidak mempengaruhi Menurunkan
jaringan air kebutuhan air bersih disekitar kapasitas layanan efisiensi resiko perubahan iklim ketahanan Potensi
bersih melalui mempengaruhi DDL/DTL baik pengembangan jasa ekosistem pemanfaatan air KEHATI, terutama
perpipaan melalu sumur gali, sumur bor jaringan air bersih berupa bersih flora dan fauna
(HIPAM/PDAM) maupun HIPAM/PDAM sumber/cadangan air endemik dengan
baku karena adanya adanya kegiatan
pengembangan pengembangan
jaringan air bersih jaringan air bersih
jika tidak diimbangi
dengan perlindungan
sumber daya air
9 Pengembangan Pengembangan sistem Longsor, Banjir, Berkurangnya Peningkatan Tidak mempengaruhi Menurunkan
saluran drainase pembuangan (drainase) antara penuh sampah, kapasitas layanan efisiensi lahan resiko perubahan iklim ketahanan Potensi
air hujan dan saluran saluran air macet jasa ekosistem untuk KEHATI, terutama
pembungan rumah tangga disekitar berupa pencemaran pengembangan flora dan fauna
seperti air bekas cucian dari pengembangan air tanah karena jaringan endemik dengan
rumah-rumah penduduk menjadi jaringan drainase adanya drainase adanya kegiatan
satu di saluran drainse tersier pengembangan pengembangan
menuju sungai, akan jaringan drainase jika jaringan drainase
mempengaruhi DDL/DTL jika tidak sesuai dengan
Pengembangan tidak diarahkan standart peraturan
pada : normalisasi jaringan tentang drainase
eksisting, pengembangan sistem yang berlaku
jaringan drainase, dan
pengembangan sistem biopori
dan sumur resapan.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-15
10 Pengembangan Pengembangan jaringan air Longsor, Banjir, Berkurangnya Peningkatan Meningkatkan resiko Menurunkan
sanitasi (IPAL limbah baik saluran air macet kapasitas layanan efisiensi lahan perubahan iklim jika ketahanan Potensi
komunal, IPAL Pengembangan MCK umum, dan bau tidak sedap jasa ekosistem untuk keberadaan KEHATI, terutama
industry dan Pengembangan IPAL komunal disekitar berupa pencemaran pengembangan pengembangan flora dan fauna
MCK komunal disetiap lingkungan permukiman pengembangan air tanah jika jaringan air jaringan air limbah endemik dengan
dan pengembangan IPAL pasa jaringan air limbah pengembangan limbah tidak mengikuti adanya kegiatan
zona industry yang jaringan air limbah standart peraturan pengembangan
dikembangan di Desa Kebaman tidak sesuai dengan yang berlaku jaringan air limbah
mempengaruhi DDL/DTL standart peraturan

11 Pengembangan Sistem persampahan akan Longsor, Banjir, Berkurangnya Peningkatan Meningkatkan resiko Menurunkan
sistem mempengaruhi DDL/DTL jika saluran air macet kapasitas layanan efisiensi lahan perubahan iklim jika ketahanan Potensi
persampahan sistem tidak diarahkan pada dan bau tidak sedap jasa ekosistem untuk keberadaan KEHATI, terutama
peraturan persampahan yang disekitar berupa pencemaran pengembangan pengembangan sistem flora dan fauna
berlaku pengembangan air tanah dan bau sistem persampahan tidak endemik dengan
jaringan sistem tidak sedap jika persampahan mengikuti standart adanya kegiatan
persampahan pengembangan peraturan yang berlaku pengembangan
jaringansistem sistem
persampahan tidak persampahan
sesuai dengan
standart peraturan
12 Pengembangan Pengembangan jaringan irigasi Longsor, Banjir, Berkurangnya Peningkatan Meningkatkan resiko Menurunkan
jaringan irigasi untuk pertanian dapat kekeringan dan kapasitas layanan efisiensi lahan perubahan iklim jika ketahanan Potensi
untuk pertaninan mempengaruhi DDL/DTL, oleh saluran air macet jasa ekosistem untuk keberadaan KEHATI, terutama
karenanya keberadaan jaringan disekitar berupa pencemaran pengembangan pengembangan sistem flora dan fauna
irigasi yang sudah ada harus pengembangan air tanah dan air jaringan irigasi persampahan tidak endemik dengan
dipertahankan keberadaannya jaringan irigasi permukaan mengikuti standart adanya kegiatan
dan dilarang untuk peraturan yang berlaku pengembangan
dialihfungsikan. jaringan irigasi
jika tidak sesuai
dengan standart
yang berlaku
Sumber: Hasil analisis, 2019

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-16
Hasil analisis pada Tabel 4.2. Matrik Analisis Telaah Muatan KRP dengan Aspek Kajian Pasal 16 UU 32/2009 menunjukkan bahwa 12
Isu Analisis Pengaruh KRP terhadap kajian pasal 16 UU 32/2009 yaitu
1. Kapasitas DDL/DTL,
2. Perkiraan mengenai dampak dan resiko LH,
3. Kinerja layanan atau jasa ekosistem,
4. Efisiensi Pemanfaatan SDA,
5. Tingkat Kerentanan dan Adaptasi terhadap Perubahan Iklim,
6. tingkat ketahanan dan potensi KEHATI,
menunjukkan adanya pengaruh negatif terhadap lingkungan bisa tinggi jika tidak ada evaluasi terhadap program pembangunan
yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu dokumen KLHS RDTR perkotaan Srono ini harus senantiasa dijadikan pegangan
evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan. Hasil Tabel 4.2. Matrik Analisis Telaah Muatan KRP dengan Aspek Kajian Pasal
16 UU 32/200, selanjutnya dianalisa kembali pada matrik perumusan alternatif penyempurnaan KRP prioritas terhadap muatan
KLHS.
4.3. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP Prioritas Terhadap Muatan KLHS
Perumusan alternatif ini dimaksudkan untuk menganalisa lebih dalam setelah dilakukan analisis pada Tabel 4.2. Matrik Analisis
Telaah Muatan KRP dengan Aspek Kajian Pasal 16 UU 32/2009. Perumusan alternatif penyempurnaan KRP prioritas yang sudah
dilakukan diharapkan akan memberikan suatu simpulan yang lebih detail terkait dengan dampak resiko lingkungan yang ditimbulkan
dari adanya KRP yang akan dilaksanakan. Hasil matrik ditunjukkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Matrik Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP Prioritas Terhadap Muatan KLHS

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-17
Muatan Kajian Analisis
N Materi Muatan Tingkat Kerentanan
Perkiraan mengenai Kinerja layanan
o KRP Prioritas Efisiensi dan Adaptasi Tingkat Ketahanan
Kapasitas DDL/DTL dampak dan resiko atau jasa
Pemanfaatan SDA terhadap Perubahan dan Potensi KEHATI
LH ekosistem
Iklim
1   Pengembangan Pangan, air bersih, Pencemaran udara, Penurunan Akan memanfaatkan Pembukaan lahan untuk Penurunan jumlah dan
kawasan keanekaragaman timbulan sampah dan kualitas udara sumber daya alam perdagangan dan jasa ini jenis flora fauna,
perdagangan, Hayati, emisi Gas air limbah, banjir, dan air tanah sebagai akan merubah tutupan perubahan lingkungan
jasa, sarana Rumah Kaca terjadi penambahan bahan baku mulai dari lahan sehingga ekosistem hayati
perkantoran, dan volume lalu lintas, tanah, kerikil dan batu berkontribusi
sarana ekonomi terjadi alih fungsi meningkatkan emisi
lahan, terjadinya GRK
eksploitasi air tanah

2 Pengembangan Pangan, air bersih, Pencemaran udara, Penurunan Akan memanfaatkan Pembangunan sarana Penurunan jumlah
kawasan industri keanekaragaman pencemaran air tanah kualitas air tanah tanah sebagai media dan prasarana perikanan dan jenis flora
perikanan dan hayati, emisi gas dan permukaan, dan sungai, utama kegiatan hasil dan pertanian akan fauna, perubahan
pertanian rumah kaca timbulan sampah dan peningkatan perikanan dan berkontribusi pada lingkungan
air limbah, banjir jumlah emisi gas pertanian sumbangan gas rumah ekosistem hayati
rumah kaca kaca, seperti
penggunaan pupuk dan
pestisida kimia. Mesin-
mesin pertanian yang
digunakan juga
menggunakan bahan
bakar fosil yang tidak
ramah lingkungan
sehingga akan
berdampak pada
perubahan iklim

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-18
3 Pengembangan Perubahan lahan Peningkatan sumber Peningkatan Akan memanfaatkan Tidak ada karena Peningkatan jumlah
Ruang Terbuka daya air, pengendalian kualitas udara dan sumber daya alam menimbulkan sedikit dan jenis flora fauna,
Hijau pencemaran udara, air tanah sebagai perubahan lahan perubahan lingkungan
bertambahnya fasilitas bahan baku ekosistem hayati
RTH, tersedia kawasan pengembangan RTH
untuk penyedia
oksigen, tersedia
kawasan lindung

4 Pengembangan Perubahan lahan, air Longsor, banjir Penurunan Menggunakan Pembukaan lahan untuk Penurunan jumlah
sistem bersih, udara, emisi disekitar kualitas udara dan material untuk TPA/TPS ini akan dan jenis flora
persampahan dan Gas Rumah Kaca pengembangan lahan air tanah bangunan TPA merubah tutupan lahan fauna, perubahan
lahan TPA TPA, ahli fungsi lahan, sehingga berkontribusi lingkungan
berkurangnya volume meningkatkan emisi ekosistem hayati
sampah pada GRK, gas metan yang
sumbernya, dihasilkan sampah akan
bertambahnya emisi meningkatkan Emisi GRK
GRK karena gas metan dan pencemaran udara
dari sampah, polusi
udara disekitar TPA, air
lindi mencemari air
tanah
5   Pengembangan Pangan, air bersih, Macet, banjir, bising Penurunan Akan memanfaatkan Pengembangan Penurunan jumlah
jaringan jalan dan keanekaragaman dan polusi udara produktifitas sumber daya alam jariangan jalan dan dan jenis flora
moda angkutan hayati, emisi gas pangan dan sebagai moda angkutan umum fauna, perubahan
umum rumah kaca kualitas air bahan baku mulai dari akan merubah tutupan lingkungan
tanah, kerikil dan batu lahan sehingga ekosistem hayati
berkontribusi
meningkatkan emisi
GRK, kehilangan sawah
akan meningkatkan
kerentanan terhadap
perubahan iklim dan
produksi pangan
menurun, operasional
jaringan jalan
menyebabkan
bertambahnya polutan

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-19
dari kendaraan sehingga
menyebabkan
penurunan kualitas
udara
6 Pengembangan Perubahan lahan, air Longsor dan banjir Penurunan Menggunakan Pembukaan lahan untuk Penurunan jumlah
jaringan air bersih bersih, udara, emisi disekitar kualitas air tanah material untuk jaringan air bersih ini dan jenis flora
melalui perpipaan Gas Rumah Kaca pengembangan dan tanah jaringan air bersih akan merubah tutupan fauna, perubahan
(HIPAM/PDAM) jaringan air bersih lahan sehingga lingkungan
berkontribusi ekosistem hayati
menurunkan kualitas air
tanah dan tanah di lokasi
sekitar pengembangan
jaringan air bersih

7 Pengembangan Perubahan lahan, air Longsor, Banjir, penuh Penurunan Menggunakan Pembukaan lahan untuk Penurunan jumlah
saluran drainase bersih, udara, emisi sampah, saluran air kualitas air tanah material untuk saluran jaringan pengembangan dan jenis flora
Gas Rumah Kaca macet disekitar dan tanah drainase saluran drainase ini akan fauna, perubahan
pengembangan merubah tutupan lahan lingkungan
jaringan drainase sehingga berkontribusi ekosistem hayati
menurunkan kualitas air
tanah dan tanah di lokasi
sekitar pengembangan
jaringan drainase

8 Pengembangan Perubahan lahan, air Longsor, Banjir, saluran Penurunan Menggunakan Pembukaan lahan untuk Penurunan jumlah
sanitasi (IPAL bersih, udara, emisi air macet dan bau kualitas air tanah material untuk pengembangan sanitasi dan jenis flora
komunal, IPAL Gas Rumah Kaca tidak sedap disekitar dan tanah pengembangan ini akan merubah fauna, perubahan
industry dan MCK pengembangan sanitasi tutupan lahan sehingga lingkungan
komunal jaringan air limbah berkontribusi ekosistem hayati
meningkatkan emisi
GRK, gas metan yang
dihasilkan dari proses
anaerobik air limbah
akan meningkatkan
Emisi GRK dan
pencemaran udara

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-20
9 Pengembangan Pangan, air bersih, Longsor, Banjir, Penurunan Akan memanfaatkan Pembangunan sarana Penurunan jumlah
jaringan irigasi keanekaragaman kekeringan dan saluran kualitas air tanah tanah sebagai media dan prasarana irigasi dan jenis flora
untuk pertaninan hayati, emisi gas air macet disekitar dan sungai, utama kegiatan hasil untuk pertanian akan fauna, perubahan
rumah kaca pengembangan peningkatan pertanian berkontribusi pada lingkungan
jaringan irigasi jumlah emisi gas sumbangan gas rumah ekosistem hayati
rumah kaca kaca sehingga akan
berdampak pada
perubahan iklim

Sumber: Hasil analisis, 2019

Hasil analisis pada Tabel 4.3. matrik perumusan alternatif penyempurnaan KRP menunjukkan menunjukkan bahwa 12 Isu Analisis
Pengaruh KRP terhadap kajian pasal 16 UU 32/2009 yaitu:
1. Kapasitas DDL/DTL,
2. Perkiraan mengenai dampak dan resiko LH,
3. Kinerja layanan atau jasa ekosistem,
4. Efisiensi Pemanfaatan SDA,
5. Tingkat Kerentanan dan Adaptasi terhadap Perubahan Iklim,
6. Tingkat ketahanan dan potensi KEHATI,
Hasil matrik perumusan alternatif penyempurnaan KRP menunjukkan adanya dampak lingkungan yang ditimbulkan adalah
cukup banyak sehingga harus ada mitigasi pada setiap KRP yang akan dilaksanakan. Mitigasi dan rekomendasi perbaikan KRP
dijelaskan pada sub bab 4.4.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-21
4.4. Rekomendasi Perbaikan KRP
Mitigasi berarti pengurangan dan adaptasi berarti penyesuaian diri. Mitigasi adalah proses mengupayakan berbagai tindakan
preventif untuk meminimalisasi dampak negatif bencana yang akan terjadi. Mitigasi merupakan investasi jangka panjang bagi
kesejahteraan masyarakat. Dalam skala kecil, mitigasi bisa berupa gerakan cinta lingkungan seperti pengelolaan sampah, bike to
work, mengurangi penggunaan plastik, menggunakan AC yang non CFC, hemat energi dan lain sebagainya. Sedangkan adaptasi
dapat dilakukan dengan melakukan penataan lansekap lingkungan, penghijauan, menjaga daerah resapan, re-use, recycling dan lain-
lain. Beradaptasi terhadap perubahan iklim merupakan prioritas mendesak bagi Indonesia. Hasil penelaahan KRP dalam RDTR
perkotaan Srono terhadap isu-isu pembangunan berkelanjutan menunjukan bahwa secara umum seluruh kebijakan, rencana , dan
program yang termuat dalam dokumen RDTR memberikan dampak negatif terhadap lingkungan hidup, yang artinya bahwa
penyusunan KRP RDTR membutuhkan dokumen KLHS sehingga KRP yang disusun benar-benar memperhatikan prinsip pembangunan
berkelanjutan. Oleh karena itu upaya mitigasi, persyaratan teknis dan rekomendasi dari KRP diperlukan dalam dokumen KLHS ini.
Hasil matrik mitigasi dan rekomendasi KRP ditunjukkan pada Tabel 4.4.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-22
Tabel 4.4. Matrik Rekomendasi Perbaikan Kebijakan, Rencana dan Program

Rekomendasi Penyempurnaan KRP


Isu Strategis
Materi Muatan
No Pembangunan Mitigasi
KRP Perbaikan Rumusan Perbaikan Rumusan
Berkelanjutan Perbaikan Rumusan Program
Kebijakan Rencana
1  Pengembangan Alih fungsi lahan, Pengembangan Pengembangan pusat-pusat Penetapan lokasi dan Pengembangan kawasan perdagangan, perkantoran, dan industri tidak
kawasan degradasi sumber wisata belanja, pasar, perdagangan, sarana fungsi kawasan dilakukan pada kawasan perumahan, pertanian produktif dan RTH
perdagangan, daya air, sarana perkantoran perkantoran, dan kawasan perdagangan, yaitu Desa Kebaman, Desa Sukomaju, dan Desa Wonosobo;
jasa, sarana persampahan, dan kawasan industri industri dengan konsep perkantoran, dan industri pengembangan kawasan perdagangan dimanfaatkan sebagai ajang
perkantoran, pengolahan air dilakukan dengan sustainable development. dalam pembangunan promosi produk asli Perkotaan Srono, sehingga meningkatkan
dan sarana limbah tetap memperhatikan Perkotaan Srono, produktifitas warga masyarakat; pengembangan kawasan industri
ekonomi kaidah-kaidah pengembangan sarana diarahkan pada kawasan pinggir kota agar kendaraan besar tidak
pembangunan dan prasana kawasan masuk kota; pengembangan kawasan perdagangan, perkantoran,
berkelanjutan dan perdagangan untuk industri dilengkapi dengan RTH di dalam site kawasan yang berfungsi
seminimal mungkin mendukung konsep sebagai daerah resapan air, penetralisir polusi, dan cadangan air
menghindari konflik sustainable development. tanah; penerapan upaya peningkatan ketersediaan air seperti sumur
dengan pasar resapan dan biopori; pengembangan kawasan perdagangan dan
tradisional yang perkantoran dilengkapi dengan area parkir yang memadai;
sudah ada. pengembangan kawasan perdagangan dan perkantoran dilengkapi
dengan IPAL komunal; kawasan Industri diupayakan menggunakan
tenaga kerja dari wilayah perkotaan Srono untuk mengurangi angka
pengangguran dan kemiskinan; mengembangkan berbagai jenis
perdagangan, perkantoran, dan industri sesuai kebutuhkan
masyarakat.; mengendalikan dengan ketat penggunaan lahan di
sekitar kawasan perdagangan, perkantoran, dan industri.

2 Pengembangan Alih fungsi lahan, Pengembangan Pengembangan Perkotaan Pengembangan kawasan Perlindungan terhadap lahan pertanian beririgaasi teknis di Desa
kawasan industri degradasi sumber pertanian diupayakan Srono sebagai hinterland industri, perikanan, dan Kebaman, Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan,
perikanan dan daya air, meminimalkan hasil pertanian. pertanian di Perkotaan Peningkatan dan pengembangan SDM petani, Peningkatan dan
pertanian persampahan, penggunaan bahan- Srono pengembangan sistem budidaya pertanian organic, Pembatasan
pengolahan air bahan kimia seperti penggunaan bahan kimia untuk kegiatan pertanian.
limbah pestisida, pupuk, dan
obat-obatan.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-23
3 Pengembangan Alih fungsi lahan Pengembangan RTH Pengembangan pola ruang Pengembangan RTH Pengembangan RTH public secara merata di seluruh wilayah
Ruang Terbuka dengan fungsi lindung berbasis RTH di Perkotaan Perkotaan Srono minimal Perkotaan Srono secara khusus di Desa Sukomaju dan Sukonatar,
Hijau tidak menimbulkan Srono 30% dari luas wilayah, pengembangan RTH privat pada setiap penggunaan lahan di
dampak negative pengembangan dan Perkotaan Srono, pemantapan dan perlindungan terhadap kawasan
terhadap lingkungan pemantapan kawasan hutan lindung, pemantapan dan perlindungan terhadap kawasan yang
hidup, sehingga tidak lindung selain RTH di memberikan perlidungan terhadap kawasan bawahannya,
diperlukan mitigasi Perkotaan Srono pemantapan dan perlindungan terhadap kawasan perlindungan
untuk meminimalkan setempat, pemantapan dan perlindungan terhadap kawasan suaka
dampak. alam dan cagar budaya, pemantapan dan perlindungan terhadap
kawasan rawan bencana.

4 Pengembangan Alih fungsi lahan, Pengembangan Pengembangan sistem Pengembangan sistem Penyediaan ruang untuk sistem persampahan di Desa Wonosobo dan
sistem degradasi sumber sistem persampahan persampahan ramah persampahan termasuk Sebagian Desa Sukonatar yang berpusat di Desa Wonosobo untuk
persampahan daya air, dan pmbangunan TPA lingkungan Perkotaan pemmbangunan TPA mengurangi tingkat pencemaran udara, baik tanaman tanah, dan
dan lahan TPA persampahan, harus dilakukan Srono yang memperhatikan tanaman pada media tanam lainnya, peningkatan sistem tata air
pengolahan air sesuai dengan lingkungan. kawasan untuk menghindari peningkatan genangan dan
limbah ketentuan teknis. bercampurnya cairan lindi dengan air limpasan hujan yang dapat
mencemari lingkungan, dilengkapi dengan saluran lindi agar terpisah
dengan saluran drainase, pengolahan sampah di TPA dan penerapan
sistem bank sampah di setiap TPA di Perkotaan Srono

5   Pengembangan Alih fungsi lahan, Pengembangan Pengembangan jaringan Penetapan lokasi/jalur Pengembangan jaringan jalan di Desa Kebaman dan Sukonatar
jaringan jalan degradasi sumber jaringan jalan harus jalan ramah lingkungan. pengembangan jaringan difungsikan sebagai jalur hijau, peningkatan sistem tata air kawasan
dan moda daya air, disertai dengan jalan, penataan dan untuk menghindari peningkatan genangan pada kawasan yang
angkutan umum persampahan, dokumen AMDAL pengelolaan lingkungan terpisah oleh badan jalan, peningkatan RTH disepanjang koridor jalan,
pengolahan air untuk mengurangi sekitar jaringan jalan baik pada sisi/tepi jalan maupun pada median jalan, untuk
limbah dampak negatif mengurangi tingkat pencemaran udara, pengendalian pembangunan
terhadap lingkungan di sepanjang jalan lingkar, penerapan green contruction pada
hidup. pembangunan jaringan jalan, mengendalikan dengan ketat
penggunaan lahan disepanjang pembangunan jalan; menambahkan
sempadan jalan dan menjadikan sempadan sebagai koridor
pendukung peningkatan biodiversitas.
6 Pengembangan Alih fungsi lahan, Pengembangan Pengembangan sistem Pembangunan jaringan Pengembangan jaringan air bersih di kawasan Perkotaan Srono tidak
jaringan air degradasi sumber jaringan air bersih jaringan air bersih ramah air bersih yang melewati lahan pertanian produktif namun mengikuti pola
bersih melalui daya air, harus dilakukan lingkungan Perkotaan memperhatikan permukiman dan jaringan jalan. Pengolahan dilakukan dengan
perpipaan persampahan, sesuai dengan Srono lingkungan, penerapan alternatif teknologi yang ramah lingkungan
(HIPAM/PDAM) pengolahan air ketentuan teknis. sistem pengolahan air
limbah bersih

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-24
7 Pengembangan Alih fungsi lahan, Pengembangan Pengembangan saluran Pembangunan saluran Penyediaan ruang saluran drainase di kawasan Perkotaan Srono
saluran drainase degradasi sumber saluran drainaseharus drainase ramah lingkungan drainase yang digunakan untuk meminimalisasi adanya banjir sehingga air hujan
daya air, dilakukan sesuai Perkotaan Srono memperhatikan yang turun ditampung pada saluran drainase
persampahan, dengan ketentuan lingkungan
pengolahan air teknis.
limbah

8 Pengembangan Alih fungsi lahan, Pengembangan Pengembangan sanitasi Pembangunan sanitasi Pengembangan jaringan air limbah digunakan untuk mengolah air
sanitasi (IPAL degradasi sumber sanitasi harus ramah lingkungan yang memperhatikan limbah domestik baik skala rumah tangga maupun industri, dengan
komunal, IPAL daya air, dilakukan sesuai Perkotaan Srono lingkungan, penerapan adanya pengolahan air limbah maka air limbah tidak langsung dibuang
industry dan persampahan, dengan ketentuan sistem pengolahan air begitu saja ke badan air yang menyebabkan pencemaran dengan
MCK komunal pengolahan air teknis pembangunan limbah menggunakan teknologi yang sesuai maka adanya pengembangan
limbah IPAL komunal, IPAL sanitasi meningkatkan kualitas lingkungan yang ada di Perkotaan
industri dan MCK Srono
komunal

9 Pengembangan Alih fungsi lahan, Pengembangan Pengembangan jaringan Penetapan jaringan irigasi Pengembangan jaringan irigasi disekitar lahan pertanian produktif
jaringan irigasi degradasi sumber jaringan irigasi untuk irigasi yang ramah lokasi di Desa Sukonatar dan Desa Sukomaju
untuk daya air, pertanian harus lingkungan.
pertaninan persampahan, disertai dengan
pengolahan air dokumen AMDAL
limbah untuk mengurangi
dampak negatif
terhadap lingkungan
hidup.
Sumber: Hasil analisis, 2019

Tabel 4.4. matrik rekomendasi perbaikan KRP diatas menjadi dokumen penting yang harus diperhatikan pada setiap KRP
yang akan dilaksanakan karena Tabel tersebut sudah disertai dengan mitigasi dan perbaikan rumusan program pada setiap KRP.
Secara praktis rekomendasi pada Tabel di atas diringkas sebagai berikut.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-25
4.4.1. Kesimpulan Rekomendasi Perbaikan KRP
A. Pengembangan kawasan perdagangan, jasa, sarana perkantoran, dan
sarana ekonomi
1. Pengembangan kawasan perdagangan, perkantoran, dan industri
tidak dilakukan pada kawasan perumahan, pertanian produktif dan
RTH yaitu Desa Kemaban, Desa Sukomaju, Desa Wonosobo;
2. Pengembangan kawasan perdagangan dimanfaatkan sebagai ajang
promosi produk asli Perkotaan Srono, sehingga meningkatkan
produktifitas warga masyarakat;
3. Pengembangan kawasan industri diarahkan pada kawasan pinggir
kota agar kendaraan besar tidak masuk kota;
4. Pengembangan kawasan perdagangan, perkantoran, industri
dilengkapi dengan RTH di dalam site kawasan yang berfungsi
sebagai daerah resapan air, penetralisir polusi, dan cadangan air
tanah;
5. Penerapan upaya peningkatan ketersediaan air seperti sumur
resapan dan biopori;
6. Pengembangan kawasan perdagangan dan perkantoran dilengkapi
dengan area parkir yang memadai;
7. Pengembangan kawasan perdagangan dan perkantoran dilengkapi
dengan IPAL komunal;
8. Kawasan Industri diupayakan menggunakan tenaga kerja dari
wilayah perkotaan Srono untuk mengurangi angka pengangguran
dan kemiskinan;
9. Mengembangkan berbagai jenis perdagangan, perkantoran, dan
industri sesuai kebutuhkan masyarakat;
10. Mengendalikan dnegan ketat penggunaan lahan di sekitar kawasan
perdagangan, perkantoran, dan industri.
B. Pengembangan kawasan industri perikanan dan pertanian
1. Perlindungan terhadap lahan pertanian beririgaasi teknis di Desa
Kebaman,
LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-26
2. Penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan, peningkatan dan
pengembangan SDM petani,
3. Peningkatan dan pengembangan sistem budidaya pertanian organic,
4. Pembatasan penggunaan bahan kimia untuk kegiatan pertanian.
C. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau
1. Pengembangan RTH public secara merata di seluruh wilayah
Perkotaan Srono secara khusus di Desa Sukomaju dan Sukonatar,
2. Pengembangan RTH privat pada setiap penggunaan lahan di
Perkotaan Srono,
3. Pemantapan dan perlindungan terhadap kawasan hutan lindung,
4. Pemantapan dan perlindungan terhadap kawasan yang memberikan
perlidungan terhadap kawasan bawahannya,
5. Pemantapan dan perlindungan terhadap kawasan perlindungan
setempat,
6. Pemantapan dan perlindungan terhadap kawasan suaka alam dan
cagar budaya,
7. Pemantapan dan perlindungan terhadap kawasan rawan bencana.
D. Pengembangan sistem persampahan dan lahan TPA
1. Penyediaan ruang untuk sistem persampahan di Desa Wonosobo
dan Sebagian Desa Sukonatar yang berpusat di Desa Wonosobo
untuk mengurangi tingkat pencemaran udara, baik tanaman tanah,
dan tanaman pada media tanam lainnya,
2. Peningkatan sistem tata air kawasan untuk menghindari peningkatan
genangan dan bercampurnya cairan lindi dengan air limpasan hujan
yang dapat mencemari lingkungan, dilengkapi dengan saluran lindi
agar terpisah dengan saluran drainase, pengolahan sampah di TPA,
penerapan sistem bank sampah di setiap TPA di Perkotaan Srono.
E. Pengembangan jaringan jalan dan moda angkutan umum
1. Pengembangan jaringan jalan di Desa Kebaman dan Sukonatar
difungsikan sebagai jalur hijau,
2. Peningkatan sistem tata air kawasan untuk menghindari peningkatan

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-27
genangan pada kawasan yang terpisah oleh badan jalan,
3. Peningkatan RTH disepanjang koridor jalan, baik pada sisi/tepi jalan
maupun pada median jalan untuk mengurangi tingkat pencemaran
udara,
4. Pengendalian pembangunan di sepanjang jalan lingkar,
5. Penerapan green contruction pada pembangunan jaringan jalan,
6. Mengendalikan dengan ketat penggunaan lahan disepanjang
pembangunan jalan;
7. Menambahkan sempadan jalan dan menjadikan sempadan sebagai
koridor pendukung peningkatan biodiversitas.
F. Pengembangan jaringan air bersih melalui perpipaan (HIPAM/PDAM)
1. Pengembangan jaringan air bersih di kawasan Perkotaan Srono tidak
melewati lahan pertanian produktif,
2. Pengolahan dilakukan dengan alternatif teknologi yang ramah
lingkungan
G. Pengembangan saluran drainase
Penyediaan ruang saluran drainase di kawasan Perkotaan Srono
digunakan untuk meminimalisasi adanya banjir sehingga air hujan
yang turun ditampung pada saluran drainase
H. Pengembangan sanitasi (IPAL komunal, IPAL industry dan MCK komunal
1. Pengembangan jaringan air limbah digunakan untuk mengolah air
limbah domestik baik skala rumah tangga maupun industri,
2. Pengolahan air limbah maka air limbah tidak langsung dibuang
begitu saja ke badan air yang menyebabkan pencemaran dengan
menggunakan teknologi yang sesuai maka adanya pengembangan
sanitasi meningkatkan kualitas lingkungan yang ada di Perkotaan
Srono
I. Pengembangan jaringan irigasi untuk pertanian
Pengembangan jaringan irigasi disekitar lahan pertanian produktif
lokasi di Desa Sukonatar dan Desa Sukomaju

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-28
4.5. Pengintegrasian KLHS
KLHS dilaksanakan melalui tahapan pengkajian, perumusan alternatif,
dan rekomendasi perbaikan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program. Seluruh
tahapan ini dilakukan dengan dialog, konsultasi, serta proses ilmiah. Hasil akhir
yang diperoleh dari rekomendasi diintegrasikan ke dalam rumusan kebijakan,
rencana, dan/atau program. Bentuk dari integrasi muatan KLHS ke dalam muatan
Kebijakan, Rencana, dan/atau Program adalah dokumentasi tertulis masukan-
masukan KLHS dalam butir-butir substansi Kebijakan, Rencana, dan/atau
Program, yang diantaranya dapat berupa:
1. Penulisan kembali rekomendasi substansi teknis KLHS ke dalam materi
teknis Kebijakan, Rencana dan/atau Program;
2. Penulisan kembali rekomendasi KLHS yang bersifat pengaturan dalam
materi pengaturan pada Kebijakan, Rencana dan/atau Program dan/atau
pasal pengaturan dalam peraturan yang memayungi keabsahan Kebijakan,
Rencana dan/atau Program tersebut;
3. Melakukan interpretasi penulisan muatan teknis arahan KLHS ke dalam
bahasa hukum yang sesuai dalam Kebijakan, Rencana, dan/atau Program
yang dikuatkan sebagai peraturan; dan
4. Menuliskan muatan ketentuan baru dalam Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program yang dianggap dapat menampung rekomendasi KLHS
sesuai dengan lingkup Kebijakan, Rencana, dan/atau Program tersebut.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi IV-29

Anda mungkin juga menyukai