disusun oleh :
Nim : 20181221163
Jurusan : Manajemen
Kelas : Karyawan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan kesehatan, rahmat dan karunianya sehingga makalah yang berjudul
“Mengapa Allah Mewajibkan Shalat” ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah
ini disusun dalam hal tugas mata kuliah Al Islam & Kemuhammadiyahan 2.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibadah merupakan suatu kewajiban bagi umat manusia terhadap Tuhannya
dan dengan ibadah manusia akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Bentuk dan jenis Ibadah sangat bermacam-macam,
seperti Shalat, puasa, naik haji, membaca Al Qur’an, jihad dan lainnya.
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah
baligh berakal, dan harus dikerjakan bagi seorang mukmin dalam keadaan
bagaimanapun. Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah syahadat.
Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga
barang siapa yang mendirikan shalat, maka dia telah mendirikan agama, dan
barang siapa yang meninggalkan shalat, maka ia meruntuhkan agama (Islam).
Shalat yang wajib harus didirikan dalam sehari semalam sebanyak lima
kali, berjumlah 17 raka’at. Shalat tersebut wajib dilaksanakan oleh muslim
baligh tanpa terkecuali baik dalam keadaan sehat maupun sakit, dalam
keadaan susah maupun senang, lapang ataupun sempit. Selain shalat wajib ada
juga shalat sunaah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Shalat ?
2. Apa Saja Dalil-dalil Yang Mewajibkan Shalat ?
3. Apa Saja Macam-macam Shalat
4. Mengapa Allah Mewajibkan Shalat?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Shalat.
2. Untuk Mengetahui Dalil-dalil Yang Mewajibkan Shalat.
3. Untuk Mengetahui Macam-macam Shalat.
4. Untuk Mengetahui Mengapa Allah Mewajibkan Shalat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat
Shalat berasal dari kata shalla secara harfiah berarti seruan atau doa, yakni
seruan seorang hamba kepada Tuhan, pencipta seluruh alam. Jadi shalat
adalah bentuk doa paling murni atau paling tinggi. Sebagaimana termaksud di
firman Allah SWT dalam QS. At-Taubah 103 yang artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
Sedangkan shalat dalam arti rahmat bisa ditemukan dalam QS. Al-Ahzab: 43.
ور ۚ َو َكانَ بِ ْال ُم ْؤ ِمنِينَ َر ِحي ًما ُّ َم ِمنSْ صلِّي َعلَ ْي ُك ْم َو َماَل ئِ َكتُهُ لِي ُْخ ِر َج ُك
ِ الظلُ َما
Sِ ُّت إِلَى الن َ ُه َُو الَّ ِذي ي
Menurut pengertian syara atau secara istilah, shalat ialah ibadah dalam bentuk
perkataan dan perbuatan tertentu dengan menghadirkan hati secara ikhlas dan
khusyu, dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam menurut
syarat-syarat dan rukun –rukun yang telah ditentukan syara’. Dari pengertian
ini bisa diambil pemahaman bahwa seorang yang melakukan shalat dituntut
agar seluruh sikap dan perhatiannya ditunjukkan semata-mata hanya kepada
Allah SWT.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu
terdiri atas lima rukun. Mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah,
dan sesungguhnya Muhammat itu adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, hajji ke Baitullah dan puasa Ramadlan. [HR. Ahmad,
Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 333]
فى نيل، الجماعة اال البخارى و النسائى.صالَ ِة ُ ْ بَ ْينَ ال َّر ُج ِل َو بَ ْينَ ْال ُك ْف ِر تَر: قَا َل َرسُوْ ُل هللاِ ص:ع َْن َجابِ ٍر قَا َل
َّ ك ال
االوطار
Dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Diwajibkan shalat itu pada Nabi SAW pada
malam Isra’, lima puluh kali. Kemudian dikurangi sehingga menjadi lima kali,
kemudian Nabi dipanggil, “Ya Muhammad, sesungguhnya tidak diganti (diubah)
ketetapan itu di sisi-Ku. Dan sesungguhnya lima kali itu sama dengan lima puluh
kali”. [HR. Ahmad, Nasai dan Tirmidzi. Dan Tirmidzi menshahihkannya, dalam
Nailul Authar juz 1, hal. 334]
Shalat adalah bentuk ibadah yang paling penting dan paling hakiki dalam
Islam. Banyak ulama yang mengatakan bahwa tanpa shalat, segala bentuk ibadah
lain yang kita kerjakan, boleh dikatakan tidak ada artinya. Oleh sebab itu, mereka
mengatakan bahwa shalat merupakan tiang agama. Kalau tiangnya saja sudah
rapuh, bagaimana bisa membangun pondasi iman yang kokoh.
َّ إِنَّنِي أَنَا هَّللا ُ اَل إِ ٰلَهَ إِاَّل أَنَا فَا ْعبُ ْدنِي َوأَقِ ِم ال
صاَل ةَ لِ ِذ ْك ِري
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku,
maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”.
(QS. Thaahaa : 14).
Selain itu, ternyata gerakan shalat yang benar dapat memberi efek kesehatan
bagi tubuh. Shalat dianggap sebagai amalan ibadah yang paling proporsional bagi
anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur
(gerakan khas tubuh) manusia. Sudut pandang ilmiah menjadikan shalat sebagai
‘obat’ bagi berbagai jenis penyakit, serta yang terpenting adalah sebagai
pencegahan dari serangan suatu penyakit.
Perintah yang pertama kali datang dari Allah SWT untuk umat islam adalah
perintah mengerjakan shalat, kenapa tidak zakat, puasa dan haji. Ciri seorang
Muslim adalah Shalat, apabila seorang muslim mengerjakan shalat dengan sebaik-
baiknya, maka dampaknya selain mendapatkan pahala dari Allah SWT, juga akan
berdampak pada kesehatan tubuhnya dan perilakunya. Dia akan melaksanakan
puasa dengan ikhlas bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja,
menunaikan ibadah haji semata-mata untuk menjalankan perintah Allah bukan
untuk menaikkan status sosialnya dimasyarakat. Dengan demikian seseorang yang
shalatnya baik, makan akan baiklah ibadah-ibadah yang lainnya.
ْ صاَل ةَ َكان
َت َّ اط َمأْنَ ْنتُ ْم فَأَقِي ُموا ال
َّ صاَل ةَ ۚ إِ َّن ال ْ صاَل ةَ فَ ْاذ ُكرُوا هَّللا َ قِيَا ًما َوقُعُودًا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ُك ْم ۚ فَإ ِ َذاَّ ض ْيتُ ُم ال َ َفَإ ِ َذا ق
ين ِكتَابًا َموْ قُوتًاSَ َِعلَى ْال ُم ْؤ ِمن
Perintah shalat oleh Rasulullah SAW, mulai ditanamkan kedalam hati dan jiwa
anak-anak sejak kecil, sebagaimana dijelaskan di dalam hadits : Bersabda
Rasulullah SAW : Suruhlah anak anakmu mengerjakan shalat bila mereka telah
berusia tujuh tahun, dan pukullah jika meninggalkannya bila mereka telah
berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah diantara mereka pada tempat tidurnya.
(HR. Ahmad, Abu Dawud dan Hakim yang mengatakan hadist ini shahih atas
syarat Muslim).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shalat berasal dari kata shalla secara harfiah berarti seruan atau doa.
Menurut pengertian syara atau secara istilah, shalat ialah ibadah dalam bentuk
perkataan dan perbuatan tertentu dengan menghadirkan hati secara ikhlas dan
khusyu, dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam menurut
syarat-syarat dan rukun –rukun yang telah ditentukan syara’. Allah SWT
memerintahkan untuk shalat sebagai pembeda antara yang mu’min dan yang kafir,
selain itu shalat juga ibadah yang membuat kita lebih dekat dengan Allah. Shalat
mempunyai tujuan dan fungsi, diantaranya sebagai dzikrullah (Mengingat Allah),
pencegah tindakan keji dan mungkar, dan sebagai penghapus dosa. Hikmah yang
didapat dari shalat diantaranya, meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dan
meningkatkan disiplin dan kebersihan diri yang mendorong diri kita menjadi lebih
baik lagi. Dan barang siapa yang melalaikan sholat, Allah SWT akan
menyiksanya dengan siksaan yang amat pedih, baik selama didunia maupun
diakhirat kelak.
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang
agama, dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Shalat
banyak macamnya ada shalat sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah di
tentukan waktunya. Khilafiyyah kaum muslimin tentang shalat adalah hal yang
biasa karena rujukan dan pengkajiannya semuanya bersumber dari Al Qur’an dan
hadis, hendaknya perbedaan tersebut menjadi hikmah
B. Saran
Sebagai seorang muslim sebaiknya kita melaksanakan shalat fardhu secara tepat
waktu dan tidak menunda-nunda untuk melaksanakannya. Shalat dilaksanakan
dengan penuh kekhusyuan dan dengan hati yang suci dan ikhlas
DAFTAR PUSTAKA
Murthadha, Mutohhari & M. Baqir. 1993. Pengantar Ushul Fiqih & Ushul Fiqhi.
Pustaka Hidayah Ciputat.