Suharmiaty
Dosen Tetap Akademi Manajemen Kesatuan
ABSTRAK PENDAHULUAN
Penelitian ini berusaha untuk memecahkan Setiap Perusahaan apa pun bentuknya akan selalu
permasalahan kurang tepatnya penentuan kuantitas berusaha untuk tetap menjaga kelangsungan hidup
persediaan bahan baku di perusahaan yang mengganggu perusahaannya. Masalah penentuan kuantitas persediaan
kelancaran proses produksi. Hipotesis penelitian ini adalah bahan baku merupakan salah satu aspek penting dalam
belum tepatnya perusahaan dalam menentukan kuantitas kelangsungan suatu usaha karena bahan baku merupakan
persediaan bahan baku karet karena perusahaan kurang hal yang menyangkut kebijaksanaan investasi dan
memperhatikan kebutuhan bahan baku, kemungkinan- kelanjutan proses produksi. Kekurangan persediaan bahan
kemungkinan, serta akibat-akibat yang dapat baku akan mengganggu pelaksanaan produksi, sebaliknya
mempengaruhi jalannya proses produksi. persediaan yang berlebihan akan berarti terlalu banyak
modal yang menumpuk pada persediaan, keduanya bagi
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hipotesis dapat
perusahaan kurang menguntungkan.
diterima sehingga perlu dilakukan langkah-langkah dalam
rangka mengatasi masalah tersebut antara lain dengan: (1) Beranjak dari pertimbangan tersebut diatas perlu dikaji
menentukan pembelian yang ekonomis, (2) menentukan faktor-faktor apa saja yang bersifat
persediaan minimum dan maksimum, (3) menentukan menghambat/mendorong atas terjadinya permasalahan yang
reorder point, dan (4) memisahkan tanggung jawab menyangkut persediaan bahan baku. Dengan mengetahui
fungsional secara tepat. faktor-faktor tersebut akan dapat dirumuskan alternatif
pemecahannya.
Kata kunci: Manajemen produksi, bahan baku, EOQ,
proses produksi.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
ABSTRACT adalah:
This research was aimed at solving the problem in
1. Penelitian Lapangan
determining raw material quantity at the company that
Dilakukan untuk memperoleh data mengenai
disturbs production process activities. The hypothesis of
sesuatu masalah dengan cara mengadakan pengamatan
this research was the determination of raw material
langsung terhadap obyek penelitian. Adapun
quantity in the company was not well-established because
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara: (1)
the company was not very concern to raw material demand
interview/wawancara dengan orang-orang yang
and possibilities and effects that can influence production
berwenang dalam perusahaan, dan (2) Penyebaran
process activities.
kuesioner kepada orang yang berwenang di perusahaan
The result of this study has shown that the hypothesis sehubungan dengan masalah yang dibahas yaitu
was accepted, therefore it is necessary to take some actions mengenai penentuan kuantitas persediaan bahan baku
in order to solve the problem namely: (1) determining more karet guna menunjang kelancaran produksi.
economic procurement system, (2) establishing maximum
2. Penelitian Kepustakaan
and minimum inventory, (3) determining reorder point, and
Data diperoleh dengan mempelajari buku-buku
(4) separating functional responsibilities precisely.
kepustakaan. Hal ini dilakukan guna mendapat landasan
Keywords: Production management, raw material, EOQ, teoritis sebagai dasar dalam melakukan penelitian dan
production process. penulisan.
Suharmiaty, Penentuan Kuantitas Bahan Baku Guna Menunjang Kelancaran Produksi, 21 - 27
(4) penggunaan bahan baku selalu pada tingkat yang tetap 1. Kebutuhan bahan baku karet selama satu tahun sebesar
secara kontinyu, dan (5) pesanan diterima persis pada saat 582.000 kg.
tingkat persediaan sama dengan nol berada di atas safety 2. Harga per kg Rp 3.300
stock. 3. Biaya pemesanan untuk setiap kali pesan sebesar Rp
25.000
Perhitungan biaya bahan baku berupa karet saja adalah
4. Biaya penyimpanan dan pemeliharaan 1, 096 %
sebagai berikut:
Untuk tahun 1986 2 x R xS
- Jumlah pemakaian bahan baku karet berdasarkan target Jadi EOQ =
produksi tahun 1986. P x I
2 x 582 . 000 x 25 . 000
Bahan baku karet = 428.000 kg x Rp 3.300 =
= Rp 1.920.600.000 3 . 300 x 1, 096 %
29.100.000.000
- Upah dan gaji tenaga pelaksana pergudangan sebesar Rp =
187.500 per bulan atau Rp 2.250.000 atau 36,168
= 840.578.633
2.250.000 = 28.365.095 kg, atau dibulatkan
dengan prosentase = x 100 % = 28.365 kg.
1.920.600.000
Jadi dalam tahun 1986 pembelian bahan baku karet
= 0.117 % dapat dilakukan pemasaran banyak
− Biaya peralatan dan penghapusan alat-alat serta 582.000
administrasi gudang Rp 68.000 per bulan atau Rp = = 20,52 kali
816.000 per tahun atau 28.365
816.000 atau dibulatkan = 21 kali
dengan prosentase = x 100 % = 0,042
% Pembelian berdasarkan Economic Order Quantity
1.920.600.000 (EOQ) dalam setiap bulannya adalah 21:12 = 1,75 kali atau
2 kali (dibulatkan).
− Biaya asuransi, biaya bunga, kurangnya bahan baku, dan
biaya lainnya sebesar = Rp 10.000.000 per tahun, atau Untuk tahun 1987
- Jumlah pemakaian bahan banku karet berdasarkan
10.000.000 rencana produksi 1987.
dengan prosentase = x 100 % = 0,575 % Bahan baku karet = 600.000 kg x Rp 3.750
1.920.600.000 = Rp 2.250.000.000
- Upah dan gaji tenaga pelaksana pergudangan sebesar Rp
− Kemungkinan kerusakan bahan baku, kurangnya bahan 210.000 per bulan atau Rp 2.520.000 per tahun atau
baku, dan biaya lainnya sebesar Rp 7.000.000 per tahun dengan prosentase adalah sebesar =
atau
2.520.000
7.000.000 x 100 % = 0,112 %
dengan prosentase = x 100 % = 0,364 % 2.250.000.000
1.920.600.000
- Biaya peralatan dan penghapusan alat-alat serta
Dengan demikian besarnya biaya penyimpanan dan administrasi gudang sebesar = Rp 75.000 per bulan atau
pemeliharaan dalam gudang (storage cost) adalah = 0,117% Rp 900.000 per tahun atau dengan prosentase =
+ 0,042% + 0,573% + 0,364% = 1,096% per tahun.
900.000
Selanjutnya dapat dihitung besarnya pembelian yang
x 100 % = 0,04 %
paling ekonomis (EOQ) dari bahan baku karet sebagai
2.250.000.000
berikut:
- Biaya asuransi, biaya bunga, dan pajak sebesar Rp Pembelian berdasarkan Economic Order Quantity
12.500.000 per tahun, atau dengan prosentase sebesar = (EOQ) dalam setiap bulannya adalah = 20:12 = 1,67 kali,
atau 2 kali (dibulatkan).
12.500.000
x 100 % = 0,556 %
2.250.000.000 2. Menentukan minimum dan maksimum persediaan bahan
baku karet
- Kemungkinan kerusakan bahan baku, kurangnya bahan a) Menentukan minimum persediaan bahan baku karet.
baku karet, dan biaya lainnya sebesar Rp 7.500.000 per Berdasarkan data perusahaan, persediaan minimum
tahun, atau dengan prosentase sebesar = dapat dihitung sebagai berikut:
Untuk tahun 1987 Tabel 1. Persediaan Minimum, EOQ, Re Order Point dan
- Jumlah pembelian yang paling ekonomis 30.382 kg Persediaan Maksimum
- Persediaan minimum sebesar 6.000 kg. Table 1. Minimum Stock, EOQ, Re Order Point and
Maximum Stock
Jadi besarnya persediaan maksimum adalah =
30.382 kg + 6.000 kg = 36.382 kg. Bahan Baku Bahan Baku
No Keterangan Karet Karet
(tahun 1986) (tahun 1987)
Hasil penghitungan persediaan tersebut dapat
1 Persediaan Minimum 5.820 kg 6.000 kg
dijadikan pedoman dalam penyediaan bahan baku 2 EOQ 28.365 kg 30.382 kg
untuk menunjang kelancaran jalannya proses produksi, 3 RE Order Point 11.640 kg 12.000 kg
sehingga tercapailah suatu persediaan yang optimal dan 4 Persediaan Maximum 34.185 kg 36.382 kg
menguntungkan baik dari segi keamanan maupun
pertimbangan-pertimbangan ekonomi lainnya. Jumlah biaya (total cost) yang dikelurkan terdiri dari 2
jenis biaya yaitu pesanan (order cost) dan carrying dapat
3. Menentukan reorder point. diperoleh dengan formula sebagai berikut:
Oleh karena pesanan memerlukan waktu atau lead
time, maka sebelum bahan baku yang ada habis dipakai
perlu segera dilakukan pesanan kembali, sehingga persis
R Q
setelah pesanan datang, bahan baku sama dengan nol atau di
atas safety stock. Penentuan reorder point yang dilakukakan TC = xS+ xPxI
perusahaan sama dengan besarnya safety stock dan S 2
kebutuhan selama lead time. Dengan demikian dapat
diketahui:
dimana,
TC = Total cost
Untuk tahun 1986 R = Kebutuhan bahan baku selama 1 tahun
- Safety stock (persediaan minimum) = 5.820 kg Q = Jumlah pesanan dengan biaya optimal
- Jumlah waktu lamanya pesanan 3 hari S = Biaya pesanan untuk setiap kali pesan
- Kebutuhan tiap hari 1.940 kg P = Harga bahan baku per unit, atau per KG
I = Biaya inventory per unit, atau biaya penyimpanan
Re Order Point : dan pemeliharaan dalam gudang
Safety Stock = 5.820 kg
Kebutuhan selama lead time Untuk tahun 1986
(3 x 1.940 kg) = 5.820 kg +
Re Order Point tahun 1986 = 11.640 kg a) Sebelum adanya EOQ.
- Kebutuhan karet 1 tahun = 582.000 kg
Untuk tahun 1987 - Jumlah setiap kali pesan 547.841 kg : 12 45. 653,42
- Safety stock (persediaan minimum) = 6.000 kg kg atau (dibulatkan 45.653 kg)
- Jumlah waktu lamanya pesanan 3 hari - Biaya setiap kali pesan Rp 25.000
- Kebutuhan tiap hari 2.000 kg - Harga bahan baku karet per kg Rp 3.300
- Biaya inventory 1,096 % per tahun.
Re Order Point
582.000 45.653
Safety stock = 6.000 kg TC = Rp25.000+ Rp3.300 x 1,096%
45.653 2
Kebutuhan selama lead time
(3 x 2.000) = 6.000 kg + = Rp 318.708,52 + 825.588,85
Re Order Point tahun 1987 = 12.000 kg = Rp 1.144.297,37
Dengan demikian apabila perusahaan melakukan b) Berdasarkan EOQ
pesanan kembali sesudah persediaan kurang dari 11.640 kg - Kebutuhan karet 1 tahun 582.000 kg
(tahun 1986) dan 12.000 kg (tahun 1987). Kenyataannya - Jumlah setiap kali pesan (EOQ) 28.365 kg
perusahaan telah melanggar safety stock karena pada waktu - Biaya setiap kali pesan Rp 25.000
pemesanan datang terpaksa mengambil bahan baku dari - Harga bahan baku karet per kg Rp 3.300
safety stock. Gambaran ringkas hasil penghitungan adalah - Biaya bahan dalam gudang sebesar 1,04 %
sebagai berikut:
Syamsudin, L. 1985. Manajemen Keuangan Perusahaan , Cetakan Alwi, S. 1982. Alat-alat Analisa Dalam Pembelanjaan. Bagian
keenam. Penerbit PT. Hanandita. Yogyakarta. Penerbit Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Assauri, S. 1980. Managemen Produksi, Edisi III. Lembaga Surachman, W. 1980. Dasar-dasar Research Pengantar
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Methodolgi Ilmiah. Penerbit Tarsito. Bandung.