Sumber:
Agustian
dan Ilham
(2007)
Subsidi dan bantuan langsung benih unggul Banyak bantuan top down
serta pemberian gratis alsintan: pasca panen yang tidak
a) belum meningkatkan produktivitas sesuai dengan kemampuan
b) belum mendorong lahirnya industri dan kebutuhan petani
penghasil benih dan alsintan yang sesuai
kebutuhan petani
c) perlu merubah bantuan dengan voucher
untuk membeli sesuai dengan kebutuhan
petani
Perubahan Adopsi
Konsolidasi Sinergi
Paradigma Inovasi Teknologi
Kelembagaan
Agribisnis
• Dari lahan kecil menjadi konsolidasi lahan • Pengelola kelompok sebagai organi- • Visi bersama
(skala ekonomi yang efisien) yang dikelola • Kebaruan input produksi
sasi bisnis • Implementasi
dengan corporate farming • Kebaruan praktik budidaya
• Dari bisnis budidaya menjadi bisnis integrasi • Penguatan/kohesi kelembagaan petani • Kebaruan teknologi pasca panen kegiatan secara
hulu–hilir (value chain) • Edukasi petani menjadi entrepreneur • Kebaruan packaging (kemasan) terpadu diantara
• Dari tanaman padi menjadi mixed farming • Pendampingan dan kemitraan pelaku dan
pendukung
Tidak hanya berbicara pertanian saja tetapi ini adalah transformasi pertanian yang melibatkan pengembangan industri dan jasa (pembiayaan,
logistik, pemasaran, dll)→ Agribisnis secara utuh
KONSEP KLASTER BISNIS PADI (2)
5
1
Mendorong terbentuknya klaster-klaster petani
2
Dikelola secara corporate farming dan mix farming
3
Dukungan pemerintah, BUMN, dan swasta dalam
menyediakan input produksi, pembiayaan, pengolahan,
KLASTER BISNIS pemasaran, pendampingan dan bantuan teknis
PADI
4 Informasi teknis mengenai bibit, teknik budidaya,
penanganan pasca panen dan logistik
Aturan
Kondisi saat ini Kondisi yang diusulkan
SKEMA Ada komitmen bahwa lahan untuk
KLASTER BISNIS PADI klaster dan tidak dialih-fungsikan.
Membentuk klaster/
kelompok dengan skala Jika tanah dijual, maka pembeli
tertentu (200-300 sepakat lahannya tetap sebagai
petani dengan luas 100- bagian dari klaster.
150 Ha) atau satu Belum tersertifikasi/sertifikasi Klaster usaha pertanian
Lahan perhutanan sosial / TORA
klaster satu desa perorangan (sawah < 1 ha) yang ditanami padi dikelola secara (dengan skala tertentu )
klaster.
Pendekatan Klaster Bisnis Padi di Pendekatan Klaster Bisnis Padi di Luar Pulau
Pulau Jawa Jawa
Identifikasi petani Identifikasi potensi Pilot Identifikasi sumber
dengan lahan / perhutanan project Analisis fit for
TORA yang dapat Pilot Project klaster
purpose lahan
kepemilikan lahan sosial yang dapat klaster dijadikan lahan padi
TORA untuk padi
<0.5 ha dilakukan klaster padi padi
1
Mendapatkan informasi 6
mengenai bibit, teknik
budidaya yang baik dan
Mendapatkan offtaker
2
untuk memperoleh harga HAK PETANI
Mendapatkan akses KUR
yang lebih baik DALAM KLASTER dan kemudahan
BISNIS PADI ketersediaan input
produksi
4 3
Mendapatkan bantuan Mendapatkan
pengawasan cara panen pembinaan dan
dan pengelolaan pasca pendampingan untuk
panen untuk mencapai teknis budidaya
mutu yang disepakati dan pembiayaan
7
Melakukan pengawasan terhadap
Menyediakan lahan (milik atau
cara panen dan pengelolaan pasca
sewa, hak kelola) untuk budidaya
panen untuk mencapai mutu hasil
dengan luas lahan yang sudah
yang sudah disepakati oleh petani
ditentukan pengelola kelompok
dan pengelola kelompok
PEMERINTAH
Pembinaan terhadap pelaku usaha
KONSUMEN
padi lebih mudah
Anggaran yang dikeluarkan pemerintah Ketersediaan pasokan beras
Kestabilan harga
lebih efisien
Terjadi sinergitas lintas sektor BENEFIT Jaminan mutu secara berkelanjutan
Peluang penyerapan tenaga kerja yang
lebih besar
Terjadinya transfer informasi dan ilmu
KLASTER
pengetahuan.
Mengurangi kemiskinan BISNIS PADI
Meningkatkan ketersediaan beras
Memberi peluang kegiatan on-farm
dan off-farm bagi petani
Meningkatkan industri dryer dalam
negeri
USULAN: MODEL PENGELOLA KLASTER 9
BISNIS PADI
Pedagang/
PT Mitra Bumdes Bersama Distributor/Agen
Poktan BUMDES
Konsumen
Ketersediaan: Usahatani Unit Usaha Dryer Unit Usaha RMU Off taker
Pupuk Lahan Klaster
Benih
Pengairan
Obat2an
Alsintan
Kredit Pembiayaan
Asuransi Pertanian
Gudang Gudang
PERAN PT MITRA BUMDES BERSAMA SEBAGAI 10
PENGELOLA KLASTER
Mengorganisir dan pendampingan/pelatihan untuk kebutuhan dan
1 pemenuhan/penyediaan input produksi (lahan, pupuk, benih, pengairan,
alsintan, obat-obatan, tenaga kerja) serta pengelolaan alsintan, RMU dan
gudang
PT
PT MITRA
MITRA BUMDes
BUMDes
Nusantara
Nusantara
PT
PT MITRA
MITRA BUMDes
BUMDes
BUMD
BUMD Kabupaten
Kabupaten
BUMDes
BUMDes
Bersama PT
PT MITRA
MITRA BUMDes
BUMDes
Bersama BERSAMA
BERSAMA /Kec.
/Kec. nan
ling /Keage
Channe
GAPOKTAN
PT
PT MITRA
MITRA BUMDes
BUMDes
BUM
BUM Desa
Desa Opera
Desa
Desa tor Pr
o gram
GAPOKTAN Keme
nteria
n
PRA-TANAM
1. Logistik Tani
ONE STOP TANAM
• Koordinasi
• Monitoring dan evaluasi
Kemenko dan Pemda
Koordinasi , Monev dan kebi- • Dukungan peraturan perundangan
jakan lainnya • Kebijakan Pendukung Lainnya
MODEL BISNIS KLASTER BISNIS PADI 17
VALUE PROPOSITION KEY ACTIVITY KEY PARTNER
Kemudahan dan kontinuitas pasokan beras Pendampingan team ahli: Pra
Kestabilan harga BUMN Pangan (BULOG, PPI,
tanam, Tanam, Panen, Pasca Panen. PIP, RNI dll)
Jaminan mutu berkelanjutan Edukasi kepada Petani Pemerintah (K/L, Pemda)
Perawatan persediaan Himbara
Kontrol persediaan dan pemesanan Swasta (Transmart, Indomart dll)
Pelayanan penjual
IT, E commerce
KEY RESOURCE
CUSTOMER SEGMENT
Kebersamaan Petani dalam klaster
Bulog Kemudahan akses dan tepat waktu
Modern Market input produksi/ dana
Ekspor Jaminan pemasaran (off taker)
Traditional Market Dukungan Pemerintah, BUMN,
Konsumen Beras Setempat Swasta.
COST STRUCTURE
CHANNEL Biaya tetap dan variabel:
Jaringan Pemerintahan pengolahan lahan, bibit, pupuk,
E-Commerce REVENUE STREAM obat, tenaga kerja, BBM Saprodi,
Website panen, pengangkutan, dryer,
Sosialisasi komunitas Jaminan Pembelian Produk (off gudang, RMU, packaging.
Publikasi taker). Biaya pengiriman barang ke
Penjulan produk ke Modern Market, Gudang pembeli.
Kontrak off taker produk Biaya rusak
tradisional Market, konsumen
Kerja sama Pemasaran Biaya listrik dan IT/Sistem
RELATIONSHIP Hubungan Komunitas
setempat, ekspor.
Penjualan pasar khusus BPNT Biaya Adm dan Umum Kantor
Customer Relation System
BUSINESS PROCESS KLASTER PADI ALT-1
18
PENJELASAN BUSINESS PROCESS KLASTER PADI ALT-1
200 s/d 300 petani pemilik lahan/penggarap dengan rata rata luas lahan 3.500
1 m2 s/d 5.000 m2 membentuk satu atau lebih POKTAN.
19
2 Satu atau lebih POKTAN membentuk GAPOKTAN
Selesai di Dryer gabah GKG dapat langsung di proses RMU jadi beras, atau
17
disimpan di Gudang atau SRG (di proses RMU saat kekurangan beras).
18 Proses RMU dari GKG menjadi beras.
19 Produk jadi Beras Premium berbagai kemasan ( 50kg, 25kg, 10kg, 5kg)
20 Beras dijual kepada off taker (BUMN/Swasta/Umum) yaitu kepada Bulog, PPI,
Pertani, PI Pangan (anak Perusahaan PIHC), Indomart group, Alphamart Group,
BPNT via E-Warong, Pasar Umum
PENJELASAN BUSINESS PROCESS KLASTER PADI ALT-2
21
Alternatif 1 hampir sama dengan alternatif 2 ditambahkan sebagai berikut:
3
BUMDesa ikut menjadi Pemasar dari Produk-Produk PT MBB
dan Produk BUMN melalui PT MBB sebagai Distributor Channel.
SUMBER PERMODALAN PENGELOLA KLASTER 22
5. BANTUAN
1. BANTUAN COMBINE
TRAKTOR ASSET
1
GAPOKTAN
6. BANTUAN 2
2. BANTUAN DRYER
STR SAHAM
MBB, HASIL UNTUK
SEWA ASSET KPD PT
TUNAI
MESIN TANAM
4
3. BANTUAN 5
DANA 6 7
MESIN OBAT BUMDES
7. BANTUAN DESA BUMDESMA
BUMDES
GUDANG BANTUAN
4. BANTUAN
PERONTOK 8. BANTUAN
RMU 8 9
BUMN
ANALISA KEUANGAN
23
NERACA GABAH
1. PRODUKSI PADI UNTUK LAHAN 100 HA 3. DIBUTUHKAN KUR TANI 1.377 JUTA DILUAR SEWA TANAH
2. DIBUTUHKAN DRYER KAPASITAS 10 TON PER BATCH
KETERANGAN JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOV DES JUMLAH
WKT TANAM MASA TANAM - 1 MASA TANAM - 2
MASA TANAM (MT) % TASE 16% 50% 34% 16% 50% 34%
HA 16 50 34 16 50 34
WKT PANEN MASA PANEN - 1 MASA PANEN - 2
MASA PANEN % TASE 16% 50% 34% 16% 50% 34%
HA 16 50 34 16 50 34
PRODUKSI GABAH
GKP/TON 101 316 215 101 316 215 1.265
GKG/TON - 81 253 172 - - 81 253 172 - - - 1.012
PER BLN 25 HR KERJA PANEN PER HARI 3,2 10,1 6,9 3,2 10,1 6,9
KEBUTUHAN DRYER KAPASITAS 10 TON PER BATCH KERJA 5 BLN PER TH
HA
100 - 81 253 172 - - 81 253 172 - - - 1.012
PRODUKSI GKG/TON 200 162 506 344 162 506 344 2.024
360 292 911 619 292 911 619 3.644
PRODUKSI RMU KAPA-
SITAS (GKG/TON/JAM) 1,5 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 3.600
SEHARI KERJA 8 JAM
SEBULAN KERJA 25 HR
SURPLUS (MINUS) GKG DLM TON - 300 - 8 611 319 - 300 - 300 - 8 611 319 - 300 - 300 - 300 44
611 930 630 330 322 933 1.252 952 652 352
GKG DISIMPAN DI SRG 52 44
MODAL KERJA STOCK SRG Rp. Juta 277 232 3.234 4.925 3.337 1.749 1.704 4.938 6.629 5.041 3.453 1.865
CATATAN :
1. SETIAP LAHAN 100 HA, DIPERLUKAN DRYER KAPASITAS 10 TON PER BATCH, KUR TANI SEBESAR Rp. 1.377 JUTA (DI LUAR SEWA
TANAH)
2. DIBUTUHKAN RMU DENGAN KAPASITAS 1,5 TON GKG PERJAM DENGAN KERJA 1 HARI 8 JAM, 1 BLN 25 HARI UNTUK SETIAP LAHAN
360 HA
3. POINT 2 DIBUTUHKAN GUDANG DENGAN KAPASITAS 1.250 TON GKG, DENGAN MODAL KERJA Rp. 6.629 JUTA
RULE BASE KLASTER BISNIS PADI
24
Aspek dalam
No Deskripsi
Rule Based
Luas Lahan dan Petani berkelompok membentuk klaster dengan luas lahan 100-150 Ha dengan jumlah petani sebanyak
1 Jumlah Petani 200-300 petani. Wilayah administrasi klaster dalam satu desa atau bagian dari desa. Bisa satu desa
yang diperlukan
satu klaster.
Pengelolaan lahan dilakukan secara kelompok dan tumpang sari/mix farming sehingga tercapai
Sistem
2 Pengelolaan keekonomian (skala ekonomi) dan naiknya produktivitas. Melakukan penanaman dengan jenis varietas dan
Lahan spesifikasi lainnya yang sudah disepakati petani dan pengelola kelompok. Bekerja bersama dalam produksi
dan saling membantu satu sama lain.
Dilakukan oleh PT Mitra Bumdes Bersama dengan anggota Kelompok Tani, Koperasi, dan/atau BUMDES
sebagai organisasi bisnis dengan latar belakang kepemimpinan yang kuat, proaktif, dan memiliki jiwa
Pengelola
3
Kelompok kewirausahaan. Pengelola kelompok menyusun perencanaan dan pelaksanaan proses bisnis usahatani padi
(on-farming), perencanaan dan pelaksanaan proses bisnis mix-farming, perencanaan dan pelaksanaan
proses bisnis off-farming, dan persoalan-persoalan klaster lainnya (intermediasi dan interaksi dengan
Kebaruan dilakukan pada input produksi, praktek budidaya, dan pasca panen. Diutamakan penerapan
stakeholders).
Adopsi Inovasi
4 kebaruan pada bibit unggul, alsintan dan pasca panen. Penanganan pasca panen dilakukan dengan
Teknologi
memanfaatkan dryer dan gudang penyimpanan.
Pemerintah, BUMN dan kelompok usaha memberikan akses ketersediaan sarana produksi seperti pupuk,
Dukungan Akses
5 Ketersediaan bibit, dan alat mesin pertanian (ALSINTAN) tepat waktu dan sesuai kebutuhan. Pemerintah melalui
Sapras PUPR, KEMENTAN, KEMENDES dan Pemda menyediakan prasarana, seperti jaringan irigasi, jalan desa,
dan embung.
Kelompok Usaha (Offtaker) menjamin pembelian hasil produksi yang dijual petani klaster dan mendukung
Penjualan Hasil
6 klaster melalui pendampingan sesuai dengan kesepakatan (harga dan standar mutu produk). Petani
Produk Klaster
diperbolehkan untuk menyimpan sebagian hasil panennya untuk keperluannya di masa yang akan datang.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 7 %, disediakan oleh bank BUMN, seperti BRI, BNI, Bank
7 Modal Usaha
Mandiri.
Diperlukan tenaga pendamping yang berasal dari tenaga teknis kelompok usaha, pemerintah. dan
8 Pendampingan
pengelola kelompok
TAHAPAN PELAKSANAAN KLASTER BISNIS
PADI
1 IMPLEMENTASI OVOP PADI KEMENDES 25
Penyamaan Kesepakatan
Persepsi Konsep Integrasi
PADI BIASA
Desa Palakka, Barru- Sulsel SAWAH IRIGASI LAYAK
4 DAN TADAH
HUJAN
5 PADI BIASA
Desa Kapuh, HSS- Kalsel TADAH HUJAN LAYAK
“TERIMA KASIH”