Anda di halaman 1dari 29

KLASTER BISNIS PADI

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN


JAKARTA, Desember 2018
DATA DAN FAKTA PERTANIAN DI INDONESIA (1/2)
1
1. KEPEMILIKAN LAHAN KECIL MEMBUAT SKALA EKONOMI MINIMUM TIDAK
TERCAPAI DAN PERLU PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

2. SEKTOR PERTANIAN MASIH MENJADI ANDALAN UNTUK PENYERAPAN TENAGA


KERJA DAN BERAGAMNYA SUMBER PENDAPATAN PETANI
Proporsi Pendapatan Petani Padi

Padi Palawija Sayur dan buah


(47,40%) (0,05%) (6,13 %)
(0 %) (0,34 %)

Sumber:
Agustian
dan Ilham
(2007)

Pedagang Industri Angkutan Pegawai Buruh bangunan


(1,75 %) (0 %) (2,61 %) (28 %) (1,02 %)
DATA DAN FAKTA PERTANIAN DI INDONESIA (2/2)
2
3. SECARA PRAKTIK, PROGRAM-PROGRAM SUBSIDI PERTANIAN BELUM BERJALAN
OPTIMAL
Problemanya: Bank tidak memberikan kredit kepada petani gurem
dan penggarap

Subsidi dan bantuan langsung benih unggul Banyak bantuan top down
serta pemberian gratis alsintan: pasca panen yang tidak
a) belum meningkatkan produktivitas sesuai dengan kemampuan
b) belum mendorong lahirnya industri dan kebutuhan petani
penghasil benih dan alsintan yang sesuai
kebutuhan petani
c) perlu merubah bantuan dengan voucher
untuk membeli sesuai dengan kebutuhan
petani

4. BELUM TERINTEGRASINYA RANTAI NILAI PERTANIAN DAN PENANGANANNYA

Petani Pengumpulan PengolahanPengemasanWholesaler


dan dan dan Konsumen
pengiriman penyimpanan distribusi dan retailer
Setiap tahapan budidaya, pascapanen,pengolahan, logistik/pemasaran, dan konsumen dikerjakan oleh masing-masing
pelaku dan tidak terintegrasi
. PENGERTIAN KLASTER 3

Klaster adalah konsentrasi geografis perusahaan dan


institusi yang saling berhubungan pada sektor
tertentu, Mereka berhubungan karena kebersamaan
dan saling melengkapi. (Porter, 1998)

Perusahaan-perusahaan dalam klaster


mendapatkan keuntungan dari
terbentuknya efisiensi kolektif
(collective efficiency): KEUNTUNGAN

 Secara bersama, mereka memberikan efek spillover/ keuntungan


kepada perusahaan-perusahaan lain lingkungan sekitar
 Mereka melaksanakan aksi bersama (joint actions)  efek
bekerjasama yang sifatnya aktif bagi perusahaan-perusahaan
yang tergabung dalam klaster (active effects)
KONSEP KLASTER BISNIS PADI (1)
Tujuan : Produktivitas Skala ekonomi Pendapatan Petani
4

Perubahan Adopsi
Konsolidasi Sinergi
Paradigma Inovasi Teknologi
Kelembagaan
Agribisnis

• Dari lahan kecil menjadi konsolidasi lahan • Pengelola kelompok sebagai organi- • Visi bersama
(skala ekonomi yang efisien) yang dikelola • Kebaruan input produksi
sasi bisnis • Implementasi
dengan corporate farming • Kebaruan praktik budidaya
• Dari bisnis budidaya menjadi bisnis integrasi • Penguatan/kohesi kelembagaan petani • Kebaruan teknologi pasca panen kegiatan secara
hulu–hilir (value chain) • Edukasi petani menjadi entrepreneur • Kebaruan packaging (kemasan) terpadu diantara
• Dari tanaman padi menjadi mixed farming • Pendampingan dan kemitraan pelaku dan
pendukung

Kemudahan Akses Pelibatan Penerapan Dukungan


Pembiayaan Off taker IT Logistik

• Usahatani (input produksi, alsintan) • Pemetaan lahan dan pelaku usaha


• Pasca panen,dryer, penggilingan padi • Penjamin hasil produksi sekaligus • Sistem logistik
• Sistem informasi pertanian
dan gudang sebagai avalis yang efisien
terintegrasi • Pemasaran
• Pengolahan produk turunan padi • Mendukung melalui pendampingan
pada petani
• Asuransi pertanian online

Tidak hanya berbicara pertanian saja tetapi ini adalah transformasi pertanian yang melibatkan pengembangan industri dan jasa (pembiayaan,
logistik, pemasaran, dll)→ Agribisnis secara utuh
KONSEP KLASTER BISNIS PADI (2)
5
1
Mendorong terbentuknya klaster-klaster petani
2
Dikelola secara corporate farming dan mix farming
3
Dukungan pemerintah, BUMN, dan swasta dalam
menyediakan input produksi, pembiayaan, pengolahan,
KLASTER BISNIS pemasaran, pendampingan dan bantuan teknis
PADI
4 Informasi teknis mengenai bibit, teknik budidaya,
penanganan pasca panen dan logistik
Aturan
Kondisi saat ini Kondisi yang diusulkan
SKEMA Ada komitmen bahwa lahan untuk
KLASTER BISNIS PADI klaster dan tidak dialih-fungsikan.
Membentuk klaster/
kelompok dengan skala Jika tanah dijual, maka pembeli
tertentu (200-300 sepakat lahannya tetap sebagai
petani dengan luas 100- bagian dari klaster.
150 Ha) atau satu Belum tersertifikasi/sertifikasi Klaster usaha pertanian
Lahan perhutanan sosial / TORA
klaster satu desa perorangan (sawah < 1 ha) yang ditanami padi dikelola secara (dengan skala tertentu )
klaster.
Pendekatan Klaster Bisnis Padi di Pendekatan Klaster Bisnis Padi di Luar Pulau
Pulau Jawa Jawa
Identifikasi petani Identifikasi potensi Pilot Identifikasi sumber
dengan lahan / perhutanan project Analisis fit for
TORA yang dapat Pilot Project klaster
purpose lahan
kepemilikan lahan sosial yang dapat klaster dijadikan lahan padi
TORA untuk padi
<0.5 ha dilakukan klaster padi padi
1
Mendapatkan informasi 6
mengenai bibit, teknik
budidaya yang baik dan

5 benar, pasar, dan harga

Mendapatkan offtaker
2
untuk memperoleh harga HAK PETANI
Mendapatkan akses KUR
yang lebih baik DALAM KLASTER dan kemudahan
BISNIS PADI ketersediaan input
produksi

4 3
Mendapatkan bantuan Mendapatkan
pengawasan cara panen pembinaan dan
dan pengelolaan pasca pendampingan untuk
panen untuk mencapai teknis budidaya
mutu yang disepakati dan pembiayaan
7
Melakukan pengawasan terhadap
Menyediakan lahan (milik atau
cara panen dan pengelolaan pasca
sewa, hak kelola) untuk budidaya
panen untuk mencapai mutu hasil
dengan luas lahan yang sudah
yang sudah disepakati oleh petani
ditentukan pengelola kelompok
dan pengelola kelompok

Menghimpun diri secara Melakukan pemilihan dan


berkelompok dengan petani lainnya penyotiran hasil produksi sesuai
yang lahan usahanya berdekatan kriteria yang sudah disepakati
dan sama-sama ditanami oleh petani dan pengelola
kelompok

Melakukan penanaman dengan


jenis varietas dan spesifikasi KEWAJIBAN PETANI Petani berkewajiban menjual
lainnya yang sudah disepakati DALAM KLASTER hasil panen sesuai kesepakatan
oleh petani dan pengelola petani dan pengelola kelompok
kelompok BISNIS PADI
Melakukan pemeliharaan dan
panen sesuai dengan jadwal yang Mengelola Membayar dan melunasi KUR
sudah disepakati oleh petani dan manajemen air secara tepat waktu
pengelola kelompok irigasi
PETANI SWASTA
8
 Meningkatkan produktivitas dan
skala ekonomi  Kemudahan dan kontinuitas
 Meningkatkan pendapatan mendapatkan pasokan bahan baku
 Mendapatkan kemudahan akses yang bermutu
KUR, input produksi  Mengurangi biaya produksi
 Jaminan pemasaran dan kepastian perusahan
harga jual (kestabilan harga)
 Menjadi usahatani komersial modern
 Mengurangi biaya produksi
 Meningkatkan mutu hasil
 Peningkatan capacity building SDM
petani dalam teknik budidaya dan
penanganan pasca panen
 Petani bekerja bersama dalam
produksi dan saling membantu
 Petani dapat meningkatkan kegiatan
lain dalam on-farm dan off-farm

PEMERINTAH
 Pembinaan terhadap pelaku usaha
KONSUMEN
padi lebih mudah
 Anggaran yang dikeluarkan pemerintah  Ketersediaan pasokan beras
 Kestabilan harga
lebih efisien
 Terjadi sinergitas lintas sektor BENEFIT  Jaminan mutu secara berkelanjutan
 Peluang penyerapan tenaga kerja yang
lebih besar
 Terjadinya transfer informasi dan ilmu
KLASTER
pengetahuan.
 Mengurangi kemiskinan BISNIS PADI
 Meningkatkan ketersediaan beras
 Memberi peluang kegiatan on-farm
dan off-farm bagi petani
 Meningkatkan industri dryer dalam
negeri
USULAN: MODEL PENGELOLA KLASTER 9
BISNIS PADI
Pedagang/
PT Mitra Bumdes Bersama Distributor/Agen

Poktan BUMDES

Konsumen

Ketersediaan: Usahatani Unit Usaha Dryer Unit Usaha RMU Off taker
Pupuk Lahan Klaster
Benih
Pengairan
Obat2an
Alsintan
Kredit Pembiayaan
Asuransi Pertanian

Gudang Gudang
PERAN PT MITRA BUMDES BERSAMA SEBAGAI 10
PENGELOLA KLASTER
Mengorganisir dan pendampingan/pelatihan untuk kebutuhan dan
1 pemenuhan/penyediaan input produksi (lahan, pupuk, benih, pengairan,
alsintan, obat-obatan, tenaga kerja) serta pengelolaan alsintan, RMU dan
gudang

2 Intermediasi dan pendampingan/pelatihan pengajuan KUR dan asuransi


usaha tanaman pangan (AUTP) serta pendanaan lainnya

Mengorganisir dan pendampingan/pelatihan tahapan manajemen


3 usahatani/budidaya

Mengorganisir dan pendampingan/pelatihan penanganan pasca panen, hasil


4 panen, dan penyerapan serta penjualan hasil panen

 Operator Program Kementrian,


5  Channeling/keagenan Produk-produk BUMN,
 Layanan Terpadu Bumdes/ Bumdesma, Petani/ Poktan/ Gapoktan.
PERAN PT MITRA BUMDES BERSAMA SEBAGAI
• OPERATOR PROGRAM KEMENTERIAN 11
• KEAGENAN/CHANNELING PRODUK PRODUK BUMN

PT
PT MITRA
MITRA BUMDes
BUMDes
Nusantara
Nusantara

PT
PT MITRA
MITRA BUMDes
BUMDes
BUMD
BUMD Kabupaten
Kabupaten

BUMDes
BUMDes
Bersama PT
PT MITRA
MITRA BUMDes
BUMDes
Bersama BERSAMA
BERSAMA /Kec.
/Kec. nan
ling /Keage
Channe
GAPOKTAN

PT
PT MITRA
MITRA BUMDes
BUMDes
BUM
BUM Desa
Desa Opera
Desa
Desa tor Pr
o gram
GAPOKTAN Keme
nteria
n

GAPOKTAN Koperasi UMKM Pelaku Usaha


Lainnya
PERAN PT MITRA MITRA BUMDES SEBAGAI
12
“ LAYANAN TERPADU”

PRA-TANAM
1. Logistik Tani
ONE STOP TANAM

2. Permodalan SERVICES/LAYANAN 1. Penanaman Bibit


3. Persiapan Lahan
4. Seleksi Benih TERPADU OLEH 2. Perawatan tanaman
5. Persemaian 3. Pemupukan tanaman
6. Pendampingan PT MBB 4. Penyemprotan hama
- Asuransi Usaha Tani 5. Pendampingan
- Kredit Usaha Rakyat

PASCA PANEN PANEN


Pengolahan Hasil Pertanian 1. Offtaker Hasil Panen (GKP)*
1. Distribusi Hasil Pertanian 2. Penyimpanan Hasil Panen (GKG)
3. Resi Gudang
2. Penjualan Hasil Pertanian
(Sesuai Harga Pasar)
3. E-Commerce
PERAN GAPOKTAN 13
1 Menyiapkan ketersediaan lahan (milik atau sewa, hak
kelola) untuk budidaya dengan luas lahan yang sudah
ditentukan PT MBB

2 Menghimpun petani secara berkelompok yang lahan


usahanya berdekatan dan sama-sama ditanami

3 Melakukan penanaman dengan jenis varietas dan


spesifikasi lainnya yang sudah disepakati oleh petani dan
PT MBB

4 Melakukan pemeliharaan dan panen sesuai dengan jadwal


yang sudah disepakati oleh petani dan PT MBB
PERAN BUMDES/BUMDES BERSAMA 14

1 Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan


pengelolaan pasca panen untuk mencapai mutu hasil
yang sudah disepakati oleh petani dan PT MBB

2 Melakukan pemilihan dan penyotiran hasil produksi


sesuai kriteria yang sudah disepakati oleh petani dan
PT MBB

3 Melakukan operasional unit usaha dryer, RMU dan Gudang


PERAN STAKEHOLDER (1/2) 15

• Sertifikasi Lahan (Kementerian ATR/BPN)


• Jaringan irigasi ( Kemtan dan Pemda)
• Mekanisme subsidi (Kementan dan Kemkeu)
• Pelatihan capacity building SDM bagi petani (Kementan, KUKM)
• Kebijakan pendukung lainnya (Kementan, Kemendes, Kemen
Kementerian KUKM,Kemendag, Kemenhub dan lain)
Akses dan dukungan kebijakan

• Penyaluran pupuk ( PT Pupuk Indonesia)


• Penyaluran benih bersertifikat ( PT SHS)
• Akses dan penyaluran KUR (BRI, Mandiri, BNI)
• Akses dan pemberian asuransi pertanian (PT Jasindo)
BUMN
• Pembelian produksi (dapat berupa beras ataupun gabah) petani pada saat
Akses dan penyaluran input harga < HPP (Bulog)
produksi
PERAN STAKEHOLDER (2/2) 16

• Penjamin Hasil Beras


Swasta/BUMN/BUMDA • Avalis
Off taker
• Pendampingan

• Pendampingan perencanaan, teknis budidaya, panen dan pasca panen (PT)


• Pelatihan capacity building SDM bagi pengelola dan petani (PT)
• Penerapan hasil Iptek lainnya (Litbang)
Perguruan Tinggi/Litbang • Diversifikasi Produk (PT dan Litbang)
Pendampingan dan
dukungan IPTEK

• Koordinasi
• Monitoring dan evaluasi
Kemenko dan Pemda
Koordinasi , Monev dan kebi- • Dukungan peraturan perundangan
jakan lainnya • Kebijakan Pendukung Lainnya
MODEL BISNIS KLASTER BISNIS PADI 17
VALUE PROPOSITION KEY ACTIVITY KEY PARTNER
 Kemudahan dan kontinuitas pasokan beras  Pendampingan team ahli: Pra
 Kestabilan harga  BUMN Pangan (BULOG, PPI,
tanam, Tanam, Panen, Pasca Panen. PIP, RNI dll)
 Jaminan mutu berkelanjutan  Edukasi kepada Petani  Pemerintah (K/L, Pemda)
 Perawatan persediaan  Himbara
 Kontrol persediaan dan pemesanan  Swasta (Transmart, Indomart dll)
 Pelayanan penjual
 IT, E commerce
KEY RESOURCE
CUSTOMER SEGMENT
 Kebersamaan Petani dalam klaster
 Bulog  Kemudahan akses dan tepat waktu
 Modern Market input produksi/ dana
 Ekspor  Jaminan pemasaran (off taker)
 Traditional Market  Dukungan Pemerintah, BUMN,
 Konsumen Beras Setempat Swasta.

COST STRUCTURE
CHANNEL  Biaya tetap dan variabel:
 Jaringan Pemerintahan pengolahan lahan, bibit, pupuk,
 E-Commerce REVENUE STREAM obat, tenaga kerja, BBM Saprodi,
 Website panen, pengangkutan, dryer,
 Sosialisasi komunitas  Jaminan Pembelian Produk (off gudang, RMU, packaging.
 Publikasi taker).  Biaya pengiriman barang ke
 Penjulan produk ke Modern Market, Gudang pembeli.
 Kontrak off taker produk  Biaya rusak
tradisional Market, konsumen
 Kerja sama Pemasaran  Biaya listrik dan IT/Sistem
RELATIONSHIP  Hubungan Komunitas
setempat, ekspor.
 Penjualan pasar khusus BPNT  Biaya Adm dan Umum Kantor
 Customer Relation System
BUSINESS PROCESS KLASTER PADI ALT-1
18
PENJELASAN BUSINESS PROCESS KLASTER PADI ALT-1
200 s/d 300 petani pemilik lahan/penggarap dengan rata rata luas lahan 3.500
1 m2 s/d 5.000 m2 membentuk satu atau lebih POKTAN.
19
2 Satu atau lebih POKTAN membentuk GAPOKTAN

3 Petani dikoordinasi oleh POKTAN dan GAPOKTAN mengajukan KUR


dimana permohonan kredit dan persyaratan kredit diajukan melalui PT Mitra
Bumdes Bersama (MBB).
4 MBB melakukan pengecekan dokumen permohonan kredit, dan melakukan
verifikasi petani, lahannya kemudian meneruskan permohonan KUR ke Bank
(Himbara).
5 KUR ditutup Asuransi Gagal Panen oleh PT Jasindo dengan bantuan Premi
Asuransi dari Kementan sebesar 80%.

6 Himbara memberikan Persetujuan KUR kepada masing-masing Petani


Pencairan KUR melalui Kartu Tani yang berfungsi juga sebagai Tabungan/ATM.
7 KUR yang masuk ke Kartu Tani dapat dicairkan bertahap sesuai skedul
rencana pengeluaran biaya produksi padi, agar KUR digunakan sesuai tujuan.
8 Kementan memberikan bantuan Saprodi dan atau Sapotran.
9 Pendampingan melalui Dinas Pertanian/PPL dan atau Tenaga Ahli Universitas
terdekat.
10 Pelaksanaan Pengolahan lahan yaitu pekerjaan Membajak kemudian Tanam Padi
11 Melakukan Pemupukan dan Penyemprotan Pestisida
PENJELASAN BUSINESS PROCESS KLASTER PADI ALT-1
20
12 Memanen Padi oleh Petani, PT MBB sebagai Off taker GKP
13 PT MBB membeli dan membayar hasil panen padi di atas truk, uangnya
digunakan untuk melunasi KUR dengan cara dipotong hasil penjualan Panen,
sisanya dibayarkan kepada Petani.
14 Kemendes membantu ke Desa, dengan Anggaran Desa per tahun, sebagian Dana
Desa dipergunakan untuk mendirikan Usaha Bumdes. Dengan usaha Bumdes ini
dipergunakan sebagian untuk ikut saham di PT MBB.
15 BUMN mendirikan PT MBN, kemudian PT MBN ikut di saham PT MBB

16 Hasil Off taker atau pembelian gabah PT MBB diangkut ke Dryer

Selesai di Dryer gabah GKG dapat langsung di proses RMU jadi beras, atau
17
disimpan di Gudang atau SRG (di proses RMU saat kekurangan beras).
18 Proses RMU dari GKG menjadi beras.
19 Produk jadi Beras Premium berbagai kemasan ( 50kg, 25kg, 10kg, 5kg)
20 Beras dijual kepada off taker (BUMN/Swasta/Umum) yaitu kepada Bulog, PPI,
Pertani, PI Pangan (anak Perusahaan PIHC), Indomart group, Alphamart Group,
BPNT via E-Warong, Pasar Umum
PENJELASAN BUSINESS PROCESS KLASTER PADI ALT-2
21
Alternatif 1 hampir sama dengan alternatif 2 ditambahkan sebagai berikut:

1 BUMDesa ikut memberikan pinjaman kepada petani, sehingga


pinjaman sebagian dari KUR sebagian dari BUMDesa. Ini bisa
sinergi karena dari pengalaman tidak semua Petani memenuhi
KUR, walaupun petani tersebut mampu membayar.

2 BUMDesa menjadi Off taker GKP kemudian menjual kepada PT


MBB, ini juga bisa sinergi karena BUMDesa yang dekat langsung
dengan petani dan bisa langsung kontrol kondisi Padi petani.

3
BUMDesa ikut menjadi Pemasar dari Produk-Produk PT MBB
dan Produk BUMN melalui PT MBB sebagai Distributor Channel.
SUMBER PERMODALAN PENGELOLA KLASTER 22
5. BANTUAN
1. BANTUAN COMBINE
TRAKTOR ASSET
1
GAPOKTAN
6. BANTUAN 2
2. BANTUAN DRYER

STR SAHAM
MBB, HASIL UNTUK
SEWA ASSET KPD PT

UNTUK STR SAHAM


DG PT MBB, HASIL
KERJASAMA ASSET
3

TUNAI
MESIN TANAM
4

3. BANTUAN 5
DANA 6 7
MESIN OBAT BUMDES
7. BANTUAN DESA BUMDESMA
BUMDES
GUDANG BANTUAN

4. BANTUAN
PERONTOK 8. BANTUAN
RMU 8 9
BUMN
ANALISA KEUANGAN
23
NERACA GABAH
1. PRODUKSI PADI UNTUK LAHAN 100 HA 3. DIBUTUHKAN KUR TANI 1.377 JUTA DILUAR SEWA TANAH
2. DIBUTUHKAN DRYER KAPASITAS 10 TON PER BATCH
KETERANGAN JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOV DES JUMLAH
WKT TANAM MASA TANAM - 1 MASA TANAM - 2
MASA TANAM (MT) % TASE 16% 50% 34% 16% 50% 34%
HA 16 50 34 16 50 34
WKT PANEN MASA PANEN - 1 MASA PANEN - 2
MASA PANEN % TASE 16% 50% 34% 16% 50% 34%
HA 16 50 34 16 50 34

PRODUKSI GABAH
GKP/TON 101 316 215 101 316 215 1.265
GKG/TON - 81 253 172 - - 81 253 172 - - - 1.012
PER BLN 25 HR KERJA PANEN PER HARI 3,2 10,1 6,9 3,2 10,1 6,9
KEBUTUHAN DRYER KAPASITAS 10 TON PER BATCH KERJA 5 BLN PER TH
HA
100 - 81 253 172 - - 81 253 172 - - - 1.012
PRODUKSI GKG/TON 200 162 506 344 162 506 344 2.024
360 292 911 619 292 911 619 3.644
PRODUKSI RMU KAPA-
SITAS (GKG/TON/JAM) 1,5 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 3.600
SEHARI KERJA 8 JAM
SEBULAN KERJA 25 HR
SURPLUS (MINUS) GKG DLM TON - 300 - 8 611 319 - 300 - 300 - 8 611 319 - 300 - 300 - 300 44
611 930 630 330 322 933 1.252 952 652 352
GKG DISIMPAN DI SRG 52 44
MODAL KERJA STOCK SRG Rp. Juta 277 232 3.234 4.925 3.337 1.749 1.704 4.938 6.629 5.041 3.453 1.865

CATATAN :
1. SETIAP LAHAN 100 HA, DIPERLUKAN DRYER KAPASITAS 10 TON PER BATCH, KUR TANI SEBESAR Rp. 1.377 JUTA (DI LUAR SEWA
TANAH)
2. DIBUTUHKAN RMU DENGAN KAPASITAS 1,5 TON GKG PERJAM DENGAN KERJA 1 HARI 8 JAM, 1 BLN 25 HARI UNTUK SETIAP LAHAN
360 HA
3. POINT 2 DIBUTUHKAN GUDANG DENGAN KAPASITAS 1.250 TON GKG, DENGAN MODAL KERJA Rp. 6.629 JUTA
RULE BASE KLASTER BISNIS PADI
24
Aspek dalam
No Deskripsi
Rule Based
Luas Lahan dan Petani berkelompok membentuk klaster dengan luas lahan 100-150 Ha dengan jumlah petani sebanyak
1 Jumlah Petani 200-300 petani. Wilayah administrasi klaster dalam satu desa atau bagian dari desa. Bisa satu desa
yang diperlukan
satu klaster.
Pengelolaan lahan dilakukan secara kelompok dan tumpang sari/mix farming sehingga tercapai
Sistem
2 Pengelolaan keekonomian (skala ekonomi) dan naiknya produktivitas. Melakukan penanaman dengan jenis varietas dan
Lahan spesifikasi lainnya yang sudah disepakati petani dan pengelola kelompok. Bekerja bersama dalam produksi
dan saling membantu satu sama lain.
Dilakukan oleh PT Mitra Bumdes Bersama dengan anggota Kelompok Tani, Koperasi, dan/atau BUMDES
sebagai organisasi bisnis dengan latar belakang kepemimpinan yang kuat, proaktif, dan memiliki jiwa
Pengelola
3
Kelompok kewirausahaan. Pengelola kelompok menyusun perencanaan dan pelaksanaan proses bisnis usahatani padi
(on-farming), perencanaan dan pelaksanaan proses bisnis mix-farming, perencanaan dan pelaksanaan
proses bisnis off-farming, dan persoalan-persoalan klaster lainnya (intermediasi dan interaksi dengan
Kebaruan dilakukan pada input produksi, praktek budidaya, dan pasca panen. Diutamakan penerapan
stakeholders).
Adopsi Inovasi
4 kebaruan pada bibit unggul, alsintan dan pasca panen. Penanganan pasca panen dilakukan dengan
Teknologi
memanfaatkan dryer dan gudang penyimpanan.
Pemerintah, BUMN dan kelompok usaha memberikan akses ketersediaan sarana produksi seperti pupuk,
Dukungan Akses
5 Ketersediaan bibit, dan alat mesin pertanian (ALSINTAN) tepat waktu dan sesuai kebutuhan. Pemerintah melalui
Sapras PUPR, KEMENTAN, KEMENDES dan Pemda menyediakan prasarana, seperti jaringan irigasi, jalan desa,
dan embung.
Kelompok Usaha (Offtaker) menjamin pembelian hasil produksi yang dijual petani klaster dan mendukung
Penjualan Hasil
6 klaster melalui pendampingan sesuai dengan kesepakatan (harga dan standar mutu produk). Petani
Produk Klaster
diperbolehkan untuk menyimpan sebagian hasil panennya untuk keperluannya di masa yang akan datang.

Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 7 %, disediakan oleh bank BUMN, seperti BRI, BNI, Bank
7 Modal Usaha
Mandiri.
Diperlukan tenaga pendamping yang berasal dari tenaga teknis kelompok usaha, pemerintah. dan
8 Pendampingan
pengelola kelompok
TAHAPAN PELAKSANAAN KLASTER BISNIS
PADI
1 IMPLEMENTASI OVOP PADI KEMENDES 25

Mengecek Memilih Memilih Lokasi


MoU OVOP OVOP Padi Percontohan OVOP

KOORDINASI DAN SINKRONISASI


”KONSEP KLASTER” PADI

Penyamaan Kesepakatan
Persepsi Konsep Integrasi

2 INTEGRASI IMPLEMENTASI OVOP PADI DENGAN “KONSEP KLASTER”

Memilih Lokasi Identifikasi Kerjasama Melakukan Implementasi


Percontohan Integrasi Kebutuhan petani Action Plan Integrasi
26
CALON LOKASI PERCONTOHAN 27
1 Dusun Santren, Ponorogo- PADI BIASA
SAWAH IRIGASI LAYAK
Jawa Timur

2 Desa Ngemplak, Karanganyar- PADI LAYAK


ORGANIK
Jawa Tengah SAWAH
IRIGASI

3 Desa Wonosari, Mesuji-Lampung PADI BIASA


RAWA LAYAK
GAMBUT

PADI BIASA
Desa Palakka, Barru- Sulsel SAWAH IRIGASI LAYAK
4 DAN TADAH
HUJAN

5 PADI BIASA
Desa Kapuh, HSS- Kalsel TADAH HUJAN LAYAK
“TERIMA KASIH”

Anda mungkin juga menyukai