Anda di halaman 1dari 48

REKAYASA

USAHATANI

 RIAN KURNIA
 085321587654
 rian.agribusiness@gmail.com
Pengertian Unsur-unsur Pokok
USAHATANI Ilmu Usahatani
Usahatani

Prinsip
Tritunggal dan
Ukonomi Rentabilitas Ekonomi
Klasifikasi dan Pofit Margin
Produksi
Usahatani
Usahatani

Macam-
Pembiayaan macam Alat
Usahatani Analisis Analisis R/C dan B/c
Kelayakan
usahatani

Analisis Titik Impas Sensitivitas Perencanan dan


dan Cost/ Unit Analysis PetaUsahatani

• Uts Analisis Stuktur Likwiditas,


• Uas Produksi Solvabilitas
Nilai Tambah Pembukuan Usahatani
dan
• Praktikum (Value Added) Rentabilitas
• Kehadiran
• Etika Dan Estetika
Literatur :
• Abas Tjakrawiralaksana, 1983. Usahatani. Departemen Ilmu-Ilmu
Sosial Ekonomi Pertanian.IPB. Bogor.
• Bambang Rianto, 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.
BPFE. Yogyakarta.
• Fadholi Hernanto, 1996. Ilmu Usahatani.Penebar Swadaya.Jakart.
• Ken Suratiah, 2006.Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
• Soedarsono Hadisapoetro. 1978. Biaya dan Pendapatan Usahatani.
Departemen Ekonomi Pertanian.Fakultas Pertanian. UGM Yoyakart.
• Soeharjo dan Dahlan Patong. 1973. Sendi-Sendi Pokok Ilmu
Usahatani. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.IPB.
Bogor.
• Soeharto Prawiro Kusumo, 1990. Ilmu Usahatani. BPFE.Yogyakarta.
• Soehargi Sigit. 1993. Analisa Titik Impas. BPFE. Yogyakarta.
• Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.
Filosofi

Sarjana Pertanian dituntut Gejala yang terjadi di


menguasai ilmu manajemen masyarakat petani hanya
dan ilmu ekonomi terapan mengetahui secara teknis
yang dapat dipakai sebagai mengenai produksi yang
alat analisis untuk Pengam- diperoleh sedangkan se-
bilan Keputusan Usaha. cara ekonomis perlu dike-
tahui feasiability dan
PENGERTIAN
SEMPIT

PERTANIAN USAHATANI

Menurut Daniel: ilmu yang mmpelajari cara-cara petani mengkombinasikan dan mengop-
eraskan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, dan modal
sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usa-
hatani berupa tanaman maupun ternak shingga memberikan hasil ang
maksimum dan kontinyu.
Menurut Efferson : ilmu yang mempelajari cara-cara mengorganissikan dan mengop-
erasikan unit usahatani dipndang dari sudut efisiensi dan pendapatan kon-
tinyu.
Menurut Vink : ilmu yang mempelajari norma-normayang digunkan untukmengatur usa-
hatani agar memperoleh pedapatan yang setinggi-tingginya.
Menurut Prawirokusumo : ilmu terapan yang membahas bagaimana membuat atau meng-
gunakan sumberdaya secara efisien pada suatu usaha pertanian. Ilmu yang
mempelajari bagaimana membuat dan melaksanakan keputusan pada us-
aha pertanian untuk mencapai tujuan yang telah disepakati oleh petani
tersebut.
Menurut Abas Tjakrawiralaksana : setiap organisasi dari alam, kerja, modal dan pengelo-
laan yang ditujukan kepada produksi dilapangan pertanian.
Sejarah Usahatani
Mata Pencaharian di Masyarakat :
• Pengumpulan
• Pertanian
• Perindustrian
• Perdagangan
• Jasa-jasa lain.

PERKEMBANGAN USAHATANI (Tohir , 1983) :


1. Usahatani memiliki ciri-ciri ekonomis kapitalis.
Misalnya perusahaan pertanian/perkebunan di
Indonesia yang berbadan hukum.
2. Usahatani yg memiliki dasar ekonomis-sosialis-
komunitas. Biasanya di negara komunis/
sosialis.
3. Usahatani keluarga (family farming) yang
berkembang dari subsisten ke komersial.
USAHATANI
Usahatani Keluarga dan Perusahaan
Pertanian
Secara garis besar ada dua bentuk usahatani, Perbedaan Pokok Usahatani
yaitu usahatani keluarga (family farming) dan Pe- keluarga dengan perusa-
rusahaan Pertanian (plantation, estate, en- haan pertanian adalah :
terprise) 1. Tujuan Akhir
2. Bentuk Hukum
3. Luas Lahan
4. Jumlah Modal
5. Jumlah Tenaga Kerja yang
dicurahkan
6. Unsur usahatani
7. Sifat Usahatani
8. Pemanfaatan terhadap hasil-
hasil Pertanian
Kaitan Vertikal Usahatani Dalam Agribisnis
TATA NIAGA
DISTRIBUSI
PENYIMPANAN
PENGOLAHAN

Lembaga penunjang
AGROINDUSTRI
: Bank, Koperasi,
Lembaga Penelitian,
Peraturan Pemerin-
MANAJEMEN USAHATANI :
tah
Pangan, Hortikultur, Perke-
bunan, Ternak, Ikan

PENGADAAN DAN PENYALURAN


SARANA PRODUKSI

Bibit dan Benih, Pupuk, Pestisida, Alat dan


Mesin Pertanian, Bahan Bakar
Perbedaan Usahatani dengan Perkebunan
Ciri Usahatani Perkebunan

1. Lahan Sempit Luas


2. Status Lahan Milik, Sewa, Sakap HGU
3. Pengelolaan Petani dan sederhana Milik swasta Tenaga kerja upah
4. Jenis tanaman Campuran, monokultur pangan Tanaman perdagangan monokultur
5. Tekonologi sederhana Modern
6. Cara budidaya tradisional Mengikuti teknologi
7. Permodalan Padat karya Padat modal

Perbedaan Usahatani dengan Industri


Ciri Usahatani Industri
1. Tenaga Kerja Penggerak Manusia/Ternak/Mekanik Mekanik/Mesin
2. Proses Produksi Terbuka dan tergantung alam Di Ruangan dan tidak tergantung alam
3. Pengelolaan Sderhana Mutahir
4. Pengambilan Keputusan Cepat dan Tepat Jangka Panjang
5. Standarisasi Sulit Mudah
6. Perputaran Modal Lama cepat
UNSUR UNSUR POKOK USAHATANI

• Luas lahan • Manusia (1 HKP = 0,8 HKW = 0,5 HKA)


• Kodisi fisik • Ternak
• Lokasi lahan • Mesin
• Status kepemilikan
• Fregmentasi lahan

Lahan Kerja

Modal Pengelolaan

• Modal Tetap (fixed capital) • organisasi


• Modal lancar (current variable capital • operasi
• Modal Kerja (working capital) •pembelian dan penjualan
• prencanaan dan pembiayaan.
TRI TUNGGAL DAN KLASIFIKASI USAHATANI

Tanaman
Tanah/Lahan
dan Hewan
Manusia/Petani
Klasifikasi Usahatani Petani Pemilik
Penggarap

Perseorangan/farm Petani Penyakap


individual

Petani Penyewa

Kolektif
Bentuk

Komparatif

Subsisten

Corak Komersial
Usahatani
Khusus

Tidak Khusus
Pola
Campuran

Faktor Fisik, topografi,


kelembaban
Tipe
Faktor ekonomi, modal
PRINSIP EKONOMI DALAM MANAJEMEN USAHATANI

1. Prinsip Imbangan Biaya (Principle of oppor-


tunity cost)
ad. Prinsip yg menjelaskan petani utk
memilih alternatif cabang usahatani dengan
melihat modal yg tersedia dan keuntungan
yang diperoleh. Pengangguran usahatani :
a. Menganggur (unemployment) :
tidak bekerja sama sekali.
b. Penganggur musiman (seasenal
Modal Macam Usahatani dan keuntungan unemployment) usahatani tidk
(Rp) yg didapat. (Rp) perlu tenaga kerja terus-
menerus.
Jagung Ayam Sapi
c. Setengah menganggur (dies-
guised unemployment) tenaga
10.000 1500 2000 1750 kerja produktif < 40 jam sem-
20.000 2000 1500 3000 inggu.
2. Prinsip keuntungan komparatif (Principle of Comparatif advetange)
ad. Hukum keuntungan komparatif / law of comparative advetange.
Melaksanakan aktivitas usahatani yg disebabkan faktor ekstern diluar
kemampuan manusia misal agroklimat suatu wilayah. Spesialisasi usaha
menyebabkan spesialisasi daerah yg disebabkan oleh law of comparative
advetange

Komodity Wonosobo Tasikmalaya


Keuntun gan (Rp) Keuntungan (Rp)

Kentang 1.000.000 300.000


Mendong 450.000 1.200.000

3. Prinsip kenaikan hasil yg semakin berkurang (Principle of Deminishing


Return /Law of Deminishing Return)
ad. Hukum ini berlaku di bidang pertanian yakni pada mulanya penambahan
satu unit korbanan pda suatu proses produksi akan memperlihatkan kenaikan
hasil yg bertambah, tetapi setelah melampao titi tetertentu, kenaian menjadi
makin berkurang sampai akhirnya tidak menunjukan kenaikan hasil dan
produksi total menurun.
Untuk mengkombinasikan korbanan spy terjadi kombinasi yg optimum dg
mengharap keuntungan yg tinggi mk perlu mengetahui :
1. Hubungan fisik anatara input dengan output pd berbagai tingkat
pemakaian korbanan.
2. Harus mengetahui komponen biaya (biaya input dan harga output)
3. Harus mengetahui Revenue yg mungkin dicapai.

4. Prinsip Kombinasi Usaha (Prinsiple of Combaining enterprises)


Ad. Suatu prinsip dimana petani memilih kombinasi usahatani dan
didasari oleh petani utk melaksanakan kombinasi usaha :
1. Mengatasi resiko kegagalan panen dr satu cabang usahatani yg
dilaksankan.
2. Turunnya harga dr satu produk ushatani yg dilaksankan.
3. Penyebaran hama dan penyakit dapat dicegah.
4. Distribusi kerja sepanjang tahun.
Dalam Kombinasi Cabang Usahatani terdapat 4 kemungkinan
hubungan yg dapat terjadi yaitu :
1. Independent Enterprises ad cabang usahtani yg berdiri sendiri,
tdk tergantung pada cabang usahatani lainya. Cabang
usahatani ini tdk menyebabkan kenaikan atau penurunan
produksi dari usahatani lain.Biasanya bersifat produk terpaut,
usaha ini dianggap 1 produk. Mis domba dan wool, mede
dan bijinya, sapi dan susunya.
2. Competitive Enterprises ad cabang usahatani yg satu bersaing
dg cabang usahatani yg lain, artinya saling mempengaruhi
antar cabang usahatani.
3. Supplementary Enterprises ad cabang usahatani yg tidak
bersaing dengan cabang usahatani yg lain, artinya cabang
usahatani yg tidak menaikan/menurunkan cabang usahatani yg
lain, biasanya terdpt pd alat yg digunakan berbagai usahatani.
keadan ini pada penggunaan input yg tdk efisien.
4. Complementary Enterprises ad kenaikan produksi suatu cabang
usahatani menyebabkan kenaikan produksi cabang usahatani
lainya. Mis ; Hewan dg tanaman.
PEMBIAYAAN USAHATANI
Biaya adalah korbanan yg digunakan utk pembelian input dan sarana produksi yg
digunakan dalam usahatani. Beberapa hasil penelitian usahatani menunjukan pen-
dapatan yg diperoleh selalu negatif, oleh karena itu pengetahuan tentang biaya
usahatani sangat diperlukan. Besarnya biaya yg dikeluarkan menentukan harga
pokok produks yg dihasilkan.

Berdasarkan Sifatnya Biaya Usahatani dibagi menjadi :


a. Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya Tetap ad biaya yg sifatnya tidak dipengaruhi besar kecilnya produksi. Mis : pajak, penyusutan
alat, bunga pinjaman, sewa lahan.
Biaya Variabel ad biaya yg sifatnya berubah sesuai dengan besarnya produksi. Mis : bibit, pakan ter -
nak, tenaga kerja, pupuk, obat-obatan.
b. Biaya yg dibayarkan dan biaya yg tidak dibayarkan
Dalam usahatani ada biaya yang dibayarkan dengan uang tunai atau benda,misal : biaya obat-obatan ,
bibit, pembelian pakan, upah tenaga kerja luar, disamping itu ada biaya yg tidak dibayarkan y ang
sebenarnya jg merupakan biaya. Misal : pemakaian tenagakerja keluarga, bunga modal penyusutan
alat, pajak.
c. Biaya langsung dan Biaya Tidak langsung
Biaya langung adalah biaya yg langsung digunakan dalam proses produksi (actual cost)
Biaya tdk langsung (imputed cost ) mis : penyusutan alat, biaya makan TK keluarga,
Depresiasi/Penyusutan
Ada empat macam cara untuk memperhitungkan nilai penyusutan:

a. Garis lurus (straight-line methode)


Nilai Pembelian – Nilai Sisa
Penyusutan =
Umur Ekonomis
Contoh:
• Nilai pembelian: Rp. 100.000
• Umur ekonomis : 5 tahun
• Nilai sisa : Rp. 5.000
Rp. 100.000 – Rp. 5.000
Penyusutan per tahun =
5 tahun

= Rp. 19.000 per tahun


b. Unit performance

• Nilai pembelian: Rp. 100.000


• Performance : 6.000 jam
• Nilai sisa : Rp. 25.000
Rp. 100.000 – Rp. 25.000
Penyusutan per tahun =
6.000 jaam

= Rp. 12,5 per jam


c. Decreasing (sum of the year
degits)
• Nilai pembelian : Rp. 100.000
• Umur ekonomis : 5 tahun
• Nilai sisa : Rp. 25.000
• Jumlah digits : 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15
Penyusutan:
5
• Tahun 1 = x (Rp. 100.000 – Rp. 25.000) = Rp. 25.000
15
4
• Tahun 2 = x (Rp. 100.000 – Rp. 25.000) = Rp. 20.000
15

3
• Tahun 3 = x (Rp. 100.000 – Rp. 25.000) = Rp. 15.000
15
2
• Tahun 4 = x (Rp. 100.000 – Rp. 25.000) = Rp. 10.000
15
1
• Tahun 5 = x (Rp. 100.000 – Rp. 25.000) = Rp. 5.000
15
Jumlah = Rp. 75.000
d. Decline balance

• Rumus : S
1 n
C

• C = cost
• S = Nilai sisa
• N = Umur
• Cost : Rp. 100.000
• Umur ekonomis : 5 tahun
• Nilai sisa : Rp. 25.000
Perhitungannya sebagai berikut:
25.000
1 5 x100%
100.000 = 24,2142%

Penyusutan :
• Tahun 1 = 24,2142% x Rp. 100.000 = Rp. 24.214
• Tahun 2 = 24,2142% x (Rp. 100.000 – Rp. 24.214)
= 24,2142% x Rp. 75.786 = Rp. 18.351
• Tahun 3 = 24,2142% x (Rp. 75.786 - Rp. 18.351)
= 24,2142% x Rp. 57.435 = Rp. 13.907
• Tahun 4 = 24,2142% x (Rp. 57.435 - Rp. 13.907)
= 24,2142% x Rp. 43.528 = Rp. 10.540
• Tahun 5 = 24,2142% x (Rp. 43.528 - Rp. 10.540)
= 24,2142% x Rp. 32.988 = Rp. 7.988 (+)

Jumlah = Rp. 75.000


Berdasarkan Macamnya Biaya Usahatani digolongkan menjadi :

1. Biaya Tetap Total (Total Faxed Cost)


2. Biaya Tetap Rata-rata (Average Total Faxed Cost) ad Biaya Tetap Total
dibagi jumlah produksi yg dihasilkan.
3. Biaya Variabel Total (Total Varable Cost)
4. Biaya Variable Rata-rata (Average Total Variable Cost) ad keseluruhan
biaya variabel dibagi dg jumlah produksi.
5. Biaya Marginal ad tambahan biaya yg diperlukan untuk menaikan
satu satuan produksi.
6. Biaya Total (Total Cost) ad jumlah biaya tetap dan biaya variabel, Bi-
aya total diperlukan untuk menentuakan pendapatan dr suatu cabang
usahatani. Nilai Produk total dikurangi biaya adalah keuntungan.
7. Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost) adalah Biaya Total dibagi
Jumlah produksi yg dihasilkan.
ALAT ANALISIS KELAYAKAN USA-
HATANI DAN KEGUNAANNYA
KEGIATAN PRO- KEGIATAN KONSUMSI/
DUKSI/BISNIS RUMAH TANGGA

Pasar Tenaga Kerja

Tenaga Kerja

KELUARGA
Pasar Kon-
Pasar Produksi USAHA sumsi

Modal
Lahan
Arus Uang

Arus Barang
Pasar Modal

BAGAN KEGIATAN BISNIS USAHATANI


Bentuk Pengujian/Analisa Keberhasilan Ca-
bang suatu Usahatani.

1. Analisa Biaya per satuan Hasil ( Unit Cost of Productian)


Gunanya untuk menghitung Harga Pokok Produksi.
2. Imbangan antara Penerimaan dan Biaya (Cost and Revenue
Ratio atau R/C) dipakai untuk pengujian kelayakan/keber-
hasilan cabag suatu Usaha.
3. Analisa Pendapatan/keuntungan Cabang Usaha (Enterprises
net income/profit) dipakai untuk pengujian keuntungan
cabang suatu Usaha
4. Analisa Imbangan Manfaat tambahan Biaya (Benefit cost
ratio atau B/C) untuk pengujian penggantian teknologi yg
berakibat pertambahan penggunaaan biaya.
Contoh Bagan Analisa Cabang Usaha

2,50: R/C artinya setiap rupiah biaya yang dikeluarkan


akan memperoleh penerimaan 2,50 rupiah, dan
memperoleh pendapatan/ keuntungan sebesar 1,50
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI BIAYA DAN PENDAPATAN

Faktor Internal : FaktorEkstern :


Umur, Pendidikan, Pengetahuan, Input : a. Ketersediaan
Pengalaman dan Ketrampilan b. Harga
Jumlah Tenaga kerja Keluarga Output : a. Permintan
Luas Lahan b. Harga
Modal

USAHATANI

BIAYA DAN PENDAPATAN


TITIK IMPAS (BREAK EVEN POINT/BEP)

• Titik Impas adalah titik perpotongan antara Penerimaan dengan Biaya total.

• Titik Impas adalah suatu keadaan dimana penerimaan sama dengan Biaya Total
atau suatu keadaan dimana suatu usaha dalam keadaan tidak memperoleh keun-
tungan juga tidak mengalami kerugian.

• Analisis Titik Impas adalah suatu cara atau teknik untuk mengetahui kaitan antara
penjualan, produksi, harga jual, biaya, rugi dan laba.

• Kegunaan analisis BEP :


1. Sebagai dasar merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba
(Profit Planning)
2. Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan yang sedang berjalan (Controlling)
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual.
4. Sebagau bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan bagi seorang manajer.
Asumsi-asumsi dalam BEP :
1. Bahwa biaya-biaya yang ada dalam kegiatan tersebut harus dapat dibedakan antara
biaya tetap dan Biaya Variabel.
2. Bahwa yang ditetapkan sebagai biaya tetap itu akan tetap konstan/tidak mengalami
perubahan meskipun volume produksi atau volume kegiatan berubah.
3. Bahwa yang ditetapkan sebagai biaya variabel itu akan tetap sama jika dihitung biaya
perunit produksinya.
4. Bahwa harga jual/unit akan tetap, berapapun banyaknya unit produk yang dijual.
5. Bahwa perusahaan tersebut hanya memproduksi/menjual satu jenis produk/barang.
6. Hasil produksi habis terjual setiap satukali proses produksi.

Data yang diperlukan dalam analisis BEP :


7. Biaya Tetap (Fixed Cost)
8. Biaya Variabel (Variable Cost)
9. Nilai Penjualan/Penerimaan (Revenue)
10. Harga jual perunit (Price/Unit)
11. Produktivitas (Productivity )
Penerimaan
Y
Biaya Total

BEP

Biaya Tetap

GAMBAR TITIK IMPAS


Biaya Tetap
BEP NP =
Biaya Variabel
1–
Nilai Penjualan

BEP Nilai Penjualan


BEP VP =
Harga jual

BEP Volume Produksi


BEP LL =
Produktivitas
ANALISIS KEPEKAAN (Sensitivity Analysis) :
Analisis untuk mengetahui perubahan pada Titik Impas sebagai akibat adanya pe-
rubahan harga (Input/Output).

Biaya Tetap X Nilai Penjualan


SA =
Nilai Penjualan – Biaya Variabel

BATAS KESELAMATAN (Margin Of Safety) :


Perbandingan/ratio dari selisih penjualan yang direncanakan dikurangi dengan pen-
jualan pada BEP dibagi dengan penjualan yang direncanakan dikalikan 100 persen.

Penjualan yang direncanakan – Penjualan pada BEP


MS = X 100 %
Penjualan yang direncanakan
LIKUIDITAS SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan utk memenuhi kewajiban finansialnya yg segera harus
dipenuhi, dari alat-alat pembayaran yg dimiliki oleh perusahaan pd saat tertentu mrp kekuatan
membayar dari perusahaan yang bersangkutan.
Kemampuan membayar diketahui dari membandingkan kekuatan membayar dengan kewajiban
finansialnya yg segera harus dipenuhi. Jika kemampuan membayar kewajiban dihubungkan dengan
pihak luar/kreditur disebut Likuiditas Badan Usaha. Jika kemampuan membayar kewajiban
digunakan untuk menyeenggrakan proses produksi disebut Likuiditas Perusahaan

CURRENT RATIO = AKTIVA LANCAR X 100 %


(L) HUTANG LANCAR
Standar tingkat Likuiditas tidak mutlak, tetapi ukuran paling kecil
secara umum adalah 200 %

Contoh :
Aktiva lancar Rp 15.000 Hutang Lancar Rp 5.000
Net Working Capital Rp 10.000

CR = 15.000 : 5.000 Ratio hutang lancar dg net working capital 2 :1


= 3 : 1 artinya pada saat modal kerja Rp 10.000 maka
= 300 % perusahaan hanya boleh memliki hutang lancar
maksimal Rp 5.000 jika tetap tingkat likuiditas-
nya = 300 %

Upaya memperbesar Lkuiditas :


1. Hutang lancar tetap diusahakan menambah aktiva lancar
2. Aktiva lancar tetap diusahakan mengurangi jumlah hutang lancar
3. Mengurangi jumlah hutang lancar besama-sama mengurangi aktiva lancar.
SOLVABILITAS

Merupakan kemampuan perusahaan dlm


memenuhi kewajiban finansialnya apabila
perusahaan tsb dilikuidasikan, dgn demikian
solvabilitas adalah kemampuan perusahaan
dlm mengembalikan semua hutang-hutangnya
baik jangka pendek maupun jangka panjang
berdasarkan aset yang dimilikinya.
Perusahaan yg solvabel belum tentu likuid.

Solvabilitas diukur dengan membandingkan jumlah aktiva/total aset dg jumlah


hutang jangka pendek maupun jagka panjang, cara lain adalah dengan mem-
bandingkan antara modal sendiri/net worth/excess value daripada aktiva diatas
hutang disati pihak dengan hutang dipihak lain, dan perbandingan tersebut
dinyatakn dalam persen (%).
Misal : Aktiva Rp 450.000
Hutang Rp 300.000
Excess value Rp 150.000
Solvabilitas = 450.000 x 100 % = 150 %
300.000
Artinya : perusahaan masih dlm kondisi yg menguntungkan, karena dari
modal yg digunakan masih mempunyi kelebihan 50 %
Upaya mempertinggi tingkat solvabilitas :
1. Menambah aktiva tanpa menambah hutang.
2. Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva

RENTABILITAS
Rentabilitas menjunjukan perbandingan antara laba dengan modal yg menghasilkan laba, atrinya kemampuan
perusahaan utk menghasilkan laba selama periode tertentu dinyatakan persen (%)

R = Laba x 100 %
Modal

RENTABILITAS EKONOMI (EARNING POWER)


Howard dan Upton RE adalah kemampuan perusahaan utk mengembalikan modal yg telah digunakannya.
Johnson R E adalah hubugan antara laba dengan modal.
Rentabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara laba modal sndiri dan modal asing yg digunakan utk
menghasilkan laba dan dinyatakan dalam persen (%).
Rentabilita Ekonomi digunakan utk melihat efektifitas an efisiensi pengelolaan prusahaan, semakin besar ni -
lai RE maka smakin efektif, RE lebih penting dari pada laba, karena laba yg besar belum merupakan ukuran
bahwa perusahaan telah bekerja secara efisien.
Upaya utk mempertinggi nilai RE :

1. Profit margin = perbandingan antara net operating income dg net sales x 100%.
Net Operating Income (keuntungan) x 100%
Net sales/penjualan
2. Turnover of operating Assets
= Net sales (Pejualan)
Operating assets (Modal)
Jadi Profit margin utk mengetahui efisiensi prusahaan dg melihat besar kecilnya laba
hubungannya dg sales, sedangkan operating asset dimaksudkan utk efisiensi perusahaan
dg melihat kecepatan perputaran operating assets dlm suatu peroide tertentu.

Turnover of operating assets = 2


artinya selama 1 periode produksi dg menggunakan seluruh assets akan menghasilkan
tingkat perputaran modal sebesar 2 kali.

Rentabilitas Modal sendiri/Rentabilitas Usaha mrp kemampuan perusahaan dg modal


sendiri yg beroperasi utk menghasilkan keuntungan.
Analisis Struktur Produksi/Nilai Tambah (Value Added)

Nilai tambah adalah Seisih nilai output yg mendapat perlakuan pd thap ter-
tentu dikuragi dg nilai bahan baku serta korbanab lainya yg digunakan selam
pross produksi berlangsung (Hayami, 1987)

Faktor Teknis : Ketersediaan Bahan


Baku, Kapasitas Produksi, Tenaga
Kerja.
Yg mempengaruhi Ni-
lai tambah Faktor Ekonomis : Harga Output,
Upah Tenaga Kerja, harga bahan
baku dan input lainya
KONSEP PENDUKUNG
NILAI TAMBAH

Faktor Konversi : me- Koefisien Tenaga Nilai produk : me-


nunjukan banyaknya kerja : banyaknya nunjukan nilai out-
output yg dpt dihasilkan tenaga kerja yg put persatuan in-
dari satu diperlukan utk put.
satuan input bahan megolah
baku.
satu satuan input.
Kerangka Analisis Struktur Produksi/ Nilai Tambah (Hayami, 1987)

No Uraian Satuan Keterangan


(I) Output, Input dan Harga
1. Output kg
2. Input bahan baku kg
3. Tenaga Kerja (JKO)
4. Faktor Konversi 1/2
5. Koefisien Tenaga Kerja 3/2
6. Harga Output Rp/kg
7.Upah Tenaga Kerja Rp/JKO
(II) Penerimaan dan Keuntungan (Rp/kg bahan baku)
8. Harga bahan baku (Rp/kg)
9. Harga Input lain Rp/kg
10. Nilai Output Rp/kg 4 X 6
11. a. Nilai Tambah Rp/kg 10 – 8 – 9
b. Rasio nilai tambah % 11 a / 10 x 100%
12. a. Pendapatan Tenaga kerja Rp/kg 5 x7

b. Pangsa Tenaga Kerja % 12 a / 11 a x 100 %


13. a. Keuntungan Rp/kg 11 a - 12 a
b. Tingkat keuntungan % 13 a / 10 x 100%
Pembukuan Usahatani

Pembukuan Usahatani dimaksudkan pencatatan dari semua dan setiap transaksi yang terjadi selama proses
produksi usahatani berlansung dalam kurun waktu tertentu. Semua adalah semua transaksi baik input
ataupun output, setiap adalah tiap-tiap kejadian yang terjadi baik secara teknis maupun yang berkaitan
secara ekonomis mengenai kejadian transaksi selama proses produksi berlangsung.

TUJUAN DAN KEGUNAAN PEMBUKUAN USAHATANI


1. Alat kontrol kebijakan pengelolaaan usahatani.
2. Sumber keterangan statistik pertanian mengenai masalah produksi, hasil input dan output, tenaga
kerja, biaya produksi, pendapatan dan pengeluaran usaha.
3. Sebagai petunjuk mengenai tingkat perkembangan usahatani.
4. Sebagai pedoman dalam reorganisasi usahatani dan sebagai dasar penyusun kebijakan selanjutnya.

MANFAAT PEMBUKUAN USAHATANI ;


1. Untuk penyusunan Neraca Laba-Rugi dan Balance Sheet
2. Sebagai Sumber Data
3. Sebagai sarana untuk memperoleh kredit
4. Sebagai alat penggunaan usaha ; Financial statement, Cash flow
Macam Pembukuan :
I. Pembukuan Tunggal
Didalamnya terdapat komponen-komponen penerimaan dan pengeluaran, uraian yang menunjukan
besarnya jumlah/unit serta satuan dan harga. Pembukuan ini memberikan informasi untuk analisa
pendapatan.

Contoh : Pembukuan Tunggal Usahatani X, Periode Mei 1988.

Tanggal Uraian hal dan Harga Satuan (Rp) Penerimaan (Rp) Pengeluaran (Rp)
Jumlah
1 Mei 1988 60 butir telur 200,00 12.000,00 -
6 Mei 1988 50 ekor ayam 15.000,00 - 75.000,00
dst
-
-
II. Pembukuan Ganda
Adalah pembukuan yang kolom penerimaan dan pengelurannya terpisah, sehingga jelas dan mudah untuk dianalisis.
A. Macam Penerimaan Usahatani X Periode Mei 1988

Tanggal Jumlah Harga satuan Macam Penerimaan


(Rp)
Padi Jagung Telur Susu
1 Mei 1988 10 lt 1500,00 - - - 15.000,00
50 bt 400,00 - - 20.000,00 -
dst..

B. Macam Pengeluaran Usahatani X Periode Mei 1988


Tanggal Jumlah Harga satuan Upah TK Macam Pengeluaran
(Rp)
Bibit Pakan Obat-obatan

5 Mei 10 kg 750,00 - - 7.500,00 -


30 bt 1.100,00 - 30.000,00 - -
Perencanaan dan Sketsa Usahatani

Usahatani maksimum perlu perencanaan yang tepat, cermat dan


akurat. Salah satu alat bantu yg digunkan dalam perncanaan
usahatani adalah peta usahatani yang didlamnya berisikan ;
pola, tipe, bentuk, luas dan asilitas, status ketinggian temapt
dan pH tanah. Keseluruhan indikator ini dijadikan dasar
dalam perencanaan usahatani.
Data-data tersebut diperoleh secara primer an sekunder.
Tahapan dalam perencanaan usahatani

Inventarisasi sumber data

TAHAP I

Menyusun, mengorganisas-
ikan sumber-sumber pro-
duksi

Estimasi biaya dan pendap-


atan dari rencana tsb

TAHAP II
Pengorganisasian biaya dan
pendapatan dlm suatu
anggaran
Sketsa Usahatani
Isinya berupa keterangan: luasan, letak, bentuk dan keterangan
lain yang dapt mendeskripsikan suatu usahatani.
Misal :

Petak I 0,5 ha padi

Petak V Kebun 2 ha
Petak II Kolam 0,05 ha

Petak III Bangunan 0,07ha

Petak IV Gudang 0,02 ha


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai