KERJA
Jl. Gajayana No.50, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur
Mralfahmi77@gmail.com
Abstrak
Omnibus Law Cipta Kerja telah sah menjadi undang-undang (UU). Salah
satu poin yang menuai kontroversi adalah soal klaster ketenagakerjaan. Salah
satunya ialah dalam masalah kontrak pekerja, pada dasarnya baik perusahaan
maupun karyawan, saling terikat dalam sebuah kontrak kerja. Perjanjian kerja
tersebut harus memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak. Dalam perundang-
undangan indonesia, dikenal dua perjanjian yaitu perjanjian kerja waktu tertentu
(PKWT) dan perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT). Dalam revisi terbaru
di UU Omnibus Law Cipta Kerja, memang ada sejumlah pasal yang mengalami
revisi dalam dua skema perjanjian kerja tersebut. Di dalam artikel ini akan dibahas
mengenai sejumlah revisi tersebut dan apa dampak sebelum dan sesudah
pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja dalam dunia ketenagakerjaan.
Abstract
The Omnibus Law on Job Creation has legally become a law (UU). One of the
points that caused controversy was the employment cluster. One of them is in the
case of workers' contracts, basically both companies and employees are bound to
each other in a work contract. The work agreement must contain the rights and
obligations of both parties. In Indonesian legislation, there are two agreements,
namely a certain time work agreement (PKWT) and an indefinite work agreement
(PKWTT). In the most recent revision of the Omnibus Law on Cipta Kerja, there
are indeed a number of articles that have undergone revisions in the two work
agreement schemes. In this article, we will discuss a number of these revisions
and their impact before and after the ratification of the Omnibus Law on Job
Creation in the world of employment.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Omnibus Law Cipta Kerja telah sah menjadi undang-undang (UU). Salah satu
poin yang menuai kontroversi adalah soal klaster ketenagakerjaan. Salah satunya
ialah dalam masalah kontrak pekerja, pada dasarnya baik perusahaan maupun
karyawan, saling terikat dalam sebuah kontrak kerja. Perjanjian kerja tersebut
harus memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak. Dalam perundang-undangan
indonesia, dikenal dua perjanjian yaitu perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT)
dan perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT).
PP UU Cipta Kerja tentang PKWT, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu
Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja tersebut menjelaskan aturan PKWT
terbaru, yang berlaku sejak diterbitkan pada Februari 2021 menggantikan aturan
sebelumnya di UU Ketenagakerjaan. Berikut akan dijelaskan pemaparan tentang
perubahan setelah disahkannya UU Cipta Kerja.
PEMBAHASAN
PKWT tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja. Jika tetap
disyaratkan, maka masa percobaan batal demi hukum dan dianggap sebagai
bagian dari masa kerja karyawan kontrak. Dengan demikian, masa kerja karyawan
kontrak di perusahaan dihitung sejak terjadinya hubungan kerja berdasarkan
PKWT sampai perpanjangan kontrak berakhir.
Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum jangka waktu
PKWT berakhir, pengusaha wajib memberikan uang kompensasi yang dihitung
berdasarkan masa PKWT yang telah dijalani pekerja. Ketentuan ini juga berlaku
jika pekerjaan selesai sebelum jangka waktu berakhir.
Daftar Pustaka
http://suaralira.com/mobile/detailberita/21588/sebelum-dan-sesudah-ada-uu-cipta-
kerja-nasib-pekerja-kontrak
https://www.gadjian.com/blog/2021/03/05/aturan-karyawan-kontrak-pkwt-pp-uu-
cipta-kerja/
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201006135421-532-554944/5-
dampak-omnibus-law-ciptaker-bagi-pekerja-di-indonesia
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5202068/nasib-pekerja-kontrak-
sebelum-dan-sesudah-ada-uu-cipta-kerja
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5fb4e462866ba/10-dampak-uu-cipta-
kerja-terhadap-uu-ketenagakerjaan?page=all
https://www.gadjian.com/blog/2021/03/05/aturan-karyawan-kontrak-pkwt-pp-uu-
cipta-kerja/