TA Elfita Pamuji Rahayu LP3I Pondok Cabe (BOOKMARK)
TA Elfita Pamuji Rahayu LP3I Pondok Cabe (BOOKMARK)
TUGAS AKHIR
Oleh :
Elfita Pamuji Rahayu
150113150019
11
PENGESAHAN NASKAH TUGAS AKHIR
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
iv
ABSTRAK
Dosen Pembimbing :
Indra Iman Sumantri, S.E., M.M.
Dalam Laporan Tugas Akhir ini penulis memiliki tujuan penelitian yaitu
untuk mengetahui Pelaksanaan Penataan Surat Masuk yang dilakukan
Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta
Selatan, untuk mengetahui penataan surat masuk yang diterapkan dan
untuk mengetahui pelaksanaan penataan surat masuk. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Pelaksanaan Penataan Surat Masuk Pada Suku
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan
telah melakukan penataan surat masuk dengan menggunakan sistem
numerik yang sudah disesuaikan dengan kondisi instansi, akan tetapi
pelaksanaan penataan surat masuk belum optimal karena kurangnya
pengetahuan petugas surat masuk mengenai sistem penataan surat.
Untuk itu, sebaiknya instansi dapat mengikut sertakan pegawai dalam
seminar maupun pelatihan mengenai penataan sura
v
SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir (TA) ini tepat pada waktunya.
vii
8. Bapak Indra Iman Sumantri, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing
Tugas Akhir, yang bersedia membimbing penulis dalam menyusun
Tugas Akhir ditengah kesibukannya.
9. Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran Dan Penyelamatan
Jakarta Selatan.
10. Semua dosen Politeknik LP3I Jakarta Kampus Pondok Cabe yang
telah mengajarkan penulis banyak pengetahuan tentang ilmu
administrasi bisnis.
11. Orangtua penulis, yang selalu memberikan dukungan moriil maupun
spiritual beserta doanya.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir
ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi kita semuanya, khususnya bagi perusahaan terkait dan mahasiswa
Politeknik LP3I.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2 Alasan Pemilihan Objek ................................................. 2
1.3 Tujuan .......................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Penulisan ............................................... 3
1.3.2 Manfaat Penulisan .............................................. 3
1.4 Rumusan Masalah ........................................................ 4
1.5 Batasan Masalah........................................................... 5
1.6 Metodologi Penulisan .................................................... 5
1.6.1 Studi Penelitian ................................................... 5
1.7 Sistematika Penulisan .................................................... 7
ix
2.2.1 Sistem Penataan Surat Kantor .......................... 9
2.3 Pengertian Surat ............................................................ 9
2.4 Pengertian Surat Masuk ................................................ 10
2.5 Pengertian Tata Usaha .................................................. 11
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penataan Surat Masuk ............................. 26
4.2 Hambatan-Hambatan yang Dihadapi ............................. 39
4.3 Upaya Penyelesaian Kendala yang Dihadapi ................. 40
Bab V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................... 41
5.2 Saran ............................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1: Logo Dinas Pemadam Kebakaran .................................. 16
Gambar 3.2: Struktur Organisasi ......................................................... 19
Gambar 4.1: Pelaksanaan Penataan Surat Masuk .............................. 26
Gambar 4.2: Mesin Fax........................................................................ 27
Gambar 4.3: Lembar Disposisi............................................................. 28
Gambar 4.4: Pemberian Nomor ........................................................... 29
Gambar 4.5: Agenda Surat Masuk ....................................................... 30
Gambar 4.6: Mesin Fotocopy ............................................................... 31
Gambar 4.7: Lembar Disposisi............................................................. 31
Gambar 4.8: Lembar Disposisi ............................................................ 32
Gambar 4.9: Proses Penyortiran Surat Masuk .................................... 33
Gambar 4.10: Surat Dimasukan Kedalam Akademik .......................... 35
Gambar 4.11: Lemari Penyimpanan Surat Masuk ............................... 36
Gambar 4.12: Mesin Penghancur Kertas ............................................. 38
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh sebab itu, surat merupakan bukti otentik yang harus dijaga oleh
instansi pencipta arsip baik pemerintah swasta maupun perorangan.
Surat berfungsi sebagai pusat ingatan, alat bantu pengambilan
keputusan, alat komunikasi untuk kepentingan organisasi salah satu
keberhasilan suatu organisasi pemerintah sangan ditentukan oleh
kemampuan organisasi dalam mengelola surat secara baik dan
benar sehingga isi informasinya dapat digunakan untuk kegiatan
administrasi.
11
sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu pelaksanaan penataan
surat masuk harus dilakukan setepat-tepatnya sehingga selalu dapat
diikuti proses perkembangannya.
2
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bermanfaat
bagi perusahaan dan membantu perusahaan dalam pengambilan
keputusan.
3
Dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Selatan,
yang tidak didapatkan dibangku perkuliahan serta untuk
melatih penulis agar dapat menerapkan ilmu yang sudah
diperoleh ditempat kerja dan dibangku perkuliahan.
2. Bagi Instansi
Laporan ini dapat dijadikan sebagai masukan yang dapat
dikembangkan dan juga dapat dijadikan referensi bagi
instansi.
4
1.4.3 Apa saja usaha yang dilakukan dalam menanggulangi
hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
penataan surat masuk pada subbagian tata usaha suku dinas
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan kota
administrasi Jakarta Selatan?
5
yang tersusun dari berbagai biologi dan psikhologis. Dua
diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.
Pada studi ini penulis melakukan pengamatan langsung
ke Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan
Penyelamatan Jakarta Selatan untuk mendapatkan data,
dokumen, dan informasi mengenai pelaksanaan
penataan surat masuk.
6
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang latar
belakang masalah, alasan pemilihan objek, tujuan dan
manfaat penulisan, rumusan masalah, batasan masalah,
metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang pelaksanaan
penataan surat masuk, hambatan-hambatan yang dihadapi
serta usaha yang dilakukan dalam menanggulangi
hambatan-hambatan yang dihadapi.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran
yang berguna bagi instansi sebagai bahan masukan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
2.2.1 Sistem Penataan Surat Kantor
Sistem Penataan Surat menurut Haryadi dalam bukunya
yang berjudul Manajemen Kearsipan (2013: 49)
mengemukakan bahwa sistem penataan surat terdiri dari :
1. Sistem Alfabet (Abjad)
Arsip disimpan berdasarkan urutan kode abjad yang
diberikan untuk nama orang, organisai, perusahaan, atau
subjeknya.
2. Sistem Numerik
Arsip disimpan berdasarkan urutan satu arsip yang
bersifat rahasia sehingga kodenya hanya diketahui oleh
orang-orang tertentu.
3. Sistem Geografis
Arsip disimpan berdasarkan pengelompokan menurut
nama tempat, seperti nama Negara, wilayah administrasi,
wilayah setingkat, administrasi khusus atau kabupaten.
4. Sistem Subjek
Arsip disimpan berdasarkan isi dari dokumen yang
bersangkutan, seperti pokok masalah atau pokok surat.
Sistem ini biasanya disebut dengan topical filing atau
data filing. Dalam pelaksanaannya, pengarsipan dengan
sistem ini sulit dalam pengelolaannya.
5. Sistem Kronologis
Arsip disimpan berdasarkan kronologis tanggal, bulan
dan tahun. Biasanya arsip ini bersifat sementara,
sebelum diklasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi
yang lain.
9
“Surat adalah sejenis warkat yang dipergunakan sebagai
sarana komunikasi tertulis antara pihak pertama dengan pihak
lain dengan mempergunakan kertas berukuran tertentu.”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Surat adalah Tanda
atau keterangan tertulis yang dibuat dalam secarik kertas,
sedangkan jika surat diartikan dalam ruang lingkup administrasi
berupa alat komunikasi tertulis yang memuat sebuah informasi dari
pihak pertama ke pihak lainnya.
10
2.5 Pengertian Tata Usaha
Tata usaha adalah kegiatan untuk mengadakan pencatatan dan
penyusunan keterangan-keterangan sehingga keterangan-
keterangan itu dapat dipergunakan langsung sebagai bahan
informasi bagi pemimpin instansi atau perusahaan yang
bersangkutan atau dapat dipergunakan siapa saja yang memerlukan.
Berikut ini pengertian tata usaha menurut beberapa ahli :
Menurut The Liang Gie 1996 yang dikutip oleh Khaerul Umam dalam
bukunya yang berjudul "Manajemen Perkantoran" (2014: 40)
mengemukakan bahwa :
"Tata usaha adalah tugas pelayanan sekitar keterangan yang
berwujud enam pola perbuatan yang diperlukan dalam setiap
usaha kerja sama".
11
BAB III
PROFIL INSTANSI
13
”Dinas Penanggulangan Kebakaran Dan Penyelamatan
Yang Profesional Dan Berorientasi Pada Pelayanan Publik”
3.2.2 Misi
Adapun Misi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan
Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah:
1. Menyelenggarakan pengelolaan pencegahan kebakaran
dan penyelamatan yang efektif, efisien, terarah dan
modern dengan mengoptimalkan pemberdayaan
masyarakat.
2. Menyelenggarakan peningkatan kapasitas aparatur
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan di
masyarakat serta melaksanakan penelitaan dan
pengembangan.
3. Menyelenggarakan pengelolaan sarana dan prasarana
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan.
14
4. Pendataan dan pemerikasaan kesiapan bangunan dan lingkungan
wilayahnya dari ancaman bahaya kebakaran dan bencana.
5. Pelaksanaan kegiatan peningkatan ketahanan lingkungan hunian
terhadap bahaya kebakaran dan bencana.
6. Pelaksanaan kegiatan pelayanan informasi dan pengaduan
masyarakat.
7. Pelaksanaan kegiatan penanggulangan kebakaran, termasuk
komando operasional pemadaman kebakaran dan
penanggulangan bencana.
8. Pemeliharaan sumber-sumber air dan bahan-bahan lain dalam
rangka pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana.
9. Pelaksanaan pendataan, penyelidikan dan pemeriksaan sebab
kebakaran, bekerjasama dengan instansi terkait.
10. Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
11. Pembinaan keterampilan petugas pemadam kebakaran dan
penanggulangan bencana.
12. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka
operasi pemadaman kebakaran dan penanggulangan kebakaran.
13. Pelaksanaan koordinasi, bimbingan dan konsultasi teknis
pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana terhadap
Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau instansi
pemerintah/swasta/masyarakat pada lingkup Kota Administrasi.
14. Pelaksanaan tugas bantuan sesuai dengan permintaan dari
daerah lain seizin Kepala Dinas.
15. Pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang
Suku Dinas.
16. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan Suku
Dinas.
17. Pelaksanaan kegiatan publikasi dan pengaturan acara Suku
Dinas.
18. Melakukan pendataan dan inventarisasi asset Dinas diwilayahnya.
15
19. Penyiapan bahan laporan dinas yang berkaitan dengan tugas dan
fungsi Suku Dinas.
20. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan
fungsi Suku Dinas.
3.4 Logo Instansi
Gambar 3.1 : Logo Dinas Pemadam Kebakaran
16
3. 2 Tangkai 19 Lidah Api Menyala
Hal ini melambangkan bahwa bahaya kebakaranselalu
mengintai. Dan 19 lidah api melukiskan lahirnya instansi
Pemadam Kebakaran padatanggal 01 maret 1919.
4. Air
Jelas adanya air melambangkan terpenuhinya bahan
pokok dalam pemadaman kebakaran.
5. Perlengkapan Kerja Pemadam
Kelengkapan kerja berupa helm, pemancar, kampak,
dan selang pemadam melambangkan
perlengkapan/peralatan kerja Pemadam Kebakaran
dalam menjalankan tugas pokoknya.
6. Pita Bertuliskan YUDHA BRAMA JAYA
YUDHA dapat diartikan sebagai perang, BRAMA berarti
api, JAYA berarti menang. Maka YUDHA BRAMA JAYA
bermakna kemenangan dan keberhasilan dalam perang
melawan api kebakaran.
7. Arti Warna
Warna putih bermakna kesucian dan kebenaran, warna
merah bermakna keberanian atau semangat yang
membara, warna kuning bermakna kemuliaan dan
keluhuran hati, dan warna biru bermakna kesetiaan.
17
hak dan kewajiban atas suatu jabatan di dalam organisasi. Suku
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota
Administrasi Jakarta Selatan dipimpin oleh seorang Kepala Suku
Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas serta secara operasional dikoordinasikan oleh
Walikota.
18
STRUKTUR ORGANISASI SUKU DINAS PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN
PENYELAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN
19
3.6 Deskripsi Kerja Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran Dan
Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Selatan
3.6.1 Kepala Suku Dinas
Uraian tugas:
1. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan
fungsi Suku Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33.
2. Mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian, Seksi,
Sektor Kecamatan dan Subkelompok Jabatan Fungsional.
3. Melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan
SKPD/UKPD dan/atau Instansi Pemerintah/swasta dan
masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi
Suku Dinas Kota.
4. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas dan fungsi Suku Dinas Kota.
Suku Dinas Kota dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas serta secara operasional dikoordinasikan oleh
Walikota.
20
4. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian, keuangan,
barang Suku Dinas Kota.
5. Melaksanakan pengelolaan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan Suku Dinas Kota.
6. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan,
keindahan, keamanan dan ketertiban kantor Suku Dinas
Kota.
7. Mengatur dan mengendalikan penggunaan kendaraan
operasional perkantoran Suku Dinas Kota.
8. Melaksanakan pengelolaan ruang rapat/pertemuan Suku
Dinas Kota.
9. Melaksanakan publikasi kegiatan dan pengaturan acara
Suku Dinas Kota.
10. Menghimpun, menganalisa dan mengajukan peralatan
kantor Suku Dinas Kota.
11. Menerima, menyimpan dan mendistribusikan peralatan
kantor Suku Dinas Kota.
12. Menyampaikan dokumen penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, dan penghapusan barang kepada
Subbagian Keuangan untuk dibukukan.
13. Mengoordinasikan penyusunan rencana strategis dan
rencana kerja dan anggaran Suku Dinas Kota.
14. Mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan, kinerja
kegiatan dan akuntabilitas Suku Dinas Kota dan
15. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas Subbagian Tata Usaha.
Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala
Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Suku Dinas.
21
3.6.3 Seksi Pengendalian Kebakaran dan Penyelamatan
Uraian tugas:
1. Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan
anggaran Suku Dinas Kota sesuai dengan lingkup
tugasnya.
2. Melaksanakan rencana strategis dan dokumen
pelaksanaan anggaran Suku Dinas Kota sesuai dengan
lingkup tugasnya.
3. Melaksanakan kegiatan penyusunan rencana operasi
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan.
4. Mengoordinasikan pelaksanaan operasi penanggulangan
kebakaran dan penyelamatan di wilayah lain seizin kepala
Suku Dinas Kota.
5. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan perangkat
komunikasi dan sistem informasi manajemen kebakaran
dan penyelamatan.
6. Mengelola sub pusat kendali operasi dan menyajikan data
dan informasi terhadap kegiatan pelaksanaan
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan jiwa.
7. Memberikan informasi dan saran tindak, taktik, dan strategi
operasi kepada Kepala Suku Dinas Kota pada saat
pelaksanaan penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan jiwa.
8. Melaksanakan kegiatan koordinasi dengan UKPD dan/atau
instansi pemerintah/swasta dalam rangka pemadaman
kebakaran.
9. Membantu pelaksanaan kegiatan penyelidikan dan
pemeriksaan sebab kebakaran.
10. Melaksanakan kegiatan pembinaan fisik dan keterampilan
petugas operasional.
11. Mengoordinasikan pemberian bantuan hukum kepada
22
petugas operasional yang mengalami musibah/kecelakaan
saat bertugas dengan instansi terkait.
12. Melaksanakan pemantauan kesiapan unit, peralatan dan
petugas operasional pemadam kebakaran, penyelamatan
dan darurat medis.
13. Menyusun dan menetapkan peta rawan kebakaran lingkup
Kota Administrasi dan
14. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas Seksi Operasi.
Seksi Pengendalian Kebakaran dan Penyelamatan dipimpin
oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas Kota.
23
6. Menghimpun, mencatat dan mengusulkan mutasi dan
penghapusan prasarana dan sarana penanggulangan
kebakaran dan penyelamatan.
7. Memberikan dukungan penyediaan sarana pada saat
operasi pemadaman kebakaran dan penyelamatan.
8. Menyajikan data dan informasi ketersediaan dan kelaikan
prasarana dan sarana penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan dalam lingkup Suku Dinas Kota.
9. Mengurus dokumen peralatan teknis operasional
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan dan
10. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas Seksi Prasarana dan Sarana.
Seksi Prasarana dan Sarana dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada kepala Suku Dinas.
24
5. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan peralatan teknis
operasional dalam lingkup tugasnya.
6. Melaksanakan kegiatan pendataan dan pemantauan
kesiapan prasarana dan sarana penanggulangan
kebakaran dan penyelamatan lingkup kecamatan.
7. Membuat laporan operasi penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan.
8. Melaksanakan kegiatan pembinaan fisik dan keterampilan
petugas operasional.
9. Melaksanakan kegiatan pembinaan sistem ketahanan
kebakaran berbasis lingkungan di lingkup Kecamatan.
10. Melaksanakan kegiatan sosialisasi tatap muka pada
kawasan permukiman.
11. Menyusun bahan peta rawan kebakaran lingkup
Kecamatan.
12. Membantu Suku Dinas Kota dalam pelaksanaan tugas
pemeriksaan berkala.
13. Membantu Suku Dinas Kota dalam pelaksanaan gladi
rencana operasi di lingkup Kecamatan dan
14. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas Sektor Penanggulangan Kebakaran dan
Penyelamatan Kecamatan pada Kota Administrasi.
Sektor Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan
Kecamatan Kota Administrasi dipimpin oleh seorang Kepala.
Sektor yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Suku Dinas Kota.
25
BAB IV
PEMBAHASAN
Surat Dilubangi
Selesai
Penyusutan Surat
27
1. Surat Masuk Diterima
Surat yang akan masuk terlebih dahulu diterima oleh bagian
security pos. Kemudian bagian security pos mengantarkan
surat masuk kepada petugas surat masuk dan selanjutnya
petugas surat masuk dapat memproses surat masuk tersebut.
Surat yang masuk tidak hanya melalui Security pos namun
surat masuk dapat dikirimkan melalui mesin fax.
28
Pokok pada lembar disposisi harus dilakukan agar Kepala Suku
Dinas dapat mengetahui secara ringkas isi surat tersebut
sehingga memudahkan Kepala Suku Dinas dalam pemberian
instruksi atau perintah.
29
Gambar 4.4 Pemberian Nomor Pada Surat Masuk dan Lembar
Disposisi
Sumber : Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran Dan
Penyelamatan
30
petugas surat masuk dapat mengetahui
secara ringkas isi surat tersebut.
31
Gambar 4.6 Mesin Fotocopy
Sumber : Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran Dan
Penyelamatan
32
7. Pengambilan Surat Dari Kepala Suku Dinas
Bila Surat sudah selesai diberikan instruksi maka Kepala Suku
Dinas akan menghubungi petugas surat masuk untuk
mengambil surat masuk yang telah diberikan instruksi hal
tersebut dilakukan agar instruksi Kepala Suku DInas dapat
cepat terlaksana dan tidak terjadi penumpukan tugas yang
berlebihan.
33
9. Penyusunan Surat Masuk
Rak Sortir adalah alat yang digunakan untuk memisah-
misahkan surat yang diterima, diproses, dikirimkan atau untuk
menggolong-golongkan arsip sebelum disimpan. Penyusunan
Surat adalah tahap untuk menata surat masuk berdasarkan
nomor yang tertera pada lembar disposisi.
Dalam tahap ini surat disusun berdasarkan nomor yang tertera
pada lembar disposisi, nomor pada lembar disposisi merupakan
acuan yang digunakan oleh petugas surat masuk untuk
mengarsipkan surat masuk tersebut. Surat disimpan mulai dari
nomor terkecil hingga yang terbesar.
Petugas menggunakan nomor pada lembar disposisi sebagai
acuan agar pada saat proses penemuan kembali dapat mudah
ditemukan hanya dengan melihat buku agenda surat masuk
yang ada. Karena nomor yang tertera pada lembar disposisi
adalah nomor urutan surat sesuai dengan nomor di buku
agenda surat masuk.
34
10. Surat Dilubangi
Bila surat tersebut sudah disusun berdasarkan nomor pada
lembar disposisi terkecil hingga terbesar dilihat dari nomor yang
terdapat pada pojok kanan atas pada lembar disposisi maka
tahap yang selanjutnya adalah melubangi surat masuk tersebut
dengan menggunakan perforator agar surat tersebut dapat
dimasukkan kedalam ordner .
35
Sistem nomor yaitu sistem penyimpanan surat yang
berdasarkan dengan nomor yang dibubuhi pada pojok
kanan atas pada lembar disposisi.
Penyimpanan surat ke dalam ordner perlu dilakukan mengingat
pentingnya surat tersebut dikemudian hari maka surat perlu
dimasukkan kedalam ordner sebagai pelindung surat masuk,
dan bila surat tersebut sudah dimasukkan ke dalam ordner
maka kemudian ordner tersebut disimpan ke dalam almari
arsip/ filing cabinet atau alat penyimpanan arsip yang lain.
36
dapat diartikan suatu proses penciptaan, pengumpulan,
pemeliharaan, pengaturan, pengawasan, penyusun dan
penyimpanan. Cara atau metode yang sistematis sehingga
warkat tersebut dengan mudah cepat dan tepat ditemukan
kembali apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Surat masuk yang sudah digandakan harus disimpan pada
ordner akan dimasukkan pada lemari arsip sehingga arsip
surat masuk dapat tersimpan dengan rapi, dapat ditemukan
kembali. Pada Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan
penyelamatan menggunakan almari arsip atau filing cabinet
yaitu alat yang digunakan untuk menyimpan arsip dalam bentuk
lemari yang terbuat dari besi baja tahan karat/api agar ordner
yang disimpan tidak mudah rusak dan almari arsip tersebut
dapat digunakan untuk jangka panjang.
37
13. Penyusutan Surat
Penyusutan arsip adalah tindakan mengurangi jumlah arsip.
Biasanya dilakukan dengan 3 cara yaitu pemindahan,
pemusnahan, penyerahan. Namun penyusutan arsip yang
dilakukan di Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan
Penyelamatan menerapkan cara pemusnahan hal tersebut
dilakukan guna mengurangi jumlah dokumen yang menumpuk
di ruang penyimpanan.
Memusnahkan arsip yang tidak bernilai sesuai ketentuan.
Tujuan Penyusutan yaitu menghemat penggunaan sarana dan
prasarana penyimpanan arsip, menekan biaya serendah
mungkin dalam pengelolaan arsip instansi, mewujudkan
efisiensi dan efektifitas instansi, memudahkan dalam
penemuan kembali jika sewaktu-waktu dibutuhkan, dan
terjaminnya penyelamatan arsip yang bernilai guna dan
sebagai bahan pertanggungjawaban nasional.
Pada Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran Dan
Penyelamatan dalam proses Penyusutan Arsip Dibedakan
menjadi dua (2) yaitu Arsip yang diperlukan merupakan arsip
yang mempunyai nilai guna, tetapi sifatnya sementara namun
terkadang surat tersebut masih digunakan atau diperlukan.
Oleh karena itu, arsip tersebut masih perlu disimpan selama
lebih kurang 2 sampai 3 tahun, dan arsip penting yaitu arsip
yang memiliki nilai hukum, pendidikan, keuangan, dokumentasi
dan sejarah. Arsip tersebut masih diperlukan untuk membantu
kelancaran pekerjaan.
38
Gambar 4.12 Mesin Penghancur Kertas
Sumber : Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran Dan
Penyelamatan
39
3. Surat masuk yang sudah lama harus dilakukan penyusutan
maka akan ada surat yang hilang karena sudah dimusnahkan,
bila diperlukan akan sulit untuk menemukan kembali.
40
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Penataan surat masuk pada subbagian Tata Usaha Suku Dinas
Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan peralatan
penataan surat belum optimal, penemuan kembali arsip yang
kurang optimal, dan belum ada tindakan khusus yang dilakukan
untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan arsip yang ada.
41
surat tersebut agar dapat segera diproses, bila mesin fotocopy
yang ada mengalami error maka surat masuk yang ada harus
segera digandakan dengan memakai mesin scanner agar surat
tersebut dapat segera diproses lebih lanjut dan memanggil orang
yang ahli dibidang mesin, saat akan dilaksanakan penyusutan
surat masuk maka petugas surat masuk juga menyimpan data
surat masuk pada laptop dan flashdisk sehingga data surat
masuk yang ada tidak mudah hilang.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas demi lebih optimalnya
Pelaksanaan Penataan Surat Masuk di Suku Dinas
Penanggulangan Kebakaran Dan Penyelamatan, maka dapat
diberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Banyaknya dokumen atau surat masuk yang diterima dan sudah
memenuhi tempat penyimpanan, maka sebaiknya dilakukan
penyusutan surat yang lebih optimal lagi untuk surat yang sudah
tidak dipergunakan lagi agar surat tidak memenuhi Filing cabinet
serta tidak mengganggu dalam kegiatan kerja.
2. Kurangnya pengetahuan petugas penataan surat masuk dalam
hal kearsipan membuat tidak optimalnya penataan dokumen
sebaiknya pegawai yang menangani penataan surat
diikutsertakan dalam seminar ataupun pelatihan mengenai
Penataan dokumen yang optimal bagi instasi terkait.
3. Perlunya penambahan peralatan arsip untuk menunjang sistem
penyimpanan arsip seperti filing cabinet, perforator dan ordner
maka petugas surat masuk mengajukan pembelian peralatan
penyimpanan surat ke Subbagian sarana dan prasarana.
4. Perlunya sistem elektonik filing yaitu sebuah sistem yang
mengelola arsip atau file secara digital yang di kelola
menggunakan perangkat digital baik itu komputer ataupun
42
gadget. Hal tersebut dikarenakan efektifitas, efisiensi waktu dan
penggunaan serta pencariannya yang mudah dalam managerial
arsip, dengan penggunaan media elektronik dalam pengelolaan
arsip, akan diperoleh manfaat kecepatan, kemudahan,
kehematan. dan dengan penggunaan media elektronik kita bisa
menggunakan lebih sedikit tenaga, pikiran dan juga biaya yang
diperlukan dalam pengelolaan arsip.
43
DAFTAR PUSTAKA
44
BIODATA PENULIS
45
LAMPIRAN I
46
LAMPIRAN II
47