Anda di halaman 1dari 4

Nama : MUHAMMAD NUR HIDAYAT

Kelas : SMX 1

NPM : 2010212112

Tugas Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila (Pertemuan 11)

1. Jelaskan pula ancaman-ancaman geopolitik nasional pada tataran dalam negeri dan
luar negeri masing-masing 3 serta beri penjelasan maksud dan tujuannya !

• Ancaman geopolitik nasional pada tataran dalam negeri:


1. Tantangan terorisme dalam mempengaruhi kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Memahami deklarasi Juanda: asas negara kepulauan,maka tantangan
setalah terjadinya akan dijadikan tempat dalam setiap Gerakan radikalisme
dan ekstriminisme.
3. Perlunya perbaikan ormas yang berbasis agama dengan orientasi dan
prinsip dalam ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah fathoniyah dalam memerangi

Gerakan ekstrimisme Ancaman geopolitik nasional dalam tataran luar negeri:


1. Negara ASEAN dan juga Australia
2.Negara– negara yang berkepentingan terhadap pertentengan/konflik SARA
3.Negara– negara maritim yang memiliki armada niaga besar mencegah secara
militer demi pertahanan dan keamanan negaraterorisme

2. Jelaskan apa hubungan kedaulatan territorial dalam Indonesia dengan implementasi


wawasan nusantara !

• Kedaulatan territorial dengan wawasan nusantara merupakan hal yang harus


dimiliki oleh setiap warga negara agar tujuan nasional bisa tercapai. Hal ini
dikarenakan wawasan nusantar amenjad ipedoman dan landasan untuk
mencapai tujuan nasioanal, sedangkan kedaulatan territorial
merupakankedaulatan/kekuasaan tertinggi dalam melaksanakan yurisdiksi
ekslusif di wilayahnya.

3. Jelaskan faktor penghambat dan pendukung adanya wawasan nusantara di Indonesia !


(masing-masing Minimal 3)

• Faktor penghambat : Keberagaman masyarakat indonesia, Indonesia memiliki


wilayah yang luas dengan ribuan pulau, Indonesia merupakan negara maritim.
Faktor pendukung: Deklarasi Juanda, Deklarasi Landas Kontingen, Zona
ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI)

4. Jelaskan argumentasi Saudara/i hubungan antara terorisme, radikalisme dengan


implementasi wawasan nusantara !

Peran pejuang asing juga tidak bisa diabaikan, di mana banyak di antara para pejuang
Indonesia yang telah berjuang di Suriah dan Irak, kembali ke Indonesia dan menyebarkan
ilmu radikal mereka. Tak ayal, serangan terorisme kerap kali terjadi, namun sering pula pihak
berwenang Indonesia berhasil menggagalkan rencana tersebut.

Kembalinya para pejuang ini ke Indonesia menimbulkan ancaman tidak


hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi kawasan di sekitarnya. Masalah ini
sebagian terkait dengan hukum imigrasi Indonesia yang relatif longgar, yang
memungkinkan warga negara Indonesia untuk bepergian secara bebas,
masuk dan keluar dari zona konflik.

REKRUTMEN DAN RADIKALISASI DI INDONESIA


Pada Juli 2017, 2.691 orang yang terkait dengan kelompok teror dilaporkan
berada di bawah pengawasan pemerintah. Para ekstremis telah
menggunakan media sosial untuk menyebarkan propaganda ekstremis dan
menargetkan pemuda Muslim Indonesia untuk diradikalisasi.

Menurut laporan tahun 2016 oleh Badan Pembangunan Internasional AS


(USAID), misalnya, calon anggota ISIS Indonesia yang berpotensi direkrut,
dapat terkena ekstremisme melalui media sosial. Mereka yang tertarik
kemudian menghadiri kursus pendidikan agama atau ceramah di mana
mereka terhubung dengan para perekrut dan fasilitator secara langsung di
Indonesia.

Pada bulan Agustus 2016, polisi Indonesia mengungkap rencana untuk


meluncurkan serangan roket ke Singapura dari pulau Batam, Indonesia.
Dalang berusia 31 tahun dan lima kaki tangannya dilaporkan diradikalisasi
melalui media sosial.

Selama 10-11 Desember 2016, pihak berwenang Indonesia menangkap tujuh


anggota kelompok yang diduga berencana untuk mengebom Istana Presiden di
Jakarta. Dalam sebuah wawancara dengan saluran berita TVOne, tersangka Dian
Yuli Novi mengatakan bahwa dia pada awalnya terkena Islam radikal melalui
Facebook, di mana dia “membuka profil para jihadis, yang telah menginspirasi
saya.”

Novi—seorang pembantu rumah tangga Indonesia berusia 27 tahun—juga bertemu


suaminya, Nur Solihin (anggota lain dari kelompok tersebut yang ditangkap atas
rencana itu) lewat Telegram. Pada bulan Juli 2017, Kementerian Komunikasi
Indonesia memblokir akses pada layanan pesan terenkripsi Telegram. Kementerian
itu mengklaim bahwa Telegram telah digunakan untuk mempromosikan radikalisme
dan menyampaikan instruksi untuk serangan teroris. (Sumber: Times New Strait,
Lembaga Kebijakan dan Analisis Konflik, USAID, Reuters, Times Strait, Time, BBC
News)
Propaganda online ISIS telah memilih Muslim Indonesia untuk direkrut. Dalam
sebuah video yang diterbitkan pada Juli 2014, berjudul “Bergabunglah dengan
Jajaran,” seorang pria yang diidentifikasi sebagai Abu Muhammad al-Indonesi
berbicara dalam bahasa Indonesia dan menyerukan kepada para pria Muslim
Indonesia untuk “mengupayakan segalanya untuk menggunakan kekuatan fisik dan
finansial Anda untuk bermigrasi ke Negara Islam. ”
Menyusul serangan Orlando pada Juni 2016—di mana Omar Mateen
membunuh 49 orang—ISIS merilis sebuah video berjudul “Anda Tidak
Bertanggung Jawab Kecuali untuk Diri Sendiri.” Video tersebut menampilkan
Abu Nusseyba al-Indunisy, yang memuji Mateen dan menyerukan agar
dilakukannya lebih banyak serangan terhadap para “tentara salib” dan
Amerika
• Wawasan nusantara bisa menjadi salah satu cara untuk menjadikan Indonesia
negara yang berkedaulatan rakyat,karena jika dalam suatu negara
masyarakatnya memiliki cara pandang yang benar dalam bentuk geografi,
sejarah, dan nasional negara (memiliki wawasan nusantara), maka masyarakat
dalam negara tersebut bisa turut serta berperan untuk mencapai tujuan negara
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai