DI SUSUN OLEH :
1. SEPTINUS HOWAY NPM : 19.611.037
2. STEVANUS Y. HANUEBI NPM : 19.611.001
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Fasilitas Pada Pelabuhan Khusus ini
tepat pada waktunya. Adapun Makalah Fasilitas Pada Pelabuhan Khusus ini merupakan salah
satu tugas mata kuliah Pelabuhan yang bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang
Fasilitas Pada Pelabuhan Khusus.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menjadi referensi untuk pihak
yang tertarik pada bidang pelabuhan. Akhir kata, kami mohon maaf bila masih terdapat banyak
kekurangan, karena ilmu di dunia ini sangatlah luas untuk itu jangan puas hanya dengan apa yang
telah dipelajari, seperti kata pepatah tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina. Kami sangat
mengharapkan bila ada kritik dan saran yang membangun.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masalah transportasi merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh semua Negara, terutama
Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Permasalahan yang ada bukan hanya
menyangkut transportasi darat, tetapi juga transportasi laut.
Apalagi dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan manusia juga
ikut meningkat. Akan tetapi, kebutuhan yang ada dalam satu wilayah atau suatu Negara tidak
semuanya dapat tersedia. Dengan adanya transportasi laut ini maka jarak tempuh yang
dibutuhkan akan terasa lebih cepat, terutama bagi perkembangan ekonomi suatu daerah
dimana pusat produksi barang konsumen dapat dipasarkan dengan cepat dan lancar. Selain
itu kebutuhan bagi bidang ekonomi, pelabuhan yang membawa dampak positif bagi
perkembangan suatu daerah yang terisolisir terutama daerah yang berupa perairan sehingga
hubungan darat sulit dilakukan dengan baik.
Sehingga sebagai mahasiswa Teknik Sipil, kita dituntut untuk dapat merencanakan
pelabuhan. Dimana, untuk dapat merencanakan suatu pelabuhan yang baik, terlebih dahulu
kita harus mengetahui fasilitas- fasilitas yang ada di pelabuhan, serta bagaimana cara
penataannya.
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui jenis pelabuhan serta fasilitas-fasilitas
yang ada dipelabuhan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang penggunaannya khusus untuk kegiatan sektor
perindustrian, pertambangan atau pertanian yang pembangunan dan pengoperasiannya dilakukan
oleh instansi yang bersangkutan untuk bongkar-muat bahan baku dan hasil produksinya, yang
tidak dapat ditampung oleh pelabuhan yang dibuka untuk umum
Untuk pelaksanaan di pelabuhan khusus terdiri dari instansi-instansi dan unit-unit kerja
yang tugasnya berkaitan dengan lalu lintas kapal dan barang sesuai dengan sifat pelabuhan
khusus yang bersangkutan
Instansi dan unit kerja pelaksana di pelabuhan khusus adalah:
Pelaksana Pelabuhan Khusus yang merupakan instansi pelaksana yang mengoperasikan
pelabuhan khusus.
Unit-unit pelaksana teknis instansi pemerintah bidang perhubungan laut yaitu
kesyahbandaran, navigasi dan lalu lintas angkutan laut.
Instansi pemerintah lainnya.
Pembangunan pelabuhan khusus dilakukan atas biaya instansi yang bersangkutan.
FUNGSI PELABUHAN
Pelabuhan alam, merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan
gelombang secara alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk,
estuari dan muara sungai.
Di daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil. Estuari adalah bagian dari sungai
yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Karena adanya pasang surut tersebut
maka kedalaman air di estuari cukup besar, baik pada waktu air pasng maupun surut,
sehingga memungkinkan kapal-kapal untuk masuk ke daerah perairan tersebut. Di
estuari ini tidakdipengaruhi oleh gelombang, tetapi pengaruh arus dan sedimentasi
cukup besar.
Pelabuhan semi alam, pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di
atas. Misalnya suatu pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan
buatan hanya pada alur masuk. Pelabuhan Bengkulu adalah contoh dari pelabuhan
ini. Pelabuhan Bengkulu memanfaatkan teluk yang terlindung oleh lidah pasir untuk
kolam pelabuhan. Pengerukan dilakukan pada lidah pasir untuk membentuk saluran
sebagai jalan masuk/keluar kapal. Contoh lainnya adalah muara sungai yang kedua
sisinya dilindungi oleh jetty. Jetty tersebut berfungsi untuk menahan masuknya
transpor pasir sepanjang pantai ke muara sungai , yang dapat menyebabkan
terjadinya pendangkalan.
curah kering dan RO-RO 12. Jaringan jalan dan rel kereta api
13. Fasilitas pemadam kebakaran
14. Tempat tunggu
kendaraan bermotor
Fasilitas bangunan pelabuhan adalah seluruh bangunan / konstruksi yang berada dalam
daerah kerja suatu pelabuhan baik itu di darat maupun di laut yang merupakan saran
pendukung guna memperlancar jalannya kegiatan yang ada dalam pelabuhan.
Gambar 2.4 Sarana dan Prasarana Pelabuhan
2.2 PERENCANAAN PELABUHAN
Untuk dapat merealisir suatu pembangunan pelabuhan, maka minimal ada tujuh data-data
pokok yang dibutukan, yaitu:
1. Asal dan tujuan muatan; jenis muatan
2. Klimatologi, meliputi: angin, pasang surut, sifat air laut
3. Topografi, geologi, struktur tanah
4. Recana pembiayaan, indikator keberhasilan dilihat dari segi investasi
5. Pendayagunaan modal sitinjau dari segi operasional, terutama dalam penanganan muatan
6. Kaitan pelabuhan dengan jenis kapal yang singgah dan sarana/prasarana angkutan lain yang
menfukung kegiatan pelabuhan dengan daerah pendukungnya secara keseluruhan
7. Kaitan pelabuhan dengan pelabuhan lainnya dalam rangka lalu-lintas dan system jaringan guna
mendukung perdagangan.
Untuk perencanaan pelabuhan yang baik, ciri-ciri teknik khusus harus diperhatikan
agar rancangan desain pelabuhan dapat memenuhi persyaratan berikut:
1. Kapal harus dapat dengan mudah ke luar-masuk pelabuhan dan bebas dari gangguan
gelombang dan cuaca, sehingga navigasi kapal dapat dilakukan
2. Tersedia ruang gerak kapal di dalam kolam dan dalam pelabuhan. Gerakan memutar kapal
untuk mengarah ke luar pelabuhan harus dimungkinkan sebelum kapal ditambatkan
3. Pengerukan mula dan pemeliharaan pengerukan yang minim
4. Mengusahakan perbedaan pasang-surut yang relatif kecil, tetapi pengendapan harus dapat
diperkecil
5. Kemudahan kapal untuk bertambat
6. Pembuatan dermaga diusahakan sedemikian, agar:
a. Biaya awal dan biaya pemeliharaan yang minim, tetapi kuat memikul muatan, peralatan, dan
tumbukan kapal pada saat menambat
b. Letak dan bentuk tambatan yang mempu menampung berbagai jenis kapal dengan draft atau
penjang kapal yang berlainan
c. Mempunyai ukuran dimensi yang cukup untuk melaksanakan bongkar-muat, jalan kereta api,
jalan raya, gudang pelabuhan, dan alat-alat transportasi lain yang beroperasi di pelabuhan
d. Bagi barang khusus (curah), maka penanganan bongkar-muat agar dapat dilakukan secara
efisien.
7. Cukup mempunyai tempat-tempat penyimpanan tertutup ataupun lapangan terbuka untuk
menampung muatan
8. Penyediaan peralatan bongkar muat yang memadai
9. Fasilitas prasarana lain yang mendukung, yaitu air bersih, listrik, telepon dan minyak yang
cukup untuk meayani kapal dan muatan
10. Mempunyai jaringan angkutan darat yang mudah dengan daerah pendukungnya.
11. Muatan diusahakan bebas dari gangguan, misalnya terhadap pencurian dan bahaya kebakaran
12. Tersedia fasilitas pemeliharaan minimal baik bagi kapalnya maupun peralatannya
13. Tersedia fasilitas perkantoran untuk para karyawan di pelabuhan
14. Masih dimungkinkannya perluasan atau pengembangan pelabuhan
Dengan demikian, perancangan pelabuhan berkaitan erat dengan fungsi dan tata letak tiap-
tiap bagiannya untuk dihadapkan pada kegiatan perencanaan, agar investasi mencapai
tujuannya
2.5.1 Perancangan pelabuhan, berkaitan dengan navigasi kapal
Alur Pelayaran (Ships Channel)
Alur pelayaran berfungsi sebagai jalan masuk dan keluar kapal dari dan menuju dermaga.
Penentuan dimensi alur pelayaran meliputi kedalaman dan lebar alur pelayaran. Dalam hal
ini perencana harus memperhatikan:
1. Dimensi kapal yang akan dilayani
2. Jalur lalu lintas (searah / 2 jalur)
3. Bentuk lengkung alur
4. Besaran dari turning circle base kapal dan lokasinya
5. Arah angin, arah arus dan gerakan perambatan gelombang
6. Stabilitas dari pemecah gelombang
7. Arah kapal saat merapat ke dermaga
H=d+G+z+P+R+S+K
(Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, hal 167, 1997)
Dimana:
d = draft kapal = 5.4 m
G = gerakan vertikal kapal karena gelombang.
= 0,5 x B x sin
α z = squat
= 2,4 ∆ . Fr ²
Lpp²
√(1-Fr²)
∆ = d x Lpp x B
V
Fr = angka Fraude =
gh
Bila lebar kapal adalah B, maka lebar jalur lalu-lintas adalah 1,2 sampai 1,5 B.dan
jalur pengaman adalah 1,5 B. ukuran lebar alur dihitung mulai dari kemiringan alur.
(minimum 60 m)
b. Bentuk dermaga menyerupai jari. Dermaga ini dibangun bila kedalaman terbesar
menjorok ke laut dan tidak teratur. Khususnya dibangun untuk melayani kapal dengan
muatan umum:
a. ukuran panjang dermaga (m): d = n.L + (n-1).15 + 2.(25)
b. ukuran lebar kolam (m): b = 2.B + (30 – 40)
c. bentuk pier, dibangun bila garis kedalaman jauh dari pantai dan perencana tidak
menginginkan adanya pengerukan kolam pelabuhan yang besar, berhubung
dengan lingkungan stabilitasnya. Antara dermaga dan pantai dihubungkan dengan
kembatan penghubung (approach trestle) sebagai penerus dari pergerakan barang.
1. MUATAN HORIZONTAL
a. Gaya akibat angin
Angin yang berhembus ke arah badan kapal yang ditambatkan akan
menyebabkan gerakan pada kapal yang bisa menimbulkan gaya terhadap
dermaga. Apabila arah angin menuju ke dermaga, maka gaya tersebut akan
berupa benturan kepada dermaga. Sedangkan apabila arah angin meninggalkan
dermaga, maka gaya tersebut akan mengakibatkan gaya tarikan kepada alat
penambat.
Gaya akibat angin maksimum terjadi saat berhembus angin dari arah
lebar: Fw = Cw . γ w . Aw . (Vw²/2g)
dimana :
Hasil perhitungan energi akibat benturan kapal kemudian dikalikan dengan dua
untuk mendapatkan beban impak abnormal. Kemudian beban impak abnormal
dikalikan dengan faktor reduksi produk fender yang ditentukan oleh supplier
fender, dengan harga faktor reduksi ± 10% dari beban impak abnormal
2. MUATAN VERTIKAL
Muatan vertikal terdiri dari muatan mati (dead load) dan muatan hidup (life
load). Muatan mati terjadi akibat berat konstruksi-konstruksi yang terdapat
pada bangunan tersebut, sedang muatan hidup biasanya terdiri atas muatan
merata, muatan terpusat akibat roda-roda truk, mobil, crane, dll. Muatan hidup
merata biasanya untuk menampung muatan-muatan minyak / air / barang-
barang curah dan umumnya diambil (2-4) t/m³
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
1. Fungsi dari pelabuhan adalah :
Interface : fasilitas dan pelayanan untuk transportasi barang
dari kapal ke moda transportasi lain dan sebaliknya.
Link : mata rantai dalam sistem transportasi.
Gateway : pintu gerbang dari daerah atau negara.
Industry entity : terdapat industri estate/industrial lengkap
dengan jaringan dan jasa transportasi.
2. Peran pelabuhan
Transportasi : penunjang dan dinamisator sistem antar moda
transportasi, baik angkutan laut maupun darat.
Perdagangan : akses perdagangan internasional dan domestic,
serta memberi kesempatan yang lebih luas dalam menentukan
hubungan perdagangan.
Industri : industri transportasi, industri yang berorientasi ekspor
atau bahan bakunya impor, dan industri lain.
3. KLASIFIKASIPELABUHAN
Ditinjau dari segi penyeleggaraannya:
Pelabuhan umum
Pelabuhan khusus
SARAN
Pelabuhan merupakan sarana yang penting dalam kelancaran perdagangan
melalui laut, maka dari itu pengelolaan dan pelayanan yang baik sangat diperlukan.
Untuk perkembangan lebih lanjut, Salah satu cara agar kegiatan operasional
pelabuhan dapat berjalan baik yaitu semua kegiatan yang dilakukan harus sesuai
prosedur, meliputi pelayanan terhadap kapal/barang, perawatan sarana dan prasarana
pendukung pelabuhan, serta pelatihan sumber daya manusia yang bekerja di
pelabuhan secara berkala agar pekerja dapat menangani pekerjaan yang ada dengan
lebih baik demi kelancaran kegiatan di pelabuhan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi Syamsul. 2016. Contoh Dan Kesimpulan Saran Yang Benar, (Online),
(http://www.seocontoh.web.id/2016/01/contoh-kesimpulan-dan-saran-makalah.html)
Lasse. 2014. Manajemen Kepelabuhanan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Lasse. 2015. Manajemen Bisnis Transportasi Laut. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Suyono, R.P. 2005. Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut. Jakarta:
Victory Jaya Abadi.