Anda di halaman 1dari 71

PT BEKASI ASRI PEMULA Tbk

DAN ENTITAS ANAK

Laporan Keuangan Konsolidasian


Beserta Laporan Auditor Independen
Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dan Untuk Tahun
Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013
(Dengan Angka Perbandingan Pada Tanggal 31 Desember 2012
Dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 dan Untuk Tahun
Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012)
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012
1 JANUARI 2012/31 DESEMBER 2011 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)

DAFTAR ISI

Halaman

Surat Pernyataan Direksi

Laporan Auditor Independen

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian.............…….……………….……………..…………….………… 1 - 3

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian....................……………………………………………… 4

Laporan Perubahan Ekuitas (Defisiensi Modal) Konsolidasian………………………………….…………. 5

Laporan Arus Kas Konsolidasian..............……………………………………………………........................ 6

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian..............………………………………..............................7 - 61

Informasi Keuangan Tambahan..............................................................................................................62 - 66

*********************
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012
DAN 1 JANUARI 2012/31 DESEMBER 2011)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1 Januari 2012/
Catatan 31 Desember 2013 31 Desember 2012 31 Desember 2011

ASET

ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2f,4,28 6.477.111.295 5.007.007.723 7.427.938.501
Piutang usaha 2g,5,24,28
Pihak ketiga 9.233.754.383 10.433.848.380 6.662.412.257
Piutang non-usaha
Pihak ketiga 2h,24,28 47.519.000 10.839.000 7.127.636
Aset real estat 2j,6 117.977.630.949 105.350.580.868 93.089.609.637
Pajak dibayar di muka 2u,23a 395.057.366 285.287.196 282.535.275
Uang muka 2k,7 6.450.281.089 8.508.558.338 8.590.473.936

Jumlah Aset Lancar 140.581.354.082 129.596.121.505 116.060.097.242

ASET TIDAK LANCAR


Piutang non-usaha
Pihak berelasi 2h,25,28 30.177.917.165 28.802.596.237 31.353.489.640
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar
Rp2.987.760.891, Rp2.659.432.579
Dan Rp2.370.201.969 pada tahun
2013, 2012 dan 2011 2l,8 1.043.524.819 694.434.131 671.037.841
Aset lain-lain 9 3.832.437.906 - -

Jumlah Aset Tidak Lancar 35.053.879.890 29.497.030.368 32.024.527.481

JUMLAH ASET 175.635.233.972 159.093.151.873 148.084.624.723

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

1
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012
DAN 1 JANUARI 2012/31 DESEMBER 2011)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1 Januari 2012/
Catatan 31 Desember 2013 31 Desember 2012 31 Desember 2011

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK


Utang bank jangka pendek 2p,10,28 468.184.236 - 1.276.700.258
Utang usaha
Pihak ketiga 11,20,28 2.351.750.855 2.314.139.909 4.535.948.318
Utang non-usaha
Pihak ketiga 13,28 45.512.900 481.469.168 2.731.469.168
Utang pajak 2u,24b 7.805.136.753 412.938.389 1.452.407.540
Pendapatan diterima di muka 2t,12 40.890.037.115 46.492.519.202 28.033.988.427
Biaya yang masih harus dibayar 28 365.300.520 957.763.525 62.901.874
Bagian utang pembiayaan konsumen
yang jatuh tempo dalam satu
tahun 2m,14,28 280.009.166 242.901.512 250.640.352

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 52.205.931.545 50.901.731.705 38.344.055.937

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Utang non-usaha
Pihak berelasi 2h,13,25,28 100.613.800 9.100.613.800 5.811.218.852
Utang pembiayaan konsumen – setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun 2m,14,28 20.766.667 26.545.542 125.320.170
Utang bank jangka panjang 2p,15,28 29.050.498.297 10.163.309.407 21.982.787.638
Liabilitas imbalan kerja karyawan 2q,16 1.758.151.990 1.426.825.708 1.015.377.690

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 30.930.030.754 20.717.294.457 28.934.704.350

JUMLAH LIABILITAS 83.135.962.299 71.619.026.162 67.278.760.287

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

2
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012
DAN 1 JANUARI 2012/31 DESEMBER 2011)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1 Januari 2012/
Catatan 31 Desember 2013 31 Desember 2012 31 Desember 2011

LIABILITAS DAN EKUITAS (lanjutan)

EKUITAS

EKUITAS YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN


KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK
Modal saham - nilai nominal per saham
Rp100 pada tahun 2013 dan 2012
Modal dasar - 200.000.000 saham pada
tahun 2013 dan 2012
Modal ditempatkan dan disetor penuh
sebanyak 661.784.520 saham pada
tahun 2013 an 2012 18 66.178.452.000 66.178.452.000 65.000.002.000
Tambahan modal disetor 19 (7.992.455.529) 7.205.168.134 6.203.485.634
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas
pengendali - (15.197.623.663) (15.197.623.663)
Saldo laba 34.305.367.989 29.280.485.387 24.793.493.753

Sub-Jumlah 92.491.364.460 87.466.481.858 80.799.357.724

KEPENTINGAN NON-PENGENDALI 17 7.907.213 7.643.853 6.506.712

JUMLAH EKUITAS 92.499.271.673 87.474.125.711 80.805.864.436

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 175.635.233.972 159.093.151.873 148.084.624.723

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

3
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2013 2012

PENJUALAN 20 40.154.840.297 25.179.996.061

BEBAN POKOK PENJUALAN 21 (15.853.002.128) (11.198.263.290)

LABA KOTOR 24.301.838.169 13.981.732.771

BEBAN USAHA
Pemasaran 22 (2.469.761.835) (1.882.151.292)
Umum dan administrasi 23 (12.200.100.817) (7.293.809.822)

Jumlah Beban Usaha (14.669.862.652) (9.175.961.114)

LABA USAHA 9.631.975.517 4.805.771.657

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN


Pendapatan keuangan 96.225.214 1.070.625.635
Beban bunga dan keuangan (4.547.976.341) (2.099.948.421)
Laba penjualan aset tetap 80.000.000 -
Lain-lain - bersih 1.534.746.849 1.713.542.168

Jumlah Penghasilan (Beban) Lain-Lain - Bersih (2.837.004.278) 684.219.382

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 6.794.971.239 5.489.991.039

BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2u,24 (1.769.234.088) (1.001.862.264)

LABA BERSIH 5.025.737.151 4.488.128.775

Pendapatan Komprehensif Lainnya - -

LABA KOMPREHENSIF 5.025.737.151 4.488.128.775

LABA KOMPREHENSIF YANG


DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk 5.024.882.602 4.486.991.634
Kepentingan non-pengendali 854.549 1.137.141

Jumlah 5.025.737.151 4.488.128.775

LABA NETO PER SAHAM DASAR YANG


DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA
PEMILIK ENTITAS UNDUK 7,59 6,78

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

4
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (DEFISIENSI MODAL) KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Selisih Nilai
Modal Saham Transaksi
Ditempatkan Restrukturisasi
dan Disetor Tambahan Entitas Kepentingan Non-
Catatan Penuh Modal Disetor Sepengendali Defisit Sub-Jumlah Sepengendali Jumlah Ekuitas

Saldo, 1 Januari 2012 65.000.002.000 6.203.485.634 (15.197.623.663) 24.793.493.753 80.799.357.724 6.506.712 80.805.864.436

Penambahan modal disetor 19 1.178.450.000 1.001.682.500 - - 2.180.132.500 2.180.132.500

Kepentingan non-sepengendali 17 - - - - - 1.137.141 1.137.141

Laba komprehensif tahun


2012 - - - 4.486.991.634 4.486.991.634 - 4.486.991.634

Saldo, 31 Desember 2012 66.178.452.000 7.205.168.134 (15.197.623.663) 29.280.485.387 87.466.481.858 7.643.853 87.474.125.711

17
Kepentingan non-sepengendali - - - - - 854.549 854.549

Penyesuaian atas perubahan


kepemilikan kepentingan non-
sepengendali 17 - - - - - (591.189) (591.189)

Perubahan akibat penerapan PSAK


38 sehubungan dengan selisih
nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali - (15.197.623.663) 15.197.623.663 - - - -

Laba komprehensif tahun 2013 - - - 5.024.882.602 5.024.882.602 - 5.024.882.602

Saldo, 31 Desember 2013 66.178.452.000 (7.992.455.529) - 34.305.367.989 92.491.364.460 7.907.213 92.499.271.673

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

5
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2013 2012

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Penerimaan kas dari pelanggan 35.752.452.208 39.867.090.712
Pembayaran kepada pemasok dan pihak
ketiga (34.927.357.600 ) (32.591.716.918)
Pembayaran kepada karyawan (2.634.382.209 ) (3.009.013.510)
Pembayaran bunga bersih (4.547.976.341 ) (2.009.948.421)
Pembayaran pajak (2.060.212.712 ) (2.004.083.337)
Penerimaan lainnya - bersih 1.630.380.875 2.784.167.802

Arus Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan


Untuk) Aktivitas Operasi (6.787.095.779 ) 3.036.496.328

ARUS KAS DARI AKTIVITAS


INVESTASI
Laba penjualan aset tetap 80.000.000 (275.156.000)
Perolehan aset tetap (783.419.000 ) -

Arus Kas Bersih Digunakan Untuk


Aktivitas investasi (703.419.000 ) (275.156.000)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS


PENDANAAN
Penambahan modal saham - 2.180.132.500
Pembayaran utang bank (2.916.811.110 ) (13.096.178.489)
Penerimaan utang bank 22.272.184.236 -
Penerimaan (pembayaran) utang sewa
pembiayaan 31.328.779 (106.513.468)
Penerimaan dari (pembayaran kepada) pihak
berelasi (10.375.320.928 ) 5.840.288.351

Arus Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan


Untuk) Aktivitas Pendanaan 9.011.380.977 (5.182.271.106)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS


DAN SETARA KAS 1.520.866.198 (2.420.930.778)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 2f,4 5.007.007.723 7.427.938.501


Kenaikan dana dalam pembatasan (50.762.626 ) -

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 2f,4 6.477.111.295 5.007.007.723

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

6
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Bekasi Asri Pemula (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 909 tanggal
20 Oktober 1993 dari Notaris Hj. Nazli Alida Lubis, S.H., di Bekasi. Akta Pendirian telah disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya
No.C2-4547.HT.01.01.Th.94 tanggal 11 Maret 1994 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No.54 tanggal 8 Juli 1994, Tambahan No.4097/1994. Pada tanggal 28 Februari 2007
diadakan Risalah Rapat mengenai peningkatan modal dasar saham dan modal ditempatkan
berdasarkan Akta Notaris Drs. Wijanto Suwongso, S.H., No.30, di Jakarta dan telah mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
No.W7-03629 HT.01.04-TH.2007 tanggal 5 April 2007. Dalam rangka penawaran umum perdana
kepada masyarakat, Anggaran Dasar Perusahaan diubah seluruhnya pada tanggal
29 Oktober 2007 dengan Akta Notaris Drs. Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., No.160, di Jakarta.
Akta tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia tanggal 1 November 2007 dengan No.C-01935 HT.01.04-TH.2007.
Anggaran dasar Perusahaan telah diubah kembali berdasarkan Akta Notaris Drs. Wijayanto
Suwongso, S.H., No.49 tanggal 16 Juli 2008 mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan
untuk memenuhi ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007. Perubahan
Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.AHU-01853.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal
12 Januari 2009.
Perubahan anggaran dasar Perusahaan terakhir, berdasarkan Akta Notaris Dr. Misahardi
Wilamarta, S.H., M.H., M.Kn., LL.M., No.30 tanggal 7 Juni 2013, antara lain meyetujui
memberhentikan dengan hormat seluruh anggota Dewan Direksi dan Komisaris Perusahaan dan
mengangkat susunan Dewan Direksi dan Komisaris yang baru (Catatan 1c). Akta Perubahan ini
telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan No.AHU-AH.01.10-39505 tanggal 23 September 2013.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah
dalam bidang real estat, perdagangan, pembangunan, industri, percetakan, agrobisnis,
pertambangan dan jasa angkutan. Perusahaan mulai melakukan kegiatan komersial sejak tahun
2004 dan kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan sampai dengan saat ini adalah real estat.
Perusahaan memiliki dan mengelola proyek perumahan yang berlokasi di Serpong dan Bekasi,
yaitu Bumi Serpong Residence di daerah Pamulang (PT Puriayu Lestari, Entitas anak), Taman
Alamanda (PT Bekasi Asri Pemula, Induk Perusahaan) dan Alamanda Regency (PT Karya Graha
Cemerlang, Entitas anak) di daerah Bekasi Timur.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusatnya beralamat di Gedung Tomang Tol Lt. 2,
Jalan Arjuna Nomor 1, Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat.

b. Penawaran Saham Umum Perdana

Pada tanggal 19 Desember 2007, Perusahaan memperoleh Pernyataan Efektif dari Ketua Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) (sebelumnya Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK)) No.S-6498/BL/2007 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana atas
150.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham, dengan harga penawaran sebesar
Rp150. Pada tanggal 14 Januari 2008, seluruh saham ini telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
Selisih lebih antara harga penawaran saham dengan nilai nominal per saham setelah
memperhitungkan biaya penerbitan saham dicatat sebagai “Tambahan Modal Disetor” yang
disajikan sebagai bagian Ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

7
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

c. Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Berdasarkan Akta Notaris Dr Misahardi Wilamarta, S.H., M.H., M.kn., LL.M., No.30 tanggal
7 Juni 2013, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013
adalah sebagai berikut:

Komisaris
Komisaris Utama : Djaja Hendrawan MBA
Komisaris : Andry Soetarto
Komisaris Independen : Jono Inawati Karjono MBA

Direktur
Direktur Utama : Warinton Simanjuntak, SE., SH.
Direktur : Salomon Adiwarna
Direktur Tidak Terafiliasi : Ardiyanto, Jo

Pada tanggal 31 Desember 2012, susunan anggota Direksi dan Komisaris Perusahaan
berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat oleh Notaris Drs. Misahardi, S.H., No.4 tanggal
3 Juni 2011 dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
No.AHU-AH.01.10-23405 tanggal 25 Juli 2011 tentang perubahan susunan Dewan Komisaris dan
Dewan Direksi adalah sebagai berikut :

Komisaris
Komisaris Utama : Ir. Andry Soetarto
Komisaris : Djaja Hendrawan MBA
Komisaris Independen : Warinton Simanjuntak, S.E., S.H.,

Direktur
Direktur Utama : Ir. Suwito
Direktur : Salomon Adiwarna
Direktur Tidak Terafiliasi : Ardiyanto, Jo

Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, susunan komite audit Perusahaan adalah sebagai
berikut:

Komite Audit
Ketua Komite Audit : Warinton Simanjuntak
Anggota : Petrus Bambang Priyatno
Anggota : J. Inawati MBA

Perusahaan memberikan kompensasi kepada Komisaris dan Direksi untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah sebesar Rp1.001.000.000 dan
Rp1.005.550.000.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Grup memiliki masing-masing 34 dan 51 orang
karyawan tetap (tidak diaudit).

8
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

d. Entitas Induk dan Entitas Induk Terakhir

PT Adicipta Griyasejati, adalah entitas induk dan entitas induk terakhir Perusahaan.
e. Kepemilikan Entitas Anak
Laporan keuangan konsolidasian mencakup akun-akun Perusahaan dan Entitas Anak, (selanjutnya
disebut “Grup”), yang terdiri dari:
Persentase Pemilikan Jumlah Aset
Langsung (dalam jutaan Rupiah)
Nama Tahun
Perusahaan Kegiatan usaha Domisili Beroperasi 31-Des-13 31-Des-12 31-Des-13 31-Des-12
Real Estat
PT Karya Graha (Alamanda
Cemerlang Regency) Jakarta 2003 99,9818% 99,9800% 101.031.718.346 85.362.502.412
Real Estat
PT Puriayu (Bumi Serpong
Lestari Residence) Jakarta 1991 99,9960% 99,9960% 36.177.088.201 37.221.884.202

1) PT Karya Graha Cemerlang, Entitas Anak (KGC)

KGC didirikan berdasarkan Akta Notaris Lutfi Burhan, S.H., No.4 tanggal 6 Mei 2003, di
Tangerang. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan No.C-240002.HT.01.01.TH.2003 tanggal 9 Oktober 2003 dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 2 Mei 2006, No.35 Tambahan
Nomor 4566. Anggaran Dasar KGC telah mengalami beberapa kali perubahan, pertama
berdasarkan Akta Notaris No.324 tanggal 15 Agustus 2008 dari Notaris H. Bambang
Suwondo, S.H., mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar KGC sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang No.40 tahun 2007. Akta tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 14 Agustus 2009 dengan No.AHU-
39389.AH.01.02. Tahun 2009.

Perubahan Anggaran Dasar KGC terakhir, berdasarkan Akta Notaris Fariana, S.H., M.Kn.,
No.21 tanggal 21 Juni 2013, antara lain meyetujui memberhentikan dengan hormat seluruh
anggota Dewan Direksi dan Komisaris KGC dan mengangkat susunan Dewan Direksi dan
Komisaris yang baru (Catatan 1c). Akta Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No.AHU-AH.01.10-42760 tanggal 18 Oktober 2013.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar KGC, maksud dan tujuan dari KGC adalah berusaha
segala sesuatu yang tercantum dalam pengertian real estat.

KGC berdomisili di Jakarta dengan kantor pusatnya beralamat di Gedung Tomang Tol Lantai 2,
Jalan Arjuna Nomor 1, Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat.

KGC memiliki dan mengelola proyek perumahan yang berlokasi di Bekasi Timur (Perumahan
Alamanda Regency, Bekasi).

9
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

e. Kepemilikan Entitas Anak (lanjutan)

2) PT Puriayu Lestari, Entitas Anak (PAL)

PAL didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.3 tanggal 1 Oktober 1991 dibuat di hadapan
Notaris Soetengsoe Abdul Sjoekoer, S.H., di Jakarta. Akta pendirian ini telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C2-01.HT.01.01.Th92
tanggal 2 Januari 1992 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.4448
tanggal 11 September 1992, Tambahan No.73. Anggaran Dasar PAL telah mengalami beberapa
perubahan terakhir dengan Akta No.176 tanggal 14 Agustus 2008 mengenai perubahan seluruh
Anggaran Dasar PAL sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 yang dibuat
di hadapan Notaris H. Bambang Suwondo, S.H., di Jakarta.

Perubahan Anggaran Dasar PAL terakhir, berdasarkan Akta Notaris Amsori Hardyanto, S.H.,
M.Kn., No.02 tanggal 3 September 2013, antara lain meyetujui:
a) Menyetujui perubahan tempat kedudukan PAL, semula berkedudukan di Kabupaten
Tangerang menjadi berkedudukan di Kota Tangerang Selatan.
b) Menyetujui pengunduran diri Ir. Suwito
c) Menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi PAL.

Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.AHU-61070.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal
25 November 2013.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar PAL, ruang lingkup kegiatan PAL meliputi bidang
kontraktor, perencanaan atau pelaksanaan pemborongan bangunan-bangunan (sebagai
pengembang perumahan real estat sampai dengan rumah sangat sederhana) gedung-gedung,
dermaga, jembatan, jalanan, irigasi, dan pekerjaan lainnya dalam bidang pembangunan,
termasuk pemasangan listrik, air, pipa.

PAL berdomisili di Tangerang Selatan dengan kantor pusatnya beralamat di Gedung Tomang
Tol Lantai 2, Jalan Arjuna Nomor 1, Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat.

PAL memiliki dan mengelola proyek perumahan yang berlokasi di Pamulang (Perumahan Bumi
Serpong Residence, di kawasan Pamulang).

f. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian

Manajemen Grup bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan
konsolidasian yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi pada tanggal
24 Maret 2014.

10
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING


Berikut ini adalah kebijakan akuntansi yang signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian PT Bekasi Asri Pemula Tbk dan Entitas Anak (Grup).
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan regulator pasar modal.
Laporan keuangan konsolidasian juga disusun sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) (sebelumnya Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK))
No.VIII.G.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan
Publik” yang terlampir dalam Lampiran Keputusan Ketua OJK (sebelumnya Bapepam dan LK)
No.KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.

b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan konsep
biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran
sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan
penerimaan dan pengeluaran arus kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas mencakup kas, bank,
dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang
tidak digunakan sebagai jaminan atas utang bank serta tidak dibatasi penggunaannya.

Penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
memerlukan penggunaan estimasi akuntansi penting tertentu. Penyusunan laporan keuangan juga
mengharuskan manajemen untuk menggunakan pertimbangannya dalam proses penerapan kebijakan
akuntansi Grup. Area-area yang memerlukan tingkat pertimbangan yang kompleksitas yang tinggi,
atau area dimana asumsi dan estimasi adalah signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian,
diungkapkan dalam Catatan 3.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah
mata uang Rupiah (Rp), yang juga merupakan mata uang fungsional Grup.

c. Ikhtisar Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan

Efektif tanggal 1 Januari 2013, Grup menerapkan Pencabutan PSAK (PPSAK) No.7 “Pencabutan
PSAK No.44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”.
PPSAK No. 7 diterbitkan pada tanggal 11 Agustus 2011 untuk mencabut PPSAK No.44 dalam dua
tahap sebagai berikut:
- Paragraf 47-48 dan 56-61 berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2012;
- Paragraf 1-46, 49-55 dan 62-64 yang semula berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013, telah ditunda sampai tanggal yang akan ditentukan
kemudian.

11
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

c. Ikhtisar Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan)

Pencabutan ini memberikan pengaruh yang signifikan pada penyajian dalam laporan keuangan
konsolidasian. Sehubungan dengan penerapan PPSAK No. 7, khususnya paragraf 56-61 mengenai
penyajian, laporan posisi keuangan konsolidasian Grup pada tanggal 31 Desember 2013 disajikan
dengan mengklasifikasikan aset menjadi lancar/jangka pendek dan tidak lancar/jangka panjang.
Sebelum penerapan PPSAK No. 7 tersebut, laporan posisi keuangan konsolidasian Grup disajikan
dengan metode tidak diklasfikasikan. Dengan adanya penerapan retrospektif dan PPSAK tersebut,
laporan posisi keuangan konsolidasian Grup pada tanggal 31 Desember 2012 dan 1 Januari 2012/31
Desember 2011 telah disajikan kembali.

d. Prinsip-prinsip Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan seluruh Entitas Anak yang
dikendalikan oleh Perusahaan. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara
langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak lebih dari setengah kekuasaan suara suatu
entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan
tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Pengendalian juga ada ketika Perusahaan memiliki
setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat:
1) Kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
2) Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran
dasar atau perjanjian;
3) Kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi dan dewan komisaris atau
organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau
4) Kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat direksi dan dewan komisaris atau
organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi dan dewan komisaris atau
organ tersebut.

Biaya terkait akuisisi dibebankan pada saat terjadinya.

Entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian telah beralih kepada Perusahaan
dan tidak lagi dikonsolidasi sejak tanggal hilangnya pengendalian. Laporan keuangan Entitas Anak
telah disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama dengan kebijakan akuntansi
yang diterapkan oleh Perusahaan untuk transaksi yang serupa dan kejadian lain dalam keadaan
yang serupa.
Kepentingan non-pengendali merupakan proporsi atas laba atau rugi dan aset neto yang tidak
dimiliki Grup dan disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan
ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, dipisahkan dengan ekuitas yang dapat
diatribusikan kepada entitas induk.

Kepentingan non-pengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian,


terpisah dari ekuitas Entitas Induk. Laba atau rugi dari setiap komponen pendapatan komprehensif
lain dialokasikan kepada Entitas Induk dan kepentingan non-pengendali.
Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasikan telah
dieliminasi.
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Grup, seperti yang disebutkan pada
Catatan 1c, yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak langsung) dengan
kepemilikan saham lebih dari 50%.

12
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

e. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Grup menerapkan PSAK No. 38 (Revisi 2012), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” mulai tanggal
1 Januari 2013, yang mengatur perlakuan akuntansi bagi sepengendali. Penerapan revisi PSAK
memberikan pengaruh yang transaksi kombinasi bisnis antar entitas tidak signifikan terhadap
pelaporan keuangan Grup.

Berdasarkan PSAK No.38, oleh karena transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali tidak
mengakibatkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang dipertukarkan, transaksi
tersebut diakui pada jumlah tercatat berdasarkan metode penyatuan kepemilikan. Dalam menerapkan
metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari entitas yang bergabung, untuk
periode terjadinya kombinasi bisnis entitas sepengendali dan untuk periode komparatif sajian, disajikan
seolah-olah penggabungan tersebut telah terjadi sejak awal periode entitas yang bergabung berada
dalam sepengendalian. Selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dalam kombinasi bisnis entitas
sepengendali atau jumlah imbalan yang diterima dalam pelepasan bisnis entitas sepengendali , jika
ada, dengan jumlah tercatat bisnis tersebut dicatat sebagai bagian dari akun “Tambahan Modal
Disetor” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Sebelum 1 Januari 2013, transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dicatat berdasarkan
PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.

Dalam standar ini yang dimaksud dengan transaksi antara entitas sepengendali adalah pengalihan
entitas dalam satu Grup yang sama dan secara substansi tidak merubah kepemilikan, sehingga tidak
ada pengakuan laba atau rugi pada Grup maupun entitas individu pada Grup yang sama. Transaksi
yang mendasari restrukturisasi harus dibukukan pada nilai bukunya dan transaksi tersebut
diperlakukan sebagai penggabungan usaha menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of
interests method).

Dalam metode penyatuan kepemilikan, laporan keuangan perusahaan yang direstrukturisasi disajikan
seolah-olah entitas pengakuisisi atau yang di lepas telah disatukan atau dilepaskan pada saat awal
tahun laporan keuangan terakhir disajikan atau ketika transaksi yang mendasari restrukturisasi
tersebut menjadi bagian dari Grup.

Selisih antara harga pengalihan yang dibayar atau diterima oleh Perusahaan dari mengakuisisi atau
melepaskan Entitas Anak dengan kepemilikan Perusahaan pada aset bersih Entitas Anak diakui
sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, sebagai bagian dari ekuitas.

Saldo akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dapat berubah pada saat:
1) Adanya transaksi resiprokal antara Entitas sepengendali yang sama;
2) Adanya peristiwa kuasi reorganisasi;
3) Hilangnya status sepengendalian antara Entitas yang pernah bertransaksi; atau
4) Pelepasan aset, liabilitas, saham, atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya
selisih transaksi restrukturisasi Entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali.

Jika terjadi perubahan atas saldo akun ini yang disebabkan oleh 1) saldo yang ada akan disaling
hapuskan dengan transaksi baru, sehingga menimbulkan saldo baru.

Jika terjadi perubahan atas saldo akun ini yang disebabkan oleh 2), saldo yang ada akan digunakan
untuk menghilangkan atau menambah saldo negatif akun saldo laba.

Jika terjadi perubahan atas saldo akun ini yang disebabkan oleh 3), atau 4), saldo yang ada diakui
sebagai laba atau rugi yang terealisasi.
13
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

f. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas dan bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga)
bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, tidak digunakan sebagai jaminan dan tidak
dibatasi penggunaannya.

Kas dan deposito yang dibatasi penggunaannya diklasifikasikan sebagai bukan kas dan dicatat
pada akun “Aset lain-lain”.

g. Piutang Usaha

Pada saat pengakuan awal piutang usaha diukur sebesar nilai wajar dan setelah pengakuan awal
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi
cadangan kerugian penurunan nilai.

h. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi

Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi, sebagaimana didefinisikan oleh PSAK No.7
(Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”. Transaksi signifikan dengan pihak-pihak
berelasi, baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi normal maupun tidak, sebagaimana
dilakukan dengan pihak diluar hubungan pihak yang berelasi, diungkapkan dalam catatan yang
bersangkutan.

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Grup jika:

1) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan jika orang
tersebut; (i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan; (ii) memiliki
pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau (iii) Personil manajemen kunci Perusahaan ;
2) Suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan;
3) Suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venture;
4) Suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan atau kelompok
Perusahaan;
5) Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir 1) atau
4);
6) Suatu pihak adalah Entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi
signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa Entitas, langsung
maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir 4) atau 5); atau
7) Suatu pihak adalah suatu program imbalan paska kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan
atau Entitas yang terkait dengan Perusahaan.
Seluruh transaksi utama dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
konsolidasian.

i. Instrumen Keuangan

Grup telah menerapkan PSAK No.50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55
(Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No. 60, “Instrumen
Keuangan: Pengungkapan”, yang menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan:
Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan
dan Pengukuran”.

14
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

i. Instrumen Keuangan (lanjutan)

PSAK No.50 (Revisi 2010) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan
mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap
klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan
instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan
keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini
mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah,
waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen
keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.

PSAK No.55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan,
liabilitias keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. PSAK ini,
antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan
dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

PSAK No.60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi instrumen keuangan untuk posisi keuangan
dan kinerja; beserta sifat dan tingkat yang timbul dari risiko keuangan Grup yang terekspos selama
periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko mereka.

Aset Keuangan

Pengakuan awal

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi, kecuali untuk
aset keuangan yang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi yang pada awalnya
diukur dengan nilai wajar. Klasifikasi aset keuangan antara lain sebagai aset keuangan yang
ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL), investasi dimiliki hingga
jatuh tempo (HTM), pinjaman yang diberikan dan piutang atau aset keuangan tersedia untuk dijual
(AFS). Grup menetapkan klasifikasi aset keuangannya pada saat pengakuan awal dan, sepanjang
diperbolehkan dan diperlukan, direviu kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap tanggal
laporan posisi keuangan.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:

 Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL)

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL jika aset keuangan diperoleh untuk
diperdagangkan atau ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal. Aset keuangan
diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli
kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan
kecuali aset derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif.

Aset keuangan yang ditetapkan sebagai FVTPL disajikan dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Keuntungan atau kerugian yang
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian termasuk dividen atau bunga yang
diperoleh dari aset keuangan.

15
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

i. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Aset Keuangan (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)

 Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM)

Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya
telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai HTM ketika Grup mempunyai intensi positif dan
kemampuan untuk memiliki aset keuangan hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal,
investasi HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau
mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

 Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut
diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif,
dikurangi dengan penurunan nilai. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan
pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

 Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS)

Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk
dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengakuan awal,
aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum
terealisasi diakui dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan
pengakuannya atau sampai diturunkan nilainya dan pada saat yang sama keuntungan atau
kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian. Aset keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar kecuali
aset keuangan tersebut ditujukan untuk dilepaskan dalam waktu dua belas bulan dari tanggal
laporan posisi keuangan.
Apabila tidak terdapat nilai wajar yang dapat diandalkan atas investasi jangka panjang dalam investasi
ekuitas yang tidak diperdagangkan yang diklasifikasi sebagai investasi dalam kelompok tersedia untuk
dijual, maka aset tersebut dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan nilai, jika ada.

Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang non-usaha yang
diklasifikasikan sebagai kategori pinjaman yang diberikan dan piutang.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Pada setiap tanggal pelaporan, Grup mengevaluasi apakah aset keuangannya mengalami penurunan
nilai.

16
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

i. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)

 Aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi


Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka jumlah kerugian tersebut, yang diukur sebagai
selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk
kerugian kredit di masa datang yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga
efektif yang dihitung saat pengakuan awal aset tersebut, diakui pada laba rugi.

 Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS)


Jika terdapat bukti obyektif bahwa aset AFS mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif
yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui
pada laba rugi.

Penghentian pengakuan aset keuangan

Grup menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika: hak kontraktual atas arus kas
yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Grup mentransfer hak kontraktual untuk
menerima arus kas yang berasal dan dari aset keuangan; atau tetap memiliki hak kontraktual untuk
menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan namun juga menanggung liabilitas kontraktual
untuk membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu
kesepakatan yang memenuhi persyaratan tertentu. Ketika Grup mentransfer aset keuangan, maka
Grup mengevaluasi sejauh mana Grup tetap memiliki risiko dan manfaat atas kepemilikan aset
keuangan tersebut.

Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas

Pengakuan awal

Grup menetapkan klasifikasi liabilitas keuangannya pada saat pengakuan awal. Instrumen utang dan
ekuitas dikelompokkan sebagai liabilitas keuangan atau sebagai ekuitas sesuai dengan substansi
pengaturan kontraktual. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi, atau sebagai derivatif yang ditentukan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai
yang efektif, mana yang sesuai. Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan,
dalam hal liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, termasuk biaya transaksi
yang dapat diatribusikan secara langsung.

Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang usaha, utang non-usaha, pinjaman bank jangka pendek
pinjaman bank jangka panjang, dan beban yang masih harus dibayar yang diklasifikasikan sebagai
kategori liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu Entitas setelah
dikurangi seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Grup dicatat sebesar hasil yang
diperoleh, dikurangi biaya penerbitan instrumen ekuitas.

Instrumen keuangan majemuk, seperti obligasi atau instrumen sejenis yang dapat dikonversi oleh
pemegangnya menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan, dipisahkan antara liabilitas
keuangan dan ekuitas sesuai dengan substansi pengaturan kontraktual.

17
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

i. Instrumen Keuangan (lanjutan)


Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas (lanjutan)

Pada tanggal penerbitan instrumen keuangan majemuk, nilai wajar dari komponen liabilitas diestimasi
dengan menggunakan suku bunga yang berlaku di pasar untuk instrumen non-convertible yang
serupa. Jumlah ini dicatat sebagai liabilitas dengan dasar biaya perolehan diamortisasi menggunakan
metode suku bunga efektif sampai dengan liabilitas tersebut berakhir melalui konversi atau pada
tanggal instrumen jatuh tempo. Komponen ekuitas ditentukan dengan cara mengurangkan jumlah
komponen liabilitas dari keseluruhan nilai wajar instrumen keuangan majemuk. Jumlah tersebut diakui
dan dicatat dalam ekuitas, dikurangi dengan pajak penghasilan, dan tidak ada pengukuran setelah
pengakuan awal.

Pengakuan setelah pengakuan awal

Pengukuran setelah pengakuan awal liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut:

 Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL)

Liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan
dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada FVTPL.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika liabilitas keuangan
tersebut diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif
juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali liabilitas derivatif tersebut
ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL
dinyatakan sebesar nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian. Keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian termasuk bunga yang dibayar atas liabilitas keuangan.

• Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada
biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan
kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat liabilitas tersebut
dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

Grup menghentikan pengakuan liabilitas keuangan jika, dan hanya jika, liabilitas Grup dihentikan,
dibatalkan atau kadaluarsa.

Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum
untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat niat untuk
menyelesaikannya secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya
secara simultan.

18
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

i. Instrumen Keuangan (lanjutan)


Instrumen Keuangan yang Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi

Biaya perolehan diamortisasi dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan
penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih.
Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk
biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang
terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis
pada akhir periode pelaporan tanpa pengurangan untuk biaya transaksi. Untuk instrumen keuangan
yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian.

Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-
pihak yang mengerti dan berkeinginan, mengacu pada nilai wajar terkini dari instrumen lain yang
secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskontokan, atau model penilaian lain.

Penyesuaian Resiko Kredit

Grup menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya
perbedaan risiko kredit counterparty antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan
instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas
keuangan, risiko kredit Grup terkait dengan instrumen harus diperhitungkan.

j. Aset Real Estat

Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum
dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung, kapitalisasi biaya pinjaman dan
biaya tidak langsung lainnya yang dapat diatribusikan pada pengembangan aset real estat. Beban
bunga sehubungan dengan pinjaman yang diterima untuk membiayai perolehan dan pengembangan
tanah dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan tanah. Kapitalisasi dihentikan pada saat
proses pengembangan proyek selesai. Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang
digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area yang tidak dijual lainnya, dialokasikan ke proyek
berdasarkan luas area yang dapat dijual. Perusahaan menyediakan 40% dari lahan untuk sarana
dan prasarana termasuk fasilitas umum dan sosial. Alokasi biaya ini ke dalam harga pokok adalah
20%, 25% dan 55% masing-masing untuk tipe rumah 21/66, 25/66 dan 31/96.

Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya praperolehan dan perolehan tanah
ditambah biaya pinjaman, dan akumulasi biayanya akan dipindahkan ke tanah yang sedang
dikembangkan pada saat pematangan tanah akan dimulai. Proyek dalam penyelesaian merupakan
pembangunan rumah yang sedang dikembangkan. Akumulasi biaya perolehan proyek dalam
penyelesaian akan dipindahkan ke masing-masing proyek yang bersangkutan pada saat
pembangunan proyek tersebut telah selesai dan siap untuk digunakan. Untuk persediaan berupa
rumah, biayanya terdiri dari biaya perolehan tanah, biaya pembangunan konstruksi dan untuk
pembangunan rumah biaya pinjaman tidak dikapitalisasi ke dalam rumah yang dijual karena
pembuatan rumah sampai dengan siap dijual waktunya di bawah 12 bulan. Sehingga biaya
pinjaman diakui sebagai beban pada periode terjadinya (PSAK 26 – Revisi 1997 tentang Biaya
Pinjaman).

19
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

k. Uang Muka

Uang muka dinyatakan sebesar nilai perolehan, merupakan pembayaran untuk pengurusan sertifikat
jual beli yang akan ditagih kemudian kepada konsumen.

l. Aset Tetap
Aset tetap pada awalnya dinyatakan sebesar harga perolehan. Setelah pengukuran awal, aset tetap
diukur dengan model biaya dicatat pada harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan
kerugian penurunan nilai. Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis
lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap, sebagai berikut:
Tahun
Kendaraan 4-8
Peralatan kantor 4
Peralatan proyek 4
Peralatan kantor pemasaran 4
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun berjalan dan
pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
pada saat terjadinya. Biaya penggantian komponen suatu aset dan biaya inspeksi yang signifikan
diakui dalam jumlah tercatat aset jika memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Aset
tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan serta akumulasi
penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang
terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan.
m. Sewa

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa” yang
menggantikan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”. Selain itu, Grup juga menerapkan ISAK No. 23
(2011), “Sewa Operasi – Insentif” dan ISAK No. 24 (2011),“Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi
yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa”.

Penerapan PSAK yang direvisi dan ISAK tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap posisi keuangan atau kinerja Grup.

Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa,
sewa pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari
pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum
dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan
liabilitas sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas.
Beban keuangan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif. Aset sewaan yang dimiliki oleh
lessee dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap dan disusutkan sepanjang
masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana yang lebih pendek, jika
tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir
masa sewa.
Dalam hal transaksi jual dan sewa-balik (sales and leaseback) merupakan sewa pembiayaan maka
transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu transaksi penjualan
dan transaksi sewa. Selisih lebih hasil penjualan dari nilai tercatat ditangguhkan dan diamortisasi
selama masa sewa.
20
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


m. Sewa (lanjutan)

Sewa yang tidak mengalihkan secara seluruh substansial risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam
sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif dengan dasar garis lurus
(straight-line method).

Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas.
Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis
lurus (straight-line method) kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola
waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

n. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Nilai tercatat dari aset yang bukan aset keuangan milik Grup, kecuali aset pajak tangguhan, ditelaah
setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika indikasi
tersebut ada, maka nilai yang dapat dipulihkan dari aset tersebut akan diestimasi.
Penyisihan penurunan nilai diakui jika nilai tercatat dari suatu aset melebihi nilai yang dapat diperoleh
kembali. Penyisihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun
berjalan.
Penyisihan penurunan nilai yang diakui pada tahun sebelumnya dinilai pada setiap tanggal pelaporan
untuk melihat adanya indikasi bahwa kerugian telah menurun atau tidak ada lagi. Kerugian penurunan
nilai dijurnal balik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan dalam menentukan nilai yang
dapat dipulihkan.

Penyisihan kerugian penurunan nilai dijurnal balik hanya hingga nilai tercatat aset tidak melebihi nilai
tercatat yang telah ditentukan, dikurangi dengan depresiasi atau amortisasi, jika penyisihan penurunan
nilai tidak pernah diakui.
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian tidak ada penurunan nilai aset
non-keuangan.

o. Utang Kontraktor dan Usaha

Utang kontraktor dan usaha adalah kewajiban untuk membayar barang atau jasa yang telah diperoleh
dari pemasok dalam kegiatan usaha biasa. Utang kontraktor dan usaha pada awalnya diakui sebesar
nilai wajar dan kemudian diukur sebesar harga perolehan diamortisasi.
p. Pinjaman Yang Diterima
Pinjaman yang diterima pada awalnya diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh liabilitas keuangan
tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
Biaya-biaya yang dibayarkan untuk mendapatkan fasilitas pinjaman diakui sebagai biaya transaksi
pinjaman tersebut, apabila besar kemungkinan akan dilakukan penarikan atas sebagian atau seluruh
fasilitas tersebut. Dalam hal ini, biaya tersebut ditangguhkan sampai dilakukan penarikan. Apabila
tidak terdapat bukti bahwa kemungkinan besar akan dilakukan penarikan atas sebagian atau seluruh
fasilitas tersebut, biaya tersebut dikapitalisasi sebagai biaya dibayar dimuka untuk jasa likuiditas dan
diamortisasi selama periode fasilitas terkait.

21
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

q. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan

Grup menerapkan PSAK No.24, “Imbalan Kerja” untuk menentukan liabilitas imbalan kerja sesuai
dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003 (“Undang-undang”) tanggal 25 Maret 2003.
Sesuai PSAK No.24, beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan
menggunakan metode actuarial “Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui
sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang
belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10%
dari nilai kini imbalan pasti dan 10% dari nilai wajar aset program pada tanggal laporan posisi
keuangan. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa
kerja karyawan yang diharapkan.

Beban jasa lalu yang terjadi ketika memperkenalkan program imbalan pasti atau mengubah imbalan
terutang pada program imbalan pasti yang ada, diamortisasi selama periode sampai imbalan tersebut
menjadi hak.

r. Biaya Emisi Saham

Beban yang terjadi sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana saham kepada masyarakat,
dicatat sebagai pengurang tambahan modal disetor, yang merupakan selisih antara nilai yang diterima
dari pemegang saham dengan nilai nominal saham.

s. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan tanah kavling tanpa bangunan, diakui dengan menggunakan metode
akrual penuh (full accrual method) pada saat pengikatan jual beli apabila seluruh kriteria berikut ini
terpenuhi :

a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan
jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;
b. Harga jual akan tertagih;
c. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain
yang akan diperoleh pembeli;
d. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berliabilitas lagi untuk
menyelesaikan tanah kavling yang dijual, seperti liabilitas untuk mematangkan tanah kavling
atau liabilitas untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi
liabilitas penjual, sesuai dengan pengikatan jual-beli atau ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
e. Hanya tanah kavling saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian
bangunan atas tanah kavling tersebut.

Pendapatan dari penjualan bangunan rumah beserta tanah kavlingnya, diakui dengan menggunakan
metode akrual penuh (full accrual method) pada saat pengikatan jual beli apabila seluruh kriteria
berikut ini terpenuhi :

a. Proses penjualan telah selesai;


b. Harga jual akan tertagih;
c. Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadappinjaman lain
yang akan diperoleh pembeli;
d. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui
suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjualtidak lagi berliabilitas atau
terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.
22
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

s. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)

Apabila kriteria pengakuan pendapatan dari penjualan dengan metode akrual penuh tidak terpenuhi,
maka pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode deposit.

Pendapatan dan beban termasuk pendapatan dan beban lain-lain diakui pada saat terjadinya
(accrual basis).

Beban pokok penjualan tanah ditentukan berdasarkan nilai perolehan tanah ditambah pengeluaran-
pengeluaran lain untuk pengembangan tanah yaitu : biaya yang secara langsung berhubungan atau
dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat termasuk biaya pinjaman. Biaya-biaya
tersebut dialokasikan berdasarkan jumlah rumah yang sudah terjual.

t. Pendapatan Diterima Dimuka

Dinyatakan dengan nilai perolehan, merupakan semua penerimaan uang yang berasal dari
konsumen bila seluruh syarat penjualan dengan menggunakan metode akrual penuh belum
dipenuhi.

u. Pajak Penghasilan

Ketetapan Pajak dalam Proses Keberatan dan/atau Banding

Berdasarkan PSAK No. 46 mengenai “Akuntansi Pajak Penghasilan”, jumlah tambahan pokok dan
denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) akan
dibebankan sebagai beban lain-lain pada Laporan Laba Rugi, kecuali apabila telah diajukan surat
keberatan atau banding, jumlah tambahan pokok dan denda pajak tersebut ditangguhkan
pembebanannya. Grup menetapkan penyisihan atas kemungkinan tidak dikabulkannya keberatan
atas ketetapan pajak berdasarkan penelaahan atas jenis transaksi-transaksi yang menimbulkan
ketetapan pajak kurang bayar. Grup mencatat ketetapan pajak dalam proses keberatan dan/atau
banding pada akun “Aset Lain-lain” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Pajak Penghasilan Final

Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak
penghasilan final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban
sehubungan dengan pendapatan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan Final tidak boleh
dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam perhitungan laba
rugi menurut akuntansi. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui
adanya aset atau liabilitas pajak tangguhan.

Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda
dari dasar pengenaan pajaknya,maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau liabilitas
pajak tangguhan.

Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional
dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan.

Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai
pajak kini pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian diakui sebagai pajak dibayar dimuka
atau utang pajak.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
23
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

u. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak Penghasilan Tidak Final

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang
dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak tahun mendatang yang timbul dari
perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan
pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena
pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan,
sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa
datang.

Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan (jika ada)
juga diakui sebagai aset pajak tangguhan sepanjang besar kemungkinan manfaat pajak tersebut
dapat direalisasi.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah
berlaku pada tanggal laporan posisi Keuangan konsolidasian. Pajak tangguhan dibebankan atau
dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali pajak tangguhan yang
dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian, kecuali aset
dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan
penyajian aset dan liabilitas pajak kini.

Perubahan atas liabilitas pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding diajukan
oleh Grup, ketika hasil banding telah ditentukan.

v. Laba (Rugi) Per Saham

Laba (rugi) neto per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih tahun berjalan yang
diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar
pada tahun berjalan.

Grup tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif pada tanggal 31 Desember
2013 dan 2012, dan oleh karenanya, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian.

w. Dividen

Pembagian dividen kepada para pemegang saham diakui sebagai sebuah liabilitas dalam laporan
keuangan konsolidasian pada tahun ketika dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham.

x. Informasi Segmen

Grup menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” yang menggantikan PSAK 5 (Revisi
2000), “Pelaporan Segmen”. PSAK Revisi ini memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari akivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan
lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


24
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

x. Informasi Segmen (lanjutan)

Sebuah segmen operasi adalah sebuah komponen dari Grup yang:


a. Terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban
(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas
yang sama);
b. Hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk
membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai
kinerjanya; dan
c. Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Grup melakukan segmentasi pelaporan berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh
pengambil keputusan operasional dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi
sumber daya yang dimilikinya. Segmentasi berdasarkan aktivitas dari setiap kegiatan operasi entitas
legal di dalam Grup. Seluruh transaksi antar segmen telah dieliminasi.

y. Saldo Laba Dicadangkan

Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia No. 1/1995 yang diterbitkan di bulan Maret
1995, dan telah diubah dengan Undang-Undang No. 40/2007 yang diterbitkan pada bulan Agustus
2007, mengharuskan pembentukan cadangan umum dari laba bersih sejumlah minimal 20% dari
jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Tidak ada batasan waktu untuk membentuk
cadangan tersebut.

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian diterbitkan oleh Manajemen,
Grup belum membentukan cadangan umum dari laba bersih.

z. Provisi dan Kontijensi

Provisi diakui jika Grup memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) akibat
peristiwa masa lalu dan besar kemungkinannya penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus
keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah
liabilitas tersebut dapat dibuat. Provisi direviu pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan
untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk
menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan. Liabilitas
kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi diungkapkan, kecuali arus keluar
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi kemungkinannya kecil. Aset kontinjensi tidak diakui
dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi diungkapkan jika terdapat kemungkinan besar arus
masuk manfaat ekonomis akan diperoleh.

aa. Peristiwa Setelah Tanggal Pelaporan

Peristiwa setelah akhir tahun yang memerlukan penyesuaian dan menyediakan informasi tambahan
tentang posisi Grup pada tanggal pelaporan (adjusting event) tercermin dalam laporan keuangan
konsolidasian.

Peristiwa setelah pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian, diungkapkan dalam laporan
keuangan konsolidasian apabila material.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN

25
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2 pada laporan
keuangan konsolidasian, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi atas nilai
tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut,
berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan.

Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan
dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berpengaruh terhadap jumlah-jumlah yang
dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.
a. Pertimbangan

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Grup
yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan
konsolidasian:

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas
keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 dipenuhi. Dengan
demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup
seperti diungkapkan pada Catatan 2.
Menentukan Nilai Wajar dan Perhitungan Amortisasi Biaya Perolehan dari Instrumen Keuangan

Grup mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar dan pada biaya perolehan yang
diamortisasi, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan
atas pengukuran nilai wajar dan asumsi yang digunakan dalam

Perhitungan amortisasi biaya perolehan ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat
diverifikasi, jumlah nilai wajar atau amortisasi dapat berbeda bila Grup menggunakan metodologi
penilaian atau asumsi yang berbeda. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung
laba atau rugi Grup. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 28.

Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Keuangan


Grup mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa pelanggan tertentu tidak dapat memenuhi
liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Grup menggunakan pertimbangan berdasarkan fakta
dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu dan hubungan dengan
pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga yang
tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifik atas pelanggan
terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh
Grup. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang
diterima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang.

Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Non-Keuangan


Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan
situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki,
harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan.
Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah
yang diestimasi.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

26
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

a. Pertimbangan (lanjutan)

Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Non-Keuangan (lanjutan)

Jumlah pemulihan atas aset tetap dan properti investasi didasarkan pada estimasi dan asumsi
khususnya mengenai prospek pasar dan arus kas terkait dengan aset. Estimasi arus kas masa
depan mencakup perkiraan mengenai pendapatan masa depan. Setiap perubahan dalam
asumsi-asumsi ini mungkin memiliki dampak material terhadap pengukuran jumlah terpulihkan dan
bisa mengakibatkan penyesuaian penyisihan penurunan nilai yang sudah dibukukan.

b. Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan
yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas
untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada
parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi
mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar
kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan

Penentuan liabilitas imbalan kerja Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh
aktuaris independen dan manajemen Grup dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi
tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji, tingkat pengunduran diri
karyawan tahunan, tingkat mortalitas dan usia pensiun. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang
ditetapkan Grup yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan kerja pasti, ditangguhkan dan
diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Grup
berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual
atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara material.
Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 16.

Penyusutan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran
masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara
4 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana
Grup menjalankan bisnisnya.

Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat
ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 8.

Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir tahun pelaporan dan diperbarui jika
ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan
secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi,
adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan
dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan diatas.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

27
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Instrumen Keuangan
Grup mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan
penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar
ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat
berbeda bila Grup menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan
liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langung laba atau rugi Grup. Penjelasan
lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 28.

Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat
transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang
kegiatan usaha normal.

Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat
tambahan pajak penghasilan badan.

Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan


Penurunan nilai terjadi pada saat nilai tercatat aset melebihi jumlah terpulihkannya, yaitu yang lebih
tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya.
Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada data yang tersedia dari perjanjian penjualan
yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat
diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. Dalam
menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan
menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai
waktu uang dan risiko spesifik atas aset.
Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar
terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Grup menggunakan model penilaian yang
sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian
berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia. Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus
kas yang didiskontokan.
Berdasarkan evaluasi Manajemen Grup, tidak ada peristiwa atau perubahan keadaan yang
mengindikasikan penurunan nilai dalam nilai tercatat aset tetap pada tanggal 31 Desember 2013 dan
2012.

Mengevaluasi Provisi dan Kontijensi

Grup terlibat dalam berbagai proses hukum dan pajak. Manajemen melakukan penilaian untuk
membedakan antara provisi dan kontijensi terutama melalui konsultasi dengan penasehat hukum Grup
yang menangani proses hukum dan pajak tersebut. Grup mempersiapkan provisi yang sesuai untuk
proses hukum saat ini atau kewajiban konstruktif, jika ada, sesuai dengan kebijakan provisinya. Dalam
pengakuan dan pengukuran provisi, manajemen mengambil risiko dan ketidakpastian.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Grup yakin bahwa proses-proses tersebut tidak akan
berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan
32.

4. KAS DAN SETARA KAS

28
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Kas dan setara kas terdiri dari:


2013 2012

Kas 19.968.000 19.968.000


Bank
PT Bank Central Asia Tbk 1.419.077.796 2.063.690.630
PT Bank CIMB Niaga Tbk 1.145.303.068 3.943.203
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 385.969.113 48.549.815
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 191.072.761 577.759.638
PT Bank Mutiara Tbk 7.713.995 73.511.889
PT Bank Panin Tbk 4.342.407 11.320.655
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 3.664.155 -
PT Bank DKI - 247.927
Sub-Jumlah 3.157.143.295 2.779.023.757
Deposito Berjangka
PT Bank Victoria International Tbk 3.300.000.000 -
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk - 2.208.015.966
Sub-Jumlah 3.300.000.000 2.208.015.966
Jumlah 6.477.111.295 5.007.007.723

Tingkat bunga tahunan deposito berjangka pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar
10% dan 6%.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 seluruh saldo kas dan bank dalam mata uang Rupiah, tidak
dibatasi penggunaannya dan tidak terdapat saldo kas dan bank kepada pihak-pihak berelasi serta tidak
dijadikan jaminan fasilitas pinjaman.

5. PIUTANG USAHA

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:


2013 2012

Pihak ketiga
Dalam penyelesaian 5.559.552.790 5.589.407.502
Kredit Pemilikan Rumah 3.656.201.593 4.312.840.878
Konsumen 18.000.000 531.600.000

Jumlah 9.233.754.383 10.433.848.380

5. PIUTANG USAHA (lanjutan)

29
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Analisa umur piutang usaha adalah sebagai berikut :


2013 2012

Umur 1 – 3 bulan 3.143.949.778 1.247.202.612


Umur 3 – 6 bulan 3.702.785.447 3.628.372.266
Umur 6 – 9 bulan 2.192.514.041 5.558.273.502
Umur 9 – 12 bulan 194.505.117 -

Jumlah 9.233.754.383 10.433.848.380

Manajemen Grup berpendapat bahwa tidak ada cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk
untuk piutang usaha karena semua piutang dapat tertagih dan tidak turun nilainya pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Kredit Pemilikan Rumah adalah piutang kepada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk atas KPR
yang belum diterima. Piutang usaha tidak dijadikan jaminan atas pinjaman yang diterima Grup.
Piutang Grup seluruhnya dalam mata uang Rupiah.

6. ASET REAL ESTAT

Akun ini terdiri dari:


2013 2012

Tanah tersedia untuk dijual


Perusahaan - Taman Alamanda, Bekasi Timur 26.168.806.360 26.441.715.104
PAL - Bumi Serpong Residence, Pamulang 8.641.169.195 8.707.233.764
KGC - Alamanda Regency, Bekasi Timur 31.968.151.505 32.557.698.672
Sarana dan prasarana
Perusahaan - Taman Alamanda, Bekasi Timur 3.827.722.831 2.620.621.152
PAL - Bumi Serpong Residence, Pamulang 4.434.685.353 4.081.658.806
KGC - Alamanda Regency, Bekasi Timur 15.891.503.443 10.596.018.863
Proyek dalam penyelesaian
Perusahaan - Taman Alamanda, Bekasi Timur 9.774.908.680 3.809.756.517
PAL - Bumi Serpong Residence, Pamulang 13.939.779.525 13.722.611.930
KGC - Alamanda Regency, Bekasi Timur 3.330.904.057 2.813.266.060

Jumlah 117.977.630.949 105.350.580.868

Tanah tersedia untuk dijual merupakan tanah kavling siap bangun, yang berada di lokasi :
- Sisa lahan Taman Alamanda seluas 3,2 Ha pada tahun 2013 dan 3,59 Ha pada tahun 2012 dari luas
tanah 49,40 Ha bersertifikat HGB atas nama Perusahaan.
- Sisa lahan Bumi Serpong Residence seluas 2,3 Ha pada tahun 2013 dan 2,49 Ha pada tahun 2012
dari luas tanah 7,02 Ha bersertifikat HGB atas nama PAL.
- Sisa lahan Alamanda Regency seluas 15,48 Ha pada tahun 2013 dan 17,40 Ha pada tahun 2012
dari luas tanah 32,59 Ha bersertifikat HGB atas nama KGC.

Proyek dalam penyelesaian merupakan bahan-bahan yang tersedia di lapangan atau yang telah
terpasang dan upah yang telah dikeluarkan untuk pembangunan rumah yang sedang dikerjakan.

6. ASET REAL ESTAT (lanjutan)

30
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat hambatan dalam kelanjutan penyelesaian proyek-
proyek tersebut.

Biaya sarana dan prasarana merupakan biaya pembangunan sarana dan prasarana yang sedang
dikembangkan, berupa jalan, saluran air, dan penerangan.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, sebagian tanah tersebut dijaminkan atas pinjaman kepada
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Catatan 10) yaitu tanah di Bumi Serpong Residence seluas
45.072 m2 dan Alamada Regency seluas 479.294 m 2.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Manajemen Grup berpendapat bahwa aset real estat tidak
perlu diasuransikan terhadap segala resiko.
Grup melakukan peninjauan berkala atas jumlah tercatat aset real estat, untuk memastikan bahwa
jumlah tercatatnya tidak melebihi nilai wajar atau nilai realisasi bersih. Manajemen berkeyakinan bahwa
tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai aset real estat karena nilai tersebut memadai dan
telah mencerminkan nilai realisasi bersih aset real estat tersebut dan tidak ada indikasi penurunan nilai
aset real estat pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Rincian dari Aset Real Estat :
2013 2012

Perusahaan - Taman Alamanda, Bekasi Timur


Tanah
Persediaan awal 26.441.715.104 26.356.135.467
Biaya pematangan - 139.863.000

Tersedia 26.441.715.104 26.495.998.467


Beban pokok penjualan (272.908.744 ) (54.283.363)

Sub-Jumlah 26.168.806.360 26.441.715.104

Sarana dan Prasarana


Persediaan awal 2.620.621.152 2.103.122.925
Biaya pematangan 1.383.847.837 552.654.212

Tersedia 4.004.468.989 2.655.777.137


Beban pokok penjualan (176.746.158 ) (35.155.985)

Sub-Jumlah 3.827.722.831 2.620.621.152

Proyek dalam Penyelesaian


Persediaan awal 3.809.756.517 511.720.330
Biaya pembangunan 9.699.167.420 3.392.973.839

Tersedia 13.508.923.937 3.904.694.169


Beban pokok penjualan (3.734.015.257 ) (94.937.652)

Sub-Jumlah 9.774.908.680 3.809.756.517

Jumlah Aset Real Estat Perusahaan 39.771.437.871 32.872.092.773

31
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6. ASET REAL ESTAT (lanjutan)

2013 2012

PAL - Bumi Serpong Residence, Pamulang


Tanah
Persediaan awal 8.707.233.764 9.586.714.340
Biaya pematangan 268.192.781 1.775.000

Tersedia 8.975.426.545 9.588.489.340


Beban pokok penjualan (334.257.350 ) (881.255.576)

Sub-Jumlah 8.641.169.195 8.707.233.764

Sarana dan Prasarana


Persediaan awal 4.081.658.806 4.262.294.545
Biaya pembangunan 506.063.719 213.774.993

Tersedia 4.587.722.525 4.476.069.538


Beban pokok penjualan (153.037.172 ) (394.410.732)

Sub-Jumlah 4.434.685.353 4.081.658.806

Proyek dalam Penyelesaian


Persediaan awal 13.722.611.930 12.575.942.447
Biaya pematangan 1.410.371.672 3.123.812.339

Tersedia 15.132.983.602 15.699.754.786


Beban pokok penjualan (1.193.204.077 ) (1.977.142.856)

Sub-Jumlah 13.939.779.525 13.722.611.930

Jumlah Aset Real Estat PAL 27.015.634.073 26.511.504.500

KGC - Alamanda Regency, Bekasi Timur


Tanah
Persediaan awal 32.557.698.672 22.737.767.812
Biaya pematangan 1.735.848.277 11.484.959.152

Tersedia 34.293.546.949 34.222.726.964


Beban pokok penjualan (2.325.395.444 ) (1.665.028.292)

Sub-Jumlah 31.968.151.505 32.557.698.672

32
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6. ASET REAL ESTAT (lanjutan)


2013 2012

KGC - Alamanda Regency, Bekasi Timur (lanjutan)


Sarana dan Prasarana
Persediaan awal 10.596.018.863 10.421.130.453
Biaya pembangunan 6.242.036.740 852.638.137

Tersedia 16.838.055.603 11.273.768.590


Beban pokok penjualan (946.552.160) (677.749.727)

Sub-Jumlah 15.891.503.443 10.596.018.863

Proyek dalam Penyelesaian


Persediaan awal 2.813.266.060 4.534.781.318
Biaya pematangan 7.234.523.762 3.696.783.849

Tersedia 10.047.789.822 8.231.565.167


Beban pokok penjualan (6.716.885.765 ) (5.418.299.107)

Sub-Jumlah 3.330.904.057 2.813.266.060

Jumlah Aset Real Estat KGC 51.190.559.005 45.966.983.595

Jumlah Aset Real Estat 117.977.630.949 105.350.580.868

7. UANG MUKA

Uang muka ini merupakan uang muka atas pengurusan akta jual beli, surat-surat KPR dan listrik
sebesar Rp6.450.281.089 dan Rp8.508.558.338 pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

8. ASET TETAP

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:

31 Desember 2013 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan
Kepemilikan langsung
Kendaraan 1.656.874.300 11.600.000 106.000.000 628.000.000 2.190.474.300
Peralatan proyek 104.946.950 21.695.000 - - 126.641.950
Peralatan kantor 697.530.560 38.124.000 - - 735.654.560
Peralatan kantor pemasaran 30.914.900 - - - 30.914.900

Sub-Jumlah 2.490.266.710 71.419.000 106.000.000 628.000.000 3.083.685.710

Aset Sewa Pembiayaan


Kendaraan 863.600.000 712.000.000 - (628.000.000) 947.600.000

Jumlah biaya perolehan 3.353.866.710 783.419.000 106.000.000 - 4.031.285.710

33
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8. ASET TETAP (lanjutan)

31 Desember 2013 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan langsung
Kendaraan 1.661.649.456 1.450.000 106.000.000 215.900.000 1.772.999.456
Peralatan proyek 102.356.288 3.101.585 - - 105.457.873
Peralatan kantor 597.231.948 42.981.339 - - 640.213.287
Peralatan kantor pemasaran 9.119.887 7.728.721 - - 16.848.608

Sub-Jumlah 2.370.357.579 55.261.645 106.000.000 215.900.000 2.535.519.224

Aset Sewa Pembiayaan


Kendaraan 289.075.000 379.066.667 - (215.900.000) 452.241.667

Jumlah akumulasi penyusutan 2.659.432.579 434.328.312 106.000.000 - 2.987.760.891

Nilai Tercatat 694.434.131 1.043.524.819

31 Desember 2012 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan
Kepemilikan langsung
Kendaraan 2.284.874.300 235.600.000 - (863.600.000) 1.656.874.300
Peralatan proyek 100.638.950 1.708.000 2.600.000 - 104.946.950
Peralatan kantor 655.726.560 37.848.000 3.956.000 - 697.530.560
Peralatan kantor pemasaran - - 30.914.900 - 30.914.900

Sub-Jumlah 3.041.239.810 275.156.000 37.470.900 (863.600.000) 2.490.266.710

Pembiayaan Konsumen
Kendaraan - - - 863.600.000 863.600.000

Jumlah biaya perolehan 3.041.239.810 275.156.000 37.470.900 - 3.353.866.710

Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan langsung
Kendaraan 1.730.833.216 219.891.234 - (289.074.994) 1.661.649.456
Peralatan proyek 94.332.184 9.509.814 - (1.485.710) 102.356.288
Peralatan kantor 545.036.569 50.475.820 1.719.559 - 597.231.948
Peralatan kantor pemasaran - 7.587.907 1.531.980 - 9.119.887

Sub-Jumlah 2.370.201.969 287.464.775 3.251.539 (290.560.704) 2.370.357.579

Pembiayaan Konsumen
Kendaraan - - - 289.075.000 289.075.000

Jumlah akumulasi penyusutan 2.370.201.969 287.464.775 3.251.539 (1.485.704) 2.659.432.579

Nilai Tercatat 671.037.841 694.434.131

Jumlah penyusutan yang dibebankan pada beban usaha pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
sebesar Rp434.328.311 dan Rp287.464.775 (Catatan 23).

Grup mengasuransikan aset tetap berupa kendaraan terhadap segala risiko dengan total nilai
pertanggungan sebesar Rp988.000.000 tahun 2013 dan Rp851.694.920 pada tahun 2012. Manajemen
Grup berpendapat semua nilai pertanggungan sudah cukup memadai untuk menutupi segala kerugian.

Aset tetap Grup tidak dijadikan jaminan kepada pihak ketiga.

Berdasarkan penilaian manajemen Grup, tidak ada kejadian atau perubahan keadaan yang
mengindikasikan penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 sebagaimana
yang dimaksud dalam PSAK No.48, “Penurunan Nilai Aset”.
34
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9. ASET LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari:


2013 2012

Ketetapan pajak dalam proses keberatan dan/atau


Banding (Catatan 24) 3.781.675.280 -
Dana dalam pembatasan 50.762.626 -

Jumlah 3.832.437.906 -

Dana dalam pembatasan merupakan dana yang dibatasi penggunaannya yang terdiri dari saldo
rekening dalam pengawasan (escrow account) pada PT. Bank CIMB Niaga Tbk. Dana ini dikelola oleh
PAL sehubungan dengan fasilitas kredit pemilikan rumah dari pelanggan. Pada tanggal 31 Desember
2013, jumlah dana dalam pembatasan adalah sebesar Rp50.762.626.

10. UTANG BANK JANGKA PENDEK

Pada tangal 14 Februari 2013 Perusahaan menerima fasilitas pinjaman dari PT Bank Victoria
International Tbk (“Bank Victoria”) berupa fasilitas RKKM (Modal Kerja Perusahaan dalam bidang
Usaha Developer). Fasilitas pinjaman RKKM sebesar Rp3.000.000.000 dengan jangka waktu 1 (satu)
tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga
sebesar 12% per tahun dan dikenakan biaya provisi sebesar 1% p.a. Kedua fasilitas tersebut
dijaminkan dengan tanah dengan SHGB No.15652 yang terletak di Perumahan Alamanda Regency Jl.
Raya Karang Satria Rawa Kalong, Desa Karang Satria, Kec. Tambun Utara, Kab. Bekasi jawa Barat
dengan luas tanah sebesar 8,703 m 2 atas nama Perusahaan.

Pada tanggal 31 Desember 2013, saldo pinjaman fasilitas tersebut sebesar Rp468.184.236.

11. UTANG USAHA

Rincian akun ini terdiri dari:


2013 2012

Pihak ketiga
Chairudin 604.100.882 956.292.463
CV Tunas Karya 862.866.324 186.292.772
PT Pandu Adhipratama 856.583.354 -
CV Sinar Mentari 13.171.519 -
Joni - 592.727.598
Endong - 326.159.103
Tony - 234.190.510
Lain-lain (dibawah Rp50.000.000) 15.028.776 18.477.463

Jumlah 2.351.750.855 2.314.139.909

35
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. UTANG USAHA (lanjutan)

Analisa umur utang usaha adalah:


2013 2012
Umur 1 – 3 bulan 713.028.647 856.403.058
Umur 3 – 6 bulan 527.554.389 1.457.736.851
Umur 6 – 9 bulan 309.776.510 -
Umur 9 – 12 bulan 387.661.549 -
Umur > 12 bulan 413.729.760 -

Jumlah 2.351.750.855 2.314.139.909

Utang usaha tersebut merupakan utang dalam rupiah kepada kontraktor atas pembelian bahan
bangunan dan upah tenaga kerja rumah (aset real estat) yang telah dibangun sesuai dengan surat
perjanjian kontrak yang telah disepakati bersama. Atas utang usaha ini tidak ada jaminan yang
diserahkan atau diminta oleh para subkontraktor tersebut.

12. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA

Pendapatan diterima di muka merupakan penerimaan tanda jadi dan cicilan uang muka dari pembeli
atas penjualan rumah sebesar Rp40.890.037.115 untuk 558 unit dan sebesar Rp46.492.519.202 untuk
287 unit masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

13. UTANG NON-USAHA

Akun ini terdiri dari:


2013 2012

Utang pelanggan 22.451.773 -


Utang lain-lain 23.061.127 481.469.168

Jumlah 45.512.900 481.469.168

Utang pelanggan merupakan utang atas uang muka penjualan rumah yang harus dikembalikan
kepada pihak pembeli dikarenakan tidak disetujuinya permohonan kredit pemilikan rumah oleh BTN.

14. UTANG SEWA PEMBIAYAAN

Akun ini merupakan utang atas fasilitas pembiayaan konsumen untuk pembelian kendaraan dengan
rincian sebagai berikut:
2013 2012

Berdasarkan jatuh tempo:


Pembayaran minimum pembiayaan
2013 - 242.901.512
2014 280.009.166 26.545.542
2015 20.766.667 -

36
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14. UTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)


2013 2012

Utang pembiayaan konsumen jangka panjang


sebelum dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun 300.775.833 269.447.054

Dikurangi bagian utang pembiayaan konsumen


yang jatuh tempo dalam satu tahun 280.009.166 242.901.512

Utang pembiayaan konsumen bagian jangka panjang 20.766.667 26.545.542

Berdasarkan lessor:
Pembayaran minimum pembiayaan
PT Bank Panin Tbk 21.600.000 70.346.880
PT Astra Sedaya Finance 9.209.166 73.780.000
PT BII Finance 269.966.667 125.320.174

Jumlah 300.775.833 269.447.054

PT Bank Panin Tbk

Pada tanggal 25 Juni 2012, KGC memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dengan hak opsi dari PT Bank
Panin Tbk untuk 1 (satu) unit kendaraan Daihatsu Grand Max tahun 2012 sebesar Rp108.000.000.
Pinjaman dicicil selama 24 kali angsuran sebesar Rp3.908.160 dan akan berakhir pada bulan Juni 2014.

PT Astra Sedaya Finance

Pada tanggal 8 Maret 2012, KGC memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dengan hak opsi dari PT Astra
Sedaya Finance untuk 1 (satu) unit kendaraan Daihatsu New Xenia tahun 2012 sebesar Rp126.480.000.
Pinjaman dicicil selama 24 kali angsuran sebesar Rp5.270.000 dan akan berakhir pada bulan Maret
2014.

PT BII Finance

Pada tanggal 29 Juli 2011, KGC memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dengan hak opsi dari PT BII
Finance untuk 1 (satu) unit kendaraan Mitsubishi Pajero Sport Tahun 2011 sebesar Rp352.000.000.
Pinjaman dicicil selama 23 kali angsuran sebesar Rp12.895.000 dan akan berakhir pada bulan Juli
2013.

Pada tanggal 24 Agustus 2011, KGC memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dengan hak opsi dari PT
BII Finance untuk 1 (satu) unit kendaraan Suzuki Grand Vitara Tahun 2011 sebesar Rp276.000.000.
Pinjaman dicicil selama 23 kali angsuran sebesar Rp10.111.000 dan akan berakhir pada bulan Agustus
2013.

Pada tanggal 25 Februari 2013, KGC memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dengan hak opsi dari PT
BII Finance untuk 2 (dua) unit kendaraan Mitsubishi Pajero Sport tahun 2012 sebesar Rp605.200.000.
Pinjaman dicicil selama 24 kali angsuran sebesar Rp11.148.000 dan akan berakhir pada bulan Januari
2015.

37
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15. UTANG BANK JANGKA PANJANG

Rincian akun ini terdiri dari:

2013 2012

Perusahaan
PT Bank Victoria International Tbk 6.900.000.000 -

Entitas Anak
PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk
KGC 14.904.000.000 595.111.470
PAL 7.246.498.297 9.568.197.937

Jumlah 29.050.498.297 10.163.309.407

a. PT Bank Victoria International Tbk

Perusahaan

Pada tangal 14 Februari 2013 Perusahaan menerima fasilitas pinjaman dari PT Bank Victoria
International Tbk (“Bank Victoria”) berupa fasilitas TLKM (Penyelesaian Project Smart Market
Alamanda). Fasilitas pinjaman TLKM sebesar Rp12.000.000.000 dengan jangka waktu selama 60
bulan (termasuk grace period 12 bulan dan availabiity period 12 bulan) sejak tanggal
penandatanganan perjanjian kredit. Dengan angsuran pada bulan ke-13 (tiga belas) sampai dengan
bulan ke-60 (enam puluh) adalah sebesar Rp250.000.000. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku
bunga sebesar 12% per tahun dan dikenakan biaya provisi sebesar 1% untuk tahun 1 (pertama)
sampai dengan tahun ke-3 (tiga) dan sebesar 0,25% untuk tahun ke-4 (empat) dan ke-5 (lima).

Dalam perjanjian dengan Bank Victoria terdapat pembatasan terhadap Perusahaan dimana
Perusahaan wajib mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Victoria antara lain
adalah sebagai berikut:
 Melakukan merger, akuisisi dan penjualan atau pemindahtanganan atau melepaskan hak atas
kekayaan Perusahaan;
 Merubah Anggaran Dasar Perusahaan termasuk, struktur permodalan, susunan pemegang
saham, susunan direksi dan komisaris;
 Mengikat diri sebagai penjamin terhadap pihak lain, menjaminkan harta kekayaan Perusahaan
untuk kepentingan pihak lain;
 Melakukan pelunasan pinjaman pemegang saham atau pihak yang berelasi;
 Membayar atau membagikan dividen;
 Memperoleh kredit dalam bentuk apapun dari pihak lain;
 Melakukan perluasan ataupun penyempitan usaha;
 Memberikan pinjaman kepada pihak lain.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan telah memenuhi semua persyaratan yang
telah ditentukan oleh Bank Victoria.

Pada tanggal 31 Desember 2013, saldo pinjaman fasilitas tersebut adalah sebesar Rp6.900.000.000.

38
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)

b. PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk

KGC

Pada tanggal 9 Februari 2007, berdasarkan surat No.101/BKS/.UT/LS/KU/II/2007 KGC memperoleh


pinjaman dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (“BTN”) dengan maksimum pinjaman kredit
Rp19.500.000.000. Pinjaman tersebut terdiri dari:

1) Kredit Konstruksi Umum (non revolving) sebesar Rp16.000.000.000 untuk pembiayaan


pembangunan Perumahaan ”Alamanda Regency” sebanyak 698 unit rumah yang berlokasi di
Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun, Jawa Barat dan pembiayaan refinancing tanah seluas
212.252 m2 (tanah tersebut terdiri dari 11 SHGB No.32, 797, 798, 800, 802, 804, 1997, 1998,
8251, 8252, 8256 atas nama KGC). Jangka waktu pinjaman adalah 24 bulan.

2) Rekening Koran (revolving) sebesar Rp3.500.000.000 untuk pembiayaan pembangunan


Perumahan ”Alamanda Regency” sebanyak 666 unit rumah yang berlokasi di Desa Karang Satria,
Tambun, Jawa Barat. Pembangunan di atas 9 SHGB: No 33, 779, 785, 788, 805, 806, 1996,
8250, 8255 atas nama KGC seluas 109.918 m2. Batas penarikan pinjaman adalah sebesar
Rp10.500.000.000 dengan jangka waktu selama 12 bulan. Berdasarkan persetujuan
perpanjangan jangka waktu kredit no.715/BKS/UT/LS/VII/2008 tanggal 18 juli 2008, jatuh tempo.
Suku bunga atas pinjaman tersebut adalah 15,5% per tahun (adjustable rate). Agunan pokok
atas pinjaman tersebut adalah tanah dan bangunan dengan SHGB No.32,33,779, 785, 788, 797,
800, 802, 804, 805, 806, 1996,1997, 1998, 8250, 8251, 8252, 8256 seluas 157.124 m 2 terletak di
Desa Karang Satria, Tambun, Jawa Barat atas nama KGC. Sementara itu jaminan lain adalah
corporate guarantee dari PT Adicipta Griyasejati dan cessie atas piutang yang berkaitan dengan
penjualan rumah yang dibiayai oleh BTN.

Berdasarkan Persetujuan Perpanjangan Jangka Waktu dan Penambahan Plafond


No.3465/BKS.UT/LS/KU/XII/2009 tanggal 23 Desember 2009, bahwa plafon pinjaman untuk Kredit
Yasa Griya (KYG) Umum dan Pinjaman Rekening Koran (PRK) masing-masing adalah sebesar
Rp4.000.000.000 dan Rp3.500.000.000. Pinjaman tersebut diperuntukkan sebagai modal kerja
pembangunan Perumahan Alamanda Regency sebanyak 825 unit rumah tipe T.29/72. Batas
penarikan pinjaman PRK adalah sebesar Rp8.100.000.000, dengan jangka waktu 12 bulan. Tingkat
suku bunga pinjaman adalah sebesar 13,5% per tahun.

Syarat pencairan kredit adalah sebagai berikut:


a) Penarikan kredit dapat dilakukan apabila seluruh persyaratan/liabilitas KGC (sebelum maupun
pada saat akad kredit) yang ditetapkan oleh BTN telah dipenuhi, kondisi lahan telah matang serta
siap didirikan bangunan.
b) KYG Umum :
- Penarikan pertama KYG Umum maksimum sampai dengan 40% dari maksimum kredit
dengan syarat tanah lokasi proyek telah dimatangkan dan siap didirikan bangunan.
- Penarikan selanjutnya berdasarkan prestasi fisik pembangunan di lokasi proyek perumahan
dengan mempertimbangkan prestasi pemasaran (kesiapan calon konsumen)
- Setiap penarikan yang dilakukan tetap menjaga rasio agunan terhadap outstanding KYG
minimal 135%.
c) KYG PRK :
- Penarikan kredit dapat dilakukan setiap saat setelah terpenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
dengan menggunakan cek/bilyet giro sepanjang masih tersedia kelonggaran tarik.
- Setiap penarikan kredit harus discover oleh nilai riil agunan terhadap baki debet dan
kelonggaran tarik KYG PRK minimal 200%.

39
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)

b. PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk (lanjutan)

KGC (lanjutan)

d) BTN berhak untuk tidak mencairkan/menunda penarikan atas prestasi proyek yang telah didukung
calon konsumen dengan pertimbangan keamanan dan atau akibatnya adanya syarat dan kondisi
yang diminta BTN belum dipenuhi.
e) Kelonggaran tarik kredit dapat dibatalkan sewaktu-waktu oleh BTN atau dibatalkan secara
otomatis oleh Bank apabila kondisi debitur menurun menjadi kurang lancar, diragukan atau macet.

Pinjaman atas fasilitas kredit dari BTN adalah jaminan pokok tanah dan bangunan yang didirikan di
atas 20 unit SHGB atas nama KGC terletak di Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun, Jawa Barat
terdiri dari:
 KYG Umum: 11 SHGB terdiri atas 32, 797, 798, 800, 802, 804, 1997, 1998, 8251, 8252, 8256;
 KYG PRK: 9 SHGB terdiri atas 33, 779, 785, 788, 805, 806, 1996, 8250, 8255;
 Jaminan KGC dari Perusahaan.

Berdasarkan surat keterangan dari BTN tertanggal 1 April 2013 No.160/S/BKS.UT/HCL/IV/2013


bahwa fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi telah lunas.

Berdasarkan Surat Persetujuan Pemberian Kredit No.274/Cpt.I/HCLU/I/2013 tanggal 5 Januari 2013


dari BTN, KGC memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi (KYG) dengan maksimum kredit
sebesar Rp52.800.000.000, yang diperuntukan pembangunan 1.738 unit kios atau rumah yang
terdiri dari berbagai type di “Alamanda Regency” yang terletak di Desa Karang Satria, Kec. Tambun
Utara, Kab. Bekasi Propinsi Jawa Barat dengan rincian sebagai berikut:

Alokasi Pembiayaan Bank


Type rumah Bangunan Sarana Prasarana Konstruksi Jumlah unit Jumlah
26/60 25.966.100 5.880.100 31.846.200 486 15.477.253.200
36/60 23.555.500 5.880.100 29.435.600 492 14.482.315.200
36/66 23.555.500 6.251.600 29.807.100 105 3.125.965.500
36/72 23.555.500 6.551.200 30.106.700 610 18.365.087.000
36/70 23.555.500 6.439.300 29.994.800 45 1.349.766.000
Jumlah 52.800.386.900
Pembulatan 52.800.000.000

Fasilitas KYG ini berjangka waktu 36 bulan dan dikenakan tingkat suku bunga 11,50% per tahun.
Setiap penarikan kredit harus tetap memperhatikan persyaratan rasio agunan terhadap outstanding
kredit minimal 135%. Untuk setiap unit penjualan kios/rumah akan dibebankan pengembalian pokok
minimal 120% dengan alokasi sebagai berikut: type 26/60 sebesar Rp39.000.000, 36/60, 36/66 dan
36/70 masing-masing sebesar Rp36.000.000, 36/72 sebesar Rp37.000.000.

Fasilitas pinjaman ini di jaminkan dengan tanah lokasi proyek beserta bangunan yang ada dan yang
akan ada diatasnya, yang terletak di Karang Satria Kec. Tambun Utara, Kab. Bekasi Propinsi Jawa
Barat dengan total lahan seluas ±132.767 m 2 berupa sertifikat atas nama KGC.

15. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)


40
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

b. PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk (lanjutan)

KGC (lanjutan)

Dalam perjanjian dengan BTN terdapat pembatasan terhadap KGC dimana KGC wajib
mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari BTN antara lain adalah sebagai berikut:
1) Melakukan merger, akuisisi dan penjualan atau pemindahtanganan atau melepaskan hak atas
kekayaan KGC;
2) Merubah Anggaran Dasar KGC termasuk, struktur permodalan, susunan pemegang saham,
susunan direksi dan komisaris;
3) Mengikat diri sebagai penjamin terhadap pihak lain, menjaminkan harta kekayaan KGC untuk
kepentingan pihak lain;
4) Melakukan pelunasan pinjaman pemegang saham atau pihak yang berelasi;
5) Memperoleh kredit dalam bentuk apapun dari pihak lain;
6) Membubarkan KGC dan meminta dinyatakan pailit;
7) Memberikan pinjaman kepada pihak lain.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, KGC telah memenuhi semua persyaratan yang telah
ditentukan oleh BTN.

PAL

Pada tanggal 14 April 2009 dan dihadapan notaris Bambang Suwondo, S.H., berdasarkan perjanjian
kredit No. 421 tanggal 29 April 2009 PAL memperoleh pinjaman dari BTN dengan maksimum pinjaman
kredit Rp40.000.000.000 dengan tingkat bunga 15% per tahun dan jangka waktu 2 (dua) tahun.
Pinjaman ini merupakan pinjaman Kredit Konstruksi (non revolving) yang diperoleh untuk membiayai
402 unit rumah di Perumahan Bumi Serpong Residence di Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan
Pamulang Barat, Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat beserta sarana dan prasarananya
dengan perincian sbb:
1) Pembangunan rumah tipe 31/96 sebanyak 141 unit dengan pembiayaan sebesar
Rp8.805.605.100;
2) Pembangunan rumah tipe 41/96 sebanyak 128 unit dengan pembiayaan sebesar
Rp9.938.022.400;
3) Pembangunan rumah tipe 51/112 unit dengan pembiayaan sebesar Rp1.791.409.300;
4) Pembangunan rumah tipe 41/128 sebanyak 11 unit dengan pembiayaan sebesar
Rp1.053.126.800;
5) Pembangunan rumah tipe 114/114 sebanyak 48 unit dengan pembiayaan sebesar
Rp9.258.628.800, serta pembangunan rumah tipe 105/160 sebanyak 55 unit dengan nilai
pembiayaan sebesar Rp9.936.932.500.

Pengembalian pokok KYG minimal sebesar 120% dari alokasi bank dengan perincian sebagai berikut
untuk type 31/96 sebesar Rp74.941.320, 41/96 sebesar Rp93.168.960, 51/112 sebesar
Rp113.141.640, 51/128 sebesar Rp114.886.560, 114/144 sebesar Rp231.465.720, 105/160 sebesar
Rp216.605.800.

Jaminan pinjaman ini adalah tanah dan bangunan di proyek pembangunan perumahan “Bumi Serpong
Residence” dengan bukti kepemilikan 7 (tujuh) buah sertifikat dengan total luas tanah 79.934 m2 yang
terletak di Propinsi Banten, Kabupaten Tangerang Kecamatan Pamulang yang semuanya atas nama
PAL dengan rincian sebagai berikut:
 HGB No. 5957/Pondok Benda seluas 35.666 m2
 HGB No. 41/Buaran seluas 21.436 m2
15. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)

41
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

b. PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk (lanjutan)

PAL (lanjutan)

 HGB No. 00090/Buaran seluas 2.688 m2


 HGB No. 5956/Pondok Benda seluas 1.455 m2
 HSB No. 08302/Pondok Benda seluas 9.030 m2
 HGB No. 08304/Pondok Benda seluas 7.753 m2
 HGB No. 08303/Pondok Benda seluas 1.906 m2

Jaminan lain adalah Standing Instruction (SI) dan Cessie atas piutang yang berkaitan dengan
penjualan unit rumah yang dibiayai oleh BTN.
Berdasarkan Surat Persetujuan Perpanjangan KYG No.1255/S/JKJ.III/HCLU/VII/2011 tertanggal
7 Juli 2011 dari BTN, bahwa BTN menyetujui permohonan perpanjangan jangka waktu kredit KYG
bahwa fasilitas pinjaman KYG sebesar Rp18.034.752.578 di perpanjang kembali selama jangka waktu
24 bulan terhitung sejak penandatanganan perjanjian dengan tingkat suku bunga sebesar 13% per
tahun.

BTN memberikan pembatasan agar PAL harus menjaga rasio agunan terhadap pokok kredit sebesar
135%. Apabila jaminan yang ada tidak mencapai rasio tersebut maka PAL wajib menambahkan
agunan sehingga rasionya mencapai 135%.

Pada tanggal 13 Juni 2013, PAL menerima kembali surat persetujuan perpanjangan kedua kalinya
atas Kredit Modal Kerja Konstruksi dari BTN dengan No.1808/S/JKJ.II/HCLU/VI/2013 bahwa fasilitas
pinjaman kredit KYG sebesar Rp7.320.000.000 diperpanjang kembali selama jangka waktu 24 bulan
peruntukan fasilitas perpanjangan ini untuk menyelesaikan pembangunan dan penjualan 153 unit
Perumahan Bumi Serpong Residence. Fasilitas kredit ini dijamin dengan tanah efektif lokasi proyek
seluas minimal 16.880 m2 yang terletak di Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang,
Kabupateng Tangerang, Banten berupa SHGB atas nama PAL.

Pengembalian pokok pinjaman untuk setiap unit penjualan akan dibebankan pengembalian pokok
KYG dengan rincian sebagai berikut type 31/96 sebesar Rp79.941.320, 41/96 dan 85/96 masing-
masing sebesar Rp93.168.960, 51/112 sebesar Rp113.141.640, 51/128 dan 41/160 masing-masing
sebesar Rp114.886.560, 105/160 sebesar Rp216.805.800 dan type 114/160 sebesar Rp231.465.770

Berdasarkan surat perpanjangan fasilitas KYG, BTN memberikan pembatasan agar PAL harus
menjaga rasio agunan terhadap pokok kredit sebesar 125%. Apabila jaminan yang ada tidak mencapai
rasio tersebut maka PAL wajib menambahkan agunan sehingga rasionya mencapai 125%.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, PAL telah memenuhi semua persyaratan yang telah
ditentukan oleh BTN.

16. LIABILITAS DIESTIMASI ATAS IMBALAN KERJA KARYAWAN

Grup mencatat liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan sebesar Rp1.426.825.708 dan
Rp1.015.377.690 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

Beban penyisihan imbalan kerja karyawan yang dibebankan selama tahun berjalan adalah sebesar
Rp411.448.017 dan Rp251.918.321 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
16. LIABILITAS DIESTIMASI ATAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

42
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Grup mencatat penyisihan imbalan kerja karyawan berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang
dilakukan oleh PT Sakura Aktualita Indonesia yang dalam laporan tertanggal 17 Februari 2014 dan
12 Februari 2013 dengan menggunakan metode ”Projected-Unit-Credit” dan asumsi-asumsi sebagai
berikut:

2013 2012

Tingkat diskonto 6% 6%
Tingkat kenaikan gaji tahunan 10% 10%
100% Tabel CSO 100% Tabel CSO
Tingkat mortalitas 1980 1980
Umur pensiun 55 tahun 55 Tahun

Tabel berikut menyajikan komponen liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan yang diakui dalam
laporan posisi keuangan dan beban imbalan kerja karyawan yang diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif. Rincian liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

2013 2012

Nilai kini liabilitas imbalan pasti 2.049.403.035 1.841.946.674


Kerugian aktuarial yang belum diakui (291.251.045 ) (415.120.966)

Jumlah 1.758.151.990 1.426.825.708

Mutasi liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

2013 2012

Saldo awal 1.426.825.708 1.015.377.691


Beban tahun berjalan 331.326.282 411.448.017

Jumlah 1.758.151.990 1.426.825.708

Beban imbalan kerja karyawan yang diakui di laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:
2013 2012

Biaya jasa kini 235.153.395 309.879.983


Biaya bunga 85.030.939 110.952.450
Kerugian (keuntungan) aktuarial yang diakui 11.141.948 (9.384.416)

Jumlah 331.326.282 411.448.017

43
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. KEPENTINGAN NON PENGENDALI

Rincian kepentingan non-pengendali adalah sebagai berikut:

2013
_______________________________________________________
Laba (Rugi)
Entitas anak Saldo Awal Entitas anak Saldo Akhir

PT Puriayu Lestari 140.770 (17.309) 123.461


PT Karya Graha Cemerlang 7.503.083 871.858 8.374.941

7.643.853 854.549 8.498.402

Penyesuaian atas perubahan kepemilikan


kepentingan non pengendali - (591.189) (591.189)

Jumlah 7.643.853 (263.360) 7.907.213

2012
_______________________________________________________
Laba (Rugi)
Entitas anak Saldo Awal Entitas anak Saldo Akhir

PT Puriayu Lestari 35.488 105.282 140.770


PT Karya Graha Cemerlang 6.471.224 1.031.859 7.503.083

Jumlah 6.506.712 1.137.141 7.643.853

18. MODAL SAHAM

Berdasarkan akta pernyataan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bekasi Asri
Pemula, Tbk No. 160 tanggal 20 Oktober 2007 yang dibuat dihadapan Notaris Drs. Buntario Tigris,
S.H., di Jakarta dinyatakan bahwa perubahan nilai nominal saham dari Rp500 per lembar menjadi
Rp100 per lembar saham. Pada tanggal 14 Januari 2008 dilakukan penjualan saham perdana ke
masyarakat sebanyak 150.000.000 lembar setelah mendapatkan pernyataan efektif dari ketua
Bapepam dan lembaga keuangan No. S-6498/BL/2007 tanggal 19 Desember 2007.

Pada tahun 2012 Perusahaan melakukan permohonan exercise Waran Seri I melalui Biro Administrasi
Efek PT Adimitra Transferindo sebanyak 11.784.500 lembar dengan nilai nominal Rp100 per lembar
sehingga komposisi pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai
berikut:
2013
Persentase
Pemegang Saham Jumlah Saham Kepemilikan Jumlah
____________________________________

Modal dasar, nominal saham Rp100


per lembar 2.000.000.000 200.000.000.000
Modal ditempatkan dan disetor penuh
PT Adicipta Griyasejati 224.620.000 33,94 % 22.462.000.000
PT Papua Timber Jaya 120.000.000 18,13 % 12.000.000.000
PT Intiputra Fikasa 80.000.000 12,09 % 8.000.000.000
Fabatuni Hakibroto 41.095.500 6,21% 4.109.550.000
Budi Kartika 5.000 0,00 % 500.000
Ardyanto Jo 884 0,00 % 88.400
Masyarakat 196.063.136 29,63 % 19.606.313.600

Jumlah 661.784.520 100 % 66.178.452.000

Saham dalam Protopel 1.338.215.480 133.821.548.000

44
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18. MODAL SAHAM (lanjutan)


2012
Persentase
Pemegang Saham Jumlah Saham Kepemilikan Jumlah
____________________________________

Modal dasar, nominal saham Rp100


per lembar 2.000.000.000 200.000.000.000
Modal ditempatkan dan disetor penuh
PT Adicipta Griyasejati 224.620.000 33,94 % 22.462.000.000
PT Papua Timber Jaya 120.000.000 18,13 % 12.000.000.000
PT Intiputra Fikasa 80.000.000 12,09 % 8.000.000.000
PT Drupadi Agung Lestari 38.118.500 5,76 % 3.811.850.000
Budi Kartika 5.000 00,00 % 500.000
Masyarakat 199.041.020 30,08 % 19.904.102.000

Jumlah 661.784.520 100 % 66.178.452.000

Saham dalam Protopel 1.338.215.480 133.821.548.000

Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan catatan yang
dibuat oleh PT Adimitra Transferindo, Biro Administrasi Efek.

19. TAMBAHAN MODAL DISETOR

Rincian akun tambahan modal disetor adalah sebagai berikut:

2013 2012

Agio saham 8.501.684.200 8.501.682.500


Biaya emisi (1.296.516.066) (1.296.514.366)
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (15.197.623.663) -

Jumlah (7.992.455.529) 7.205.168.134

Pada bulan Agustus 2009 terdapat konversi waran menjadi 20 lembar saham sebesar Rp3.700.

Agio Saham

Merupakan saldo yang berasal dari selisih antara hasil penjualan saham kepada masyarakat dengan
nilai nominalnya. Rinciannya sebagai berikut:
2013 2012

Hasil penjualan 11.784.500 saham @Rp185 2.180.132.500 2.180.132.500


Nilai nominal 11.784.500 saham @Rp100 (1.178.450.000) (1.178.450.000)
Hasil penjualan 150.000.000 saham @Rp150 22.500.000.000 22.500.000.000
Nilai nominal 150.000.000 saham @Rp100 (15.000.000.000) (15.000.000.000)

Jumlah 8.501.682.500 8.501.682.500

Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham dicatat sebagai pengurang akun tambahan modal disetor. Merupakan biaya
penawaran perdana 150.000.000 saham ke masyarakat.

45
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20. PENJUALAN

Rincian penjualan per proyek perumahan Grup adalah sebagai berikut:

2013 2012

Perusahaan
Taman Alamanda - Bekasi Timur 12.828.613.934 455.979.545

Entitas Anak
Alamanda Regency - Bekasi Timur (KGC) 23.565.165.000 16.314.441.517
Bumi Serpong Residence - Pamulang (PAL) 3.761.061.363 8.409.574.999

Jumlah 40.154.840.297 25.179.996.061

Penjualan diakui setelah proses pembangunan rumah selesai dan konsumen telah memenuhi liabilitas
uang muka pembelian rumah dan telah melakukan penandatanganan akad kredit melalui KPR serta
telah dibuatnya serah terima rumah. Penjualan tidak dilakukan pada suatu kelompok yang transaksinya
melebihi 10% dari total penjualan atau kepada pihak yang mempunyai pihak berelasi.

Grup memiliki beberapa cara pembayaran bagi konsumennya antara lain pembiayaan melalui KPR,
tunai bertahap dan tunai keras.

Pembiayaan KPR adalah pembiayaan dengan cara mencicil kepada Bank yang menyediakan fasilitas
Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang merupakan 93% dari transaksi penjualan rumah.

Tunai bertahap merupakan cara pembiayaan dari konsumen yang membeli rumah secara tunai dimana
Grup memberikan kelonggaran untuk melunasinya secara bertahap dalam tempo yang amat singkat.

Sedangkan pembayaran tunai keras adalah pembayaran secara cash (pelunasan langsung) dimana
Grup mempunyai kebijaksanaan memberikan discount. Pembayaran untuk kedua cara ini hanya 7%
dari transaksi penjualan.

Jumlah penjualan unit rumah untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
masing-masing sebanyak 522 unit dan 231 unit rumah.

21. BEBAN POKOK PENJUALAN

a. Rincian beban pokok penjualan per proyek perumahan Grup adalah sebagai berikut:

2013 2012

Perusahaan
Taman Alamanda - Bekasi Timur 4.183.670.159 184.377.000

Entitas Anak
Alamanda Regency - Bekasi Timur (KGC) 9.988.833.370 7.761.077.126
Bumi Serpong Residence - Pamulang (PAL) 1.680.498.599 3.252.809.164

Beban Pokok Penjualan 15.853.002.128 11.198.263.290

46
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21. BEBAN POKOK PENJUALAN (lanjutan)

b. Rincian beban pokok penjualan per rumah, tanah, dan sarana adalah sebagai berikut:

2013 2012

Rumah 11.644.105.099 7.490.379.615


Tanah 2.932.561.539 2.600.567.231
Sarana 1.276.335.490 1.107.316.444

Beban Pokok Penjualan 15.853.002.128 11.198.263.290

Pada tahun 2013 dan 2012, tidak terdapat pembelian dari satu pemasok yang nilainya melebihi 10%
dari total pendapatan dan tidak terdapat pembelian kepada pihak berelasi.

.
22. BEBAN PEMASARAN

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:

2013 2012

Promosi dan pemasaran 1.980.220.870 1.173.747.855


Keperluan kantor 240.018.675 480.748.963
Listrik, air, telepon, dan komunikasi 218.504.290 189.502.874
Administrasi KPR, notaris dan pengurusan KPR 31.018.000 38.151.600

Jumlah 2.469.761.835 1.882.151.292

23. BEBAN UMUM DAN DAN ADMINISTRASI

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:


2013 2012

Pajak 4.356.689.375 32.896.500


Gaji 2.634.382.209 3.009.013.510
Transportasi 1.781.670.257 1.444.611.852
Tenaga ahli 941.847.448 698.782.461
Keamanan dan kebersihan 641.885.719 481.485.000
Penyusutan (Catatan 8) 434.328.311 287.464.775
Imbalan kerja karyawan 331.326.282 411.448.017
Perbaikan dan pemeliharaan 175.483.339 131.181.138
Pajak Bumi dan bangunan 172.280.350 134.279.230
Perijinan 126.359.000 288.050.000
Jamuan dan sumbangan 105.798.932 114.810.409
Listrik, air dan telepon 84.328.915 87.756.003
Perlengkapan kantor 80.122.461 76.497.968
Asuransi 43.773.200 -
Sewa kantor 31.072.500 34.179.744
Lain-lain 258.752.519 61.353.215

Jumlah 12.200.100.817 7.293.809.822

47
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24. PERPAJAKAN

a. Pajak Dibayar dimuka


2013 2012

PPN 395.057.366 -
PPh pasal 25 - 285.287.197

Jumah Pajak Dibayar Dimuka 395.057.366 285.287.197

b. Utang Pajak
2013 2012

Pajak Pertambahan Nilai 3.725.142.842 96.678.900


Pajak Penghasilan:
Pasal 29 Tahun 2013 345.472.541 -
Pasal 29 Tahun 2012 - 194.272.794
Pasal 29 Tahun 2011 - denda 2.076.502 -
Pasal 29 Tahun 2011 - SKPKB 1.981.675.280 -
Pasal 4 ayat 2 1.639.063.094 98.929.689
Pasal 23 90.679.594 12.217.071
Pasal 21 21.026.900 10.839.935

Jumlah Utang Pajak 7.805.136.753 412.938.389

c. Pajak Kini
2013 2012

Perusahaan 650.542.920 27.418.861


KGC 756.067.351 631.202.120
PAL 362.623.817 343.241.283

Jumlah 1.769.234.088 1.001.862.264

Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan
laba rugi komprehensif dengan laba kena pajak (laba fiskal) adalah sebagai berikut:

2013 2012

Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi


konsolidasi 6.794.971.237 5.489.991.039
Rugi (laba) entitas anak
PAL 70.091.410 (2.975.287.934)
KGC (5.551.285.794 ) (5.790.498.205)
Eliminasi 4.361.648.667 7.790.205.595

Jumlah 5.675.425.520 4.514.410.495

48
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24. PERPAJAKAN (lanjutan)

c. Pajak Kini (lanjutan)


2013 2012

Penyesuaian untuk beban (pendapatan) yang


pajaknya final :
Penjualan (12.828.613.934 ) (455.979.545)
Pendapatan bunga 580.589.657 (297.394.246)
Beban pokok penjualan 4.183.670.159 184.377.000
Beban penjualan 271.088.976 518.340.569
Beban umum dan administrasi 6.280.943.235 3.192.389.356
Lain-lain (4.050.463.142 ) (7.651.893.379)

Laba yang dikenakan pajak final (5.562.785.049 ) (4.510.160.245)

Laba yang dikenakan pajak tidak final 112.640.471 4.250.250

Tahun 2013 - (50% x 25% x 42.145.961) 5.268.245 -


Tahun 2013 - (25% x 70.494.510) 17.623.628 -
Tahun 2012 - (50% x 25% x 4.250.250) - 531.281

Utang PPh Pajak 29 perusahaan 22.891.873 531.281

Entitas anak : KGC 225.843.651 158.080.080


PAL 96.737.017 35.661.433

Jumlah pajak kini dan penghasilan tidak final 345.472.541 194.272.794

Sementara itu, pajak kini dari penghasilan final


adalah :
Penjualan tanah atas fasilitas umum dan fasilitas
sosial berdasarkan nilai tertinggi dari Nilai Jual
Objek Pajak (NJOP) dan harga penjualan
Perusahaan 627.651.047 26.887.580
Entitas anak : KGC 530.223.700 473.122.040
PAL 265.886.800 307.579.850

Jumlah pajak kini dari penghasilan final 1.423.761.547 807.589.470

Jumlah Pajak Kini 1.769.234.088 1.001.862.264

Penghasilan kena pajak dan akumulasi rugi fiskal pada tanggal 31 Desember 2012 telah sesuai
dengan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.
Pada tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, Grup belum menyampaikan SPT Pajak
Penghasilan Badan tahun 2013 kepada Kantor Pajak. Manajemen Grup menyatakan bahwa SPT
Pajak Penghasilan Badan tahun 2013 akan dilaporkan sesuai dengan perhitungan pajak di atas.

d. Pemeriksaan Pajak

a) Pada tanggal 16 Desember 2013, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) atas Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk masa pajak tahun 2011 dan 2012 masing-
masing sebesar Rp3.344.535 dan Rp9.837.875. Pada tanggal 6 Februari 2014, Perusahaan
telah melunasi pembayaran SKPKB tersebut.

49
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24. PERPAJAKAN (lanjutan)


d. Pemeriksaan Pajak (lanjutan)

b) Pada tanggal 16 Desember 2013, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) atas Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk masa pajak tahun 2011 dan 2012
masing-masing sebesar Rp10.581.840 dan Rp42.409.112. Pada tanggal 6 Februari 2014,
Perusahaan telah melunasi pembayaran SKPKB tersebut.
c) Pada tanggal 16 Desember 2013, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) atas Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) untuk masa pajak tahun 2011 dan 2012
masing-masing sebesar Rp 255.317.947 dan Rp646.820.214. Pada tanggal 6 Februari 2014,
Perusahaan telah melunasi pembayaran SKPKB tersebut.
d) Pada tanggal 16 Desember 2013, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) atas Pajak Penghasilan Badan untuk tahun pajak 2011 dengan nilai sebesar
Rp2.076.502. Pada tanggal 6 Februari 2014, Perusahaan telah melunasi pembayaran SKPKB
tersebut.

e) Pada tanggal 16 Desember 2013, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk tahun pajak 2011 dan 2012 dengan nilai
masing-masing sebesar Rp695.545.295 dan Rp1.734.357.234. Tanggal jatuh tempo
pembayaran atas SKPKB tersebut adalah 15 Januari 2014. Perusahaan telah mengangsur
pembayaran atas SKPKB tersebut, sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan
konsolidasian, jumlah SKPKB yang telah dibayar perusahaan atas kurang bayar PPN untuk
tahun pajak 2011 dan 2012 masing-masing adalah sebesar Rp672.451.408 dan
Rp1.256.573.807. Sehingga sisa kurang bayar atas SKPKB PPN masa pajak tahun 2011 dan
2012 masing-masing adalah sebesar Rp23.093.887 dan Rp477.783.427 dengan jumlah
keseluruhannya adalah sebesar Rp500.877.314. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan
keuangan konsolidasian, Perusahaan belum melakukan pelunasan atas sisa kurang bayar pajak
penghasilan badan tersebut.

f) Pada tanggal 16 Desember 2013, Perusahaan menerima Surat Tagihan Pajak (STP) atas Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) untuk tahun pajak 2011 dan 2012 masing-masing dengan nilai
sebesar Rp98.720.690 dan Rp197.625.990. Pada tanggal 6 Februari 2014, Perusahaan telah
melunasi pembayaran STP tersebut.

g) Pada tanggal 3 Desember 2013, KGC menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
atas Pajak Penghasilan Badan tahun 2008 No.00008/206/08/435/13 sebesar Rp1.318.771.760.
Jumlah kurang bayar yang disetujui berdasarkan pembahasan akhir hasil adalah sebesar
Rp260.212.712. Tanggal jatuh tempo pembayaran atas SKPKB tersebut adalah 2 Januari 2014.
Pada tanggal 19 Desember 2013, KGC telah membayar sebesar Rp260.212.712. Sisa kurang
bayar atas SKPKB Pajak Penghasilan Badan Tahun 2007 adalah sebesar Rp1.058.559.048.
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, KGC belum melakukan
pelunasan atas kurang bayar PPh Badan tersebut.

h) Pada tanggal 14 Desember 2012, KGC menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) atas Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh 23) untuk masa pajak sejak bulan Januari 2007
sampai dengan bulan Desember 2007 seluruhnya berjumlah sebesar Rp116.206.643. Tanggal
jatuh tempo pembayaran atas SKPKB tersebut adalah 13 Januari 2013. KGC telah mengangsur
pembayaran atas SKPKB tersebut, sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan
konsolidasian jumlah SKPKB yang telah dibayar KGC adalah sebesar Rp78.518.004. Sisa
kurang bayar atas SKPKB PPh Pasal 23 adalah sebesar Rp37.688.639. Sampai dengan tanggal
penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, KGC belum melakukan pelunasan atas kurang
bayar PPh 23 tersebut.
50
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24. PERPAJAKAN (lanjutan)

c. Pemeriksaan Pajak (lanjutan)

h) (lanjutan) Pada tanggal 26 Februari 2013, KGC mengajukan surat keberatan atas SKPKB Pajak
Penghasilan Pasal 23 untuk masa pajak bulan Januari 2007 sampai dengan bulan Desember
2007 yang keseluruhannya berjumlah Rp116.206.643. Atas surat keberatan tersebut pada
tanggal 14 Februari 2014, telah di tolak oleh Direktur Jenderal Pajak (Catatan 31).

i) Pada tanggal 14 Desember 2012, KGC menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) atas Pajak Penghasilan Badan untuk tahun pajak 2007 dengan nilai sebesar
Rp3.781.675.280. Tanggal jatuh tempo pembayaran atas SKPKB tersebut adalah 13 Januari
2013. KGC telah mengangsur pembayaran atas SKPKB tersebut, sampai dengan tanggal
penyelesaian laporan keuangan konsolidasian jumlah SKPKB yang telah dibayar KGC adalah
sebesar Rp2.000.000.000. Sisa kurang bayar atas SKPKB Pajak Penghasilan Badan Tahun
2007 adalah sebesar Rp1.781.675.280. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan
keuangan konsolidasian, KGC belum melakukan pelunasan atas kurang bayar pajak
penghasilan badan tersebut.

Pada tanggal 26 Februari 2013, KGC mengajukan keberatan atas SKPKB tersebut. Jumlah
yang diajukan keberatan adalah sebesar Rp3.781.675.280, disajikan sebagai “Aset lain-lain -
Ketetapan Pajak Dalam Proses Keberatan-Bersih” pada laporan posisi keuangan konsolidasian
tanggal 31 Desember 2013 (Catatan 9).

Pada tanggal 14 Februari 2014, Direktorat Jenderal Pajak menolak keberatan yang diajukan
KGC. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, KGC berencana
mengajukan banding ke Pengadilan Pajak atas SKPKB tersebut (Catatan 31).

Tidak terdapat penyisihan atas kemungkinan tidak dikabulkannya keberatan dan/atau banding
atas ketetapan pajak pada tahun 2013.

j) Pada tanggal 26 Februari 2013, KGC mengajukan surat keberatan kepada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Cibitung berdasarkan surat keberatan No. 63/Adm-legal/KGC/II/13 sehubungan
dengan SKPKB atas Pajak Penghasilan Badan tahun 2007 tersebut di atas, bahwa jumlah
terutang pajak penghasilan menurut Perusahaan adalah sebesar Rp2.555.186.000.

Kantor Pajak sedang melakukan Pemeriksaan Pajak atas kewajiban perpajakan Grup untuk tahun
pajak 2011 dan 2012. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini,
belum ada hasil yang dikeluarkan oleh Kantor Pajak selain yang telah disebutkan sebelumnya.

d. Administrasi

Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Perusahaan melaporkan atau menyetorkan pajak
berdasarkan prinsip self assessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajak-pajak
tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.

51
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24. PERPAJAKAN (lanjutan)

e. Lainnya

Pada tanggal 28 Desember 2007, Presiden dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
menandatangani Peraturan Pemerintah No.81 tahun 2007 (PP 81/2007) tentang “Penurunan Tarif
Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka”.
PP 81/2007 ini mengatur perseroan terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh
penurunan tarif Pajak Penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan
sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat 1b Undang-undang Pajak Penghasilan, dengan memenuhi
kriteria yang ditentukan, yaitu perseroan yang saham atau efek bersifat ekuitas lainnya tercatat di
Bursa Efek Indonesia yang jumlah kepemilikan saham publiknya 40% atau lebih dari keseluruhan
saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak, masing-masing pihak
hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor. Ketentuan
sebagaimana dimaksud harus dipenuhi oleh perseroan terbuka dalam waktu paling singkat enam
bulan dalam jangka waktu satu tahun pajak. Pada tanggal 4 November 2008, Presiden dan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2008 yang
mengatur bahwa penghasilan wajib pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan akan dikenakan pajak yang bersifat final efektif tanggal 1 Januari 2009.

25. TRANSAKSI PIHAK YANG BERELASI

Dalam kegiatan usaha normal, Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi-
transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Saldo Piutang dan Utang Pihak Berelasi

Grup memiliki piutang bukan usaha kepada pihak pihak berelasi dengan perincian sebagai berikut:
Jumlah persentase
Aset (%)
2013 2012 2013 2012
Piutang usaha
PT Adicipta Griya Sejati 29.927.917.165 28.047.917.165 16,94 17,63
PT Sinar Indo Jaya 250.000.000 250.000.000 0,14 0,15
Jumlah 30.177.917.165 28.297.917.165 17,08 17,78

Utang non-usaha
Agung Salim - 9.000.000.000 - 12,57
Budi Kartika 100.613.800 100.613.800 0,06 0,14
Jumlah 100.613.800 9.100.613.800 0,06 12,71

Entitas Anak melakukan transaksi utang piutang kepada PT Adicipta Griyasejati dan PT Sinar Indo
Jaya untuk keperluan dana untuk modal kerja. Sesuai dengan perjanjian utang piutang antara PAL
dengan PT Adicipta Griyasejati tanggal 6 Juni 2005, maksimum pinjaman adalah sebesar
Rp55.000.000.000, KGC dengan PT Adicipta Griyasejati sebesar maksimum Rp25.000.000.000 dan
Perusahaan maksimum Rp30.000.000.000. Transaksi utang piutang ini sudah ada sebelum
Perusahaan melakukan penawaran umum bulan Desember 2007.

52
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25. TRANSAKSI PIHAK YANG BERELASI (lanjutan)

a. Saldo Piutang dan Utang Pihak Berelasi (lanjutan)

Piutang dan utang kepada pihak berelasi ini tanpa jangka waktu dan tanpa jaminan yang merupakan
jaminan pinjaman rekening koran.

Grup tidak mencadangkan penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang pihak berelasi tersebut,
Manajemen Grup berpendapat semua piutang tersebut dapat ditagih.

Tujuan diperolehnya dana pinjaman utang maupun piutang ini adalah untuk kegiatan operasional
Grup.

b. Sifat Hubungan dan Sifat Transaksi

Tabel berikut ini adalah ikhtisar pihak-pihak berelasi yang bertransaksi dengan Grup, termasuk sifat
hubungan dan sifat transaksinya:

Pihak Berelasi Sifat Hubungan Sifat Transaksi


_________________________________________

PT Adicipta Griyasejati Pemegang Saham Pemberi Pinjaman


PT Sinar Indo Jaya Perusahaan Afiliasi Pemberi Pinjaman
Dewan komisaris dan dewan direksi Manajemen kunci Kompensasi dan
Perusahaan remunerasi, pinjaman
tanpa bunga

Grup memiliki komitmen dan perjanjian penting kepada pihak yang berelasi sebagaimana dijelaskan
pada Catatan 26 atas laporan keuangan konsolidasian.

Tidak terdapat transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi baik yang langsung atau tidak langsung
berhubungan dengan kegiatan usaha utama Grup, yang didefinisikan sebagai transaksi benturan
kepentingan berdasarkan peraturan OJK (sebelumnya Bapepam-LK) No. IX.E.1 “Transaksi Afiliasi
dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu”.

26. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI


a. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, tidak terdapat kontijensi
yang menyebabkan Grup wajib menyelesaikan liabilitas tersebut.

b. Sehubungan dengan lingkungan hidup terhadap Grup, tidak terdapat tuntutan dan denda yang
menyebabkan Grup wajib mengestimasi liabilitas tersebut. Hal ini karena Grup telah memenuhi
liabilitas lingkungan sesuai dokumen UKL dan UPL.

53
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN


Manajemen Risiko Keuangan
Grup dipengaruh oleh berbagai risiko keuangan, termasuk risiko suku bunga, risiko likuiditas. Tujuan
manajemen risiko Grup secara keseluruhan adalah untuk secara efektif mengendalikan risiko-risiko ini
dan meminimalisasi pengaruh merugikan yang dapat terjadi terhadap kinerja keuangan Grup.
Manajemen mereviu dan menyetujui kebijakan untuk mengendalikan setiap risiko ini, yang diringkas
dibawah ini, dan juga memantau risiko harga pasar dari semua instrumen keuangan.

a. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko saat posisi arus kas Grup menunjukkan bahwa
penerimaan jangka pendek tidak cukup menutupi pengeluaran jangka pendek.

Kebutuhan likuiditas Grup secara historis timbul dari kebutuhan untuk membiayai investasi dan
pengeluaran barang modal terkait dengan program perluasan usaha Perusahaan membutuhkan
modal kerja yang substansial untuk membangun proyek-proyek baru dan untuk mendanai
operasional.

Dalam mengelola risiko likuiditas, Grup memantau dan menjaga tingkat kas yang dianggap
memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi
arus kas. Grup juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk
jadwal jatuh tempu utang bank jangka panjang mereka, dan terus menelaah kondisi pasar
keuangan untuk memelihara fleksibilitas pendanaan dengan cara menjaga ketersediaan komitmen
fasilitas kredit. Kegiatan ini meliputi pinjaman bank.

b. Risiko Kredit

Resiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal
memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Resiko
kredit yang dihadapi Grup berasal dari kegiatan operasi (terutama kredit yang diberikan kepada
pelanggan) dan dari kegiatan pendanaan, termasuk investasi pada bank dan lembaga keuangan.

Pelanggan yang membeli produk real estat dengan cara angsuran diikat dengan klausal legal
didalam kontrak pembelian dan diminta untuk mengagunkan produk yang dibeli atas kewajiban
yang tersisa dari harga pembelian. Sebagai tambahan, jumlah piutang dipantau secara terus
menerus untuk mengurangi risiko piutang piutang yang tidak tertagih. Nilai maksimal eksposur
adalah sebesar nilai tercatat sebagaimana diungkapkan pada Catatan 5. Grup tidak memiliki risiko
kredit yang terpusat secara signifikan karena piutang usaha berasal dari banyak pelanggan.

Resiko kredit berasal dari saldo pada bank dan lembaga keuangan dikelola dengan menempatkan
kelebihan dana hanya pada bank dan lembaga keuangan dengan peringkat kredit yang tinggi.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, eksposur maksimum Grup terhadap risiko kredit adalah
sebesar nilai tercatat masing-masing kategori dari aset keuangan yang disajikan pada laporan
posisi keuangan konsolidasian.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, aset keuangan Grup seluruhnya diklasifikasikan
sebagai lancar dan tidak mengalami penurunan nilai, kecuali piutang usaha yang diungkapkan pada
Catatan 5.

54
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

Manajemen Risiko Keuangan (lanjutan)

c. Risiko Tingkat Suku Bunga

Risiko tingkat suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu
instrument keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Pengaruh dari risiko
perubahan suku bunga pasar berhubungan dengan utang bank jangka pendekdan jangka panjang
dari Grup yang dikenakan sukubunga mengambang. Risiko terhadap suku bunga merupakan risiko
nilai wajar atau arus kas masa datang dari instrumen keuangan yang berfluktuasi akibat perubahan
tingkat suku bunga pasar. Eksposur Grup terhadap perubahan suku bunga pasar terkait pada
utang baik jangka pendek dan jangka panjang.

Grup didanai dengan utang bank yang dikenai bunga. Oleh karena itu, eksposur Grup tertentu
terhadap risiko pasar untuk perubahan tingkat suku bunga terutama sehubungan dengan utang
bank jangka pendek dan jangka panjang. Kebijakan Grup adalah mendapatkan tingkat suku bunga
yang paling menguntungkan tanpa meningkatkan ekposur terhadap mata uang asing, yaitu dengan
mengendalikan beban bunga. Grup mengurangi risiko tingkat suku bunga dengan mengelola
penerimaan terutama yang melekat padarekening bank, deposito berjangka dan pembayaran
terutama beban bunga, penjadwalan utang bank jangka pendek dan panjang.

Pengelolaan Modal

Tujuan utama pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang
sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.

Grup mengelola struktur modalnya dan membuat penyesuaian-penyesuaian sehubungan dengan


perubahan kondisi ekonomi dan karakteristik dari risiko usahanya. Agar dapat menjaga dan
menyesuaikan struktur modalnya, Grup akan menyesuaikan jumlah dari pembayaran dividen kepada
para pemegang saham atau tingkat pengembalian modal atau menerbitkan surat saham. Struktur
modal terdiri dari ekuitas ditambah utang neto. Tidak ada perubahan dalam tujuan, kebijakan dan
proses dan sama seperti penerapan tahun-tahun sebelumnya.

28. INSTRUMEN KEUANGAN

Nilai wajar instrumen adalah nilai dimana suatu instrumenkeuangan dapat dipertukarkan antara pihak
yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai
penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari kuotasi
harga atau model arus kas diskonto.

Instrumen keuangan Grup meliputi kas dan setara kas, piutang usaha pihak ketiga, piutang pihak
berelasi, dan piutang lain-lain yang timbul dari kegiatan usahanya. Liabilitas keuangan Grup meliputi
utang usaha pihak ketiga, utang pihak berelasi, utang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, utang
sewa pembiayaan dan pinjaman bank yang tujuan utamanya untuk pembiayaan kegiatan usaha.

Tabel di bawah ini mengikhtisarkan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar instrumen keuangan Grup
yang dinyatakan dalam posisi keuangan 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

55
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28. INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

2013 Nilai Tercatat Nilai Wajar

Aset keuangan
Kas dan setara 6.477.111.295 6.477.111.295
Piutang usaha
Pihak ketiga 9.233.754.383 11.194.713.385
Piutang non-usaha
Pihak berelasi 30.177.917.615 30.177.917.615
Pihak ketiga 47.519.000 47.519.000

Jumlah 45.936.302.293 45.936.302.293

Liabilitas keuangan
Utang bank 29.518.682.533 29.518.682.533
Utang usaha
Pihak ketiga 2.351.750.855 2.351.750.855
Utang non-usaha
Pihak berelasi 100.613.800 100.613.800
Pihak ketiga 45.512.900 45.512.900
Utang sewa pembiayaan 300.775.833 300.775.833
Biaya masih harus dibayar 365.300.520 365.300.520

Jumlah 32.682.636.441 32.682.636.441

2012 Nilai Tercatat Nilai Wajar

Aset keuangan
Kas dan setara 5.007.007.723 5.007.007.723
Piutang usaha
Pihak ketiga 10.433.848.380 10.433.848.380
Piutang non usaha
Pihak berelasi 28.802.596.237 28.802.596.237
Pihak ketiga 10.839.000 10.839.000

Jumlah 44.254.291.340 44.254.291.340

Liabilitas keuangan
Utang bank 10.163.309.407 10.163.309.407
Utang usaha
Pihak ketiga 2.314.139.909 2.314.139.909
Utang non-usaha
Pihak berelasi 9.100.613.800 9.100.613.800
Pihak ketiga 481.469.168 481.469.168
Utang sewa pembiayaan 269.447.054 269.447.054
Biaya masih harus dibayar 957.763.525 957.763.525

Jumlah 23.286.742.863 23.286.742.863

56
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28. INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

Berdasarkan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” terdapat tingkat hirarki nilai wajar
sebagai berikut:

a. Harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1);
b. Input selain harga kuotasi yang termasuk dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari
harga) (tingkat 2); dan
c. Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input
yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3).

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif adalah berdasarkan kuotasi harga
pasar pada tanggal pelaporan. Pasar dianggap aktif apabila kuotasi harga tersedia sewaktu-waktu dan
dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek, perantara efek, kelompok industri atau badan
penyedia jasa penentuan harga, atau badan pengatur, dan harga tersebut mencerminkan transaksi
pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Kuotasi harga pasar yang digunakan
untuk aset keuangan yang dimiliki oleh Grup adalah harga penawaran (bidprice) terkini. Instrumen
keuangan seperti ini termasuk dalam hirarki Tingkat 1. Pada tanggal 31 Desember 2013, tidak ada
instrumen keuangan yang termasuk dalam hirarki Tingkat 1.

Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan menggunakan
teknik penilaian. Teknik penilaian ini memaksimalkan penggunaan data pasar yang dapat diobservasi
yang tersedia dan sesedikit mungkin mengandalkan estimasi spesifik yang dibuat oleh entitas. Jika
seluruh input signifikan yang dibutuhkan untuk menentukan nilai wajar dapat diobservasi, maka
instrumen tersebut termasuk dalam hirarki Tingkat 2. Pada tanggal 31 Desember 2013, tidak ada
instrumen keuangan yang termasuk dalam hirarki Tingkat2.

Jika satu atau lebih input signifikan tidak diambil dari data pasar yang dapat diobservasi, maka
instrumen tersebut termasuk dalam hirarki Tingkat 3. Pada tanggal 31 Desember 2013,tidak ada
instrumen keuangan yang termasuk dalam hirarki Tingkat 3.

Teknik penilaian spesifik yang digunakan untukmenentukan nilai wajar instrumen keuangan termasuk:
 Kuotasi harga pasar atau kuotasi harga penjual untuk instrumen sejenis;
 Teknik penilaian lainnya, seperti analisa arus kas diskonto, digunakan untuk menentukan nilai wajar
instrumen keuangan lainnya.

Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Grup untuk melakukan estimasi atas nilai wajar setiap
kelompok instrumen keuangan:

1. Kas dan setara kas, piutang usaha pihak ketiga, piutang pihak berelasi dan piutang lain-lain

Seluruh aset keuangan di atas merupakan aset keuangan jangka pendekyang akan jatuh tempo
dalam waktu dua belas (12) bulan sehingga nilai tercatat aset keuangan tersebut telah
mencerminkan nilai wajar dari aset keuangan tersebut.

2. Utang usaha pihak ketiga, utang pihak berelasi, utang lain-lain, utang sewa pembiayaan dan biaya
yang masih harus dibayar.

Seluruh liabilitas keuangan di atas merupakan liabilitas jangka pendek yang akan jatuh tempo
dalam waktu dua belas (12) bulan sehingga nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut telah
mencerminkan nilai wajar dari liabilitas keuangan tersebut.

57
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28. INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

3. Utang bank

Seluruh liabilitas keuangan di atas merupakan pinjaman yang memiliki suku bunga variable dan
tetap yang disesuaikan dengan pergerakan suku bunga pasar sehingga nilai tercatat kewajiban
keuangan tersebut telah mendekati nilai wajar.

29. INFORMASI SEGMEN

Untuk tujuan pelaporan Manajemen, Grup dikelola dan dikelompokkan kedalam kelompok divisi real
estat. Divisi ini digunakan sebagai dasar pelaporan informasi segmen usaha. Informasi bentuk segmen
operasi yang berupa segmen usaha Grup adalah sebagai berikut:

2013
______________________________________________________________

Laba dari Operasi


Penjualan Yang dilanjutkan Jumlah
Sebelum Pajak Aset/Liabilitas

Alamanda Regency - Bekasi Timur 23.565.165.000 5.675.425.520 127.059.602.860


Bumi Serpong Residence-Pamulang 3.761.061.363 (70.091.410) 36.177.088.201
Taman Alamanda-BekasiTimur 12.828.613.934 5.551.285.794 101.031.718.346
Eliminasi - (4.361.648.667) (88.633.175.435)

Jumlah 40.154.840.297 6.794.971.237 175.635.233.972

2012
______________________________________________________________

Laba dari Operasi


Penjualan Yang dilanjutkan Jumlah
Sebelum Pajak Aset/Liabilitas

Alamanda Regency - Bekasi Timur 16.314.441.517 5.790.498.205 85.362.502.412


Bumi Serpong Residence-Pamulang 8.409.574.999 2.975.287.934 37.221.884.202
Taman Alamanda-BekasiTimur 455.979.545 4.514.410.495 125.624.700.837
Eliminasi - (7.790.205.595) (89.115.935.578)

Jumlah 25.179.996.061 5.489.991.039 159.093.151.873

30. PENGUNGKAPAN INFORMASI TAMBAHAN ARUS KAS

Transaksi yang tidak mempengaruhi transaksi arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2013 2012

Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas:


Kepentingan non pengendali 169.786 1.137.141

58
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31. KEJADIAN SETELAH TAHUN PELAPORAN

a. Pada tanggal 14 Februari 2014, KGC menerima surat keputusan dari Direktur Jenderal Pajak No.
KEP-131/WPJ.22/BD.06/2014 sehubungan dengan pengabulan permohonan Keberatan Wajib Pajak
atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar pajak penghasilan badan (PPh Badan) Tahun 2007 yang
semula sebesar Rp3.781.675.280 menjadi sebesar Rp3.703.641.026 (Catatan 24).

b. Pada tanggal 14 Februari 2014, KGC telah menerima Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas
Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 23
(SKPKB) Pph 23 untuk masa pajak bulan Januari 2007 sampai dengan bulan Desember 2007 yang
keseluruhannya berjumlah Rp116.206.643, telah di tolak.

c. Pada tanggal 24 Februari 2014, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) atas Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) untuk masa pajak Januari sampai dengan
Desember 2011 dan masa pajak Januari sampai dengan Desember 2012 masing-masing
sebesarRp22.248.424 dan Rp59.250.864. Tanggal jatuh tempo surat ketetapan pajak kurang bayar
tersebut adalah 23 Maret 2014.

d. Pada tanggal 21 Maret 2014, KGC mengajukan surat keberatan kepada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Cibitung sehubungan dengan SKPKB atas Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) tahun
2008 tersebut diatas, bahwa jumlah terutang pajak penghasilan menurut KGC adalah sebesar
Rp260.212.712. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, KGC belum
memperoleh tanggapan dari Kantor Pajak atas surat keberatan kurang bayar pajak penghasilan
badan tersebut.

32. PERKARA HUKUM DAN LIABILITAS BERSYARAT

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Grup tidak mempunyai perkara hukum yang signifikan,
selain yang akan disebutkan dibawah ini. Manajemen Grup berkeyakinan bahwa kewajiban atas
gugatan hukum atau tuntutan dari pihak ketiga tidak akan mempengaruhi posisi keuangan dan hasil
operasi masa yang akan datang secara signifikan.

a. Perusahaan menghadapi kasus perkara hukum berdasarkan Surat Ketetapan Ketua Pengadilan
Tinggi Bandung tanggal 25 Oktober 2012 No. 490/Pen/Pdt/2012/PT.Bdg dan Surat Putusan
Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 4 Juni 2012 No. 212/Pdt.G/2011/PN. Bahwa berdasarkan
Putusan Pengadilan Negeri Bekasi tertanggal 15 Januari 2013 No. W11.U5/188/HT.04.10/I/2013
dan Relaas Pemberitahuan Isi Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dari Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan tanggal 23 Januari 2013 memutuskan bahwa menolak gugatan dari penggugat
dalam hal ini adalah H.Amin Bin H Kinin.

b. Berdasarkan surat kepolisian kota bekasi tertanggal 11 November 2013 No. B/1034/XI/2013/Resta
Bks, KGC, Entitas Anak menghadapi perkara hukum atas tanah yang dikuasai KGC seluas 8.165
M2 sesuai dengan SHGB No. 11183/Karang Satria telah terjadi tumpah tindih dengan lima buku
sertifikat hak milik atas nama Lince Gurning, Bilter, Winner Sianipar dan Nurmida Aritonang.
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian perkara hukum yang
dihadapi KGC masih dalam proses.

59
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32. PERKARA HUKUM DAN LIABILITAS BERSYARAT

c. KGC, Entitas Anak menghadapi kasus gugatan hukum terhadap Ny. Farida Hutabarat sebagai
tergugat atas tanah yang dikuasai KGC seluas 8.065 M2 sesuai dengan SHGB No.
B.13698/Karang Satria, bahwa berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Bekasi No.
446/Pdt.G/2012/PN.Bks tanggal 7 Oktober 2013, gugatan hukum KGC telah dikabulkan. Pada
tanggal 21 Oktober 2013, pihak tergugat telah mengajukan upaya hukum banding. Dan
berdasarkan memori banding di Pengadilan Negeri Bekasi bahwa menerima permohonan banding
dari tergugat dan membatalkan Putusan pengadilan Negeri Bekasi tersebut. Dan berdasarkan
Relaas Pemberitahuan Pernyataan Banding atas perkara perdata No. 446/Pdt.G/2012/PN.Bks dari
Pengadilan Negeri Jakarta selatan tertanggal 30 Oktober 2013 berdasarkan surat Pengadilan
Negeri Bekasi No. WH.U5/5031/HT.04.10/X/2013.SURY bahwa KGC sebagai terbanding. Pada
tanggal 18 Februari 2014, berdasarkan kontra memori banding terbanding bahwa Pengadilan
Tinggi Jawa Barat telah menolak permohonan banding pembanding dan menguatkan putusan
Pengadilan Negeri Bekasi tertanggal 7 Oktober 2013.

Selain kasus tersebut di atas, Grup tidak mempunyai perkara hukum yang signifikan pada tanggal 31
Desember 2013 dan 2012. Manajemen Grup berkeyakinan bahwa kewajiban yang mungkin timbul atas
gugatan hukum atau tuntutan dari pihak ketiga, jika ada, tidak akan mempengaruhi posisi keuangan dan
hasil operasi masa yang akan datang secara signifikan.

33. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI AKUNTANSI STANDAR KEUANGAN (PSAK


REVISI DAN ISAK)
a. Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan
Berikut ini adalah Pernyataan (“PSAK”), Interpretasi (“ISAK”) dan Pernyataan Pencabutan
(“PPSAK”) yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK-IAI) untuk diterapkan pada tahun buku laporan keuangan yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2013, yaitu:
• PSAK No. 38 (Revisi 2012): Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
• ISAK No. 21 *): Perjanjian Konstruksi Real Estate
• PPSAK No. 7 *): Pencabutan PSAK No. 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat
Paragraf 1-46, 49- 55 dan 62-64
• PPSAK No. 10: Pencabutan PSAK No. 51: Akuntansi Kuasi Reorganisasi
*) Ditunda sampai dengan waktu yang tidak ditentukan, sesuai dengan surat pengumuman DSAK-IAI No.
0643/DSAK/IAI/IX/2012 tanggal 21 September 2012.

b. Intepretasi yang telah dikeluarkan oleh DSAK-IAI tetapi belum efektif di tahun 2013, namun
penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang di mulai 1 Januari 2014 adalah sebagai berikut:

 ISAK No. 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan yang diadopsi dari IFRIC No. 18; dan
 ISAK No. 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas, yang diadopsi dari
IFRIC No. 19.
Di samping itu, pada bulan Desember 2013, Dewan DSAK-IAI telah menerbitkan beberapa standar
akuntansi baru dan revisian yang akan berlaku efektif pada tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015.
Penerapan dini atas standar-standar tersebut tidak diperkenankan.

60
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN UNTUK TAHUN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI AKUNTANSI STANDAR KEUANGAN (PSAK


REVISI DAN ISAK) (lanjutan)

b. Intepretasi yang telah dikeluarkan oleh DSAK-IAI tetapi belum efektif di tahun 2013, namun
penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang di mulai 1 Januari 2014 adalah sebagai berikut:

Standar-standar tersebut adalah sebagai berikut:


• PSAK No. 65: “Laporan keuangan konsolidasian”
• PSAK No. 66: “Pengaturan bersama”
• PSAK No. 67: “Pengungkapan kepentingan dalarn entitas lain”
• PSAK No. 68: “Pengukuran nilai wajar”
• PSAK No. 1 (revisi 2013): “Penyajian laporan keuangan”
• PSAK No. 4 (revisi 2013): “Laporan keuangan tersendiri”
• PSAK No. 15 (revisi 2013): “Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama”
• PSAK No. 24 (revisi 2013): “Irnbalan kerja”

Hingga tanggal pengesahan laporan keuangan ini, Grup sedang mengevaluasi dan belum
menentukan dampak dari standar yang direvisi dan yang baru tersebut.

34. INFORMASI KEUANGAN TERSENDIRI PERUSAHAAN

Informasi keuangan tersendiri Entitas Induk menyajikan informasi laporan posisi keuangan, laporan laba
rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, dimana penyertaan saham pada
Entitas Anak dicatat dengan metode biaya.

Informasi keuangan tersendiri Entitas Induk disajikan sebagai lampiran pada laporan keuangan
konsolidasian ini.

Laporan keuangan Induk Perusahaan berikut ini, dimana tidak termasuk saldo dari Entitas Anak, telah
disajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang konsisten dengan yang digunakan pada laporan
keuangan konsolidasian Perusahaan.

61
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT BEKASI ASRI PEMULA Tbk


(ENTITAS INDUK)
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2013 2012

ASET

ASET LANCAR
Kas dan setara kas 3.719.561.290 3.350.021.507
Piutang usaha
Pihak ketiga 844.555.396 1.006.786.507
Piutang non-usaha
Pihak ketiga 3.150.000 3.000.000
Pajak dibayar dimuka 395.057.366 285.287.197
Aset real estat 39.771.437.871 32.872.092.773
Uang muka 17.779.999 102.339.555

Jumlah Aset Lancar 44.751.541.922 37.619.527.539

ASET TIDAK LANCAR


Piutang non-usaha
Pihak berelasi 36.358.384.239 46.918.063.311
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar
Rp630.275.153 pada tahun 2013 dan Rp713.502.008 pada
tahun 2012 60.407.097 60.080.242
Investasi 28.498.080.000 27.998.080.000

Jumlah Aset Tidak Lancar 64.916.871.336 74.976.223.553

JUMLAH ASET 109.668.413.258 112.595.751.092

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK


Utang bank jangka pendek 468.184.236 -
Utang usaha
Pihak ketiga 933.107.286 949.195.369
Utang non-usaha
Pihak ketiga 22.451.773 466.819.987
Utang pajak 5.264.160.172 15.341.608
Pendapatan diterima dimuka 20.169.301.729 26.936.315.669
Biaya masih harus dibayar 268.607.407 370.745.871

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 27.125.812.603 28.738.418.504

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Utang bank jangka panjang 6.900.000.000 -
Utang non-usaha
Pihak berelasi 100.613.800 9.100.613.800
Liabilitas imbalan kerja karyawan 441.811.997 319.186.675

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 7.442.425.797 9.419.800.475

JUMLAH LIABILITAS 34.568.238.400 38.158.218.979

62
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT BEKASI ASRI PEMULA Tbk


(ENTITAS INDUK)
LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)
31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2013 2012

EKUITAS
Modal saham - nilai nominal per saham Rp100 pada tahun 2013 dan 2012
Modal dasar - 200.000.000 saham pada tahun 2013 dan 2012
Modal ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 661.784.520 saham pada
tahun 2013 dan 2012 66.178.452.000 66.178.452.000
Tambahan modal disetor (7.992.455.529) 7.205.168.134
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas pengendali - (15.197.623.663)
Saldo laba 16.914.178.387 16.251.535.642

JUMLAH EKUITAS 75.100.174.858 74.437.532.113

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 109.668.413.258 112.595.751.092

63
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT BEKASI ASRI PEMULA Tbk


(ENTITAS INDUK)
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2013 2012

PENJUALAN 12.828.613.934 455.979.545

BEBAN POKOK PENJUALAN (4.183.670.159) (184.377.000)

LABA KOTOR 8.644.943.775 271.602.545

BEBAN USAHA
Pemasaran (271.088.976) (518.340.569)
Umum dan administrasi (6.280.943.235) (3.192.389.356)

Jumlah beban usaha (6.552.032.211) (3.710.729.925)

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN


Pendapatan keuangan 63.905.655 297.394.245
Beban keuangan (644.495.312) (7.787.362)
Pendapatan operasional lainnya (199.136.242) (126.274.604)

Jumlah Penghasilan (Beban) Lain-Lain - Bersih (779.725.899) 163.332.279

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 1.313.185.665 3.275.795.101

BEBAN PAJAK PENGHASILAN (650.542.920) (27.418.861)

LABA BERSIH 662.642.745 (3.303.213.962)

Pendapatan komprehensif lain - -

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 662.642.745 (3.303.213.962)

64
PT BEKASI ASRI PEMULATbk
(ENTITAS INDUK)
LAPORA PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain )

Selisih Nilai
Transaksi
Modal Saham Restrukturisasi
Ditempatkan dan Tambahan Modal Entitas Saldo laba
Disetor Penuh Disetor Sepengendali (defisit) Jumlah Ekuitas

Saldo 1 Januari 2012 65.000.002.000 6.203.485.634 (15.197.623.663) 19.554.749.604 75.560.613.575

Penambahan modal disetor 1.178.450.000 1.001.682.500 - - 2.180.132.500

Laba komprehensif tahun 2012 - - - (3.303.213.962) (3.303.213.962)

Saldo, 31 Desember 2012 66.178.452.000 7.205.168.134 (15.197.623.663) 16.251.535.642 74.437.532.113

Perubahan akibat penerapan PSAK 38


sehubungan dengan selisih nilai
transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali - z(15.197.623.663) 15.197.623.663 - -

Laba komprehensif tahun 2013 - - - 662.642.745 662.642.745

Saldo, 31 Desember 2013 66.178.452.000 (7.992.455.529) - 16.914.178.387 75.100.174.858

65
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT BEKASI ASRI PEMULA Tbk


(ENTITAS INDUK)
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain )

2013 2012
__________________ ________________

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Penerimaan kas dari pelanggan 6.821.520.533 12.635.780.118
Pembayaran kepada pemasok dan pihak ketiga (13.276.806.604) (3.927.744.090)
Pembayaran kepada karyawan (795.532.483) (749.990.636)
Pembayaran bunga (644.495.312) -
Pembayaran pajak - (209.575.813)
Penerimaan lainnya - bersih (135.230.588) 4.291.129.204

Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi (8.030.544.454) 12.039.598.783

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Perolehan aset tetap (23.100.000) (23.877.900)

Arus Kas Bersih Digunakan dari Aktivitas Investasi (23.100.000) (23.877.900)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Penambahan modal saham - 2.180.132.500
Penerimaan utang bank 7.368.184.236 -
Penerimaan (pembayaran) dari pihak berelasi 1.055.000.000 (17.163.985.911)

Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)


Aktivitas Pendanaan 8.423.184.236 (14.983.835.411)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 369.539.783 (2.968.132.528)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 3.350.021.507 6.318.154.035

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 3.719.561.290 3.350.021.507

66

Anda mungkin juga menyukai