Anda di halaman 1dari 5

 Pajak Pertambahan Nilai ( PPN )

Pajak pertambahan nilai yaitu pajak dikenakan oleh karena adanya perbuatan yaitu penyerahan
barang dan jasa di daerah pabean di Indonesia.
 Karateristik PPN
1. Pajak tidak langsung, maksudnya pemikul beban pajak dan penanggung jawab atas
pembayaran pajak ke kantor pelayanan pajak adalah subjek yang berbeda.
2. Multitahap, maksudnya pajak dikenakan di tiap mata rantai produksi dan distribusi.
3. Pajak objektif, maksudnya pengenaan pajak didasarkan pada objek pajak.
4. Menghindari pengenaan pajak berganda.
5. Dihitung dengan metode pengurangan tidak langsung (indirect subtraction), yaitu dengan
memperhitungkan besaran pajak masukan dan pajak keluaran.
 Objek Pajak
1. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha
2. Impor Barang Kena Pajak
3. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha
4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean
5. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
6. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
7. Kegiatan membangun sendiri tidak dalam lingkungan kegiatan/usaha
8. Penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan.
 Barang Kena Pajak yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai
a) Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya;
b) Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak;
c) Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan
sejenisnya;
d) Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.
 Jasa Kena Pajak yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai
a) Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik;
b) Jasa di bidang pelayanan sosial;
c) Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko;
d) Jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak opsi;
e) Jasa di bidang keagamaan;
f) Jasa di bidang pendidikan;
g) Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan;
h) Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan;
i) Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air;
j) Jasa di bidang tenaga kerja;
k) Jasa di bidang perhotelan;
l) Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara
umum.
 Tarif Pajak Pertambahan Nilai
a) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen).
b) Tarif Pajak Pertambahan Nilai atas ekspor Barang Kena Pajak adalah 0% (nol persen).
c) Dengan Peraturan Pemerintah, tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diubah menjadi serendah-rendahnya 5% (lima persen) dan setinggi tingginya 15% (lima
belas persen).
 Dasar Pengenaan Pajak ( DPP)
Dasar Pengenaan Pajak adalah dasar yang dipakai untuk menghitung pajak yang terutang,
teridir dari :
1. Harga Jual ( Untuk penyerahan Barang Kena Pajak )

1
2. Nilai Penggantian ( Untuk penyerahan Jasa Kena Pajak )
3. Nilai Impor ( Untuk penyerahan Barang Kena Pajak )
4. Nilai Ekspor ( Untuk penyerahan Barang Kena Pajak )
5. Nilai Lain
a) Untuk pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP adalah Harga Jual atau Penggantian
setelah dikurangi laba kotor
b) Untuk pemberian cuma-cuma BKP dan/atau JKP adalah Harga Jual atau Penggantian
setelah dikurangi laba kotor
c) Untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan harga jual rata-
rata
d) Untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film
e) Untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jual eceran
f) Untuk Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan, adalah harga pasar wajar
g) Untuk penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang adalah harga pokok penjualan atau harga
perolehan
h) Untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang adalah harga lelang;
i) Untuk penyerahan jasa pengiriman paket adalah 10 % (sepuluh persen) dari jumlah
yang ditagih atau jumlah yang seharusnya ditagih; atau
j) Untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata adalah 10% (sepuluh
persen) dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih.

 Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ( PPnBM )


 PPnBM dikenakan terhadap :
1. Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang dilakukan oleh Pengusaha
yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah tersebut di dalam Daerah
Pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
2. Impor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah
 Objek Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ( PPnBM )
a) Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain kendaraan bermotor yang
dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 10% (sepuluh persen),
adalah :
 Kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas, dan pesawat
penerima siaran televisi.
 Kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga.
 Kelompok mesin pengatur suhu udara.
 Kelompok alat perekam atau reproduksi gambar, pesawat penerima siaran radio.
 Kelompok alat fotografi, alat sinematografi, dan perlengkapannya.
b) Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain kendaraan bermotor yang
dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 20% (dua puluh
persen), adalah:
 Kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas, selain yang
disebut pada huruf a.
 Kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen, kondominium, town
house, dan sejenisnya.
 Kelompok pesawat penerima siaran televisi dan antena serta reflektor antena, selain
yang disebut pada huruf a.
 Kelompok mesin pengatur suhu udara, mesin pencuci piring, mesin pengering, pesawat
elektromagnetik dan instrumen music.
 Kelompok wangi-wangian.

2
c) Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain kendaraan bermotor yang
dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 30% (tiga puluh
persen), adalah:
 Kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, kecuali untuk keperluan
negara atau angkutan umum.
 Kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga selain yang disebut pada huruf a.
d) Kelompok Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah selain kendaraan bermotor yang
dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 40% (empat puluh
persen), adalah :
 Kelompok minuman yang mengandung alcohol.
 Kelompok barang yang terbuat dari kulit atau kulit tiruan.
 Kelompok permadani yang terbuat dari sutra atau wool.
 Kelompok barang kaca dari kristal timbal dari jenis yang digunakan untuk meja, dapur,
rias, kantor, dekorasi dalam ruangan atau keperluan semacam itu.
 Kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari logam mulia atau
dari logam yang dilapisi logam mulia atau campuran daripadanya;
 Kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, selain yang disebut pada
huruf c, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum.
 Kelompok balon udara dan balon udara yang dapat dikemudikan, pesawat udara
lainnya tanpa tenaga penggerak.
 Kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan Negara.
 Kelompok jenis alas kaki.
 Kelompok barang-barang perabot rumah tangga dan kantor.
 Kelompok barang-barang yang terbuat dari porselin, tanah lempung cina atau keramik.
 Kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu selain batu
jalan atau batu tepi jalan.
e) Kelompok Barang kena Pajak yang Tergolong Mewah selain kendaraan bermotor yang
dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 50% (lima puluh
persen), adalah:
 Kelompok permadani yang terbuat dari bulu hewan halus.
 Kelompok pesawat udara selain yang dimaksud pada huruf d, kecuali untuk keperluan
negara atau angkutan udara niaga.
 Kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga selain yang disebut pada huruf a dan
huruf c.
 Kelompok senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara.
f) Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain kendaraan bermotor yang
dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 75% (tujuh puluh lima
persen), adalah :
 Kelompok minuman yang mengandung alkohol selain yang disebut pada huruf d.
 Kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu mulia
dan/atau mutiara atau campuran daripadanya.
 Kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum.
g) Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang berupa kendaraan bermotor
yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 10% (sepuluh
persen), adalah :
 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang sampai dengan 15 (lima
belas) orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi
(diesel/semi diesel), dengan semua kapasitas isi silinder.
 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk
pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau nyala
kompresi (diesel/semi diesel) dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan
kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc.

3
h) Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang berupa kendaraan bermotor
yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 20% (dua puluh
persen), adalah :
 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk
pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau dengan
nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2),
dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 2500 cc.
 Kendaraan bermotor dengan kabin ganda (double cabin), dalam bentuk kendaraan bak
terbuka atau bak tertutup, dengan penumpang lebih dari 3 (tiga) orang termasuk
pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel),
dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar
penggerak (4x4), dengan semua kapasitas isi silinder, dengan massa total tidak lebih
dari 5 (lima) ton.
i) Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang berupa kendaraan bermotor
yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 30% (tiga puluh
persen), adalah kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang
termasuk pengemudi, berupa:
 Kendaraan bermotor sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala
kompresi (diesel/semi diesel) dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc.
 Kendaraan bermotor selain sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau
nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4)
dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc.
j) Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang berupa kendaraan bermotor
yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 40% (empat
puluh persen), adalah kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh)
orang termasuk pengemudi, berupa :
 Kendaraan bermotor selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api,
dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) dengan kapasitas isi silinder lebih dari
2500 cc sampai dengan 3000 cc.
 Kendaraan bermotor dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station wagon
dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4)
dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 3000 cc.
 Kendaraan bermotor dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel), berupa
sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 2 (dua)
gandar penggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan
2500 cc.
k) Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang berupa kendaraan bermotor
yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 50% (lima puluh
persen) adalah semua jenis kendaraan khusus yang dibuat untuk golf.
l) Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang berupa kendaraan bermotor
yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 60% (enam puluh
persen), adalah:
 Kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder lebih dari 250 cc sampai
dengan 500 cc.
 Kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, di pantai, di gunung, dan
kendaraan semacam itu.
m) Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang berupa kendaraan bermotor
yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 75% (tujuh puluh
lima persen), adalah :
 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk
pengemudi, dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station wagon dan selain

4
sedan atau station wagon, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan
sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 3000 cc.
 Kendaraan bermotor pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk
pengemudi, dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel) berupa sedan atau
station wagon dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 1 (satu) gandar
penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas
isi silinder lebih dari 2500 cc.
 Kendaraan bermotor beroda 2 (dua) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 500 cc.
 Trailer, semi-trailer dari tipe caravan, untuk perumahan atau kemah.
n) Kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
adalah:
 Kendaraan bermotor yang digunakan untuk kendaraan ambulan, kendaraan jenazah,
kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan tahanan, dan kendaraan angkutan umum.
 Kendaraan bermotor yang digunakan untuk tujuan protokoler kenegaraan.
 Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang atau lebih termasuk
pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel),
dengan semua kapasitas isi silinder, yang digunakan untuk kendaraan dinas tni atau
polri.
 Kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan patroli tni atau polri

 Penetapan Tarif
1. Tarif PPNBM dibedakan menjadi beberapa kelompok tarif yaitu tarif terendah sebesar 10%
dan tarif tertinggi sebesar 200%. Perbedaan tersebut didasarkan pada pengelompokkan
BKP yang tergolong mewah yang atas penyerahannya dikenakan juga PPNBM.
2. Tarif PPNBM ditetapkan sebesar 0% atas ekspor BKP yang tergolorg mewah, karena
diekspor atau dikonsumsi di luar daerah Pabean.

Anda mungkin juga menyukai