Anda di halaman 1dari 1

Adapun pandangan Islam terhadap sistem ekonomi kapitalisme terkait perangkat-perangkat yang

digunakan dalam melakukan kegiatan perekonomian. Salah satunya adalah perbankan. Di mana
pencairan paket stimulus ekonomi akan dilakukan melalui perbankan agar dapat mendorong
peningkatan di sektor riil melalui kredit perbankan. Namun, pembiayaan melalui kredit ini akan
menciptakan bunga yang dapat menimbulkan inflasi, yakni naiknya harga barang dan jasa secara
terus-menerus yang berakibat kepada semakin melemahnya daya beli masyarakat. Sedangkan
dalam Islam, perbankan yang berbasis bunga tidak diperlukan. Sebab, bunga (riba) secara tegas
telah diharamkan dalam Islam (QS. Al-Baqarah [2]: 275-279). Sebagai gantinya, Islam
memberikan solusi kepada sistem ekonomi kapitalisme terkait masalah pembiayaan. Yakni,
segala bentuk pembiayaan akan dilakukan secara langsung oleh para investor kepada para
individu yang membutuhkan modal, melalui mekanisme kerja sama bisnis (syirkah) yang Islami
(tanpa bunga). Sehingga, inflasi tidak akan terjadi sebagaimana dalam sistem ekonomi
kapitalisme yang muncul akibat adanya bunga dalam sistem perbankan. Dan sebagai umat
muslim, kita tidak hanya membutuhkan keuntungan (kesejahteraan dunia) semata, tetapi
membutuhkan kesejahteraan dunia akhirat (falah). Dan untuk memperoleh hal tersebut (falah),
kita harus mematuhi segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya termasuk dalam kegiatan
ekonomi. Kita harus menjalankan kegiatan ekonomi sesuai apa yang telah disyariatkan dalam
Islam (Al-Qur'an dan Al-Hadist).

-----

Konsep pertumbuhan ekonomi dalam Islam berbeda dengan konsep pertumbuhan ekonomi
Sosialis yang selalu menggunakan indikator PDB (Produk Dosmetik Bruto) dan perkapita.
Dalam Islam, pertumbuhan harus seiring dengan pemerataan. Tujuan kegiatan ekonomi,
bukanlah meningkatkan pertumbuhan sebagaimana dalam konsep ekonomi kapitalisme. Tujuan
ekonomi Islam lebih memprioritaskan pengentasan kemiskinan dan pengurangan pengangguran.

Karena itu, Islam menekankan keseimbangan antara petumbuhan dan pemerataan.


Pertumbuhanan menjadi tujuan utama, kecuali dibarengi dengan pemerataan. Dalam konsep
Islam, pertumbuhan dan pemerataan merupakan dua sisi dari sebuah entitas yang tak terpisahkan,
karena itu keduanya tak boleh dipisahkan.

Tauhid yang menjadi fondasi utama ekonomi Islam, mempunyai hubungan kuat dengan konsep
keadilan sosio-ekonomi dan persaudaraan. Ekonomi Tauhid yang mengajarkan bahwa Allah
sebagai pemilik mutlak dan manusia hanyalah sebagai pemegang amanah, mempunyai
konsekuensi, bahwa di dalam harta yang dimiliki setiap individu terdapat hak-hak orang lain
yang harus dikeluarkan sesuai dengan perintah Allah, berupa zakat, infaq dan sedekah dan cara-
cara lain guna melaksanakan pendistribusian pendapatan yang sesuai dengan konsep
persaudaraan umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai