Anda di halaman 1dari 3

Berita Review Fokus Literasi Data & Alat Komunitas Peraturan Kolaborasi

Reportase

Perpajakan.id

Literasi > Kelas Pajak

BEA METERAI (6)

Apa Saja Jenis Meterai dalam UU Bea Meterai yang Baru?

Redaksi DDTCNews | Senin, 14 Desember 2020 | 11:56 WIB

SEIRING dengan perkembangan zaman, teknologi yang digunakan dalam kegiatan sehari-sehari terus
mengalami perubahan. Perkembangan teknologi ini tidak lain bertujuan untuk memudahkan semua
orang dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya.

Hal tersebut tidak terkecuali untuk kegiatan yang berkaitan dengan perpajakan, termasuk pembayaran
bea meterai. Untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman maka pada tanggal 26 Oktober 2020,
pemerintah mengesahkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2020 tentang Bea Materai (UU Bea Meterai).

Salah satu hal yang paling menonjol dari UU baru ini dibandingkan sebelumnya adalah ditetapkannya
meterai jenis baru. Mengacu pada ketentuan Pasal 1 angka 4 UU Bea Meterai, jenis yang dimaksud kini
meliputi label atau carik dalam bentuk tempel, elektronik, atau bentuk lainnya.

Baca Juga: Klasifikasi Jenis Objek Cukai

Label atau carik yang dimaksud memiliki ciri dan mengandung unsur pengaman yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia serta digunakan untuk membayar pajak atas dokumen. Berdasarkan
pada definisi meterai yang terdapat dalam UU Bea Meterai di atas, diketahui, terdapat dua jenis meterai
dan bentuk meterai lainnya yang dapat digunakan.
Adapun ciri dan bentuk masing-masing jenis meterai tersebut serta pengaturan lainnya yang terkait
dapat dililat pada Pasal 13 sampai dengan Pasal 16 UU Bea Meterai.

Meterai Tempel

Mengacu pada ketentuan dalam Pasal 13 UU Bea Meterai, meterai tempel memiliki beberapa ciri yang
bersifat umum dan yang bersifat khusus. Adapun ciri-ciri umumnya meliputi gambar lambang negara
garuda pancasila, frasa "meterai tempel", dan angka yang menunjukkan nilai nominal.

Baca Juga: Pengungkapan Ketidakbenaran Pengisian SPT Selama Pemeriksaan

Sementara itu, ciri-ciri khusus dari meterai tempel berkaitan dengan unsur pengaman yang terdapat
pada desain, bahan, dan teknik cetaknya serta dapat bersifat terbuka, semi tertutup, dan tertutup.
Untuk yang bersifat terbuka (overt) meliputi segala ciri meterai tempel yang dapat diketahui tanpa
menggunakan alat bantu.

Kemudian, untuk yang bersifat semi tertutup (semicouerf) meliputi segala ciri meterai tempel yang
memerlukan penggunaan alat bantu untuk dapat mengetahuinya. Terakhir, untuk ciri yang bersifat
tertutup (covert/forensic) meliputi segala ciri meterai tempel yang hanya dapat diketahui melalui
pemeriksaan forensik.

Sementara itu, terkait dengan ketentuan mengenai penentuan ciri umum dan ciri khusus pada meterai
tempel serta pemberlakuannya, akan diatur secara lebih lanjut dalam peraturan menteri keuangan.

Baca Juga: Pelaporan dan Pembatalan Hasil Pemeriksaan Pajak

Meterai Elektronik

Melalui ketetapan dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE), dokumen elektronik atau hasil cetaknya telah diakui sebagai alat bukti
hukum yang sah. Artinya, dokumen elektronik termasuk meterai dalam bentuk elektronik telah memiliki
validitas hukum yang sama dengan dokumen berbentuk kertas biasa.
Ketentuan mengenai meterai elektronik ini kemudian dimuat dalam Pasal 14 ayat (1) UU Bea Meterai.
Berdasarkan ketentuan tersebut, meterai elektronik memiliki kode unik dan keterangan tertentu.
Adapun ketentuan lebih lanjut mengenai kode unik dan keterangan tertentu yang dimaksud pada Pasal
14, akan diatur dalam peraturan menteri keuangan.

Meterai dalam Bentuk Lain

Selanjutnya, pada peraturan baru yang mengatur tentang bea meterai ini ditetapkan juga bentuk
meterai lain yang dapat digunakan selain meterai tempel dan elektronik. Mengacu pada ketentuan
dalam Pasal 12 ayat (2) huruf c UU Bea Meterai, meterai jenis ini ditetapkan oleh menteri keuangan.

Berdasarkan Pasal 15 ayat (1) UU Bea Meterai, meterai yang dimaksud dapat dibuat dengan
menggunakan mesin teraan meterai digital, sistem komputerisasi, teknologi percetakan, dan sistem atau
teknologi lainnya. Ketentuan lebih lanjut akan diatur dalam peraturan menteri keuangan. (faiz)*

Anda mungkin juga menyukai