Anda di halaman 1dari 103

Departemen Pendidikan Nasional

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Ekonomi

SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK PEMADAMAN LISTRIK TERHADAP PENDAPATAN


PENGUSAHA WARUNG INTERNET (WARNET) DI KOTA MEDAN

Diajukan oleh:

WENNY SUBANDI
050501055
EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Medan
2009
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK

Sebagai suatu makhluk sosial, manusia perlu untuk memiliki suatu informasi dan
komunikasi yang baik. Komunikasi dan informasi teknologi yang digunakan adalah salah
satu dari indikator yang digunakan oleh pemerintah untuk melihat pertumbuhan ekonomi.
Salah satu dari alat informasi dan komunikasi yang sudah banyak digunakan orang adalah
warung internet. Namun apa yang harus dilakukan para pengusaha jika pemadaman
listrik terus terjadi selama usaha ini berlangsung.
Riset ini mencoba untuk melakukan penelitian pengaruh dari hasil pendapatan
terhadap jumlah jam pemadaman, jumlah pelanggan warnet, biaya penggunaan warnet,
dan biaya operasional. Untuk analisa tujuan, riset ini menggunakan data primer dan
metode OLS dari yang biasa digunakan untuk menaksir model.
Hasil riset ini menunjukkan bahwa hasil dari variabel jam pemadaman listrik (X1)
berpengaruh negatif terhadap pendapatan sebesar -64471.80, artinya bila terus terjadi
pemadaman listrik (X1) senilai 1% maka akan menurunkan pendapatan sebesar 644,71%
(cateris paribus). Variabel jumlah pelanggan warnet (X2) mempunyai pengaruh positif
terhadap pendapatan sebesar 1726.493, artinya jika jumlah pelanggan warnet (X2) naik
1% maka akan menaikkan pendapatan sebesar 172,6% (cateris paribus). Variabel biaya
penggunaan warnet (X3) mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan sebesar
3279.422, artinya jika biaya penggunaan warnet (X3) dinaikkan 1% maka akan
menaikkan pendapatan sebesar 3279.4% (cateris paribus). Dan variabel biaya operasional
(X4) mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan sebesar 1.479903, artinya jika
biaya operasional (X4) dinaikan 1% maka akan menaikan pendapatan sebesar 1.47%
(cateris paribus).

Kata Kunci : Jam Pemadaman Listrik, Jumlah Pelanggan Warnet, Biaya Penggunaan
Warnet, dan Biaya Operasional.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT

As a social creatur, man need to have a good information and communication


among them. Communication and information which is through the used of technology is
one of the indicator that used by government to see the growth of economic. One of the
communication and information tool is than has used by many people is
telecommunication booth which many economic usage of expanse of internet. But which
must be done the enterprenuers is electrical extinction always happened during this
busniess takes place.
This research tries to cheek influence from result of income to extinction number
of hours, number of internet consumer, cost of usage internet, cost of operasional. For the
purpose analysis, this research use data of cross section and method of ordinary least
square used to estimate the model.
Result of from this research indicate that income from variabel hour electrical
extinction (X1) to income of influential negative, that is equel to -64471.80, its meaning,
if hour electrical extinction (X1) go up 1% hence Y (income) will go down equal to
64471.80% (cateris paribus). Variable number of internet consumer (X2) influential
positive, that is equal to 1726.493, its meaning, if number of internet consumer (X2) go
up 1% hence Y (income) will go up equal to 1726.493% (cateris paribus). Variable cost
of usage internet (X3) to income of influential positif, that is equal to 3279.422, its
meaning, if cost of usage internet (X3) go up 1% hence Y (income) will go up equal to
3279.422% (cateris paribus). And variable cost of operasional (X4) to income of
influential positif, that is equal to 1.479903, its meaning, if cost of operasional (X4) go up
1% hence Y (income) will go up equal to 1.479903% (cateris paribus).

Keyword : Electrical extinction, Number of internet consumer, cost of usage internet,


cost of operasional.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

karena dengan berkat dan rahmat-Nya, penulis masih diberikan kesehatan dan

kesempatan serta kemudahan dalam mengerjakan skripsi ini serta Nabi Muhammad SAW

atas doa serta syafaatnya.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini penulis

menyadari dengan sepenuhnya bahwa hasil yang diperoleh masih jauh dari sempurna.

Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima kritik dan saran

demi kesempurnaan skripsi ini.

Namun terlepas dari segala kekurangan yang ada pada penulisan skripsi ini,

penulis tidak terlepas dari bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak , Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec sebagai Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak , Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec sebagai Ketua Departemen Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak , Dr. Irsyad Lubis, sebagai sekretaris Departemen Ekonomi Prmbangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
4. Bapak Prof. Dr. Ramli M.S, sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing

dan memberikan semangat pantang menyerah kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Raina Linda Sari, sebagai Dosen Pembanding I Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Paidi Hidayat, M.Si, sebagai Dosen Pembanding II Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

7. Juga saya ucapkan terima kasih yang sangat besar kepada kedua orang tua penulis

yang telah sabar dan mencurahkan segenap kasih sayangnya dan segala

pengorbanannya serta doanya sehingga penulis dapat memperoleh pendidikan

tinggi ini, kepada orang tua penulis yang paling penulis sayangi dan cintai

Ayahanda Yuri Subandi dan Ibunda Dewi Lastina,B.A., dengan doa mereka

jualah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Juga tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk

abangda penulis, Agung Yuriandi,S.H dan Eko N amzulsyah, AMD telah

memberikan dukungan, dan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis.

9. Terima kasih penulis ucapkan kepada Faisal Marwi,S.Komp,M.Hum, yang telah

memberikan perhatian dan semangat serta kekecewaan, juga doa kepada penulis

selama penulis menyelesaikan study di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara serta menyelesaikan skripsi ini.

10. Tidak ketinggalan terima kasih kepada sahabat-sahabatku Ndie, Sarden, PoleQ,

Godeq, Ade nyam-nyam, Rie, Marina, Isantoyo, Godil, selama penyelesaian


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
skripsi, dan yang selama ini bersama-sama dalam suka maupun duka dan teman-

teman serta senior-senior yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-

persatu.

Akhir kata kiranya tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak

yang berkepentingan, terutama dalam penerapan serta pengembangan ilmu ekonomi di

Indonesia.

Wassalamualaikum wr. wb.

Medan, Maret 2008

Penulis

WENNY SUBANDI

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI

ABSTRACT ..................................................................................................... i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pembangunan Ekonomi ............................................................. 6
2.2 Usaha ........................................................................................ 9
2.2.1 Usaha Warung Internet (Warnet) ...................................... 11
2.3 Pendapatan ............................................................................... 13
2.3.1 Pendapatan dan pengeluaran konsumsi ............................. 17
2.3.2 Teori Keynes mengenai permintaan konsumsi ................... 19
2.4 Biaya dan Laba.......................................................................... 23
2.4.1 Biaya ................................................................................. 23
2.4.2 Laba .................................................................................. 24
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2.5 Pemadaman Listrik .................................................................... 26
2.6 Dampak .................................................................................... 35
2.7 Riset Terdahulu ......................................................................... 35
2.8 Kerangka Konseptual ................................................................ 36
2.9 Hipotesis Penelitian ................................................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Lokasi Penelitian ....................................................................... 38
3.2 Penentuan Populasi dan Sampel ................................................ 38
3.3 Tehnik Pengumpulan Data ........................................................ 39
3.4 Model Analisis Data .................................................................. 40
3.5 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) .................................. 41
3.5.1 Koefisien Determinasi ( R-Square) …………………….. 41
3.5.2 Uji t-statistik (Uji Parsial) ............................................... 41
3.5.3 Uji f-Statistik (Uji Keseluruhan) ..................................... 42
3.5.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ................................... 43
3.5.5 Serial Correlation/Auto Correlation ................................. 43
3.5.6 Heterokedastisitas ............................................................ 44
3.6 Defenisi Operasional ................................................................. 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil ......................................................................................... 47
4.1.1 Deskripsi Wilayah Penelitian .......................................... 47
4.1.2 Sejarah Perkembangan Internet di Indonesia ................... 51
4.2 Analisis Hasil Penelitian .......................................................... 64
4.2.1 Karakteristik Responden ................................................. 64
4.2.2 Jumlah Kamar Bicara Umum (KBU) ............................... 64
4.2.3 Jumlah Pelanggan Warnet ............................................... 65
4.2.4 Biaya Operasional ........................................................... 66

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
4.3 Analisis Data ........................................................................... 68
4.3.1 Dampak Pendapatan sebelum dan sesudah
Pemadaman listrik .......................................................... 68
4.3.2 Analisis Pendapatan menggunakan uji beda (t) ................ 69
4.3.3 Hasil Regres .................................................................... 71
4.4 Intepretasi Model ..................................................................... 72
4.5 Uji Kesesuaian ......................................................................... 74
4.5.1 Uji t-statistik ................................................................... 74
4.5.2 Uji f-statistik ................................................................... 78
4.5.3 Koefisien Determinasi .................................................... 79
4.5.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ................................... 79
4.5.5 Uji Durbin Watson (D-W Test) ....................................... 80
4.5.6 Heterokedasitisitas .......................................................... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 84
5.2 Saran ......................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SURAT PERNYATAAN

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL

TABEL JUDUL HALAMAN

2.1 Prakiraan Pemadaman Listrik karena Defisit Pembangkit


Daerah Pelayanan PLN Cabang Medan Selama Bulan
Agustus 2008............................................................................................29

4.1 Nama-nama Kecamatan, jumlah kelurahan, luas wilayah,


di Kota Meda...........................................................................................48

4.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Medan


( 1997 – 2006 ) .......................................................................................50

4.3 Kepadatan Penduduk Per Km2 ................................................................50

4.4 Karakteristik Menurut Jumlah KBU........................................................65

4.5 Karakteristik Menurut Pengguna Warnet ................................................65

4.6 Biaya Operasional ....................................................................................66

4.7 Durbin-Watson Test ……………………………………………………83

4.8 White Heterokedasticity Test …………………………………………………84

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR JUDUL HALAMAN

4.1 Kurva Dampak Sebelum dan


Sesudah Pemadaman Listrik ………………………………..68

4.2 Kurva Normalitas Uji t Variabel


Waktu Pemadaman Listrik………………………………………...74

4.3 Kurva Normalitas Uji t Variabel


Jumlah Pelanggan Warnet ………………………………………...75

4.4 Kurva Normalitas Uji t Variabel


Biaya Penggunaan Warnet ………………………………………..77

4.5 Kurva Normalitas Uji t Variabel


Biaya Operasional ………………………………………………..78

4.6 Kurva Uji F-Statistik ……………………………………………...70

4.7 Uji Durbin-Watson ………………………………………………82

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelangkaan sumberdaya energi ternyata telah menjadi isyu sentral yang akan

membatasi pertumbuhan ekonomi. Kelangkaan, khususnya energi yang memang akan

langka meskipun digunakan secara bijaksana. Hal ini dapat disebabkan antara lain :

terbatasnya sumber energi fisik, keseimbangan ekologi mulai terganggu, bertambahnya

jumlah penduduk indonesia memerlukan energi untuk keperluan dalam negri yang dari

tahun ke tahun meningkat dengan pesat sejalan dengan laju pembangunan dan

pertambahan jumlah penduduk.

Energi listrik merupakan sektor yang paling penting khususnya dikalangan para

pengusaha yang kegiatan usahanya menggunakan listrik sebagai kebutuhan utama nya.

PT. PLN (Persero) merupakan suatu unit yang mengusahakan tenaga listrik dan

mempunyai misi perusahaan sesuai dengan peraturan pemerintah No.17 tahun 1990 yang

dirumuskan sebagai tujuan PLN, yaitu : Menyediakan tenaga listrik untuk meningkatkan

kesinambungan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mendorong kegiatan
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
ekonomi, mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengolahan perusahaan agar

dapat membiayai pengembangan tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat ,

serta menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik yang belum

dapat dilaksanakan oleh swasta dan koperasi.

Dalam pelaksanaan pembangunan sistem jaringan informasi, informasi melalui

internet dilaksanakan untuk memperluas jaringan informasi dan ruang ilmu pengetahuan

yang lebih luas, serta meningkatkan mutu dan keandalan pelayanannya. Sebagai hasil

dari pembangunan di bidang informasi ini, maka kapasitas sentral jaringan internet terus

meningkat.

Masalah yang dihadapi sekarang ini adalah bagaimana pemanfaatan listrik

seefisien mungkin, dimana permintaan akan listrik meningkat tajam untuk menghadapi

masalah kelistrikan ini perlu dilakukan suatu kebijakan. Salah satu kebijakan yang

dilakukan oleh PLN untuk saat ini adalah pemadaman listrik secara bergilir. Hal ini

dilakukan untuk menghemat energi-energi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Pemadaman listrik secara bergilir ini mungkin memberikan manfaat bagi PLN khususnya

mengingat sedikitnya cadangan energi listrik yang ada. Tetapi akibat yang ditimbulkan

dan dihadapi masyarakat langsung yang hampir seluruh kegiatannya memerlukan energi

listrik.

Pemadaman listrik ternyata tidak hanya berdampak pada industri besar, industri

kecil dan menengahpun menjadi terganggu. Jika hal ini tidak segera ditanggulangi bisa

berdampak buruk kepada perekenomian rakyat. Medan merupakan salah satu kota yang

memiliki banyak industri kecil bahkan menengah sarana internet yang salah satu

diantaranya adalah Warung Internet (warnet). Usaha warung internet ini membutuhkan
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
energi listrik untuk kepentingan penerangan lampu, dan komputer, serta jaringan instalasi

nya sambungan internet itu sendiri yang merupakan sarana penting dalam usaha warung

internet ini. Tetapi apa yang terjadi jika terjadinya pemadaman listrik secara bergilir.

Kota medan adalah kota yang mengalami pemadaman lisrtik tersebut. Para pengusaha

warung internet adalah salah satu yang harus merasakan hal ini.

Salah satu faktor pendukung kehidupan perekonomian Sumatera Utara adalah

ketersediaan energi listrik dan infrastrukturnya. Dimana dalam penyediaannya sebagian

besar ditangani oleh PT. PLN (Persero). Untuk melaksanakan misi dan visi perusahaan

serta peningkatan mutu pelayanan maka di Sumatera Utara terdapat 7 cabang perusahaan

salah satunya adalah PT PLN (Persero) Cabang Medan. Sebagai Badan Usaha Milik

Negara yang menangani ketenagalistrikan sangat memberikan sumbangan yang berarti

didalam mendukung aktivitas kehidupan masyarakat setempat. Artinya PT. PLN

(Persero) berusaha memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat. Hal ini erat

kaitannya dengan banyaknya orang yang merasakan kebutuhan akan tenaga listrik sudah

seperti kebutuhan primer, baik sektor rumah tangga industri, badan sosial, bisnis,

pendidikan, penerangan, jalan umum sehingga permintaan listrik dari masyarakat

setempat cukup tinggi. Tinggi rendahnya permintaan terhadap listrik tersebut banyak

faktor yang mempengaruhi sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen.

Dalam pembahasan ini skripsi ini hanya membahas bahwa pemadaman listrik di

kota medan yang terjadi di karenakan defisit pembangkit listrik yang menyebabkan

pemadaman bergilir yang disebabkan oleh defisit pembangkit listrik tersebut.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana pengaruh

pemadaman listrik tersebut bagi pengusaha warnet. Oleh karena itu, dalam penulisan

skripsi ini penulis mengangkat judul “ ANALISIS DAMPAK PEMADAMAN

LISTRIK TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA WARUNG INTERNET

(WARNET) DI KOTA MEDAN “

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada perbedaan pendapatan sesudah dan sebelum pemadaman listrik ?

2. Apakah waktu pemadaman listrik, jumlah pengguna server, biaya penggunaan

warnet, biaya operasional, berpengaruh terhadap pendapatan warnet?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh waktu pemadaman listrik, jumlah pengguna

server warnet, biaya penggunaan warnet dan biaya operasional terhadap pendapatan

pengusaha warnet.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah sbb:

1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa FE USU,

terutama bagi mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin

melakukan penelitian selanjutnya

2. Untuk memeperkaya wawasan ilmiah dan non ilmiah penulis dalam ilmu yang

penulis tekuni serta mengaplikasikannya secara kontekstual dan tekstual.


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
3. Menambah dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah ada, khususnya

mengenai pendapatan para pengusaha.

4. Hasil penelitian ini meningkatkan kemampuan penulis dalam melakukan

penelitian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi mencakup pengertian yang sangat luas dan tidak hanya

sekedar menaikkan pendapatan perkapita pertahun saja bahkan indikator PNB, sebagai

indikator utama, tidak selalu dapat menggambarkan suksesnya suatu pembangunan.

Indikator- indikator yang lain seperti pendidikan, distribusi pendapatan, jumlah penduduk

miskin, juga menunjukkan keberhasilan pembangunan. Pengalaman pada dekade tahun

1950 an dan tahun 1060 an telah membuktikan hal ini. Pada saat itu banyak negara-

negara dunia ke-3 mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi sesuai dengan

target namun gagal dalam meningkatkan taraf hidup sebagian besar masyarakatnya.

Masalah-masalah sosial seperti pengangguran, kesenjangan pendapatan, dan sebagainya

tidak mengalami perbaikan.

Dalam pengertian ekonomi yang murni pembagunan secara traditional

mengandung pengertian kapasitas perekonomian nasional yang kondisi ekonomi awalnya

kurang lebih berada dalam keadaan statis untuk jangka waktu yang lama, untuk
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
menghasilkan dan mempertahankan tingkat kenaikan produksi nasional kotor (PNK).

Pembangunan ekonomi dipandang sebagai kenaikan dalam pendapatan perkapita dan

lajunya pembangunan ekonomi ditujukan dengan menggunakan tingkat pertumbuhan

PDB (Produk Domestik Bruto) untuk tingkat nasional dan PDRB untuk tingkat

wilayah/regional.

Tujuan dari pembangunan ekonomi adalah untuk mencapai kesejahteraan

masyarakat yang ditujukan oleh kecenderungan kenaikan pendapatan perkapita dalam

jangka panjang. Tapi ini bukan berarti kenaikan pendapatan perkapita yang terus-

menerus. Banyak faktor yang dapat menyebabkan perekonomian mengalami stagnan

bahkan kemunduran seperti perang, kekacauan politik, dan lain-lainnya. Apalagi jika

kemunduran perekonomian hanya terjadi sementara saja dan perekonomian cenderung

meningkat maka dapat dikatakan pembangunan ekonomi sedang berlangsung.

Atas dasar inilah maka pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai suatu

proses saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang

menghasilkan pembangunan ekonomi. Dengan cara ini maka dapat diketahui peristiwa-

peristiwa apa saja yang menimbulkan peningkatan maupun penurunan kegiatan ekonomi

dan kesejahteraan masyarakat dalam suatu tahap pembangunan ke tahap pembangunan

lainnya.

Sukirno (dalam Fadillah, 2001: 8-9), pembangunan mempunyai tiga elemen

penting, yaitu:

1. Pembangunan adalah suatu proses yang merupakan perubahan yang berlangsung

secara terus menerus.

2. Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita.


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
3. Kenaikan Pendapatan perkapita yang berlangsung dalam jangka panjang secara

terus menerus.

Tujuan pembangunan tidak saja berorientasi pada kemakmuran ekonomi atau

peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi juga harus menyentuh aspek aspek non

ekonomi seperti kesempatan memperoleh pendidikan, memperoleh fasilitas

kesehatan,rasa aman,dan kebebasan.

Todaro (1983:124) berpendapat bahwa pembangunan haruslah diartikan sebagai

proses berbagai aspek sosial yang melibatkan perusahaan-perusahaan besar dalam

struktur sosial, sikap mental yang mendarah daging, lembaga-lembaga nasional dan

termasuk pula percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan dan

pemberantasan kemiskinan yang absolut. Lain halnya dengan pendapatan yang

diutarakan oleh Sumodiningrat (1999:6-7) bahwa pembangunan ekonomi adalah bagian

dari pembangunan yang mencakup usaha-usaha masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan.

Todaro (1983:125) berpendapatan bahwa hakekat dari pembangunan harus

mengakomodasi seluruh perubahan sistem yang sejalan dengan berbagai kebutuhan dasar

dan keinginan masing-masing individu dan kelompok-kelompok masyarakat yang

berwenangdi dalam sistem itu. Sumodiningrat (1999:8) menambahi bahwa pembangunan

ekonomi yang berkesinambungan harus didukung oleh sumber daya manusia untuk

mengusahakan sumber daya yang ada menjadi sebuah modal pembangunan.

Atas dasar itu Todaro (1983:128) menyimpulkan bahwa apapun komponen-

komponen yang dimiliki serta diusahakan oleh masyarakat selayaknya memiliki tiga

sasaran sebagai berikut:


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
1. Peningkatan persediaaan serta perluasan penyebaran distribusi akan bahan-bahan

kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan

perlindungan.

2. Peningkatan taraf hidup termasuk kenaikan tingkat upah, ketersedian lapangan

kerja, tingkat pendidikan yang memadai, serta perhatian terhadap nilai-nilai

budaya . Hal tersebut bukan saja merupakan bagian dari pemenuhan proses

kebutuhan materi, namun juga merupakan pemaknaan nilai diri yang lebih baik.

3. Penambahan jumlah serta cakupan pilihan ekonomi dan sosial bagi orang-orang

maupun secara keseluruhan tanpa adanya unsur-unsur perbudakan atau

ketergantung baik hubungannya dengan orang lain maupun dari Negara lain.

2.2 Usaha

Badan Usaha / Perusahaan Perseorangan atau Individu adalah badan usaha

kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dapat membuat badan usaha

perseorangan tanpa izin dan tata cara tententu. Semua orang bebas membuat bisnis

personal tanpa adanya batasan untuk mendirikannya. Pada umumnya perusahaan

perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga

kerja / buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh

perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang

asongan, dan termasuk lah usaha warung internet dan lain sebagainya.

ciri dan sifat perusahaan perseorangan :

1. relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan

2. tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
3. tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi

4. seluruh keuntungan dinikmati sendiri

5. sulit keuntungan dinikmati sendiri

6. keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang

lebih besar

7. jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup

8. sewaktu-waktu dapat dipindahin tangankan

Suatu ekonomi yang melakukan aktivitas dengan tujuan menghasilkan suatu

barang atau jasa untuk dijual atau ditukarkan dengan barang lain dan ada seseorang yang

lebih dan bertanggung jawab dan punya wewenang untuk mengelola usaha tersebut.

Kewenangan tersebut meliputi kewenangan di bidang kepegawaian, pemasaran,

keuangan dan lain sebagainya. Dalam konsep usaha termasuk unit-unit penunjang atau

unit-unit pembantu yang beralokasi terpisah di kantor induknya.

Jadi, usaha dapat berupa perusahaan tunggal, kantor pusat atau induk, kantor

cabang atau perwakilan, unit produksi seperti pabrik, atau unit-unit penunjang dan unit-

unit pembantu seperti: gudang, kantor pemasaran atau kantor tempat melakukan aktivitas

perusahaan lainnya yang beralokasi terpisah dari kantor induknya.

2.2.1 Usaha Warung Internet (Warnet)

Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia,

yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh

dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang

statis hingga yang dinamis dan interaktif.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Usaha warnet adalah suatu bentuk kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

jasa informasi dengan menggunakan sumber daya tertentu. Tujuan utama dari kegiatan

menghasilkan jasa adalah untuk menjual jasa kepada pemakai. Dari hasil itu, usaha

warung internet akan memperoleh penghasilan (revenue).

Untuk kegiatan menghasilkan dibutuhkan suatu tempat untuk menentukan berapa

volume jasa yang telah dikeluarkan. Ada diantara usaha warung internet yang dimiliki

oleh satu perorangan dan ada pula yang dimiliki dua orang atau lebih. Jika dimiliki oleh

satu orang tidak terlalu sukar untuk menentukan penghasilan, tetapi bila telah dimilki

oleh dua orang atau lebih akan sangat sulit untuk menentukan dan membagi

penghasilannya.

Baik sebuah perusahaan tergolong besar maupun ataupun kecil, namun tujuannya

adalah yaitu untuk mencapai laba maksimum. Sedangkan yang diartikan dengan laba

adalah semua penghasilan setelah dikurangi dengan biaya – biaya.

Semakin maraknya penggunaan Internet membuat para pebisnis atau investor

melirik peluang ini sebagai usaha yang menjanjikan. Tak hanya konsultan atau pebisnis

spesialis, pengusaha tanggung yang hanya memiliki modal pas-pasan pun dapat

membangun bisnis ini dengan segenap usaha penekanan terhadap biaya.

Seperti yang kita ketahui bahwa investasi awal pada proyek yang berhubungan

dengan IT adalah investasi yang sangat besar. Investasi awal yang ditanam pada

pembangunan warnet ini meliputi pembuatan jaringan serta instalasi perangkat keras dan

perangkat lunak. Tidak ketinggalan izin usaha yang merupakan poin penting, tapi sering

terlupakan oleh para pengusaha warnet.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Bukan hanya dana yang diperlukan pada pembangunan warnet, rencana yang

matang dan tidak setengah-setengah perlu dipersiapkan dengan baik pula. Biasanya,

persiapan membangun warnet kurang lebih 3 bulan, mulai dari pencarian tempat,

pencarian SDM yang andal, pembelian alat-alat dan perlengkapannya, pengurusan jasa

provider untuk koneksi Internet, juga pengurusan badan hukumnya.

Menggunakan jasa konsultan untuk membangun dan mengelola warnet sah saja

dilakukan sepanjang modal yang dimiliki mencakup untuk itu. Biasanya jasa konsultan

perlu digunakan selama tahun pertama operasional. Lebih dari 1 tahun, pengusaha dapat

lebih mandiri dalam pengelolaannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi usaha warung internet ini adalah sebagai

berikut :

- Tempat; tempat yang strategis untuk usaha warung internet ini sangat

mempengaruhi dalam perkembangan usaha ini sendiri, dimana bangunan

tempat atau wilayah yang strategis adalah situasi yang dicari para pelanggan

atau konsumen dari warnet itu sendiri

- Jaringan Utama; yang dimana jaringan utama yang menentukan kokohnya

kapasitas jaringan telepon utama dalam mengirimkan data elektronik

- Lampu,AC, Komputer; sebagai alat alat pelengkap lainnya yang juga di

butuhkan untuk kelangsungan usaha warung internet ini

2.3. Pendapatan

Pendapatan adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang

sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerjanya dan pekerjaannya atas suatu

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan, dan dibayarkan menurut

suatu perjanjian kerja kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk

tunjangan bagi pekerja dan keluarganya

Dalam ekonomi modern terdapat dua cabang utama teori, yaitu Teori Harga (Price

Theory) dan Teori Pendapatan (Income Theory). Teori Pendapatan disebut juga dengan

ekonomi makro yakni teori yang mempelajari hal – hal besar seperti :

- Perilaku jutaan rupiah pengeluaran konsumen

- Investasi dunia usaha

- Pembelian – pembelian yang dilakukan oleh pemerintah

Menurut pelopor ilmu ekonomi klasik. Adam Smith dan David Ricardo

distribusi pendapatan digolongkan ke dalam 3 kelas sosial yang utama : Pekerja, pemilik

modal, dan tuan tanah. Ketiganya menentukan tiga faktor produksi, yaitu tenaga kerja,

modal, dan tanah. Penghasilan yang diterima setiap faktor dianggap sebagai pendapatan

untuk masing – masing kelas sosial tersebut. Smith dan Ricardo meneliti faktor – faktor

apa saja yang menentukan pendapatan masing – masing kelompok relatif terhadap

pendapatan nasional. Teori mereka meramalkan bahwa begitu masyarakat makin maju,

para tuan tanah akan menjadi relatif lebih baik dan para kapitalis (pemilik modal)

menjadi relatif lebih buruk keadaanya (Richard G Lipsey, 1987 :126).

Pendapatan atau income masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor – faktor

produksi yang dimilkinya pada sektor produksi dan sektor produksi ini membeli faktor –

faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga

yang berlaku di pasar faktor produksi. Harga faktor produksi di pasar di tentukan oleh

tarik menarik antara penawaran dan permintaan.


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Tingkat pendapatan rumah tangga tergantung pada jenis – jenis kegiatan yang

dilakukan, jenis kegiatan yang mengikutsertakan modal atau keterampilan, mempunyai

produktivitas tenaga kerja lebih tinggi yang pada akhirnya mampu memberikan

pendapatan yang lebih besar.

Ilmu ekonomi mengenal istilah pendapatan, yang mengandung arti hasil dari

pekerjaan seseorang yang dikeluarkannya untuk mengkonsumsi suatu barang atau jasa

dan selebihnya di tabung, dan bentuk singkatnya yaitu :

Y=C+S

Dimana:

Y = Pendapatan ( income )

C = Konsumsi ( Consumtion )

S = Tabungan ( Saving )

Pengertian pendapatan dan penerimaan menurut Biro Pusat Statistik dibedakan

dalam :

1. Pendapatan faktor yang didistribusikan, yang dibagi lagi menurut sumbernya

menjadi :

• Penghasilan gaji dan upah

• Penghasilan dari usaha sendiri dan pekerja bebas

• Penghasilan dari pemilik harta

2. Transfer yang bersifat redistributif, terutama terjadi dari transfer pendapatan yang

tidak mengikat dan biasanya bukan merupakan imbalan atas penyerahan barang, jasa atau

harta milik.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Tingkat pendapatan rumah tangga tergantung pada jenis- jenis kegiatan yang

dilakukannya, jenis kegiatan yang mengikutsertakan modal atau keterampilan,

mempunyai produktifitas tenaga kerja lebih tinggi, yang pada akhirnya mampu

memberikan pendapatan yang lebih besar. Penawaran dan penerimaan dari masing –

masing produksi ditentukan oleh faktor – faktor yang berbeda ( Boediono, 1982 : 159 ).

Dibawah ini merupakan aliran kegiatan – kegiatan ekonomi yang menunjukkan aliran

pendapatan dan pengeluaran dari masyarakat.

Rumah tangga menyediakan faktor produksi seperti : tanah, tenaga kerja, dan lain

– lain yang akan digunakan dalam perusahaan. Sebagai imbalan, rumah tangga

memperoleh pendapatan dalam bentuk sewa, bunga, dan upah. Sesudah perusahaan

mengolah faktor – faktor produksi menjadi barang dan jasa, hasilnya akan dijual di pasar.

Rumah tangga melakukan pengeluaran dengan membeli barang dan jasa. Sebagai

imbalannya perusahaan akan memperoleh untung atau laba dan kemudian akan di

gunakan untuk membeli faktor – faktor produksi.

Dalam ilmu ekonomi untuk meningkatkan profit dari suatu aktivitas ekonomi

dilakukan dengan dua cara, yaitu (Soekartawi, 1994 : 30)

1. Pendekatan memaksimumkan keuntungan atau profit maximization

Yaitu suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan profit berkonsentrasi pada

penjualan yang lebih banyak untuk meningkatkan volume penjualan dapat dilakukan

dengan cara Marketing Mix. Pengertian Marketing Mix adalah kombinasi dari empat

variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yakni

produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi

( Basu Swastha, 1995 : 193 )


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2. Pendekatan meminimumkan biaya atau Cost Minimization

Yaitu suatu usaha dari kegiatan pelaku ekonomi yang mengkonsentrasikan kepada

alokasi biaya yang telah dilakukan yang artinya apakah alokasi biaya yang telah

dilakukan dapat diminimalkan. Upaya – upaya penurunan biaya ini yang akan

menciptakan alokasi biaya akan lebih efisien atau lebih kecil di bandingkan dengan

alokasi biaya sebelumnya. Dengan demikian biaya alokasi turun yang mempunyai

pengaruh terhadap profit atau laba, misalnya jika alokasi biaya pada satu bidang kerja

tertentu setelah dievaluasi dapat dilakukan oleh 8 orang ini berarti ada pengurangan biaya

untuk gaji atau upah karyawan. Dengan demikian total biaya ini, cateris paribus, profit

secara otomatis meningkat. Kondisi ini dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Dimana :

TR = Total Revenue (TR = P x Q)

TC = Total Cost ( TC = FC + VC)

2.3.1 Pendapatan dan Pengeluaran Konsumsi

a. Pendapatan Konsumsi

Dalam mengukur ekonomi seseorang atau rumah tangga, salah satu konsep pokok

yang paling sering digunakan adalah melalui tingkat pendapatannya. Pendapatan

menujukan seluruh uang yang diterima seseorang atau rumah selama jangka waktu

tertentu pada suatu kegiatan ekonomi.

Pendapatan dapat diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang diterima

pekerja atau buruh, baik berupa fisik maupun non fisik selama ia melakukan pekerjaan

pada suatu perusahaan, instansi atau pendapatan selam bekerja. Setiap orang bekerja

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
berusaha memperoleh pendapatan dengan jumlah yang maksimal agar bisa memenuhi

kebutuhan hidup.

Tujuan utama para pekeja yang bersedia melakukan berbagai pekerjaan adalah

untuk mendapatkan pendapatan yang cukup bagi dia dan keluarganya. Dengan

terpenuhinya kebutuhan hidup rumah tangganya, maka kehidupan sejahtera akan

tercapai.

Peraturan pemerintah tahun 1982 tentang perlindungan upah dalam pasal 1 :

“ upah adalah suatu permintaan sebagai imbalan dari pekerjaan kepada buruh untuk

sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatkan atau dinilai dalam

bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu perjanjian atau peraturan perundangan

undangan dan dibayangkan atas dasar perjanjian kerja antara perusahaan dan buruh,

termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun keluarga nya “.

Para pekerja lebih mengutamakan pendapatan real agar kebutuhan mereka secara

minimal dapat dipenuhi dengan perhitungan yang tepat. Karena tenaga beli upah (uang)

tersebut sangat dipengaruhi oleh harga umum barang barang konsumsi atau biaya hidup.

b. Pengeluaran Konsumsi

Besar kecilnya pengeluaran untuk konsumsi individu maupun rumah tangga

merupakan faktor yang turut menentukan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi

suatu daerah. Meningkatnya pengeluaran konsumsi individu mendorong perkembangan

produksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut. Pola konsumsi

seseorang atau rumah tangga pada dasarnya dikelompokkan pada dua bagian, yaitu :

- konsumsi bahan makanan ( pangan )


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
- konsumsi bukan bahan makanan (bukan pangan)

kebutuhan pangan dan bukan pangan menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Tingkat pendapatan suatu rumah tangga atau seseorang sangat berpengaruh terhadap pola

konsumsi. Selain tingkat pendapatan pola konsumsi juga dipengaruhi oleh jumlah

anggota keluarga, konsumsi umum dan jenis kelamin, letak geografis, negeri asal, agama,

jumlah aktiva, dan harga dari barang, (Diulio, 1993:54)

Zwiedineek Suden Keraf menyatakan bahwa terdapat hubungan pada :

- selera, maksudnya sikap psikologis terhadap benda benda yang berbeda

- Jumlah uang yang akan dikeluarkan untuk tujuan konsumen

- Harga harga benda yang diduga

Dari pendapatan Zwiedeneek dapat disimpulkan bahwa kita bertolak pada fakta

empiris bahwa dengan selera yang tidak berubah ( given taste ) jumlah benda benda yang

diminta oleh sebuah rumah tangga atau individu tergantung dari tingkat pengeluaran

untuk konsumsi yang dirancang, dan pada harga harga.

2.3.2 Teori Keynes mengenai permintaan konsumsi

a. Konsumsi dan pendapatan disposibel

Seperti dirumuskan oleh keynes ( schaum1993), fungsi konsumsi merupakan

fungsi yang disposibel, karena direncanakan pada berbagai tingkat pendapatan disposibel.

Keynes percaya bahwa skedul konsumsi yang direncanakan ini merupakan hukum

psikologi yang fundamental dimana perubahan konsumsi lebih kecil dari yang

fundamental dimana perubahan konsumsi lebih kecil dari perubahan pendapatan

disposibel.

b. Teori pendapatan absolut


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Teori keynes menyatakan bahwa konsumsi agregat berhubungan secara langsung

tetapi tdk proporsional dengan tingkat pendapatan disposibel agregat sekarang dalam

jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka panjang para pakar ekonomi mencoba

menyusun kembali dengan memasukkan variabel obyektif dan subyektif ke dalam

fungsinya. Tetapi penyesuaian fungsi jangka pendek dan jangka panjang ini dinilai tidak

memuaskan karena hubungan proporsional konsumsi jangka panjang dengan pendapatan

disposibel tidak dijelaskan secara teoritis tapi sebagai suatu gejala kebetulan.

c. Teori pendapatan relatif

Teori pendapatan relatif yang dikembangkan oleh James Dusenberry dinilai lebih

unggul dibandingkan teori pendapatan absolut dalam menyatukan hubungan proporsional

dan tidak proporsional antara konsumsi agregat dan pendapatan disposibel agregat.

Dalam menyajikan teorinya mula mula hipotesa tentang prilaku individu, kemudian

dengan menggunakan asumsi asumsi umum mengenai konsumsi agregat.

Menurut pandangan Dusenberry (Diulio, 1993 : 61), keputusan konsumsi dan

tabungan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana seseorang hidup. Jadi

seseorang dengan pendapatan tertentu berkonsumsi lebih banyak bila dia hidup

dilingkungan orang kaya dari pada hidup dilingkungan lebih miskin, prilaku konsumsi

didalam suatu lingkungan relatif terhadap pola konsumsi tetangganya, yaitu ia

menggunakan uang agar dapat memelihara suatu status ekonomi tertentu didalam

lingkungannya. Jika distribusi pendapatan relatif konstan, mungkin sekali APC seseorang

konstan karena konsumsi mempunyai hubungan dengan pendapatannya yang relatif

didalam suatu masyarakat dan tidak dihubungkan dengan tingkat pendapatan absolut.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Karena itu secara agregat, kita mengharapkan suatu hubungan proporsional antara

konsumsi agregat dengan pendapatan agregat.

Dusenberry ( Diulio, 1993 : 63) juga berteori bahwa rumah tangga senang

memelihara standart hidup tertentu. Jadi dia berpendapat bahwa cukup beralasan untuk

menyajikan fungsi konsumsi rumah tangga sebagai :

C = f (Yc, Yp)

Dimana :

Yc = menunjukan pendapatan sekarang

Yp = menunjukan pendapatan sebelumnya

Jika pendaptan sekarang selalu lebih tinggi dari pendapatan sebelumnya,

konsumsi dihubungkan dengan tingkat pendapatan relatif seseorang didalam suatu

masyarakat. Jika pendapatan sekarang merosot dibawah pendapatan tertinggi

sebelumnya, konsumsi dihubungkan dengan standart hidup yang ditetapkan oleh

pendapatan tertinggi sebelumnya. Jadi menurut teori Dusenberry, rumah tangga akan

mengubah MPC mereka bilamana tingkat pendapatan turun agar dapat mempertahankan

suatu standart hidup tertentu. Dalam jangka pendek, terdapat situasi dimana hubungan

antara konsumsi agregat dan pendapatan disposibel agregat yang tidak proporsional bila

tingkat pendapatan sekarang merosot dibawah pendapatan sebelumnya yang tertinggi.

d. Teori pendapatan permanen

Teori pendapatan permanen Milton Friedman ( Diulio, 1993 : 63 )

menggabungkan hubungan proporsional atau tidak proporsional antara konsumsi dan

pendapatan disposibel dengan berteori bahwa konsumsi tidak didasarkan pada tingkat

pendapatan disposibel sekarang.


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Milton Friedman, pendapatan disposibel sekarang (Ym) terdiri dari

pendapatan permanen (Yp) dan pendapatan sementara transitor (Yc). Pendapatan

permanen adalah pendapatan yang diharapkan akan diterima oleh rumah tangga selama

beberapa tahun mendatang, sedangkan pendapatan transitori terdiri dari setiap tambahan

atau pengurangan yang tidak terduga terhadap pendapatan permanen ( Diulio, 1993 : 63),

jadi :

Ym = Yp + Yc

Teori ini selanjutnya mengatakan bahwa pendapatan permanen menentukan

konsumsi. Teori menganggap bahwa rumah tangga tanpa memperhatikan tingkat

pendapatan permanen, maka diperoleh hubungan proporsional yang tanpa melihat

distribusi pendaptan permanen. Hanya jika perlu menghubungkan konsumsi dengan

pendapatan, kita memperoleh suatu hubungan tidak proporsional karena pendapatan

sekarang mungkin terdiri dari pendapatan transtori positif dan negatif.

Didalam suatu perekonomian, masyarakat yang mengalami perubahan

peningkatan pendapatan akan cenderung untuk mengubah konsumsinya. Demikian juga

akan permintaan terhadap jasa informasi. Pada mulanya, apabila pendapatan seseorang

meningkat, tingkat kebutuhan akan jasa informasi akan meningkat pula akibat dari

semakin banyaknya informasi atau pengetahuan yang harus diketahuinya.

2.4 Biaya dan Laba

2.4.1 Biaya

Biaya adalah satuan nilai yang dikorbankan untuk produksi, dalam hal ini

produksi yang dimaksud yaitu kegiatan menghasilakan jasa informasi. Dalam keadaan
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
pemadaman listrik yang sedang berlangsung maka dibutuhkan suatu alat pengganti untuk

dapat terus melakukan kegiatan menghasilkan jasa informasi sebagai alat pengganti

listrik.

Genset adalah satu-satunya alat pengganti listrik yang banyak digunakan oleh

para pengusaha warung internet agar dapat terus menjalankan usahanya selama

pemadaman listrik berlangsung. Jadi, penggunaan mesin genset hanya akan merupakan

biaya. Tetapi itu semua mempunyai nilai atau sebagai barang pengganti tenaga listrik.

Tidak ada biaya tanpa nilai dan sebaliknya. Oleh karena itu terdapat hubungan yang tak

dapat diputuskan antara nilai dan biaya.

Menurut Limperg, pengertian nilai dan biaya berhubungan dengan cara

peninjauan yang berlainan mengenai barang- barang ekonomis. Pengertian nilai

menyatakan arti dan tingkat tergantungnya memiliki suatu barang terhadap kemakmuran

dari pemiliknya, sedangkan pengertian biaya menyatakan pengorbanan nilai yang

diakibatkan hilangnya barang itu. Hanya dapat dikatakan pengorbanan jika barang yang

dikorbankan pada proses produksi itu mempunyai nilai.

Penetapan biaya adalah nilai hasil diukur menurut faedah yang dimiliki oleh

barang itu dan barang pengganti dapat diukur menurut besarnya pengorbanan untuk

mengganti barang itu. Biaya dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu : Biaya eksplisit

dan Biaya implisit. Biaya Eksplisit adalah biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan

sumber daya sendiri dalam hal ini adalah penggunaan barang pengganti yang disediakan

oleh pemilik tanpa adanya pembayaran tunai yang berkaitan.

Selain biaya – biaya diatas ada juga biaya – biaya yang lain, diantarnya : biaya

tetap yaitu biaya produksi yang independen terhadap tingkat output perusahaan. Ada juga
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
biaya variabel yaitu biaya produksi yang berubah terhadap perubahan output. Selain itu

ada juga yang disebut dengan biaya marginal yaitu biaya total akibat perubahan satu unit

output, perubahan biaya total dibagi perubahan output.

2.4.2 Laba

Laba adalah selisih antara penghasilan dengan ongkos (cost). Ada dua konsep

laba yang dibedakan berdasarkan ongkos yang digunakan, yaitu laba ekonomi dan laba

normal. Laba ekonomi adalah total penghasilan dikurangi dengan ongkos ekonomi (biaya

eksplisit dan biaya implisit) dan laba normal adalah perbedaan antara penghasilan

terhadap semua ongkos yang dikeluarkan (termasuk upah yang tidak dibayarkan untuk

pemilik yang mengoperasikan perusahaan), dalam arti kata lain yaitu laba yang

dibutuhkan untuk mendorong pemilik perusahaan menggunakan sumber daya milik

mereka dan bila seluruh sumber daya yang digunakan oleh perusahaan mendapatkan

imbalan sesuai dengan opportunity cost mereka.

Disamping itu dikenal pula istilah yang disebut sebagai laba berdasarkan

pencatatan akuntan (accounting profit). Yang dimaksud pengertian laba ini adalah

perbedaan antara penghasilan dengan ongkos pencatatan akuntan. Jika seorang pemilik

mengoperasikan perusahaannya sendiri dan gajinya tentu tidak dibayar sesuai dengan

tingkat upah yang berlaku (biasanya lebih rendah), maka yang diperhitungkan sebagai

ongkos pencatatan akuntan adalah upah yang sebenarnya dibayarkan. Jadi berarti laba

berdasarkan pencatatan akuntan ini lebih besar dari laba normal dalam kasus ini.

Sedangkan untuk perusahaan besar yang semua karyawan dibayar sesuai dengan harga

pasar kedua macam ini adalah sama.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Laba penukaran menurut teori nilai ganti adalah selisih antara harga jual dan nilai

ganti dari barang yang ditukarkan. Pada waktu menetapkan laba penukaran untuk suatu

periode perlu diperhatikan keuntungan dan kerugian sebagai akibat dari posisi persedian.

Ada dua pendekatan dalam maksimisasi laba, yaitu pendekatan total dan

pendekatan marginal. Penerimaan total dikurangi dengan biaya total, yaitu para

pengusaha yang memaksimalkan laba menggunakan pedoman pengambilan keputusan

yang sama dengan perusahaan dalam persaingan sempurna. Para pengusaha harus

menemukan tingkat produksi pada saat penerimaan total melebihi biaya total dalam

jumlah yang terbesar. Dan biaya marginal sama dengan penerimaan marginal adalah

pengusaha yang memaksimalkan laba, meningkatkan output sepanjang tambahan

penjualan dapat meningkatkan penerimaan total yang lebih besar daripada kenaikan biaya

total. Artinya untuk meningkatkan output sepanjang penerimaan marginal melebihi biaya

marginal, dan akan berhenti menaikkan output sebelum biaya marginal melebihi

penerimaan marginal. Untuk sederhananya, dapat dikatakan bahwa output yang

memaksimalkan laba terjadi pada saat biaya marginal sama dengan penerimaan

marginal, ini merupakan prinsip utama dari maksimisasi laba.

Aturan utama dalam maksimisasi laba adalah untuk memaksimalkan laba atau

meminimumkan rugi, perusahaan harus memproduksi tingkat output saat biaya marginal

sama dengan penerimaan marginal, aturan ini berlaku untuk semua struktur pasar.

Menutup usaha dalam janka pendek sepanjang rugi karena berproduksi lebih kecil

daripada rugi karena menutup usaha, pengusaha akan tetap melanjutkan usaha produksi

dalam jangka pendek. Sebagian besar perusahaan yang rugi tetap melanjutkan usahanya.

Kenyataannya, sebagian besar perusahaan baru mengalami kerugian pada satu dua tahun
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
pertama. Tetapi bila biaya produksi variabel rata-rata melebihi harga pada semua

tingkat output, perusahaan akan menutup usaha.

2.5 Pemadaman Listrik

Pemadaman bergilir yang terjadi dikarenakan PT.PLN mengalami defisit listrik,

khususnya pada beban puncak. Seiring dengan munculnya berbagai alat elektronik dan

kebutuhan penerangan untuk kebutuhan di malam hari terus meningkat. Satu persatu

masyarakat mulai memasukkan instalasi listrik kedalam rumah. Walau masih dalam

kategori mahal, namun listrik sudah mulai diperlukan masyarakat untuk memenuhi

kebutuhannya. Penambahan permintaan listrik oleh masyarakat disambut pihak PT. PLN

tidak kesulitan untuk memenuhi permintaan listrik masyarakat.

Dari data yang dikeluarkan PT. PLN, dalam kurun waktu 10 tahun, jumlah

pemasangan listrik baru terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2003 jumlah

pelanggan PT. PLN tercatat 1.985.225 pelanggan, tahun 2004 menjadi 2.051.642

pelanggan dan tahun 2005 mencapai 2.084.997 pelanggan dan sampai akhir bulan juli

2006 mencapai 2.183.572 pelangan dan dipastikan jumlah penambahan pelanggan akan

terus bertambah setiap tahunnya dan untuk 10 tahun mendatang diperkirakan

penambahan pelanggan mencapai sekitar 8,34 persen.

Sementara kapasitas listrik yang dimiliki PT. PLN sekarang ini mencapai 950

sampai 960 MW. Penambahan kapasitas baru akan dilakukan beberapa bulan lalu berada

di Sipahoras yang menghasilakan kapasitas yang dibutuhkan pada beban puncak pada

jam 18.00 sampai 22.00 WIB dibutuhkan kapasitas listrik 1070 MW. Itu berarti pada

waktu beban puncak kapasitas listrik PT. PLN mengalami defisit 100 MW.
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Tidak ada sisa kapasitas listrik yang memilki PT. PLN pada waktu beban puncak

sudah pasti akan terjadi pemadaman untuk menutupi kekurangan, kondisi ini semakin

diperparah bila salah satu pembangkit listrik mengalami kerusakan atau paling tidak

harus dilakukan perawatan, maka kekurangan kapasitas listrik semakin besar dan

semakin banyak daerah yang mendapat pemadaman listrik.

Sudah pasti, langkah yang diambil tersebut bukanlah pilihan yang tepat. Pada

tahun pertama pemadaman bergilir dilakukan masyarakat masih dapat memaklumi

dengan harapan untuk tahun mendatang tidak terjadi lagi pemadaman bergilir. Namun,

harapan tersebut tidak terwujud. Tahun berikutnya PT. PLN tidak berhasil melakukan

penambahan kapasitas listrik karena terbentur biaya. Alasan terbentur biaya PT. PLN

meminta agar Tarif Daftar Listrik (TDL) untuk dinaikan. Permintaan tersebut dikabulkan

pemerintah. Kenaikan TDL dilakukan secara bertahap. Selam dua tahun belakangan ini,

kenaikan TDL, sudah terjadi beberapa kali. Namun itu ternyata tidak banyak membantu.

PT. PLN tetap mengalami kerugian dikarenakan baiya listrik yang dijual kepada

masyarakat terlalu murah dengan haraga BBM yang harus dibeli PT. PLN dan ditambah

masih ditemukannya pencurian listrik ditengah-tengah masyarakat sehingga mengalami

kerugian yang cukup besar. Walau sudah melewati kenaikan TDL, ternyata harapan

masyarakat tidak terjadi pemadaman bergilir tetap terwujud. Masyarakat pun mulai

gelisah dengan pemadaman bergilir yang dilakukan PT. PLN karena dinilai sudah

merugikan.

Pemadaman listrik adalah kegiatan yang dilakukan oleh PLN dalam penghematan

energi listrik. Berikut ini adalah data pemadaman listrik yang berlangsung di kota medan

dan sekitarnya selama bulan Agustus 2008.


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 2.1
PT. PLN (Persero)
Regional Sumatera Utara

Prakiraan Pemadaman Listrik karena Defisit Pembangkit


Daerah Pelayanan
PLN Cabang Medan Selama Bulan Agustus 2008

PENYULANG RATA-RATA DAERAH LAYANAN SEKITAR :


JUMLAH JAM
PADAM (MENIT)
Jl. Karya Karang Berombang sekitarnya
GU–1 1759 Jl. Sekip Sekitarnya
Jl. Gatot Subroto/majestik dsk,
Jl. Adam Malik
Jl. Bambu II, Lorong Gino sekitarnya,
GU–2 1230 Jl. Ngalengko sekitarnya
Jl. Rakyat, Jl. Pasar III, Jl. Gunung
Krakatau sekitarnya
Jl. Durian, Jl. M.Said sekitarnya
Jl. Kpt Mukhtar Basri sekitarnya
GU–3 1684 Jl. Prof H.M Yamin SH/Kantor PJKA
sekitarnya
Jl. Timor, Jl. Veteran sekitarnya
Jl. Sutomo/Tugu Apolo sekitranya
Jl. Gaharu
Jl. Bambu dsk, Jl. Guru
Patimpus/jl.Gudang dsk
Jl. Guru Patimpus TVRI, Jl. Sei Deli
GU–4 405 sekitarnya
Jl. Putri Hijau/ SATLANTAS dan
sekitarnya
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Jl. Prof H.M Yamin/ TELEKOM/BRI
dsk
Jl. Bono, Jl. Gng Krakatau, Bilal dsk
GU–5 724 Jl. K.L. Yos Sudarso (Swalayan Maju
Bersama dsk)
Jl. Sidorukun dsk, Jl. Ampera/ Jl. Alfalah

GU–6 857 Incoming ke GH. Pancing, Jl. Pancing,


sebahagian
Jl. Cemara, Perumahan Cemara Asri dsk,
Jl. Meteorologi, Jl. Pasar V Unimed
Jl. Bhayangkara/ Pendidikan Polisi dsk
GU–8 1639 Incoming ke GH. Thamrin, Jl. Thamrin
(Thamrin Plaza)
Jl. Gandi, Jl. HOS Cokroaminoto,
Jl. Jambi, Jl. Sumatera, Jl. Asia
GU–9 _____ Khusus SUN Plaza

Jl. Iskandar Muda, Jl. Nibung Raya


GG–1 1050 Medan Plaza dsk
Jl. Rotan, Pajak Petisah sekitarnya
Jl. Abd.Lubis, Jl. Patimura sekitarnya
Jl. K.L Yos Sudarso s/d Jl. P. Brayan sek
GG–2 1904 Jl. Krataukatau, Jl. Jemadi sek

Jl. Candi Borobudur, Jl. Kejaksaan


GG–3 797 (Wisma Benteng) dsk
Jl. Candi Mendut Lapangan Kebun
Bunga dsk.
Jl. Diponegoro (RS.Mahalayati) dsk
GG–4 _____ Khusus Medan Fair
Jl. K.L Yos Sudarso (UPB, TVRI,
GG–5 _____ DRPD TK.II)
Jl. Listrik
Jl. Imam Bonjol (DPRD TK I)
Jl. P. Kemerdekaan (INDOSAT, RSUP
GG–6 235 Pringadi) dsk
Jl. M. Said/ Jl. Durian (POLTABES)
dsk, Jl. Sena Kantor CPM dsk
GG–7 _____ Jl. K.L Yos Sudarso (PT. Golgon, PT.
Sinabung) Khusus Industri
Jl. Gaperta, Jl. Setia, Jl. Tj. Kusta (LP.
GG–8 1344 Tj.Kusta) dsk
Jl. Asrama, Jl. Kelambir V Klumpang
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
sek
Jl. Beringin Raya, Gaverta Komplek
GG–9 1380 PAMEN dsk
Jl. Persatuan sekitarnya, Jl. BOM, Jl.
Kapten Muslim sebahagian Griya Riatur
Jl. Alumunium Raya, Jl. Kayu Putih
PP–1 976 sekitarnya
Jl. Platina/ Jl. Paya Rumput dsk
Jl. Medan – Belawan Km 11 dsk
Jl. Besar Marelan dsk, Jl. Psr X Helvetia
PP–2 1392 dsk
Jl. Tanah 600 (Kompl. KORKARMAR)
dsk
PP–4 1567 Jl. Pasar I, Pasar III Marelan Indah dsk
Jl. Pasar II Tengah, dsn Bederek dsk
Jl. Medan Belawan Simp. Kantor DSK
PP–5 955 Jl. Pasar Nippon, Jl. Ileng, Kota Cina dsk
Jl. Young Panah Hijau Titi Pahlawan dsk

PP–7 1242 Gudang BGR Paya Pasir


Jl. Karo, Jl. Deli, Jl. Indra Pura, Jl.
PP–8 1593 Serdang Belawan dsk
Jl. Simalungun, Jl. Kampar, Jl. Bengkalis
Belawan dsk
PY–5 1943 Jl. Kebon Sayur Paya Pasir, Jl. M. Basyir
Marelan dsk
PY–7 951 Hamparan Perak (Polsekta), Titi Payung,
Marelan Pasar V dsk
TT–3 1111 Jl. SM Raja Simp. Limun, Jl. Alfalah, Jl.
STM dsk
TT–4 _____ Jl. SM Raja Amplas, Patumbak, Jl.
Marindal dsk
Jl. Halat, Jl. Sakti Lubis, Jl. SM.Raja
TT–5 1473 UISU, Stadion Teladan, Jl. Halat
Jl. Amaliun, Jl. Utama

Jl. Sakti Lubis (Kantor PU), Jl.


TT–6 1025 Rahmadsyah, Jl. Sutrisno, Jl. Puri
Jl. Laksana, Jl. SM Raja Tirtanadi dsk

Incoming ke GH Thamrin : Jl. Sei Kera,


TN–1 1378 Jl. Madong Lubis, Jl. Malaka
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Sebahagian Jl. Wahidin, Jl. Duyung, Jl.
Mabar dsk

Jl. Mongonsidi, Jl. Starban, Jl.


TN–3 1187 B.Katamso Avros dsk
Jl. M.Yamin Ginting ( Konsul Belgia),
Hotel Semarak dsk

TN–6 1173 Jl. Jamin Ginting, Jl. Karya Sembada dsk


Jl. D.R Mansur Kampus USU dsk
Jl. K.H Wahidi Hasyim Komplek
BRIMBOB dsk

Jl. Sudirman (Pizza Hut) Jl. Cik Ditro


TI–2 1399 dsk
Jl. Diponegoro, Jl. Zainul Arifin, Jl.
Multatuli dsk
Jl. Sakti Lubis, Jl. B.Katamso, Jl.
TI–3 1304 Lobeng Klewang dsk
Jl. Mahkamah, Jl. Mesjid Raya, Jl.
Perniagaan

Jl. Karya karang Berombak, Jl. Karya


MA–5 1099 Sei Agul dsk
Jl. Danau Singkarak, Jl. Ayahanda dsk
Jl. Gatot Subroto (Swalayan Berastagi)
Jl. Pasundan dsk

Jl. Kapt. Sumarsono, Jl. Asrama Helvetia


MA–6 1948 dsk
Sebahagian Jl. Lembaga
Permasyarakatan

PT. Putra STA, PT. Sumatera Textil, PT.


MA–7 1555 Superind, Jl. Medan Belawan KM 9 s/d
KM 11 dsk, Jl. K.L Yos Sudarso, RS.
Martha Priska, PT. Cipta Rimba dsk.
Khusus Industri PT.Intan Citra,
KI–1 1986 Pergudangan SBU Tojai sekitarnya,
Jl. RPH
Jl. Pasar IV Mabar sekitarnya, PT. Mugi,
Jl. Pasar II, II, Magaan dsk
Jl. G.Krakatau Ujung (Perum PEL)
K I – 15 1184 Jl. Kompleks Cemara Hijau
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Jl. Alumunium Raya, Jl. Cemara
P.Brayan Bengkel s/d komplek
wartawan dsk
Jl. Sumatera (Galon Minyak) Belawan,
LB–1 1445 Pel.Perikanan, Gabion
Belawan dsk
Jl. Medan Belawan Kp. Kurnia Lantamal
dsk,
LB–2 1463 Jl. Medan Belawan mulai dari Pertamina
s/d simpang Sicanang,
Jl. Sumatera Belawan dsk

LB–3 1349 PT. Semen Andalas, BPP Power, Perum


Pelabuhan Belawan dsk

LM–4 1336 Jl. Paya Bakung, Batang Kilat,


Martubung dsk

Jl. Perjuangan, Jl. Wahidin, Jl. Aksara,


DA–1 1488 Jl. Pimpinan, Jl. Williem Iskandar
Jl. Letda Sujono dsk

Jl. Menteng Raya, Jl. M. Nawi Harahap,


DA–2 970 Jl. Air Bersih, Jl. Bahagia
Jl. Bromo, Jl. Bakti dsk

Jl. Menteng II, Jl. Jermal 1 s/d 17,


DA–3 1480 Jl. Puri, Jl. Ismaliyah dsk, Asia Mega
Mas, Jl. Panglima Denai dsk

Jl. Pang Denai (Stasiun Amplas Gerbang


DA–4 1438 Tol, Jl. SM. Raja
United Traktor dsk

DA–5 1166 Jl. Patumbak, Jl. Pertahanan desa Sigara-


gara dsk

Jl. Kampung Lalang Kelambir V,


Gg.Banteng, Jl. Kapten Muslim
PG–2 1283 Millenium Plaza sek, Jl. Merak, Jl.
Patriot, Jl. Amal sekitarnya
Jl. Setia Luhur sekitarnya, Jl. Asrama
sekitarnya

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Jl. Gatsu Kp. Lalang, Makodam
sekitarnya, Komp. Tomang Elok
PG–3 1110 Panca Budi Sekitarnya, Komp. BLKI
Macro Swalayan sekitarnya
Jl. Gatsu Pasar II, III, V, Cinta Damai

Jl. Gajah Mada, Jl. Darussalam, Jl. Sei


Batang Hari, Jl. Serayu, Jl. Setia Budi,
PL–4 2616 Jl. Dr. Mansyur (PPIA), Jl. S.Parman/
Abdullah Lubis
Jl. Glugur Petisah dsk

Jl. SMA 15, Jl. Tanah Tinggi sekitarnya,


Jl. Bunga Asoka, Jl. Setia Budi
PA–1 866 sekitarnya, Jl. Bunga Kenanga Raya
Sekitarnya, Tasbih I, II, Jl. Bunga Raya
sekitarnya
PA–2 1152 Balai Pendidikan Guru, Jl. Asam
Kumbang, Kavleri, Jl. Pinang Baris

2.6 Dampak

(soekartawi,1994:139) Untuk mengetahui dampak positif atau negatif, maka

diperlakukan pengertian yang sama tentang apa yang dimaksud dengan dampak itu.

Dampak (impact) adalah akibat dari suatu kegiatan misalnya kegiatan pembangunan.

Dampak ini dapat berakibat positif maupun negatif yang keduanya perlu diantisipasi.

Dalam melihat dampak, perlu dilihat terlebih dahulu tentang program, output, goals, dan

impact. Sebagai ulasan misalnya; Program pembangunan saluran irigasi tersier telah

dianggap selesai karena output (hasil) yang berupa beberapa panjang saluran irigasi

primer adalah untuk menaikkan produksi padi sebesar 3% per tahun. Selanjutnya

produksi padi yang meningkatkan 3% itu memberikan dampak (impact) sosial-ekonomi

budaya kepada petani dan masyarakat disekitarnya. Misalnya dengan naiknya produksi

padi 3%, maka pendapatan petani naik dan karena pendapatan petani naik, maka daya

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
beli naik, tingkat kesejahteraan naik, pola tingkah laku berubah misalnya kebiasaan

minum dari yang semula minum teh dalam cangkir berubah menjadi minum teh botol,

karena alasan disamping mampu membeli juga supaya oleh masyarakatnya disebut

keluarga modern.

2.7 Riset Terdahulu

1. Dalam penelitian sebelumnya oleh Putri Windy (2004) , hasil penelitianya

menyimpulkan bahwa “ Pendapatan konsumen merupakan faktor dominan yang

mempengaruhi permintaan kWh listrik rumah tangga ”

2. Dalam penelitian sebelumnya oleh Zulaili (2003) , hasil penelitiannya

menyimpulkan bahwa ” Pemadaman listrik merupakan faktor yang paling mempengaruhi

terhadap pendapatan pengusaha warung telekomunikasi “

3. Dalam penelitian sebelumnya oleh Adolf M Sinaga (2001), hasil penelitiannya

menyimpulkan bahwa “ Ada perbedaan pendapatan para supir angkutan umum setelah

kenaikan tarif dengan sebelum kenaikan dalam satu hari “

4.

2.8 Kerangka Konseptual

Pada penulisan skripsi ini, penulis menjelaskan variabel – variabel yang saling

mempengaruhi dalam bentuk kerangka konseptual.

Dalam konsep ini Pendapatan pengusaha warung internet merupakan variabel Y

yang disebut sebagai variabel dependent atau variabel terikat. Waktu Pemadaman Listrik

sebagai variabel X1, Jumlah pengguna server sebagai variabel X2, biaya penggunaan
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
warnet sebagai variabel X3, biaya operasional sebagai variabel X4, yang ke empat

variabel ini (X1,X2,X3,X4) merupakan variabel independent atau variabel bebas.

Dimana variabel independent atau variabel bebas (X1,X2,X3,X4,) mempengaruhi

variabel dependent atau variabel terikat (Y).

Waktu
Pemadaman
Listrik

Jumlah pengguna
warnet
Pendapatan
Pengusaha
Biaya Warnet
Penggunaan
warnet

Biaya
operasional

Keterangan:

Bahwa dari kerangka konseptual ini, kita dapat melihat dan mengetahui bahwa

variabel independent ( X1,X2,X3,X4)mempengaruhi faktor dependent (Y).

2.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesa adalah jawaban sementara atas permasalahan yang sebenarnya harus

diuji. Berdasarkan permasalahan diatas maka sebagai jawaban sementara penulis

membuat hipotesa sebagai berikut :


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
1. Terdapat perbedaan pendapatan sesudah dan sebelum pemadaman listrik

2. Waktu pemadaman listrik, jumlah pengguna server, biaya penggunaan warnet,

biaya operasional sangat berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha warnet.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam

pengumpulan data dan informasi empiris untuk memecahkan permasalahan dan menguji

hipotesis penelitian.

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Medan, Sumatera Utara. Dengan ruang lingkup

penelitian ini dilakukan mencakup wilayah kecamatan medan polonia, kecamatan medan

johor, kecamatan medan maimun dan kecamatan medan area. Penulis memilih kota

Medan menjadi lokasi penelitian karena di kota Medan merupakan salah satu kota yang

mendapat pemadaman listrik secara bergilir dan mempunyai banyak para pengusaha

warung internet yang mempunyai pengaruh terhadap pendapatan mereka.

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran baik

kuantitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan

jelas. Sedangkan sample adalah sebagaian anggota populasi yang diambil dengan

menggunakan teknik simple random sampling. Adapun yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah para pengusaha warung internet sebanyak 50 orang/50 warung

internet (warnet) yang terdapat dikota Medan dengan biaya penggunaan warnet berkisar

Rp.3000-Rp.3500. Secara teknis pengambilan responden dilakukan dengan cara acak

sederhana (simple random sampling) yang diusahakan secara proporsional yaitu dengan

cara mewawancarai pengusaha warung telekomunikasi yang bersedia untuk dijadikan

sebagai narasumber. Responden adalah pengusaha yang bergerak dalam bidang usaha

warung internet.

3.3 Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data peneliti menggunakan 2 jenis metode. Hal ini bertujuan,

untuk membuktikan hipotesis yang diajukan, menjelaskan masalah yang diteliti dan

untuk mencapai tujuan penelitian yang dilakukan.

Adapun jenis metode pengumpulan data tersebut adalah:

1. Pengumpulan Data Primer

Tekhnik pengumpulan yang diperoleh secara langsung di lapangan dari

responden dengan cara wawancara yang berpedoman kepada kuesioner yang telah di

persiapkan mengenai pengaruh pemadaman listrik terhadap pendapatan mereka yaitu

pengusaha warung internet

2. P engumpulan Data Sekunder


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari instansi-

instansi yang terkait dengan melakukan studi kepustakaan terhadap bahan-bahan

publikasi secara resmi, buku-buku, majalah-majalah serta laporan lain yang berhubungan

dengan penelitian.

Pengolahan data dengan menggunakan program E-Views 4.1 untuk mengola data

dalam penulisan skripsi ini.

3.4 Model Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam menganalisa data adalah model

ekonometrika. Teknik analisis yang digunakan adalah model kuadrat terkecil biasa

(Ordinary Least Square/OLS).

Adapun persamaan model estimasinya adalah sebagai berikut :

Y=f(X1,X2,X3, ,X4)…………………………………………………..1

Kemudian dibentuk dalam model ekonometrika dengan persamaan sebagai berikut:

Y=α+β1X1+β2X2+β3X3+ β4X4μ………………………………………….2

Dimana:

Y = Pendapatan Pengusaha Warung Internet (dalam Rupiah / Bulan)

α = Intercept

X1 = Waktu Pemadaman Listrik (dalam Jam / bulan)

X2 = Jumlah Pelanggan warnet (dalam orang / bulan)

X3 = Biaya Penggunaan warnet (dalam Rupiah/ bulan)

X4 = Biaya Operasional (dalam Rupiah/ bulan)

β1β2β3β4 = Koefisien Regresi


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
μ = Terms of Error

Bentuk hipotesis sebagai berikut:

∂Y
< 0, artinya jika kenaikan pada X1 (Waktu Pemadaman listrik), maka Y
∂X 1

(pendapatan) akan turun, cateris paribus

∂Y
> 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (jumlah pelanggan warnet), maka Y
∂X 2

(pendapatan) mengalami kenaikan, ceteris paribus.

∂Y
> 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X3 (biaya penggunaan warnet), maka Y
∂X 3

(Pendapatan) mengalami kenaikan, ceteris paribus.

∂Y
< 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X4 (biaya operasional), maka Y
∂X 4

(Pendapatan) akan turun, ceteris paribus.

3.5. Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)

3.5.1. Koefisien determinan (R-square)

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel

independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen.

3.5.2. Uji t-statistik

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Uji t-statistik merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah

masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan

menganggap variabel independent lainnya konstan.

Dalam uji t-statistik ini digunakan hipotesis:

Ho : bi = b

Ha : bi ≠ b

Dimana bi adalah koefisien variabel independent pertama nilai parameter hipotesis, dan

biasanya b = 0. Artinya pengaruh tidak signifikan pada α tertentu. Bila nilai t-hitung > t-

table maka tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel

independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.

Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :

bi
t-hitung =
Se(bi )

Dimana:

bi = koefisien variabel independent ke-1

Sbi = simpangan baku dari variabel independent ke-1

3.5.3. Uji F-statistik

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap dependen variabel.

Untuk uji F-statistik ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

Ho : b1 = b2 = …..= bk = 0

Ha : b1 ≠ b2 ≠ …….. ≠ bk ≠ 0

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak, yang berarti nilai variabel independen secara

bersama-sama mempengaruhi variabel independen. Nilai F-hitung dapat diperoleh

dengan rumus :

R2 / k −1
F-hitung =
(1 − R 2 ) /(n − k )

Dimana:

R² : koefisien determinasi

k : jumlah variabel independen tambah intercept

n : jumlah sample

3.5.4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Multikolinearity

Multikolinearity adalah alat yang digunakan untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang kuat (kombinasi linier) diantara independent variabel. Suatu model

regresi linier akan menghasilkan estimasi yang baik apabila model tersebut tidak

mengandung multikolinearity. Multikolinearity terjadi karena adanya hubungan yang

kuat antara sesama variabel independent dari suatu model estimasi.

3.5.5. Serial Correlation / Autocorrelation

Uji Durbin Watson (Uji D-W)

Uji Durbin-Watson digunakan untuk mengetahui apakah didalam model yang

digunakan terdapat autokolerasi diantara variabel – variabel yang diamati. Uji Durbin-

Watson ini dirumuskan sebagai beriikut:

Σ(et − (et − 1)) 2


D-hitung =
Σe 2 t

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Ho : ρ = 0, artinya tidak ada autokorelasi

Ha : ρ ≠ 0, artinya ada autokorelasi

Dengan jumlah sample tertentu dan jumlah variabel independent teretentu, diperoleh nilai

kritis dl dan du dalam table distribusi Durbin – Watson untuk berbagai nilai. Hipotesisnya

yang digunakan adalah :

Dimana:

Ho : tidak ada autokorelasi

Dw < du : tolak Ho (ada korelasi positif)

Dw > 4du : tolak Ho (ada korelasi negatif)

Du < Dw < 4-du : tolak Ho (tidak ada korelasi)

dl ≤ Dw ≥ du : tidak bisa disimpulkan (inconclusive)

(4-du) ≤ Dw ≤ (4-dl) : tidak bisa disimpulkan (inconclusive)

3.5.6 Heterokedastisitas

Heterokedastisitas ialah suatu keadaan dimana varian dari kesalahan pengganggu

tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas, yaitu E (Xi, µi) ≠ 0, sehingga E (µi)2 ≠ σ2.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Ini merupakan pelanggaran salah satu asumsi tentang model regresi linear

berdasarkan metode kuadrat terkecil. Di dalam regresi, biasanya kita berasumsi bahwa E

(µi)2 = σ2, untuk semua µi, artinya untuk semua kesalahan pengganggu, variannya sama.

Pada umumnya terjadi di dalam analisis data cross section, yaitu data yang

menggambarkan keadaan pada suatu waktu tertentu, misalnya data hasil suatu survei.

Pengujian untuk mendeteksi heteroskedastisitas dilakukan dengan cara:

Uji Formal yaitu Uji White (White’s General Heteroscedasticity Test)

Uji White dimulai pengujiannya dengan membentuk model:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µi

Kemudian, persamaan diatas dimodifikasi dengan membentuk regresi bantuan

(auxiliary regression) sehingga model menjadi:

µi2 = α0 + α1X1 + α2X2 + α3X3 + α4X12 + α5X22 + α6X32 + α7X1X2X3 + υ1

Pedomannya adalah bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas dalam hasil

estimasi, jika nilai R2 hasil regresi dikalikan dengan jumlah data atau (n.R2 = χ2 hitung)

lebih kecil dibandingkan χ2 tabel. Sementara, akan terdapat masalah heterokedastisitas

apabila hasil estimasi menunjukkan bahwa χ2 hitung lebih besar dibandingkan dengan χ2

tabel.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
3.6. Defenisi Operasional

a. Pendapatan Pengusaha adalah Pendapatan Pengusaha warnet sesudah terjadi

pemadaman listrik, yaitu hasil penjualan yang dikurangi dengan biaya-biaya yang

diperoleh para pengusaha dalam jangka waktu perhari mereka membuka

usahanya.

b. Jumlah Pelanggan warnet adalah banyaknya komputer yang digunakan oleh

pelanggan.

c. Biaya penggunaan warnet adalah harga yang dikeluarkan dalam penggunaan

warnet.

d. Biaya operasional adalah harga yang dikeluarkan oleh pengusaha untuk

menunjang berjalannya usaha warnet, antara lain upah gaji karyawan, biaya listrik

dan air, biaya pengeluaran mesin genset apabila terjadi pemadaman dan biaya

lain-lain.

e. Waktu Pemadaman listrik adalah kegiatan yang dilakukan oleh PLN dalam

penghematan energi listrik.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

A. Kondisi Geografis Kota medan

Kota medan merupakan salah satu Daerah Tingkat II (Dati II) yang terdapat di

propinsi Sumatera Utara yang sekaligus merupakan Ibu kota dari propinsi Sumatera

Utara. Kota medan terletak pada 2o 27 – 2o 47o Lintang Utara dan 98o 35 – 98o 44 Bujur

Timur. Disebelah Utara berbatasan dengan selat Sumatera, sebelah Barat berbatasan

dengan Kecamatan Sunggal (Kabupaten Deli Serdang), sebelah Selatan berbatasan

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
dengan Kecamatan Deli Tua (Kabupaten Deli Serdang), dan sebelah timur berbatasan

dengan Kecamatan Percut Sei Tuan (Kabupaten Deli Serdang).

Luas wilayah kota medan adalah 265,10 km2 atau sekitar 6,37% dari luas propinsi

sumatera utara. Secara administrasi, kota medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151

kelurahan. Dari kecamatan-kecamatan yang ada di kota medan, kecamatan yang memiliki

wilayah paling luas adalah medan labuhan dengan luas 36,67 km2 dan Medan Marelan

23,82 km2, seperti yang tercantum dalam tabel 4.1

Kota Medan terletak pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter dari permukaan laut dengan

kemiringan 0-2 (datar) seluas 245,31 km2 atau 92,57% (bergelombang) seluas 19,69 km2

atau 7,4% dari seluruh wilayah. Kedalaman 20-60 cm seluas 124,60 km2 atau 42,02%

dan 60-90 cm seluas 140,40 km2 atau 52,98% dari luas seluruh wilayah dan tidak

bererosi. Kotamadya Medan memiliki iklim tropis dengan temperatur rata-rata tahunan

adalah 26o celsius.

Tabel 4.1
Nama-nama Kecamatan, jumlah kelurahan, luas wilayah, di Kota Medan

No Kecamatan Jumlah Kelurahan Luas Wilayah


1 Medan Tuntungan 9 14,90
2 Medan Johor 6 15,00
3 Medan Amplas 7 13,84
4 Medan Denai 6 8,86
5 Medan Area 12 3,90
6 Medan Kota 12 5,40
7 Medan Maimun 6 3,98
8 Medan Polonia 5 8,28
9 Medan Baru 6 4,94
10 Medan Selayang 6 19,80
11 Medan Sunggal 6 15,70
12 Medan Helvetia 7 11,60
13 Medan Petisah 7 4,50
14 Medan Barat 6 6,60
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
15 Medan Timur 11 7,60
16 Medan Perjuangan 9 4,40
17 Medan Tembung 7 6,80
18 Medan Deli 6 17,60
19 Medan Labuhan 6 45,20
20 Medan Marelan 5 36,20
21 Medan Belawan 6 10,00
Jumlah 151 265,10
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009

B. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Medan

Didalam garis-garis besar haluan negara (GBHN) dinyatakan bahwa jumlah

penduduk yang besar baru menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional

hanya bila penduduk besar tersebut berkualitas baik, namun dengan pertumbuhan yang

pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara merata. Hal ini

berarti bahwa penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah

dicapai.

Pada umumnya keberadaan penduduk dalam jumlah dengan pertumbuhan yang

tinggi dianggap sebagai penghambat dalam pembangunan, karena jumlah penduduk yang

besar memperkecil pendapatan perkapita dan menimbulkan masalah ketenagakerjaan,

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
tapi sebenarnya hal itu juga bergantung kepada kapasitas penduduk tersebut ( Dumairy,

1997 : 68).

Mobilitas dan persebaran penduduk yang optimal berdasarkan adanya

keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung

lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembagunan

akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi

lingkungan maupun sebaliknya.

Pada tahun 2006, diproyeksikan penduduk kota medan mencapai 2.067.288 jiwa,

dibandingkan hasil sensus penduduk 2000 terjadi pertambahan penduduk sebesar 163.015

jiwa ( 0,92% ) dengan luas wilayah mencapai 265,10 km2, kepadatan penduduk mencapai

7.798 jiwa/ km2.

Tabel 4.2
Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Medan ( 1997 – 2006 )
Tahun Jumlah (Jiwa)
1997 1.899.028
1998 1.901.067
1999 1.902.500
2000 1.904.273
2001 1.926.520
2002 1.963.882
2003 1.993.602
2004 2.006.142
2005 2.036.185

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2006 2.067.288

Sumber : Badan Pusat Statistik Medan 2009

Tabel 4.3
Kepadatan Penduduk Per Km2

Tahun Kepadatan Penduduk Per


(Km2)
2000 7.183
2001 7.267
2002 7.408
2003 7.520
2004 7.756
2005 7.681
2006 7.798

Sumber : Badan Pusat Statistik Medan 2009

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Persebaran penduduk berhubungan dengan pola pemukiman suatu daerah.

Beberapa faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk antara lain : iklim. Letak,

bentuk dataran atau tanah, kesuburan tanah, sumber alam, sosial budaya, dan teknologi.

Apabila persebaran penduduk di setiap wilayah tidak merata, akibat langsung yang

terlihat adalah kepadatan penduduk yang tidak merata. Kepadatan ini dinyatakan dengan

banyaknya penduduk per km2. akibat dari persebaran penduduk yang tidak merata di

setiap wilayah kecamatan bervariasi. Pada umunya pengembangan di kota medan

mempunyai kepadatan penduduk yang cukup tinggi.

Salah satu faktor yang menyebabkan penyebaran penduduk yang tidak merata

adalah pembangunan sarana serta prasarana, disamping itu juga karena merupakan

kawasan yang ekonominya berkembang pesat. Biasanya penduduk akan pindah dari asal

untuk mencari penghidupan yang lebih baik di kota. Wilayah – wilayah yang menjadi

pusat pekerjaan yang selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan hidup dan

pendapatan perkapita.

4.1.2 Sejarah Perkembangan Internet di Kota medan

Sejarah internet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S.

Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan

riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah komputer sehingga

membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada

1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga

mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia

ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga

langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @ juga diperkenalkan sebagai

lambang penting yang menunjukkan "at" atau "pada". Tahun 1973, jaringan komputer

ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Komputer University College

di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota

jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan

Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal

pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.

Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka

dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982

dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita

kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal

dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda,

Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup

USENET.

Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus

memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer

yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari

100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang

paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang

bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk

jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web.
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Manfaat internet

Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang

mempunyai akses ke internet .Berikut ini sebagian dari apa yang tersedia di internet:

1. Informasi untuk kehidupan pribadi : kesehatan, rekreasi, hobby,

pengembangan pribadi, rohani, sosial.

2. Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja :sains, teknologi,

perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi

bisnis, berbagai forum komunikasi.

Satu hal yang paling menarik ialah keanggotaan internet tidak mengenal batas

negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor faktor lain yang biasanya dapat

menghambat pertukaran pikiran. Internet adalah suatu komunitas dunia yang sifatnya

sangat demokratis serta memiliki kode etik yang dihormati segenap anggotanya. Manfaat

internet terutama diperoleh melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa

mengenal batas jarak dan waktu.

Untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, sudah

waktunya para profesional Indonesia memanfaatkan jaringan internet dan menjadi bagian

dari masyarakat informasi dunia.

Web Site atau Situs

Pengertian Web Site atau Situs,Situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman

yang digunakan untuk menampilkan informasi, gambar gerak, suara, dan atau gabungan

dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu

rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
link-link. Unsur-Unsur Web Site atau Situs ,Untuk membangun situs diperlukan beberapa

unsur yang harus ada agar situs dapat berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan.

Unsur-unsur yang harus ada dalam situs antara lain:

a. Domain Name.

Domain name atau biasa disebut nama domain adalah alamat permanen situs di

dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah situs atau dengan kata lain

domain name adalah alamat yang digunakan untuk menemukan situs kita pada dunia

internet. Istilah yang umum digunakan adalah URL. Contoh sebuah URL adalah

http://www.yahoo.com--dapat juga tanpa www--

Ada banyak macam nama domain yang dapat kita pilih sesuai dengan keinginan. Berikut

beberapa nama domain yang sering digunakan dan tersedia di internet:

1. Generic Domains

Merupakan domain name yang berakhiran dengan .Com .Net .Org .Edu .Mil atau .Gov.

Jenis domain ini sering juga disebut top level domain dan domain ini tidak berafiliasi

berdasarkan negara, sehingga siapapun dapat mendaftar.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
• .com : merupakan top level domain yang ditujukan untuk kebutuhan

"commercial".

• .edu : merupakan domain yang ditujukan untuk kebutuhan dunia pendidikan

(education)

• .gov : merupakan domain untuk pemerintahan (government)

• .mil : merupakan domain untuk kebutuhan angkatan bersenjata (military)

• .org : domain untuk organisasi atau lembaga non profit (Organization).

2. Country-Specific Domains

Yaitu domain yang berkaitan dengan dua huruf ekstensi, dan sering juga disebut second

level domain, seperti .id(Indonesia), .au(Australia), .jp(Jepang) dan lain lain. Domain ini

dioperasikan dan di daftarkan dimasing negara. Di Indonesia, domain-domain ini

berakhiran, .co.id, .ac.id, .go.id, .mil.id, .or.id, dan pada akhir-akhir ini ditambah dengan

war.net.id, .mil.id, dan web.id. Penggunaan dari masing-masing akhiran tersebut berbeda

tergantung pengguna dan pengunaannya, antara lain:

• .co.id : Untuk Badan Usaha yang mempunyai badan hukum sah

• .ac.id : Untuk Lembaga Pendidikan

• .go.id : Khusus untuk Lembaga Pemerintahan Republik Indonesia

• .mil.id : Khusus untuk Lembaga Militer Republik Indonesia

• .or.id : Untuk segala macam organisasi yand tidak termasuk dalam kategori

"ac.id","co.id","go.id","mil.id" dan lain

• .war.net.id : untuk industri warung internet di Indonesia


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
• .sch.id : khusus untuk Lembaga Pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan

seperti SD, SMP dan atau SMU

• .web.id : Ditujukan bagi badan usaha, organisasi ataupun perseorangan yang

melakukan kegiatannya di Worl Wide Web.

Nama domain dari tiap-tiap situs di seluruh dunia tidak ada yang sama sehingga tidak ada

satupun situs yang akan dijumpai tertukar nama atau tertukar halaman situsnya. Untuk

memperoleh nama dilakukan penyewaan domain, biasanya dalam jangka

tertentu(tahunan).

b. Hosting

Hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat

menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainya yang akan ditampilkan di

situs. Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung dari besarnya hosting yang

disewa/dipunyai, semakin besar hosting semakin besar pula data yang dapat dimasukkan

dan di tampilkan dalam situs.

Hosting juga diperoleh dengan menyewa. Besarnya hosting ditentukan ruangan

harddisk dengan ukuran MB(Mega Byte) atau GB(Giga Byte). Lama penyewaan hosting

rata-rata dihitung per tahun. Penyewaan hosting dilakukan dari perusahaan-perusahaan

penyewa web hosting yang banyak dijumpai baik di Indonesia maupun Luar Negri.

c. Scripts/Bahasa Program

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Adalah bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah dalam situs

yang pada saat diakses. Jenis scripts sangat menentukan statis, dinamis atau interaktifnya

sebuah situs. Semakin banyak ragam scripts yang digunakan maka akan terlihat situs

semakin dinamis, dan interaktif serta terlihat bagus. Bagusnya situs dapat terlihat dengan

tanggapan pengunjung serta frekwensi kunjungan.

Beragam scripts saat ini telah hadir untuk mendukung kualitas situs. Jenis jenis

scripts yang banyak dipakai para designer antara lain HTML, ASP, PHP, JSP, Java

Scripts, Java applets dsb. Bahasa dasar yang dipakai setiap situs adalah HTML sedangkan

ASP dan lainnya merupakan bahasa pendukung yang bertindak sebagai pengatur dinamis,

dan interaktifnya situs.

Scripts ASP, PHP, JSP atau lainnya bisa dibuat sendiri, bisa juga dibeli dari para

penjual scripts yang biasanya berada di luar negri. Harga Scripts rata-rata sangat mahal

karena sulitnya membuat, biasanya mencapai puluhan juta. Scripts ini biasanya

digunakan untuk membangun portal berita, artikel, forum diskusi, buku tamu, anggota

organisasi, email, mailing list dan lain sebagainya yang memerlukan update setiap saat.

d. Design Web

Setelah melakukan penyewaan domain dan hosting serta penguasaan scripts,

unsur situs yang paling penting dan utama adalah design. Design web sangat menentukan

kualitas dan keindahan situs. Design sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung

akan bagus tidaknya sebuah web site.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Untuk membuat situs biasanya dapat dilakukan sendiri atau menyewa jasa web

designer. Saat ini sangat banyak jasa web designer, terutama di kota-kota besar. Perlu

diketahui bahwa kualitas situs sangat ditentukan oleh kualitas designer. Semakin banyak

penguasaan web designer tentang beragam program/software pendukung pembuatan situs

maka akan dihasilkan situs yang semakin berkualitas, demikian pula sebaliknya. Jasa web

designer ini yang umumnya memerlukan biaya yang tertinggi dari seluruh biaya

pembangunan situs dan semuanya itu tergantung kualitas designer.

e. Publikasi

Keberadaan situs tidak ada gunanya dibangun tanpa dikunjungi atau dikenal oleh

masyarakat atau pengunjung internet. Karena efektif tidaknya situs sangat tergantung dari

besarnya pengunjung dan komentar yang masuk. Untuk mengenalkan situs kepada

masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi atau promosi. Publikasi situs di

masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan pamlet-pamlet,

selebaran, baliho dan lain sebagainya tapi cara ini bisa dikatakan masih kurang efektif

dan sangat terbatas. cara yang biasanya dilakukan dan paling efektif dengan tak terbatas

ruang atau waktu adalah publikasi langsung di internet melalui search engine-search

engine (mesin pencari, spt : Yahoo, Google, Search Indonesia, dsb)

Cara publikasi di search engine ada yang gratis dan ada pula yang membayar.

Yang gratis biasanya terbatas dan cukup lama untuk bisa masuk dan dikenali di search

engine terkenal seperti Yahoo atau Google. Cara efektif publikasi adalah dengan

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
membayar, walaupun harus sedikit mengeluarkan akan tetapi situs cepat masuk ke search

engine dan dikenal oleh pengunjung.

Asosiasi WARNET Indonesia

Pada tanggal 25 Mei 2000 merupakan hari bersejarah bagi rekan-rekan

w:WARNET – karena telah lahir Asosiasi Warnet Indonesia yang ada secara fisik dalam

pertemuan di kantor w:DIKMENJUR. Dalam sebuah rapat untuk melihat kemungkinan

kerjasama antara rekan-rekan WARNET dengan SMK, yang di pimpin oleh DR. Gatot

HP Direktur Menengah Kejuruan DIKNAS pada saat itu. Asosiasi WARNET Indonesia

kemudian di kenal sebagai AWARI.Ketua Asosiasi Warnet pertama adalah rekan Rudy

Rusdiah, Bendahara rekan Adlinsyah dan Sekretaris Abdullah Koro. Tampaknya aktifias

ketua AWARI waktu itu dirasakan tidak terlalu transparan kepada teman-teman

WARNET. Di akhir 2001, di lakukan pertemuan rekan-rekan aktifis WARNET yang

berakhir dengan di gantinya pengurus lama dengan presidium AWARI yang dipimpin

oleh Judith MS, Michael Sunggiardi dan Abdullah Koro.

Awal Internet Indonesia

RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu,

Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama

legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia di tahun 1992 hingga 1994. Masing-

masing personal telah mengkontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun

cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan Internet di Indonesia dapat dilihat di

beberapa artikel di media cetak seperti KOMPAS berjudul "Jaringan komputer biaya

murah menggunakan radio" di akhir tahun 1990 dan awal tahun 1991. Juga beberapa

artikel pendek di Majalah Elektron Himpunan Mahasiswa Elektro ITB di tahun 1989.

Inspirasi tulisan-tulisan awal Internet Indonesia datangnya dari kegiatan di amatir

radio khususnya di Amateur Radio Club (ARC) ITB di tahun 1986. Bermodal pesawat

Transceiver HF SSB Kenwood TS430 milik Harya Sudirapratama (YC1HCE) dengan

komputer Apple II milik Onno W. Purbo (YC1DAV) sekitar belasan anak muda ITB

seperti Harya Sudirapratama (YC1HCE), J. Tjandra Pramudito (YB3NR), Suryono

Adisoemarta (N5SNN) bersama Onno W. Purbo, berguru pada para senior radio amatir

seperti Robby Soebiakto (YB1BG), Achmad Zaini (YB1HR), Yos (YB2SV), di band

40m. Robby Soebiakto merupakan pakar diantara para amatir radio di Indonesia

khususnya untuk komunikasi data packet radio yang kemudian didorong ke arah TCP/IP,

teknologi packet radio TCP/IP yang kemudian diadopsi oleh rekan-rekan BPPT, LAPAN,

UI, dan ITB yang kemudian menjadi tumpuan Paguyuban Net di tahun 1992-1994.

Robby Soebiakto menjadi koordinator IP pertama dari AMPR-net (Amatir Packet Radio

Network) yang di Internet dikenal dengan domain AMPR.ORG dan IP 44.132. Sejak

tahun 2000, AMPR-net Indonesia di koordinir oleh Onno W. Purbo (YC0MLC).

Koordinasi dan aktivitasnya mengharuskan seseorang untuk menjadi anggota ORARI dan

di koordinasi melalui mailing list ORARI, seperti, orari-news@yahoogroups.com.

Di tahun 1986-1987 yang merupakan awal perkembangan jaringan paket radio di

Indonesia, Robby Soebiakto merupakan pionir di kalangan pelaku radio amatir Indonesia
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
yang mengaitkan jaringan amatir Bulletin Board System (BBS) yang merupakan jaringan

e-mail store and forward yang mengkaitkan banyak "server" BBS amatir radio seluruh

dunia agar e-mail dapat berjalan dengan lancar. Di awal tahun 1990, komunikasi antara

Onno W. Purbo yang waktu itu berada di Kanada dengan panggilan YC1DAV/VE3

dengan rekan-rekan radio amatir di Indonesia dilakukan melalui jaringan amatir radio ini.

Dengan peralatan PC/XT dan walkie talkie 2 meteran, komunikasi antara Indonesia-

Kanada terus dilakukan dengan lancar melalui jaringan radio amatir. Robby Soebiakto

berhasil membangun gateway amatir satelit di rumahnya di Cinere melalui satelit-satelit

OSCAR milik radio amatir kemudian melakukan komunikasi lebih lanjut yang lebih

cepat antara Indonesia-Kanada. Pengetahuan secara perlahan ditransfer dan berkembang

melalui jaringan radio amatir ini.

RMS Ibrahim (biasa dipanggil Ibam) merupakan motor dibalik operasional

Internet di UI. RMS Ibrahim pernah menjadi operator yang menjalankan gateway ke

Internet dari UI yang merupakan bagian dari jaringan universitas di Indonesia UNINET.

Protokol UUCP yang lebih sederhana daripada TCP/IP digunakan terutama digunakan

untuk mentransfer e-mail & newsgroup. RMS Ibrahim juga merupakan pemegang

pertama Country Code Top Level Domain (ccTLD) yang dikemudian hari dikenal

sebagai IDNIC [1].

Muhammad Ihsan adalah staff peneliti di LAPAN Ranca Bungur tidak jauh dari

Bogor yang di awal tahun 1990-an di dukung oleh pimpinannya Ibu Adrianti dalam

kerjasama dengan DLR (NASA-nya Jerman) mencoba mengembangkan jaringan

komputer menggunakan teknologi packet radio pada band 70cm & 2m. Jaringan tersebut
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
dikenal sebagai JASIPAKTA dengan dukungan DLR Jerman. Protokol TCP/IP di

operasikan di atas protokol AX.25 pada infrastruktur packet radio. Muhammad Ihsan

mengoperasikan relay penghubung antara ITB di Bandung dengan gateway Internet yang

ada di BPPT di tahun 1993-1998.

Firman Siregar merupakan salah seorang motor di BPPT yang mengoperasikan

gateway radio paket bekerja pada band 70cm di tahun 1993-1998-an. PC 386 sederhana

menjalankan program NOS di atas sistem operasi DOS digunakan sebagai gateway

packet radio TCP/IP. IPTEKNET masih berada di tahapan sangat awal perkembangannya

saluran komunikasi ke internet masih menggunakan protokol X.25 melalui jaringan

Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP) terkait pada gateway di DLR Jerman.

Putu sebuah nama yang melekat dengan perkembangan PUSDATA DEPRIN

waktu masa kepemimpinan Bapak Menteri Tungki Ariwibowo menjalankan BBS

pusdata.dprin.go.id. Di masa awal perkembangannya BBS Pak Putu sangat berjasa dalam

membangun pengguna e-mail khususnya di jakarta Pak Putu sangat beruntung

mempunyai menteri Pak Tungki yang "maniak" IT dan yang mengesankan dari Pak

Tungki beliau akan menjawab e-mail sendiri. Barangkali Pak Tungki adalah menteri

pertama di Indonesia yang menjawab e-mail sendiri.

Suryono Adisoemarta N5SNN di akhir 1992 kembali ke Indonesia, kesempatan

tersebut tidak dilewatkan oleh anggota Amateur Radio Club (ARC) ITB seperti Basuki

Suhardiman, Aulia K. Arief, Arman Hazairin di dukung oleh Adi Indrayanto untuk

mencoba mengembangkan gateway radio paket di ITB. Berawal semangat &

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
bermodalkan PC 286 bekas barangkali ITB merupakan lembaga yang paling miskin yang

nekad untuk berkiprah di jaringan PaguyubanNet. Rekan lainnya seperti UI, BPPT,

LAPAN, PUSDATA DEPRIN merupakan lembaga yang lebih dahulu terkait ke jaringan

di tahun 1990-an mereka mempunyai fasilitas yang jauh lebih baik daripada ITB. Di ITB

modem radio paket berupa Terminal Node Controller (TNC) merupakan peralatan

pinjaman dari Muhammad Ihsan dari LAPAN.

Berawal dari teknologi radio paket 1200bps, ITB kemudian berkembang di tahun

1995-an memperoleh sambungan leased line 14.4Kbps ke RISTI Telkom sebagai bagian

dari IPTEKNET akses Internet tetap diberikan secara cuma-cuma kepada rekan-rekan.

yang lain. September 1996 merupakan tahun peralihan bagi ITB, karena

keterkaitan ITB dengan jaringan penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3)

sehingga memperoleh bandwidth 1.5Mbps ke Jepang yang terus ditambah dengan

sambungan ke TelkomNet & IIX sebesar 2Mbps. ITB akhirnya menjadi salah satu bagian

terpenting.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden

Penulis melakukan survey ke lapangan dengan menyebar kuisioner sebanyak 30

responden yaitu warung internet untuk memperoleh berbagai informasi. Dari hasil survey

tersebut dijelaskan karakteristik dari responden yang dapat di lihat pada lampiran

4.2.2 Jumlah Kamar Bicara Umum (KBU) Warnet

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Kamar Bicara Umum (KBU) dikelompokan ke dalam tiga kelompok yang dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.4
Karakteristik Menurut Jumlah KBU

Jumlah (KBU) Jumlah Warnet Persentase

1 – 10 7 14

11 – 20 31 62

21 – 30 12 24

Jumlah 50 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer (kuisioner),2009

Dari tabel diketahui bahwa sebahagian jumlah KBU yang paling banyak adalah

berjumlah antara 11 – 20 KBU yaitu sebesar 62% atau sebanyak 31 warnet, kemudian.

diikuti oleh kelompok kedua yaitu berjumlah antara 21 – 30 KBU sebanyak 24% atau

sebanyak 12 warnet, sedangkan jumlah KBU yang paling sedikit adalah berjumlah antara

1 – 10 KBU yaitu sebesar 14% atau sebanyak 7 warnet.

4.2.3 Jumlah Pengguna/ Pelanggan Warnet

Pengguna/ Pelanggan warnet di kelompokan menjadi tiga kelompok yang dapat di

lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.5
Karakteristik Menurut Pengguna Warnet

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Jumlah Pelanggan Jumlah Warnet Persentase

100 – 500 7 14
600 – 1000 16 32
> 1000 27 54
Jumlah 50 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer (Kuisioner), 2009

Dari tabel di atas dapat dilihat banyak nya pelanggan warnet beragam mulai dari 100

orang sehari sampai lebih dari 1000 orang per bulan. Pada tabel diatas dapat di peroleh

gambaran jumlah pelanggan warnet yaitu antara 100 – 500 orang sebanyak 7 warnet atau

sebesar 14% , kemudian antara 600 – 1000 orang sebanyak 16 warnet atau sebesar 32%,

dan lebih dari 1000 orang sebanyak 27 warnet atau sebesar 54%.

4.2.4 Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang harus dikeluarkan para pengusaha agar usaha

warung internet dapat berjalan, yaitu :

Tabel 4.6
Biaya Operasional

Biaya Operasional Jumlah Warnet Persentase


(Rp/bln)
1.000.000 – 1.500.000 12 24

1.600.000 – 2.000.000 14 28

2.100.000 – 3.000.000 14 28

> 3.000.0000 10 20

Jumlah 50 100

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Sumber : Hasil Olahan Data Primer (Kuisioner), 2009

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa biaya operasional pada jumlah antara 1.000.000

– 1.500.000 rupiah sebanyak 12 warnet atau 24%, antara 1.600.000 – 2.000.000 rupiah

sebanyak 14 warnet atau 28%, kemudian pada jumlah 2.100.000 – 3.000.000 sebanyak

14 warnet atau 28%, dan pada besaran yg tertinggi antara > 3.000.000 rupiah sebanyak

10 warnet atau 20%.

Dari hasil olahan data primer odiketahui pendapatan pengusaha warnet,

pendapatan yang dimaksud diatas adalah pendapatan bersih (keuntungan/laba) setelah di

kurangi biaya-biaya seperti, biaya upah/gaji karyawan, biaya pengeluaran mesin genset,

biaya listrik selama sebulan.

Omset terbesar dimiliki oleh warnet Rawit-Net dengan laba sebesar Rp.

18.000.000, hal ini di sebabkan lokasi warnet ini sangat strategis dan terjangkau oleh

semua orang baik siang maupun malam hari.

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
4.3 Analisis Data

4.3.1 Dampak Pendapatan Sebelum dan Sesudah Pemadaman Listrik

Untuk mengetahui dampak yang di timbulkan akibat pemadaman listrik terhadap

pendapatan pengusaha warnet, maka diperlukan pengertian dampak. Dampak (impact)

adalah adanya suatu perubahan kondisi akibat adanya perubahan sesuatu pada suatu

sistem. Dampak ini dapat berakibat positif maupun negatif yang keduanya perlu

diantisipasi. Dari data pendapatan yang diperoleh dari penyebaran kuisioner bahwa

pendapatan sebelum pemadaman listrik pada bulan juli 2008 tidak mengalami penurunan

dan dari data pendapatan pada bulan agustus 2008 yaitu bulan dimana belum begitu

banyak terjadi pemadaman bergilir, maka pada bulan agustus mengalami penurunan

dalam pendapatan pengusaha warnet. Maka dampak pemadaman sesudah dan sebelum

terjadinya pemadaman dapat dilihat pada kurva di bawah ini :

Sebelum dan Sesudah Pemadaman Listrik


20.000.000

18.000.000

16.000.000

14.000.000
Pendapatan

12.000.000

10.000.000
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
8.000.000
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
6.000.000

4.000.000

2.000.000

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

n
Gambar 4.1
Kurva Dampak Sebelum dan Sesudah Pemadaman Listrik

Dari kurva yang diatas dapat diketahui tingkat pendapatan sebelum dan sesudah

pemadaman listrik terjadi, yaitu pada garis Merah menunjukkan pendapatan bersih

pengusaha sebelum adanya pemadaman listrik (juli 2008), dan pada garis hitam

menunjukkan pendapatan sesudah pemadaman listrik terjadi (Agustus 2008) terlihat

semakin menurun di setiap warnet.

Maka dapat disimpulkan bahwa adanya dampak yang negatif setelah terjadi

pemadaman listrik, artinya dimana pendapatan pengusaha terlihat menurun pada bulan

agustus karena adanya pemadaman listrik menurut data empiris.

Untuk membuktikan hipotesia pertama, maka berdasarkan uji statistik dengan

menggunakan Uji B (t), pendapatan pengusaha sebelum dan sesudah pemadaman listrik

dalam satu bulan, dapat dilihat pada tabel di Lampiran II Data Pendapatan Pengusaha

Sesudah dan Sebelum Pemadaman Listrik terjadi.

Dari tabel itu dapat dibuat prosedur perhitungan untuk mencari koefisien t ( uji

beda) pada sampel sebagai berikut :

t= X 1 – X2

(ƩX – (ƩX 1)2 / n ) + (Ʃ X 22 – (ƩX 2)2 / n )


2
1

n(n–1)
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
6.929.000 – 7.985.000

(346.450.0002 – (346.450.000)2 / 50) + (399.250.0002 – (399.250.000)2 / 50 )

50 ( 50 – 1 )

t = - 1.056.000

6.376022

= 1.56838

t – tabel (α = 5%) = 2,021

Hipotesis : Ho : ρ = 0

Ha : ρ ≠ 0

Kriteria : Ho diterima apabila t-hitung > t-tabel

Ha diterima apabila t- hitung < t-tabel

Dari data dilakukan dengan cara membandingkan besarnya nilai t hitung (uji

beda) dengan nilai t pada tabel, dengan bertolak pada derajat kebebasan atau

df = n1 + n2-2 = 50 + 50 - 2 = 53. Dengan taraf kepercayaan 95% atau α = 0.05 dalam

tabel ditemukan nilai tabel sebesar 2,021. Berdasarkan hasil perhitungan data dapat

ditentukan bahwa t-hitung<t-tabel (1.56838<2.021), dapat ditentukan Ha diterima, maka

disetujui ada perbedaan pendapatan pengusaha warnet pada saat pemadaman listrik,

artinya ada perbedaan sebelum – sesudah kenaikan tarif terhadap tingkat pendapatan

pengusaha pada tingkat kepercayaan 95%.

4.3.2 Hasil Regres

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Analisa regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisa

hubungan persamaan antar variabel. Untuk menganalisis dampak pemadaman listrik

terhadap pendapatan pengusaha warung internet di Kota Medan digunakan analisa regresi

linear berganda, dimana variabel terikat (dependent variable) adalah Pendapatan

pengusaha warnet, sedangkan variabel bebas (independent variable) adalah waktu

pemadaman listrik, jumlah pengguna warnet, biaya penggunaan warnet, dan biaya

operasional.

Model persamaan estimasi adalah sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ μ


Dimana :
Y = Pendapatan pengusaha (Rp)
α = Intercept
X1 = Waktu Pemadaman Listrik (jam)
X2 = Jumlah Pengguna Warnet (Orang)
X3 = Biaya penggunaan warnet (Rp)
X4 = Biaya Operasional (Rp)
β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi
µ = Kesalahan Pengganggu/Error Term
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dan telah
diolah dalam persamaan maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Dependent Variable: PENDAPATAN
Method: Least Squares
Date: 02/23/09 Time: 00:01
Sample: 1 50
Included observations: 50
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 11333904 5835553. 1.942216 0.0584
WAKTU -64471.80 63858.04 -1.009611 0.3181
JUMLAH 1726.493 538.6178 3.205414 0.0025
BIAYAWARNET 3279.422 1820.430 1.801454 0.0783
BIAYAOPRASIONAL 1.479903 0.615147 2.405769 0.0203
R-squared 0.501413 Mean dependent var 7928000.
Adjusted R-squared 0.457094 S.D. dependent var 3744658.
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
S.E. of regression 2759144. Akaike info criterion 32.59338
Sum squared resid 3.43E+14 Schwarz criterion 32.78458
Log likelihood -809.8345 F-statistic 11.31377
Durbin-Watson stat 1.889084 Prob(F-statistic) 0.000002
Sumber: Hasil Regresi Eviews 4.1

Berdasarkan tabel di atas hasil persamaan model estimasi adalah sebagai berikut:

LY = 11333904 – 64471.80LX1 +1726.493LX2 + 3279.422LX3 + 1.479903LX4

4.4 Interpretasi Model

Berdasarkan hasil regresi linier berganda dengan menggunakan program Eviews

4.1 di atas, maka dapat dibentuk suatu model estimasi sebagai berikut :

LY = 11333904 – 64471.80LX1 +1726.493LX2 + 3279.422LX3 + 1.479903LX4

Maka dapat diinterpretasikan untuk setiap variabel-variabel bebas adalah sebagai

berikut:

a. Variabel Waktu Pemadaman Listrik (LX1)

Variabel Waktu Pemadaman Listrik (LX1) mempunyai pengaruh negatif (-)

terhadap pendapatan pengusaha, dengan nilai koefisien regresi yang ada sebesar -–

64471.80, artinya apabila variabel waktu pemadaman listrik mengalami kenaikan sebesar

1%, maka akan menurunkan pendapatan pengusaha sebesar – 64471.80%, ceteris

paribus.

b. Variabel Jumlah pelanggan warnet (LX2)

Variabel Jumlah pelanggan warnet (LX2) mempunyai pengaruh positif (+)

terhadap pendapatan pengusaha, dengan nilai koefisien regresi yang ada sebesar

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
1726.493, artinya apabila variabel jumlah pelanggan warnet mengalami kenaikan sebesar

1%, maka akan menaikkan pendapatan pengusaha sebesar 1726.493%, ceteris paribus.

c. Variabel Biaya Penggunaan Warnet (LX3)

Variabel Biaya Penggunaan Warnet (LX3) mempunyai pengaruh positif (+)

terhadap pendapatan pengusaha, dengan nilai koefisien regresi yang ada sebesar

3279.422, artinya apabila variabel Biaya Penggunaan Warnet mengalami kenaikan

sebesar 1%, maka akan menaikkan Pendapatan Pengusaha sebesar 3279.422%, ceteris

paribus

d. Variabel Biaya Operasional (LX4)

Variabel Biaya Operasional (LX4) mempunyai pengaruh positif (+) terhadap

Pendapatan Pengusaha, dengan nilai koefisien regresi yang ada sebesar 1.479903, artinya

apabila variabel Biaya Operasional mengalami kenaikan sebesar 1%, maka akan

menaikkan Pendapatan Pengusaha sebesar 1.479903%, ceteris paribus.

Hal ini bertentangan dengan hipotesa sebelumnya dimana jika variabel biaya

operasional mengalami kenaikan maka akan menurunkan pendapatan pengusaha.

Pengaruh positif dari variabel ini terjadi karena tidak semua biaya-biaya yang

mengurangi pendapatan termasuk didalam biaya operasional usaha warnet tersebut.

4.5 Uji Kesesuaian

4.5.1 Uji t-statistik (Uji Parsial)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Uji t-statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui

apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen

dengan menganggap variabel independen lainnya konstan.

1. Variabel Waktu Pemadaman Listrik (LX1)

a. Hipotesa : H0 : b1 = 0

H1 : b1 ≠ 0

b. dF = n-k-1 = 50-4-1 = 45

c. α = 1 %

d. t-tabel = 2,704

e. Kriteria Pengambilan Keputusan :

a) Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel ( α = 1%)

b) H0 diterima apabila t-hitung < t-tabel (α = 1%)

f. t-hitung = -1.009611 (hasil olahan data)

g. Keputusan :

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa t-hitung < t-tabel, artinya H0
diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Waktu
Pemadaman Listrik (LX1) berpengaruh tidak nyata (tidak signifikan) terhadap
variabel Pendapatan Pengusaha (LY) pada tingkat kepercayaan 99% (α =1%).

Ha diterima Ha diterima

H0 diterima

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
-1.009 0 1.009 2,704

Gambar 4.2
Kurva Normalitas Uji t Variabel Waktu Pemadaman Listrik

2. Variabel Jumlah Pelanggan Warnet (LX2)

a. Hipotesa : H0 : b1 = 0

H1 : b1 ≠ 0

b. df = n-k-1 = 50-4-1 = 45

c. α = 1%

d. t-tabel = 2,704

e. Kriteria Pengambilan Keputusan :

a) Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel ( α = 1%)

b) H0 diterima apabila t-hitung < t-tabel ( α = 1% )

f. t-hitung = 3.205414 (hasil olahan data)

g. Keputusan :

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa t-hitung > t-tabel, artinya Ha

diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Jumlah Pelanggan

Warnet (LX2) berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel Pendapatan

Pengusaha (LY) pada tingkat kepercayaan 99% (α = 1%)

Ha diterima Ha diterima

H0 diterima
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
-3.205414 0 2,704 +3.205414

Gambar 4.3
Kurva Normalitas Uji t Variabel Jumlah Pelanggan Warnet

3. Variabel Biaya Penggunaan Warnet (LX3)

a. Hipotesa : H0 : b1 = 0

H1 : b1 ≠ 0

b. df = n-k-1 = 50-4-1 = 45

c. α = 10%

d. t-tabel = 1.684

e. Kriteria Pengambilan Keputusan :

a) Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel (α = 10%)

b) H0 diterima apabila t-hitung < t-tabel (α = 10%)

f. t-hitung = 1.801454 (hasil olahan data)

g. Keputusan :

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa t-hitung > t-tabel, artinya Ha

diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Biaya Penggunaan

Warnet (LX3) berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel Pendapatan

Pengusaha (LY) pada tingkat kepercayaan 90% (α = 10%).

Ha diterima Ha diterima

H0 diterima
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
-1.801454 0 1.648 +1.801454

Gambar 4.4
Kurva Normalitas Uji t Variabel Biaya Penggunaan Warnet

4. Variabel Biaya Operasional (LX4)

a. Hipotesa : H0 : b1 = 0

H0 : b1 ≠ 0

b. df = n-k-1 = 50-4-1 = 45

c. α = 10%

d. t-tabel = 1.684

e. Kriteria Pengambilan Keputusan :

a) Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel (α = 10%)

b) H0 diterima apabila t-hitung < t-tabel (α = 10%)

f. t-hitung = 2.405769 (hasil olahan data)

g. Keputusan :

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa t-hitung > t-tabel, artinya Ha

diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Biaya Operasional

(LX4) berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel Pendapatan

Pengusaha (LY) pada tingkat kepercayaan 90% ( α = 10%).

Ha diterima Ha diterima

H0 diterima

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
-2.405769 0 1.684 2.405769

Gambar 4.5
Kurva Normalitas Uji t Variabel Biaya Operasional

4.5.2 Uji F-statistik (Uji Keseluruhan)


Uji F-Statistik berguna untuk pengujian signifikansi pengaruh variabel

independen secara bersama-sama terhadap nilai variabel dependen. Uji ini melihat

seberapa besar pengaruh variabel X1 (Waktu Pemadaman Listrik), X2 (Jumlah Pelanggan

Warnet), X3 (Biaya Penggunaan Warnet), X4 (Biaya Operasional) secara bersama-sama

terhadap Y (Pendapatan Pengusaha).

a. Hipotesa : H0 : β1 = β2 = 0

H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0

b. f1 = k-1 = 4-1 = 3

f2 = n-k = 50-4 = 46

c. α = 10 %

d. F-tabel = 4.24

e. Kriteria Pengambilan Keputusan :

a) Ha diterima, apabila F-hitung > F-tabel (α = 10%)

b) H0 diterima, apabila F-hitung < F-tabel (α = 10%)

f. F-hitung = 11.3 (hasil olahan data)

g. Keputusan :

F-hitung > F-tabel, artinya Ha diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

secara bersama-sama Tingkat Waktu Pemadaman Listrik, Jumlah Pelanggan Warnet,

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Biaya Penggunaan Warnet dan Biaya Operasional berpengaruh nyata (signifikan)

terhadap Pendapatan Pengusaha pada tingkat kepercayaan 90% (α = 10%)

Ha diterima

0 4.24 11.31377

Gambar 4.6
Kurva Uji F-Statistik

4.5.3 Koefisien Determinasi (R-Square)

R2 = 0.501413

Dari hasil regresi yang telah diolah tersebut maka diperoleh nilai koefisien

sebesar 0.50. Hal ini menggambarkan bahwa variabel bebas yang secara bersamaan

memberikan pengaruhnya terhadap variabel terikat sebesar 50% sedangkan sisanya 50%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam estimasi model atau disebabkan

oleh disturbance error.

4.5.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

1. Multikolinearity

Merupakan suatu alat untuk mengetahui suatu kondisi apakah terdapat korelasi

variabel independen diantara satu sama lainnya. Pada hasil regresi diatas, untuk dapat

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
mendeteksi kecenderungan ada tidaknya multikolinearitas dapat diperoleh melalui

ketentuan sebagai berikut:

• R2 tinggi

Kenyataan : Pada hasil regresi nilai R2 tidak terlalu tinggi

• Standart errornya tidak terhingga

Kenyataan : Pada hasil regresi bahwa standart error masing-masing variabel tidak

besar.

• Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori

Kenyataan : Pada hasil regresi bahwa tanda pada model estimasi tidak mengalami

perubahan atau sesuai dengan model estimasi.

• Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 5%, α = 10%, α = 1%

Kenyataan : Pada hasil regresi bahwa jumlah variabel independen yang signifikan

(Ha diterima) lebih banyak daripada variabel yang tidak signifikan (H0

diterima), yaitu hanya variabel independen Jumlah Pelanggan Warnet

yang tidak signifikan

Uji Multikolinearitas R2 = 0.501413

X1 = f (X2, X3, X4) R2 = - 0.0175751

X2 = f (X1, X3, X4) R2 = 0.6522522

X3 = f (X1, X2, X4) R2 = 0.3269470

X4 = f (X1, X2, X3) R2 = 0.4677596

4.5.5 Uji Durbin Watson (D-W Test)

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Uji D-W digunakan untuk mengetahui apakah didalam model yang digunakan

terdapat autokorelasi diantara variabel-variabel yang diamati.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

• Hipotesis

H0 : Dw = 0

Ha : Dw ≠ 0

• α = 5 %, k = 4, n = 50, maka;

dl = 1.38 4 – dl = 2.62

du = 1.72 4 – du = 2.28

• Statistik penguji:

D-W = 1.889084

Dilihat dari tabel durbin-watson bernilai dl = 1.38; du = 1.72; (4-dl) = 2.62; (4-du)

= 2.28 dan D-W = 1.889084, maka posisinya berada pada Du < Dw < 2, maka hasilnya

1.72 < 1.889084< 2

Positif
autokorelasi Negatif
autokorelasi

H0 diterima

0 dl=1.38 du=1.72 2 4-du=2.28 4-dl=2.62


1.889
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.7
Uji Durbin-Watson

Tabel 4.7
Durbin-Watson Test
Dw berdasarkan
estimasi model Kesimpulan
regresi
(4-dl) < dw < 4 Ha diterima, artinya terdapat gejala autokorelasi
yang negatif diantara disturbance term
(4-du) < Dw < (4-dl) Tidak ada kesimpulan
2 < Dw < (4-du) Ho diterima
Du < Dw < 2 Ho diterima
Dl < Dw < du Tidak ada kesimpulan
0 < Dw < dl Ha diterima, artinya terdapat gejala autokorelasi
yang positif diantara disturbance term

Kesimpulan:

Du < Dw < 2, maka hasilnya 1.72 < 1.889084< 2, dengan demikian Ho diterima.

4.5.6 Heterokedastisitas

Heterokedastisitas ialah suatu keadaan dimana varian dari kesalahan pengganggu

tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas, yaitu E (Xi,µi) ≠ 0, sehingga E(µi)2 ≠ σ2.

Pengujian untuk mendeteksi heteroskedastisitas dilakukan dengan cara Uji Formal yaitu

Uji White (White’s General Heteroscedasticity Test)

Uji White dimulai pengujiannya dengan membentuk model:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µi

Kemudian, persamaan diatas dimodifikasi dengan membentuk regresi bantuan

(auxiliary regression) sehingga model menjadi:


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
µi2 = α0 + α1X1 + α2X2 + α3X3 + α4X12 + α5X22 + α6X32 + α7X1X2X3 + υ1

χ2 hitung = n.R2 = 25.07065

χ2 tabel = 5.203714

Tabel 4.8
White Heterokedasticity Test
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic 0.696984 Probability 0.674202
Obs*R-squared 5.203714 Probability 0.635118

Sumber : Hasil Regresi Eviews 4.1

Maka dari hasil diatas diketahui bahwa nilai probability lebih tinggi dari 0.05,

yang artinya tidak terdapat masalah heterokedastisitas.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan analisis yang disajikan pada bab sebelumnya, maka ada beberapa hal

yang dapat disimpulkan, yaitu:

1. Variabel Waktu Pemadaman Listrik, mempunyai pengaruh negatif dan

signifikan terhadap pendapatan pengusaha warnet. Hasil estimasi ini sejalan

dengan hipotesis yang ada yaitu terdapat pengaruh yang negatif antara waktu

pemadaman listrik dengan pendapatan pengusaha. Ini artinya setiap terjadi

pemadaman listrik, maka pendapatan pengusaha warnet akan menurun.

2. Variabel Jumlah Pelanggan Warnet mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap pendapatan pengusaha warnet. Hasil estimasi ini sejalan

dengan hipotesis yang ada yaitu terdapat pengaruh yang positif antara jumlah

pelanggan warnet dengan pendapatan pengusaha. Ini artinya semakin tinggi

tingkat jumlah pelanggan warnet, maka pendapatan pengusaha warnet akan

meningkat.

3. Variabel Biaya Penggunaan Warnet mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap Pendapatan Pengusaha Warnet. Hasil estimasi ini sejalan

dengan hipotesis yang ada yaitu terdapat pengaruh yang positif antara biaya

penggunaan warnet dengan pendapatan pengusaha warnet. Ini artinya semakin

tinggi biaya penggunaan warnet, maka pendapatan pengusaha warnet semakin

tinggi dan meningkat.

4. Variabel Biaya Operasional pengaruh Positif dan signifikan terhadap

pendapatan pengusaha warnet. Hasil estimasi ini tidak sejalan dengan

hipotesis yang ada yaitu dimana terdapat pengaruh positif antara tingkat biaya
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
operasional dengan pendapatan pengusaha warnet. Pengaruh positif dari

variabel ini terjadi karena tidak semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh

pendapatan pengusaha mengurangi pendapatan pengusaha warnet karena

biaya-biaya tersebut tidak semua termasuk pada biaya operasional dalam

usaha warnet tersebut.

5. Ukuran goodness of fit (R2) sebesar 0.50 atau R2 = 50%. Hal ini

menggambarkan bahwa variabel-variabel bebas yaitu Variabel Waktu

Pemadaman Listrik (X1), Variabel Jumlah Pelanggan Warnet (X2), Variabel

Biaya Penggunaan Warnet (X3) dan Biaya Operasional (X4) yang dimiliki

secara bersamaan memberikan pengaruhnya terhadap variabel terikat yaitu

Pendapatan Pengusaha (Y) sebesar 50% sedangkan sisanya 50% dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam estimasi model atau disebabkan

oleh disturbance error.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahsan yang diuraikan pada bagian terdahulu, maka

penulis akan mencoba mengungkapkan beberapa saran untuk mengakhiri penulisan

skripsi ini, yaitu :

a. Mengingat begitu pentingnya penggunaan tenaga listrik dalam kehidupan

ini, maka kita sebaiknya melakukan penghematan energi pada setia beban

puncak yaitu pada malam hari.


Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
b. Para pengusaha yang banyak menggunakan energi listrik sebaiknya

menggunakan alat pengganti listrik seperti mesin genset untuk kelancaran

usaha dan untuk meningkatkan laba

c. Perlu adanya penataan lembaga yang seimbang untuk menghindarkan

pemadaman listrik yang sangat merugikan masyarakat pada umumnya dan

para pengusaha warung internet secara khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adikoesoemah, Soemia, 1973, Biaya dan Harga Poko, Tarsito

Diulio, A.Eugene, Teori Makro Ekonomi, Erlangga, Jakarta, 1993

Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Jakarta, Erlangga

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
LEMHANAS, 1997, Pembangunan Ekonomi, Jakarta

NO Nama Warnet Alamat Warnet

Nachrowi, Djalal, Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan

Reksohadiprojo, Sokanto, 1988, Ekonomi Energi, PAU Studi Ekonomi Universitas

Gadjah Mada

Schroeff, Van Der, 1973, Biaya dan Harga Pokok, Bandung, Tarsito

Soekartawi, 1994, Pembangunan Pertanian, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Bandung, Alfabeta CV

Sukirno, Sadono,1980, Beberapa Aspek Dalam Persoalan Pembangunan Daerah

Jakarta, LPFE UI

Sukirno, Sadono, 1984, Sumber Daya Bumi, Indonesia, Gadjah Mada Universitas Press

Yayasan Obor.

Sukirno, Sadono, 1987, Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah, dan Dasar

Kebijakan, Jakarta, Lembaga Penerbit FE UI.

Syahruddin, 1990, Dasar-dasar Teori Ekonomi Mikro, Jakarta, Lembaga Penerbit

Fakulats ekonomi UI.

William A, 2001, Ekonomi Mikro, Jakarta, Penerbit Salemba Empat.

LAMPIRAN I
JUMLAH RESPONDEN (WARUNG INTERNET)
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
1 V & D Net Jl. Garuda III No. 50
2 Vista Net Jl. Gaharu No. 225
3 Putri Net Jl. Karya Wisata No. 25A
4 Prada Net Jl. H.Misbah Komp. Multatuli
5 Wahana Net Jl. H.M Joni No. 85
6 Yos – Net Jl. Yos Sudarso No. 3 B
7 Smile Net Jl. Jamin Ginting No. 95
8 Speed Net Jl. Ir.Juanda No. 115
9 Orange Net Jl. Juanda Baru No. 52
10 Dinamika Net Jl. A.R Hakim 171B
11 JIF – Net Jl. Halat, Komp. Halat Center
12 Graha Net Jl. Sutrisno No. 415
13 Plus Net Jl. Jamin Ginting No. 108
14 GO-GO Net Jl. Jamin Ginting No. 82
15 Laba-laba Net Jl. Juanda 558
16 Parulian Net Jl. Garuda No.25
17 Green Net Jl. Laksana No. 215
18 Hybrid Net Jl. Brigjen Katamso No. 729
19 Angkasa Net Jl. Polonia Ujung No. 13 A
20 Alfie Net Jl. Karya Jaya
21 R-two Net Jl. Adi Sucipto nO. 4
22 Rawit Net Jl. Bakti No. 189B
23 Imfira Net Jl. Brigjen Katamso No. 243
24 Yanade Net Jl. Amaliun No. 90 A
25 Istana Net Jl. AR. Hakim No. 182 A
26 New – Net Jl. Sisingamangaraja No. 70D
27 Aradana Net Jl. Menteng 7 No. 101
28 I-A Net Jl. Sidomulyo No.15
29 Ndra Net Jl. Asrama No.19

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
30 Rajawali Net Jl. Amal Luhur No.13
31 Hikari Net Jl. Brigjen katamso
32 Kersik Putih Net Jl. Jamin Ginting
33 Gyga Net Jl. Medan Area No. 52
34 Yanade2 Net Jl. Brigjen katamso
35 Widy Net Jl. Halat No. 20B
36 7 Naga Net Jl. Tembakau No. 70A
37 Optimus Net Jl. Setia Budi tj.Sari Psr.3
38 Gado-gado Net Jl. Gedung Arca No.25
39 Ono Net Jl. SM.Raja No. 124B
40 EF Net Jl. Karet Raya No. 12
41 Cyber Net Jl. Sisingamangaraja No. 70
42 Mega Net Jl. Tembakau No. 68 A
43 Roma Net Jl. Tembakau No. 23
44 Kembaren Net Jl. Kapten Purba No. 1A
45 Karunia Net Jl. SM.Raja No. 160
46 O2 Net Jl. Amaliun No. 50
47 Cyber corner Net Jl. Gudang No. 40
48 Drag Net Jl. SM. Raja
49 Digital Net Jl. Gedung Arca No. 30B
50 Van Net Jl. Kapten Purba No.16
Sumber : Olahan Data Primer, 2009

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
LAMPIRAN II

Jumlah pendapatan bersih pengusaha warnet sebelum dan sesudah pemadaman


listrik
Sesudah Pemadaman Listrik (Rp) (X1) Sebelum Pemadaman Listrik (Rp) (X2)
1.000.000 1.500.000
1.200.000 1.500.000
1.400.000 1.800.000
1.500.000 1.800.000
2.000.000 3.500.000
2.000.000 3.000.000
3.000.000 5.000.000
3.000.000 5.000.000
3.000.000 5.000.000
3.500.000 4.000.000
4.000.000 5.000.000
4.000.000 5.000.000
4.300.000 4.900.000
4.500.000 6.000.000
5.000.000 6.000.000
5.000.000 5.250.000
5.200.000 5.500.000
5.500.000 6.000.000
5.500.000 6.000.000
6.300.000 6.600.000
6.400.000 8.500.000
6.500.000 7.000.000
6.500.000 8.000.000
6.500.000 7.600.000
6.500.000 8.000.000
6.500.000 7.600.000
6.700.000 7.100.000
7.000.000 8.000.000
7.000.000 8.500.000
7.000.000 8.000.000
7.000.000 8.500.000
8.000.000 9.000.000
8.100.000 8.700.000
8.500.000 9.500.000
9.000.000 10.000.000
9.000.000 10.000.000

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
9.450.000 11.100.000
9.500.000 10.200.000
10.000.000 12.000.000
10.000.000 12.000.000
10.000.000 11.000.000
10.000.000 11.000.000
11.000.000 12.000.000
11.000.000 11.400.000
11.700.000 12.100.000
11.700.000 12.100.000
12.000.000 13.000.000
13.000.000 15.000.000
15.000.000 18.000.000
15.000.000 16.000.000
Ʃ 346.450.000 Ʃ 399.250.000
Sumber : Olahan Data Primer, 2009

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
LAMPIRAN III

Pengaruh pemadaman listrik terhadap pendapatan warung internet


No Pendapatan Waktu Jumlah Biaya Biaya
(Y) Pemadaman Pengguna Penggunaan Operasional
Rupiah/ Listrik Warnet Warnet (X 4)
Bulan (X 1) (X 2) (X 3) Rp/Bulan
Jam/Bulan Org/Bln Rp/Bulan
1 12.000.000 33 3000 3.000 3.200.000
2 8.500.000 25 2500 3.000 1.000.000
3 6.000.000 13 2500 3.000 2.000.000
4 6.000.000 20 900 3.000 1.100.000
5 3.500.000 20 250 3.500 1.100.000
6 10.000.000 24 2500 3.500 1.850.000
7 9.500.000 23 3000 3.000 1.400.000
8 15.000.000 23 1500 3.000 1.400.000
9 11.000.000 27 800 3.500 1.400.000
10 8.500.000 23 900 3.500 1.800.000
11 1.800.000 23 320 3.500 1.650.000
12 1.500.000 27 300 3.000 1.650.000
13 18.000.000 16 3000 3.000 4.000.000
14 7.000.000 20 2250 3.000 1.450.000
15 11.100.000 16 2800 3.000 2.400.000
16 13.000.000 25 2000 3.000 2.500.000
17 12.000.000 20 3000 3.000 2.250.000
18 8.000.000 25 900 3.500 1.650.000
19 8.700.000 44 2500 3.500 2.200.000
20 6.000.000 25 900 3.500 1.500.000
21 10.200.000 23 1600 3.500 3.050.000
22 7.100.000 25 1800 3.500 2.000.000
23 7.600.000 32 2000 3.500 1.900.000
24 5.000.000 20 3000 3.500 2.200.000
25 6.000.000 13 1800 3.500 3.200.000
26 9.000.000 13 2000 3.500 3.500.000
27 4.900.000 16 800 3.000 1.300.000
28 8.000.000 25 1000 3.000 1.550.000
29 5.000.000 17 500 3.500 1.350.000
30 5.000.000 20 1500 3.500 2.650.000
31 5.500.000 23 900 3.500 1.800.000
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
32 1.800.000 23 400 3.500 1.650.000
33 1.500.000 27 300 3.000 1.650.000
34 11.000.000 16 3000 3.000 4.500.000
35 5.000.000 20 2000 3.000 2.450.000

36 10.000.000 16 2800 3.000 4.400.000


37 12.000.000 25 2000 3.000 2.700.000
38 16.000.000 20 3000 3.000 2.250.000
39 8.000.000 25 900 3.500 1.650.000
40 8.500.000 44 1000 3.500 2.200.000
41 5.520.000 25 3000 3.000 2.000.000
42 4.000.000 27 1800 3.000 1.800.000
43 3.000.000 44 1500 3.000 1.050.000
44 11.400.000 25 2700 3.000 3.950.000
45 6.600.000 20 3000 3.000 2.700.000
46 5.500.000 26 1800 3.000 2.800.000
47 12.100.000 32 1800 3.000 4.300.000
48 12.100.000 30 2400 3.000 4.600.000
49 5.000.000 32 2000 3.000 2.450.000
50 8.700.000 26 1000 3.500 3.150.000

Sumber : Hasil Olahan Data Primer( Kuisioner),2009

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
LAMPIRAN IV

HASIL REGRES

Dependent Variable: LY
Method: Least Squares
Date: 02/23/09 Time: 00:01
Sample: 1 50
Included observations: 50
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 11333904 5835553. 1.942216 0.0584
LX1 -64471.80 63858.04 -1.009611 0.3181
LX2 1726.493 538.6178 3.205414 0.0025
LX3 3279.422 1820.430 1.801454 0.0783
LX4 1.479903 0.615147 2.405769 0.0203
R-squared 0.501413 Mean dependent var 7928000.
Adjusted R-squared 0.457094 S.D. dependent var 3744658.
S.E. of regression 2759144. Akaike info criterion 32.59338
Sum squared resid 3.43E+14 Schwarz criterion 32.78458
Log likelihood -809.8345 F-statistic 11.31377
Durbin-Watson stat 1.889084 Prob(F-statistic) 0.000002
Sumber : Olahan Data, E-views 4.1

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
LAMPIRAN V

Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Wenny Subandi : Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (WARNET) Di
Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009

Anda mungkin juga menyukai