Anda di halaman 1dari 22

HEALTH EDUCATION PADA KELUARGA PASIEN DIARE

DI RUANG LILY RSU ANWAR MEDIKA

KAB. SIDOARJO

Dosen pembimbing : Dr. Tri Ratna Ningsih S.Kep., Ns., M.Kes

Di susun oleh :
1. Muhammad Syahrul Ghofin (202003110)
2. Rasfi Desta Rahmandar (202003120)
3. Brilianti Rosa Anggelina (202003030)
4. Lya Shelviana (202003063)
5. Dia Fitrianah (202003096)
6. Wisnu Aji Nugroho (202003049)
7. Jelita Juni Ardiyanti (202003016)
8. Iin Anjarsari (202003050)
PROGRAM STUDY PROFESI
NERS STIKes BINA SEHAT
KAB. MOJOKERTO

T.A 2020 – 2021


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Keperawatan Anak dengan judul “Health Education Pada


Keluarga Pasien Diare Di Ruang Lily Rsu Anwar Medika”, Oleh :
1. Muhammad Syahrul Ghofin (202003110)
2. Rasfi Desta Rahmandar (202003120)
3. Brilianti Rosa Anggelina (202003030)
4. Lya Shelviana (202003063)
5. Dia Fitrianah (202003096)
6. Wisnu Aji Nugroho (202003049)
7. Jelita Juni Ardiyanti (202003016)
8. Iin Anjarsari (202003050)

Telah Diperiksa Dan Disetujui Sebagai Tugas Dalam Praktik Klinik Keperawatan
Anak.

Sidoarjo, Juni 2021


Mengetahui,

Pembimbing Ruangan, Pembimbing Akademik

(………………………………) (Dr.Tri Ratnaningsih, S.Kep.Ns.,M.Kes)

Kepala Ruangan

(………………………)
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diare merupakan penyakit umum yang masih menjadi masalah kesehatan
utama pada anak terutama pada balita di berbagai negara-negara terutama di
negara berkembang. Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar
dengan bentuk tinja yang encer dan cair (Suriadi & Yuliana, 2006). Diare adalah
penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair),
dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Suraatmaja, 2005). Penderita diare paling
sering menyerang anak dibawah lima tahun (balita). Berdasarkan data yang
diperoleh dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2009 menyatakan
bahwa lebih dari sepertiga kematian anak secara global disebabkan karena diare
sebanyak 35%. United Nations International Children’s Emergensy Fund
(UNICEF) memperkirakan bahwa secara global diare menyebabkan kematian
sekitar 3 juta penduduk setiap tahun (Herman, 2009).
Beban global diare pada tahun 2011 adalah 9,00% balita meninggal dan 1,0%
untuk kematian neonatus. Di Indonesia diare merupakan salah satu penyebab
kematian kedua terbesar pada balita setelah Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA). Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah masyarakat
Indonesia. Prevalensi diare pada balita di Indonesia juga mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, menunjukkan keseluruhan 14% anak balita mengalami diare.
Prevalensi diare tertinggi terjadi pada anak dengan umur 6-35 bulan, karena pada
umur sekitar 6 bulan anak sudah tidak mendapatkan air susu ibu. Prevalensi diare
berdasarkan jenis kelamin tercatat sebanyak 8.327 penderita laki laki, dan 8054
penderita perempuan.
Komplikasi yang dapat muncul pada penderita diare bila tidak segera
ditangani dengan benar dapat terjadi Dehidrasi (ringan sedang, berat, hipotonik,
isotonik, atau hipertonik), renjatan hipovolemik, hipokalemia,hipoglikemia,
intolerasni sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
laktase, terjadi kejang pada dehidrasi hipertonik. Selanjutnya dapat terjadi
malnutrisi energi protein akibat muntah dan diare (Ngastiyah, 2005).
Berdasarkan pemamparan diatas, maka perlu dilakukan health education
kepada masyarakat agar masyarakat memahami tentang penyebab, gejala, dan
pertolongan pertama pada kasus diare
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana konsep diare?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar masyarakat memahami tentang
penyebab, gejala, dan pertolongan pertama pada kasus diare
1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah masyarakat bisa lebih berhati-hati
dalam pencegahan diare sehingga kejadian diare pada anak bisa seminimal
mungkin diatanggulangi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Menurut World Healt Organization (WHO, 2005), penyakit diare
adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi
tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air
besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin
dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling
sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan,
dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat (Simatupang,
2004).
Diare adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dan 3 kali
sehari, disertai konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan
darah yang berlangsung kurang dan satu minggu (Juffrie, dkk, 2010).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal
atau tidak seperti biasanya. Dan dapat disimpulkan bahwa diare adalah buang
air besar yang bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari 3 kali perhari dan
konsistensi dari tinja yang melembek sampai mencair.

2.2 Penyebab Diare


Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan timbulnya diare
(Simatupang, 2005). Diare disebabkan oleh masuknya kuman kedalam
tubuh melalui perantara hewan, kuman yang berada dalam makanan, air,
melalui tubuh (tidak mencuci tangan waktu makan). Berikut adalah faktor
penyebab lainnya, yaitu :
1. Efek samping obat-obatan tertentu
2. Faktor malabsorbsi. Malabsorbsi ini pada zat yang mengandung
karbohidrat, lemak, dan protein.
3. Konsumsi alkohol dan kopi yang berlebihan
4. Faktor makanan. Faktor makanan ini yang seringkali bisa menyebabkan
terjadinya diare. Diantaranya yaitu akibat dari makanan basi, beracun,
terlalu banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang.
5. Minum air tidak masak
6. Makan jajanan yang tidak bersih
7. Berak disembarang tempat
8. Makan dengan tangan kotor
9. Faktor psikologis. Psikologis ini ternyata juga berpengaruh keada angka
kejadian dari diare. Diantara faktor psikologis yang mempengaruhi
terjadinya diare adalah rasa takut, cemas, dan gelisah.

2.3 Bahaya Diare


Saat terjadi diare, feses yang dikeluarkan oleh penderita memiliki
kandungan air yang sangat tinggi (sangat encer). Selain itu, frekuensi buang
air besar pun meningkat secara drastis. Dalam sehari penderita bisa
kehilangan lima liter cairan tubuh. Penderita juga dapat kehilangan zat
mineral (elektrolit) yang terlarut dalam cairan tubuh. Padahal bersama cairan
tubuh, elektrolit berperan dalam menjaga agar fungsi tubuh senantiasa
normal.
Karena kehilangan cukup banyak cairan tubuh, penderita bisa
mengalami dehidrasi. Dehidrasi berkelanjutan yang terjadi pada anak-anak
atau balita dapat mengakibatkan kematian. Namun pada orang dewasa,
kematian akibat dehidrasi jarang ditemukan.
Tingkat dehidrasi dapat dilihat dari gejala-gejala yang menunjukkan
hilangnya cairan tubuh. Pada tahap awal dehidrasi, penderita akan merasakan
mulut kering dan rasa haus yang berlebihan. Adapun tanda-tanda dehidrasi
selanjutnya tergantung pada tingkat dehidrasi yang dialami penderita.
2.4 Penanganan Diare
Diare menyebabkan khilangan cairan dan elektrolit sehingga
penderita harus diberi cairan sebanyak mungkin untuk mengganti cairan yang
hilang. Sebagai pertolongan pertama, diberi cairan rumah tangga seperti tajin,
air sayur, air matang, teh. Disamping itu, harus diberi cairan elektrolit berupa
oralit. Jka tidak ada oralit, bisa menggunakan larutan gula garam. Cara
pembuatannya sebagai berikut : satu sendok teh munjung gula pasir,
seperempat sendok teh muntung garam, dilarutkan dalam satu gelas air
matang (200cc). Selanjutnya penderita diberi minum.

2.5 Nutrisi bagi penderita Diare


Kondisi peristaltik usus yang tidak memungkinkan, maka perlu
diberi makanan yang lunak untuk membantu peristaltik usus. Bagi bayi yang
menyusui, ASI tetap diberikan dan PASI diencerkan.
Diet BRAT adalah singkatan dari Banana, Rice, Applesuace, and
Toast (pisang, nasi, saus apel, dan roti panggang). Makanan tersebut penting
dikonsumsi terutama 24 jam pertama diare yang dapat membantu
meringankan diare serta memberikan vitamin penting, mineral, dan
karbohidrat yang mudah dicerna (diserap).
Bisa disimpulkan, makanan yang baik dikonsumsi saat diare antara
lain :
a. Beras
b. Sereal
c. Saus apel
d. Teh
e. Roti dan jelly
f. Kentang rebus
g. Asupan cairan dan elektrolit (LGG / Oralit )
Menu diatas baik dikonsumsi untuk orang dewasa dan anak-anak,
namun mengenai makanan untuk bayi diare dibawah usia 12 bulan harus
berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Hindari makanan berikut ini saat diare, yaitu:
a. Makanan berlemak : gorengan dan makanan yang bersantan kental
b. Susu, mentega, es krim, dan keju
c. Minuman alkohol dan kafein
d. Pemanis buatan
e. Makanan yang menyebabkan gas berlebih : kubis atau kol, kacang-
kacangan, brokoli, dan kembang kol.
2.6 Pencegahan Diare

Adapun pencegahan diare adalah :

a) Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan


b) Menutup makanan dan minuman
c) Mencuci buah atau sayuran sebelum dimakan atau dimasak
d) Selalu minum air yang sudah dimasak
e) Menjaga kebersihan lingkungan : rumah, aliran air, sampah di buang
pada tempatnya dan ditutup
f) Makan makanan yang sehat dan bergizi

Bila telah dilakukan upaya pertolongan pertama namun diare masih


terus berlangsung segera bawa penderita ke pusat pelayanan kesehatan
terdekat.

2.7 Teknik cuci tangan

Cuci tangan 7 langkah adalah tata cara mencuci tangan menggunakan


sabun untuk membersihkan jari-jari, telapak dan punggung tangan dari semua
kotoran, kuman serta bakteri jahat penyebab penyakit

Cuci tangan 7 langkah merupakan cara membersihkan tangan sesuai


prosedur yang benar untuk membunuh kuman penyebab penyakit. Dengan
mencuci tangan paki sabun baik sebelum makan ataupun sebelum memuali
pekerjaan, akan menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penyebaran penyakit
melalui kuman yang menempel di tangan. Berikut langkah cuci tangan yang
baik dan benar :
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan tangan memakai air
yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak

tangan secara lembut

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan


5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

7. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara


memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan
dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk
bersih atau tisu.

2.8 Cara pembuatan dan takaran pemberian oralit


Bahan – bahan yang dibutuhkan untuk membuat oralit adalah :
 1 sendok teh gula
 Seperempat (1/4) sendok teh garam
 1 gelas air putih (200 ml)

Cara membuatnya adalah dengan melarutkan bahan-bahan di atas


yaitu 1 sendok teh gula dan seperempat sendok teh garam ke dalam 1 gelas
air putih (200 ml). Kemudian aduk perlahan hingga semuanya larut lalu bisa
diminum.

Untuk memberian oralit, tentu ada takarannya sehingga tidak terlalu


berlebihan yang malah akan membahayakan. Dan juga jangan terlalu sedikit
sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal. Berikut aturannya
:
 Untuk anak di bawah 1 tahun, 3 jam pertama diberikan 1,5 gelas oralit.
Selanjutnya 0,5 gelas setiap kali selesai berak/mencret
 Untuk anak di bawah 5 tahun (balita), 2 jam pertama diberikan 3 gelas
oralit. Selanjutnya 1 gelas setiap kali selesai berak/mencret
 Untuk anak di atas 5 tahun, 3 jam pertama diberikan 6 gelas oralit.
Selanjutnya 1,5 gelas setiap kali selesai berak/mencret
 Untuk anak di atas 12 tahun dan dewasa, 3 jam pertama diberikan 12
gelas oralit. Selanjutnya 2 gelas setiap kali selesai berak/mencret.

Itulah cara pemberian oralit untuk menghindari dari dehidrasi akibat


diare.
Lampiran

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BidangStudi : Keperawatan Anak


Topik : Diare
Sub Topik : Pencegahan dan Pertolongan Pertama Diare
Sasaran : Keluarga Pasien
Hari/Tanggal    : Kamis, 2 Mei 2021
Jam                    : 10.00 WIB - selesai
Waktu                : 30 menit
Tempat             : Ruang Lily

1. TUJUAN
1.1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Pencegaan dan
Penanganan Diare di Ruang Lily RSU Anwar Medika selama   30 menit,
diharapkan yang menderita atau beresiko dapat memahami tentang
penanganan pertama Diare dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
1.2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Diare di Ruang
Lily RSU Anwar Medika selama 30 menit, diharapkan seluruh pasien
atau keluarga dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Bahaya Diare
4. Penanganan Diare
5. Nutrisi bagi penderita Diare
6. Pencegahan Diare
7. Teknik Mencuci Tangan dengan Benar
8. Pembuatan dan Pemberian Oralit
2. MATERI
Terlampir

3. MEDIA
1. Leaflet

4. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab

5. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS


1. Protokol / Pembawa Acara
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta
b. Mengatur proses dan lamanya penyuluhan
c. Menutup acara penyuluhan
2. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh peserta
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan’
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yag belum jelas
d. Meginterupsi penyuluh tentang istilah / hal-hal yang dirasa kurang
jelas bagi peserta
e. Memperagakan atau mempraktekkan teknik mencuci tangan
f. Mengajari cara pembuatan dan pemberian oralit

4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan
d. Menyampaikan evaluasi langsung kepada peyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan
5. Kegiatan Pembelajaran
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

Pembukaan : Menjawab
salam,
 Memberi salam
1 2 menit mendengarkan
 Menjelaskan tujuan penyuluhan
dan
 Menyebutkan materi/pokok
memperhatikan
bahasan yang akan disampaikan
2 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
memperhatikan
 Menjelaskan materi penyuluhan
secara berurutan dan teratur.
Materi :
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Bahaya Diare
4. Penanganan Diare
5. Nutrisi bagi penderita Diare
6. Pencegahan Diare
7. Teknik Mencuci Tangan
dengan Benar
8. Pembuatan dan Pemberian
Oralit
Evaluasi :

1. Menyimpulkan inti
penyuluhan.
2. Menyampaikan secara
singkat materi penyuluhan.
3. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk mengulang
Menyimak,
teknik cuci tangan yang
mempraktekkan
3 10 menit diajarkan
dan
4. Memberi kesempatan kepada
mendengarkan
peserta untuk mengulang
cara pembuatan dan
pemberian oralit
5. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya.
6. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan.
4 3 menit Penutup : Menjawab
salam
 Menyimpulkan materi
penyuluhan yang telah
disampaikan.
 Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah
di berikan kepada peserta
 Mengucapkan salam

6. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Lily RSU Anwar
Medika.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c. Peserta dapat mempraktekkan teknik cuci tangan dengan benar
d. Peserta dapat mengulang cara pembuatan dan pemberian oralit sesuai
anjuran dan takaran yang disampaikan
e. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar.

3. Evaluasi Hasil
a. Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan
mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai
dengan tujuan khusus.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya. Dan dapat disimpulkan bahwa diare adalah buang air
besar yang bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari 3 kali perhari dan
konsistensi dari tinja yang melembek sampai mencair. Diare disebabkan karena
efek samping obat-obatan tertentu, faktor malabsorbsi. Malabsorbsi ini pada zat
yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein, konsumsi alkohol dan kopi
yang berlebihan, minum air tidak masak, makan dengan tangan kotor, jika diare
terjadi berkelanjutan maka penderita beresiko mengalami dehidrasi. Pencgahan
diare yaitu dengan cuci tangan, menjaga kebersihan diri dan lingkugan.
Penanganan diare yaitu dengan minum air putih dan membuat oralit.

3.2 Saran
Saran dalam pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa lebih melengkapi
materi dan penyusunan satuan acara pelaksanaan health education pada pasien
diare
DAFTAR PUSTAKA

Simatupang M., 2004. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Diare pada Balita di Kota Sibolga Tahun 2003. Program Pasca Sarjana,
Medan: Universitas Sumtra Utara.

Juffrie. 2010. Gastreointestinal-hepatologi, jilit 1. Jakarta: Badan penerbit IDAI


Tanda – tanda anak Diare

 BAB cair
 Muntah
 Demam
 Malas makan
 Rewel
Disusun Oleh:  Malas bergerak dan lemas
Apa itu Diare???  Dehidrasi (kekurangan
Mahasiswa Profesi Ners
Diare adalah buang air besar lembek atau cair cairan)
(mencret) bahkan dapat berupa air saja yang  Kencing sedikit
frekuensinya lebih sering dari biasanya
(biasanya 3X atau lebih dalam sehari)

Apa Saja Penyebab Diare?


 Infeksi bakteri/ virus
 Makanan/ nutrisi
Makanan tidak higenis, botol susu yang
tidak steril dan pemberian ASI yang
tidak eksklusif pada bayi
STIKes BINA SEHAT PPNI  Gangguan keshatan
KAB. MOJOKERTO  Faktor lingkungan dan perilaku
Lingkungan kotor, tidak mencuci
2021
tangan sebelum makan
 Psikologi anak

Cara Mengatasi Diare 2. Teruskan Pemberian Makan


 Bagaimana Cara Mencegah di Rumah Teruskan pemberian ASI pada bayi yang masih
Diare??? menyusu
Anak di usia 6 bln, berikan makan tambahan
 Peningkatan kesehatan perorangan
 Beri makanan lebih sering dari biasanya,
dan lingkungan: jangan beri makanan yang merangsang
terjadinya diare
 Gunakan air bersih yang cukup
3. Mencari Pengobatan Lanjutan
 Cuci tangan dengan sabun dan air
Segera ke puskesmas/ rumah sakit, bila tidak
bersih membaik dalam 3 hari atau ada salah satu tanda
 Berak di jamban
 Diare terus menerus
 Buang tinja bayi di jamban
 Muntah berulang-ulang
Peningkatan daya tahan tubuh melalui: 1. Segera Beri Banyak Minum  Rasa haus yang nyata
cairan yang tersedia di rumah, bila ada  Makan/minum sedikit
 Pemberian ASI beri oralit setiap kali berak :  Demam
 Pemberian makanan pendamping  Ada darah dalam tinja
 umur kurang dari 1 thn ¼ - ½ gelas
ASI
 Imunisasi campak  umur 1-4 thn ½ - 1 gelas
 umur diatas 5 thn 1-1.5 gelas
cara menyiapkan oralit :
 sediakan 1 gelas air matang (200 ml)
 masukkan semua bubuk oralit
kemasan 200 ml kedalam gelas
 aduk sampai larut
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai