Sebagai suatu sistem tentunya tidak luput dari kekurangan, antara lain : tidak adanya interaksilangsung
perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan.Kekawatiran ini muncul
karena anggapan bahwa kontak langsung dengan pasien sangatpenting terutama untuk dukungan
emosional dan sentuhan terapeutik. Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan
kegagalan teknologi seperti gangguan koneksiinternet atau terputusnya hubungan komunikasi akibat
gangguan cuaca dan lain sebagainyasehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang berjalan,
selain itu juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen klien.
dalam pemberian asuhan keperawatan salah satunya adalah efektifitas dan efisiensi sehingga tujuan
pelayanan dapat tercapai. Saat ini telah banyak penelitian yang mendukung bahwa inovasi telenursing
sangat berdampak positif bagi pelayanan keperawatan, berikutdapat dilihat pada beberapa artikel
penelitian maupun artikel ilmiah lainnya di jurnal-jurnalkesehatan sebagai berikut :
1. Impact of tele-advice on community nurses’ knowledge of venous leg ulcer care Ameen,Coll, & Peters,
2005). Pada penelitian ini dikemukakan efektifitas telenursing dibidangmanajemen perawatan ulkus
kaki, desain yang digunakan adalah quasi eksperimentaldengan pendekatan pre dan post intervensi
pada 2 kelompok yaitu kelompok intervensisebanyak 19 orang dan kelompok kontrol sebanyak 19
orang, pada penelitian inididapatkan bahwa terdapat perbaikan yang signifikan dalam hal kemampuan
perawatkomunitas dalam manajemen perawatan ulkus kaki antara sebelum dan sesudah
intervensimelalui telenursing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tele-saran dapat menjadimanfaat
besar bagi perawat komunitas dalam meningkatkan pengetahuan mereka dalampraktek perawatan
ulkus kaki. Ini akan memiliki implikasi signifikan untuk penggunaansumber daya manusia yang lebih
efisien dan efektivitas biaya dalam perawatan luka
2.Tele-education in emergency care(Binks & Benger, 2007). Dalam artikel ini dijelaskan bahwa
Telenursing juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan danketerampilan petugas
kesehatan dalam hal ini adalah perawat, terutama petugas kesehatanyang bertugas didaerah-daerah
terpencil yang kadang sulit diakses melalui jalan daratkarena kondisi geografis yang tidak
memungkinkan sehingga mereka kurang terpaparinformasi-informasi maupun pengetahuan terkini
menghenai pelayanan keperawatan. Disini dijelaskan bagaimana telenursing dimanfaatkan sebagai
sarana penambahanwawasan dan pengetahuan mengenai keperawatan gawat darurat terhadap
petugaskesehatan yang bertugas di daerah terpencil. Dalam Tele-education dapat diterapkanempat
domain pembelajaran, yaitu : 1) pengetahuan, 2) keterampilan, 3) hubungan(relationship), dan 4) sikap
(attituds).
4. Using the Tele-ICU Care Delivery Model to Build Organizational Performance, Part 1(Rufo, 2011).
Dalam artikel ini dijelaskan bahwa paradigma dalam model pemberianperawatan saat ini telah bergeser
ke arah perbaikan kualitas hidup pasien dan keamananperawatan pasien. Tele-health terintegrasi
adalah salah satu contoh. Dengan menggunakan perangkat mobile dan keahlian dari dokter yang
berpengalaman dapatdihubungkan ke lokasi terpencil, sehingga pemberi asuhan keperawatan
didaerahterpencil sekarang dapat menerima bantuan untuk manajemen pasien secara langsungmelalui
metode ini. Tele-ICU adalah salah satu contoh dari penerapan model teknologiyang mempercepat
pemecahan masalah klinis dan pengambilan keputusan, sehingga mempercepat pemberian perawatan
kritis dan akhirnya meningkatkan hasil yang diharapkan.
5.A second set of eyes: an introduction to tele-ICU (Goran, 2010). Dalam artikel inidijelaskan bahwa
Tele-ICU, eICU, virtual ICU, atau pusat ICU terpencil telah diterapkandalam perawatan pasien ICU oleh
dokter di 28 negara, lebih dari 40 sistem perawatankesehatan, dan lebih dari 200 rumah sakit. Meskipun
di beberapa tim perawatan tetapbelum terbiasa untuk aplikasikan metode baru ini, sedangkan yang lain
tetap skeptismeskipun rasio biaya perawatan yang bisa ditekan dan manfaat yang didapat.
Namun,dengan perluasan berbagai program dan publikasi hasil klinis dan fiskal, tele-ICUmenjadi lebih
diperhatikan dan mengubah wawasan tentang perawatan klinis. Konsep tele-ICU memberikan manfaat
bagi tim perawatan untuk memperoleh kemudahandalam pengawasan pasien jarak jauh, tidak untuk
mengendalikan atau mengganggu, tetapiuntuk mendukung dan meningkatkan kualitas perawatan. Saat
pasien kritis keluarga, timICU dan tele-ICU dapat berbagi pengalaman, berkolaborasi untuk menemukan
solusi, danpemahaman melalui tele-ICU, serta belajar bagaimana bersama tim dapat
meningkatkanperawatan pasien.
6. Nu!RehaVR: virtual reality in neuro tele-rehabilitation of patients with traumatic braininjury and
stroke (Gervasi, Magni, & Zampolini, 2010). Dalam arikel ini dijelaskanKetersediaan lingkungan virtual di
Web untuk mengembangkan aplikasi baru realitasvirtual dalam beberapa bidang, termasuk beberapa
aplikasi therapeutical. Disini disajikanaplikasi virtual reality diterapkan pada tele-rehabilitasi pasien
dengan cedera otaktraumatis dan stroke. Sistem ini berdasarkan teknologi X3D dan Ajax3D,
meningkatkankemungkinan untuk membuat latihan tele-rehabilitasi ditujukan pada pemulihan
daripenyakit neurologis. Sistem, yang disebut Nu! RehaVR ini, telah dirancang untukmengintegrasikan
aktivitas yang dilakukan pada sistem tele-rehabilitasi, Nu Reha (Nu!Reha adalah merek dagang dari
produk virtual web ini.(Lihathttp://www.nureha.eu).Sistem ini dirancang untuk memungkinkan
pemantauan dan penilaian kegiatan pasienoleh staf medis di rumah sakit menggunakan fasilitas
komunikasi sistem tele-rehabilitasi.
Dari berbagai sumber hasil penelitian maupun kajian literatur diatas dapat ditarik kesimpulanbahwa
metode pelayanan keperawatan yang menggukana model Telenursing efektifdigunakan dalam aktifitas
pelayanan kesehatan, sebagaimana berikut ini :1.Bisa digunakan sebagai sarana untuk menambah
wawasan dan pengetahuan bagi petugaskesehatan khususnya tenaga keperawatan yang berada
dimasyarakat maupun dipelosokyang secara geografis sulit diakses, dengan mengembangkan model
Tele-edu atau Tele-cosulting yang dapat memfasilitasi pembelajaran maupun konsultasi asuhan
keperawatandari perawat primer kepada perawat spesialis, atau model Tele-ICU dimana
pelayananintensive care dapat diberikan pada pasien yang berada ditempat yang terisolasi
namunmemiliki fasilitas ICU yang memadai serta mempunyai care giver
2.Bisa digunakan sebagai sarana memantau perkembangan serta memandirikan pasien ataukeluarga
untuk merawat diri sendiri melalui metode Telenursing. Pasien yang sudah bisapulang dan harus
menjalani perawatan secara mandiri dirumah dapat di folow upmelalui metode ini.
3. Bisa digunakan sebagai sarana memandu dan memantau rehabilitasi pasien pasca dirawatdi rumah
sakit. Dengan metode Telenursing ini petugas dapat memantau dan memandu langkah-langkah
rehabilitasi yang harus dijalani pasien-pasien dengan masalah tertentupada fase out pation.Dalam
memulai suatu sistem tentu saja terdapat kendala, baik dari segi SDMnya, fasilitasinfrasutruktur
maupun biaya yang harus dikeluarkan untuk mendukung berjalannya suatusistem, oleh sebab itu sistem
perlu dirancang secara matang dengan pendekatanpengembangan sistem, diantaranya : 1) analisa
sistem, 2) rancangan sistem, 3) implementasisistem, 4) pemeliharaan sistem dan 4) peningkatan sistem
(Sabarguna, 2011).
Daftar pustaka
Ameen, J., Coll, A. M., & Peters, M. (2005). Impact of tele-advice on community nurses'knowledge of
venous leg ulcer care.
(11), 782-784.Gervasi, O., Magni, R., & Zampolini, M. (2010). Nu!RehaVR: virtual reality in neuro tele-
rehabilitation of patients with traumatic brain injury and stroke.
Virtual Reality, 14
(4), 46-56.Greenberg M. Elisabeth (2000). The Domain of Telenursing : Issues and Prospects.
18(4) 221-222
Jensen, B. T., Kristensen, S. A., Christensen, S. V., & Borre, M. (2011). Efficacy of tele-nursing
consultations in rehabilitation after radical prostatectomy: a randomisedcontrolled trial study.
(3), 123-130.Rufo, R. (2011). Using the Tele-ICU Care Delivery Model to Build
OrganizationalPerformance, Part 1.
. Materi kuliah Program magister ilmu keperawatan FIK UI. (Tidakdipublikasikan).Salahuddien (2011).
. Diperoleh dihttp://idsirtii.or.id/content/files/artikel/TREN%20KEAMANAN%20INTERNET
%20INDONESIA%202011.pdf. Diakses tanggal 9 Oktober 2011.Vitacca, M., Mazzù, M., & Scalvini, S.
(2009). Socio-technical and organizational challengesto wider e-Health implementation.
(2), 91-97.