Anda di halaman 1dari 4

JURNAL TINDAKAN

TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM UNTUK MENURUNKAN

KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI SECTIO CAESAREA


INSTALASI BEDAH SENTRAL

RSUD RAA SOEWONDO PATI

Disusun untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Ners

Stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh:

YUL FATIM RUMIYANA

NIM.92022040225

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

2023
JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Yul Fatim Rumiyana,S.Kep

Hari / Tanggal : Sabtu/13 Januari 2023

NIM : 92022040225

Judul Jurnal : Tehnik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Menurunkan


Kecemasan Pasien Pre Operasi S.C pada Ny. M di Instalasi Bedah Sentral RSUD
RAA Soewondo Pati

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.M
Umur : 28 Th 10 bulan 23 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Ds.Plangitan 7/2 Kec.Pati
Tanggal Masuk RS : 13 Januari 2023
Nomer RM : 086409
2. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif (Sebelum diajarkan tehnik relaksasi nafas dalam )
 Pasien mengatakan khawatir akan operasi
 Pasien mengatakan semalam tidak bisa tidur
 Pasien mengatakan sering memikirkan operasinya sampai tidak
nafsu makan
Data Subyektif (Setelah diajarkan tehnik relaksasi nafas dalam)
 Pasien menyatakan agak tenang dan siap di operasi
b. Data Obyektif (Sebelum diajarkan tehnik relaksasi nafas)
 Pasien tampak khawatir  S : 36 oC
 TD : 120/80mmHg  SpO2 : 99%
 HR : 80 x/mnt
 RR : 20 x/mnt
Data Obyektif (Setelah diajarkan tehnik relaksasi nafas)
 Pasien tampak tenang  S : 36 oC
 TD : 120/80 mm/Hg  SpO2 : 99%
 HR : 80 x/mnt
 RR: 20 x/mnt

3. TINDAKAN / HAL YANG DIPELAJARI

Penerapan tehnik relaksasi nafas dalam pada pasien pre operasi

4. ANALISIS

Semua pasien yang akan melakukan tindakan operasi,baik operasi minor


apalagi operasi mayor pasti mengalami yang namanya kecemasan, perasaan
khawatir,merasa,tegang,gemetar,lesu,tidak bisa beristirahat dengan tenang,
sering terbangun dimalam hari, sedih atau terlihat murung, nyeri pada otot,
pucat, lemas, denyut nadi meningkat, berdebar-debar, rasa tertekan atau sempit
di dada, nafas pendek atau sesak, rasa mual atau muntah, sering buang air
kecil, kepala pusing,kepala terasa berat, tidak tenang dan gelisah.
Seseorang yang merasa terancam maka respon tubuh akan berespon
mengeluarkan hormone adrenalinyang berfungsi untuk meningkatkan
kewaspadaan, efek yang ditimbulkan adalah terjadinya peningkatan detak
jantung dan denyut nadi, dalam hal ini seseorang yang akan dilakukan tindakan
operasi makaia merasa terancam secara otomatis tubuhakan mengeluarkan
hormoneadrenalin.
Selain hormone adrenalin seseorang yang merasa terancam juga akan
mengeluarkan hormone kortisol atau hormone stress yang berfungsi untuk
menjaga tubuh agar tetap terjaga, hal ini dibuktikan dengan adanya gejala
pasien yang sering terbangun dimalam hari, tidak bisa beristirahat dengan
tenang serta merasa kawatir. Karena efek dari hormon-hormon tersebut maka
wajar bila pasien yang akan dilakukan operasi mengalami gejala-gejala tersebut.
Relaksasi merupakan keadaan dimana tubuh dan pikiran merasa nyaman,
tenang, rileks, terkontrol, dan jauh dari ketegangan(Audah, 2011). Beberapa
macam teknik relaksasi dapat diterapkan pada klien yang mengalami
kecemasan, salah satunya relaksas inapas dalam (Perry &Potter,2010). Teknik
relaksasi nafas dalam dipercaya dapat menurunkan kecemasan dengan
merilekskan tegangan otot yang menunjang cemas, dengan cara menarik napas
(inspirasi) secara perlahan kemudian ditahan selama ±5 detik dan akhirnya
dihembuskan (ekspirasi) secara perlahan pula diikuti dengan merilekskan otot-
otot bahu (Smeltzer, et.al, 2010).
Setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam terjadi penurunan gejala-
gejala yang dirasakan pasien, hal ini dikarenakan dalam keadaan rileks
seseorang akan merasakan tenang, tidak merasa terancam sehingga terjadi
penurunan kadar hormon eadrenalin dan kortisoldan meningkatkan hormon
eendorfin dan hormone serotoninya itu hormone yang berperan dalam perasaan
senang dan tenang. Dengan meningkatnya kedua hormone tersebut berefek
pada respon fisiologis yang ditunjukkan dengan penurunan detak jantung,
penurunan denyut nadi, perasaan tenang, tidak khawatir, gelisah dan lain
sebagianya.
Hal ini terbukti dalam penelitian Riniasih W,dkk (2016) yang menyatakan
bahwa tehnik relaksasi dan nafas dalam dan dzikir terbukti efektif dalam
menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi BPH.

5. REFERENSI

Audah, Faiza.2011.Dahsyatnya Teknik Pernapasan.Yogyakarta : Interprebook


Perry,AG & Potter PA. 2010. Buku Ajar Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik. Volume 1 Edisi 4 Jakarta: EGC

Riniasih W, Natassia K. 2016.Efektivitas TehnikRelaksasi NapasDalamDan


Dzikir Terhadap PenurunanTingkat KecemasanPadaPasien Pre Operasi
BPH Di RSUDDr. Raden Soedjati SoemodiardjoPurwodadi.
ejournal.annurpurwodadi.ac.id Diakses 19 Oktober 2018 Jam 18.30
Smeltzer, et.al. 2010.Brunner& Suddarth’s Text BookFor Medical
SurgicalNursing.Amerika :Wolters Kluwer Health.

Anda mungkin juga menyukai