Anda di halaman 1dari 46

Oksigen

unsur kimia bernomor atom 8

Oksigen atau zat asam, dahulu kadang kala disebut juga sebagai zat pembakar, adalah unsur
kimia yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Dalam tabel periodik, oksigen
merupakan unsur nonlogam golongan VIA (kalkogen) dan dapat dengan mudah bereaksi
dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada temperatur dan

tekanan standar, dua atom oksigen berikatan menjadi O2 (dioksigen), gas yang tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga
di alam semesta berdasarkan massa (setelah hidrogen dan helium)[1] dan unsur paling
melimpah di kerak Bumi.[2] Berdasarkan volume, 20,9% atmosfer bumi adalah oksigen.[3]
Oksigen,  
8

Garis spektrum oksigen

Sifat umum

Nama, simbol oksigen, O


Pengucapan /ˈɒks[invalid input: 'ɨ']dʒən/ ok-si-jən
Penampilan gas tak berwarna, cairan berwarna biru pucat.
Gambar ini adalah gambar oksigen cair.

Oksigen di tabel periodik

nitrogen ← oksigen → fluor

Nomor atom (Z) 8


Golongan, blok golongan 16 (kalkogen), blok-p
Periode periode 2
Kategori unsur
  nonlogam
Bobot atom standar (±) (Ar) 15.9994(3)
Konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p4
per kelopak 2, 6

Sifat fisika

Fase gas
Titik lebur 54.36 K ​(-218.79 °C, ​-361.82 °F)
Titik didih 90.20 K ​(-182.95 °C, ​-297.31 °F)
Kepadatan pada sts (0 °C dan 101,325 kPa) 1.429 g/L
saat cair, pada t.d. 1.141 g/cm3
Titik kritis 154.59 K, 5.043 MPa
Kalor peleburan (O2) 0.444 kJ/mol
Kalor penguapan (O2) 6.82 kJ/mol
Kapasitas kalor molar (O2)

29.378 J/(mol·K)

Tekanan uap
P (Pa) 1 10 100 1 k 10 k 100 k

at T (K)       61 73 90

Sifat atom

Bilangan oksidasi 2, 1, −1, −2


Elektronegativitas Skala Pauling: 3.44
Energi ionisasi

(artikel)
Jari-jari kovalen 66±2 pm
Jari-jari van der Waals 152 pm

Lain-lain

Struktur kristal ​kubus

Kecepatan suara (gas, 27 °C) 330 m/s


Konduktivitas termal 26.58x10-3  W/(m·K)
Arah magnet paramagnetik
Nomor CAS 7782-44-7

Sejarah

Penemuan C. Scheele (1772)


Asal nama A. Lavoisier (1777)

Isotop oksigen terstabil

Iso­top Kelim­pahan Waktu paruh (t1/2) Moda peluruhan Pro­duk

16O 99.76% 16O stabil dengan 8 neutron

17O 0.039% 17O stabil dengan 9 neutron

18O 0.201% 18O stabil dengan 10 neutron


Semua kelompok molekul organik pada makhluk hidup, seperti protein, karbohidrat, dan
lemak, mengandung unsur oksigen. Demikian pula senyawa anorganik yang terdapat pada
cangkang, gigi, dan tulang hewan. Sebagian besar oksigen dalam tubuh makhluk hidup

dalam bentuk air (H2O), senyawa penting pada makhluk hidup. Oksigen dalam bentuk O2
dihasilkan dari air oleh sianobakteri, ganggang, dan tumbuhan selama fotosintesis, dan
digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua makhluk hidup. Oksigen beracun bagi
organisme anaerob, yang merupakan bentuk kehidupan paling dominan pada masa-masa

awal evolusi kehidupan. O2 kemudian mulai berakumulasi di atmosfer sekitar 2,5 miliar tahun

yang lalu.[4] Terdapat pula alotrop oksigen lainnya, yaitu ozon (O3). Lapisan ozon pada
atmosfer membantu melindungi biosfer dari radiasi ultraviolet, tetapi pada permukaan bumi
ia adalah polutan yang merupakan produk samping dari asbut.

Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsala pada tahun 1773
dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Temuan Priestley lebih terkenal oleh
karena publikasinya merupakan yang pertama kali dicetak. Namun, Priestley memanggil
oksigen "dephlogisticated air" dan tidak mengetahuinya sebagai elemen kimia. Istilah oxygen
diciptakan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1777,[5] yang eksperimennya dengan oksigen
berhasil meruntuhkan teori flogiston pembakaran dan korosi yang terkenal. Ia juga berhasil
menjelaskan peran oksigen dalam pembakaran.

Oksigen secara industri dihasilkan dengan distilasi bertingkat udara cair, dengan
menggunakan zeolit untuk memisahkan karbon dioksida dan nitrogen dari udara, ataupun
elektrolisis air, dll. Oksigen digunakan dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga
digunakan sebagai propelan roket, untuk terapi oksigen, dan sebagai penyokong kehidupan
pada pesawat terbang, kapal selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.

Sejarah

Percobaan awal

Salah satu eksperimen pertama yang diketahui tentang hubungan antara pembakaran dan
udara dilakukan oleh Philo dari Byzantium, seorang penulis Yunani abad ke-2 SM tentang
mekanika. Dalam karyanya, Pneumatica, Philo mengamati bahwa membalikkan wadah di
atas lilin yang menyala dan memasukkan air di bawah leher kapal mengakibatkan air naik ke
leher.[6] Philo salah menduga bahwa bagian udara di bejana diubah menjadi api elemen klasik
dan dengan demikian keluar melalui pori-pori di kaca.

Awalnya, para ilmuwan banyak menganggap bahwa udara adalah satu dari empat unsur dan
bukan merupakan campuran berbagai gas, seperti yang diketahui ilmuwan sekarang. Karena
itu, awalnya para ilmuwan tidak mengetahui adanya oksigen sebagai salah satu komponen
udara. Leonardo da Vinci yang hidup pada 1452–1519 mengamati bahwa sebagian udara
digunakan dalam proses pembakaran dan pernapasan, dan tanpa udara api maupun makhluk
hidup akan mati.[7][8]

Pada akhir abad ke-17, Robert Boyle membuktikan bahwa udara diperlukan dalam proses
pembakaran. Kimiawan Inggris, John Mayow, melengkapi hasil kerja Boyle dengan
menunjukkan bahwa hanya sebagian komponen udara yang ia sebut sebagai spiritus
nitroaereus atau nitroaereus yang diperlukan dalam pembakaran.[9] Pada satu eksperimen, ia
menemukan bahwa dengan memasukkan seekor tikus ataupun sebatang lilin ke dalam
wadah penampung yang tertutup oleh permukaan air akan mengakibatkan permukaan air
tersebut naik dan menggantikan seperempatbelas volume udara yang hilang.[10] Dari
percobaan ini, ia menyimpulkan bahwa nitroaereus digunakan dalam proses respirasi dan
pembakaran.

Mayow mengamati bahwa berat antimon akan meningkat ketika dipanaskan. Ia


menyimpulkan bahwa nitroaereus haruslah telah bergabung dengan antimon.[9] Ia juga
mengira bahwa paru-paru memisahkan nitroaereus dari udara dan menghantarkannya ke
dalam darah, dan panas tubuh hewan serta pergerakan otot akan mengakibatkan reaksi
nitroaereus dengan zat-zat tertentu dalam tubuh.[9] Laporan seperti ini dan pemikiran-
pemikiran serta percobaan-percobaan lainnya dipublikasikan pada tahun 1668 dalam
karyanya Tractatus duo pada bagian "De respiratione".[10]

Teori flogiston

Stahl membantu mengembangkan dan memopulerkan teori flogiston.


Dalam percobaan Robert Hooke, Ole Borch, Mikhail Lomonosov, dan Pierre Bayen, percobaan
mereka semuanya menghasilkan oksigen, tetapi tiada satupun dari mereka yang
mengenalinya sebagai unsur.[11] Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh prevalensi
filosofi pembakaran dan korosi yang dikenal sebagai teori flogiston.

Teori flogiston dikemukakan oleh alkimiawan Jerman, J. J. Becher pada tahun 1667, dan
dimodifikasi oleh kimiawan Georg Ernst Stahl pada tahun 1731.[12] Teori flogiston
menyatakan bahwa semua bahan yang dapat terbakar terbuat dari dua bagian komponen.
Salah satunya adalah flogiston, yang dilepaskan ketika bahan tersebut dibakar, sedangkan
bagian yang tersisa setelah terbakar merupakan bentuk asli materi tersebut.[13]

Bahan-bahan yang terbakar dengan hebat dan meninggalkan sedikit residu (misalnya kayu
dan batu bara), dianggap memiliki kadar flogiston yang sangat tinggi, sedangkan bahan-
bahan yang tidak mudah terbakar dan berkorosi (misalnya besi), mengandung sangat sedikit
flogiston. Udara tidak memiliki peranan dalam teori flogiston. Tiada eksperimen kuantitatif
yang pernah dilakukan untuk menguji keabsahan teori flogiston ini, melainkan teori ini hanya
didasarkan pada pengamatan bahwa ketika sesuatu terbakar, kebanyakan objek tampaknya
menjadi lebih ringan dan sepertinya kehilangan sesuatu selama proses pembakaran
tersebut.[13] Fakta bahwa materi seperti kayu sebenarnya bertambah berat dalam proses
pembakaran tertutup oleh gaya apung yang dimiliki oleh produk pembakaran yang berupa
gas tersebut. Sebenarnya pun, fakta bahwa logam akan bertambah berat ketika berkarat
menjadi petunjuk awal bahwa teori flogiston tidaklah benar (yang mana menurut teori
flogiston, logam tersebut akan menjadi lebih ringan).

Carl Wilhelm Scheele mendahului Priestley dalam penemuan oksigen, tetapi publikasinya dilakukan setelah Priestley.

Penemuan
Michael Sendivogius (Michał Sędziwój), seorang ahli alkimia, filsuf, dan dokter dari Polandia,
dalam karyanya De Lapide Philosophorum Tractatus duodecim e naturae fonte et manuali
experientia depromti (tahun 1604) menggambarkan zat yang terkandung di udara, yang dia
sebut sebagai 'cibus vitae' (makanan kehidupan[14]), dan identik dengan oksigen.[15]
Sendivogius, selama eksperimennya yang dilakukan antara tahun 1598 dan 1604, mengenali
dengan tepat bahwa zat tersebut setara dengan produk sampingan gas yang dilepaskan oleh
dekomposisi termal kalium nitrat. Dalam pandangan Bugaj, isolasi oksigen dan asosiasi yang
tepat dari zat tersebut ke dalam bagian udara yang diperlukan untuk kehidupan, adalah bukti
yang cukup untuk penemuan oksigen oleh Sendivogius.[15] Namun, penemuan Sendivogius
ini sering dibantah oleh generasi ilmuwan dan ahli kimia berikutnya.[13]

Oksigen pertama kali ditemukan oleh seorang ahli obat Carl Wilhelm Scheele. Ia
menghasilkan gas oksigen dengan memanaskan raksa oksida dan berbagai nitrat sekitar
tahun 1772.[3][13] Scheele menyebut gas ini 'udara api' karena ia merupakan satu-satunya gas
yang diketahui mendukung pembakaran. Ia menuliskan pengamatannya ke dalam sebuah
manuskrip yang berjudul Treatise on Air and Fire, yang kemudian ia kirimkan ke penerbitnya
pada tahun 1775. Namun, dokumen ini tidak dipublikasikan sampai dengan tahun 1777.[16]

Joseph Priestley biasanya diberikan prioritas dalam penemuan oksigen

Pada saat yang sama, seorang pastor Britania, Joseph Priestley, melakukan percobaan yang
memfokuskan cahaya matahari ke raksa oksida (HgO) dalam tabung gelas pada tanggal 1
Agustus 1774. Percobaan ini menghasilkan gas yang ia namakan "dephlogisticated air'".[3] Ia
mencatat bahwa lilin akan menyala lebih terang di dalam gas tersebut dan seekor tikus akan
menjadi lebih aktif dan hidup lebih lama ketika menghirup udara tersebut. Setelah mencoba
menghirup gas itu sendiri, ia menulis: "The feeling of it to my lungs was not sensibly different
from that of common air, but I fancied that my breast felt peculiarly light and easy for some
time afterwards."[11] Priestley mempublikasikan penemuannya pada tahun 1775 dalam
sebuah laporan yang berjudul "An Account of Further Discoveries in Air". Laporan ini pula
dimasukkan ke dalam jilid kedua bukunya yang berjudul Experiments and Observations on
Different Kinds of Air.[13][17] Oleh karena ia mempublikasikan penemuannya terlebih dahulu,
Priestley biasanya diberikan prioritas terlebih dahulu dalam penemuan oksigen.

Seorang kimiawan Prancis, Antoine Laurent Lavoisier kemudian mengklaim bahwa ia telah
menemukan zat baru secara independen. Namun, Priestley mengunjungi Lavoisier pada
Oktober 1774 dan memberitahukan Lavoisier mengenai eksperimennya serta bagaimana ia
menghasilkan gas baru tersebut. Scheele juga mengirimkan sebuah surat kepada Lavoisier
pada 30 September 1774 yang menjelaskan penemuannya mengenai zat yang tak diketahui,
tetapi Lavoisier tidak pernah mengakui menerima surat tersebut (sebuah kopian surat ini
ditemukan dalam barang-barang pribadi Scheele setelah kematiannya).[16]

Kontribusi Lavoisier

Apa yang Lavoisier pernah lakukan tidak terbantahkan (walaupun pada saat itu
dipertentangkan) adalah percobaan kuantitatif pertama mengenai oksidasi yang
mengantarkannya kepada penjelasan bagaimana proses pembakaran bekerja.[3] Ia
menggunakan percobaan ini beserta percobaan yang mirip lainnya untuk meruntuhkan teori
flogiston dan membuktikan bahwa zat yang ditemukan oleh Priestley dan Scheele adalah
unsur kimia.

Antoine Lavoisier mendiskreditkan teori flogiston

Pada satu eksperimen, Lavoisier mengamati bahwa tidak terdapat keseluruhan peningkatan
berat ketika timah dan udara dipanaskan di dalam wadah tertutup.[3] Ia mencatat bahwa
udara segera masuk ke dalam wadah seketika ia membuka wadah tersebut. Hal ini
mengindikasikan bahwa sebagian udara yang berada dalam wadah tersebut telah
dikonsumsi. Ia juga mencatat bahwa berat timah tersebut juga telah meningkat dan jumlah
peningkatan ini adalah sama beratnya dengan udara yang masuk ke dalam wadah tersebut.
Percobaan ini beserta percobaan mengenai pembakaran lainnya didokumentasikan ke dalam
bukunya Sur la combustion en général yang dipublikasikan pada tahun 1777.[3] Hasil kerjanya
membuktikan bahwa udara merupakan campuran dua gas, 'udara vital', yang diperlukan
dalam pembakaran dan respirasi, serta azote (Bahasa Yunani ἄζωτον "tak bernyawa"), yang
tidak mendukung pembakaran maupun respirasi. Azote kemudian menjadi apa yang
dinamakan sebagai nitrogen, walaupun dalam Bahasa Prancis dan beberapa bahasa Eropa
lainnya masih menggunakan nama Azote.[3]

Lavoisier menamai ulang 'udara vital' tersebut menjadi oxygène pada tahun 1777. Nama
tersebut berasal dari akar kata Yunani ὀξύς (oxys) (asam, secara harfiah "tajam") dan -γενής
(-genēs) (penghasil, secara harfiah penghasil keturunan). Ia menamainya demikian karena ia
percaya bahwa oksigen merupakan komponen dari semua asam.[5] Ini tidaklah benar, tetapi
pada saat para kimiawan menemukan kesalahan ini, nama oxygène telah digunakan secara
luas dan sudah terlambat untuk menggantinya. Sebenarnya gas yang lebih tepat untuk
disebut sebagai "penghasil asam" adalah hidrogen.

Oxygène kemudian diserap menjadi oxygen dalam bahasa Inggris walaupun terdapat
penentangan dari ilmuwan-ilmuwan Inggris dikarenakan bahwa adalah seorang Inggris,
Priestley, yang pertama kali mengisolasi serta menuliskan keterangan mengenai gas ini.
Penyerapan ini secara sebagian didorong oleh sebuah puisi berjudul "Oxygen" yang memuji
gas ini dalam sebuah buku populer The Botanic Garden (1791) oleh Erasmus Darwin, kakek
Charles Darwin.[16]

Sejarah selanjutnya
 

Robert H. Goddard dengan roket berbahan bakar campuran bensin dan oksigen cair rancangannya

Hipotesis atom awal John Dalton berasumsi bahwa semua unsur berupa monoatomik dan
atom-atom dalam suatu senyawa akan memiliki rasio atom paling sederhana terhadap satu
sama lainnya. Sebagai contoh, Dalton berasumsi bahwa rumus air adalah HO, sehingga
massa atom oksigen adalah 8 kali massa hidrogen (nilai yang sebenarnya adalah 16).[18]
Pada tahun 1805, Joseph Louis Gay-Lussac dan Alexander von Humboldt menunjukkan
bahwa air terbentuk dari dua volume hidrogen dengan satu volume oksigen; dan pada tahun
1811, berdasarkan apa yang sekarang disebut hukum Avogadro dan asumsi molekul unsur
diatomik, Amedeo Avogadro memperkirakan komposisi air dengan benar.[19][a]

Pada akhir abad ke-19, para ilmuwan menyadari bahwa udara dapat dicairkan dan
komponen-komponennya dapat dipisahkan dengan mengkompres dan mendinginkannya.
Kimiawan dan fisikawan Swiss, Raoul Pierre Pictet, menguapkan cairan sulfur dioksida untuk
mencairkan karbon dioksida, yang mana pada akhirnya diuapkan untuk mendinginkan gas
oksigen menjadi cairan. Ia mengirim sebuah telegram pada 22 Desember 1877 kepada
Akademi Sains Prancis di Paris dan mengumumkan penemuan oksigen cairnya.[20] Dua hari
kemudian, fisikawan Perancis Louis Paul Cailletet mengumumkan metodenya untuk
mencairkan oksigen molekuler.[20] Hanya beberapa tetes cairan yang dihasilkan sehingga
tidak ada analisis berarti yang dapat dilaksanakan. Oksigen berhasil dicairkan ke dalam
keadaan stabil untuk pertama kalinya pada 29 Maret 1877 oleh ilmuwan Polandia dari
Universitas Jagiellonian, Zygmunt Wróblewski dan Karol Olszewski.[21]
 

Set percobaan untuk persiapan oksigen di laboratorium akademik

Pada tahun 1891, kimiawan Skotlandia James Dewar berhasil memproduksi oksigen cair
dalam jumlah yang cukup banyak untuk dipelajari.[22] Proses produksi oksigen cair secara
komersial dikembangkan secara terpisah pada tahun 1895 oleh insinyur Jerman Carl von
Linde dan insinyur Britania William Hampson. Kedua insinyur tersebut menurunkan suhu
udara sampai ia mencair dan kemudian mendistilasi udara cair tersebut.[23] Pada tahun 1901,
pengelasan oksiasetilena didemonstrasikan untuk pertama kalinya dengan membakar

campuran asetilena dan O2 yang dimampatkan. Metode pengelasan dan pemotongan logam
ini pada akhirnya digunakan secara meluas.[23]

Pada tahun 1923, ilmuwan Amerika Robert H. Goddard menjadi orang pertama yang
mengembangkan mesin roket; mesin ini menggunakan bensin sebagai bahan bakar dan
oksigen cair sebagai oksidator. Goddard berhasil menerbangkan roket kecil sejauh 56 m
dengan kecepatan 97 km/jam pada 16 Maret 1926 di Auburn, Massachusetts, Amerika
Serikat.[23][24]

Dalam laboratorium akademik, oksigen bisa disiapkan dengan membakar kalium klorat yang
dicampur dengan sedikit mangan dioksida.[25]

Baru-baru ini, konsentrasi oksigen dalam atmosfer bumi sedikit menurun, mungkin karena
pembakaran bahan bakar fosil.[26]

Karakteristik

Struktur
 

Diagram orbital, menurut Barrett (2002),[27] yang menunjukkan orbital atom yang berpartisipasi dari setiap atom
oksigen, orbital molekul yang dihasilkan dari tumpang tindihnya, dan pengisian aufbau dari orbital dengan 12 elektron,
6 dari setiap atom O, yang dimulai dari orbital yang paling rendah, dan menghasilkan karakter ikatan ganda kovalen
dari orbital terisi (dan pembatalan kontribusi pasangan orbital σ dan σ* dan π dan π*).

Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau,

dan tidak berasa dengan rumus molekul O2, yang disebut sebagai dioksigen,[28] di mana dua
atom oksigen secara kimiawi berikatan dengan konfigurasi elektron triplet spin. Ikatan ini
memiliki orde ikatan dua dan sering dijelaskan secara sederhana sebagai ikatan ganda[29]
ataupun sebagai kombinasi satu ikatan dua elektron dengan dua ikatan tiga elektron.[30]

Sebagai dioksigen, dua atom oksigen terikat satu sama lain. Ikatan dapat dideskripsikan
berdasarkan tingkat teori, tetapi secara umum dijelaskan sebagai ikatan ganda kovalen yang
dihasilkan dari pengisian orbital molekul yang terbentuk dari orbital atom oksigen, yang
pengisiannya menghasilkan angka orde ikatan dua. Untuk yang lebih spesifik, ikatan ganda
adalah hasil pengisian orbital berurutan, berenergi rendah ke tinggi, atau Aufbau, dan
pembatalan kontribusi elektron 2s, setelah pengisian orbital σ dan σ* rendah secara
berurutan; σ tumpang tindih dengan dua orbital 2p atom yang terletak di sepanjang sumbu
molekul O-O dan π tumpang tindih dengan dua pasang orbital atom 2p yang tegak lurus
dengan sumbu molekul O-O, dan kemudian pembatalan kontribusi dari sisa dua dari enam
elektron 2p setelah mengisi sebagian orbital π dan π* terendah.[27]

Kombinasi pembatalan dan tumpang tindih σ dan π ini menghasilkan karakter ikatan rangkap
dan reaktivitas dioksigen, dan keadaan dasar elektronik triplet. Konfigurasi elektron dengan
dua elektron yang tidak berpasangan, seperti yang ditemukan dalam orbital dioksigen (lihat
orbital π* yang terisi dalam diagram) yang energinya sama — yaitu berdegenerasi — adalah
konfigurasi yang disebut keadaan spin triplet. Oleh karena itu, keadaan dasar molekul O2
disebut sebagai oksigen triplet.[31][b] Orbital dengan energi tertinggi dan sebagian terisi
bersifat anti-ikat, dan pengisiannya melemahkan orde ikatan dari tiga menjadi dua. Hal ini
membuat ikatan oksigen diatomik lebih lemah daripada ikatan rangkap tiga nitrogen.[31]
Karena elektronnya yang tidak berpasangan, oksigen triplet lambat bereaksi dengan
sebagian besar molekul organik, yang memiliki spin elektron berpasangan; ini mencegah
pembakaran spontan.[32]

Dalam bentuk triplet yang normal, molekul O2 bersifat paramagnetik oleh karena spin momen
magnetik elektron tak berpasangan molekul tersebut dan energi pertukaran negatif antara

molekul O2 yang bersebelahan. Oksigen cair akan tertarik kepada magnet, sedemikiannya
pada percobaan laboratorium, jembatan oksigen cair akan terbentuk di antara dua kutub
magnet kuat.[33][c]

Oksigen cair yang berada di antara kedua magnet karena paramagnetismenya

Oksigen singlet, adalah nama molekul oksigen O2 yang kesemuaan spin elektronnya
berpasangan. Ia lebih reaktif terhadap molekul organik pada umumnya. Secara alami,
oksigen singlet umumnya dihasilkan dari air selama fotosintesis.[34] Ia juga dihasilkan di
troposfer melalui fotolisis ozon oleh sinar berpanjang gelombang pendek,[35] dan oleh sistem
kekebalan tubuh sebagai sumber oksigen aktif.[36] Karotenoid pada organisme yang
berfotosintesis (kemungkinan juga ada pada hewan) memainkan peran yang penting dalam
menyerap oksigen singlet dan mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak tereksitasi
sebelum ia menyebabkan kerusakan pada jaringan.[37]

Alotrop
 

Representasi model pengisian ruang molekul dioksigen (O2)

Alotrop oksigen elementer yang umumnya ditemukan di bumi adalah dioksigen O2. Ia
memiliki panjang ikat 121 pm dan energi ikat 498 kJ·mol-1.[38] Alotrop oksigen ini digunakan
oleh makhluk hidup dalam respirasi sel dan merupakan komponen utama atmosfer bumi.

Trioksigen (O3), dikenal sebagai ozon, merupakan alotrop oksigen yang sangat reaktif dan

dapat merusak jaringan paru-paru.[39] Ozon diproduksi di atmosfer bumi ketika O2 bergabung

dengan oksigen atomik yang dihasilkan dari pemisahan O2 oleh radiasi ultraviolet (UV).[5]
Oleh karena ozon menyerap gelombang UV dengan sangat kuat, lapisan ozon yang berada di
atmosfer berfungsi sebagai perisai radiasi yang melindungi planet.[5] Namun, dekat
permukaan bumi, ozon merupakan polutan udara yang dibentuk dari produk sampingan
pembakaran otomobil.[40]

Molekul metastabil tetraoksigen (O4) ditemukan pada tahun 2001,[41][42] dan dianggap
terdapat pada salah satu enam fase oksigen padat. Hal ini dibuktikan pada tahun 2006,

dengan menekan O2 sampai dengan 20 GPa, dan ditemukan struktur gerombol rombohedral

O8.[43] Gerombol ini berpotensi sebagai oksidator yang lebih kuat daripada O2 maupun O3,
dan dapat digunakan dalam bahan bakar roket.[41][42] Fase logam oksigen ditemukan pada
tahun 1990 ketika oksigen padat ditekan sampai di atas 96 GPa[44]. Ditemukan pula pada
tahun 1998 bahwa pada suhu yang sangat rendah, fase ini menjadi superkonduktor.[45]

Sifat fisik

 
Lampu lucutan oksigen (spektrum)

Oksigen lebih larut dalam air daripada nitrogen. Air mengandung sekitar satu molekul O2

untuk setiap dua molekul N2, bandingkan dengan rasio atmosferik yang sekitar 1:4. Kelarutan
oksigen dalam air bergantung pada suhu. Pada suhu 0 °C, konsentrasi oksigen dalam air
adalah 14,6 mg·L−1, manakala pada suhu 20 °C oksigen yang larut adalah sekitar
7,6 mg·L−1.[11][46] Pada suhu 25 °C dan 1 atm udara, air tawar mengandung 6,04 mililiter (mL)
oksigen per liter, manakala dalam air laut mengandung sekitar 4,95 mL per liter.[47] Pada
suhu 5 °C, kelarutannya bertambah menjadi 9,0 mL (50% lebih banyak daripada 25 °C) per
liter untuk air murni dan 7,2 mL (45% lebih) per liter untuk air laut.

Konsentrasi oksigen dalam air pada permukaan laut (ml per liter)
5 °C 25 °C

Air tawar 9,00 6,04

Air laut 7,20 4,95

Oksigen mengembun pada 90,20 K (−182,95 °C, −297,31 °F), dan membeku pada 54.36 K
(−218,79 °C, −361,82 °F).[48] Baik oksigen cair dan oksigen padat berwarna biru langit. Hal ini
dikarenakan oleh penyerapan warna merah. Oksigen cair dengan kadar kemurnian yang
tinggi biasanya didapatkan dengan distilasi bertingkat udara cair;[49] Oksigen cair juga dapat
dihasilkan dari pengembunan udara, menggunakan nitrogen cair dengan pendingin.

Oksigen merupakan zat yang sangat reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang
mudah terbakar.[50]

Spektroskopi molekul oksigen dikaitkan dengan proses atmosfer aurora dan pijaran udara.[51]
Penyerapan dalam rangkaian Herzberg dan ultraviolet dalam pita Schumann-Runge
menghasilkan atom oksigen yang penting dalam kimia atmosfer tengah.[52] Molekul oksigen
singlet dalam keadaan tereksitasi adalah penyebab dari kemiluminesens merah dalam
larutan.[53]

Isotop
 

Pada akhir kehidupan bintang masif, 16O terkonsentrasi di lapisan O, 17O di lapisan H dan 18O di lapisan He.

Oksigen yang dapat ditemukan secara alami adalah 16O, 17O, dan 18O, dengan 16O merupakan
yang paling melimpah (99,762%).[54] Isotop oksigen dapat berkisar dari yang bernomor
massa 12 sampai dengan 28.[54]

Kebanyakan 16O di disintesis pada akhir proses fusi helium pada bintang, tetapi ada juga
beberapa yang dihasilkan pada proses pembakaran neon.[55] 17O utamanya dihasilkan dari
pembakaran hidrogen menjadi helium semasa siklus CNO, membuatnya menjadi isotop yang
paling umum pada zona pembakaran hidrogen bintang.[55] Kebanyakan 18O diproduksi ketika
14
N (berasal dari pembakaran CNO) menangkap inti 4He, menjadikannya bentuk isotop yang
paling umum di zona kaya helium bintang.[55]

Empat belas radioisotop telah berhasil dikarakterisasi, yang paling stabil adalah 15O dengan
umur paruh 122,24 detik  dan 14O dengan umur paruh 70,606 detik.[54] Isotop radioaktif
sisanya memiliki umur paruh yang lebih pendek daripada 27 detik, dan mayoritas memiliki
umur paruh kurang dari 83 milidetik.[54] Modus peluruhan yang paling umum untuk isotop
yang lebih ringan dari 16O adalah penangkapan elektron, menghasilkan nitrogen, sedangkan
modus peluruhan yang paling umum untuk isotop yang lebih berat daripada 18O adalah
peluruhan beta, menghasilkan fluorin.[54]

Keberadaan
10 unsur paling banyak di dalam galaksi Bima Sakti, diperkirakan dari spektroskopi unsur-
unsur[56]
Z Unsur Fraksi massa dalam bagian per sejuta

1 Hidrogen 739.000 71 × massa oksigen (batang merah)

2 Helium 240.000 23 × massa oksigen (batang merah)

8 Oksigen 10.400  

6 Karbon 4.600  

10 Neon 1.340  

26 Besi 1.090  

7 Nitrogen 960  

14 Silikon 650  

12 Magnesium 580  

16 Belerang 440  

Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di biosfer, udara, laut,
dan tanah bumi. Oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah ketiga di alam semesta,
setelah hidrogen dan helium.[1] Sekitar 0,9% massa Matahari adalah oksigen.[3] Oksigen
mengisi sekitar 49,2% massa kerak bumi[2] dan merupakan komponen utama dalam
samudera (88,8% berdasarkan massa).[3] Gas oksigen merupakan komponen paling umum
kedua dalam atmosfer bumi, menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa (sekitar 1015 ton)
atmosfer.[3][57][d] Bumi memiliki ketidaklaziman pada atmosfernya dibandingkan planet-planet
lainnya dalam sistem tata surya karena ia memiliki konsentrasi gas oksigen yang tinggi di

atmosfernya. Bandingkan dengan Mars yang hanya memiliki 0,1% O2 berdasarkan volume

dan Venus yang bahkan memiliki kadar konsentrasi yang lebih rendah. Namun, O2 yang
berada di planet-planet selain bumi hanya dihasilkan dari radiasi ultraviolet yang menimpa
molekul-molekul beratom oksigen, misalnya karbon dioksida.

Air dingin melarutkan lebih banyak O2.

Konsentrasi gas oksigen di Bumi yang tidak lazim ini merupakan akibat dari siklus oksigen.
Siklus biogeokimia ini menjelaskan pergerakan oksigen di dalam dan di antara tiga reservoir
utama bumi: atmosfer, biosfer, dan litosfer. Faktor utama yang mendorong siklus oksigen ini
adalah fotosintesis. Fotosintesis melepaskan oksigen ke atmosfer, manakala respirasi dan
proses pembusukan menghilangkannya dari atmosfer. Dalam keadaan kesetimbangan, laju
produksi dan konsumsi oksigen adalah sekitar 1/2000 keseluruhan oksigen yang ada di
atmosfer setiap tahunnya.

Oksigen bebas juga terdapat dalam air sebagai larutan. Peningkatan kelarutan O2 pada
temperatur yang rendah memiliki implikasi yang besar pada kehidupan laut. Lautan di sekitar
kutub bumi dapat menyokong kehidupan laut yang lebih banyak oleh karena kandungan

oksigen yang lebih tinggi.[58] Air yang terkena polusi dapat mengurangi jumlah O2 dalam air
tersebut. Para ilmuwan menaksir kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen biologis

atau jumlah O2 yang diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi oksigen dalam air itu
seperti semula.[59]

Analisis

500 juta tahun pemanasan global dibandingkan dengan 18O

Ahli paleoklimatologi mengukur rasio oksigen-18 dan oksigen-16 dalam cangkang dan
kerangka organisme laut untuk menentukan iklim jutaan tahun yang lalu (lihat siklus rasio
isotop oksigen). Molekul air laut yang mengandung isotop yang lebih ringan, oksigen-16,
menguap sedikit lebih cepat daripada molekul air yang mengandung oksigen-18, yang lebih
berat 12% daripada oksigen-16, dan perbedaan ini meningkat pada suhu yang lebih
rendah.[60] Selama periode suhu global yang lebih rendah, salju dan hujan dari air menguap
cenderung lebih tinggi dalam oksigen-16, dan air laut yang ditinggalkan cenderung lebih
tinggi dalam oksigen-18. Organisme laut kemudian memasukkan lebih banyak oksigen-18 ke
dalam kerangka dan cangkangnya daripada di iklim yang lebih hangat.[60] Ahli
paleoklimatologi juga secara langsung mengukur rasio ini dalam molekul air sampel inti es
yang berusia sampai ratusan ribu tahun.

Ahli geologi planet telah mengukur jumlah relatif isotop oksigen dalam sampel dari Bumi,
Bulan, Mars, dan meteorit, tetapi lama tidak dapat memperoleh nilai referensi untuk rasio
isotop di Matahari, yang diyakini sama dengan yang ada di purba nebula matahari. Analisis
wafer silikon yang terpapar angin surya di luar angkasa dan dikembalikan oleh wahana
antariksa Genesis yang jatuh menunjukkan bahwa Matahari memiliki proporsi oksigen-16
yang lebih tinggi daripada Bumi. Pengukuran tersebut menyiratkan bahwa proses yang tidak
diketahui menghabiskan oksigen-16 dari piringan materi protoplanet Matahari sebelum
penggabungan butiran debu yang membentuk Bumi.[61]

Oksigen membuat dua pita serapan spektrofotometri yang memuncak pada panjang
gelombang 687 dan 760 nm. Beberapa ilmuwan penginderaan jauh mengusulkan
menggunakan pengukuran pancaran yang berasal dari tajuk vegetasi di pita tersebut untuk
menentukan kesehatan tanaman dari platform satelit.[62] Pendekatan ini memanfaatkan
sebuah fakta bahwa pada pita-pita tersebut bisa membedakan reflektansi vegetasi dari
fluoresensinya, yang jauh lebih lemah. Pengukuran secara teknis sulit karena rasio signal-to-
noise yang rendah dan struktur fisik vegetasi; tetapi diusulkan sebagai metode yang
memungkinkan untuk memantau siklus karbon dari satelit dalam skala global.

Peranan biologis

Fotosintesis dan respirasi


 

Fotosintesis menghasilkan O2

Di alam, oksigen bebas dihasilkan dari fotolisis air selama fotosintesis oksigenik. Ganggang
hijau dan sianobakteri di lingkungan lautan menghasilkan sekitar 70% oksigen bebas yang
dihasilkan di bumi, sedangkan sisanya dihasilkan oleh tumbuhan daratan.[63]

Persamaan kimia yang sederhana untuk fotosintesis adalah:[64]

6CO2 + 6H2O + foton → C6H12O6 + 6O2

Atau lebih sederhananya:

karbon dioksida + air + sinar matahari → glukosa + dioksigen

Evolusi oksigen fotolitik terjadi di membran tilakoid organisme dan memerlukan energi
empat foton.[e] Terdapat banyak langkah proses yang terlibat, tetapi hasilnya merupakan
pembentukan gradien proton di seluruh permukaan tilakod. Ini digunakan untuk mensintesis

ATP via fotofosforilasi.[65] O2 yang dihasilkan sebagai produk sampingan kemudian


dilepaskan ke atmosfer.[f]

Dioksigen molekuler, O2, sangatlah penting untuk respirasi sel organisme aerob. Oksigen
digunakan di mitokondria untuk membantu menghasilkan adenosina trifosfat (ATP) selama
fosforilasi oksidatif. Reaksi respirasi aerob ini secara garis besar merupakan kebalikan dari
fotosintesis, secara sederhana:

C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 2880 kJ·mol-1


Pada vertebrata, O2 berdifusi melalui membran paru-paru dan dibawa oleh sel darah merah.

Hemoglobin mengikat O2, mengubah warnanya dari merah kebiruan menjadi merah
cerah.[66][39] Terdapat pula hewan lainnya yang menggunakan hemosianin (hewan moluska
dan beberapa artropoda) ataupun hemeritrin (laba-laba dan lobster).[57] Satu liter darah dapat

melarutkan 200 mL O2.[57]

Spesi oksigen yang reaktif, misalnya ion superoksida (O2) dan hidrogen peroksida (H2O2),
adalah produk sampingan penggunaan oksigen dalam tubuh organisme.[57] Namun, bagian
sistem kekebalan organisme tingkat tinggi pula menghasilkan peroksida, superoksida, dan
oksigen singlet untuk menghancurkan mikroba. Spesi oksigen reaktif juga memainkan peran
yang penting pada respon hipersensitif tumbuhan melawan serangan patogen.[65]

Dalam keadaan istirahat, manusia dewasa menghirup 1,8 sampai 2,4 gram oksigen per
menit.[67] Jumlah ini setara dengan 6 miliar ton oksigen yang dihirup oleh seluruh manusia
per tahun.[g]

Makhluk hidup

Tekanan parsial oksigen dalam tubuh manusia (PO2)


Tekanan gas di Oksigen darah pada Gas darah pada pembuluh
Unit
alveolus arteri balik

kPa 14,2 11[68]-13[68] 4,0[68]-5,3[68]

mmHg 107 75[69]-100[69] 30[70]-40[70]

Tekanan parsial oksigen bebas dalam tubuh organisme vertebrata yang hidup paling tinggi
dalam sistem pernapasan, dan menurun sepanjang pembuluh nadi, jaringan periferal, dan
pembuluh nadi. Tekanan parsial adalah tekanan yang akan dimiliki oksigen jika hanya
oksigen menempati volume.[71]

Penumpukan oksigen di atmosfer

Peningkatan kadar O2 di atmosfer bumi: 1) tiada O2 yang dihasilkan; 2) O2 dihasilkan, namun diserap samudera dan
batuan dasar laut; 3) O2 mulai melepaskan diri dari samudera, namun diserap oleh permukaan tanah dan
pembentukan lapisan ozon; 4-5) gas O2 mulai berakumulasi
Gas oksigen bebas hampir tidak terdapat pada atmosfer bumi sebelum munculnya arkaea
dan bakteri fotosintetik. Oksigen bebas pertama kali muncul dalam kadar yang signifikan
semasa masa Paleoproterozoikum (antara 2,5 sampai dengan 1,6 miliar tahun yang lalu).
Pertama-tama, oksigen bersamaan dengan besi yang larut dalam samudera, membentuk
formasi pita besi (Banded iron formation). Oksigen mulai melepaskan diri dari samudera 2,7
miliar tahun lalu, dan mencapai 10% kadar sekarang sekitar 1,7 miliar tahun lalu.[72]

Keberadaan oksigen dalam jumlah besar di atmosfer dan samudera kemungkinan membuat
kebanyakan organisme anaerob hampir punah semasa bencana oksigen sekitar 2,4 miliar
tahun yang lalu. Namun, respirasi sel yang menggunakan O2 mengizinkan organisme aerob
untuk memproduksi lebih banyak ATP daripada organisme anaerob, sehingga organisme

aerob mendominasi biosfer bumi.[73] Fotosintesis dan respirasi seluler O2 mengizinkan


berevolusinya sel eukariota dan akhirnya berevolusi menjadi organisme multisel seperti
tumbuhan dan hewan.

Sejak permulaan era Kambrium 540 juta tahun yang lalu, kadar O2 berfluktuasi antara 15%

sampai 30% berdasarkan volume.[74] Pada akhir masa Karbon, kadar O2 atmosfer mencapai
maksimum dengan 35% berdasarkan volume,[74] mengizinkan serangga dan amfibi tumbuh
lebih besar daripada ukuran sekarang.

Fluktuasi konsentrasi oksigen atmosfer telah mempengaruhi iklim masa lalu. Ketika oksigen
menurun, kepadatan atmosfer turun, yang mengakibatkan peningkatan penguapan, yang
menyebabkan curah hujan meningkat dan suhu menjadi lebih hangat.[75]

Aktivitas manusia, meliputi pembakaran 7 miliar ton bahan bakar fosil per tahun hanya
memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap penurunan kadar oksigen di atmosfer. Dengan
laju fotosintesis sekarang ini, diperlukan sekitar 2.000 tahun untuk memproduksi ulang

seluruh O2 yang ada di atmosfer sekarang.[76]

Produksi industri
 

Peralatan elektrolisis Hofmann yang digunakan dalam elektrolisis air.

Seratus juta ton O2 diekstraksi dari udara untuk keperluan industri setiap tahun melalui dua
metode utama.[77] Metode yang paling banyak digunakan adalah distilasi fraksional dari
udara yang sudah dicairkan. Saat proses berlangsung, N2 menguap sedangkan O2 tersisa
sebagai cairan.[77]

Metode kedua untuk menghasilkan O2 melewatkan aliran udara bersih dan kering melalui
sebuah unggun dari sepasang saringan molekuler zeolit ​yang seperti satu sama lain, yang
menyerap nitrogen dan mengalirkan aliran gas dengan kemurnian O2 90% sampai 93% .[77]
Pada waktu bersamaan, gas nitrogen dilepaskan dari unggun zeolit yang ​jenuh dengan
nitrogen yang lain, dengan mengurangi tekanan operasi ruang dan mengalihkan sebagian
gas oksigen dari unggun produsen melaluinya, dengan arah aliran yang berlawanan. Setelah
waktu siklus yang ditetapkan, fungsi kedua unggun dipertukarkan, memungkinkan pasokan
gas oksigen yang terus menerus untuk dipompa melalui pipa. Ini dikenal sebagai adsorpsi
ayunan tekanan. Gas oksigen semakin sering diperoleh dengan teknologi non-kriogenik (lihat
juga teknologi yang terkait adsorpsi ayunan vakum).[78]

Gas oksigen juga dapat diproduksi melalui elektrolisis air menjadi molekul oksigen dan
hidrogen. Listrik DC harus digunakan: jika llstrik AC digunakan, gasnya terdiri dari hidrogen
dan oksigen dengan rasio 2:1 yang bisa meledak. Metode serupa adalah evolusi

elektrokatalitik O2 dari oksida dan asam okso. Katalis kimia juga dapat digunakan, seperti
pada generator oksigen kimia atau lilin oksigen yang digunakan sebagai bagian dari
peralatan pendukung kehidupan di kapal selam, dan masih menjadi bagian dari perlengkapan
standar dalam pesawat komersial jika terjadi keadaan darurat kekurangan tekanan. Metode
pemisahan udara lainnya memaksa udara untuk larut melalui membran keramik dengan
dasar zirkonium dioksida, baik dengan tekanan tinggi atau arus listrik, untuk menghasilkan
gas O2 yang hampir murni.[79]

Penyimpanan

Tabung gas terkompresi dengan regulator yang berisi gas oksigen dan MAPP

Penyimpanan oksigen dapat berupa tangki oksigen tekanan tinggi, kriogenik, dan senyawa
kimia. Untuk alasan ekonomi, oksigen sering diangkut dalam jumlah besar sebagai cairan di
truk tangki yang diisolasi, karena satu liter oksigen cair setara dengan 840 liter gas oksigen
pada tekanan atmosfer dan temperatur 20 °C (68 °F).[77] Truk tangki semacam itu digunakan
untuk mengisi ulang wadah penyimpanan oksigen cair curah, yang berada di luar rumah sakit
dan institusi lain yang membutuhkan gas oksigen murni dalam jumlah besar. Oksigen cair
melewati penukar panas, yang mengubah cairan kriogenik menjadi gas oksigen sebelum
memasuki gedung. Oksigen juga disimpan dan dikirim dalam kemasan silinder yang lebih
kecil yang berisi gas terkompresi, berguna untuk aplikasi medis portabel tertentu serta las
karbit.[77]

Penggunaan

Medis
 

Konsentrator oksigen di rumah pasien emfisema

Pengambilan O2 dari udara adalah tujuan penting dari respirasi, jadi suplementasi oksigen
digunakan dalam pengobatan. Perawatan tidak hanya meningkatkan kadar oksigen dalam
darah pasien, tetapi juga memiliki efek sekunder menurunkan resistensi aliran darah di
berbagai jenis paru-paru yang sakit, mengurangi beban kerja pada jantung. Terapi oksigen
digunakan untuk mengobati emfisema, radang paru-paru, beberapa gangguan jantung (gagal
jantung kongestif), beberapa gangguan yang menyebabkan peningkatan tekanan arteri
pulmonalis, dan penyakit apa pun yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengambil
dan menggunakan gas oksigen.[80]

Perawatannya cukup fleksibel untuk digunakan di rumah sakit, rumah pasien, atau dengan
perangkat portabel. Tenda oksigen dulu digunakan dalam suplementasi oksigen, tetapi
sudah diganti dengan penggunaan masker oksigen atau kanula hidung.[81]

Obat hiperbarik (tekanan tinggi) menggunakan ruang oksigen khusus untuk meningkatkan
tekanan parsial O2 di sekitar pasien dan, bila diperlukan, staf medis.[82] Keracunan karbon
monoksida, gas gangrene, dan penyakit dekompresi ('tikungan' atau the bends) terkadang
disembuhkan dengan terapi ini.[83] Meningkatkan konsentrasi O2 di paru-paru membantu
mengeluarkan karbon monoksida dari kelompok heme hemoglobin.[84][85] Gas oksigen
beracun bagi bakteri anaerob yang menyebabkan gas gangrene. Oleh karena itu,
meningkatkan tekanan parsial akan membantu membunuh bakteri anaerob.[84][85] Penyakit
dekompresi terjadi pada penyelam yang naik ke atas terlalu cepat setelah menyelam,
mengakibatkan gelembung gas lengai, sebagian besar terdiri dari nitrogen dan helium,
terbentuk di dalam darah. Meningkatkan tekanan O2 secepatnya membantu melarutkan
kembali gelembung ke dalam darah sehingga kelebihan gas ini dapat dikeluarkan melalui
paru-paru.[80][86][87] Pemberian oksigen normobarik pada konsentrasi tertinggi yang tersedia
sering digunakan sebagai pertolongan pertama untuk cedera penyelaman apapun yang
mungkin melibatkan pembentukan gelembung gas lengai di jaringan. Ada dukungan
epidemiologis untuk penggunaannya dari studi statistik kasus-kasus yang dicatat dalam
pangkalan data jangka panjang.[88][89][90]

Dukungan hidup dan penggunaan rekreasi

Gas O2 murni bertekanan rendah digunakan dalam pakaian luar angkasa.

O2 digunakan sebagai gas pernapasan bertekanan rendah dalam pakaian luar angkasa
modern, yang mengelilingi tubuh pemakainya dengan gas pernapasan. Air dalam pakaian
luar angkasa berupa oksigen yang hampir murni pada sekitar sepertiga tekanan normal,

dengan hasil tekanan parsial darah normal O2. Tarik-ulur konsentrasi oksigen yang lebih
tinggi untuk tekanan yang lebih rendah diperlukan untuk mempertahankan fleksibilitas.[91][92]

Penyelam bawah laut dan orang dalam kapal selam juga memerlukan O2 yang dikirim secara
artifisial. Kapal selam dan pakaian selam atmosferik biasanya menggunakan udara
bertekanan normal. Udara dibersihkan dari karbon dioksida menggunakan ekstraksi kimiawi
dan oksigen diganti untuk mempertahankan tekanan parsial yang konstan. Penyelam
tekanan ambien menghirup campuran udara atau gas dengan fraksi oksigen yang

disesuaikan dengan kedalaman penyelam. Penggunaan O2 murni atau hampir murni untuk
penyelaman pada tekanan yang lebih tinggi dari atmosfer Bumi biasanya terbatas untuk
rebreather, atau dekompresi pada kedalaman yang relatif dangkal (kurang dari ~6
meter),[93][94] atau perawatan medis di ruang kompresi ulang dengan tekanan hingga 2,8 bar,
dimana toksisitas oksigen dapat dikelola tanpa risiko tenggelam. Penyelaman yang lebih
dalam membutuhkan penambahan gas lain, seperti nitrogen atau helium, untuk mencegah
keracunan oksigen.[93]

Orang yang mendaki gunung atau terbang dengan pesawat bersayap tetap tidal bertekanan

kadang memiliki suplai O2 tambahan.[h] Pesawat komersial bertekanan memiliki pasokan


darurat O2 yang secara otomatis disalurkan ke penumpang jika terjadi penurunan tekanan
kabin. Kehilangan tekanan kabin yang tiba-tiba mengaktifkan generator oksigen kimia di atas
kursi masing-masing, yang kemudian menyebabkan masker oksigen jatuh. Menarik masker
"untuk memulai aliran oksigen" seperti yang diperintahkan oleh instruksi keselamatan kabin,
memaksa besi masuk ke dalam natrium klorat di dalam tabung.[79] Gas oksigen kemudian
diproduksi oleh reaksi eksotermik yang kemudian mengalir dengan stabil.

Oksigen, sebagai euforik ringan, memiliki sejarah penggunaan rekreasi dalam bar oksigen
dan olahraga. Bar oksigen adalah bar yang ditemukan di Amerika Serikat sejak akhir 1990-an

yang menawarkan gas O2 dengan biaya sedikit.[95] Atlet profesional, terutama dalam sepak
bola Amerika, kadang-kadang pergi ke luar lapangan di antara permainan untuk mengenakan
masker oksigen untuk meningkatkan kinerja. Efek farmakologisnya diragukan; efek plasebo
adalah penjelasan yang lebih mungkin.[95] Studi yang tersedia mendukung peningkatan
kinerja dari gas kaya oksigen hanya jika dihirup selama latihan aerobik.[96]

Penggunaan rekreasi lainnya yang tidak melibatkan pernapasan adalah aplikasi piroteknik,
seperti penyalaan pemanggang barbeku selama lima detik oleh George Goble.[97]

Industri

Sebagian besar O2 yang diproduksi secara komersial digunakan untuk peleburan dan/atau dekarburisasi besi.
Peleburan bijih besi menjadi baja mengkonsumsi 55% oksigen yang diproduksi secara

komersial[79] Dalam proses ini, O2 disuntikkan melalui tombak bertekanan tinggi ke dalam
besi cair, yang menghilangkan kotoran belerang dan karbon berlebih sebagai oksida masing-

masing, SO2 dan CO2. Reaksinya eksotermik, sehingga suhunya meningkat sampai 1.700 °C
pada saat reaksi terjadi.[98]

25% oksigen yang diproduksi secara komersial digunakan oleh industri kimia.[98] Etilen

bereaksi dengan O2 untuk membuat etilena oksida, yang kemudian diubah menjadi etilena
glikol; sebuah bahan utama dengan kegunaan yang banyak, termasuk antibeku dan polimer
poliester (bahan dari berbagai plastik dan kain).[98] Banyak oksigen atau udara digunakan
untuk proses pemecahan oksi[99] dan produksi asam akrilat,[100] diformil-furan,[101] dan asam
benzilat.[102] Sintesis elektrokimia hidrogen peroksida dari oksigen adalah teknologi
memungkinkan untuk menggantikan proses hidrokuinon yang saat ini digunakan. Oksidasi
katalitik digunakan dalam pembakar lanjut untuk menghilangkan gas berbahaya.[103][104]

Sebagian besar sisa 20% oksigen yang diproduksi secara komersial digunakan dalam
aplikasi medis, pemotongan dan pengelasan logam, sebagai oksidator bahan bakar roket,
dan dalam penjernihan air.[98] Oksigen digunakan dalam pengelasan oksiasetilen, yang

membakar asetilena dengan O2 untuk menghasilkan nyala api yang sangat panas. Dalam
proses ini, logam dengan ketebalan hingga 60 cm (24 in) dipanaskan terlebih dahulu dengan

nyala oksi-asetilen kecil, kemudian dipotong dengan cepat menggunakan aliran O2 yang
besar.[105]

Senyawa oksigen

Air (H2O) adalah senyawa oksigen yang paling dikenal.


Keadaan oksidasi oksigen adalah -2 untuk hampir semua senyawa oksigen yang diketahui.
Keadaan oksidasi -1 ditemukan pada beberapa senyawa seperti peroksida.[106] Senyawa
oksigen dengan keadaan oksidasi lainnya sangat jarang ditemukan, yakni -1/2 (superoksida),
-1/3 (ozonida), 0 (asam hipofluorit), +1/2 (dioksigenil), +1 (dioksigen difluorida), dan +2
(oksigen difluorida).[107]

Senyawa oksida dan senyawa anorganik lainnya


Air (H2O) adalah oksida hidrogen dan merupakan senyawa oksigen yang paling dikenal.
Atom hidrogen secara kovalen berikatan dengan oksigen. Selain itu, atom hidrogen juga
berinteraksi dengan atom oksigen dari molekul air lainnya (sekitar 23,3 kJ·mol−1 per atom
hidrogen).[108] Ikatan hidrogen antar molekul air ini menjaga kedua molekul 15% lebih dekat
daripada yang diperkirakan apabila hanya memperhitungkan gaya Van der Waals.[109][i]

Senyawa oksida seperti besi oksida atau karat terbentuk ketika oksigen bereaksi dengan unsur lainnya.

Oleh karena elektronegativitasnya, oksigen akan membentuk ikatan kimia dengan hampir
semua unsur lainnya pada suhu tinggi dan menghasilkan senyawa oksida. Namun, terdapat
pula beberapa unsur yang secara spontan akan membentuk oksida pada suhu dan tekanan
standar. Perkaratan besi merupakan salah satu contohnya. Permukaan logam seperti
aluminium dan titanium teroksidasi dengan keberadaan udara dan membuat permukaan
logam tersebut tertutupi oleh lapisan tipis oksida. Lapisan oksida ini akan mencegah korosi
lebih lanjut. Beberapa senyawa oksida logam transisi ditemukan secara alami sebagai
senyawa non-stoikiometris. Sebagai contohnya, FeO (wustit) sebenarnya berumus   ,
dengan x biasanya sekitar 0,05.[110]
Di atmosfer, kita dapat menemukan sejumlah kecil oksida karbon, yaitu karbon dioksida

(CO2). Pada kerak bumi pula dapat ditemukan berbagai senyawa oksida, yakni oksida silikon

(Silika SO2) yang ditemukan pada granit dan pasir, oksida aluminium (aluminium oksida



Al2O3 yang ditemukan pada bauksit dan korundum), dan oksida besi (besi(III) oksida Fe2O3)
yang ditemukan pada hematit dan karat logam.

Silikat yang larut dalam air dalam bentuk Na4SiO4, Na2SiO3, dan Na2Si2O5 digunakan sebagai
deterjen dan perekat.[111]

Oksigen juga berperan sebagai ligan untuk logam transisi, membentuk kompleks dioksigen

logam transisi, yang mengandung logam-O2. Kelas senyawa ini termasuk protein heme

hemoglobin dan mioglobin.[112] Reaksi eksotis dan tidak biasa terjadi dengan PtF6, yang
mengoksidasi oksigen menjadi O2+PtF6−, yaitu dioksigenil hexafluoroplatinat.[113]

Senyawa organik

Aseton adalah bahan pengumpan yang penting dalam industri kimia.


   Oksigen
   Karbon
   Hidrogen

Golongan paling penting dari senyawa organik yang mengandung oksigen adalah (dimana "R"
adalah grup organik): alkohol (R-OH); eter (R-O-R); keton (R-CO-R); aldehida (R-CO-H); asam
karboksilat (R-COOH); ester (R-COO-R); anhidrida asam (R-CO-O-CO-R); dan amida

(R-C(O)-NR2). Ada banyak pelarut organik penting yang mengandung oksigen, antara lain:
aseton, metanol, etanol, isopropanol, furan, THF, dietil eter, dioksan, etil asetat, DMF, DMSO,



asam asetat, dan asam format. Aseton ((CH3)2CO) dan fenol (C6H5OH) digunakan sebagai
bahan pengumpan dalam sintesis berbagai zat. Senyawa organik penting lainnya yang
mengandung oksigen adalah: gliserol, formaldehida, glutaraldehida, asam sitrat, asetat
anhidrida, dan asetamida. Epoksida adalah eter dimana atom oksigen merupakan bagian dari
cincin yang terdiri dari tiga atom. Unsur ini juga ditemukan di hampir semua biomolekul yang
penting untuk (atau dihasilkan oleh) kehidupan.

Oksigen bereaksi secara spontan dengan banyak senyawa organik pada atau di bawah suhu
ruangan dalam proses yang disebut autoksidasi.[114] Sebagian besar senyawa organik yang

mengandung oksigen tidak dibuat oleh aksi langsung O2. Senyawa organik yang penting
dalam industri dan perdagangan yang dibuat dengan oksidasi langsung prekursor termasuk
etilena oksida dan asam perasetat.[111]

Toksisitas dan pencegahan

Standar NFPA 704 menilai gas oksigen terkompresi tidak berbahaya bagi kesehatan, tidak
mudah terbakar dan tidak reaktif, tetapi merupakan oksidator. Oksigen cair yang didinginkan
(LOX) diberi angka peringkat bahaya kesehatan 3 (untuk peningkatan risiko hiperoksia dari
uap terkondensasi, dan untuk bahaya yang umum terjadi pada cairan kriogenik seperti
radang dingin), dan semua peringkat lainnya sama dengan bentuk gas terkompresi.[115]

Toksisitas

Gejala utama toksisitas oksigen[116]

Gas oksigen (O2) dapat menjadi racun pada tekanan parsial yang tinggi, yang bisa
menyebabkan kejang dan masalah kesehatan lainnya.[93]{[j][117] Toksisitas oksigen biasanya
mulai terjadi pada tekanan parsial diatas 50 kilopascal (kPa), yang sama dengan sekitar 50%

komposisi oksigen pada tekanan standar atau 2,5 kali tekanan parsial normal O2 di
permukaan laut, yaitu sekitar 21 kPa. Ini tidak menjadi masalah kecuali untuk pasien yang
menggunakan ventilator mekanis, karena gas yang disuplai melalui masker oksigen dalam

aplikasi medis biasanya hanya terdiri dari 30%–50% volume O2 (sekitar 30 kPa pada tekanan
standar).[118]

Bayi prematur pernah ditempatkan di inkubator berisi udara yang kaya O2, tetapi praktik ini
dihentikan setelah beberapa bayi dibutakan karena kandungan oksigen yang terlalu
tinggi.[118]

Menghirup udara yang berisi O2 murni dalam aplikasi luar angkasa, seperti dalam beberapa
pakaian luar angkasa modern, atau dalam wahana antariksa awal seperti Apollo, tidak
menyebabkan masalah kesehatan karena tekanan totalnya rendah.[91][119] Untuk pakaian

antariksa, tekanan parsial O2 pada gas pernafasan secara umum sekitar 30 kPa (1,4 kali

normal), dan dampak tekanan parsial O2 dalam darah arteri astronaut hanya sedikit diatas

tekanan parsial normal O2 di permukaan laut.[120]

Keracunan paru-paru dan sistem saraf pusat karena oksigen juga dapat terjadi pada
penyelaman scuba dalam dan penyelaman yang disuplai dari permukaan.[118][121]

Pernapasan campuran udara dengan O2 tekanan parsial lebih dari 60 kPa terus-menerus
pada akhirnya dapat menyebabkan fibrosis paru permanen.[122] Paparan udara dengan

tekanan parsial O2 yang lebih besar dari 160 kPa (sekitar 1,6 atm) dapat menyebabkan
konvulsi (biasanya fatal untuk penyelam). Toksisitas oksigen akut (menyebabkan kejang,
efek yang paling ditakuti penyelam) dapat terjadi dengan menghirup campuran udara dengan

21% O2 pada kedalaman 66 m (217 ft) atau lebih; hal yang sama dapat terjadi dengan

menghirup udara dengan 100% O2 pada kedalaman 6 m (20 ft).[122][123][124][125]

Kebakaran dan bahaya lain

Bagian dalam modul komando Apollo 1. O2 murni pada tekanan yang lebih tinggi dari biasanya dan percikan api
g p 2 p y g gg y p p
menyebabkan kebakaran dan kematian awak Apollo 1.

Sumber oksigen yang terkonsentrasi mendorong pembakaran yang cepat. Bahaya kebakaran
dan ledakan muncul ketika oksidan terkonsentrasi dan bahan bakar didekatkan; peristiwa
penyalaan, seperti panas atau percikan, diperlukan untuk memicu pembakaran.[126][127]
Oksigen adalah oksidator, bukan bahan bakar, tetapi tetap menjadi sumber sebagian besar
energi kimia yang dilepaskan dalam pembakaran.[32][128]

O2 terkonsentrasi memungkinkan pembakaran berlangsung dengan cepat dan penuh


energi.[127] Pipa baja dan bejana penyimpan yang digunakan untuk menyimpan dan
menyalurkan oksigen berbentuk gas dan cair bertindak seperti bahan bakar; dan karena itu,

desain dan pembuatan O2 sistem memerlukan pelatihan khusus untuk memastikan bahwa
sumber penyalaan diminimalkan.[127] Api yang menewaskan awak Apollo 1 dalam uji

landasan peluncuran menyebar dengan cepat karena udara kapsul hanya mengandung O2
murni dengan tekanan sedikit lebih dari tekanan atmosfer, bukan 1​ ⁄3 tekanan normal yang
akan digunakan dalam sebuah misi.[k][130]

Tumpahan oksigen cair, jika dibiarkan meresap ke dalam bahan organik, seperti kayu,
petrokimia, dan aspal dapat menyebabkan bahannya meledak secara tak terduga pada
dampak mekanis selanjutnya.[127]

Lihat juga

Sejarah oksigen secara geologi Batas konsentrasi oksigen

Hipoksia (lingkungan) untuk kekurangan Senyawa oksigen


O2 dalam ekologi akuatik Pabrik oksigen
Pengurangan oksigen di dalam laut Sensor oksigen
Hipoksia (medis), kekurangan oksigen

Portal
Portal Kimia Portal Kedokteran
   
Akses topik terkait

Berkas dan media


Definisi

Temukan informasi lain di


  dari Commons   dari Wiktionary

proyek saudari Wikimedia Sumber pembelajaran

  dari Wikiversity
Catatan

1. ^ Namun, hasil kerjanya kebanyakan diabaikan sampai dengan tahun 1860. Hal ini
sebagian dikarenakan oleh kepercayaan bahwa atom yang seunsur tidak akan memiliki
afinitas kimia terhadap satu sama lainnya. Selain itu, juga disebabkan oleh kekecualian
hukum Avogadro yang belum berhasil dijelaskan pada saat itu.

2. ^ Orbital adalah konsep dari mekanika kuantum yang memodelkan elektron sebagai
partikel yang mirip dengan gelombang yang memiliki distribusi spasial tentang sebuah
atom atau molekul.

3. ^ Paramagnetisme oksigen dapat digunakan secara analitis dalam penganalisis gas


oksigen paramagnetik yang menentukan kemurnian gas oksigen. ("Company literature of
Oxygen analyzers (triplet)" (https://web.archive.org/web/20080308213517/http://www.ser
vomex.com/oxygen_gas_analyser.html) . Servomex. Diarsipkan dari versi asli (http://ww
w.servomex.com/oxygen_gas_analyser.html) tanggal 2008-03-08. Diakses tanggal
2007-12-15.)

4. ^ Angka yang diberikan adalah untuk ketinggian hingga 80 km (50 mil) di atas permukaan

5. ^ Membran tilakoid merupakan bagian kloroplas ganggang dan tumbuhan, sedangkan


pada sianobakteri, ia adalah struktur membran sel sianobakteri. Kloroplas diperkirakan
berevolusi dari sianobakteri yang bersimbiosis dengan tumbuhan.

6. ^ Oksidasi air dikatalisis oleh kompleks enzim yang mengandung mangan yang dikenal
sebagai oxygen evolving complex (OEC) atau kompleks pemecah air yang ditemukan
terkait dengan sisi lumenal membran tilakoid. Mangan adalah kofaktor penting, dan
kalsium dan klorida juga diperlukan untuk terjadinya reaksi. (Raven 2005)

7. ^ (1,8 gram)*(60 menit)*(24 jam)*(365 hari)*(6,6 miliar orang)/1.000.000=6,24 miliar ton

8. ^ Alasannya menambah proporsi oksigen dalam tekanan rendah menambah tekanan


parsial O2 menjadi lebih dekat dengan yang ditemukan di permukaan laut

9. ^ Selain itu, oleh karena oksigen memiliki elektronegativitas yang lebih tinggi daripada
hidrogen, molekul air bersifat polar. Interaksi antara dipol yang berbeda dari setiap molekul
menyebabkan gaya tarik.

10. ^ Karena tekanan parsial O2 adalah fraksi O2 kali tekanan total, tekanan parsial yang tinggi

dapat terjadi karena fraksi O2 yang tinggi dalam gas pernapasan atau tekanan gas
pernapasan tinggi, atau kombinasi keduanya.

11. ^ Tidak ada sumber penyalaan tunggal api yang dapat diidentifikasi dengan yakin,
meskipun beberapa bukti menunjukkan adanya busur api dari percikan listrik.[129]
Referensi

Catatan kaki
1. ^ a b Emsley 2001, p.297

2. ^ a b "Oxygen" (http://periodic.lanl.gov/elements/8.html) . Los Alamos National


Laboratory. Diakses tanggal 2007-12-16.

3. ^ a b c d e f g h i j Cook & Lauer 1968, p.500

4. ^ NASA (2007-09-27). NASA Research Indicates Oxygen on Earth 2.5 Billion Years Ago (htt
p://www.nasa.gov/lb/centers/ames/news/releases/2007/07_70AR.html) . Siaran pers.
Diakses pada 2008-03-13.

5. ^ a b c d Mellor 1939

6. ^ Jastrow, Joseph (1936). Story of Human Error (https://books.google.com/books?id=tRU


O45YfCHwC&pg=PA171&lpg=PA171) . Ayer Publishing. hlm. 171. ISBN 978-0-8369-0568-
7.

7. ^ Emsley 2001, hlm. 299.

8. ^ Cook & Lauer, hlm. 499.

9. ^ a b c Britannica contributors 1911, "John Mayow"

10. ^ a b World of Chemistry contributors 2005, "John Mayow"

11. ^ a b c Emsley 2001, p.299

12. ^ Morris 2003

13. ^ a b c d e Cook & Lauer 1968, p.499.

14. ^ Marples, Frater James A. "Michael Sendivogius, Rosicrucian, and Father Of Studies of
Oxygen" (http://www.masonic.benemerito.net/msricf/papers/marples/marples-michael.se
ndivogius.pdf) (PDF). Societas Rosicruciana in Civitatibus Foederatis, Nebraska College.
hlm. 3–4. Diakses tanggal 2018-05-25.

15. ^ a b Bugaj, Roman (1971). "Michał Sędziwój – Traktat o Kamieniu Filozoficznym" (https://b
ooks.google.com/books?id=d0gaAQAAMAAJ) . Biblioteka Problemów (dalam bahasa
Polski). 164: 83–84. ISSN 0137-5032 (https://www.worldcat.org/issn/0137-5032) .

16. ^ a b c Emsley 2001, p.300

17. ^ Priestley 1775, 384–94

18. ^ DeTurck, Dennis (1997). "The Interactive Textbook of PFP96" (https://web.archive.org/we


b/20080117230939/http://www.physics.upenn.edu/courses/gladney/mathphys/subsubse
ction1_1_3_2.html) . University of Pennsylvania. hlm. Do We Take Atoms for Granted?.
Diarsipkan dari versi asli (http://www.physics.upenn.edu/courses/gladney/mathphys/Cont
ents.html) tanggal 2008-01-17. Diakses tanggal 2008-01-28.

19. ^ Roscoe 1883, 38

20. ^ a b Daintith 1994, p.707

21. ^ Poland - Culture, Science and Media. Condensation of oxygen and nitrogen (http://www.p
oland.gov.pl/Karol,Olszewski,and,Zygmunt,Wroblewski:,condensation,of,oxygen,and,nitroge
n,1987.html) . Retrieved on 2008-10-04.

22. ^ Emsley 2001, p.303

23. ^ a b c How Products are Made contributors, "Oxygen"

24. ^ "Goddard-1926" (https://web.archive.org/web/20151106093243/http://grin.hq.nasa.gov/


ABSTRACTS/GPN-2002-000132.html) . NASA. Diarsipkan dari versi asli (http://grin.hq.na
sa.gov/ABSTRACTS/GPN-2002-000132.html) tanggal 2015-11-06. Diakses tanggal
2007-11-18.

25. ^ Flecker, Oriel Joyce (1924). A school chemistry (https://archive.org/details/flescscho_11


14918) . MIT Libraries. Oxford, Clarendon press. hlm. 30 (https://archive.org/details/flesc
scho_1114918/page/n41) .

26. ^ Scripps Institute. "Atmospheric Oxygen Research" (http://scrippso2.ucsd.edu/) .

27. ^ a b Jack Barrett, 2002, "Atomic Structure and Periodicity, (Basic concepts in chemistry,
Vol. 9 of Tutorial chemistry texts), Cambridge, U.K.:Royal Society of Chemistry, p. 153, ISBN
0854046577, see [1] (https://books.google.com/books?isbn=0854046577) accessed
January 31, 2015.

28. ^ "Oxygen Facts" (http://www.sciencekids.co.nz/sciencefacts/chemistry/oxygen.html) .


Science Kids. February 6, 2015. Diakses tanggal November 14, 2015.

29. ^ "Molecular Orbital Theory" (http://chemed.chem.purdue.edu/genchem/topicreview/bp/ch


8/mo.html#bond) . Purdue University. Diakses tanggal 2008-01-28.

30. ^ Pauling, L. The Nature of the Chemical Bond. Cornell University Press, 1960.

31. ^ a b Jakubowski, Henry. "Chapter 8: Oxidation-Phosphorylation, the Chemistry of Di-


Oxygen" (http://employees.csbsju.edu/hjakubowski/classes/ch331/oxphos/oldioxygenche
m.html) . Biochemistry Online. Saint John's University. Diakses tanggal January 28, 2008.

32. ^ a b Weiss, H. M. (2008). "Appreciating Oxygen" (https://www.researchgate.net/publicatio


n/231267944) . J. Chem. Educ. 85 (9): 1218–1219. Bibcode:2008JChEd..85.1218W (htt
p://adsabs.harvard.edu/abs/2008JChEd..85.1218W) . doi:10.1021/ed085p1218 (https://
doi.org/10.1021%2Fed085p1218) .

33. ^ "Demonstration of a bridge of liquid oxygen supported against its own weight between
the poles of a powerful magnet" (https://web.archive.org/web/20071217064218/http://ge
nchem.chem.wisc.edu/demonstrations/Gen_Chem_Pages/0809bondingpage/liquid_oxyge
n.htm) . University of Wisconsin-Madison Chemistry Department Demonstration lab.
Diarsipkan dari versi asli (http://genchem.chem.wisc.edu/demonstrations/Gen_Chem_Pag
es/0809bondingpage/liquid_oxygen.htm) tanggal 2007-12-17. Diakses tanggal
2007-12-15.

34. ^ Krieger-Liszkay 2005, 337-46

35. ^ Harrison 1990

36. ^ Wentworth 2002

37. ^ Hirayama 1994, 149-150

38. ^ Chieh, Chung. "Bond Lengths and Energies" (https://web.archive.org/web/200712142154


55/http://www.science.uwaterloo.ca/~cchieh/cact/c120/bondel.html) . University of
Waterloo. Diarsipkan dari versi asli (http://www.science.uwaterloo.ca/~cchieh/cact/c120/
bondel.html) tanggal 2007-12-14. Diakses tanggal 2007-12-16.

39. ^ a b Stwertka 1998, p.48

40. ^ Stwertka 1998, p.49

41. ^ a b Cacace 2001, 4062

42. ^ a b Ball, Phillip (2001-09-16). "New form of oxygen found" (http://www.nature.com/news/


2001/011122/pf/011122-3_pf.html) . Nature News. Diakses tanggal 2008-01-09.

43. ^ Lundegaard 2006, 201–04

44. ^ Desgreniers 1990, 1117–22

45. ^ Shimizu 1998, 767–69

46. ^ "Air solubility in water" (http://www.engineeringtoolbox.com/air-solubility-water-d_639.h


tml) . The Engineering Toolbox. Diakses tanggal 2007-12-21.

47. ^ Evans & Claiborne 2006, 88

48. ^ Lide 2003, Section 4

49. ^ "Overview of Cryogenic Air Separation and Liquefier Systems" (http://www.uigi.com/cryo


dist.html) . Universal Industrial Gases, Inc. Diakses tanggal 2007-12-15.
50. ^ "Liquid Oxygen Material Safety Data Sheet" (https://web.archive.org/web/200802270143
09/https://www.mathesontrigas.com/pdfs/msds/00225011.pdf) (PDF). Matheson Tri
Gas. Diarsipkan dari versi asli (https://www.mathesontrigas.com/pdfs/msds/00225011.
pdf) (PDF) tanggal 2008-02-27. Diakses tanggal 2007-12-15.

51. ^ Krupenie, Paul H. (1972). "The Spectrum of Molecular Oxygen" (https://semanticscholar.o


rg/paper/e6bad61e948b13d778241dc6984f4d9cc1b78704) . Journal of Physical and
Chemical Reference Data. 1 (2): 423–534. Bibcode:1972JPCRD...1..423K (http://adsabs.ha
rvard.edu/abs/1972JPCRD...1..423K) . doi:10.1063/1.3253101 (https://doi.org/10.1063%
2F1.3253101) .

52. ^ Guy P. Brasseur; Susan Solomon (January 15, 2006). Aeronomy of the Middle
Atmosphere: Chemistry and Physics of the Stratosphere and Mesosphere (https://books.g
oogle.com/books?id=Z5OtlDjfXkkC&pg=PA220) . Springer Science & Business Media.
hlm. 220–. ISBN 978-1-4020-3824-2.

53. ^ Kearns, David R. (1971). "Physical and chemical properties of singlet molecular oxygen".
Chemical Reviews. 71 (4): 395–427. doi:10.1021/cr60272a004 (https://doi.org/10.1021%2
Fcr60272a004) .

54. ^ a b c d e "Oxygen Nuclides / Isotopes" (http://environmentalchemistry.com/yogi/periodic/


O-pg2.html) . EnvironmentalChemistry.com. Diakses tanggal 2007-12-17.

55. ^ a b c Meyer 2005, 9022

56. ^ Croswell, Ken (February 1996). Alchemy of the Heavens (http://kencroswell.com/alchem


y.html) . Anchor. ISBN 978-0-385-47214-2.

57. ^ a b c d Emsley 2001, p.298

58. ^ From The Chemistry and Fertility of Sea Waters by H.W. Harvey, 1955, citing C.J.J. Fox,
"On the coefficients of absorption of atmospheric gases in sea water", Publ. Circ. Cons.
Explor. Mer, no. 41, 1907. Harvey however notes that according to later articles in Nature
the values appear to be about 3% too high.

59. ^ Emsley 2001, p.301

60. ^ a b Emsley 2001, p.304

61. ^ Hand, Eric (March 13, 2008). "The Solar System's first breath". Nature. 452 (7185): 259.
Bibcode:2008Natur.452..259H (http://adsabs.harvard.edu/abs/2008Natur.452..259H) .
doi:10.1038/452259a (https://doi.org/10.1038%2F452259a) . PMID 18354437 (https://w
ww.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18354437) .

62. ^ Miller, J. R.; Berger, M.; Alonso, L.; Cerovic, Z.; et al. Progress on the development of an
integrated canopy fluorescence model. Geoscience and Remote Sensing Symposium,
2003. IGARSS '03. Proceedings. 2003 IEEE International.
doi:10.1109/IGARSS.2003.1293855 (https://doi.org/10.1109%2FIGARSS.2003.1293855) .

63. ^ Fenical 1983, "Marine Plants"

64. ^ Brown 2003, 958

65. ^ a b Raven 2005, 115–27

66. ^ CO2 dilepaskan di bagian lain hemoglobin (lihat efek Bohr)

67. ^ " "Untuk manusia, volume normal adalah 6-8 liter per menit." " (https://archive.is/2012091
4001112/http://www.patentstorm.us/patents/6224560-description.html) . Diarsipkan
dari versi asli (http://www.patentstorm.us/patents/6224560-description.html) tanggal
2012-09-14. Diakses tanggal 2009-03-20.

68. ^ a b c d Derived from mmHg values using 0.133322 kPa/mmHg

69. ^ a b Normal Reference Range Table (http://pathcuric1.swmed.edu/PathDemo/nrrt.htm)


Diarsipkan (https://web.archive.org/web/20111225185659/http://pathcuric1.swmed.edu/
PathDemo/nrrt.htm) December 25, 2011, di Wayback Machine. from The University of
Texas Southwestern Medical Center at Dallas. Used in Interactive Case Study Companion
to Pathologic basis of disease.

70. ^ a b The Medical Education Division of the Brookside Associates--> ABG (Arterial Blood
Gas) (http://www.brooksidepress.org/Products/OperationalMedicine/DATA/operationalme
d/Lab/ABG_ArterialBloodGas.htm) Retrieved on December 6, 2009

71. ^ Charles Henrickson (2005). Chemistry (https://archive.org/details/chemistry00henr) .


Cliffs Notes. ISBN 978-0-7645-7419-1.

72. ^ Campbell 2005, 522–23

73. ^ Freeman 2005, 214, 586

74. ^ a b Berner 1999, 10955–57

75. ^ Christopher J. Poulsen, Clay Tabor, Joseph D. White (2015). "Long-term climate forcing
by atmospheric oxygen concentrations" (http://ns.umich.edu/new/releases/22942-variatio
ns-in-atmospheric-oxygen-levels-shaped-earth-s-climate-through-the-ages) . Science. 348
(6240): 1238–1241. Bibcode:2015Sci...348.1238P (http://adsabs.harvard.edu/abs/2015Sc
i...348.1238P) . doi:10.1126/science.1260670 (https://doi.org/10.1126%2Fscience.126
0670) . PMID 26068848 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26068848) .

76. ^ Dole 1965, 5–27

77. ^ a b c d e Emsley 2001, p. 300


78. ^ "Non-Cryogenic Air Separation Processes" (http://www.uigi.com/noncryo.html) . UIG
Inc. 2003. Diakses tanggal December 16, 2007.

79. ^ a b c Emsley 2001, p.301

80. ^ a b Cook & Lauer 1968, p.510

81. ^ Sim MA; Dean P; Kinsella J; Black R; et al. (2008). "Performance of oxygen delivery
devices when the breathing pattern of respiratory failure is simulated". Anaesthesia. 63 (9):
938–40. doi:10.1111/j.1365-2044.2008.05536.x (https://doi.org/10.1111%2Fj.1365-2044.2
008.05536.x) . PMID 18540928 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18540928) .

82. ^ Stephenson RN; Mackenzie I; Watt SJ; Ross JA (1996). "Measurement of oxygen
concentration in delivery systems used for hyperbaric oxygen therapy" (https://web.archiv
e.org/web/20110811175247/http://archive.rubicon-foundation.org/2245) . Undersea
Hyperb Med. 23 (3): 185–8. PMID 8931286 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8931
286) . Diarsipkan dari versi asli (http://archive.rubicon-foundation.org/2245) tanggal
2011-08-11. Diakses tanggal September 22, 2008.

83. ^ Undersea and Hyperbaric Medical Society. "Indications for hyperbaric oxygen therapy" (ht
tps://web.archive.org/web/20080912184905/http://www.uhms.org/Default.aspx?tabid=
270) . Diarsipkan dari versi asli (http://www.uhms.org/Default.aspx?tabid=270) tanggal
September 12, 2008. Diakses tanggal September 22, 2008.

84. ^ a b Undersea and Hyperbaric Medical Society. "Carbon Monoxide" (https://web.archive.or


g/web/20080725005744/http://www.uhms.org/ResourceLibrary/Indications/CarbonMono
xidePoisoning/tabid/272/Default.aspx) . Diarsipkan dari versi asli (http://www.uhms.org/
ResourceLibrary/Indications/CarbonMonoxidePoisoning/tabid/272/Default.aspx)
tanggal July 25, 2008. Diakses tanggal September 22, 2008.

85. ^ a b Piantadosi CA (2004). "Carbon monoxide poisoning" (https://web.archive.org/web/20


110203090807/http://archive.rubicon-foundation.org/4002) . Undersea Hyperb Med. 31
(1): 167–77. PMID 15233173 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15233173) .
Diarsipkan dari versi asli (http://archive.rubicon-foundation.org/4002) tanggal 2011-02-
03. Diakses tanggal September 22, 2008.

86. ^ Undersea and Hyperbaric Medical Society. "Decompression Sickness or Illness and
Arterial Gas Embolism" (https://web.archive.org/web/20080705210353/http://www.uhms.
org/ResourceLibrary/Indications/DecompressionSickness/tabid/275/Default.aspx) .
Diarsipkan dari versi asli (http://www.uhms.org/ResourceLibrary/Indications/Decompressi
onSickness/tabid/275/Default.aspx) tanggal July 5, 2008. Diakses tanggal
September 22, 2008.
87. ^ Acott, C. (1999). "A brief history of diving and decompression illness" (https://web.archiv
e.org/web/20110905152645/http://archive.rubicon-foundation.org/6004) . South Pacific
Underwater Medicine Society Journal. 29 (2). Diarsipkan dari versi asli (http://archive.rubic
on-foundation.org/6004) tanggal 2011-09-05. Diakses tanggal September 22, 2008.

88. ^ Longphre, JM; Denoble, PJ; Moon, RE; Vann, RD; Freiberger, JJ (2007). "First aid
normobaric oxygen for the treatment of recreational diving injuries" (https://pdfs.semantic
scholar.org/3c96/eec9b2ae3f25ffc0569f26b7329d5b05e213.pdf) (PDF). Undersea &
Hyperbaric Medicine. 34 (1): 43–49. PMID 17393938 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm
ed/17393938) – via Rubicon Research Repository.

89. ^ "Emergency Oxygen for Scuba Diving Injuries" (https://www.diversalertnetwork.org/traini


ng/courses/course_eo2) . Divers Alert Network. Diakses tanggal October 1, 2018.

90. ^ "Oxygen First Aid for Scuba Diving Injuries" (https://web.archive.org/web/202006102022


03/https://daneurope.org/web/guest/readarticle;jsessionid=F8EB8916CD93E6A793F9F87
5BF5FC782?p_p_id=web_content_reading&p_p_lifecycle=0&p_p_mode=view&p_r_p_-15231
33153_groupId=10103&p_r_p_-1523133153_articleId=11601&p_r_p_-1523133153_articleV
ersion=1.0&p_r_p_-1523133153_commaCategories=&p_r_p_-1523133153_commaTags
=) . Divers Alert Network Europe. Diarsipkan dari versi asli (https://daneurope.org/web/gu
est/readarticle;jsessionid=F8EB8916CD93E6A793F9F875BF5FC782?p_p_id=web_content_
reading&p_p_lifecycle=0&p_p_mode=view&p_r_p_-1523133153_groupId=10103&p_r_p_-15
23133153_articleId=11601&p_r_p_-1523133153_articleVersion=1.0&p_r_p_-1523133153_c
ommaCategories=&p_r_p_-1523133153_commaTags=) tanggal 2020-06-10. Diakses
tanggal October 1, 2018.

91. ^ a b Morgenthaler GW; Fester DA; Cooley CG (1994). "As assessment of habitat pressure,
oxygen fraction, and EVA suit design for space operations". Acta Astronautica. 32 (1): 39–
49. Bibcode:1994AcAau..32...39M (http://adsabs.harvard.edu/abs/1994AcAau..32...39
M) . doi:10.1016/0094-5765(94)90146-5 (https://doi.org/10.1016%2F0094-5765%2894%
2990146-5) . PMID 11541018 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11541018) .

92. ^ Webb JT; Olson RM; Krutz RW; Dixon G; Barnicott PT (1989). "Human tolerance to 100%
oxygen at 9.5 psia during five daily simulated 8-hour EVA exposures". Aviat Space Environ
Med. 60 (5): 415–21. doi:10.4271/881071 (https://doi.org/10.4271%2F881071) .
PMID 2730484 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2730484) .

93. ^ a b c Acott, C. (1999). "Oxygen toxicity: A brief history of oxygen in diving" (http://archive.r
ubicon-foundation.org/6014) . South Pacific Underwater Medicine Society Journal. 29
(3). Diakses tanggal September 21, 2008.

94. ^ Longphre, J. M.; Denoble, P. J.; Moon, R. E.; Vann, R. D.; et al. (2007). "First aid normobaric
oxygen for the treatment of recreational diving injuries" (https://web.archive.org/web/2008
0613163501/http://archive.rubicon-foundation.org/5514) . Undersea Hyperb. Med. 34
(1): 43–49. PMID 17393938 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17393938) .
Diarsipkan dari versi asli (http://archive.rubicon-foundation.org/5514) tanggal June 13,
2008. Diakses tanggal September 21, 2008.

95. ^ a b Bren, Linda (November–December 2002). "Oxygen Bars: Is a Breath of Fresh Air Worth
It?" (https://web.archive.org/web/20071018041754/https://www.fda.gov/Fdac/features/2
002/602_air.html) . FDA Consumer Magazine. U.S. Food and Drug Administration. 36 (6):
9–11. PMID 12523293 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12523293) . Diarsipkan
dari versi asli (https://www.fda.gov/Fdac/features/2002/602_air.html) tanggal October
18, 2007. Diakses tanggal December 23, 2007.

96. ^ "Ergogenic Aids" (https://web.archive.org/web/20070928051412/http://www.pponline.c


o.uk/encyc/1008.htm) . Peak Performance Online. Diarsipkan dari versi asli (http://www.p
ponline.co.uk/encyc/1008.htm) tanggal September 28, 2007. Diakses tanggal January 4,
2008.

97. ^ "George Goble's extended home page (mirror)" (https://web.archive.org/web/200902112


13613/http://www.bkinzel.de/misc/ghg/index.html) . Diarsipkan dari versi asli (http://ww
w.bkinzel.de/misc/ghg/index.html) tanggal February 11, 2009. Diakses tanggal
March 14, 2008.

98. ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref
bernama NBB3014

99. ^ Guseinova, E. A.; Adzhamov, K. Yu.; Safarova, S. R. (1 April 2020). "Kinetic parameters of
the formation of oxygen-containing compounds in the vacuum gas oil oxycracking
process". Reaction Kinetics, Mechanisms and Catalysis (dalam bahasa Inggris). 129 (2):
925–939. doi:10.1007/s11144-020-01725-8 (https://doi.org/10.1007%2Fs11144-020-0172
5-8) . ISSN 1878-5204 (https://www.worldcat.org/issn/1878-5204) .

100. ^ Hävecker, Michael; Wrabetz, Sabine; Kröhnert, Jutta; Csepei, Lenard-Istvan; Naumann
d'Alnoncourt, Raoul; Kolen'Ko, Yury V.; Girgsdies, Frank; Schlögl, Robert; Trunschke, Annette
(2012). "Surface chemistry of phase-pure M1 MoVTeNb oxide during operation in selective
oxidation of propane to acrylic acid" (https://pure.mpg.de/rest/items/item_1108560_8/co
mponent/file_1402724/content) . J. Catal. 285: 48–60. doi:10.1016/j.jcat.2011.09.012 (ht
tps://doi.org/10.1016%2Fj.jcat.2011.09.012) . hdl:11858/00-001M-0000-0012-1BEB-F (htt
ps://hdl.handle.net/11858%2F00-001M-0000-0012-1BEB-F)   .

101. ^ Rodikova, Yulia; Zhizhina, Elena (1 June 2020). "Catalytic oxidation of 5-


hydroxymethylfurfural into 2,5-diformylfuran using V-containing heteropoly acid catalysts".
Reaction Kinetics, Mechanisms and Catalysis (dalam bahasa Inggris). 130 (1): 403–415.
doi:10.1007/s11144-020-01782-z (https://doi.org/10.1007%2Fs11144-020-01782-z) .
ISSN 1878-5204 (https://www.worldcat.org/issn/1878-5204) .

102. ^ Amakawa, Kazuhiko; Kolen'Ko, Yury V.; Villa, Alberto; Schuster, Manfred E/; Csepei,
Lénárd-István; Weinberg, Gisela; Wrabetz, Sabine; Naumann d'Alnoncourt, Raoul; Girgsdies,
Frank; Prati, Laura; Schlögl, Robert; Trunschke, Annette (2013). "Multifunctionality of
Crystalline MoV(TeNb) M1 Oxide Catalysts in Selective Oxidation of Propane and Benzyl
Alcohol" (https://www.researchgate.net/publication/278196177) . ACS Catal. 3 (6):
1103–1113. doi:10.1021/cs400010q (https://doi.org/10.1021%2Fcs400010q) .

103. ^ Elizalde-Martínez, I.; Ramírez-López, R.; Mederos-Nieto, F. S.; Monterrubio-Badillo, M. C.;


Vázquez Medina, R.; Manríquez-Ramírez, M. E. (1 October 2019). "Optimization of O2/CH4
to oxide methane at 823 K by alumina-ceria supported Pt catalysts". Reaction Kinetics,
Mechanisms and Catalysis (dalam bahasa Inggris). 128 (1): 149–161.
doi:10.1007/s11144-019-01641-6 (https://doi.org/10.1007%2Fs11144-019-01641-6) .
ISSN 1878-5204 (https://www.worldcat.org/issn/1878-5204) .

104. ^ Todorova, Silviya; Barbov, Borislav; Todorova, Totka; Kolev, Hristo; Ivanova, Ivanka;
Shopska, Maya; Kalvachev, Yuri (1 April 2020). "CO oxidation over Pt-modified fly ash
zeolite X". Reaction Kinetics, Mechanisms and Catalysis (dalam bahasa Inggris). 129 (2):
773–786. doi:10.1007/s11144-020-01730-x (https://doi.org/10.1007%2Fs11144-020-0173
0-x) . ISSN 1878-5204 (https://www.worldcat.org/issn/1878-5204) .

105. ^ Cook & Lauer 1968, p.508

106. ^ Greenwood & Earnshaw 1997, 28

107. ^ IUPAC: Red Book. (http://old.iupac.org/publications/books/rbook/Red_Book_2005.pdf)


p. 73 and 320.

108. ^ Maksyutenko et al. 2006

109. ^ Chaplin, Martin (2008-01-04). "Water Hydrogen Bonding" (http://www.lsbu.ac.uk/water/h


bond.html) . Diakses tanggal 2008-01-06.

110. ^ Smart 2005, 214

111. ^ a b Cook & Lauer 1968, p.507

112. ^ Crabtree, R. (2001). The Organometallic Chemistry of the Transition Metals (edisi ke-3rd).
John Wiley & Sons. hlm. 152. ISBN 978-0-471-18423-2.

113. ^ Cook & Lauer 1968, p.505

114. ^ Cook & Lauer 1968, p.506


115. ^ "NFPA 704 ratings and id numbers for common hazardous materials" (http://www.rivcoe
h.org/Portals/0/documents/guidance/hazmat/bep_nfparatings.pdf) (PDF). Riverside
County Department of Environmental Health. Diakses tanggal August 22, 2017.

116. ^ Dharmeshkumar N Patel; Ashish Goel; SB Agarwal; Praveenkumar Garg; et al. (2003).
"Oxygen Toxicity" (http://medind.nic.in/jac/t03/i3/jact03i3p234.pdf) (PDF). Indian
Academy of Clinical Medicine. 4 (3): 234.

117. ^ Cook & Lauer 1968, p.511

118. ^ a b c Emsley 2001, p.299

119. ^ Wade, Mark (2007). "Space Suits" (https://web.archive.org/web/20071213122134/http://


www.astronautix.com/craftfam/spasuits.htm) . Encyclopedia Astronautica. Diarsipkan
dari versi asli (http://www.astronautix.com/craftfam/spasuits.htm) tanggal December
13, 2007. Diakses tanggal December 16, 2007.

120. ^ Martin, Lawrence. "The Four Most Important Equations In Clinical Practice" (http://www.g
lobalrph.com/martin_4_most2.htm) . GlobalRPh. David McAuley. Diakses tanggal
June 19, 2013.

121. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref
bernama Acott2

122. ^ a b Wilmshurst P (1998). "Diving and oxygen" (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article


s/PMC1114047) . BMJ. 317 (7164): 996–9. doi:10.1136/bmj.317.7164.996 (https://doi.or
g/10.1136%2Fbmj.317.7164.996) . PMC 1114047 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/art
icles/PMC1114047)   . PMID 9765173
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9765173) .

123. ^ Donald, Kenneth (1992). Oxygen and the Diver. England: SPA in conjunction with K.
Donald. ISBN 978-1-85421-176-7.

124. ^ Donald K. W. (1947). "Oxygen Poisoning in Man: Part I" (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pm


c/articles/PMC2053251) . Br Med J. 1 (4506): 667–72. doi:10.1136/bmj.1.4506.667 (http
s://doi.org/10.1136%2Fbmj.1.4506.667) . PMC 2053251 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/p
mc/articles/PMC2053251)   . PMID 20248086 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/202
48086) .

125. ^ Donald K. W. (1947). "Oxygen Poisoning in Man: Part II" (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/p


mc/articles/PMC2053400) . Br Med J. 1 (4507): 712–7. doi:10.1136/bmj.1.4507.712 (htt
ps://doi.org/10.1136%2Fbmj.1.4507.712) . PMC 2053400 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
pmc/articles/PMC2053400)   . PMID 20248096 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20
248096) .
126. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref
bernama Weiss20082

127. ^ a b c d Werley, Barry L., ed. (1991). ASTM Technical Professional training. Fire Hazards in
Oxygen Systems. Philadelphia: ASTM International Subcommittee G-4.05.

128. ^ Schmidt-Rohr, K. (2015). "Why Combustions Are Always Exothermic, Yielding About 418
kJ per Mole of O2". J. Chem. Educ. 92 (12): 2094–2099. Bibcode:2015JChEd..92.2094S (ht
tp://adsabs.harvard.edu/abs/2015JChEd..92.2094S) . doi:10.1021/acs.jchemed.5b00333
(https://doi.org/10.1021%2Facs.jchemed.5b00333)   .

129. ^ (Report of Apollo 204 Review Board NASA Historical Reference Collection, NASA History
Office, NASA HQ, Washington, DC)

130. ^ Chiles, James R. (2001). Inviting Disaster: Lessons from the edge of Technology: An
inside look at catastrophes and why they happen   (https://archive.org/details/invitingdisa
ster00jame). New York: HarperCollins Publishers Inc. ISBN 978-0-06-662082-4.

Daftar pustaka
Cook, Gerhard A.; Lauer, Carol M. (1968). "Oxygen". Dalam Clifford A. Hampel. The
Encyclopedia of the Chemical Elements (https://archive.org/details/encyclopediaofch00h
amp) . New York: Reinhold Book Corporation. hlm. 499 (https://archive.org/details/encycl
opediaofch00hamp/page/499) –512. LCCN 68-29938 (https://lccn.loc.gov/68-29938) .

Emsley, John (2001). "Oxygen". Nature's Building Blocks: An A-Z Guide to the Elements.
Oxford, England: Oxford University Press. hlm. 297–304. ISBN 978-0-19-850340-8.

Raven, Peter H.; Evert, Ray F.; Eichhorn, Susan E. (2005). Biology of Plants (https://archive.or
g/details/biologyofplants00rave_0) (edisi ke-7th). New York: W.H. Freeman and Company
Publishers. hlm. 115 (https://archive.org/details/biologyofplants00rave_0/page/115) –
27. ISBN 978-0-7167-1007-3.

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Oksigen&oldid=18524511"

Terakhir disunting 11 jam yang lalu oleh InternetArchiveBot

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai