Anda di halaman 1dari 8

PROSES PRODUKSI DAN PEMASARAN AGROINDUSTRI TEH CELUP DAUN

KELOR DI PT. LENTERA BUMI NUSANTARA


(Studi Kasus di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya)

NUNENG NURAENI1, TRISNA INSAN NOOR2, SUDRAJAT1


1
Fakultas Pertanian Universitas Galuh
2
Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran
E-mail : nunengnuraeni99@gmail.com

ABSTRAK
Pemanfaatan tanaman kelor di Indonesia saat ini masih terbatas, selain pemanfaatan secara tradisional,
daun kelor hingga saat ini dikembangkan menjadi produk pangan modern seperti teh daun
kelor.Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Proses produksi, 2) Penyerapan tenaga kerja, 3) Pemasaran, 4)
Biaya dan pendapatan pada agroindustri teh celup daun kelor di PT. Lentera Bumi Nusantara. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penentuan informan ditentukan
dengan sengaja yaitu responden yang merupakan komisioner di PT. Lentera Bumi Nusantara. Hasil
peneitian menunjukan bahwa :1) Proses pengolahan dimulai dari pengambilan daun kelor dari petani
sebagai bahan baku pembuatan teh, kemudian pengikatan daun yang masih melekat pada tangkai,
pencucian daun kelor, selanjutnya pelayuan daun, pengeringan daun dengan oven, sortasi daun,
penghancuran daun dengan blander menjadi bubuk kelor, pengayakan bubuk, penimbangan bubuk,
pengemasan tahap satu pada tea bag, pengemasan tahap akhir, pengepressan, pelabelan, dan siap
dipasarkan. Kegiatan produksi teh daun kelor dilakukan setiap dua minggu sekali dan penjualan teh
daun kelor dilakukan secara langsung maupun online. 2) Kegiatan pemasaran pada agroindustri teh
celup daun kelor hanya melibatkan satu saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran nol tingkat, karena
dalam pemasaran teh celup daun kelor tidak melibatkan lembaga pemasaran.

Kata Kunci : Proses Produksi, Pemasaran, Teh daun kelor.

ABSTRACT
The use of moringa plants in Indonesia is still limited, in addition to traditional use, moringa leaves
until now develoved into modern food products such as moringa eaft tea. This study aims to : 1)
Production process, 2) Absorption of labor, 3) Marketing, 4) Costs and revenues in moringa leaf
teabag industry in PT. Lentera Bumi Nusantara. The method used in this study is descriptive
qualitative determination of informants determined intentionally, namely respondents who are
commissioners at PT. Lentera Bumi Nusantara the results showed that :1) The treatment processing
starts from taking moringa leaves from the farmer as raw material for making tea, then binding the
leaves that are still attached to the leaves with oven, sorting leaf, destruction of leaves with blander
into moringa powder, powder extracting, powder weighing, packaging stage one on tea bag, final
packaging, pressing, labeling, and ready to be marketed. Moringa leaft tea production activites are
carried out every two weeks and the sale of moringa leaft tea is done directly or online. 2) Marketing
activities in in agroindustry of moringa leaft teabag only involve one marketing channel, zero level
marketing channel, because in marketing moringa leaft teabag do not involve marketing institutions.

Keywords: Production Process, Marketing, Moringa leaft tea.

PENDAHULUAN merupakan tanaman perdu dengan


Tanaman kelor (Moringa oleifera) ketinggian 7-11 meter dan tumbuh subur
merupakan salah satu jenis tanaman tropis mulai dari dataran rendah 0 sampai
yang mudah tumbuh di daerah tropis ketinggian 700 meter di atas permukaan
seperti Indonesia. Tanaman kelor laut. Kelor dapat tumbuh pada daerah

627
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 3,September 2019 : 627-634

tropis dan subtropis pada semua jenis tanah pemanfaatan daun kelor lebih banyak
dan tahan terhadap musim kering dengan untuk memandikan jenazah, meluruhkan
toleransi terhadap kekeringan sampai 6 jimat, dan sebagai pakan ternak (Jonni,
bulan (Thomas, 2007). dkk. 2008).
Menurut penelitian C. Gopelan, Selain pemanfaatan secara
yang dilakukan di National Institute of tradisional, daun kelor hingga saat ini
Nutrition di Hyberabad, India, bahwa dikembangkan menjadi produk pangan
nutrisi kelor akan semakin tinggi apabila modern seperti teh daun kelor. Kelor
daun kelor dikeringkan dan dibubukan. merupakan salah satu komoditas pertanian
Daun kelor juga mengandung berbagai yang terabaikan di Kecamatan Cipatujah,
macam asam amino, antara lain asam sehingga perlu adanya suatu penanganan
amino yang berbentuk asam aspartat, asam pengolahan hasil daun kelor yang mampu
glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin, memberikan nilai tambah baik harga
histidin, lisin, arginin, venilalanin, ataupun kualitas yang lebih baik daripada
triftopan, sistein dan metionin. Bila dilihat komoditas mentahnya.
kandungan gizi daun kelor segar maupun Untuk meningkatkan nilai
kering, dibandingkan dengan tabel angka ekonomis dari tanaman kelor, salah satu
kecukupan gizi yang dikeluarkan oleh pengolahannya yaitu dengan cara
departemen kesehatan Republik Indonesia mengolah kelor menjadi teh celup daun
maupun WHO/FAO, maka daun kelor kelor. Pada tahun 2017 PT. Lentera Bumi
sangat memungkinkan untuk dikonsumsi Nusantara mengolah daun kelor menjadi
guna memenuhi berbagai kebutuhan gizi, teh celup setelah tahu kandungan gizi dan
terutama pada anak 1-3 tahun dan ibu manfaat yang terdapat didalam daun kelor.
hamil/menyusui (Jonni, dkk., 2008). PT. Lentera Bumi Nusantara membuat
Pemanfaatan tanaman kelor di inovasi kelor menjadi teh celup awalnya
Indonesia saat ini masih terbatas. hanya melakukan produksi dirumah warga
Masyarakat biasa menggunakan daun kelor dengan skala kecil karena pembuatan teh
sebagai pelengkap dalam masakan sehari- celup daun kelor hanya sebagai sampingan
hari, bahkan tidak sedikit yang menjadikan saja karena fokus utama PT. Lentera Bumi
tanaman kelor hanya sebagai tanaman Nusantara adalah pada kincir angin
pembatas lahan ladang ataupun sawah, pembangkit listrik.
bahkan di beberapa wilayah di Indonesia

628
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 3,September 2019 : 627-634

Setelah mempromosikan melalui kantong teh/25 teh celup, dimana satu


media sosial dan pelatihan-pelatihan kantong teh memiliki berat 1 gram,
dilingkungan PT. Lentera Bumi Nusantara sehingga total satu bulan produksi teh
ternyata respon masyarakat terhadap teh celup adalah 5000 gram, stok setiap
daun kelor cukup baik dan meunjukan bulannya selalu habis oleh mahasiswa-
bahwa masyarakat sekitar maupun mahasiswi yang melakukan praktek kerja
konsumen dari luar daerah/kota cukup lapangan di PT. Lentera Bumi Nusantara
antusias terhadap teh celup daun kelor. PT. dan oleh reseller-leseller yang ingin
Lentera Bumi Nusantara menciptakan menjualnya kembali.
produk teh celup daun kelor merupakan Kecamatan Cipatujah merupakan salah
kolaborasi PT. Lentera Bumi Nusantara satu wilayah di Kabupaten Tasikmalaya
dengan bisnis berbasis masyarakat, dengan yang banyak tumbuh tanaman kelor,
membeli produk-produk di PT. Lentera dengan adanya pengolahan daun kelor
Bumi Nusantara konsumen turut menjadi teh celup diharapkan mampu
mendukung cita-cita PT. Lentera Bumi membuka lapangan pekerjaan di wilayah
Nusantara dalam memajukan bisnis lokal Kecamatan Cipatujah, Desa Ciheras
berskala mikro di Desa Ciheras, merupakan satu-satunya desa di
Tasikmalaya. Permintaan terhadap teh Kecamatan Cipatujah yang mengolah daun
celup daun kelor semakin banyak kelor menjadi teh celup lebih tepatnya di
dikarenakan konsumen mulai menyadari PT. Lentera Bumi Nusantara. Bahannya
bahwa didalam daun kelor terdapat banyak yang alami menjadikan teh celup daun
sekali manfaat dan kandungan gizi yang kelor diminati oleh masyarakat sekitar dan
dibutuhkan oleh tubuh. konsumen lainnya.
Permintaan teh celup daun kelor
kebanyakan dari luar kota, dan tidak jarang METODE PENELITIAN
masyarakat sekitarpun banyak yang sudah Penelitian yang digunakan dalam
mengkonsumsi teh kelor untuk obat penelitian ini adalah deskriftif kualitatif
ataupun sekedar untuk menggantikan kopi. dengan metode studi kasus pada
PT. Lentera Bumi Nusantara sendiri agroindustri teh celup daun kelor di Desa
memproduksi teh kelor sebanyak 200 Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten
pouch/unit selama satu kali proses Tasikmalaya, secara purposive Sampling.
produksi dengan isi satu unit sebanyak 25

629
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 3,September 2019 : 627-634

HASIL DAN PEMBAHASAN 2 km. Sebanyak 40 kg dalam satu kali


a. karakteristik responden proses produks, bahan baku daun kelor
Umur merupakan salah satu faktor yang segar diperoleh dengan cara mudah karena
dapat mempengaruhi seseorang dalam terletak didepan rumah warga. Daun kelor
bekerja, semakin tua umur seseorang maka yang bagus untuk dijadikan teh daun kelor
kemampuan fisik dalam bekerja semakin adalah daun yang berwarna hijau tua dan
berkurang. Responden yang dijadikan biasanya terletak pada bagian pucuk atas.
sebagai narasumber berumur 39 tahun. 2. Pengikatan Tangkai Kelor
Sesuai dengan pendapat Anjayani dan Setelah pengambilan bahan baku
Haryanto (2009) bahwa penduduk usia kemudian dilakukan pengikatan tangkai
produktif adalah penduduk yang berumur kelor yang masih ditempeli daun-daun
antara 15 sampai 64 tahun. Oleh karena itu kelor, pengikatan ini bertujuan untuk
yang dijadikan sebagai responden masih mempermudah pelayuan. Satu ikat terdiri
termasuk ke dalam usia produktif. dari 10 tangkai kelor dan diikat
b. Proses Produksi menggunakan karet gelang biasa.
Menurut Ahyari (2002) proses produksi Perlakuan ini dilakukan agar pada saat
adalah suatu cara, metode ataupun teknik daun kelor dicuci lebih gampang tanpa
menambah kegunaan faktor produksi yang harus mengambil per tangkai kelor.
ada. menurut Render dan Heizer (2001) 3. Pencucian dan Pelayuan Bahan Baku
yaitu, mungkin sebanyak 75% produksi Pencucian daun kelor segar dan
dicapai dalam keadaan jumlah produk atau tangkai yang sudah diikat dengan karet
kumpulan produk yang berbeda-beda gelang, dilakukan dengan dua cara: 1)
dengan jumlah sedikit ditempat-tempat mencuci langsung di kran air, dan 2) dicuci
yang disebut bengkel kerja “job shop”, menggunakan ember. Kedua proses ini
proses yang aneka produksinya sedikit dan memiliki keuntungan dan kelemahannya
variasinya banyak dikenal dengan istilah masing-masing. Pada proses pertama,
intermittent processes. bahan baku dicuci dengan air mengalir
1. Pengadaan Bahan Baku sehingga kotoran yang menempel pada
Bahan baku yang digunakan oleh daun kelor akan terlepas dan tidak akan
PT. Lentera Bumi Nusantara dibeli mengotori bahan baku yang selanjutnya,
langsung dari warga, yang diambil Selanjutnya proses kedua, dapat
disekitar Desa Ciheras, jaraknya sekitar 1- meminimalisir kehilangan daun kelor segar

630
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 3,September 2019 : 627-634

karena berada pada wadah tertutup, namun secara manual dengan mengambil satu-
air yang dihasilkan tidak mengalir persatu daun-daun yang cacat.
sehingga kotoran akan mengenai bahan 5. Pengeringan dan Penghalusan Daun
baku selanjutnya kecuali air yang berada Kelor
dalam ember tersebut setiap kali selesai Pengeringan daun kelor yang sudah
pencucian pertama, namun akan layu dilakukan dengan menggunakan oven
menghabiskan waktu yang lebih lama. yang membutuhkan waktu selama satu
Tahap selanjutnya adalah pelayuan, jam. Pan yang sudah berisi daun kelor
proses pelayuan ini dilakukan didalam kemudian dimasukan kedalam oven secara
ruangan yang sudah dilengkapi dengan tali horizontal. Oven ini menggunakan kompor
di langit-langit ruangan. Kelor yang sudah gas sebagai alat pembakarannya. Untuk
diikat dan dicuci digantungkan kemudian mengatasi kegosongan maka pan yang
dibiarkan selama 3 hari. Ruangan ini juga paling bawah dipindahkan ke tingkat
dilengkapi ventilasi, proses pelayuan ini paling atas setiap 5 menit sekali, kemudian
tidak dilakukan dibawah sinar matahari pan selanjutnya mengikuti sampai proses
langsung karena akan merusak zat-zat selesai. Daun yang kering ditandai dengan
penting yang terkandung didalam daun kerapuhan daun saat dihancurkan
kelor. Sehingga proses pelayuan hanya menggunakan tangan.
diangin-anginkan saja dan bisa Proses penghalusan daun kelor
menghabiskan waktu cukup lama. Tanda- dilakukan dengan menggunakan blander,
tanda proses pelayuan selesai adalah prosesnya adalah daun kelor yang sudah
bergugurannya daun kelor saat disentuh kering dimasukan kedalam blander
dan dikenai angin yang sedikit kencang. kemudian dipadatkan setelah itu dilakukan
4. Sortasi Daun Kelor proses penghancuran. Daun kelor yang
Selanjutnya adalah sortasi daun sudah dihaluskan dan menjadi bubuk daun
kelor yang sudah melewati proses kelor, kemudian selanjutnya adalah daun
pelayuan. Sortasi ini adalah proses kelor diayak sebanyak dua kali. Ayakan
pemisahan daun dari tangkainya dan yang digunakan adalah ayakan tepung.
membuang daun-daun jelek yang berwarna 6. Pengemasan Tahap Satu dan akhir
kuning serta memiliki hama atau hewan- Pengemasan tahap satu yaitu
hewan pengganggu. Proses ini dilakukan memasukan serbuk teh ke dalam tea bag,
dengan berat satu gram disetiap tea bag,

631
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 3,September 2019 : 627-634

setelah bubuk teh dimasukan kedalam tea pasar tersebut. Namun tidak jarang
bag diikuti pemasangan tali yang nantinya masyarakat menengah kebawah juga ikut
memudahkan proses pencelupan teh, maka membeli produk teh daun kelor. Pemasaran
selanjutnya dilakukan pengepersan tea bag dilakukan secara langsung dan online.
dengan menggunakan mesin press. Namun karena banyaknya mahasiswa dan
Pengepresan ini bertujuan untuk menutup mahasiswi yang melakukan praktek kerja
kantong the, kemudian selanjutnya adalah lapangan di PT. Lentera Bumi Nusantara,
pelabelan yaitu pemberian label kecil pada maka teh daun kelor selalu habis terjual di
tali yang sudah menyatu dengan tea bag. lingkungan perusahaan sendiri. Kegiatan
Pengemasan tahap ahir yaitu pemasaran teh celup daun kelor merupakan
memasukan 25 tea bag yang sudah diberi prosses pendistribusian produk dari
tali, dan label kecil kedalam pouch berlabel produsen ke konsumen. Swasta (2008),
atau kemasan besar yang kemudian menjelaskan bahwa pemasaran adalah satu
dilakukan pengpresan kembali agar pouch system keseluruhan dari kegiatan bisnis
tersegel dan siap untuk dipasarkan. yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan
Pemasaran Teh Celup Daun Kelor mendistribusikan barang dan jasa yang
Pemasaran produk yang dihasilkan memuasakan kebutuhan baik pada pembeli
PT. Lentera Bumi Nusantara dikelola oleh yang ada maupun pembeli potensial.
bidang pemasaran yang ada di PT. Lentera Saluran pemasaran teh celup daun
Bumi Nusantara, target pemasaran teh kelor dari produsen ke konsumen tersaji
daun kelor adalah konsumen menengah ke pada Gambar.
atas yang biasa mengkonsumsi makanan
Produsen Konsumen
dan minuman herbal. Kotler dan Keller
(2011) menjelaskan, pemasaran adalah
fungsi bisnis yang mengidentifikasikan Gambar . Saluran Pemasaran teh celup
keinginan dan kebutuhan yang belum daun kelor
dipenuhi, diantaranya mengukur seberapa Kegiatan pemasaran pada
besar pasar yang akan dilayani, pasar agroindustri teh celup daun kelor hanya
sasaran mana yang paling baik dilayani melibatkan satu saluran pemasaran yaitu
organisasi, menentukan harga produk jasa saluran pemassaran nol tingkat, karena
dan program yang tepat untuk melayani produsen tidak melibatkan lembaga

632
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 3,September 2019 : 627-634

pemasaran. Saluran pemasaran (marketing oven, sortasi daun, penghancuran daun


channels) adalah sekelompok organisasi dengan blander menjadi bubuk kelor,
yang bergantung dan terlibat dalam proses pengayakan bubuk, penimbangan bubuk,
pembuatan produk atau jasa yang pengemasan tahap satu pada tea bag,
disediakan untuk digunakan dan pengemasan tahap akhir, pengepressan,
dikonsumsi, saluran pemasaran merupakan pelabelan, dan siap dipasarkan. Kegiatan
seperangkat alur yang diikuti produk atau produksi teh daun kelor dilakukan setiap
jasa setelah produksi, berakhir dalam dua minggu sekali dan penjualan teh daun
pembelian dan digunakan oleh pengguna kelor dilakukan secara langsung maupun
akhir (Kotler dan Keller, 2009) Kesadaran online. 2) Kegiatan pemasaran pada
masyarakat akan kesehatan serta berbagai agroindustri teh celup daun kelor hanya
manfaat dari daun kelor menjadikan teh melibatkan satu saluran pemasaran yaitu
celup daun kelor memiliki pasar tersendiri. saluran pemasaran nol tingkat, karena
Berkembangnya dunia digital saat ini dalam pemasaran teh celup daun kelor
memungkinkan teh celup daun kelor tidak melibatkan lembaga pemasaran.
dipasaran secara luas, cepatnya informasi Saran
di era digital juga dimanfaatkan untuk Saran yang dapat diberikan
memperkenalkan produk, sehingga berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 1)
konsumen yang jauh dari lokasi Bagi pengusaha agroindustri teh celup
agroindustri dapat membelinya secara daun kelor skala produksi kecil agar dapat
online. meningkatkan kuantitas produksinya agar
nilai tambah dan keuntungan yang
KESIMPULAN DAN SARAN diperoleh meningkat. 2) Bagi dinas terkait
Kesimpulan yaitu Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Berdasarkan hasil pembahasan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai hendaknya dapat lebih mendukung
berikut: 1) Proses pengolahan dimulai dari pengembangan usaha, salah satunya
pengambilan daun kelor dari petani sebagai dengan memberikan pembinaan kembali
bahan baku pembuatan teh, kemudian pada petani kelor agar melaksanakan
pengikatan daun yang masih melekat pada kegitan yang mendukung agroindustri teh
tangkai, pencucian daun kelor, selanjutnya celup daun kelor. 3) Bagi peneliti lain
pelayuan daun, pengeringan daun dengan sebaiknya melakukan penelitian lanjutan

633
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 3,September 2019 : 627-634

strategi pengembangan agroindustri ten Heizer, J. dan Reider, B. 2001. Prinsip-


prinsip Manajemen Operasi.
celup daun kelor pada agroindustri teh
Penerbit Salemba Empat dan
celup dalam penelitian ini. Pearson Education Asia, Ptc. Ltd.
Simbolan, JM, M Sitorus, N Katharina.
DAFTAR PUSTAKA 2008. Cegah Malnutrisi dengan
Kelor. Kanisius. Yogyakarta.
Ahyari, A. 2003. Manajemen Produksi Swastha. 2008. Manajemen Pemasaran
Perencanaan Sistem Produksi. Modern. (edisi 2), Penerbit Liberty-
Lembaga Penerbit BPFE-UGM. Yogyakarta. Yogyakarta.
Yogyakarta. Thomas, A. 2007. Tanaman Obat
Anjayani dan Haryanto, 2009. Geografi: Tradisional. Kanisus. Yogyakarta
Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Kotler, P. Kaller. 2011. Manajemen
Citra Raya. Bandung. Pemasaran, edisi 13 Jilid 1 dan 2.
Kotler, P. Kaller. 2009. Manajemen Alih Bahasa : Bob Sabra, Erlangga.
Pemasaran edisi 13 Jilid 1. Jakarta.
Penerbit Erlangga. Jakarta.

634

Anda mungkin juga menyukai