ABSTRAK
Pemanfaatan tanaman kelor di Indonesia saat ini masih terbatas, selain pemanfaatan secara tradisional,
daun kelor hingga saat ini dikembangkan menjadi produk pangan modern seperti teh daun
kelor.Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Proses produksi, 2) Penyerapan tenaga kerja, 3) Pemasaran, 4)
Biaya dan pendapatan pada agroindustri teh celup daun kelor di PT. Lentera Bumi Nusantara. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penentuan informan ditentukan
dengan sengaja yaitu responden yang merupakan komisioner di PT. Lentera Bumi Nusantara. Hasil
peneitian menunjukan bahwa :1) Proses pengolahan dimulai dari pengambilan daun kelor dari petani
sebagai bahan baku pembuatan teh, kemudian pengikatan daun yang masih melekat pada tangkai,
pencucian daun kelor, selanjutnya pelayuan daun, pengeringan daun dengan oven, sortasi daun,
penghancuran daun dengan blander menjadi bubuk kelor, pengayakan bubuk, penimbangan bubuk,
pengemasan tahap satu pada tea bag, pengemasan tahap akhir, pengepressan, pelabelan, dan siap
dipasarkan. Kegiatan produksi teh daun kelor dilakukan setiap dua minggu sekali dan penjualan teh
daun kelor dilakukan secara langsung maupun online. 2) Kegiatan pemasaran pada agroindustri teh
celup daun kelor hanya melibatkan satu saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran nol tingkat, karena
dalam pemasaran teh celup daun kelor tidak melibatkan lembaga pemasaran.
ABSTRACT
The use of moringa plants in Indonesia is still limited, in addition to traditional use, moringa leaves
until now develoved into modern food products such as moringa eaft tea. This study aims to : 1)
Production process, 2) Absorption of labor, 3) Marketing, 4) Costs and revenues in moringa leaf
teabag industry in PT. Lentera Bumi Nusantara. The method used in this study is descriptive
qualitative determination of informants determined intentionally, namely respondents who are
commissioners at PT. Lentera Bumi Nusantara the results showed that :1) The treatment processing
starts from taking moringa leaves from the farmer as raw material for making tea, then binding the
leaves that are still attached to the leaves with oven, sorting leaf, destruction of leaves with blander
into moringa powder, powder extracting, powder weighing, packaging stage one on tea bag, final
packaging, pressing, labeling, and ready to be marketed. Moringa leaft tea production activites are
carried out every two weeks and the sale of moringa leaft tea is done directly or online. 2) Marketing
activities in in agroindustry of moringa leaft teabag only involve one marketing channel, zero level
marketing channel, because in marketing moringa leaft teabag do not involve marketing institutions.
627
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 3,September 2019 : 627-634
tropis dan subtropis pada semua jenis tanah pemanfaatan daun kelor lebih banyak
dan tahan terhadap musim kering dengan untuk memandikan jenazah, meluruhkan
toleransi terhadap kekeringan sampai 6 jimat, dan sebagai pakan ternak (Jonni,
bulan (Thomas, 2007). dkk. 2008).
Menurut penelitian C. Gopelan, Selain pemanfaatan secara
yang dilakukan di National Institute of tradisional, daun kelor hingga saat ini
Nutrition di Hyberabad, India, bahwa dikembangkan menjadi produk pangan
nutrisi kelor akan semakin tinggi apabila modern seperti teh daun kelor. Kelor
daun kelor dikeringkan dan dibubukan. merupakan salah satu komoditas pertanian
Daun kelor juga mengandung berbagai yang terabaikan di Kecamatan Cipatujah,
macam asam amino, antara lain asam sehingga perlu adanya suatu penanganan
amino yang berbentuk asam aspartat, asam pengolahan hasil daun kelor yang mampu
glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin, memberikan nilai tambah baik harga
histidin, lisin, arginin, venilalanin, ataupun kualitas yang lebih baik daripada
triftopan, sistein dan metionin. Bila dilihat komoditas mentahnya.
kandungan gizi daun kelor segar maupun Untuk meningkatkan nilai
kering, dibandingkan dengan tabel angka ekonomis dari tanaman kelor, salah satu
kecukupan gizi yang dikeluarkan oleh pengolahannya yaitu dengan cara
departemen kesehatan Republik Indonesia mengolah kelor menjadi teh celup daun
maupun WHO/FAO, maka daun kelor kelor. Pada tahun 2017 PT. Lentera Bumi
sangat memungkinkan untuk dikonsumsi Nusantara mengolah daun kelor menjadi
guna memenuhi berbagai kebutuhan gizi, teh celup setelah tahu kandungan gizi dan
terutama pada anak 1-3 tahun dan ibu manfaat yang terdapat didalam daun kelor.
hamil/menyusui (Jonni, dkk., 2008). PT. Lentera Bumi Nusantara membuat
Pemanfaatan tanaman kelor di inovasi kelor menjadi teh celup awalnya
Indonesia saat ini masih terbatas. hanya melakukan produksi dirumah warga
Masyarakat biasa menggunakan daun kelor dengan skala kecil karena pembuatan teh
sebagai pelengkap dalam masakan sehari- celup daun kelor hanya sebagai sampingan
hari, bahkan tidak sedikit yang menjadikan saja karena fokus utama PT. Lentera Bumi
tanaman kelor hanya sebagai tanaman Nusantara adalah pada kincir angin
pembatas lahan ladang ataupun sawah, pembangkit listrik.
bahkan di beberapa wilayah di Indonesia
628
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 3,September 2019 : 627-634
629
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 3,September 2019 : 627-634
630
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 3,September 2019 : 627-634
karena berada pada wadah tertutup, namun secara manual dengan mengambil satu-
air yang dihasilkan tidak mengalir persatu daun-daun yang cacat.
sehingga kotoran akan mengenai bahan 5. Pengeringan dan Penghalusan Daun
baku selanjutnya kecuali air yang berada Kelor
dalam ember tersebut setiap kali selesai Pengeringan daun kelor yang sudah
pencucian pertama, namun akan layu dilakukan dengan menggunakan oven
menghabiskan waktu yang lebih lama. yang membutuhkan waktu selama satu
Tahap selanjutnya adalah pelayuan, jam. Pan yang sudah berisi daun kelor
proses pelayuan ini dilakukan didalam kemudian dimasukan kedalam oven secara
ruangan yang sudah dilengkapi dengan tali horizontal. Oven ini menggunakan kompor
di langit-langit ruangan. Kelor yang sudah gas sebagai alat pembakarannya. Untuk
diikat dan dicuci digantungkan kemudian mengatasi kegosongan maka pan yang
dibiarkan selama 3 hari. Ruangan ini juga paling bawah dipindahkan ke tingkat
dilengkapi ventilasi, proses pelayuan ini paling atas setiap 5 menit sekali, kemudian
tidak dilakukan dibawah sinar matahari pan selanjutnya mengikuti sampai proses
langsung karena akan merusak zat-zat selesai. Daun yang kering ditandai dengan
penting yang terkandung didalam daun kerapuhan daun saat dihancurkan
kelor. Sehingga proses pelayuan hanya menggunakan tangan.
diangin-anginkan saja dan bisa Proses penghalusan daun kelor
menghabiskan waktu cukup lama. Tanda- dilakukan dengan menggunakan blander,
tanda proses pelayuan selesai adalah prosesnya adalah daun kelor yang sudah
bergugurannya daun kelor saat disentuh kering dimasukan kedalam blander
dan dikenai angin yang sedikit kencang. kemudian dipadatkan setelah itu dilakukan
4. Sortasi Daun Kelor proses penghancuran. Daun kelor yang
Selanjutnya adalah sortasi daun sudah dihaluskan dan menjadi bubuk daun
kelor yang sudah melewati proses kelor, kemudian selanjutnya adalah daun
pelayuan. Sortasi ini adalah proses kelor diayak sebanyak dua kali. Ayakan
pemisahan daun dari tangkainya dan yang digunakan adalah ayakan tepung.
membuang daun-daun jelek yang berwarna 6. Pengemasan Tahap Satu dan akhir
kuning serta memiliki hama atau hewan- Pengemasan tahap satu yaitu
hewan pengganggu. Proses ini dilakukan memasukan serbuk teh ke dalam tea bag,
dengan berat satu gram disetiap tea bag,
631
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 3,September 2019 : 627-634
setelah bubuk teh dimasukan kedalam tea pasar tersebut. Namun tidak jarang
bag diikuti pemasangan tali yang nantinya masyarakat menengah kebawah juga ikut
memudahkan proses pencelupan teh, maka membeli produk teh daun kelor. Pemasaran
selanjutnya dilakukan pengepersan tea bag dilakukan secara langsung dan online.
dengan menggunakan mesin press. Namun karena banyaknya mahasiswa dan
Pengepresan ini bertujuan untuk menutup mahasiswi yang melakukan praktek kerja
kantong the, kemudian selanjutnya adalah lapangan di PT. Lentera Bumi Nusantara,
pelabelan yaitu pemberian label kecil pada maka teh daun kelor selalu habis terjual di
tali yang sudah menyatu dengan tea bag. lingkungan perusahaan sendiri. Kegiatan
Pengemasan tahap ahir yaitu pemasaran teh celup daun kelor merupakan
memasukan 25 tea bag yang sudah diberi prosses pendistribusian produk dari
tali, dan label kecil kedalam pouch berlabel produsen ke konsumen. Swasta (2008),
atau kemasan besar yang kemudian menjelaskan bahwa pemasaran adalah satu
dilakukan pengpresan kembali agar pouch system keseluruhan dari kegiatan bisnis
tersegel dan siap untuk dipasarkan. yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan
Pemasaran Teh Celup Daun Kelor mendistribusikan barang dan jasa yang
Pemasaran produk yang dihasilkan memuasakan kebutuhan baik pada pembeli
PT. Lentera Bumi Nusantara dikelola oleh yang ada maupun pembeli potensial.
bidang pemasaran yang ada di PT. Lentera Saluran pemasaran teh celup daun
Bumi Nusantara, target pemasaran teh kelor dari produsen ke konsumen tersaji
daun kelor adalah konsumen menengah ke pada Gambar.
atas yang biasa mengkonsumsi makanan
Produsen Konsumen
dan minuman herbal. Kotler dan Keller
(2011) menjelaskan, pemasaran adalah
fungsi bisnis yang mengidentifikasikan Gambar . Saluran Pemasaran teh celup
keinginan dan kebutuhan yang belum daun kelor
dipenuhi, diantaranya mengukur seberapa Kegiatan pemasaran pada
besar pasar yang akan dilayani, pasar agroindustri teh celup daun kelor hanya
sasaran mana yang paling baik dilayani melibatkan satu saluran pemasaran yaitu
organisasi, menentukan harga produk jasa saluran pemassaran nol tingkat, karena
dan program yang tepat untuk melayani produsen tidak melibatkan lembaga
632
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 3,September 2019 : 627-634
633
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 3,September 2019 : 627-634
634