Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, Media Farmasi Vol. 12
No. 1 Tahun 2015 telah terbit.
Pada edisi ini, Jurnal Media Farmasi menyajikan 11 artikel yang
kesemuanya merupakan hasil penelitian. Enam artikel dari luar Fakultas Farmasi
UAD membahas, (1) Formulasi dan evaluasi masker wajah peel-off yang
mengandung kuersetin (2) Pengaruh polivinil pirolidon (PVP) dalam absorpsi
piroksikam (3) Uji perbandingan aktivitas antijamur Pityrosporum ovale dari
kombinasi ekstrak etanol buah belimbing wuluh dan daun sirih (4) Aktivitas
inhibisi α-amilase ekstrak karagenan dan senyawa polifenol (5) Uji antihipertensi
infus kombinasi biji dan rambut jagung (6) Layanan pesan singkat pengingat
meningkatkan kepatuhan minum obat. Lima artikel dari peneliti Fakultas Farmasi
UAD yang membahas tentang : (1) Formulasi emulgel minyak biji bunga
matahari (2) Aktivitas antifungi fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku (3)
Karakteristik genetik Actinomycetes (4) Simvastatin sebagai hepatoprotektor (5)
Faktor yang diprediksi berpengaruh terhadap pengobatan sendiri.
Harapan kami, jurnal ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau menjadi
referensi peneliti lain. Kritik dan saran membangun, senantiasa kami terima
dengan tangan terbuka.

Dewan Editor
Formulasi Emulgel Minyak Tika Monika, dkk 1

FORMULASI EMULGEL MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI


(Helianthus annuus L.) SEBAGAI SEDIAAN PENYEMBUH
LUKA BAKAR

SUNFLOWER (Helianthus annuus L.) SED OIL EMULGEL


FORMULATION AS DOSAGE FORM FOR BURN HEALING
THERAPY

Tika Monika, Citra Ariani Edityaningrum, Annas Binarjo

Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta


Email: annasbinarjo@yahoo.co.id

ABSTRAK

Luka bakar merupakan suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik, dan radiasi. Asam linoleat dan β-sitosterol merupakan senyawa aktif yang
ditemukan didalam minyak biji bunga matahari (Helianthus annuus L.) yang
mempunyai aktivitas dalam penyembuhan luka bakar. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui sifat fisik emulgel dan efek konsentrasi minyak biji bunga
matahari pada sediaan emulgel terhadap aktivitas penyembuhan luka. Pada
tahapan awal, minyak biji bunga matahari diidentifikasi kandungan β-sitosterol
(menggunakan KLT) dan kandungan asam linoleatnya (menggunakan GS-MS).
Selanjutnya minyak diformulasikan dalam emulgel dengan berbagai konsentrasi
minyak biji bunga matahari yaitu F1 (3%), FII (5%), dan F III(10%). Krim
dievaluasi sifat fisik meliputi pH, daya lekat, kemampuan proteksi, dan daya
sebar; serta daya penyembuh luka bakar denganhewan uji marmut. Pembuatan
luka bakar dilakukan dengan menggunakan solder yang telah dimodifikasi. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistika ANOVA dan LSD dengan
taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan emulgel minyak
biji bunga matahari dapat mempercepat penyembuhan luka bakar. Semakin tinggi
konsentrasi minyak biji bunga matahari, semakin tinggi aktivitasnya terhadap
penyembuhan luka, serta daya sebar dan daya lekatnya.

Kata kunci: minyak biji bunga matahari, emulgel, sifat fisik, asam linoleat, β-
sitosterol, luka bakar

ABSTRACT

A burn is damage to the skin or body tissue from exposure to heat, hot liquid,
chemicals, electricity, and radiation. High of burn influenced by way and long of
2 Media Farmasi Vol 12 No.1 Maret 2015 : 1-16

contact with heat source. Linoleic acid and β-sitosterol are known as active
compounds in sunflower seed oil (SSO) that have burn wound healing activity.
Thus, the purpose of this study was to evaluate the physico-chemical properties of
gel and that wound healing activity. The β-sitosterol content in SSO was identified
using TLC and the linoleic acid content using GC-MS. The SSO used in emulgel
formulation in various concentration (3%, 5%, and 10%). This experimental study
conducted on burns created on the skin of guinea pigs. The burns was made by
solder which has been modification. The diameter of burn was 2 cm. The wound
healing characteristics were no inflammation signs, no burning sensation, skin
was not swollen, and the colour of skin wound was white or like a normal skin.
Statistical analyses were performed using ANOVA and LSD.Overall, the emulgel
of SSO can accelerate the burn healing. The highest SSO concentration shows the
best in burn wound healing activity, the spread and adhesion ability.

Keywords: sunflower seed oil, emulgel,physical properties, linoleic acid, β-


sitosterol, burns

PENDAHULUAN gangguan kematian sel-sel (Effendi,

Kulit adalah organ tubuh yang 1999).

terletak paling luar dan merupakan Berdasarkan data WHO

pembatas dari lingkungan hidup (2012), diperkirakan 195.000

manusia. Kulit merupakan organ kematian terjadi di dunia setiap tahun

yang esensial dan vital serta akibat luka bakar yang dialami

merupakan cermin kesehatan dan korban kebakaran. Lebih dari 95%

kehidupan (Wasitaatmajaya, 2006). penderita luka bakar yang kondisinya

Luka bakar dapat timbul pada kulit fatal berada di negara-negara

akibat kulit terpejan suhu tinggi, berpenghasilan rendah dan

syok listrik, atau bahan kimia. Kulit menengah termasuk kawasan Asia

dengan luka bakar dapat mengalami Tenggara.

kerusakan epidermis, dermis maupun Dalam tradisi masyarakat

jaringan subkutan tergantung faktor Indonesia, pemakaian bahan-bahan

penyebab dan lamanya kulit kontak yang berasal dari alam untuk tujuan

dengan sumber panas atau pengobatan sudah dikenal secara luas

penyebabnya. Kedalaman luka bakar dan popular dengan nama

akan mempengaruhi kerusakan atau pengobatan tradisional. Salah


satunya yaitu penggunaan minyak
Formulasi Emulgel Minyak Tika Monika, dkk 3

biji bunga matahari (Helianthus meningkatkan kemotaksi dari


annuus L.) sebagai obat untuk luka leukosit polymorphonuclear (PMN)
bakar. Penelitian tentang minyak biji setelah kerusakan jaringan. Asam
bunga matahari yang pernah di linoleat adalah mediator pro
lakukan menunjukkan hasil bahwa inflamatori kuat yang menyebkan
minyak biji bunga matahari akumulasi dari leukosit dan
mempunyai aktivitas dalam makrofag (Miller, 1996).
penyembuhan luka dengan Cairan minyak biji bunga
menunjukkan pengurangan daerah matahari sebagai penyembuh luka
luka secara signifikan pada domba bakar memiliki kekurangan yaitu
(Marques et al, 2004). mudah tumpah dan berminyak. Oleh
Kemampuan Helianthus karena itu, perlu dikembangkan
annuus L. dalam mempercepat dalam suatu bentuk sediaan. Salah
proses penyembuhan luka berasal satunya yaitu pembuatan sediaan
dari kandungan zat aktif antara lain emulgel untuk minyak biji bunga
β-sitosterol dan asam linoleat yang matahari. Emulgel adalah emulsi
terdapat pada bagian biji bunga baik O/W maupun W/O yang dibuat
mataharinya. β-sitosterol merupakan gel dengan mencampurkannya
steroid alami yang bersifat estrogenik dengan gelling agent. Sediaan
yang mampu menjaga kelembapan emulgel mudah diaplikasikan pada
area luka sehingga memungkinkan kulit, memberikan efek dingin, dan
pertumbuhan sel. Pada fase pelepasan obatnya baik (Mohamed,
inflamasi, β-sitosterol membatasi 2004).
jumlah prostasiklin sehingga Berdasarkan uraian latar
membantu mempercepat fase belakang tersebut di atas maka
inflamasi. Selain itu, β-sitosterol juga dilakukan penelitian dengan
membantu angiogenesis sehingga memformulasikan minyak biji bunga
dapat mempercepat fase proliferasi matahari dalam sediaan emulgel
(Pramono, 2009). minyak biji bunga matahari.
Asam linoleat merupakan asam
lemak tak jenuh yang berperan dalam
4 Media Farmasi Vol 12 No.1 Maret 2015 : 1-16

METODE PENELITIAN trifluorida dalam metanol. Campuran


dikocok dan dipanaskan dengan cara
Bahan yang digunakan pada
direfluks selama 30 menit pada suhu
penelitian ini antara lain, minyak biji
80 oC. Selanjutnya didinginkan dan
bunga matahari (produksi Pusat Studi
ditambah heksan dan didiamkan
Dinamika Sosial Universitas Ahmad
sampai terbentuk 2 lapisan. Lapisan
Dahlan (PSDS UAD), aquadest,
atas (heksana) diambil untuk
karbopol, metil paraben, propilen
kemudian dimasukkan ke dalam vial
glikol, dan Tri Etanol Amin (TEA).
untuk dianalisis lebih lanjut dengan
Kontrol positif yang digunakan
alat GC-MS.
adalah bioplacenton. Hewan uji yang
Asam linoleat diidentifikasi
digunakan yaitu marmot. Anastesi
dengan alat GC-MS (QP2010S
lokal yang dipakai adalah etil
Shimadzu), kolom Agilent DB-1,
klorida. Alat-alat yang digunakan
dengan panjang 30 meter. Gas
yaitu alat-alat gelas, alat pencukur
pembawa yang digunakan adalah
bulu marmut, alat penginduksi panas,
helium, pengion EI (Elektron
alat uji daya lekat, alat uji daya
impact), dan suhu kolom sebesar
sebar, gunting, kain kasa, lempeng
180-300 oC. Tekanan alat diatur pada
kaca berskala, termometer,
16,5 kPa, dan suhu detektor pada 300
spektrofotometer GC-MS (Shimadzu o
C.
QP2010S), dan timbangan.
Analisis menggunakan KLT
Jalannya Penelitian
Kandungan β-sitosterol diidentifikasi
Analisis komponen minyak biji
menggunakan KLT fase diam silica
bunga matahari
gel 60 F254 dan fase gerak toluene-
Analisis menggunakan GC-MS
etil asetat (80:20). Mula-mula sampel
Sebelum sampel minyak
uji ditambahkan 5 mL etanol,
dianalisa dengan GC-MS, terlebih
digojok dengan vortex, dan
dahulu dilakukan esterifikasi dengan
dimaserasi selama 24 jam. Fase
cara 1 mL sampel minyak yang telah
etanol diambil, dan perlakuan
diekstrak dimasukkan ke dalam
ekstraksi tersebut diulang sebanyak 2
tabung dan direaksikan dengan boron
kali.
Formulasi Emulgel Minyak Tika Monika, dkk 5

Fase etanol dievaporasi dan homogen. Setelah itu, ditambah


ditambahkan 200 µL etanol. Sampel propilengikol dan TEA hingga
dan standar β-sitosterol ditotolkan terbentuk gel yang mengembang dan
pada lempeng silica gel 60F254. jernih. Ke dalam basis gel
Lempeng dimasukkan ke dalam ditambahkan minyak biji bunga
chamber yang telah berisi fase gerak matahari yang telah ditambah dengan
toluene-etil asetat (80:20) jenuh, dan metil paraben dan telah dilarutkan
dielusi hingga batas. Setelah kering, dengan etanol. Pengadukan
lempeng disemprot dengan pereaksi dihentikan dan gel disimpan dalam
Lieberman bucard dan dipanaskan wadah tertutup. Gel didiamkan
pada suhu 110oC selama 2 menit. selama 24 jam hingga gelembung-
Kemudian dibaca pada densitometer gelembung hilang (Hasyim, 2011).
pada panjang gelombang 360 nm. Sediaan gel dibuat dalam 3 formula
Pembuatan gel (FI, FII, dan FIII) dengan variasi
Pembuatan gel dilakukan konsentrasi yang berbeda seperti
dengan mencampurkan karbopol disajikan dalam Tabel I.
dalam aquadest lalu digerus hingga

Tabel I. Formula Gel Minyak Biji Bunga Matahari dengan berbagai Konsentrasi

Komponen Kontrol (-) FI F II F III

Minyak Biji Bunga Matahari - 3 5 10

Karbopol 940 1 1 1 1

TEA 2 2 2 2

Propilenglikol 5 5 5 5

Metil Paraben 0,5 0,5 0,5 0,5

Aquadest ad 100 100 100 100

Keterangan: satuan dalam mL. Kontrol positif yang dipakai adalah Bioplacenton
6 Media Farmasi Vol 12 No.1 Maret 2015 : 1-16

Evaluasi emulgel minyak biji bunga dihitung dengan rumus seperti pada
matahari persamaan 1.
Uji pH
Uji dilakukan dengan A= лx0.25D2 .......... (1)
Keterangan : A: Luas penyebaran
mengukur pH emulgel dengan kertas
D: Diameter
indikator pH universal. Sejumlah Л: 3,14 atau 22/7

emulgel dioleskan pada kertas pH


Kemampuan melekat
dan ditunggu perubahan warna yang
Emulgel minyak biji bunga
ada. Warna yang berbentuk
matahari ditimbang 2 gram, dan
dicocokan dengan skala pH.
diletakkan di atas objek gelas yang
Uji daya sebar
telah ditentukan luasnya. Kemudian
Ditimbang sebanyak 500 mg
diletakkan objek gelas lain di atas
emulgel minyak biji bunga matahari
emulgel tersebut. Kemudian ditekan
dan diletakkan di tengah kaca bulat
dengan beban 1 kg selama 5 menit.
berskala, sebelumnya ditimbang
Objek glass dipasang pada alat tes
dahulu kaca yang lain dan diletakkan
dan dilepaskan beban seberat 80
kaca tersebut di atas gel dan
gram. Dicatat waktu yang diperlukan
dibiarkan selama 1 menit. Kemudian
hingga objek glass tersebut lepas.
diukur diameter emulgel yang
Uji daya proteksi
menyebar dengan cara diambil
Uji ini dilakukan dengan cara
panjang rata-rata diameter dari
membasahi kertas saring ukuran 10 x
beberapa sisi. Kemudian
10 cm dengan fenolftalein, kemudian
ditambahkan 50 gram beban
dikeringkan. Setelah kering kertas
tambahan dan didiamkan selama satu
saring diolesi dengan emulgel
menit. Dicatat diameter emulgel
minyak biji bunga matahari. Di
yang menyebar, kemudian ditambah
dalam kertas saring lain, dibuat area
dengan beban 50 gram lagi dan
dengan ukuran 2,5 x 2,5 cm dengan
dicatat diameter emulgel minyak biji
pembatas dengan parafin padat yang
bunga matahari yang menyebar
telah dilelehkan, dan ditunggu
seperti sebelumnya. Luas penyebaran
sampai kering. Kemudian kertas
tersebut ditempelkan pada kertas
Formulasi Emulgel Minyak Tika Monika, dkk 7

saring sebelumnya, pada kertas Luka yang terjadi diolesi


saring I (yang ada emulgelnya), dengan sediaan uji dan dilakukan
ditetesi larutan KOH 0,1 N dan hingga luka sembuh (diameter luka
diamati apakah ada noda warna sama dengan nol bila luka sudah
merah atau tidak pada kertas tertutup oleh jaringan baru).
tersebut. Pengamatan dilakukan pada Persentase penyembuhan luka bakar
waktu 15 detik, 30 detik, 45 detik, 6 dihitung dengan persamaan 3.
detik, 3 menit, dan 5 menit.
Dilakukan pengulangan 5 kali pada .... (3)

setiap formula. Keterangan :


Perlukaan pada kulit marmut WC: Persentase penyembuhan hari(%)
Do : Diameter luka hari pertama (cm)
Pembuatan luka pada kulit Dt : Diameter luka hari ke-x (cm)

marmut ini menggunakan metode Lama penyembuhan luka adalah


Suratman (1996) yang dimodifikasi. waktu yang diperlukan hingga nilai
Marmut dicukur pada punggungnya, WC 100%
kemudian dianastesi dengan etil
klorida. Kulit diinduksi dengan alat
penginduksi panas dengan suhu 80o
C selama 7 detik. Alat penginduksi
panas berupa lempeng logam dengan
diameter 2,5 cm yang dihubungkan
Gambar 1. Cara pengukuran diameter luka
dengan sebuah elemen pemanas yang bakar (Suratman, 1996)
mempunyai daya 40 watt dan Keterangan:
dx(a) : Diameter luka ke-a
tegangan 220 volt. Diameter luka dx(b) : Diameter luka ke-b
dx(c) : Diameter luka ke-c
bakar diukur seperti pada persamaan dx(d) : Diameter luka ke-d
2 dan dihitung rata-ratanya:
Pemberian sediaan emulgel minyak

dx = dx(a)+dx(b)+dx(c)+dx(d)….(2) biji bunga matahari


4 Sebanyak 5 ekor marmut
dx = diameter luka hari ke-x yang yang dibagi menjadi 5 kelompok
ditunjukkan pada gambar 1
perlakuan yaitu marmut yang diberi
8 Media Farmasi Vol 12 No.1 Maret 2015 : 1-16

emulgel basis sebagai kontrol di olesi 4 jenis formula yaitu kontrol


negatif, emulgel minyak biji bunga positif, kontrol negatif, formula I,
matahari 3%, emulgel minyak biji dan formula II.
bunga matahari 5%, emulgel minyak
biji bunga matahari 10%, dan gel
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bioplacenton sebagai kontrol positif.
Masing-masing marmut terdapat 4 Hasil Identifikasi Minyak Biji Bunga
luka bakar. Pembagian pengolesan Matahari
emulgel dilakukan secara acak. a. Uji Indeks Bias
Pemberian emulgel dilakukan Hasil indeks bias yang
setiap hari 2 kali dengan cara diperoleh yaitu sebesar 1,4745 ±
mengoleskannya di bagian luka 0,00007 pada suhu 25oC. Niir board
bakar pada marmut. Sebelum diolesi, (2006) menyebutkan nilai indeks bias
luka dibersihkan dahulu dengan minyak biji bunga matahari pada
alkohol. Marmut I: Marmut dengan 4 suhu 250C adalah 1,472 – 1,474.
luka bakar yang di olesi 4 jenis Oleh karena itu, minyak biji bunga
formula yaitu kontrol negatif, matahari dalam penelitian ini sesuai
formula I, formula II, dan formula dengan yang diteliti oleh Niir board.
III. Marmut II: Marmut dengan 4 b. Identifikasi Komposisi
luka bakar yang diolesi 4 jenis Identifikasi minyak biji bunga
formula yaitu kontrol positif, formula matahari dilakukan dengan metode
I, formula II, dan formula III. GC-MS. Kromatogram hasil
Marmut III : marmut dengan 4 luka identifikasi minyak biji bunga
bakar yang di olesi 4 jenis formula matahari dapat dilihat pada gambar
yaitu kontrol positif, kontrol negatif, 2. Kandungan terbesar dari minyak
formula II, dan formula III. Marmut biji bunga matahari yang digunakan
IV: Marmut dengan 4 luka bakar pada penelitian ini adalah metil-9,
yang di olesi 4 jenis formula yaitu 12-asam oktadekadienoat (ester asam
kontrol positif, kontrol negatif, linoleat) dengan kadar 60,25%
formula I, dan formula III. Marmut (Tabel II). Senyawa metil-9,12-asam
V: Marmut dengan 4 luka bakar yang oktadekadienoat (ester asam linoleat)
Formulasi Emulgel Minyak Tika Monika, dkk 9

dalam minyak biji bunga matahari menggunakan fase diam silica gel 60
diketahui dapat mempercepat proses F254 dan fase gerak toluen-etil asetat
penyembuhan luka (Pramono, 2009). (80:20) ini dihasilkan Rf sampel
Untuk mengetahui adanya sebesar 0,56. Kadar β-sitosterol pada
kandungan senyawa β-sitosterol minyak biji bunga matahari yang
digunakan metode kromatografi lapis diperoleh sebesar 55,69 ppm.
tipis (KLT). Dari hasil pengujian

Gambar 2. Kromatogram Hasil GC-MS Minyak Biji Bunga Matahari

Tabel II. Data Hasil Analisis Kromatografi Gas Minyak Biji Bunga Matahari

Waktu
No Kadar Rumus Bobot
Retensi Kemungkinan senyawa SI
Peak (%) molekul molekul
(menit)

1 12,542 7,50 Metyl heksadekanoat C17H34O2 270 95

2 15,806 60,25 Metil-9,12-asam C19H34O2 294 96


oktadekadienoat (ester
asam linoleat)

3 15,958 29,14 Methyl 9-octadekenoate C19H36O2 296 97

4 16,469 3,11 Metyl oktadekanoat C19H38O2 298 95

Keterangan:
SI = Similarity Index, tingkat kemiripan spektra sampel terhadap spektra standar pada
database Mass Spectra
10 Media Farmasi Vol 12 No.1 Maret 2015 : 1-16

Tabel III. Hasil pengamatan organoleptis emulgel minyak biji bunga matahari

Kontrol (-) FI F II F III


Putih agak
Bening Putih Putih pekat
Warna pekat

Tidak Tidak
Bau Tidak berbau Tidak berbau
berbau berbau

Konsistensi Semi padat Semi padat Semi padat Semi padat

Uji Organoleptis Emulgel Minyak b. Uji Daya Lekat


Biji Bunga Matahari Berdasarkan gambar 3 diketahui
Hasil uji organoleptis emulgel bahwa formula III memiliki daya
minyak biji bunga matahari dapat lekat paling besar yaitu 23.00±1.83
dilihat pada Tabel III. menit. Semakin tinggi konsentrasi
Uji Sifat Fisik Emulgel Minyak Biji minyak biji bunga matahari dalam
Bunga Matahari sediaan emulgel maka kemampuan
a. Uji pH daya melekatnya semakin meningkat
Hasil pengukuran pH karena minyak biji bunga matahari
menunjukan bahwa semua formula lebih lengket daripada air. Melalui
memiliki pH 6. Hasil tersebut uji ANOVA dengan taraf
memenuhi kriteria pH mantel kulit, kepercayaan 95% diketahui bahwa
yaitu berada pada interval pH 4,5 – daya lekat F I, F II, dan F III berbeda
6,5 sehingga emulgel aman untuk bermakna (p < 0,05). Dari uji LSD
digunakan karena tidak akan dapat diketahui bahwa formula
menyebabkan iritasi (Djajadisastra et dengan kadar 5% (F II) mempunyai
al, 2008). daya lekat yang sama dengan sediaan
yang telah beredar.
Formulasi Emulgel Minyak Tika Monika, dkk 11

Gambar 3. Nilai daya lekat sediaan emulgel. Peningkatan kadar minyak meningkatkan daya lekat
sediaan. Ι : simpangan baku.

Tabel IV. Hasil Evaluasi Kemampuan Proteksi Sediaan Emulgel

Formula 15 detik 30 detik 45 detik 60 detik 3 menit 5 menit

Kontrol (-) - - - - - -
Kontrol (+) - - - - - -
FI - - - - - -
F II - - - - - -
F III - - - - - -

Gambar 4. Grafik rata-rata uji daya sebar emulgel minyak biji bunga matahari dari masing-
masing kelompok perlakuan, Ι : simpangan baku.
12 Media Farmasi Vol 12 No.1 Maret 2015 : 1-16

c. Kemampuan Proteksi ANOVA dengan taraf kepercayaan


Hasil evaluasi uji kemampuan 95% diketahui bahwa daya sebar FI,
proteksi emulgel minyak biji bunga FII, dan FIII berbeda bermakna (p <
matahari ditunjukkan pada Tabel IV. 0,05). Dari uji LSD dapat diketahui
Secara umum dapat diketahui bahwa bahwa minyak biji bunga matahari
semua formula emulgel memiliki kadar 5% mempunyai daya sebar
kemampuan proteksi karena pada yang sama dengan kadar 10%.
waktu 5 menit tidak menimbulkan Waktu Penyembuhan Luka Bakar
noda merah. Data hasil uji efek
d. Uji Daya Sebar penyembuhan luka dari lima
Hasil evaluasi daya sebar kelompok perlakuan (Tabel V)
emulgel minyak biji bunga matahari menunjukkan adanya perbedaan
seperti yang terlihat pada Gambar 4. waktu penyembuhan luka. Semakin
Berdasarkan hasil tersebut diketahui tinggi kadar minyak biji bunga
bahwa formula III memiliki daya matahari pada sediaan emulgel
sebar paling besar yaitu 10.70±0.51 minyak biji bunga matahari, maka
cm2. Semakin tinggi konsentrasi semakin cepat penyembuhannya, hal
minyak biji bunga matahari dalam ini dikarenakan semakin besar pula
sediaan gel maka kemampuan daya zat aktif yang terserap ke permukaan
menyebarnya semakin meningkat. kulit sehingga akan mempercepat
Hal ini disebabkan adanya fase proses penyembuhan luka bakar
minyak menurunkan kekompakan tersebut.
gel yang bersifat hidrofil. Melalui uji

Tabel V. Lama Waktu Sembuh Luka Bakar dari Masing-Masing Kelompok Perlakuan

Waktu Replikasi Replikasi Replikasi Replikasi Rata-rata


SD
sembuh I II III IV (hari)

Kontrol (-) 41 43 41 41 1 41,5


Kontrol (+) 21 23 19 21 1,63 21
FI 31 33 35 31 1,91 32,5
F II 29 27 29 31 1,63 29
F III 27 23 27 23 2,3 25
Formulasi Emulgel Minyak Tika Monika, dkk 13

Melalui uji ANOVA dengan disimpulkan bahwa perkiraan fase


taraf kepercayaan 95% diketahui inflamasi terjadi pada hari ke-0
bahwa waktu sembuh luka bakar sampai hari ke-5, fase proliferasi
marmot menggunakan emulgel F I, F terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-
II, dan F III berbeda bermakna (p < 15, dan setelah hari ke-15 disebut
0,05). Dari uji LSD dapat diketahui fase penyudahan.
bahwa signifikansi kelima kelompok Berdasarkan penelitian
berbeda bermakna. Hal ini dilihat Pramono (2009), β-sitosterol
dari nilai signifikansi semua formula berperan dalam proses penyembuhan
kurang dari 0,05. luka pada fase inflamasi. Namun
Kecepatan Penutupan Luka Bakar pada penelitian ini fase inflamasi
Kecepatan penutupan luka tetap terjadi dari hari ke-0 hingga
bakar merupakan kecepatan yang hari ke-5 untuk semua formula.
diperoleh dari nilai negatif Sehingga dapat dikatakan dari hasil
kemiringan (-b) dari persamaan penelitian ini diketahui bahwa β-
regresi linear antara hari dengan luas sitosterol tidak mengurangi efek
area penyembuhan luka. Grafik inflamasi pada luka bakar. Hal ini
kecepatan penutupan luka dapat disebabkan karena kandungan β-
dilihat pada Gambar 5. sitosterol yang sangat sedikit didalam
Berdasarkan hasil tersebut minyak biji bunga matahari yaitu
diketahui bahwa kecepatan 55,69 ppm. Kadar normal β-
penutupan luka bakar emulgel sitosterol yaitu 76,5 ppm. Sedikitnya
minyak biji bunga matahari dari yang kandungan β-sitosterol ini dapat
tercepat ke yang terlama berturut- disebakan karena lokasi penanaman
turut yaitu kontrol (+) yaitu dan waktu pemanenan bunga
bioplacenton, emulgel dengan kadar matahari yang yang berbeda, dapat
10%, 5%, 3% kemudian yang pula disebabkan karena cara
terlama yaitu kontrol (-). pembuatan minyak biji bunga
Berdasarkan gambar tersebut matahari yang berbeda.
14 Media Farmasi Vol 12 No.1 Maret 2015 : 1-16

Gambar 5. Grafik kecepatan penutupan luka bakar (cm2/hari)

Tabel VI. Kecepatan penyembuhan luka bakar

Kelompok Rata-rata (cm2/hari) SD

Kontrol (-) 0,075 0,008

Kontrol (+) 0,202 0,018

FI 0,099 0,009

F II 0,122 0,004

F III 0,144 0,013

Hasil kecepatan penutupan luka homogenitas dengan uji Levene nilai


bakar dapat dilihat pada Table VI. signifikansi sebesar 0,265 yang lebih
Data yang diperoleh kemudian besar dari 0,05 (p=95%) sehingga
dianalisa dengan SPSS 16 for data dikatakan homogen. Selanjutnya
windows. Berdasarkan hasil uji dilakukan uji analisis ANOVA dan
normalitas dengan uji Kolmogorov- LSD pada taraf kepercayaan 95%,
Smirnov nilai signifikansi sebesar dan diketahui terdapat perbedaan
0,729 yang lebih besar dari 0,05 yang signifikan antar formula (p
(p=95%) sehingga data terdistribusi <0,05).
normal kemudian dilakukan uji
Formulasi Emulgel Minyak Tika Monika, dkk 15

KESIMPULAN Topical Application of


Sunflower-seed oil on Open
Semakin tinggi konsentrasi Wound Healing in Lambs,
minyak biji bunga matahari dalam Original Article, 2: 196-209.
Miller,. A.L., 1996, Antioxidant
sediaan emulgel, menyebabkan Flavonoids: structure,
semakin tinggi aktivitasnya sebagai function and clinical usage,
penyembuh luka bakar, serta Alternativ Medical
Review,1(2): 103-111.
semakin meningkat daya sebar dan
Mohamed, Magdy I., 2004,
daya lekatnya. Emulgel minyak biji Optimization of
bunga matahari memberikan efek chlorphenesin emulgel
formulation, AAPS, 6(3): 81–
optimal pada formula dengan kadar
87, doi:
minyak biji bunga matahari 10%. 10.1208/aapsj060326.
Niir Board, 2006, Modern
Technology Of Oils, Fats & Its
Derivatives, New dehli, India,
DAFTAR PUSTAKA Asia pasific Business Press Inc,
Hal 100.
Djajadisastra, J., Iskandarsyah dan http://books.google.co.id/books?
Novitasari, R., 2008, Pengaruh id=rChwMIJHdE8C&pg=PA10
AHA (Asam Laktat) terhadap 0&lpg=PA100&dq=refractive+i
Penetrasi kafein sebagai ndex+of+sunflower+seed+oil,nii
Antiseselulit dalam Sediaan r+board&source., diakses
Krim, Gel, dan Salep secara In tanggal 20 Mei 2013.
Vitro, Proceeding Kongres Pramono, A., 2009, Pengaruh
Ilmiah ISFI XVI, Yogyakarta. Aplikasi Topikal Ekstrak
Effendi. C., 1999, Perawatan Pasien Minyak Biji Bunga Matahari
Luka Bakar, 10: 18-20, 25, (Helianthus annuus) Terhadap
EGC: Jakarta. Penyembuhan Luka, Disertasi,
Hasyim, N., Faradiba, Fakultas Kedokteran Gigi UGM,
Baharuddin,GA., 2011, Yogyakarta.
Formulasi Gel Sari Buah Suratman, Sumiwi, S.A., Gozali, D,
Belimbing Wuluh (Averrhoa 1996, Pengaruh Ekstrak Antanan
bilimbi L.), Majalah Farmasi dalam Bentukan Salep, Krim
dan Farmakologi, 15: 5-9 dan Jelly Terhadap
Marques, S.R., Peixoto, C.A., Penyembuhan Luka Bakar,
Messias, J.,B Albuquerque., and Cermin Dunia Kedokteran,
Silva, V.A., 2004, The Effect of Jakarta: 31-36.
16 Media Farmasi Vol 12 No.1 Maret 2015 : 1-16

Wasitaatmajaya, S.M., 2006, Ilmu


Penyakit Kulit dan Kelamin, 3,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
WHO, 2012, Burns : World Health
Organization,
www.who.int/mediacenter,
diaskes tanggal 29 Juli 2015.

Anda mungkin juga menyukai